Oleh
AHMAD SYU’BI ALWI
18116580
i
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
AHMAD SYU’BI ALWI
18116580
Pembimbing I Pembimbing 2
ii
DAFTAR ISI
2. Pesantren ......................................................................... 16
iii
d. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Life Skills di Pesantren 25
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul Penelitian
atau mengaji seputar agama saja (kitab kuning, bandungan, sorogan, hafalan
dan lain sebagainya) dan anggapan bahwa pesantren dahulu dianggap tabu
tersebut sudah menjadi keniscayaan atau kebutuhan, apalagi jika hal ini
semata. Para santrinya dibekali pula ilmu-ilmu yang berkaitan dengan ilmu-
ilmu kemandirian dan life skill seperti berdagang, beternak, pertanian, ladang
1
dan lain sebagainya. Sehingga tidaklah mengherankan bila pergerakan
perjuangan Islam pertama kali, cikal bakalnya adalah para pedagang Muslim.1
dimiliki.3 Hal yang paling ironis adalah ketika para santri itu lulus, ternyata
kebingungan mau melaksanakan apa, mau usaha apa dan mau kerja apa.
Untuk itu, pesantren tidak bisa lagi berdiam diri dengan fokus dalam ilmu
keagamaan saja dan tak ada satupun alasan bagi pesantren untuk hanya
1
Setyorini Pradiyati, Pola Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pondok Pesantren, (Jakarta:
Departemen Agama RI, 2003), hal. 20.
2
H.M Annas Mahduri, dkk, Panduan Organisasi Santri (Edisi Revisi), (Jakarta: CV.
Kathoda, 2005), hal. 1.
3
Wawancara dengan K.H. Abdul Qodir Jaelani selaku pengasuh Pondok Pesantren Nurul
Hidayah Kandung Kebumen, pada tanggal 29 November 2021.
2
mempertahankan masa lalu tanpa memikirkan masa depan terlebih lagi di era
dan lain sebagainya mereka sering kali mengalami masalah. Oleh sebab itu
pendidikan life skill dalam meningkatkan jiwa para santrinya melalui kegiatan
output santri yang berkualitas dan kompetitif. Selain itu pendidikan ini
4
Wawancara dengan K.H. Abdul Qodir Jaelani selaku pengasuh Pondok Pesantren Nurul
Hidayah Kandung Kebumen, pada tanggal 29 November 20211.
3
Pondok Pesantren Darul
Falah Be-Songo Ngaliyan
Semarang meru-
pakan salah suatu
lembaga pesantren yang
menarik untuk dijadikan
tempat atau tujuan
penelitian. Hal itu karena
pondok pesantren tersebut
telah melaksanakan
program-program yang
berorientasi ke masa
depan.
4
Hal ini terlihat dalam
beberapa program, di
antaranya menerapkan ke-
satuan antara teori dan
praktik, akademik yang
totalitas, membentuk
generasi Muslim yang
Islami. Meskipun
pesantren ini tergolong
baru,
namun pesantren ini
mampu menerapkan
pendidikan pesantren ber-
basis life skills dengan baik
5
Pondok Pesantren Darul
Falah Be-Songo Ngaliyan
Semarang meru-
pakan salah suatu
lembaga pesantren yang
menarik untuk dijadikan
tempat atau tujuan
penelitian. Hal itu karena
pondok pesantren tersebut
telah melaksanakan
program-program yang
berorientasi ke masa
depan.
6
Hal ini terlihat dalam
beberapa program, di
antaranya menerapkan ke-
satuan antara teori dan
praktik, akademik yang
totalitas, membentuk
generasi Muslim yang
Islami. Meskipun
pesantren ini tergolong
baru,
namun pesantren ini
mampu menerapkan
pendidikan pesantren ber-
basis life skills dengan baik
7
Pondok Pesantren Darul
Falah Be-Songo Ngaliyan
Semarang meru-
pakan salah suatu
lembaga pesantren yang
menarik untuk dijadikan
tempat atau tujuan
penelitian. Hal itu karena
pondok pesantren tersebut
telah melaksanakan
program-program yang
berorientasi ke masa
depan.
8
Hal ini terlihat dalam
beberapa program, di
antaranya menerapkan ke-
satuan antara teori dan
praktik, akademik yang
totalitas, membentuk
generasi Muslim yang
Islami. Meskipun
pesantren ini tergolong
baru,
namun pesantren ini
mampu menerapkan
pendidikan pesantren ber-
basis life skills dengan baik
9
Pondok Pesantren Darul
Falah Be-Songo Ngaliyan
Semarang meru-
pakan salah suatu
lembaga pesantren yang
menarik untuk dijadikan
tempat atau tujuan
penelitian. Hal itu karena
pondok pesantren tersebut
telah melaksanakan
program-program yang
berorientasi ke masa
depan.
10
Hal ini terlihat dalam
beberapa program, di
antaranya menerapkan ke-
satuan antara teori dan
praktik, akademik yang
totalitas, membentuk
generasi Muslim yang
Islami. Meskipun
pesantren ini tergolong
baru,
namun pesantren ini
mampu menerapkan
pendidikan pesantren ber-
basis life skills dengan baik
Pondok Pesantren Nurul Hidayah, Kebumen merupakan salah suatu
11
penelitian. Hal itu karena pondok pesantren tersebut telah melaksanakan
Kebumen bahkan beberapa kali menjadi rujukan.5 Hal ini terlihat dari
pembuatan peci, tas, pembuatan tahu, tempe, peternakan dan lain sebagainya.
pertanian. Dari kegiatan wirausaha ini, para santri pondok pesantren Nurul
masyarakat dan menepis anggapan tentang santri yang hanya pintar mengaji
5
Wawancara dengan K Mufid Munawar, selaku lurah pondok pesantren Nurul Hidayah,
Bandung, Kebumen, pada tanggal 7 Desember 2021
6
Wawancara dengan Khoerul Anwar, selaku ketua pelaksana harian pembuatan peci, pada
tanggal 7 Desember 2021.
12
eskipun lembaga pesantren
tersebut menerapkan
pendidikan ber-
wawasan life skills, namun
tidak meninggalkan tradisi
pesantrennya. Hal
ini didasarkan pada teori
pesantren yang
mengatakan bahwa
pesantren
merupakan salah satu
bentuk lingkungan
“masyarakat” yang unik
dan
13
memiliki tata nilai
kehidupan yang positif.
Selain itu, lembaga
pesantren
ini memiliki tujuan untuk
mendalami ilmu agama
Islam (tafaqquh
ad-din) dengan
menekankan pentingnya
moral dan pengalaman
ajaran
Islam dalam kehidupan
bermasyarakat
Meskipun Pondok Pesantren Nurul Hidayah, Bandung, Kebumen
tradisi pesantrennya atau ciri khasnya. Hal ini didasarkan pada program
14
pesantren salaf pada umumnya. Tradisi kepesantrenan ini dapat terlihat pada
santri, kiai, masjid, pondok (asrama) dan kitab klasik. Selain itu, pesantren
halaqah, bahtsul masail, dan sebagainya.7 Untuk itu pendidikan life skills
Kebumen).
C. Pembatasan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, agar pembahasan dalam penelitian ini
lebih terarah dan lebih fokus maka penelitian ini dibatasi hanya membahas
apa yang menjadi pokok kajian yaitu tentang pendidikan life skill yang
7
Observasi di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Bandung Kebumen pada tanggal 29
November 2021.
15
D. Rumusan Masalah
men?
E. Penegasan Istilah
awalan “pe” dan akhiran “an” yang mengandung arti perbuatan (hal, cara,
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.10 Dalam penelitian ini,
8
Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa, (Yogyakarta: Teras,
2012), hal. 81.
9
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa
Berperadaban, Cetakan Kedua, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), hal. 17.
10
Muhaimin, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Surabaya: Karya Abditama), hal. 6.
16
pendidikan yang dimaksud adalah bimbingan pelatihan keterampilan untuk
hidup (life skill) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani
tian ini life skills yang dimaksud adalah life skill yang bersifat kecakapan
han untuk para santri melalui kewirausahaan pesantren agar para santri
2. Pesantren
berasal dari kata santri yang mendapat awalam “pe” dan akhiran “an” yang
11
Lukman Hakim, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: Wacana Prima, 2007), hal. 217.
12
Ahmad Muthohar, Ideologi Pendidikan Pesantren, (Pesantren di Tengah Arus Ideologi-
Ideologi Pendidikan), Cetakan Pertama, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2007), hal. 11.
17
sebagai lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari,
yang mana di dalamnya terdapat santri yang dapat diajar dan belajar
dengan berbagai ilmu agama dan didukung asrama sebagai tempat tinggal
diprakarsai oleh Romo K.H. Khaulawi yang mempunyai kurang lebih 300
santri dari berbagai penjuru kota. Secara geografis pondok pesantren Nurul
F. Tujuan Penelitian
dayah Kebumen.
13
B. Marjani Alwi, Pondok Pesantren: Ciri Khas, Perkembangan, dan Sistem
Pendidikannya, (Jurnal), (Makasar: Universitas Muhammadiyah Makasar, 2016), hal. 207.
14
Dokumentasi Profil Pondok Pesantren Nurul Hidayah Bandung Kebumen diakses pada
tanggal 7 Desember 2021.
18
2. Untuk mendeskripsikan aktualisasi pendidikan life skill dalam
G. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat dari penelitian ini dapat dilihat dari dua sudut
pandang, di antaranya:
1. Secara Teoritis
stakeholders yang terkait dengan Pondok Pesantren dan menjadi salah satu
tengah kemajuan zaman dan masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
2. Secara praktis
berikut:
19
b. Bagi wali santri dapat memantapkan pilihan alternatif bagi putra-
putrinya tanpa ada keraguan tentang masa depan output anaknya dari
c. Bagi para santri semakin mantap dalam menatap masa depan tanpa
dirinya sendiri dan bermanfaat pula untuk orang lain pada umumnya.
Pesantren.
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Landasan Teori
diawali awalan “pe” dan akhiran “an” yang mengandung arti perbuatan
20
(hal, cara, dan sebagainya)”.15 Kata pendidikan dari segi bahasa juga
berasal dari kata dasar didik dan diberi awalan men, menjadi mendidik
yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan (ajaran).
berarti anak, gogos artinya membimbing atau menuntun dan iek artinya
bahasa Arabnya adalah tarbiyah dengan kata kerja rabba yang artinya
memperbaiki.19
15
Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa, (Yogyakarta: Teras,
2012), hal. 81.
16
Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam, Cet ke-1, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hal.
19.
17
Abdul Aziz, Orientasi Sistem Pendidikan Agama di Sekolah, Cetakan I, (Yogyakarta:
Teras, 2010), hal. 1.
18
Ibid.
19
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. 10, (Jakarta: Bumi Aksara: 2012), hal. 25.
21
Pendidikan ditinjau dari segi terminologi tidak jauh berbeda
peserta didik.
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
20
Abdul Aziz, Orientasi Sistem Pendidikan Agama di Sekolah, Cetakan I, (Yogyakarta:
Teras,2010), hal. 2-3.
21
Fuad Ihsan, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hal. 1-2
22
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
negara.22
pendidikan hanya untuk anak dan hanya dilakukan oleh lembaga atau
kedewasaan; dan (2) pengertian secara luas yang berlaku untuk semua
kualitas yang lain dengan lebih tinggi. Dengan demikian inti pokok
batin) dalam arti tuntunan yang menuntut agar dididik itu memiliki
berasal dari bahasa inggris, yaitu life artinya hidup dan skill yang
22
Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2016), hal. 38
23
artinya kecakapan, kepandaian, keterampilan. skill dapat pula diartikan
makna yang sebenarnya. Oleh karena itu kata yang dipandang lebih
“kecakapan”.24
sebagai kecakapan hidup yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani
sebab itu life skills dapat diartikan sebagai kecakapan untuk hidup.26
23
Moh. Rosyid, Pendidikan Life Skill, (Kudus: STAIN Kudus Press, 2007), hal. 26
24
Sri Sumarni, Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Kajian Tentang Konsep, Problem dan Prospek
Pendidikan Islam, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, Fakultas Tarbiyah, 2002), hal.172
25
Cakrawala Pendidikln. Februari 2003. Th. XX//. No. 1.
26
Anwar, Pendidikan Kecakapan Hidup, Konsep dan Aplikasi, (Bandung: CV Alfa Beta,
2004), hal. 20
24
Mukni’ah mengartikan life skill atau kecakapan hidup adalah sebagai
bekal dasar dan latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta
27
Mukni’ah, Membangun Life Skill di Pesantren, Cetakan I, (Jember: AIN Jember Press,
2015), hal. 58.
25
2) Dalam pasal (4) dinyatakan bahwa pendidikan diselenggarakan
3) Dalam pasal (12) ayat 1 poin (b) dinyatakan bahwa peserta didik
kemampuannya
2. Pesantren
a. Pengertian Pesantren
mendapat awalam “pe” dan akhiran “an” yang berarti tempat tinggal
santri.28 Pesantren juga berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari
dua kata yaitu “ Sa” dan “Tra”. “Sa” yang berarti orang yang
Hasan Basri, pesantren berasal dari kata santri yang diberi imbuhan pe-
28
Ahmad Muthohar, Ideologi Pendidikan Pesantren, (Pesantren di Tengah Arus Ideologi-
Ideologi Pendidikan), Cetakan Pertama, (Semarang: Pustaka Rizki Putra: 2007), hal. 11.
29
M. Dian Nafi’, dkk, Praktis Pembelajaran Pesantren, Cetakan I, (Yogyakarta: PT LkiS
Pelangi Aksara, 2007), hal. 23.
30
Hasan Basri, Kapita Selekta Pendidikan, Cetakan I, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hal.
315.
26
sehari-hari.31 Lembaga research Islam (Pesantren Luhur)
pesantren dan dibantu oleh ustadz atau guru yang mengajarkan ilmu-
ilmu keislaman kepada santri, melalui metode dan teknik yang khas. Di
dalam pondok pesantren selalu ada elemen kyai, santri, masjid, tempat
31
B. Marjani Alwi, Pondok Pesantren: Ciri Khas, Perkembangan, dan Sistem
Pendidikannya, (Jurnal), (Makasar: Universitas Muhammadiyah Makasar, 2016), hal. 207.
32
Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratis Institusi,
(Jakarta: Eralngga, -), hal. 2.
33
Ibid. hal. 2.
27
mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan
yang mana di dalamnya terdapat santri yang dapat diajar dan belajar
pengertian ini.
28
dan kreatif sehingga dapat menghadapi realitas kehidupan dengan
bervariasi, namun perlu diingat bahwa pendidikan life skills harus akrab
beberapa elemen dasar yang selalu ada di dalamnya. Ada enam elemen
34
Suharmoko, Al-Riwayah: Jurnal Kependidikan, Volume 10, Nomor 1, April 2018, 189-
218, ISSN 1979-2549 (e); 2461-0461 (p), hal 9.
35
Ibid, hal. 9-10.
29
ini adalah elemen-elemen yang melekat pada pesantren diantaranya
1) Kiai
pesantren tersebut.
pesantren.38
2) Santri
36
Kiai meruapakan sebuah gelar yang lebih ditujukan kepada seseorang yang memiliki
pengetahuan agama Islam secara mendalam, sekaligus memiliki lembaga pendidikan pesantren.
37
Marjani Alwi, Pondok Pesantren: Ciri Khas, Perkembangan, dan Sistem Pendidikannya,
Op. Cit, hal. 207.
38
Amiruddin Nahrawi, Pembaharuan Pendidikan Pesantren, Cetakan Pertama, (Yogyakarta:
Gama Media, 2003), hal. 27.
30
Santri merupakan orang-orang yang sedang belajar ilmu
agama dari seorang kiai di suatu pesanten.39 Santri adalah siswa atau
santri di pesantren.
santri yang menetap tinggal bersama kiai dan secara aktif menuntut
ilmu dari seorang kiai. Kedua, santri kalong yaitu seorang murid
yang berasal dari sekitar pondok yang pola belajarnya tidak menetap
3) Materi
39
Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan: Asas & Filsafat Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz, 2014), hal. 151.
40
Amiruddin Nahrawi, Pembaharuan Pendidikan Pesantren, Op. Cit.
31
bisa survive di masa mendatang. Adapun cakupan materi pendidikan
4) Metode
41
Suharmoko, Al-Riwayah: Jurnal Kependidikan, Op. Cit, hal. 14-17.
32
Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang
yang ditentukan.42
secara tepat.44
5) Media
berasal dari Bahasa Latin yang secara harfiah berarti perantara atau
42
Hasan Basri dan A. Rusdiana, Manajemen Pendidikan dan Pelatihan, Cetakan ke-1,
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), hal. 116.
43
Ibid, hal. 117.
44
Ibid, hal. 118.
33
pengantar.45 Jadi dengan demikian media adalah segala alat fisik
sebagai berikut:
45
Ibid, hal. 124.
46
Ibid, hal. 125-126.
34
2) Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan
berbasis luas.
3) Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya di lingkungan sekolah,
dengan memberi peluang pemanfaatan sumber daya yang ada di
masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah. 47
kecakapan hidup (life skills) itu memiliki tujuan yang hampir serupa
Manfaat dari pendidikan life skills ini luar biasa bagi dinamisasi dan
problem hidup dan kehidupan, baik secara pribadi yang mandiri, warga
47
Suharmoko, Al-Riwayah: Jurnal Kependidikan, Op. Cit, hal. 10.
35
masyarakat, maupun sebagai warga negara. Manfaat lain pendidikan
fisik. Selain itu, bagi lingkungan di mana santri itu berada atau bagi
secara harmonis.48
skripsi ini. Selain itu, guna membuktikan keaslian dari penelitian yang
1. Penelitian yang dilakukan oleh Musyrif Kamal Jaaul Haq pada tahun 2015,
Life Skills Santri (studi kasus Pondok Pesantren Anwarul Huda Karang
48
Ibid, hal. 12.
36
Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif,
sarana prasarana dan pembinaan life skills. (2) Pondok Pesantren Anwarul
walisantri.49
37
Pendidikan Life Skills Santri di Pondok Pesantren Nurul Hidayah Bandung
Kebumen.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Zakiyatun Nisa’ pada tahun 2013 dengan
Analisis data dilakukan dengan memilih data yang diperlukan dan mem-
buang data yang tidak diperlukan, selanjutnya data yang ada disajikan
dalam bentuk uraian naratif, dan dari uraian tersebut ditarik kesimpulan.
skill mereka lebih mandiri serta mampu menumbuhkan jiwa usaha dari
aktif dan tekun mengikuti praktek yang ditugaskan oleh guru dan ada juga
siswa yang terlihat kurang aktif dan cenderung hanya mengobrol dengan
teman sebelahnya.50
50
Zakiyatun Nisa’, Implementasi Program Layanan Life Skills di SMA Muhammadiyah
Muntilan, Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2013).
38
pendidikan. Sedangkan letak perbedaannya adalah saudari Zakiyatun Nisa’
Kebumen.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Alisnawati pada tahun 2020 dengan judul
dengan baik. Baik dari menyusun jenis program kewirausahaan yang akan
kewirausahan yang telah diterapkan, agar tujuan yang ingin dicapai sesuai
dilaksanakan setiap hari pada jam yang telah ditentukan yang tidak
39
program kewirausahaan. (3) evaluasi program kewirausahaan dilakukan
yang dicapai serta melihat laporan dari keuangan yang diperoleh dan juga
Bandung Kebumen.
51
Alisnawati, Pengelolaan Program Kewirausahaan dalam Peningkatan Life Skill Santri di
Pesantren Ar-Risalah Krueng Sabee Aceh Jaya, Skripsi, (Banda Aceh: Universitas Islam Negeri
Ar-Raniry Banda Aceh, 2020).
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
kelompok. 52
Penulis menghimpun data dengan melalui pengamatan yang
52
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Cetakan Kedelapan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 60.
53
John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hal. 4.
54
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),
hal. 3.
41
Peneliti mengadopsi penelitian kualitatif dengan menggunakan
fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam dengan
B. Desain Penelitian
akan dapat dipaparkan dan dianalisis secara lebih mendalam yang nantinya
dan mendapatkan pemahaman yang tepat dan utuh dalam mencapai tujuan
55
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Op. Cit, hal.
56
Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu-Ilmu Sosial
Humaniora pada Umumnya, cetakan 1, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 336.
57
Nana Syaodah Sukamdinata, Metode Penelitian Pendidikan, Op. Cit, hal. 60.
42
C. Subyek Penelitian
tahu mengenai apa yang kita harapkan.59 Sehingga Subjek penelitian dalam
penelitian ini adalah pengasuh Pondok Pesantren, dewan masyayikh dan lurah
dewan Masyayikh merupakan majlis para Kyai Pondok yang berperan dalam
tangan kanan pengasuh dalam mengurusi semua kegiatan santri. Selain itu
yang meliputi beberapa pengurus dimana informasi yang diperoleh dari hasil
58
Saefuddin Azwar, Metode Penelitian, Cetakan XI, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset,
2010), hal. 34.
59
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan :Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D
(Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 300.
43
Untuk dapat memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini,
adalah:
1. Observasi
2. Interview/wawancara
60
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Op. Cit, hal. 220..
61
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal. 168.
62
Menuk Hardaniwati, dkk, Kamus Pelajar: Sekolah Lanjutkan Tingkah Pertama, Cetakan
Kedua, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2003), hal. 785.
44
secara langsung.63 Moloeng mengartikan wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu
tersusun secara sistematis tetapi hanya berupa garis besar atau pedoman
umum saja.
3. Dokumentasi
63
Hadi Sabari Yunus, Metodologi Penelitian: Wilayah Kontemporer, Cetakan I,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hal. 357.
64
Lexy. J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Op. Cit, hal. 135.
45
keperluan pengujian suatu peristiwa, dan berguna bagi sumber data, bukti,
digunakan dalam kalangan sendiri dan data berupa film atau video.
4. Triangulasi Data
sudah ada66. Tujuan dari tringulasi data ini adalah bukan untuk mencari
65
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Op.Cit, hal. 183.
66
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan :Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D
(Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 241.
46
Berikut ini adalah gambaran tringulasi teknik pengumpulan data.
Wawancara Observasi
Dokumentasi
Gambar.1 Tringulasi Teknik Pengumpulan Data.67
interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you to present what
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
68
Ibid, hal. 244.
47
Menurut Mahmud, reduksi data adalah proses memilih,
kasar. Pada tahap ini, peneliti merangkum, mengambil data yang pokok
dan penting, membuat kategori berdasarkan huruf besar, kecil, dan angka.
3. Conclusion Drawing/Verification
akhir tidak hanya terjadi pada waktu proses pengumpulan data saja, akan
data interaktif Miles dan Huberman dapat dilihat pada bagan berikut:
Penyajian Data
Pengumpulan Data
69
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, Op.Cit, hal. 93.
70
Ibid.
mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah
dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
dalam penelitian kualitatif ini bisa merupakan temuan baru yang sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA
71
Ibid.
49
Alisnawati, (2020). Pengelolaan Program Kewirausahaan dalam Peningkatan
Life Skill Santri di Pesantren Ar-Risalah Krueng Sabee Aceh Jaya,
Skripsi, Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda
Aceh.
Daradjat, Zakiah, (2012). Ilmu Pendidikan Islam, Cet. 10, Jakarta: Bumi Aksara.
Haq, Musyrif Kamal Jaaul, (2015). Sistem Pendidikan Pondok Pesantren dalam
Meningkatkan Life Skills Santri (studi kasus Pondok Pesantren
Anwarul Huda Karang Besuki Malang), Skripsi, Malang: Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Mahduri, H.M Annas, dkk, (2005). Panduan Organisasi Santri (Edisi Revisi),
Jakarta: CV. Kathoda.
50
Moleong, Lexy. J., (2009). Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ratna, Nyoman Kutha, (2010). Metodologi Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu-
Ilmu Sosial Humaniora pada Umumnya, cetakan 1, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Rosyid, Mohammad, (2007). Pendidikan Life Skill, Kudus: STAIN Kudus Press.
Sumarni, Sri, (2002). Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Kajian Tentang Konsep,
Problem dan Prospek Pendidikan Islam, Yogyakarta: IAIN Sunan
Kalijaga, Fakultas Tarbiyah.
51
Wiyani, Novan Ardy, (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa,
Yogyakarta: Teras.
52