Anda di halaman 1dari 4

KETERANGAN CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN MEDIS

BLOK NBS

PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS

A. PERSIAPAN.
1. Menyapa pasien dan memperkenalkan diri

2. Mencatat identitas pasien seperti nama, usia, alamat, dsb.

3. Menjelaskan tujuan pemeriksaan dan Informed Consent

4. Menyiapkan alat :
a. Tempat tidur
b. Pen Light

5. Persiapan pasien dan pemeriksa


- Cuci tangan

6. Posisi pemeriksa
Pemeriksa berada disisi kanan pasien

B. PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS


N. Okulomotorius, Troklearis dan Abducen (N. III, IV, VI)
7. Teknik pemeriksaan kedudukan bola mata saat diam
Pemeriksa melihat apakah bola mata pasien terletak ditengah, bergeser ke lateral atau
kearah lain.
8. Intepretasi hasil pemeriksaan
Normal : kedudukan bola mata di tengah dan simetris.
9. Teknik pemeriksaan gerakan bola mata
Pemeriksa menggerakan ujung jarinya didepan mata pasien ke segala arah secara
bergantian pada masing-masing mata.
Gerakan ke lateral untuk m. rectus lateralis (N. VI), gerakan ke inferiormedial untuk
m. obliqus superior (N. IV), sedangkan untuk N. III diperiksa; gerakan ke
superolateral untuk m. rectus superior, gerakan ke superomedial untuk m. obliqus
inferior, gerakan inferolateral untuk m. rectus inferior.
10. Intepretasi hasil pemeriksaan
Normal : bola mata dapat mengikuti gerakan ujung jari pemeriksa ke segala arah
secara simetris.
KETERANGAN CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN MEDIS

11. Teknik pemeriksaan bentuk dan lebar pupil


Pemeriksa melakukan penyinaran dengan pen light dari arah lateral ke medial pada
mata pasien yang diperiksa. Pemeriksa melihat bentuk dan lebar pupil pasien.
12. Intepretasi hasil pemeriksaan
Normal : bentuk pupil bulat simetris dengan lebar 3mm, miosis bila terkena cahaya.
13. Teknik pemeriksaan reaksi cahaya langsung dan konsensuil
Pada saat melakukan pemeriksaan reflek cahaya langsung, mata pasien yang tidak
diperiksa harus tutup. Pemeriksa melakukan penyinaran dengan pen light dari arah
lateral ke medial pada mata pasien yang diperiksa bergantian secara langsung dan
tidak langsung yaitu memberi sekat penutup diantara ke dua mata pasien.
14. Intepretasi hasil pemeriksaan
Normal : bentuk pupil bulat simetris dengan lebar 3mm, miosis bila terkena cahaya.
15. Teknik pemeriksaan reaksi akomodasi dan konvergensi
Pemeriksa meminta pasien melihat jauh ke arah jari tangan pemeriksa, kemudian jari
pemeriksa mendadak didekatkan ke hidung pasien dan pasien diminta melihat
mengikuti gerakan jari pemeriksa.
16. Intepretasi hasil pemeriksaan
Normal : pupil saling mendekat ke medial (konvergensi positif) dan terjadi miosis
(akomodasi positif).

N. Fasialis (N.VII)

17. Teknik pemeriksaan cabang Motorik N. Fasialis pada kondisi diam


Pemeriksa membandingkan apakah terdapat asimetri pada lipatan dahi, sudut mata,
lipatan naso labial dan sudut mulut di wajah pasien.
18. Teknik pemeriksaan cabang Motorik N. Fasialis pada kondisi bergerak
Pemeriksa meminta pasien untuk:
a) M. Frontalis : mengangkat alis
b) M. Korugator supersilii : mengerutkan dahi
c) M. Nasalis : melebarkan cuping hidung diikuti dengan gerakan
KETERANGAN CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN MEDIS

kompresi transversal dari hidung


d) M. Orbikularis okuli : menutup mata
e) M. Orbikularis oris : mendekatkan dan menekankan kedua bibir
f) M. Zigomatikus : tersenyum
g) M. Risorius : menyeringai/ meringis
h) M. Bucinator : meniup
i) M. Mentalis : menarik ujung dagu ke atas
j) M. Platysma : menarik bibir bawah & sudut mulut ke bawah, atau
dengan menurunkan rahang bawah disertai dengan
mengkerutkan kulit leher
19. Intepretasi hasil pemeriksaan
Normal : semua pemeriksaan cabang Motorik N. Fasialis pada kondisi diam dan
bergerak di wajah pasien simetris.

N. Hipoglosus (N. XII)

20. Teknik pemeriksaan N. Hipoglosus pada kondisi diam


Pemeriksa meminta pasien membuka mulut tanpa menjulurkan lidah, pemeriksa
membandingkan apakah terdapat asimetri pada otot lidah.
21. Intepretasi hasil pemeriksaan
Normal : simetris posisi lidah. Bila terdapat parese atau kelemahan, maka lidah akan
deviasi ke sisi sehat karena pada lidah yang parese tonusnya menurun.
22. Teknik pemeriksaan N. Hipoglosus pada kondisi bergerak
Pemeriksa meminta pasien menjulurkan lidah, pemeriksa melihat arah deviasi lidah.
23. Intepretasi hasil pemeriksaan
Normal : simetris posisi lidah. Bila terdapat parese atau kelemahan, maka lidah akan
deviasi ke sisi sakit, karena pada lidah yang parese tidak ada kontraksi (disini bukan
tonus yang berpengaruh tapi kekuatan kontraksi).

C. PENCATATAN PELAPORAN
24. Membuat catatan dalam rekam medis.
25. Menjelaskan hasil pemeriksaan.

Referensi
1. Lumbantobing SM. Neurologi Klinik: Pemeriksaan Fisik dan Mental. Balai Penerbit
FKUI, 2015.
2. Sidharta P. Tata Pemeriksaan Klinis dalam Neurologi. Dian Rakyat, 2010.
KETERANGAN CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN MEDIS

1.

Anda mungkin juga menyukai