A. Definisi
Puerperium (masa nifas) adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Kejadian yang terpenting dalam nifas adalah involusi dan
laktasi ( Saifuddin, 2006 ).
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada keadaan tidak
hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2009).
Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2005). Wanita yang melalui periode puerperium disebut
puerpura.
Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat alat reproduksi
pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40
hari.
masalah, misalnya pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus
melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.
tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat
menyusui dengan baik.
KB (Saleha, 2009).
C. Tujuan perawatan masa nifas
Dalam masa nifas ini penderita memerlukan perawatan dan pengawasan yang dilakukan selama ibu
tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari rumah sakit.
2. Melaksanakan skrining yang komprehrnsif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila
terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
2. Peurperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8
minggu
3. Remote peurperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi ( bisa dalam berminggu-minggu,
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetalia ini dalam
keseluruhannya involusio. Perubahan-perubahan yang lain yang penting yakni hemokonsentrasi
dan timbulnya laktasi. Yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogenik dari kelenjar
hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamma.
Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan
jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil.
hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang sepuluh kali dan
menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan susut kembali mencapai keadaan
semula. Penghancuran jaringan tersebut akan diserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh
ginjal yang menyebabkan ibu mengalami beser kencing setelah melahirkan.
2. Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot setelah anak lahir yang
diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan plasenta
dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak berguna. Karena kontraksi dan
retraksi menyebabkan terganggunya peredaran darah uterus yang mengakibatkan jaringan
otot kurang zat yang diperlukan sehingga ukuran jaringan otot menjadi lebih kecil.
3. Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi pada jaringan otot
uterus.
2. After pains/ Rasa sakit (meriang atau mules-mules)
Disebabkan koktraksi rahim biasanya berlangsung 3 – 4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan
pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu analgesik.( Cunningham,
430).
3. Lochia
Lochia adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas. Lochia
bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari darah menstruasi. Lochia ini berbau anyir dalam
merah dan hitam terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium, sisa
darah dan keluar mulai hari pertama sampai hari ketiga.
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 3–7 pasca persalinan.
3. Lochea serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke 2–4 pasca persalinan.
4. Lochea alba
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, biasanya akan pulih
dalam 6 minggu. Ligamen fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu partus setelah
bayi lahir berangsur angsur mengecil dan pulih kembali.Tidak jarang uterus jatuh ke belakang
menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum jadi kendor. Untuk memulihkan kembali
Selama kehamilan secara normal volume darah untuk mengakomodasi penambahan aliran
darah yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah uterus. Penurunan dari estrogen
mengakibatkan diuresis yang menyebabkan volume plasma menurun secara cepat pada kondisi
normal. Keadaan ini terjadi pada 24 sampai 48 jam pertama setelah kelahiran. Selama ini klien
6. Ginjal
Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari volume darah dan ekskresi
produk sampah dari autolysis. Puncak dari aktifitas ini terjadi pada hari pertama post partum.
F. Perubahan psikologi
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam 3 tahap yaitu:
1. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini terjadi interaksi dan kontak
yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang
tidak memerlukan hal-hal yang romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan
menciptakan hubungan yang baru.
terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai ketrampilan perawatan bayi. Pada periode
ini ibu berkosentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang
air besar.
3. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil tanggung jawab terhadap
bayi.Sedangkan stres emosional pada ibu nifas kadang-kadang dikarenakan kekecewaan yang
berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur
terganggu. Manifestasi ini disebut dengan post partum blues dimana terjadi pada hari ke 3-5
post partum.
G. Pathway
H. Pemeriksaan penunjang
3. Pengeluaran lochea.
4. Kandung kemih: distensi bladder.
5. Tanda-tanda vital: Suhu 1 jam pertama setelah partus, TD dan Nadi terhadap penyimpangan
cardiovaskuler.
I. Penatalaksanaan
Pada post partum normal dengan bayi normal tidak ada penatalaksanaan khusus. Pemberian obat
obatan hanya diberikan pada ibu yang melahirkan dengan penyulit, terutama pada ibu anemia dan
resiko infeksi dengan pemberian anti biotic dan obat-obat roboransia seperti suplemen vitamin,
demikian juga pada bayi obat-obatan biasanya diberikan untuk tindakan profolatif, misalnya vit K
untuk mencegah perdarahan, antibiotik untuk mencegah infeksi.
J. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)
2. Resiko defisit volume cairan b/d pengeluaran yang berlebihan; perdarahan; diuresis; keringat
berlebihan.
3. Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan saluran kemih.
4. Perubahan pola eleminasi BAB (konstipasi) b/d kurangnya mobilisasi; diet yang tidak seimbang;
trauma persalinan.
5. Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan; kelelahan post partum.
h. Latih mobilisasi miring kanan miring kiri jika kondisi klien mulai membaik
i. Kaji kontraksi uterus, proses involusi uteri.
j. Anjurkan pasien untuk membasahi perineum dengan air hangat sebelum berkemih.
k. Anjurkan dan latih pasien cara merawat payudara secara teratur.
l. Jelaskan pada ibu tetang teknik merawat luka perineum dan mengganti PAD secara teratur
setiap 3 kali sehari atau setiap kali lochea keluar banyak.
berlebihan.
a. Obs Tanda-tanda vital setiap 4 jam.
g. Lakukan terapi IV
h. Dorong masukan oral
i. Beritahu dokter bila: haluaran urine < 30 ml/jam, haus, takikardia, gelisah, TD di bawah
rentang normal, urine gelap atau encer gelap.
3. Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan saluran kemih.
a. Kaji haluaran urine, keluhan serta keteraturan pola berkemih.
trauma persalinan.
a. Kaji pola BAB, kesulitan BAB, warna, bau, konsistensi dan jumlah.
f. Anjurkan pasien makan banyak serat seperti buah-buahan dan sayur-sayuran hijau.
5. Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan; kelelahan post partum.
a. Kaji toleransi pasien terhadap aktifitas menggunakan parameter berikut: nadi 20/mnt di atas
frek nadi istirahat, catat peningaktan TD, dispnea, nyeri dada, kelelahan berat, kelemahan,
tidak pusing dan tidak ada nyeri, bangun dari tempat tidur, belajar berdiri.
6. Resiko infeksi b/d trauma jalan lahir.
mengganti PAD setiap 3 kali perhari atau setiap kali pengeluaran lochea banyak.
e. Pertahnakan teknik septik aseptik dalam merawat pasien (merawat luka perineum, merawat
e. Lakukan rawat gabung sesegera mungkin bila tidak terdapat komplikasi pada ibu atau bayi.
Daftar pustaka
Carpenito, L.J. 2005. Nursing Diagnosis : Application to Clinical Practice. Edisi VIII, Philadelphia, Lippincot
Company, USA
Doenges, M.E. dan Moorhouse, M.F. 2007. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk Perencanaan
dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi II, EGC, Jakarta.
Hacker Moore. 2005. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Hanifa Wikyasastro.2007. Ilmu Kebidanan, Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mc Closky & Bulechek. (2008). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of America: Mosby.