Anda di halaman 1dari 12

1

MODUL PERKULIAHAN

(U002100009)
Bahasa
Indonesia
Karakteristik Bahasa
Indonesia

Abstrak Sub-CPMK (lihat di RPS)

Bahasa adalah sistem Mahasiswa dapat memahami perbedaan


bahasa Indonesia yang baik dan bahasa
lambang bunyi ujaran yang Indonesia yang benar
digunakan untuk
berkomunikasi oleh
masyarakat pemakainya.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

01
Teknik Perencanaan dan SUPRIYADI, S.Pd., M.Pd.
Desain Interior
Desain
1. Pendahuluan
Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi
oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem,
yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya. Bahasa sendiri berfungsi
sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.

Mata kuliah bahasa Indonesia merupakan salah satu mata kuliah yang wajib
diberikan di semua perguruan tinggi. Dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-
Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi, bahasa Indonesia termasuk salah satu Mata kuliah Pengembangan Kepribadian,
selain Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.

Di dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen


Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, disampaikan
bahwa:

(1) Visi Mata Kuliah Pengembang Kepribadian


Visi kelompok MPK di perguruan tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman dalam
pengembangan dan penyelenggaraan program studi guna mengantarkan mahasiswa
memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya.
(2) Misi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
Misi kelompok MPK di perguruan tinggi membantu mahasiswa memantapkan
kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar
keagamaan dan kebudayaan, rasa kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang hayat
dalam menguasai, menerapkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni yang dimilikinya dengan rasa tanggung jawab.
(3) Kompetensi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
Standar kompetensi kelompok MPK yang wajib dikuasai mahasiswa meliputi
pengetahuan nilai-nilai agama, budaya, dan kewarganegaraan dan mampu
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari; memiliki kepribadian
yang mantap; berpikir kritis; bersikap rasional, etis, estetis, dan dinamis;
berpandangan luas; dan bersikap demokratis yang berkeadaban.
(4) Kompetensi Mata Kuliah Bahasa Indonesia

2022 BAHASA INDONESIA


2 Supriyadi, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Menjadi mahasiswa ilmuwan dan profesional yang memiliki pengetahuan dan sikap
positif terhadap bahasa Indonesia sebgai bahasa negara dan bahasa nasional dan
mampu menggunakannya secara baik dan benar untuk mengungkakan pemahaman,
rasa kebangsaan dan cinta tanah air, dan untuk berbagai keperluan dalam bidang
ilmu, teknologi dan seni, serta profesinya masing-masing.
(5) Substansi Kajian Mata Kuliah Bahasa Indonesia
 Mata kuliah bahasa Indonesia sebagai MPK menekankan keterampilan
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa nasional
secara baik dan benar untuk menguasai, menerapkan, dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni sebagai perwujudan kecintaan dan kebanggan
terhadap bahasa Indonesia.
 Substansi kajian yang disebut pada butir (c) di bawah ini hendaknya dipadukan ke
dalam kegiatan penggunaan bahasa Indonesia melalui keterampilan berbahasa
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dengan keterampilan menulis
sebagai fokus.
 Substansi kajian mata kuliah bahasa Indonesia difokuskan pada menulis
akademik. Secara umum struktur kajian terdiri atas:
Kedudukan Bahasa Indonesia
(a) Sejarah Bahasa Indonesia
(b) Bahasa Negara
(c) Bahasa Persatuan
(d) Bahasa Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
(e) Fungsi dan Peran Bahasa Indonesia dalam Pembangunan Bangsa
Menulis:

(a) Makalah
(b) Rangkuman/ringkasan buku atau bab
(c) Resensi buku
Membaca untuk Menulis

(a) Membaca tulisan/artikel ilmiah


(b) Membaca tulisan populer
(c) Mengakses informasi melalui internet
Berbicara untuk Keperluan Akademik

(a) Presentasi
(b) Seminar

2022 BAHASA INDONESIA


3 Supriyadi, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
(c) Pidato dalam situasi formal

2. Bahasa Sebagai Alat Komunikasi


Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berhubungan dan berkomunikasi dengan
manusia lain. Media komunikatif yang dipakainya adalah bahasa. Dengan
menggunakan bahasa, mereka bisa menyampaikan maksud, ide, pikiran dan
gagasannya. Di sisi lain, maksud, ide, pikiran, dan gagasan tersebut agar terpahami
dengan tepat makna oleh manusia lain.
Dengan media bahasa, kita bisa berkomunikasi dengan seluruh manusia dari
berbagai penjuru dunia yang berbeda. Dengan media bahasa, kita bisa
menyampaikan maksud, pikiran, dan gagasan yang akan bisa dipahami oleh
generasi ratusan tahun mendatang.
Di sisi lain, kita bisa melihat betapa pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi.
Dalam kehidupan satu hari dua puluh empat jam, manusia tidak pernah lepas dari
penggunaan bahasa. Dari kita bangun tidur, beraktivitas sehari penuh sampai tidur
kembali, kita selalu menggunakan bahasa. Bahkan dalam tidur pun kita masih
menggunakan bahasa dalam mimpi.
Bila kita cermati lebih lanjut, kita bisa menemukan bahwa tidak ada satu profesi
pun dalam kehidupan manusia ini yang tidak membutuhkan bahasa sebagai alat
komunikasi. Mulai dari tukang sapu jalan, karyawan, pegawai negeri sipil, direktur
perusahaan, para politisi, para menteri, dan presiden pun sangat membutuhkan
bahasa sebagai sarana komunikasi yang efektif.

Sebagai pemimpin kita dituntut untuk menggunakan bahasa yang lebih efektif,
lebih santun, lebih inovatif, dan lebih kreatif. Bagaimana seorang pemimpin
membangun simpati orang lain, memberikan empati kepada orang lain,
membangkitkan moltivasi para bawahannya. Semua itu memerlukan keterampilan
berbahasa yang tersendiri.

Berkomunikasi adalah membangun pesan yang ditujuan kepada seseorang untuk


mendapatkan respon. Agar respon sesuai dengan harapan, bahasa harus disusun
secara efektif dan komunikatif.

Di sisi lain, berkomunikasi adalah juga hubungan manusiawi. Maka kita harus
menjaga perasaan serta memperhatikan lawan bicara. SebagaI komunikator, kita
harus memilih bahasa yang tepat untuk disampaikan kepada komunikan. Setiap
komunikan yang berbeda perlu pilihan kata dan sikap bahasa yang berbeda pula.

2022 BAHASA INDONESIA


4 Supriyadi, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Sikap berbahasa kepada teman sebaya tidak boleh dipergunakan juga kepada orang
tua, guru, dosen, atau para pejabat, demikian juga sebaliknya. Selain itu kita harus
memerhatikan tempat, situasi, dan kondisi berbahasa. Berbahasa dengan bahasa di
pasar tentu saja tidak sama dengan di lingkungan formal seperti di sekolah, atau di
lembaga pemerintahan.

3. Aspek-aspek Keterampilan Berbahasa


Aspek-aspek Keterampilan berbahasa
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu:
1. Keterampilan membaca
2. Keterampilan menulis
3. Keterampilan berbicara
4. Keterampilan menyimak
Tiap-tiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan tiga keterampilan
lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh keterampilan
berbahasa, kita biasanya melalui suatu hubungan urutan yang teratur. Mula-mula
pada masa kecil kita mulai belajar menyak bahasa kemudian berbicara. Sesudah itu,
kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum
masuk sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu
kesatuan, merupakan catur tunggal. Selanjutnya, setiap keterampilan itu erat pula
berhubungan dengan proses-proses yang mendasari bashasa. Bahasa seseorang
mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah
pula dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan
dikuasai dengan jalan praktikdan banyak pelatihan. Melatih keterampilan berbahasa
pula melatih keterampilan berpikir.

3.1 Hubungan antara Berbicara dan Menyimak


(a) Ujaran biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru (imitasi). Oleh karena
itu, contoh atau model yang disimak serta direkam oleh anak sangat penting
dalam penguasaan kecakapan berbicara.
(b) Kata-kata yang akan dipakai serta dipelajari oleh anak biasanya ditentukan oleh
perangsang (stimuli) yang mereka temui dan kata-kata yang paling banyak
memberi bantuan atau pelayanan dalam menyampaikan ide-ide mereka.
(c) Ujaran anak mencerminkan pemakaian bahasa di rumah dan dalam masyarakat
tempatnya hidup.
(d) Anak yang lebih muda lebih dapat memahami kalimat-kalimat yang jauh lebih
panjang dan rumit daripada kalimat-kalimat yang dapat diucapkannya.

2022 BAHASA INDONESIA


5 Supriyadi, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
(e) Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas
berbicara seseorang.
(f) Bunyi atau suara merupakan suatu faktor penting dalam peningkatan cara
pemakaian kata-kata anak. Anak akan tertolong kalau mereka
mendengarkan/menyimak ujaran-ujaran yang baik dari para guru.
(g) Berbicara dengan bantuan alat-alat peraga (visual aids) akan menghasilkan
penangkapan informasi yang lebih baik pada pihak penyimak. Umumnya, anak
mempergunakan bahasa yang didengarnya.
3.2 Hubungan anata Menyimak dan Membaca
(a) Pengajaran serta petunjuk-petunjuk dalam membaca diberikan oleh guru melalui
bahasa lisan, dan kemampuan anak untuk menyimak dengan pemahaman
penting sekali.
(b) Menyimak merupakan cara atau mode utama bagi pelajaran lisan selama tahun-
tahun permulaan di sekolah.
(c) Walaupun menyimak pemahaman lebih unggul daripada membaca pemahaman,
anak-anak sering gagal untuk memahaminya dan tetap
menyimpan/memakai/menguasai sejumlah fakta yang mereka dengar.
(d) Kosa kata menyimak yang sangat terbatas mempunyai kaitan dengan kesukaran-
kesukaran dalam belajar membaca secara baik.
(e) Bagi para pelajar yang lebih besar atau tinggi kelasnya, korelasi antara kosa kata
baca dan kosa kata simak sangat tinggi, mungkin 80% atau lebih.
(f) Pembedaan-pembedaan atau deskriminasi pendengaran yang jelek acapkali
dihubungkan dengan membaca yang tidak efektif dan mungkin merupakan suatu
faktor pendukung atau faktor tambahan dalam ketidakmampuan dalam membaca.
(g) Menyimak lebih membantu anak untuk menangkap ide utama yang diajukan oleh
pembicara. Bagi pelajar yang lebih tinggi kelasnya, membaca lebih unggul
daripada menyimak sesuatu yang mendadak dan pemahaman informasi yang
terperinci.
3.3 Hubungan antara Berbicara dan Membaca
(a) Penampilan membaca berbeda sekali dengan kecakapan bahasa lisan.
(b) Pola-pola pelajaran ujaran orang yang tuna aksara atau buta huruf mungkin
mengganggu pelajaran membaca pada anak-anak.
(c) Kalau pada tahun-tahun permulaan sekolah ujaran membantu suatu pelajaran
bagi pelajaran membaca, membaca bagi anak-anak yang kelas lebih tinggi turut
membantu meningkatkan bahasa lisan mereka.

2022 BAHASA INDONESIA


6 Supriyadi, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
(d) Kosa kata khusus mengenai bahan bacaan haruslah diajarkan secara langsung.
Andaikan muncul kata-kata baru dalam buku bacaan/buku pegangan murid, guru
hendaknya mendiskusikannya dengan murid sehingga mereka memahami
maknanya sebelum mereka mulai membacanya.
3.4 Hubungan antara ekspresi lisan dan ekspresi tulis
(a) Seorang anak belajar jauh sebelum dia dapat menulis dan kosa kata, pola-pola
kalimat, serta organisasi ide-ide yang memberi ciri kepada ujarannya merupakan
dasar bagi ekspresi tulis berikutnya.
(b) Seorang anak yang telah dapat menulis dengan lancar biasanya dapat pula
menuliskan pengalaman-pengalaman pertamanya serta tepat tanpa diskusi lisan
dahulu, tetapi dia masih perlu membicarakan ide-ide yang rumit yang dia peroleh
dari tangan kedua.
(c) Ekspresi lisan cenderung ke arah kurang terukur, sering berubah-ubah, tidak
tetap, tetapi biasanya lebih kacau serta membingungkan daripada komunikasi
tulis.
(d) Membuat catatan serta membuat bagan atau rangkai ide-ide yang akan
disam,paikan pada suatu pembicaraan akan menolong murid untuk
mengutarakan ide-ide tersebut kepada pendengar.
Menyimak dan membaca erat hubungan karena keduanya merupakan alat
menerima komunikasi. Berbicara dan menulis erat berhubungan dalam hal cara untuk
mengekspresikan makna atau arti. Dalam penggunaannya, keempat keterampilan
tersebut sering berhubungan satu sama lain.
3.5 Macam-macam Aspek Keterampilan Berbahasa
(1) Keterampilan Membaca
Hakekat membaca adalah pemahaman. Teknik apapun yang dianjurkan oleh para
pakar linguis, pada akhirnya kiat sebagai pelaku kegiatan membaca dituntut untuk
dapat memahami isi bacaan yang kita baca. Membaca tanpa pemahaman adalah
sia-sia. Keterampilan membaca adalah keterampilan memahami lambang-
lambang tulisan yang diungkapkan penulis melalui sebuah bacaan.
Keterampilan membaca ada dua tingkatan, yaitu:
(a) Membaca tingkat dasar
Kemampuan menyuarakan lambang-lambang tulisan yang disampaikan
penulisnya.
(b) Membaca tingkat lanjut
Kemampuan memahami lambang-lambang tulisan yang diungkapkan
penulisnya melalui sebuah bacaan.

2022 BAHASA INDONESIA


7 Supriyadi, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan penulis melalui
media kata-kata/bahasa tulis. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses
penyandian kembali dan pembacaan sandi berlainan dengan berbicara dan
menulis yang justru melibatkan (encoding).
Tujuan utama dari membaca adalah untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti erat sekali
berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
Seorang guru bahasa Indonesia haruslah menyadari serta memahami benar
bahwa membaca adalah suatu keterampilan yang kompleks, yang mencakup
serangkaian keterampilan yang lebih kecil. Dengan kata lain, keterampilan
membaca mencakup tiga komponen, yaitu:
(a) Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca.
(b) Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang
formal.
(c) Hubungan lebih lanjut dari (a) dan (b) dengan makna atau meaning.
(2) Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis adalah kemampuan mengekspresikan pikiran melalui
lambang-lambang tulisan. Keterampilan menulis ini termasuk ke dalam jenis
keterampilan aktif karena penulis aktif mengolah pesan (informasi) yang ingin
disampaikan kepada pembaca. Keterampilan relatif sulit karena melibatkan olah
pikir, pilihan kata, susunan bahasa gaya kepenulisan sehingga tidak terjadi mis
komunikasi anta penulis dan pembaca.
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang
lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami
bahasa dan gambaran grafik itu. Dapat dikatakan, bahwa menyalin/mengkopi
huruf-huruf ataupun menyusun menset suatu naskah dalam huruf-huruf tertentu
untuk dicetak bukanlah menulis kalau orang-orang tersebut tidak memahami
bahasa tersebut beserta representasinya.
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunitas yang
tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memuidahkan
para pelajar berpikir kitis. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan
menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita,
memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi

2022 BAHASA INDONESIA


8 Supriyadi, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
pengalaman. Secara singkat belajar menulis adalah belajar berpikir
dalam/dengan cara tertentu. Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat
memanfaatkan situasi dengan tepat.

Situasi yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan itu adalah:

(a) Maksud dan tujuan sang penulis.


(b) Pembaca atau pemirsa
(c) Waktu atau kesempatan
Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan, yaitu:

a. Memberitahukan atau mengajar (wacana informatif)


b. Meyakinkan atau mendesak (wacana persuasif)
c. Menghibur atau menyenangkan (wacana kesatraan/literer)
d. Mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api
(wacana ekspresif).
(3) Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara merupakan kemampuan mengekspresikan pikiran/ide
melalui lambang-lambang bunyi. Seorang pembicara yang handal dan terlatih
mampu memilih kata-kata yang efektif dan gaya yang tepat sehingga mudah
dipahami dan bahkan mampu memukau pendengarnya. Seorang ahli pidato
(orator) adalah contoh dari pembicara yang handal.
Untuk dapat berbicara di depan umum, diperlukan wawasan, teknik, dan
perencanaan yang matang. Sebelum berbicara, pikirkan dulu sesuatu yang
menjadi tujuan, pokok pikiran yang ingin disampaikan, dan siapa yang menjadi
pendengar/hadirin (audiens). Apabila kita belum cukup pengalaman berbicara
formal di depan umum, apalagi dalam bentuk kelompok, kita perlu belajar
mengarahkan kesan dengan menyesuaikan gaya berbicara dan penampilan
sehingga tidak canggung.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi baik buruknya berbicara antara lain:

1. Gaya Berbicara
(a) Gaya ekspresif, ditandai dengan spontanitas, lugas. Gaya ini digunakan
saat mengungkapkan perasaan, bergurau, mengeluh, atau bersosialisasi.
(b) Gaya perintah, gaya ini menunjukkan kewenangan dan bernada
memberikan keputusan.

2022 BAHASA INDONESIA


9 Supriyadi, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
(c) Gaya pemecahan masalah, gaya ini bernada rasioonal, tanpa prasangka,
dan lemah lembut.
2. Metode Penyampaian
(a) Penyampaian mendadak
(b) Penyampaian tanpa persiapan
(c) Penyampaian dari naskah
(d) Penyampaian dari ingatan
Kesuksesan yang diperoleh seorang pembicara bukan hanya ditentukan oleh
materi dan cara berbicara yang menarik, melainkan juga oleh situasi yang
memungkinkan pendengar memberikan apresiasi atau tidak terhadap pembicara.
Untuk itu, pembicara harus menciptakan kesan yang positif sebelum mulai
berbicara. Hal-hal yang dapat menciptakan kesan positif antara lain:

(a) Pakaian yang rapi dan serasi


(b) Sikap tubuh yang mengesankan
(c) Ekspresi wajah yang menyenangkan.
(d) Tatakrama yang baik
Adapun tujuan berbicara antara lain:

(a) Berbicara untuk melaporkan


(b) Berbicara secara kekeluargaan
(c) Berbicara untuk meyakinkan
(d) Berbicara untuk merundingkan
(4) Keterampilan Menyimak
Keterampilan menyimak adalah kemampuan memahami pesan-pesan yang
diungkapkan pembicara melalui lambang-lambang bunyi. Dalam keterampilan ini
yang paling berfungsi adalah indera pendengaran dan konsentrasi. Kadang-
kadang-kadsang kita sering kesulitan memahami pembicaraan orang lain, karena
memang pembicaraan orang tersebut terkesan “ngelantur”, tidak efektif dan tidak
fokus.

Proses menyimak memerlukan perhatian serius dari siswa. Pembelajaran


menyimak bukan semata-mata penyajian materi dengan mendengarkan segala
sesuatu informasi, melainkan ada proses pemahaman yang harus dikembangkan.
Komponen/faktor-faktor penting dalam menyimak adalah sebagai berikut:
(a) Membedakan antara bunyi fonemis.
(b) Mengingat kembali kata-kata.

2022 BAHASA INDONESIA


10 Supriyadi, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
(c) Mengidentifikasi tatabahasa dari sekelompok bahasa.
(d) Mengidentifikasi bagian-bagian fragmatik, ekspresi, dan seperangkat
penggunaan yang berfungsi sebagai unit sementara mencari makna/arti.
(e) Menghubungkan tanda-tanda linguistik ke tanda-tanda para linguistik (intonasi)
dan ke nonlonguistik.
(f) Mengulang kata-kata dan ide-ide penting.

2022 BAHASA INDONESIA


11 Supriyadi, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. (2006 ).


Rambu-Rambu Pelaksanaan Keelompok Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi . Jakarta

Rahayu,Minto. (2009). Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi:Mata Kuliah


Pengembangan Kepribadian .Jakarta.PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.

Satata,Sri. (2007). Modul Bahasa Indonesia Universitas Mercu Buana .


http://pksm.mercubuana.ac.id

Tarigan,Henry Guntur. (1986). Menyimak Sebagai Satu Keterampilan


Berbahasa . Bandung:Angkasa

--------.(1986).Teknik Pengajaran Keterampilan


Berbahasa .Bandung:Angkasa.

--------.(1990).Menulis Sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa .Bandung:angkasa.

--------.(1993).Membaca Sebagai Suatu Aspek Keterampilan Berbahasa .


Bandung:Angkasa

2022 BAHASA INDONESIA


12 Supriyadi, S.Pd., M.Pd.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai