Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

PRAKTIK KEBIDANAN STAGE NIFAS DAN MENYUSUI


DI PUSKESMAS KEJAJAR 1

Tugas ini diampu oleh Agustin Setianingsih, S.SiT, M.Kes yang disusun oleh :

ISWIYATI
P1337424821193

PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kasus Nifas di Puskesmas Kejajar 1, telah disahkan oleh pembimbing


pada:

Hari :
Tanggal :

Dalam Rangka Praktik Klinik Kebidanan Fisiologis Nifas yang telah diperiksa
dan disetujui oleh pembimbing klinik dan pembimbing institusi Prodi Profesi
Kebidanan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Semarang Tahun 2021.

Pembimbing Klinik Mahasiswa

Istifaroh A.Md.Keb Iswiyati


NIP. 198702092009032005 NIM. P1337424821193

Mengetahui,
Pembimbing Institusi

Agustin Setianingsih, S.SiT, M.Kes

NIP. 19790820 2002122003


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS
PADA NY. E UMUR 21 TAHUN P1A0 POSTPARTUM 8 JAM
DI PUSKESMAS KEJAJAR 1
TAHUN 2021

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 6 November 2021
Waktu : 08.00 WIB
Tempat : Puskesmas Kejajar 1
Biodata :
1. Nama ibu : Ny. E 1. Nama suami : Tn N
2. Umur : 21 tahun 2. Umur : 28 tahun
3. Suku bangsa : Jawa 3. Suku bangsa : Jawa
4. Agama : Islam 4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA 5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : IRT 6. Pekerjaan : Petani
7. Alamat : Seranggede 2/1 7 Alamat : Seranggede 2/1

B. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG:
Ibu mengatakan baru saja melahirkan 8 jam
2. KELUHAN UTAMA:
Ibu mengatakan masih nyeri luka jahitan
Uraian Keluhan Utama :
Ibu mengatakn masih nyeri luka jahitan
3. Riwayat obstetri:
a. Riwayat Haid:
Menarche : 13 tahun
Siklus : ±27 hari
Warna darah : merah
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut/hari
Nyeri Haid : hari ke 1
Lama : ±7 hari
b. Riwayat Persalinan dan Nifas yang lalu :
Kehamilan Persalinan Nifas
Asi
Tahun Frek KELUHA UK Kead
Jenis Penolong JK/ BB Penyulit IMD Penyulit ekskl
ANC N (mgg)
usif
8x Tidak 39 mgg Normal Bidan Laki- Tidak Ya Sekarang Ya Sehat
ada laki/2800 ada

c. Riwayat persalinan Sekarang


Paritas : 1 Abortus : 0
Tempat persalinan : Puskesmas Kejajar 1
Ditolong oleh : Bidan
Jenis persalinan : Spontan
Masalah dalam persalinan : Tidak ada
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal/ jam lahir : 6 November 2021 / 00.15 WIB
BB : 2800 gr PB : 48 cm LK : 33 cm LD: 33 cm

d. Riwayat Kesehatan :
1) Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak sedang maupun pernah mengalami tanda dan
gejala penyakit seperti :
TBC, Hepatitis B, HIV/AIDS, IMS seperti keputihan berbau, gatal,
berwarna kuning kehijauan, Hipertensi, Jantung, Diabetes, luka tidak
sembuh-sembuh (sulit kering), sering haus, sering lapar, sering BAK.

2) Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :


Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat
penyakit seperti yang telah dijelaskan di atas (seperti jantung,
hepatitis, hipertensi, malaria, asma, DM, TBC, serta HIV/AIDS).
e. Riwayat KB
Pernah/Tidak pernah *)
Rencana KB : ibu mengatakan ingin menggunakan KB Suntik3
bulan
f. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari:
1) Nutrisi
Pola pemenuhan
a) Makan
 Frekuensi : 3 kali
 Komposisi
 Nasi : 3x @ 1 piring (sedang / penuh)
 Lauk : 3x @ 1 potong (sedang / besar), jenisnya
tempe, telur, ayam.
 Sayuran : 2x @ 1 mangkuk, jenis sayur : sop (kubis/kol,
kentang, bunga kol, kapri), sayur kangkung, daun pepaya,
daun singkong
 Buah : 2x (pisang, pepaya)
 Camilan : 3x (keripik,biskuit, singkong)
 Pantangan : Tidak ada pantangan makan
b) Minum
 Jumlah total 8 gelas jenisnya air putih
 Susu : -
2) Eliminasi
a) Buang Air Kecil :
 Frekuensi per hari : 3 kali
 Keluhan/masalah : ibu mengatakan tidak ada keluhan
b) Buang Air Besar :
 Frekuensi per hari : Ibu mengatakan belum BAB
 Keluhan/masalah : tidak ada
3) Personal hygiene
 Ibu mengatakan sudah melakukan personal hygiene yang sesuai.
4) Hubungan seksual
Ibu belum melakukan hubungan seksual
5) Istirahat/tidur
 Tidur : Ibu mengatakan kualitas tidur berkurang
 Keluhan/masalah : tidak bisa tidur karena bayi nya sering menangis
6) Aktivitas fisik dan olah raga
 Aktivitas ibu : ibu mengatakan dirumah bekerja sebagai ibu rumah
tangga, kegiatan dirumah dibantu oleh suami seperti menyapu,
mencuci.
 Olahraga : ibu melakukan pekerjaan rumah dibantu suami.
7) Kebiasaan yang merugikan kesehatan (ibu maupun keluarga) :
 Merokok : ibu mengatakan tidak pernah merokok
 Minuman beralkohol : ibu mengatakan tidak mengonsumsi minuman
beralkohol
 Obat-obatan : ibu hanya mengkonsumsi obat-obatan yang
diberikan dari tenaga kesehatan.
 Jamu : ibu mengatakan tidak mengkonsumsi jamu
8) Pola menyusui
Ibu mengatakan menyusui dengan sering ketika bayi menangis.
Riwayat Psikososial-spiritual
a) Riwayat perkawinan :
 Status perkawinan : menikah / tidak menikah*), umur waktu
menikah : 19 th.
 Pernikahan ini yang ke 1 sah/ tidak*) lamanya 1 tahun
 Hubungan dengan suami : baik/ ada masalah
 Hubungan dengan sosial : ibu biasa berinteraksi dengan tetangga
sekitar dan hubungannya baik, tidak ada masalah dengan tetangga.
b) Persalinan ini diharapkan / tidak*) oleh ibu, suami, keluarga dari
pihak ibu;
Respon & dukungan keluarga terhadap nifas ini : keluarga
membantu ibu mengerjakan pekerjaan rumah dan memenuhi
kebutuhanya.
c) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : Ibu mengatakan
menceritakan masalahnya kepada suaminya dan berdiskusi.
d) Ibu tinggal serumah dengan : Suami .
e) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Suami
f) Dalam kondisi emergensi, ibu dapat / tidak * mengambil keputusan
sendiri.
g) Orang terdekat ibu : suami
h) Rencananya saat kunjungan/kontrol akan ditemani oleh suaminya.
i) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan Nifas : Tidak ada
adat istiadat yang dilakukan
j) Penghasilan perbulan: Rp 3.000.000,00 Cukup/Tidak Cukup*)
k) Praktik agama yang berhubungan dengan nifas : Tidak ada
l) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
 ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
 tidak boleh menerima transfusi darah;
 tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
m) Tingkat Pengetahuan Ibu
Hal-hal yang sudah diketahui ibu :
1) Ibu sudah mengetahui tentang cara menyusui yang benar.
2) Ibu sudah mengetahui tentang ASI Eksklusif yaitu memberi ASI
saja sampai usia bayi 6 bulan
3) Ibu sudah mengetahui tentang pemenuhan nutrisi dan istirahat
selama nifas.
Hal-hal yang ingin diketahui ibu :
1) Ibu ingin mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.

C. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum: Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tensi : 120/70 mmHg
4) Suhu /T : 36,4℃
5) Nadi : 84x/menit
6) RR : 20x/menit
b. Status present
Kepala : kulit kepala bersih, persebaran rambut merata, rambut hitam
kuat, tidak ada benjolan
Muka : tidak oedem, tidak pucat
Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
pengihatan baik
Hidung : simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret, tidak ada
pernafasan cuping hidung
Mulut : bibir lembab, ada karies gigi, tidak ada stomatitis
Telinga : tidak ada penumpukan serumen, simetris
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada nyeri tekan
Dada : simetris, tidak ada tarikan dinding dada
Abdomen : ada nyeri tekan, tidak ada luka bekas operasi SC
Lipat paha: tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak
ada trombophlebitis
Vulva : tidak oedem, tidak ada varises
Ekstremitas: oedem di kanan dan kiri, turgor kulit baik, pergerakan
fisiologis, kuku jari bersih
Punggung : tidak ada kelainan seperti lordosis, kifosis, dan skoliosis
Anus : tidak ada hemorroid
c. Status Obstetrik
Muka : tidak oedem, tidak pucat
Mamae : simetris, putting susu menonjol, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada benjolan, ASI sudah keluar (colostrum)
Abdomen : TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi keras
Genetalia :
PPV :warna merah kehitaman (rubra)
Luka perineum :tidak ada tanda-tanda infeksi pada pemeriksaan
8 jam, belum kering, derajat II
2. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

D. ANALISA
Ny. E Umur 21 Tahun P1A0 Post Partum 8 jam Fisiologis
Masalah : Nyeri pada luka perineum
Kebutuhan : Pendkes tanda bahaya masa nifas

E. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 6 November 2021 Jam: 08.10 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa saat ini ibu dalam keadaan baik
dan normal.
Hasil : Ibu tampak senang mengetahui bahwa kondisinya dalam keadaan baik.
2. Mengevaluasi PPV, Kontraksi, TFU, BAK, BAB ibu
Hasil : PPV lochea rubra 20 cc, warna merah kehitaman, kontraksi keras, TFU
: Pertengahan pusat-symfisis, sudah BAK dan BAB
3. Memberitahu ibu cara untuk mengurangi rasa nyeri pada luka jahitan
perineum yaitu dengan melakukan senam kegel, kompres dingin, pijat dan lain
sebagainya.
Hasil : Ibu sudah mengerti dan paham dengan penjelasan yang diberikan.
4. Menjelaskan kepada ibu tujuan dilakukannya senam kegel yaitu untuk
meningkatkan sirkulasi darah dan tonus otot didaerah perineum.
Hasil : Ibu sudah mengerti dan paham dengan penjelasan yang diberikan.
5. Mengajarkan kepada ibu cara melakukan senam kegel yaitu:
a. Kencangkan otot panggul bawah selama kira-kira 3 detik. Untuk tahu
bagian mana yang disebut otot panggul bawah, coba bayangkanlah seperti
menahan air urine saat ingin buang air kecil. Otot yang menahan air pipis
itulah yang disebut otot panggul bawah.
b. Selama mengencangkan otot ini, usahakan jangan tahan napas atau
mengencangkan otot perut, paha, dan pantat.
c. Lemaskan kembali otot panggul bawah selama 3 detik.
d. Ulangi lagi latihan otot ini hingga 10 kali.
Hasil: ibu mengerti dan dapat mempraktikkan.
6. Menjelaskan kepada ibu tujuan diberikannya kompres dingin yaitu
menimbulkan efek memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga rasa
nyeri berkurang, mencegah peradangan meluas dan mengurangi terjadinya
perdarahan.
7. Mengajarkan kepada ibu dan suami cara melakukan kompres dingin yaitu:
a. Membantu pasien pada posisi yang nyaman atau dorsal recumbent
b. Melakukan tindakan kompres air dingin pada area sekitar luka perineum
selama 20 menit sebanyak 3 kali.
c. Mengeringkan dengan handuk.
Hasil : Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan akan
mempraktikkan.
8. Memastikan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu nifas untuk
mengkonsumsi makanan yang tinggi serat yaitu buah dan sayur, terutama
sayur-sayuran yang berwarna hijau seperti bayam, brokoli merupakan salah
satu sayuran serta makan makanan tinggi protein seperti putih telur minimal 5
butir per hari untuk mempercepat penyembuhan luka perineum.
Hasil : ibu memahami informasi yang diberikan, dan bersedia mengonsumsi
makanan tinggi serat dan tinggi protein
9. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan genetalia dan jahitan pada
perineum yaitu dengan membersihkan kemaluan dengan sabun dan air yang
mengalir dari arah depan (vagina) ke belakang (anus) dan mengeringkan
dengan handuk atau tissu.
Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
10. Memberitahu ibu bahwa ibu boleh melakukan hubungan seksual apabila darah
berwarna merah sudah tidak keluar lagi dan tidak ada nyeri pada luka jahitan,
jadi ibu tidak perlu takut atau cemas untuk melakukan hubungan seksual
setelah melahirkan.
Hasil : Respon ibu menganggukkan kepala dan mengerti penjelasan yang
diberikan.
11. Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya pada masa nifas
yaitu perdarahan, pengeluaran pervaginam yang berbau, demam, sakit kepala
hebat, penglihatan kabur, kejang, pembengkakan ekstremitas (tangan dan
kaki), muka bengkak, depresi / merasa tidak mampu mengasuh bayinya.
Apabila ibu merasakan salah satu tanda diatas maka disarankan agar keluarga
membawa ibu kefasilitas kesehatan terdekat.
Hasil : Ibu dan keluarga mengerti atas penjelasan yang telah diberikan serta
bersedia membawa ke fasilitas kesehatan jika terdapat tanda – tanda tersebut.
12. Memastikan ibu untuk selalu menyusui bayinya setiap 2 jam atau on demand
dan tidak memberikan makanan atau minuman tambahan apapun sampai bayi
berusia 6 bulan
Hasil : ibu bersedia istirahat sesuai dengan saran yang diberikan
13. Mengingatkan ibu untuk istirahat cukup yaitu sesuai kebutuhan istirahat ibu
nifas 7-8 jam/hari. apabila dimalam hari ibu sering terbangun karena
menyusui, maka ibu dianjurkan untuk tidur mengikuti pola tidur bayi.
Sehingga kebutuhan istirahat ibu tercukupi.
Hasil : ibu menyusui bayinya setiap 2 jam
14. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 10 hari lagi atau apabila
ibu ada keluhan untuk segera periksa ke tenaga kesehatan terdekat tanpa
menunggu jadwal kunjungan.
Hasil : Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan berikutnya atau bila ada
keluhan
15. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Hasil : Telah dilakukan pendokumentasian
CATATAN PERKEMBANGAN
CATATAN PERKEMBANGAN MASA NIFAS
Tanggal/
Diagnosa Catatan Perkembangan
Jam
10-11-2021/ P1A0 Postpartum S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan
09.00 WIB Normal 5 hari O:
1. Keadaan umum: baik
Puskesmas Kesadaran: composmentis
Kejajar 1 Tanda-tanda Vital
TD: 120/80 mmHg
RR: 20 x/m
P: 84 x/m
T: 36,20C
2. Tidak ada pembengkakan payudara,
pengeluaran ASI lancar
3. Involusio uteri baik, TFU pertengahan
simfisis-pusat, kandung kemih kosong.
4. Pengeluaran lochea sanguelenta
5. Luka jahitan baik, tidak ada tanda-tanda
infeksi
A:
Ny. E Umur 21 Tahun P1A0 Postpartum 5 Hari
Fisiologis
P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu baik, tanda-tanda vital normal
yaitu TD 120/80 mmHg, RR 20x/m, P 84 x/m,
T 36,2 0C. (Ibu mengerti dengan penjelasan
yang diberikan).
2. Memberikan KIE tentang ASI eksklusif dan
menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan pada bayinya tanpa
makanan pendamping lainnya dan 2 tahun
sapih (mengurangi pemberian ASI dan
memperkenalkan anak dengan makanan lain).
(Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan).
3. Memberitahu ibu untuk tetap menyusui
anaknya sesering mungkin dan pompa ASI jika
payudara sudah terasa penuh. (ibu mengerti
dan mau mengikuti anjuran).
4. Mengingatkan ibu untuk kompres dingin
dengan menggunakan kubis apabila payudara
ibu kembali membengkak. (ibu mengerti dan
mau melakukannya).
5. Mengingatkan ibu untuk makan makanan yang
beraneka ragam terutama yang mengandung
tinggi protein. Serta tetap mengonsumsi
kacang hijau dan vitamin A untuk
memperlancar ASI. (ibu mengerti dan mau
mengikuti anjuran)
6. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga
kebersihan diri, termasuk kebersihan daerah
kemaluan, ganti pembalut sesering mungkin.
(ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran)
7. Mengingatkan ibu tanda bahaya selama masa
nifas yaitu perdarahan lewat jalan lahir; keluar
cairan berbau dari jalan lahir; bengkak di
wajah, tangan, kaki, atau sakit kepala dan
kejang-kejang; demam lebih dari 2 hari;
payudara bengkak, merah disertai rasa sakit;
ibu terlihat sedih dan menangis tanpa sebab.
(ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan)
8. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan KB
yang akan digunakan (Ibu bersedia dan ingin
KB Suntik 3 bulan).
9. Mengingatkan ibu untuk minum obat secara
teratur (Ibu bersedia melakukan)
10.Menganjurkan ibu kunjungan ulang hari ke 14/
jika ada keluhan segera mengunjungi fasilitas
kesehatan terdekat.( Ibu bersedia datang sesuai
jadwal)
19-11-2021/ P1A0 postpartum S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan
09.45 WIB normal 14 hari O:
1. Keadaan umum: baik
Puskesmas Kesadaran: composmentis
Kejajar 1 Tanda-tanda Vital
TD: 120/80 mmHg
RR: 22 x/m
P: 82 x/m
T: 36,70C

2. Tidak ada pembengkakan payudara, Pengeluaran


ASI lancar, TFU tidak teraba. Pengeluaran lochea
alba
3. Luka jahitan sudah kering, tidak ada tanda-tanda
infeksi
A: Ny. E Umur 21 Tahun P1A0 PostPartum 14 hari
Fisiologis
P:
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu baik, tanda-tanda vital normal.
(Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan).
2. Mengingatkan ibu tentang ASI eksklusif dan
menganjurkan ibu untuk memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan pada bayinya tanpa
makanan pendamping lainnya dan 2 tahun
sapih (mengurangi pemberian ASI dan
memperkenalkan anak dengan makanan
lain).(Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan).
3. Memberitahu ibu untuk tetap menyusui
anaknya sesering mungkin dan pompa ASI
jika payudara sudah terasa penuh. (ibu
mengerti dan mau mengikuti anjuran).
4. Mengingatkan ibu untuk makan makanan
yang beraneka ragam terutama yang
mengandung tinggi protein. Serta tetap
mengonsumsi kacang hijau dan vitamin A
untuk memperlancar ASI. (ibu mengerti dan
mau mengikuti anjuran)
5. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga
kebersihan diri, termasuk kebersihan daerah
kemaluan, ganti pembalut sesering mungkin.
(ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran)
6. Mengingatkan ibu untuk istirahat yang
cukup. (Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan).
7. Mengingatkan ibu tanda bahaya selama masa
nifas yaitu perdarahan lewat jalan lahir;
keluar cairan berbau dari jalan lahir; bengkak
di wajah, tangan, kaki, atau sakit kepala dan
kejang-kejang; demam lebih dari 2 hari;
payudara bengkak, merah disertai rasa sakit;
ibu terlihat sedih dan menangis tanpa sebab.
(ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan)
8. Mengingatkan kembali ibu untuk
menggunakan kontrasepsi guna untuk
mengatur jarak kehamilan serta mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan. (ibu
mengerti dan memilih untuk menggunakan
KB Suntik 3 bulan)
9. Menganjurkan ibu kunjungan ulang jika ada
keluhan.( Ibu bersedia melakukan sesuai
dengan saran)
BAB IV
PEMBAHASAN

1. Data Subjektif
Masa nifas dimulai beberapa jam setelah plasenta lahir dan selesai sekitar 6
minggu saat alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Pada
masa ini terjadi proses pemulihan bagi ibu maupun bayi yang membutuhkan
pengawasan komprehemsif, pemulihan secara fisik maupun psikologis.
Perubahan peran seorang ibu memerlukan adaptasi yang harus dijalani.
Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir. Menurut
(Anggraini, 2010), fase taking ini terjadi pada hari ke- 1-2 postpartum, ibu
menjadi pasif dan sangat tergantung serta berfokus pada diri dan tubuhnya
sendiri. Mengulang-ulang, menceritakan pengalaman proses bersalin yang
dialami. Sehingga memerlukan istirahat atau tidur untuk mencegah gejala
kurang tidur seperti lelah, cepat tersinggung, campur baur dengan proses
pemulihan.
Pada saat pengkajian tanggal 6 November 2021 Ny. E melahirkan secara
spontan anak ketiganya 8 jam yang lalu. Ny. E sedang mengalami fase taking
in, pada teori ini ibu sudah merasa kelelahan, mudah tersinggung dan nafsu
makan serta kebutuhan istirahat meningkat. Ny. E sudah dapat berjalan sendiri
ke kamar mandi dan bersedia menyusui bayinya. Ny. E sedang beradaptasi
karena ini pengalaman pertama kali melahirkan. Menurut (Saleha, 2009), reaksi
wanita berbeda-beda setelah melahirkan. Beberapa orang merasa letih dan ingin
tidur, dan lainnya sadar. Kedua jenis reaksi ini fisiologis. Ibu biasanya diliputi
oleh sensasi keberhasilan dan kelahiran bayi dengan aman. Sikap ibu terhadap
bayi akan lebih menyenangkan jika pengalaman melahirkan relatif lebih mudah
daripada sebelumnya. Sehingga, kecemasan ketika menghadapi masa setelah
melahirkan berkurang.
Masa nifas merupakan masa kritis, terjadi adaptasi luar biasa setelah
melahirkan, sehingga walaupun ibu nifas terlihat dapat menyesuaikan karena
mengalami pengalaman nifas sebelumnya, tetap saja ibu memerlukan
pemantauan intensif untuk mencegah komplikasi nifas. Menurut (Sumiarty,
2017), bidan memiliki peran penting menjaga kesehatan ibu nifas, meliputi
memberikan asuhan kebidanan dengan mengidentifikasi kebutuhan ibu selama
masa nifas, menentukan diagnosa, melaksanakan rencana asuhan nifas dan
melakukan evaluasi.
Menurut (Islami & Aisyaroh, 2015), terdapat ketidaknyamanan pada saat
masa nifas meliputi nyeri kontraksi, keringat berlebih, pembesaran payudara,
nyeri perineum. Ny. E mengeluh ketidaknyamanan berupa nyeri pada luka
perineum. Sehingga ibu khawatir jika dirinya mengalami suatu infeksi dan
merupakan tanda bahaya. Persepsi ini mengakibatkan ibu mengalami
kecemasan. Peran bidan penting untuk memotivasi ibu bahwa nyeri yang
dirasakan ibu pada luka jahitan perineum itu memang wajar terjadi pada masa
nifas awal karena masih dalam proses penhembalian kekondisi sebelumnya.
Sehingga tugas bidan dalam manajemen keluhan yang dialami oleh ibu yaitu
dengan memberitahu ibu cara untuk mengurangi rasa nyeri pada luka jahitan
perineum yaitu dengan melakukan kompres dingin, senam kagel, pijat dan lain
sebagainya.
Menjelaskan kepada ibu pengurangan nyeri perineum dapat diberikan
kompres dingin yaitu menimbulkan efek memperlambat kecepatan hantaran
saraf sehingga rasa nyeri berkurang, mencegah peradangan meluas dan
mengurangi terjadinya perdarahan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh
(E. S. Rahmawati, 2013) bahwa pemberian kompres dingin merupakan
alternatif lain mengurangi nyeri pada perineum selain dengan memakai obat-
obatan karena menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan
hantaran saraf sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit dan akan
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan. Sehingga bidan juga menganjurkan dan
mengajarkan kepada ibu dan suami cara melakukan kompres dingin.
Menurut (Sulistyawati, 2015), untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan
asuhan yang kita berikan kepada pasien perlu adanya evaluasi. Dalam
melakukan evaluasi seberapa efektif tindakan dan asuhan yang kita berikan
kepada pasien, kita perlu mengkaji respons pasien dan peningkatan kondisi
yang kita targetkan pada saat penyusunan perencanaan. Hasil pengkajian ini
kita jadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan asuhan berikutnya. Pada langkah
ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam diagnosa dan
masalah. Hasil evaluasi pada Ny. E yaitu ibu mengatakan kondisi lega
dibanding saat persalinan. Pada evaluasi, setelah ibu dalam kondisi dapat
berkonsentrasi mengingatkan ibu kembali tentang menjaga kebersihan
perineum, kebutuhan istirahat yang cukup, tanda bahaya nifas, KB dan waktu
kunjungan ulang. Dengan demikian, pelaksanaan pada Ny. E sesuai dengan
teori yang dianjurkan.
2. Data obyektif
Hasil pengkajian data obyektif berdasarkan status obstetrik didapatkan
hasil dimana pada pemeriksaan genitalia yaitu tidak ada tanda-tanda infeksi
pada pemeriksaan 8 jam. Kemudian dievaluasi pada 5 dan 14 hari masa nifas
ibu, didapatkan hasil yakni dari pemeriksaan ibu lebih fit dan sehat..
3. Analisa
Analisa data dilakukan setelah melakukan anamnesis data subjektif dan
anamnesis data objektif. Analisis didalamnya mencangkup diagnosis aktual,
diagnosis masalah potensial serta seperlunya mengidentifikasi kebutuhan
tindakan segera untuk antisipasi masalah (Verney, 2012). Diagnosis pada Ny. E
adalah Ny. E usia 21 tahun P1A0 postpartum 8 jam.
4. Penatalaksanaan
Menurut (Sumiarty, 2017), kunjungan nifas dilakukan paling sedikit 3
kali selam ibu dalam massa nifas, yaitu kunjungan I pada 6 jam sampai 3 hari
paca persalinan, KF II pada 4 sampai 28 hari pasca persalinan, KF III pada 29
hari sampai 42 hari pasca persalinan. Pada kunjungan nifas Ny M, KF I
dilakukan pada 8 jam pasca persalinan, KF II dilakukan pada 5 hari dan 14 hari
pasca persalinan dan KF III dilakukan pada 30 hari pasca persalinan.
Pengkajian masa nifas pada KF I (8 jam post partum), didapatkan
keluhan perut Ny E masih terasa mulas. Hasil pemeriksaan Ny. E adalah TFU
3 jari dibawah pusat, kontraksi keras, dan pengeluaran darah pervaginam
berwarna merah segar (lokhea rubra) kurang lebih 20 cc. Perineum luka derajat
2. Ibu sudah BAK namun belum BAB.
Asuhan yang diberikan pada KF I adalah mengajari ibu dan keluarga
cara massase fundus secara sirkuler, mengajari ibu cara menyusui dan
menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya, menganjurkan ibu untuk menjaga
kehangatan bayinya, dan menjelaskan perawatan luka perineum dengam
menggunakan kompres dingin. Asuhan lain yang diberikan yaitu menganjurkan
ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang terutama yang mengandung
protein dan tidak ada pantangan dengan tujuan untuk mempercepat
penyembuhan luka perineum, hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
(E. Rahmawati & Triatmaja, 2015) bahwa dengan mengonsumsi protein dapat
mempercepat penyembuhan luka, dan memberikan ibu terapi sentuhan dan
pijatan ringan untuk mengurangi rasa cemas dan memberikan rasa nyaman
kepada ibu, Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sari Dewi,
Soemardini, & Ari Nugroho, 2016) yang berjudul Hubungan Tingkat Konsumsi
Protein, Zat Besi (Fe) dan Zinc (Zn) dengan Kondisi Penyembuhan Luka
Perineum Derajat II pada Ibu Nifas didapatkan hasil bahwa tingkat konsumsi
protein memberikan pengaruh paling besar terhadap kondisi penyembuhan luka
perineum derajat II dibandingkan tingkat konsumsi zat besi (Fe) dan zinc (Zn).
Menganjurkan pada ibu untuk mengonsumsi makanan yang berserat
tinggi agar melancarkan BAB dan mengonsumsi makanan tinggi protein untuk
mempercepat pemulihan ibu. Contoh makanan berserat tinggi adalah sayur-
sayuran hijau dan buah-buahan. Contoh makanan tinggi protein adalah telur,
ikan, susu, dan daging. Menganjurkan ibu untuk tidak berpantang pada
makanan yang amis-amis atau tinggi protein. Agar proses pemulihan pada ibu
nifas tidak terhambat, maka kebutuhan dasar berupa gizi harus tercukupi yaitu
dengan cara makan makanan yang mengandung cukup karbohidrat, protein,
sayuran dan buah-buahan dengan asupan cairan 3 liter/hari, 2 liter didapat dari
air minum dan satu liter didapat dari cairan yang ada pada kuah sayur
Menganjurkan pada ibu dan keluarga untuk tetap menjaga kehangatan
bayinya dengan memakaikan topi dan menyelimuti bayinya. Menurut
(Indrayani & Djami, 2013), hipotermi mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya
dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan atau diselimuti walaupun di
dalam ruangan yang relatif hangat. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
vulva hygiene yaitu dengan membersihkan kemaluan dengan air mengalir
dengan arah dari depan (vagina) ke belakang (anus) dan menganjurkan ibu
untuk ganti pembalut/mengeringkan dengan tisu/handuk di kemaluan setelah
BAK agar tidak terlalu lembab. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Timbawa, Kundre, & Bataha, 2015) dengan judul “Hubungan
Vulva Hygiene Dengan Pencegahan Infeksi Luka Perineum Pada Ibu Post
Partum Di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado” yang menyatakan
bahwa Ada hubungan vulva hygiene dengan pencegahan infeksi luka perineum
pada ibu post partum di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM Manado. Dimana
manfaat vulva hygiene untuk menjaga vagina dan daerah sekitarnya tetap
bersih dan nyaman, mencegah munculnya keputihan, bau tak sedap dan gatal –
gatal serta menjaga pH vagina tetap fisiologis.
Menganjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihan area kemaluannya
dengan membasuh menggunakan air mengalir dari arah depan (vagina) ke
belakang (anus) setiap kali setelah BAK/BAB, mengganti pembalut minimal 3
jam sekali, mengeringkan dengan tisu/handuk area kemaluannya setelah selesai
BAK/BAB agar tidak terlalu lembab. Menurut (Marmi, 2015), cara menjaga
kebersihan vagina yang benar antara lain :
1) Siram mulut vagina hingga bersih dengan air setiap kali hais BAK dan
BAB. Air yang digunakan tak perlu matang asalkan bersih. Basuh dari arah
depan ke belakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel di
sekitar vagina baik itu dar air seni maupun feses yang mengandung kuman
dan bisa menimbulkan infeksi pada luka jahitan.
2) Vagina boleh diuci menggunakan sabun maupun cairan antiseptic karena
dapat berfungsi sebagai penghilang kuman. Yang penting jangan takut
memegang daerah tersebut dengan saksama.
3) Setelah dibasuh, keringkan perineum dengan handuk lembut, lalu kenakan
pembalut baru. Ingat pembalut mesti diganti setiap habis BAK atau BAB
atau minimal 3 jam sekali atau bila sudah dirasa tak nyaman.
Pada KF II dilakukan pada 5 dan 14 hari post partum dan pada hasil
pengkajian Ny E didapatkan ibu tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan
yang dilakukan pada KF II pada 5 hari post partum Ny E adalah TFU
teraba setengah simfisis pubis-pusat, PPV berwarna merah kecokelatan
(sanguilenta), tidak ada kemerahan pada betis dan tidak oedem pada
ekstremita,. Pada 14 hari postpartum TFU tidak teraba, PPV serosa
berwarna kekuningan. ASI ibu sudah lancar. Asuhan yang diberikan
adalah mengevaluasi cara menyusui ibu, menganjurkan ibu untuk
menyusui secara on demand, memberitahu ibu tentang jenis-jenis KB.
Pada KF III belum dilakukan karena belum ada 29 hari postpartum.
Pada KF III biasanya seorang ibu yang dapat merawat bayinya sendiri
dengan baik. Ny E mengatakan puting susu tidak lecet, produksi ASI
lancar, luka perineum sudah kering dan sembuh, dan PPV lokea alba.
Asuhan yang diberikan pada KF III ini adalah menganjurkan ibu untuk
tetap memenuhi nutrisi dan istirahat cukup, menganjurkan ibu untuk
menyusui bayinya eksklusif 6 bulan dan menanyakan kembali KB yang
akan digunakan ibu.
Asuhan nifas yang diberikan pada Ny E tidak terdapat kesenjangan
dan telah sesuai dengan tujuan kunjungan nifas, sehingga tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Y. (2010). Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama.


Indrayani, & Djami, M. E. U. (2013). Asuhan Persalinan dan Bayi BAru Lahir.
Jakarta: CV. Trans Info Media.
Islami, & Aisyaroh, N. (2015). Efektifitas Kunjungan Nifas Terhadap Pengangguran
Ketidaknyamanan Fisik yang Terjadi pada Ibu Selama Masa Nifas. Bahan Ajar.
Marmi. (2015). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Puerperium Care.”
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pilaria, E., & Sopiatun, R. (2017). Pilaria dan Sopiatun (2017) dalam jurnalnya
tentang Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Postpartum di
Wilayah Kerja Puskesmas Pejeruk Kota Mataram. JURNAL KEDOKTERAN
YARSI 26 (1) : 027-033(2018).
Rahmawati, E. S. (2013). Pengaruh Kompres Dingin Terhadap Pengurangan Nyeri
Luka Perineum Pada Ibu Nifas di BPS Siti Alfirdaus Kingking Kabupaten
Tuban ( The Influence of Cold Compress Towards Perineum Injury of Post-
Partum. Jurnal Sain Med, 3(2), 43–46.
Rahmawati, E., & Triatmaja, N. T. (2015). Hubungan Pemenuhan Gizi Ibu Nifas
Dengan Pemulihan Luka Perineum. Jurnal Wiyata Peneliti Sains & Kesehatan,
2(1), 19–24.
Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sari Dewi, S., Soemardini, S., & Ari Nugroho, F. (2016). Hubungan Tingkat
Konsumsi Protein, Zat Besi (Fe) dan Zinc (Zn) dengan Kondisi Penyembuhan
Luka Perineum Derajat II pada Ibu Nifas. Majalah Kesehatan, 3(3), 137–143.
https://doi.org/10.21776/ub.majalahkesehatan.003.03.4
Sulistyawati, A. (2015). Buku Ajar Asuhan Kebidanan PAda Ibu Nifas. Yogyakarta:
Andi Offset.
Sumiarty. (2017). Kebidanan Teori dan Asuhan Vol.2. Jakarta: EGC.
Timbawa, S., Kundre, R., & Bataha, Y. (2015). Hubungan Vulva Hygiene Dengan
Pencegahan Infeksi Luka Perineum Pada Ibu Post Partum Di Rumah Sakit
Pancaran Kasih Gmim Manado. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 3(2), 108128.
Tuti, W. M. N. (2018). Pijat Oksitoksin dan Aroma Terapi Lavender Meningkatkan
Produksi Asi. Jurnal Kebidanan, 8(1), 44–53.
Verney, H. (2012). Buku Panduan Asuhan Masa Nifas Fisiologis edisi 2. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai