Anda di halaman 1dari 6

PRINSIP KERJA HAMMER MILL PADA EMAS

DISUSUN OLEH:

1. Michael Aldino Hamonangan Napitupulu (1031711027)

2. Amar Azhar (1031911002)

3. Akbar Fauzi Lbs (1031911011)

4. Hiskia M. Simatupang (1031911017)

5. Nabila Nuraini (1031911019)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


` Untuk dapat memisahkan mineral berharga dari mineral pengganggunya, material hasil
penambangan harus direduksi/digerus hingga berukuran halus. Proses pengecilan ukuran menjadi
fragmen yang lebih kecil untuk mendapatkan ukuran batuan yang sesuai dengan kebutuhan
disebut dengan kominusi. Tahapan pereduksian fragmen hasil penambangan (kominusi) dapat
dibagi dalam crushing dan grinding. Crushing (peremukan) merupakan tahapan pertama dalam
pekerjaan kominusi. Crushing termasuk sebagai proses mereduksi material untuk memperoleh
produk yang berukuran ½ atau lebih. Crushing secara garis besar dibagi atas:
1. Primary crusher (Peremukan primer)
2. Secondary crusher (Peremukan sekunder)
3. Fine crusher
4. Special crusher
Jenis alat yang digunakan antara lain:
1. Primary crusher: Jaw crusher, hammer mill, gyratory crusher.
2. Secondary crusher: Cone crusher, hammer mill, roll crusher, stamp mill.
3. Spesial used: Hammer mill yang dapat mengahasilkan produk berukuran – 60 mesh.
BAB II
ALAT

2.1. Hammer Mill


Proses kominusi terdiri dari peremukan dan penghalusan batuan untuk mengurangi
ukuran partikel sampai pada ukuran yang sesuai untuk proses pemisahan emas dengan mineral-
mineral ikutannya. Pada tambang rakyat proses kominusi ini menggunakan palu sebagai alat
peremuk. Sedangkan penghalusan batuan dapat menggunakan hammer mill atau ball mill
(Annicaert, 2013). Bagian-bagian alat dari hammer mill:
1. Hopper, sebagai bak penampung material yang akan direduksi.
2. Revolving disk, sebagai tempat duduknya palu (hammer) yang dihubungkan dengan
mesin penggerak dengan perantara sabuk (belt).
3. Palu (hammer), sebagai pemecah umpan (feed) yang masuk.
4. Riffle (penyekat), sebagai pengatur banyaknya umpan yang masuk.
5. Screen, sebagai penyaring untuk memisahkan material yang berbentuk ½ lingkaran dan
terletak pada bagian bawah hammer mill.
6. Discharge, sebagai tempat keluarnya produksi hasil reduksi.

2.1.1. Sistematika Alat dan Mekanisme Peremukan Batuan


Sistematika alat dan mekanisme hammer mill, yaitu dengan bekerja pukulan (impact)
kecepatan tinggi terhadap material yang masuk ke alat melelui hopper. Pemukul (hammer)
dipasang pada rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi. Bagian yang bergerak ini
memindahkan energi kinetik ke partikel yang masuk dan menyebabkan partikel terlempar dan
membentur plat bentur. Material hasil penggerusan akan keluar melalui discharge.
Pecahnya batuan pada alat peremuk rahang disebabkan akibar kuat tekanan material
umpan lebih kecil dan pada kuat tekan yang ditimbulkan oleh alat peremuk, sudut singgung
material nip anggel, dan aralr dan resultan gaya akhir yang mengarah ke bawah sedemikian
sehingga batuan tersebut pecah.
2.1.2. Prinsip Kerja Hammer Mill
Pada dasarnya apabila suatu gaya tekan dikenakan pada suatu material dan material dapat
mengimbangi gaya tersebut karena adanya sifat dalam (tenacity) dari material tersebut sehingga
material tidak akan pecah. Apabila batuan dikenakan gaya dan gaya itu kemudian ditiadakan
dengan tiba-tiba, maka ada beberapa kemungkinan kejadian terhadap batuan tersebut. Bila gaya
ditiadakan maka batuan akan kembali pada bentuk dan volume semula maka batuan berada pada
fase deformasi anyal dimana gaya akan sebanding dengan perubahan. Bila gaya ditingkatkan,
dan batas anyal batuan itu terlampui maka batuan akan berubah secara kekal, dimana batuan
tersebut berada pada fase deformasi plastis. Perubahan bentuk batuan tersebut misalnya terjadi
pemanjangan maupun pemendekkan dan lain sebagainya.

Gambar 1. Makin kecil material digerus makin besar permukaan sesifiknya

Pemukul (hummer) dipasang pada rotor yang berputar dengan kecepatan tinggi. Bagian
yang bergerak ini memindahkan energi kinetik ke partikel yang masuk. Gambar berikut
memperlihatkan bagaimana peremuk bentur (hummer mill) bekerja. Dibagian bawah terdapat
grate dimana partikel masih dihancurkan dengan attration. " Hammer Mill " merupakan salah
satu alat yang digunakan pada proses penggerusan material untuk mendapatkan suatu produk
material dengan ukuran kecil seperti tepung yang sesuai dengan kebutuhan pasar sehingga
hasil darikeluaran " Hammer Mill " ini dapat langsung dipasarkan.

Hammer mill secara luas menggunakan "impact crushing “ dalam pengolahan bahan
galian yang berguna untuk memperkecil ukuran (size) material. Hammer mill digunakan
sebagai pekerjaan tahap awal (primary crushing) maupun tahap lanjutan (secondary
crushing). Alat ini dapat diklasifikasikan dalam suatu type alat untuk mendapatkan
kapasitas gnnding service dan bila dipakai dalam "close sirkuit" maka dilengkap i dengan "
fine screen"atau " air classifier". Hammer mill ini terdiri dari delapan pisau yang terikat pada
suatu revolving disk dalam crusher chumber dengan baut. Pada prinsipnya pemakaian hammer
mill dengan penyekat screen atau saringan yang disebut dengan sistem metode 'closed circuit"
dimana produksinya langsung merupakan hasil akhir. Bagian-bagian dari hamer mill:

1. Hopper berfungsi sebagai bak penampung material yang akan direduksi.

2. Revolping disk merupakan suatu alat tempat duduknya palu.


3. Palu adalah alat pemukul yng dgunakan untuk memecahkan material (feed).
Penyekat adalah suatu alat yang digunakan untuk memisahkan material yang
bervariasi, dari mulai berukuran halus atau sesuai dengan ukuran yang kita gunakan.Screen
yang dgunakan pada hammer mill berbentuk lengkung setengah lingkaran ,terletak dibagian
bawah dari hammer mill.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peremukan Dengan Hummer Mill:
1. Ketahanan batuan, Ketahanan batuan dipengaruhi kerepasan (friability), dan
kerapuhan (brittleness) dari kandungan mineralnya. Struktur mineral yang sangat
halus biasanya lebih tahan daripada batuan yang berstruktur kasar.
2. Ukuran material umpan, Apabila ukuran feed terlalu besar maka material akan sulit
dipecahkan oleh palu, sehingga menimbulkan kesukaran pada palu dan revolving
disk, pdu akan berhenti memukuljika hal ini terjadi akan mempercepat hammer mill
rusak dan tidak akan menghasilkan produkta yang baik.
3. Kekerasan material, jika material terlalu keras maka akan menyebabkan sulit bagi
hammer mill untuk beroperasi dengan baik, oleh karena itu pemilihan atau
pengenalan terhadap kekerasan material yang akan diolatr sangatlah penting.
umumnya hammer mill dipergunakan untuk material yang agak lunak.
4. Material yang lembab akan menyebabkan proses pengolahan yang agak sulit. Apabila
material lembab akan dapat menyebabkan penumpukan material pada celah-celah
hammer mill yang kosong dan pada lubang screen. Keadaan kondisi seperti ini sulit
untuk meloloskan material dan membuat hammer mill cepat rusak, sehingga
menurunkan efisiensi produksi. Besarnya kecilnya kadar air yang dikandung oleh
suatu material tentu akan mempengaruhi kinerja dari alat pengolahan yang digunakan
dan hasil penggerusan yang berupa produk akhir dari rangkaian pengolahan yang
dilakukan.
5. Jarak terhadap screen, Jika palu terlalu dekat dengan screen akan menyebabkan
sulitnya palu memukul dan menggerakkan feed atau material. Jarak palu jauh dari
screen akan menyebabkan material terlalu lunak di proses, sebaiknya jarak spasi palu
terhadap screen disesuaikan dengan bentuk palu, screen dan bahan galian.
6. Pemasukan material kedalam hammer mill ikut juga mempengaruhi produksi. Apabila
feed dimasukkan secara kontinyu, maka produksi yang diharapkan lebih besar dengan
waktu yang suma dari cara tersebut.

Gambar 2. Foto dan Sayatan Melintang Hummer


Pada Gambar 2. ditunjukkan irisan melintang peremuk hammer. Pemakaian peremuk
hammer bersifat spesifik, karena hanya dapat dipakai untuk materiar yang lunak saja, dan
ditujukan untuk langsung menghasilkan partikel dengan ukuran yang relatif halus. Pada
Gambar 2. ditunjukkan suatu peremuk hummer, dengan tiga hammer berputar memecah
batuan yang masuk. putaran hammer akan menimbulkan gaya centrifugal, sehingga material
akan terpental membentur dinding, atau membentur hammer, sampai menjadi ukuran tertentu.
pada bagian bawah terdapat suatu- pengayak yang akan meloloskan material halus, sedang
material kasar akan, kembali terpental.

Anda mungkin juga menyukai