Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Amar Azhar

NIM :1031911002
MATA KULIAH : Pengolahan dan pemurnian timah dan mineral ikutan

BAGIAN I
1. JUDUL BUKU/ARTIKEL : EFEKTIVITAS PENGGERUSAN BIJIH TIMAH PRIMER
MENGGUNAKAN BALL MILL DI PT MENARA CIPTA MULIA DESA SENYUBUK
KABUPATEN BELITUNG TIMUR

2. LINK:https://journal.ubb.ac.id/index.php/mineral/article/download/1583/1105/

3. KRITERIA FEED : Wet

4. NAMA ALAT : Ball Mill

5. METODE PENELITIAN : Percobaan dilakukan sebanyak 27 (dua puluh tujuh) kali, dan
setiap percobaan dilakukan perubahan pada variabel yang akan diteliti agar didapatkan
hasil berupa pengaruh dari variabel-variabel tersebut terhadap hasil gerusan yang
didapatkan. Pengaturan variabel dilakukan secara kombinasi agar mendapatkan efektivitas
hasil gerusan ball mill. Percobaan dilakukan dengan melakukan perubahan variabel laju
umpan 3-4 TPH, 4-5TPH, dan 5-6 TPH. Ukuran umpan 0-2 cm, 0-4 cm, dan 0-6 cm. Laju
air yaitu 4.436 l/j, 7.394 l/j, dan 11.091 l/j. Melakukan analisis terhadap ukuran butir
material tiap sampel hasil penggerusan alat ball mill menggunakan sheive shaker. Nomor
saringan shieve shaker yang digunakan yaitu 20 mesh, 30 mesh, 40 mesh, 50 mesh, 60
mesh, 80 mesh,100 mesh, 200 mesh,dan PAN (-200 mesh).

6. HASIL DAN ANALISIS :


Analisis Ukuran Butir Untuk Proses Konsentrasi
Untuk mendapatkan ukuran butir yang tepat pada proses konsentrasi, dilakukan dengan
membandingkan persentase material tertahan dari setiap nomor saringan pada sampel
concentrate dan middling. Tabel perbandingan persentase sampel concentrate dan
middling dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut :
Gambar Grafik perbandingan material tertahan pada setiap nomor saringan

Hasil persentase material tertahan di atas, menunjukkan sampel concentrate merupakan


ukuran butir material yang tepat karena pada ukuran tersebut mineral berharga telah
terlepas dari mineral pengotornya. Sedangkan pada sampel middling, terdapat material
oversize sebesar 59,72 %. Berdasarkan analisa di atas menunjukkan ukuran material yang
tepat untuk proses konsentrasi berukuran 60 s.d. 200 mesh.mesh

Pengaruh Variabel terhadap Hasil Gerusan Ball Mill


Dari perubahan beberapa variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap ukuran butir
material hasil penggerusan ball mill. Pengaruh variabel terhadap hasil gerusan ball mill
sebagai berikut : Pengaruh Variabel Laju Umpan terhadap Hasil Gerusan Ball Mill
Pengaruh variabel laju umpan terhadap hasil gerusan ball mill diberbagai variabel laju air
menunjukkan semakin kecil laju air persentase hasil gerusan dengan ukuran butir hasil
gerusan 60 s.d. -200 mesh semakin tinggi. Laju air mempengaruhi kecepatan perpindahan
materal di dalam mill. Hal ini sesuai dengan teori Schlanz (1987) tentang variabel yang
mempengaruhi efektivitas proses penggerusan menggunakan ball mill. Laju air berperan
penting dalam operasi pengolahan, air sebagai sarana transportasi media pada ball mill.
Semakin tinggi laju air maka semakin cepat material tertransportasi pada proses milling.

7. KESIMPULAN : Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Ukuran material yang tepat untuk proses konsentrasi berukuran 60 s.d. -200 mesh,
karena pada ukuran tersebut mineral berharga telah terlepas dari mineral pengotornya.
2. Variabel laju umpan, ukuran umpan dan laju air sangat berpengaruh terhadap hasil
penggerusan menggunakan ball mill.Berdasarkan hasil pengujian variabel menunjukkan
bertambah kecilnya laju umpan, ukuran umpan, dan laju air didapatkan persentase ukuran
butir material hasil penggerusan ball mill 60 mesh sampai dengan -200 mesh yang tinggi.
3. Efektivitas penggerusan diperoleh pada sampel 19 dengan nilai produksi tertinggi 5 s.d.
6 TPH. Sehingga parameter ini menjadi acuan untuk mendapatkan ukuran butir hasil
gerusan yang tepat untuk proses konsentrasi yaitu berukuran 60 mesh s.d. -200 mesh.
Adapun nilai efektif diperoleh dari pengaturan variabel laju umpan 5 s.d. 6 TPH, ukuran
umpan terkecil 0 s.d. 2 cm, dan laju air terkecil 4.436 l/j.

BAGIAN II

Ball Mill
Ball mill merupakan salah satu jenis alat fine grinding dengan menggunakan bola baja
sebagai grinding media. Karena balls (bola-bola) memiliki luas permukaan per unit berat
lebih besar dari rod, maka balls lebih baik untuk hasil akhir yang bagus/halus (Wills, 2006).
Ball mill dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut: Prinsip kerja ball mill adalah memutar
silinder yang berisi bola-bola grinding yang terbuat dari baja dan material (bijih) di
dalamnya, proses grinding terjadi dengan pergerakan bola-bola dimana bola-bola berputar
didalam mill dan menggerus bijih. Mekanisme kerja dari grinding ini adalah dengan
memanfaatkan gaya yang bekerja untuk memecah umpan, gaya-gaya tersebut antara lain :
a. Impact atau penekanan, dimana gaya diberikan hampir ke seluruh permukaan partikel
b. Chipping, dimana gaya memiliki sudut tertentu.
c. Abration (gesek), dimana gaya paralel terhadap permukaan partikel.

Gambar
.Ball mill (Wills, 2006)

Menurut Schlanz (1987), variabel yang mempengaruhi efektivitas proses


penggerusan yaitu :
a. Perubahan dari laju umpan Laju pengumpanan akan berpengaruh terhadap
kapasitas dan waktu tinggal (residence time).
b. Perubahan beban sirkulasi Semakin besar rasio material yang masuk terhadap
kapasitas ruang ball mill maka efektivitas penggerusan akan berkurang.
c. Ukuran umpan Semakin kecil ukuran umpan berpengaruh terhadap kecepatan
dalam proses penggerusan.
d. Kekerasan dari bijih Kekerasan bijih akan mempengaruhi pemilihan jenis grinder
yang tepat agar dicapai efektivitas penggerusan ketahanan grinder itu sendiri. dan
e. Laju air Semakin tinggi laju air maka semakin cepat material tertransportasi pada
proses milling. Ball mill pada umumnya beroperasi dengan 65% padatan.

Anda mungkin juga menyukai