Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Imunisasi dasar adalah Imunisasi dalam sistem kesehatan


nasional adalah salah satu bentuk intervensi mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011).
Kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dasar
utama pelayanan kesehatan, bidang preventif merupakan prioritas utama, dengan melakukan
imunisasi terhadap seorang anak atau balita, tidak hanya memberikan perlindungan pada anak
lainnya, karena terjadi tingkat imunitas umum yang meningkat dan pemberian imunisasi awal pada
bayi untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan (Depkes RI, 2012). Menurut
Newcomb, ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan
untuk bertindak. Petugas kesehatan adalah sumber daya manusia yang utama yang dimiliki
Puskesmas. Sesuai dengan sistem manajemen modern, staf Puskesmas merupakan faktor produksi
utama untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga dukungan petugas
kesehatan sangat berpengaruh terhadap

Perubahan

Tindakan

Ibu

Dalam

Memengimunisasikan

Polio

Bayinya

(Notoatmodjo, 2012). Adanya dukungan dari keluarga baik suami maupun orang tua akan
mempengaruhi

Ibu

Dalam

Mengimunisasikan
Bayinya

Dengan

Lengkap

(Notoatmodjo,2012). Teori di atas juga dibuktikan dari beberapa penelitian sebelumnya, yaitu yang
dilakukan oleh beberapa peneliti luar negeri, diantaranya penelitian oleh Omoyemi tentang
pengetahuan, sikap, dan kepercayaan orang tua terhadap anak dengan penyakit polio di daerah
Zamfare , Nigeria tahun 2012 didapatkan 65,4% berpengetahaun tinggi, 23,8% berpengetahuan
sedang, dan 11,0% berpengetahuan rendah dan 55,3% bersikap mendukung dan 44.7% bersikap
tidak mendukung. Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam memberikan imunisasi
polio dan ada hubungan sikap dengan perilaku ibu dalam memberikan imunisasi polio pada bayinya.
Berikutnya, oleh Shehu Dalhatu tahun 2015 melakukan review jurnal tentang imunisasi polio
terhadap 52 jurnal dan terdapat 18 jurnal yang membahas tentang faktor-faktor efektif partisipasi
orang tua dalam 3

Imunisasi dasar polio di Nigeria dan 18 jurnal ini menyebutkan terdapat hubungan yang signifikan
antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku ibu. Selanjutnya, penelitian Muhammad Umair Khan
tahun 2015 tentang hubungan pengetahuan, sikap terhadap perilaku ibu dalam memberikan
imunisasi dasar polio. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan pengetahuan dengan
perilaku dan terdapat hubungan sikap dengan perilaku ibu. Penelitian yang sama juga dilakukan di
Indonesia, yaitu oleh Sri Aminingsih pada tahun 2014 tentang hubungan tingkat pengetahuan
tentang imunisasi polio dengan tindakan mengimunisasi polio di posyandu Aggrek Desa Langenharjo
Kabupaten Sukoharjo. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dan tindakan ibu`dan terdapat 9,09% yang tidak lengkap mengimunisasi polio bayinya.
Berikutnya, oleh Ulidatun Saliha tahun 2014 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
kelengkapan imunisasi polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Kota Padang
dengan hasil 58,5% bayi memiliki status imunisasi tidak lengkap dan 41,5% bayi memiliki status
imunisasi lengkap. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku ibu
melengkapi imunisasi polio bayinya. Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Fitriyanti Ismet pada
tahun 2013 tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan imunisasi dasar lengkap pada balita di
desa Botubarani Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango dengan hasil ibu yang memiliki
sikap positif (90,7%) dan sikap negatif (9,3%). (58,3%) ibu mendapat dukungan dan (41,7%) ibu tidak
mendapat dukungan. (94,4%) dukungan petugas baik dan (5,6%) dukungan petugas kurang baik.
Terdapat hubungan sikap dengan perilaku ibu dalam melengkapi imunisasi bayinya, ada hubungan
dukungan sosial terhadap perilaku ibu dalam melengkapi imunisasi bayinya dan ada hubungan
dukungan petugas kesehatan dengan perilaku ibu melengkapi imunisasi bayinya. Berdasarkan data
yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun 2014, dari 22 Puskesmas di Kota Padang
ada 5 Puskesmas yang pencapaian target imunisasi polio di bawah 90 %, yaitu Puskesmas Seberang
Padang (77%), Puskesmas Rawang Barat (77,4 %), Puskesmas Belimbing (79,9%), Lubuk Kilangan (80,
1%), dan Puskesmas Nanggalo (88,4%). Ibu mengatakan tidak membawa bayinya ke posyandu atau
puskesmas karena beberapa alasan, yaitu: pertama, ibu tidak tahu apa itu penyakit polio,

Tujuan imunisasi polio, jenis imunisasi polio, manfaat imunisasi polio, kontraindikasi dari pemberian
imunisasi polio, efek samping, serta jadwal pemberian imunisasi polio. Alasan kedua ibu tidak
membawa bayinya ke posyandu karena ibu sibuk. Alasan ketiga kedua ibu tidak membawa bayinya
ke posyandu karena dilarang suami dan orang tua. Alasan keempat karena ada beberapa petugas
kesehatan yang bersikap tidak ramah dalam melayani. Berdasarkan data diatas peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan ibu dalam
melengkapi imunisasi dasar polio pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang Tahun
2016.

B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Imunisasi 2. Apa Manfaat Pemberian Imunisasi 3. Apa Saja
Jenis-Jenis Imunisasi 4. Apa Saja Jadwal Pemberian Imunisasi 5. Apa Saja Macam-Macam Kekebalan
6. Aapa Saja Factor-faktor yang Mempengaruhi Kekebalan

C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui pengertian Imunisasi 2. Mengetahui Fungsi Dari Tujuan


Pemberian Imunisasi 3. Mengetahui Jenis- Jenis Imunisasi 4. Mengetaui Jadwal Pemberian Imunisasi
5. Mengetahui Macam-Macam Kekebalan 6. Mengetahui Factor-faktor yang Mempengaruhi
Kekebalan

BAB II PEMBAHASAAN

A. Pengertian Imunisasi

Kata imun berasal dari bahasa Latin (imunitas) yang berarti pembebasab (kekebalan) yang diberikan
kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai
warganegara biasa dan terhadap dakwaan. Dalam sejarah istilah ini kemudian berkembang sehingga
pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap
penyakit menular. Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penykit dengan
memasukkan sesuatu kedalam tubuh agr agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang (blog indonesia,2008). Banyak hal yang harus diperhatikan
oleh para orang tua agar tubuh kembang anak tidak terganggu. Salah satu hal yang patut dicermati
adalah kesehatan anak. Jangan sampai di masa emas prtumbuhannya, anak terjangkit penyakit yang
membahayakan fisik apalagi jiwanya oleh karena itu, orang tua mesti waspada terhadap penyakit
yang senantiasa mengancam kesehatan anak. “Lebih baik mencegah dari pada mengobati“. Ini
ungkapan yang tepat, karena dalam dunia kesehatan modern seperti sekarang, bukan lagi soal
pengobatan yang terpenting, melainkan cara pencegahannya. Sebab, apabila tindakan yang
dilakukan menunggu anak sakit terlebih dahulu, maka biayanya bisa menjadi semakin tinggi. Salah
satu cara yang tepat untuk mengantisipasi kemungkinan anak terinfeksi penyakit sewaktu-waktiu
mengancam ialah pemberian imunisasi sebagaimana yang dianjurkan. Imunisasi sangat diperlukan
demi memberikan perlindungan, pencegahan, sekaligus membangun kekebalan tubuh anak
teerhadap berbagai penyakit menular maupun penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan
kecacatan tubuh, bahkan kematian. (Mahayu,2014:85) Pemberian imunisasi secara lengkap dan
sesuai jadwal bukan hanya bermanfaat untuk menghasilkan kekebalan tubuh terhadp
penyakit,melain juga mencegah penularan penyakit atau wabah. Imunisasi termasuk salah satu jenis
usaha memberikan kekebalan kepada anak dengan memasukkan vakin ke dalam tubuh guna
membuat zat anti untuk mecegah terhadap penyakit tertentu. Sdangkan, yang dimaksud dengan
vaksin adalah bahan yang digunakan untuk merangsang pembentukkan zat anti, yanh dimasukan 6

Ke dalam tubuh melalui suntikan (mialnya,vaksin BCG, DPT, dan campak) dan mulut (contohnya,
vaksin polio). Program imunisasi merupakan cara terbaik untuk melindungi seseorang dari serangan
penyakit yang berbahaya dan mematikan, khususnya bagi bayi dan anak-anak. Beberapa peneliti
telah membuktikan bahwa banyak sekali kematian akibat penyakit bisa dicegah dengan
imunisasi,diharapkan bisa menurunkan angka morbiditas dan mortalitas, serta mampu mengurangi
kecacatan akibat penyakit. Ada beberapa penyakit infeksi yang cukup berbahaya dan bisa dicegah
dengan baik oleh imunisasi, di antaranya adalah penyakit polio, campak, hepatitis A dan B, serta
tetanus. Memang tidak semua penyakit ini membahayakan jiwa manusia, tetapi jika tidak diberikan
imunisasi untuk mencegahnya, maka kejadian seperti cacat tubuh sangat mungkin terjadi. Oleh
karena itu, pemerintah mencanangkan program imunisasi untuk mengantisipasi dan mencegah
kemungkinan terburuk dari beberapa penyakit yang bisa menimpa anak.

B. Manfaat Pemberian Imunisasi 1. Menghindari bayi dan anak dari serangan penyakit. 2.
Meningkatkan kekebalan anak terhadap penyakit tertentu. 3. Memperkecil kemungkinan
terjadinya penyakit menular. 4. Meningkatkan derajat kesehatan nasional karena semakin
jarang penyakit. 5. Lebih menghemat biaya untuk keperlun berobat. (Mahayu,2014 :86) C.
Jenis-Jenis Imunisasi 1. Imunisasi pasif (passive immunization) Imunisasi pasif ini adalah
“inmuno globulin” jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakit campak (measles pada anak).
2. Imunisasi aktif (active immunization) 1. Hepatitis B Imunisasi Hepatitis B berfungsi untuk
memberi tubuh kekebalan terhadap penyakit hepatitis B, penyakit hepatitis disebabkan oleh
virus yang telah mempengaruhi organ liver (hati). Bayi yang terjangkit virus hepatitis
beresiko terkena kangker hati atau kerusakan pada hati. Penularan Virus Hepatitis B
biasanya disebarkan melalui kontak dengan cairan tubuh (darah, air liur, air mania 7

Tau dari ibu ke anak pada saat melahirkan). Gejala yang dirasakan oleh penderita penyakit Hepatitis
B mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam,
urine menjadi kuning, dan sakit perut. Imunisasi ini diberikan tiga kali pada umur 0-11 bulan melalui
intramuscular, sedangkan yang diberikan sesaat setelah lahir atau dapat diberikan pada usia 0-7 hari
yaitu vaksin B-PID. Efek samping yang terjadi yaitu berupa reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan
dan pembungkakan disekitar tempat penyuntikan, reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya
hilang setelah 2 hari. 2. BCG Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan TBC (Tuberkulosis).
Kemasan vaksin BCG dalam 1 ampul, beku kering dilarutkan ke 4 ml pelarut. Imunisasi BCG dilakukan
pada bayi usia 0-2 bulan sebanyak 0,05 cc yang di suntikan secara intrakutan di daerah lengan kanan
atas. Kontra indiikasi imunisasi BCG yaitu tidak boleh diberikan pada kondisi seorang anak yang
menderita penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti eksim. Efek samping setelah diberikan
imunisasi BCG, reaksi yang timbul tidak seperti pada imunisasi vaksin lain. Imunisasi BCG tidak
menyebabkan demam. Setelah 1-2 minggu di berikan imunisasi, akan timbul indurasi dan kemerahan
ditempat suntikan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka ini akan
sembuh dengan sendirinya secara spontan.

3.

DPT Imunisasi DPT adalah Vaksin yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu
yang bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis (batuk rejan/batuk seratus hari), dan tenanus.
DPT berfungsi untuk mencegah penyakit diptheri, pertusis, dan tetanus. Vaksin DPT terdapat 3
kemasan sekaligus, pemberian imunisasi DPT dilakukan 3 kali mulai bayi berumur 2 bulan sampai 11
bulan dengan interval 4 minggu melalui injeksi intramuscular pada paha tengah luar. Sedangkan efek
samping pemberian imunisasi DPT yaitu demam.

4. Polio

Polio dapat menyebabkan gejala yang ringan atau penyakit yang sangat parah. Penyakit ini dapat
menyerang system pencernaan dan system saraf. Polio dapat menyebabkan demam, muntah-
muntah, dan kekauan otot-otot dan dapat menyerang saraf-saraf. Diantara dua sampai lima persen
penderita polio akan meninggal. Imunisasi polio berfungsi untuk mencegah penyakit poliomilitis. Di
berikan 4 kali (polio I,II,II, dan IV)Dosis pemberian imunisasi polio sebanyak 2 tetes ke dalam lidah. 5.
Campak Imunisasi campak diberikan untuk mencegah penyakit campak (measles). Pemberian vaksin
campak hanya diberikan satu kali, dapat dilakukan pada umur 911 bulan dengan dosis 0,5 cc.
Sebelum disuntikan, vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan dengan pelarut steril yang telah
tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.

6. Tetanus Toxoid ( TT ) Imunisasi TT diberikan pada ibu hamil dan calon pengantin, imunisasi ini
berfungsi untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang akan dilahirkan. (Mahayu,2014:87).

C. Jadwal Pemberian Imunisasi Jadwal pemberian imunisasi Sangat bagi para orang tua
mengetahui jadwl imunisasi yang diberikan kepada si buah hati. Dengan adanya jadwal
tersebut, diharapkan tidak ada imunisasi yang terlewatkan. Jadwal imunisasi ini adalah yang
harus diberikan kepada anak. (Mahayu.2014:109).

Pemberian Imunisasi

No

Bulan

Jenis Imunisasi

2 II

Hepatitis B

BCG

3
DPT

Polio

Campak

15

III

II

III
II

III

IV X

D. Macam-Macam Kekebalan Kekebalan terhadap suatu penyakit, menular dapat digolongkan


menjadi 2 yakni: 1. Kekebalan tidak spesifik (non-spesifik resistance) Yang dimaksud factor-
faktor khusus adalah pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi
badan dari suatu penyakit, misalnya, kulit air mata, cairan-cairan khusus yang keluar dari
perut (usus), adanya reflek-reflek tertentu misalnya batuk dan bersin dan sebagainya. 2.
Kekebalan spesifik (specipic resistance) Kekebalan specipic dapat diperoleh dari dua sumber
yakni : a. Genetik Kekebalan yang berasal dari sumber genetic ini biasanya berhubungan
dengan ras (warna kulit dan kelompok-kelompok etnis). B.Kekebalan yang diperoleh
(acquaied immunity) Kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang
bersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif, dan dapat bersifat fasif. Kekebalan aktif dapat
diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu. Kekebalan juga dapat diperoleh
melalui imunisasi, yang berarti kedalam tubuhnya dimasukan organisme pathogen (bibit)
penyakit. Kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara (dalam waktu pendek saja).

10

E. Factor-faktor yang Mempengaruhi Kekebalan s enzim Banyak faktor yang mempengaruhi


kekebalan, antara lain umur, sek, kehamilan, gizi dan trauma. 1. Umur Untuk beberapa
penyakit tertentu pada bayi (anak balita), dan orang tua lebih mudah terserang. Dengan
dengan kata lain orang pada usia sangat muda atau usia tua lebih rentan, kurang kebal
terhadap penyakit-penyakit menular tertentu. Hal ini mungkin disebabkan karena kedua
kelompok umur tersebut daya tahan tubuhnya rendah. 2. Jenis Kelamin Untuk penyakit
menular tertenu seperti polio dan diphtheria lebih parah terjadi pada wanita dari pada pria.
3. Kehamilan Wanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap
penyakitpenyakit menular tertentu misalnya penyakit polio, pneumonia, malaria serta
amubiasis. 4. Gizi Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh
terhadap penyakit-penyakit infeksi, tetapi sebaliknya kekurangan gizi berakibat kerentanan
seseorang terhadap penyakit infeksi. 5. Trauma Stress salah satu bentuk trauma adalah
merupakan penyebab kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tertentu. Dan
fungsinya.2

11
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Imunisasi merupakan hal yang terpenting dalam usaha melindungi kesehatananak anda. Imunisasi
bekerja dengan cara merangsang timbulmya kekebalan tubuhyang akan melindungi anak anda dari
penyakit-penyakit sebagai berikut: polio,campak, gondongan, campak Jerman, influenza, tetanus,
difteri dan pertusis (batuk rejan).Tanpa pemberian vaksin, jumlah kematian anak-anak yang
ditimbulkan oleh penyakit tersebut meningkat dan banyak orang yang mengalami komplikasi kronik
setelah menderita penyakit tersebut.

B. Saran Dengan dibuatnya makalah Konsep Dasar Imunisasi, diharapkan nantinya akan
memberikan manfaat bagi para pembaca. Namun penulis juga menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini, dengan demikian
penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis atau pihak lain yang membutuhkannya.

12

Daftar Pustaka Agung, I Gusti Ngurah, 2001. Statistika Analisis Hubungan KausalBerdasarkan Data
Kategorik. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa. http://warungbidan.blogspot.com/2016/11/konsep-
dasar-imunisasi-pengertian-jenis.html. Di download pada 6 April 2019
https://www.scribd.com/doc/94953033/Makalah-Perspektiif-IMUNISASI-Kep-AnaK. Diakses pada 6
April 2019 http://rahmathidayah-poltekkes.blogspot.com/2015/09/makalah-imunisasi-pada-
anak.html Diakses pada 6 April 2019

13

Anda mungkin juga menyukai