Makalah Kelompok 3 Konteks Komunikasi Dalam Organisasi
Makalah Kelompok 3 Konteks Komunikasi Dalam Organisasi
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur kita panjatkan kepada Yang Kuasa Allah Swt. yang telah
memberikan kekuatan dan petunjuk bagi kami semua untuk menyelesaikan makalah ini. Karena
sesungguhnya tanpa pertolongan serta izin dariNya kami tidak akan mampu menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan berjalan lancar. Tak lupa shalawat serta salam disanjung sajikan
kepada pangkuan Nabi besar Muhammad Saw yang telah membawa kita dari alam jahiliyyah
menuju alam islamiah seperti yang kita rasakan sekarang ini. Dan kami juga mengucapkan
terima kasih kepada “Muhammad Basyir, SE.,M.M” selaku dosen pembimbing mata kuliah yang
telah mengarahkan sehingga mempermudah dalam penyelesaian makalah ini.
Adapun makalah ini masih memiliki kekurangan. Maka kami mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun untuk melengkapi segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk kami dan saudara/i sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………….………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………….… ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………......... 1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………...….. 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………..………………………………
2.1 Budaya organisasi dan Komunikasi………………………..……...………
2.2 Kaitan Struktur Organisasi dengan Komunikasi …………………….………......
2.2.1 Ragam Struktur Organisasi…………...............
2.2.2 Faktor-faktor Penentu Struktur Organisasi
2.3 Teknologi Komunikasi dan Informasi Dalam Organisasi
2.3.1 Jenis-jenis teknologi komunikasi dan informasi dalam organisasi
2.3.2 Peran Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam Organisasi
2.3.3 Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Organisasi
2.4 Hubungan Komunikasi Dalam Organisasi Berdasarkan 10 Jurnal
1. Jurnal 1
2. Jurnal 2
3. Jurnal 3
4. Jurnal 4
5. Jurnal 5
6. Jurnal 6
7. Jurnal 7
8. Jurnal 8
9. Jurnal 9
10. Jurnal 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….…………………...... 25
BAB I
PENDAHULUAN
Budaya organisasi berkenaan dengan nilai-nilai yang dianut oleh suatu organisasi dalam
menyelenggarakan kegiatannya. Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala
sesuatu yang ada di sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah
dilakukan sebelumnya pada masa lalu. Budaya organisasi berfungsi sebagai perekat, pemersatu,
identitas, citra, brand, yang berbeda dengan organisasi lain yang dapat dipelajari dan diwariskan
kepada generasi berikutnya, dan dapat dijadikan acuan perilaku manusia dalam organisasi yang
berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil/target yang ditetapkan. Budaya organisasi adalah
sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi
dengan organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik yang
dijunjung tinggi oleh organisasi.
Secara sederhana komunikasi diartikan sebagai suatu proses saat orang berusaha untuk
menyampaikan informasi dan mendapatkan umpan balik dari sasarannya. Informasi atau pesn
direkam dalam media komunikasi dengan kode-kode (bahasa) tertentu, yang kemudian
disampaikan kepada pihak lain. Dengan demikian keberhasilan komunikasi ditentukan oleh
pengkodean dan media yang digunakan dalam komunikasi. Tetapi sering juga terdapat
permasalahan atau hambatan komunikasi pada pihak-pihak yang terkait dalam komunikasi,
sehingga komunikasi menjadi tidak efektif.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian beberapa definisi budaya organisasi dikemukakan oleh para ahli, Menurut
Robbin (1996 : 289) “Budaya organisasi mengacu ke sistem makna bersama yang dianut oleh
anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain. Sistem makna
bersama ini, bila diamati dengan seksama, merupakan seperangkat karakteristik utama yang
dihargai oleh organisasi itu”. Budaya organisasi adalah nilai, norma, keyakinan, sikap dan
asumsi yang merupakan bentuk bagaimana setiap individu dalam organisasi tersebut bertindak
dan berperilaku dalam melakukan setiap tugas dan pekerjaan. Nilai dalam budaya organisasi
adalah apa yang diyakini orang-orang untuk berperilaku dalam organisasi tersebut. Sedangkan
norma adalah aturan yang tidak tertulis yang menjadi acuan idividu untuk berperilaku.
Fungsi dari budaya organisasi yang dikemukakan oleh Robbins (1996:294) sebagai berikut :
Budaya mempunyai suatu peran dalam menetapkan tapal batas ; artinya ; budaya
menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.
Budaya membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas dari pada
kepentingan diri individual seseorang.
Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial. Budaya merupakan perekat sosial yang
membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar- standar yang tepat
untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.
Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk
sikap serta perilaku para karyawan.
Menurut Tandowijojo (2010:14) bahwa komunikasi merupakan suatu proses saat orang
berusaha untuk menyampaikan informasi dan mendapatkan hal-hal yang menjadi sasarannya.
Gambaran tentang komunikasi ialah dengan mempercayai bahwa saling memahami dan
saling pengertian terjadi karena satu orang berbicara dengan orang lain (satu orang atau lebih)
atau karena hal-hal yang telah dituliskan seseorang dibaca orang lain.
Komunikasi sangat penting bagi seluruh fungsi perusahaan, karena sistem operasional
dan manajemen digerakakan oleh komunikasi (Goris, 2006 dalam Ali Baba, 2012).
Untuk efektifitas komunikasi, kriteria yang digunakan menurut Andre (2010:23) adalah
siapa penerima pesan atau pemakai (receiver), isi pesan (content), ketepatan waktu (timing),
media komunikasi (media), format (format) dan sumber pesan (source).
Namun untuk memperoleh hasil komunikasi yang efektif tidaklah mudah karena
banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi tersebut. Faktor-faktor
penghambat itu dapat berasal dari pihak komunikator atau hal-hal lain yang mempengaruhi
efektivitas komunikasi.
Struktur organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehingga menjadi efisien. Struktur
yang sehat berarti tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya dengan
tertib sedangkan struktur yang efisien berarti dalam menjalankan peranannya
masing#masingsatuan organisasi dapat mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil
kerja.
Struktur suatu organisasi bersifat unik untuk setiap organisasi, artinya jika tujuan berbeda
maka struktur organisasinya juga berbeda. Struktur organisasi terdiri atas beberapa variabel
sebagai berikut (Slamet, 2010):
a. Ukuran (size)
Ukuran organisasi adalah jumlah anggota atau cakupan tugas dari suatu organisasi.
Beberapa hal yang berkaitan dengan ukuran suatu organisasi adalah:
1) Semakin besar jumlah anggota dan semakin besar cakupan tugasnya maka organisasi
tersebut semakin kompleks. Ukuran ini menciptakan dilema bagi organisasi dimana
ukuran yang kecil dinilai kurang, sedangkan ukuran yang besar akan menyulitkan.
2) Semakin besar ukuran organisasi maka semakin kompleks dan semakin impersonal (tidak
bisa menghubungkan satu orang dengan orang lain), semakin lugas dan semakin sulit
diarahkan dan dipadukan.
b. Rentang Kendali
Rentang kendali merupakan jumlah orang yang langsung di bawah pengawasan dan
tanggung jawab seorang pejabat/pemimpin. Jumlah yang optimum adalah antara 6-10 orang.
Semakin banyak jumlah anggota maka semakin sulit untuk diawasi dan disupervisi secara
optimal.
Tingkatan hirarki adalah suatu garis kekuasaan dalam organisasi yang menunjukkan
tingkatan dari pimpinan paling atas ke yang paling bawah. Semakin banyak tingkatannya, akan
dapat menimbulkan kekacauan dan kesulitan. Sejumlah apapun tingkat hirarki, yang paling
terpenting adalah memperhatikan efektivitas komunikasi yang terjadi dalam organisasi baik
dalam strata fungsi yang vertikal maupun horisontal. Dewasa ini sistem komputerisasi dapat
mempermudah pengaturan pekerjaan dan komunikasi antar hirarki dalam organisasi.
b) Struktur Kewenangan
Struktur kewenangan adalah pendelegasian suatu pengaturan tentang siapa yang berhak
mengambil keputusan atau siapa yang berhak memegang kekuasaan. Besar kecilnya suatu
organisasi mempengaruhi apakah struktur kewenangan itu bersifat monomorphic, yakni jika
bermacam-macam kekuasaan dikendalikan oleh satu orang yang sama, atau polimorphic yakni
bila kekuasaan yang berbeda dipegang oleh orang yang berbeda pula. Sebaiknya untuk
organisasi yang besar struktur kewenangannya adalah polimorphic, sedangkan untuk organisasi
yang kecil dan sederhana adalah monomorphic.
c) Struktur Komunikasi
d) Struktur Tugas
Struktur tugas adalah cara suatu organisasi membagikan tugas/pekerjaan kepada anggota-
anggotanya dalam rangka mencapai tujuannya. Struktur tugas sama dengan struktur peranan,
sehingga ada beberapa yang perlu diperhatikan, yaitu: (a) apakah semua pekerjaan terbagi habis,
(b) apakah semua anggota mendapat peranan, dan (c) apakah hanya orang tertentu saja yang
berperan.
f) Jarak Psikologis
Merupakan kedekatan antara pimpinan dan anggota, namun kedekatan ini tidak melekat.
Organisasi yang baik adalah organisasi yang jarak psikologisnya tidak terlalu jauh dan tidak
terlalu dekat. Jarak ini akan menunjukkan komunikasi emosi antara orang-orang dalam hirarki,
dan kemudahan komunikasi vertikal apakah berlangsung efektif atau tidak.
Ciri-ciri :
Kelebihan Kekurangan
Pembagian tugas jelas Membutuhkan biaya yang besar untuk
operasionalnya
Mendorong timbulnya spesialisasi dan Ditingkat operasional tidak jelas antara
disiplin yang tinggi perintah dan nasehat
Penempatan orang pada tempat yang tepat Solidaritas antar karyawan rendah
Koordinasi mudah dijalankan
Ragam Struktur Organisasi
Kelebihan Kekurangan
Pembagian tugas jelas Dalam penerapan memerlukan biaya yang
besar
Semua orang bekerja sesuai dengan Koordinasi sulit dijalankan
keahliannya
Mendorong terjadinya spesialisasi Keahlian tidak bisa berkembang
dibidangnya
• Organisasi Campuran
Struktur ini merupakan campuran dari beragam desain struktur organisasi sebelumnya yang
berusaha memberikan kebaikan dan meninggalkan keburukan/kelemahan dari masing-masing
desain struktur lainnya.
2.2.2 Faktor-faktor Penentu Struktur Organisasi
Adanya peran teknologi informasi dalam organisasi memungkinkan setiap proses bisnis
yang dijalankan menjadi lebih mudah dan cepat. Dengan menggunakan teknologi informasi,
kendala jarak dan biaya transportasi menjadi bukan masalah yang utama lagi. Dengan kata lain,
teknologi informasi dapat memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu organisasi dengan sangat
cepat, tepat waktu, relevan dan akurat (Wilkinson dan Cerullo,1997).
Teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari jalannya sebuah organisasi karena itu factor
penentu utama kebrhasilan sebuah organisasi (Gordon&Gordon, 2000).
Pada dasarnya, tujuan teknologi adalah menjamin ketercapaian tujuan atau target
organisasi. Jadi teknologi informasi dalam organisasi adalah teknologi yang digunakan untuk
menghasilkan informasi dengan segala cara atau alat yang yang terintegrasi yang digunakan
untuk menjaring data, mengolah dan mengirimkan atau menyajikan secara elektronik menjadi
informasi dalam berbagai format yang bermanfaat bagi pemakainya yang bertujuan untuk
mencapai tujuan organisasi.
Pada suatu organisasi yang kompleks, setiap bagian organisasi mempunyai teknologi
yang jenisnya berbeda-beda disebabkan karena setiap bagian organisasi melakukan kegiatan
mengubah input menjadi output dengan teknologi yang berbeda. Perrow menunjukan adanya dua
dimensi dari kegiatan kerja yang mempunyai relevansi terhadap struktur maupun kegiatan yang
terjadi dalam suatu organisasi, yaitu :
1) Variasi tugas (task variaty) yaitu menunjukan banyaknya pengecualian (exception) dalam
tugas yang diukur dengan banyaknya hal tak terduga dan hal yang baru yang terjadi
dalam proses pekerjaan.
2) Kemudahan analisis (analizability) yaitu pekerjaan yang mudah dianalisis bisa diuraikan
menjadi beberapa langkah yang jelas dan juga bersifat mekanistik sehingga bisa
dijalankan dengan prosedur yang bersifat objektif dan terukur secara kuantitatif.
Penyelesaian masalah menjadi mudah karena setiap langkah dalam proses terukur secara
jelas dan mudah diketahui jika ada penyimpangan.
Fokus aplikasinya adalah untuk aplikasi akuntansi seperti aplikasi penggajian, piutang dagang,
kas dll. Metode pemasukkan datanya system Batch, yaitu input dikumpulkan untuk satu periode
tertentu terlebih dahulu baru kemudian bersama-sama dimasukkan ke system teknologi
informasi.
Disebut juga wired society era. Perusahaan sudah dihubungkan dengan jaringan sistem teknologi
informasi. untuk keperluan keuntungan strategic. Contohnya: perusahan dijaring dengan
pemasok-pemasoknya dan dengan pelanggan-pelanggannya dengan teknologi telekomunika
Disebut juga Global wired society era. Perusahaan sudah dihubungkan dengan jaringan sistem
teknologi informasi secara global dengan teknologi telekomunikasi melalui internet.
Terdapat lima peranan mendasar teknologi informasi di sebuah perusahaan atau organisasi, yaitu:
1) Perbaikan Efisiensi
Pemanfaatan teknologi informasi untuk perbaikan efisiensi diterapkan pada level operasional
organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur dengan penurunan waktu
dan biaya proses.
2) Perbaikan Efektivitas
Pemanfaatan teknologi informasi untuk perbaikan efektivitas diterapkan pada level manajerial
organisasi. Pada kategori ini pemanfaatan teknologi informasi ini diukur dengan kemudahan dan
kecepatan memperoleh status pencapaian target organisasi.
3) Stategic Improvement
Pemanfaatan teknologi informasi untuk strategic improvement (perbaikan daya saing) diterapkan
pada level eksekutif organisasi. Pada kategori ini, pemanfaatan teknologi informasi diukur
dengan kemudahan dan ketepatan pengambilan keputusan oleh eksekutif.
Berikut hubungan antara Komunikasi Dalam Organisasi Berdasarkan 10 Jurnal yang telah kami
pilih :
Komunikasi internal dapat dipahami sebagai pondasi dan bangunan dari sebuah budaya
organisasi. Adanya budaya organisasi yang telah di pegang teguh oleh para karyawannya akan
sangat mendukung proses pencapaian tujuan utama dari perusahaan.
Namun budaya organisasi khususnya dalam bidang pertanian, yaitu perusahaan agribisnis yang
berlokasi di sekitar pedesaan cenderung memiliki budaya organisasi yang relatif rendah
dibandingkan dengan budaya organisasi di bidang lainnya. Hal ini berkaitan dengan sumber daya
manusianya dalam memahami budaya organisasi yang ada dalam perusahaan. Melalui
narasumber dari pihak PT Sayuran Siap Saji, pihaknya menjelaskan bahwa ketidakdisiplinan dari
para karyawan menghambat proses produksi yang dijalankan oleh perusahaan, dan pihak
manajemen memberlakukan sanksi sebagai peraturan yang telah diterapkan dalam PT Sayuran
Siap Saji.
Tsai (2001) menyarankan bahwa di dalam suatu organisasi, proses pembelajaran (learning) dapat
meningkatkan transfer pengetahuan antar unit kerja yang berbeda dan juga mengindikasikan
bahwa terdapat komunikasi internal yang efektif dengan memasukkan unsur pembelajaran
sebagai key function. Strategi komunikasi yang diterapkan oleh PT Sayuran Siap Saji dengan
cara berusaha berbaur dengan karyawannya, menghasilkan respon dan perubahan yang cukup
signifikan, yaitu para karyawan dengan mudah memahami aturan dan perintah yang
dimaksudkan oleh manajemen atau pun kepala produksi. Pada prosesnya, karyawan maupun
pihak manajemen di PT Sayuran Siap Saji secara keseluruhan perlu berkomunikasi antar sesama
ataupun dengan atasan dan bawahan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam melaksanakan
tugasnya. Argenti (2013) menyatakan bahwa komunikasi internal yang baik dibutuhkan
partisipasi dari bawahan kepada atasan untuk menyampaikan ide, kendala, dan pendapat.Segala
proses komunikasi internal tersebut akan membentuk budaya organisasi yang menjadi sebuah
hubungan fungsional, yaitu budaya organisasi terbentuk karena adanya komunikasi yang terjalin
di dalam organisasi tersebut.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diberlakukan pada akhir 2015, hal ini merupakan
peluang bagi tenaga kerja terampil yang dimiliki suatu negara untuk menjadi pekerja profesional
di negara-negara anggota ASEAN. Karena sifat yang melekat dari diberlakukannya MEA adalah
terjadinya pencabutan regulasi yang memungkinkan arus barang, jasa, orang (tenaga terampil),
dan uang menjadi tidak ada hambatan. Kondisi ini peran komunikasi lintas budaya dalam
organisasi adalah sangat strategis untuk menciptakan penguatan terhadap keberlangsungan
tenaga terampil dalam meniti karir profesionalnya. Hal ini sudah menjadi trend bahwa pada era
perekonomian global terjadi aktivitas perusahaan yang melibatkan individu/karyawan/ manajer
yang berasal dari lebih dari satu negara baik mereka yang ditugaskan di negara lain maupun yang
ditugaskan di negaranya sendiri. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya komunikasi lintas
budaya yang menjadi tidak dapat dihindari. Dalam komunikasi lintas budaya salah satu
hambatannya adanya bahasa. Bahasa merupakan perluasan dari suatu budaya. Perbedaan
pengertian atau memaknai suatu kata atau simbol menjadi suatu potensial hambatan komunikasi
dan hal tersebut dapat menghambat proses aktifitas bisnis atau organisasi. Bagi individu-individu
yang terlibat dalam komunikasi lintas budaya dalam suatu oragnisasi maka disarankan : 1)
meningkatkan pengetahuan dan pemahanan tentang budaya dari rekan bisnis atau kolega; 2)
Sebaiknya menganggap orang lain yang berasal dari budaya lain berbeda dengan kita agar tidak
menimbulkan salah persepsi dan miskomunikasi dengan orang tersebut; 3) Selain mengusai
bahasa universal maka sangat dianjurkan untuk mempelajari bahasa lokal /daerah tempat kita
ditugaskan/bekerja.
3) JURNAL 3: Teknologi Komunikasi Informasi untuk Peningkatan Kesadaran
Publik pada Organisasi Sosial
Teknik komunikasi yang diterapkan di media sosial AIMI Sumatra Barat adalah dengan
pendekatan content media baru, dimana mereka lebih mengedepankan content infografik meski
masih bersifat grafis 2 dimensi. Karena di era modern seperti saat ini, masyarakat lebih aware
dengan tampilan teks disertai bentuk visual daripada teks murni. Hal ini membuat pesan yang
ingin disampaikan organisasi bisa diterima banyak pihak. Bahkan tak jarang pula, banyak pihak
lain yang mem-viral-kan pesan tersebut. Hal ini tentu saja menambah naiknya brand existence
dari organisasi itu sendiri.
AIMI Sumatra Barat telah melakukan kegiatan branding organisasi yang tepat melalui media
sosial. Kegiatan tersebut tentu saja berkontribusi besar terhadap organisasi. Karena dengan
pemilihan content strategy yang tepat, media sosial yang dimiliki AIMI Padang ini telah menjadi
juru bicara yang baik yang mampu meningkatkan image organisasi di mata publik.Namun,
pengelolaan content media sosialnya belum dilakukan secara profesional. Artinya, semua orang
bisa memposting content apapun di sana. Sebaiknya perlu ditunjuk satu atau dua orang saja
sebagai administrator, supaya content yang ditampilkan lebih beragam. Juga diperlukan time
management yang tepat dalam pengaturan dan publikasi content, supaya pesan yang ingin
disampaikan lebih mudah ditangkap oleh khalayak yang dituju. Selain itu, AIMI Sumatra Barat
belum memahami konsep sosial marketing dalam penyampaian hasil kegiatan atau prestasi
organisasi. Padahal konsep ini tengah popular saat ini dan menjadi salah satu strategi komunikasi
dan penyampaian pesan yang efektif, yang tentunya akan berkontribusi besar terhadap image dan
kinerja organisasi.
Struktur organisasi bisa mempengaruhi perilaku individu dan kelompok dalam organanisasi,
srtuktur organisasi dapat didefinisikan secara luas sebagai ciri-ciri organisasi yang dapat
digunakan untuk mengendalikan atau membedakan bagian-bagiannya Suatu organisasi dapat
berkembang dipengaruhi oleh komunikasi. Setiap organisasi tentu memiliki visi, misi, budaya
organisasi, motivasi serta norma – norma yang sangat menentukan terhadap baik tidaknya suatu
organisasi tersebut. Pada umumnya masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses
pengorganisasian. Komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi, yang berdampak
kepada membangun iklim organisasi, yaitu berdampak kepada membangun budaya organisasi
yaitu nilai dan kepercayaan yang manjadi titik pusat organisasi.
Bernardin & Russel (1998) memberikan definisi tentang kinerja sebagai catatan tentang
hasil– hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama
kurun waktu tertentu. Pengertian tersebut menunjuk pada bobot kemampuan individu di dalam
memenuhi ketentuan-ketentuan yang ada di dalam pekerjaan itu. Pada umumnya, prestasi kerja
diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Pentingnya mempelajari kepuasan kerja (job satisfaction) dalam penelitian perilaku organisasi
dikaitkan dengan korelasi positif dengan kinerja pekerjaan, yang pada akhirnya mendorong
kinerja organisasi. Seorang karyawan yang sangat puas dengan pekerjaannya akan mengungguli
rekannya yang tidak puas. Para sarjana menyarankan bahwa karyawan yang puas cenderung
hadir di tempat kerja lebih sering (yaitu absensi rendah), membuat lebih sedikit kesalahan (yaitu
kualitas), menjadi lebih produktif, dan memiliki niat yang lebih kuat untuk tetap di organisasi.
Berdasarkan meta-analisis, telah dilaporkan bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh positif
terhadap prestasi kerja. (Thai, Balasubramanyam, Yeoh, & Norsofiana, 2013; Yuen et al., 2018)
Komunikasi dalam sebuah kepemimpinan merupakan suatu unsur yang sangat penting
dalam mencapai keberhasilan tujuan yang akan diraih oleh suatu organisasi. Oleh karena itu
seorang pemimpin hendaklah piawai dalam berkomunikasi baik itu verbal maupun non verbal.
Komunikasi yang baik akan akan mampu meningkatkan motivasi, sehingga informasi yang
disampaikan dapat diterima dengan baik dan hal ini akan mampu meningkatkan kinerja serta
control kerja juga akan terlaksana dengan baik. Di dalam sebuah organisasi pemimpin adalah
sebagai komunikator. Pemimpin yang efektif pada umumnya memiliki kemampuan komunikasi
yang efektif, sehingga sedikit banyak akan mampu merangsang partisipasi orang-orang yang
dipimpinnya.
10) JURNAL 10 : Peran Teknologi Informasi Dalam Usaha Meraih Kesempatan Masa
Depan Organisasi
Teknologi Informasi sangat dibutuhkan di dalam operasional dari organisasi maupun perusahaan
bisnis. Pemanfaatan teknologi informasi dalam suatu fungsi dari organisasi terbagi menjadi lima
elemen fungsi yaitu: 1). Fungsi Operasional, 2). Fungsi Monitoring and Control, 3). Fungsi
Planning and Decision, 4). Fungsi Communication, dan 5). Fungsi Interorganisational. Seluruh
peranan teknologi informasi dalam berbagai lapisan tersebut tidak akan berjalan baik tanpa
adanya tata kelola dan manajemen teknologi informasi yang baik, karena pada dasarnya tujuan
pemanfaatan teknologi informasi adalah untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Teknologi dalam organisasi memiliki peranan utama dalam mempelajari sifat-sifat dari teknologi
suatu organisasi dan hubungan teknologi terhadap struktur organisasi. Thomson
mengelompokkan teknologi organisasi menjadi 3 jenis : 1) Teknologi perantara (mediating
technology), 2) Teknologi rangkaian panjang (long-linked technology), 3) Teknologi intensif
(intensitive technology).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi merupakan satu hal penting untuk menunjang kesuksesan organisasi baik
dalam meningkatkan kinerja organisasi maupun adaptasi organisasi terhadap setiap perubahan
lingkungan bisnis yang ada sehingga organisasi bisa tetap survive bahkan meraih keunggulan
kompetitifnya. Melalui komunikasi yang baik antar individu dan pihakpihak yang terlibat
langsung dalam organisasi maupun diluar organisasi, organisasi dapat memperoleh
informasiinformasi yang dibutuhkan. Untuk mengembangkan komunikasi yang baik ini
diperlukan peran aktif manajer maupun bawahan melalui aplikasi beberapa teknik yang telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Furqon, Chairul. 2005. Hakikat Komunikasi Bisnis. Artikel Online. Program Studi Manajemen,
Universitas Pendidikan Indonesia.
http://103.23.244.11/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/197207152003121
CHAIRUL_FURQON/ArtikelOrganizational_Communication.pdf. Diakses 06 Maret
2022.
Sumaki, Windy. 2015. Pengaruh Disiplin Kerja, Budaya Organisasi, Dan Komunikasi Terhadap
Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Area Manado. Jurnal Berkala
Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 05.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/10128/9714. Diakses 06 Maret
2022.
Hermana, Dody. 2004. Komunikasi Dalam Organisasi. Jurnal Administrasi Pendidikan UPI.
https://www.neliti.com/id/publications/77643/komunikasidalamorganisasi#idsectionconte
nt. Diakses 06 Maret 2022.
Rahmanto, Aris Febri. 2004. Peranan Komunikasi Dalam Suatu Organisasi. Jurnal
Komunikologi Vol. 1 No. 2.
http://fikom.weblog.esaunggul.ac.id/wpcontent/uploads/sites/2305/2014/03/
PERANANKOMUNIKASIDALAMSUATUORGANISASI_byArisFebriRahmanto.pdf.
Diakses 06 Maret 2022.
Chandrabuwono, Achmad. 2010. Peran Komunikasi Dalam Organisasi. Jurnal Sosiologi Vol 25
No. 2. FISIP Universitas Sebelas Maret.
https://www.academia.edu/8222322/PERAN_KOMUNIKASI_DALAM_ORGANISASI.
Diakses 06 Maret 2022.
Agustini, NA. 2018. Pengaruh Komunikasi Internal dalam Membangun Budaya Organisasi.
Jurnal Komunikasi Pembangunan Vol. 16 No. 1. Fakultas Ekologi Manusia, Institut
Pertanian Bogor. https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jurnalkmp/article/view/25198/16383.
Diakses 10 Maret 2022.
Rahayuningsih, Idha. 2018. Komunikasi Lintas Budaya dalam Organisasi. Jurnal Psikosains vol
9, no. 2. Universitas Muhammadiyah Gresik.
http://journal.umg.ac.id/index.php/psikosains/article/view/241/194. Diakses 10 Maret
2022.
Yuliana, Rahmi. 2012. Peran Komunikasi Dalam Organisasi. Jurnal Stie Semarang, Vol 4, No 3.
http://jurnal3.stiesemarang.ac.id/index.php/jurnal/article/view/162/132. Diakses 10 Maret
2022.
Machmudi, Moch. Ali. 2019. Peran Teknologi Informasi Dalam Usaha Meraih Kesempatan
Masa Depan Organisasi. Jurnal TRANSFORMASI, Vol. 15, No. 1. Manajemen
Informatika STMIK Bina Patria.
https://ejournal.stmikbinapatria.ac.id/index.php/JT/article/view/187/133.