ISLAM
MUSLIM (1215193169)
MUHAMMAD NUR IKHSAN (1215202001)
NANI SARI YANI (1215193170)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan izin dan
ridhonya yang telah memberikan berbagai inspirasi dan imajinasi sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah “Pemikiran Raja Ali Haji
dalam Hukum Islam” ini dalah rangkaian tugas yang harus diselesaikan dalam
memenuhi mata kuliah Fiqh Jinayah II Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Natuna.
Dalam penulisan makalah ini, tentu ada kesalahan yang terjadi baik
kesalahan penulis atau kesalahan sistematika metode penulisan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan dalam rangka penyempurnaan
makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A.Latar Belakang Masalah........................................................................1
B.Rumusan Masalah..................................................................................2
C.Tujuan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A.Pengertian Fiqh Jinayah.........................................................................3
B.Biografi Raja Ali Haji............................................................................3
C.Pemikiran Raja Ali Haji dalam Hukum Pidana Islam...........................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................9
A.Kesimpulan............................................................................................9
B.Saran.......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hukum Islam adalah hukum yang paling sempurna, mencakup semua aspek
kehidupan baik menyangkut hubungan antar manusia maupun hubungan manusia
dengan Tuhan. Hukum Islam juga memberikan perlindungan kepada manusia dengan
memberikan larangan dan perintah yang mengatur dua manusia. Hal ini dapat dilihat
dari maksud diberlakukannya sebuah hukum (al maqasid as syari‟ah) yang terdapat
dalam lima tujuan syari’at yaitu: hifdz al-dien/memelihara agama, hifdz
al-nafs/memelihara jiwa, hifdz al-„aql/memelihara akal, hifd alnasl/memelihara
keturunan dan kehormatan serta hifdz al-mal/memelihara harta dan benda.
Tindak pidana dalam hukum pidana Islam disebut dengan jarimah. Macam-
macam jarimah antara lain jarimah hudud, qishash/diyat dan ta‟zir. Dalam jarimah
hudud dan jarimah qishash/diyat hukumannya sudah ditetapkan Al-Quran dan As-
Sunnah, dimana hukumannya itu tidak bisa ditambah atau dikurang. Sementara
jarimah ta‟zir hukumannya tidak ditentukan dalam Al-Quran dan As-Sunnah
melainkan ditentukan oleh ulil amri, jadi dalam jarimah ta‟zir ulil amri yang
memutuskan hukuman yang seadil-adilnya bagi pelaku.1
Raja Ali Haji adalah tokok terkemuka yang berasal dari Kepulauan Riau. Beliau
adalah salah seorang yang boleh dikatakan sebagai ulama, sejarawan dan pujangga
abad ke-19 keturunan Bugis dan Melayu. Raja Ali Haji banyak menghasilkan hasil
karya. Dia tampak tak pernah meninggalkan ciri khasnya, yakni mengakar pada
teradisi kesusastraan islam serta melayu, juga kesungguhannya dalam menyajikan
sejarah masa lalu disesuaikan dengan tuntutan kondisi dizamannya. 2
Berakar dari penjelasan diatas tampak jelas bahwa Raja Ali Haji adalah seorang
ulama yang pintar, dibuktikan dengan banyaknya karya-karya yang telah dihasilkan
beliau. Kemudian timbul pertanyaan apa saja pemikiran Raja Ali Haji yang ada dalam
Hukum Islam. Oleh karena itu penulis ingin melakukan analisa mengenai “Pemikiran
Raja Ali Haji dalam Hukum Pidana Islam.
B. Rumusan Masalah
1
http://digilib.uinsgd.ac.id/13435/4/4_bab1.pdf, Diakses pada 05 Maret 2022.
2
Ibid.
2
Dari paparan latar belakang di atas penulis menarik beberapa poin-poin masalah
untuk dijadikan pembahasan dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana Pengertian Fiqih Jinayah?
2. Bagaimana Biografi Raja Ali Haji?
3. Bagaimana pemikiran Raja Ali Haji dalam Hukum Islam?
C. Tujuan
Dari rumusan diatas, maka tujuan makalah ini yaitu:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Fiqih Jinayah.
2. Untuk Mengetahui Biografi Raja Ali Haji.
3. Untuk Mengetahui pemikiran Raja Ali Haji dalam Hukum Islam.
BAB II
3
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fiqih Jinayah
Secara etimologis fiqh berarti pemahaman, pengetahuan yang mendalam.
Pengertian ini sama dengan pengertian dalam Hadîts Rasûlullâh SAW, yang artinya:
“Apabila Allâh SWT menghendaki kebaikan bagi seseorang maka ia akan
memberikan pemahaman agama yang mendalam kepada orang tersebut (H.R.Bukhari
dan Muslim).” Sementara itu al-Amidî berpendapat bahwa fiqh adalah ilmu tentang
seperangkat hukum syara' yang bersifat furu'iyah yang diperoleh melalui penalaran
dan istidlal.3
Adapun jinayah menurut bahasa (etimologi) adalah nama bagi hasil perbuatan
seseorang yang buruk dan apa yang diusahakan. Sedangkan jinayah menurut istilah
(terminologi) adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh syara' baik perbuatan tersebut
mengenai jiwa, harta atau lainnya.4
Hukum Pidana Islam/ fiqh jinayah adalah segala ketentuan hukum mengenai
tindak pidana atau perbuatan kriminal yang dilakukan oleh orang-orang mukallaf
( orang yang dapat dibebani kewajiban). Sebagai hasil pemahaman atas dalil-dalil
hukum dari Al-Qur'an dan Hadis.
B. Biografi Raja Ali Haji
Raja Ali Haji adalah salah seorang budayawan, sastrawan, ulama, dan ilmuwan
Melayu yang sangat terkenal pada abad ke-19 ialah Raja Ali Haji. Selain dikenal
dengan nama Raja Ali Haji, beliau juga disebut dengan nama Raja Ali AlHajj ibni
Raja Ahmad Al-Hajj ibni Raja Haji Fisabilillah atau Engku Haji Ali ibni Engku Haji
Ahmad Riau dan beberapa nama alias yang lain. Beliau dilahirkan di Pulau Penyengat
pada 1808 dan diperkirakan wafat pada 1873. Pulau Penyengat, tempat kelahiran Raja
Ali Haji, adalah sebuah pulau kecil yang memiliki luas hanya 240 hektar, yang
sekarang berada dalam wilayah pemerintahan (penadbiran) Kota Tanjungpinang,
Propinsi Kepulauan Riau, yang pada abad ke-19 pernah menjadi pusat pemerintahan
Kerajaan Riau-Lingga-Johor-Pahang dengan semua daerah takluknya. 5
Literatur Belanda menyebut Pulau Penyengat dengan sebutan Mars dan
masyarakat tempatan menggelarinya dengan Inderasakti sehingga lengkapnya menjadi
3
Marsaid, Al-Fiqh Al-Jinayah,(Palembang: CV Amanah.,2020) hlm 9.
4
Ibiid hlm 10.
5
Muhammad Faisal, Etika Melayu Pemikiran Moral Raja Ali Haji,(Bintan:STAIN Sultan Abdurrahman Press,
2019), hlm 11
4
Pulau Penyengat Inderasakti. Oleh jasa Raja Ali Haji dan penulis/pengarang sebelum
dan sesudahnya, Pulau Penyengat, Kepulauan Riau menjadi kawasan Melayu yang
paling banyak menghasilkan karya dalam pelbagai bidang pada abad ke-19 sampai
awal abad ke-20 dalam perjalanan budaya Melayu. Aktivitas dan kreativitas keilmuan
dan kebudayaan sangat subur di kawasan ini kala itu sehingga bangsa Melayu
mewarisi tradisi besar yang sangat membanggakan kita yang hidup pada hari ini. Oleh
sebab itu, tak heranlah kita jika dikatakan bahwa pada abad ke-19 dan awal abad ke-
20 Kepulauan Riau menjadi pusat bahasa dan kebudayaan Melayu. 6
Tanpa mengurangi arti jasa-jasa yang dibuat oleh penulis/pengarang yang lain,
dapat disebutkan di sini bahwa orang yang paling berjasa dalam memelopori tradisi
besar Melayu ialah Raja Ali Haji. Beliau telah mewariskan dunia Melayu dengan
karya-karya besar dalam bidang bahasa, sastra, pemerintahan (penadbiran negera),
hukum, sejarah, dan agama Islam. Karena jasa-jasanya itu, beliau telah dianugerahi
Pahlawan Nasional dan Bapak Bahasa Melayu oleh Pemerintah Republik Indonesia
pada 2004.
C. Pemikiran Raja Ali Haji dalam Hukum Islam
1. Gurindam Dua Belas
Dari berbagai aspek intelektual Raja Ali Haji, dapat dipastikan bahwa
aspek pemikiran keagamaannya yang paling utama dalam memberikan
pencerahan bagi masyarakat Melayu-Riau. Pemikiranpemikiran agama Raja Ali
Haji terangkum dengan sangat baik dan padatnya dalam bentuk puitis yang
terdapat pada karya monumentalnya, Gurindam Duabelas.
Untuk itu, keistimewaan Gurindam Duabelas tidak saja terletak pada
keindahan “bentuk luar/zahir”, tetapi yang lebih penting terdapat pada “bentuk
dalam/batin”nya”. Maka dari segala karya Raja Ali Haji, Gurindam Duabelas
merupakan karya yang sulit dicari bandingannya.
Keutamaan karya ini bukan sematamata atas keindahan sajak dan pilihan
kata dalam bentuk yang artistik, tetapi lebih-lebih atas keindahan batinnya,yakni
kandungan pesan-pesannya yang amat mendalam, jernih dengan sinar kejelasan
yang murni. Gurindam Duabelas agaknya telah ditulis olehRaja Ali Haji, sebagai
hasil apresiasi beliau atas Surah Ibrahim ayat 24 yang maksudnya “Kalimat yang
baik bagaikan sebatang pohon yang rindang berbuah lebat; akarnya terhunjam ke
bumi dan dahannya menjulang ke angkasa.
6
Ibid.
5
7
https://media.neliti.com/media/publications/164510-ID-pemikiran-keagamaan-raja-alihaji.pdf, Diakses pada 05
Maret 2022.
6
Berikut adalah beberapa bait dalam Gurindam Dua Belas yang berisi
nasehat yang ada dalam hukum pidana islam.
a. Pasal Pertama
Barang siapa mengenal akhirat
Taulah dia dunia mudharat
Maksud dari Raja Ali Haji dalam bait ini adalah diperuntukkan kepada
seluruh umat islam, kalau orang tersebut mengenal akhirat maksudnya adalah
mengenal tentang hukum Allah SWT, maka orang tersebut akan mengetahui
dan mengamalkan apa yang diperintahkan oleh SWT dan menjauhi semua
larangan dari Allah SWT. Dan pastinya orang itu akan tau mudharat atau
hasil buruk yang akan di peroleh dari tindakan buruk tersebut.
b. Pasal Ketiga
Apabila terpelihara lidah
Dapat dari padanya faedah
Dari bait diatas Raja Ali Haji memberi nasehat kepada semua umat muslim
agar bisa menjaga lisannnya, karna apabila tidak menjaga lisannya akan
banyak hal buruk yang menjadi dampaknya. Hal ini sesuai dengan apa yang
telah ditetapkan dalam Hukum Pidana Islam yakni tentang menuduh zina.
Didalam Hukum Islam sangat tegas mengatur mengenai menuduh zina ini,
sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. An-Nuur ayat 4:
8
https://quran.kemenag.go.id, Diakses pada 05 Maret 2022.
7
Mengenai tangan, Raja Ali Haji juga memberi nasehat yang juga tertuang
dalam hukum pidana islam yakni mengenai pencurian, yakni dalam firman
Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 38:
Mengenai perampoka juga diatur secara tegas, sesuai dengan firman Allah
SWR dalam Al-quran Surah Al-Maidah ayat 33:
buruk tentunya. Hal tersebut juga diatur dalam hukum pidana islam yakni
perzinahan. Karna Allah SWT juga mengatur secara tegas mengenai perkara
zina ini yakni Firman Allah SWT dalam surah An-Nur ayat 2:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
Ibid.
9
DAFTAR PUSTAKA
Marsaid. 2020, Al-Fiqh Al-Jinayah, Palembang: CV Amanah.
10
Faisal, Muhammad. 2019, Etika Melayu Pemikiran Moral Raja Ali Haji, Bintan: STAIN
Sultan Abdurrahman Press.
http://fkip.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2020/12/MUQADDIMA-FI-INTIZAM.pdf,Diakses
pada 05 Maret 2022.
https://media.neliti.com/media/publications/164510-ID-pemikiran-keagamaan-raja-
alihaji.pdf, Diakses pada 05 Maret 2022.
http://digilib.uinsgd.ac.id/13435/4/4_bab1.pdf, Diakses pada 05 Maret 2022.
https://quran.kemenag.go.id, Diakses pada 05 Maret 2022.