Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PEMIKIRAN RAJA ALI HAJI DALAM HUKUM PIDANA

ISLAM

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Tugas Makalah


Mata Kuliah Fiqh Jinayah II
Dosen Pengampu: Drs. Tas’an, M.Ag.

Disusun Oleh Kelompok 4:

MUSLIM (1215193169)
MUHAMMAD NUR IKHSAN (1215202001)
NANI SARI YANI (1215193170)

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NATUNA
2021/2022
i

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan izin dan
ridhonya yang telah memberikan berbagai inspirasi dan imajinasi sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah “Pemikiran Raja Ali Haji
dalam Hukum Islam” ini dalah rangkaian tugas yang harus diselesaikan dalam
memenuhi mata kuliah Fiqh Jinayah II Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Natuna.
Dalam penulisan makalah ini, tentu ada kesalahan yang terjadi baik
kesalahan penulis atau kesalahan sistematika metode penulisan. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan dalam rangka penyempurnaan
makalah ini.

Ranai, 01 Maret 2022

Penyusun
ii

DAFTAR ISI
Halaman
COVER
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A.Latar Belakang Masalah........................................................................1
B.Rumusan Masalah..................................................................................2
C.Tujuan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A.Pengertian Fiqh Jinayah.........................................................................3
B.Biografi Raja Ali Haji............................................................................3
C.Pemikiran Raja Ali Haji dalam Hukum Pidana Islam...........................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................9
A.Kesimpulan............................................................................................9
B.Saran.......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hukum Islam adalah hukum yang paling sempurna, mencakup semua aspek
kehidupan baik menyangkut hubungan antar manusia maupun hubungan manusia
dengan Tuhan. Hukum Islam juga memberikan perlindungan kepada manusia dengan
memberikan larangan dan perintah yang mengatur dua manusia. Hal ini dapat dilihat
dari maksud diberlakukannya sebuah hukum (al maqasid as syari‟ah) yang terdapat
dalam lima tujuan syari’at yaitu: hifdz al-dien/memelihara agama, hifdz
al-nafs/memelihara jiwa, hifdz al-„aql/memelihara akal, hifd alnasl/memelihara
keturunan dan kehormatan serta hifdz al-mal/memelihara harta dan benda.
Tindak pidana dalam hukum pidana Islam disebut dengan jarimah. Macam-
macam jarimah antara lain jarimah hudud, qishash/diyat dan ta‟zir. Dalam jarimah
hudud dan jarimah qishash/diyat hukumannya sudah ditetapkan Al-Quran dan As-
Sunnah, dimana hukumannya itu tidak bisa ditambah atau dikurang. Sementara
jarimah ta‟zir hukumannya tidak ditentukan dalam Al-Quran dan As-Sunnah
melainkan ditentukan oleh ulil amri, jadi dalam jarimah ta‟zir ulil amri yang
memutuskan hukuman yang seadil-adilnya bagi pelaku.1
Raja Ali Haji adalah tokok terkemuka yang berasal dari Kepulauan Riau. Beliau
adalah salah seorang yang boleh dikatakan sebagai ulama, sejarawan dan pujangga
abad ke-19 keturunan Bugis dan Melayu. Raja Ali Haji banyak menghasilkan hasil
karya. Dia tampak tak pernah meninggalkan ciri khasnya, yakni mengakar pada
teradisi kesusastraan islam serta melayu, juga kesungguhannya dalam menyajikan
sejarah masa lalu disesuaikan dengan tuntutan kondisi dizamannya. 2
Berakar dari penjelasan diatas tampak jelas bahwa Raja Ali Haji adalah seorang
ulama yang pintar, dibuktikan dengan banyaknya karya-karya yang telah dihasilkan
beliau. Kemudian timbul pertanyaan apa saja pemikiran Raja Ali Haji yang ada dalam
Hukum Islam. Oleh karena itu penulis ingin melakukan analisa mengenai “Pemikiran
Raja Ali Haji dalam Hukum Pidana Islam.

B. Rumusan Masalah
1
http://digilib.uinsgd.ac.id/13435/4/4_bab1.pdf, Diakses pada 05 Maret 2022.
2
Ibid.
2

Dari paparan latar belakang di atas penulis menarik beberapa poin-poin masalah
untuk dijadikan pembahasan dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagaimana Pengertian Fiqih Jinayah?
2. Bagaimana Biografi Raja Ali Haji?
3. Bagaimana pemikiran Raja Ali Haji dalam Hukum Islam?
C. Tujuan
Dari rumusan diatas, maka tujuan makalah ini yaitu:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Fiqih Jinayah.
2. Untuk Mengetahui Biografi Raja Ali Haji.
3. Untuk Mengetahui pemikiran Raja Ali Haji dalam Hukum Islam.

BAB II
3

PEMBAHASAN
A. Pengertian Fiqih Jinayah
Secara etimologis fiqh berarti pemahaman, pengetahuan yang mendalam.
Pengertian ini sama dengan pengertian dalam Hadîts Rasûlullâh SAW, yang artinya:
“Apabila Allâh SWT menghendaki kebaikan bagi seseorang maka ia akan
memberikan pemahaman agama yang mendalam kepada orang tersebut (H.R.Bukhari
dan Muslim).” Sementara itu al-Amidî berpendapat bahwa fiqh adalah ilmu tentang
seperangkat hukum syara' yang bersifat furu'iyah yang diperoleh melalui penalaran
dan istidlal.3
Adapun jinayah menurut bahasa (etimologi) adalah nama bagi hasil perbuatan
seseorang yang buruk dan apa yang diusahakan. Sedangkan jinayah menurut istilah
(terminologi) adalah suatu perbuatan yang dilarang oleh syara' baik perbuatan tersebut
mengenai jiwa, harta atau lainnya.4
Hukum Pidana Islam/ fiqh jinayah adalah segala ketentuan hukum mengenai
tindak pidana atau perbuatan kriminal yang dilakukan oleh orang-orang mukallaf
( orang yang dapat dibebani kewajiban). Sebagai hasil pemahaman atas dalil-dalil
hukum dari Al-Qur'an dan Hadis.
B. Biografi Raja Ali Haji
Raja Ali Haji adalah salah seorang budayawan, sastrawan, ulama, dan ilmuwan
Melayu yang sangat terkenal pada abad ke-19 ialah Raja Ali Haji. Selain dikenal
dengan nama Raja Ali Haji, beliau juga disebut dengan nama Raja Ali AlHajj ibni
Raja Ahmad Al-Hajj ibni Raja Haji Fisabilillah atau Engku Haji Ali ibni Engku Haji
Ahmad Riau dan beberapa nama alias yang lain. Beliau dilahirkan di Pulau Penyengat
pada 1808 dan diperkirakan wafat pada 1873. Pulau Penyengat, tempat kelahiran Raja
Ali Haji, adalah sebuah pulau kecil yang memiliki luas hanya 240 hektar, yang
sekarang berada dalam wilayah pemerintahan (penadbiran) Kota Tanjungpinang,
Propinsi Kepulauan Riau, yang pada abad ke-19 pernah menjadi pusat pemerintahan
Kerajaan Riau-Lingga-Johor-Pahang dengan semua daerah takluknya. 5
Literatur Belanda menyebut Pulau Penyengat dengan sebutan Mars dan
masyarakat tempatan menggelarinya dengan Inderasakti sehingga lengkapnya menjadi

3
Marsaid, Al-Fiqh Al-Jinayah,(Palembang: CV Amanah.,2020) hlm 9.
4
Ibiid hlm 10.
5
Muhammad Faisal, Etika Melayu Pemikiran Moral Raja Ali Haji,(Bintan:STAIN Sultan Abdurrahman Press,
2019), hlm 11
4

Pulau Penyengat Inderasakti. Oleh jasa Raja Ali Haji dan penulis/pengarang sebelum
dan sesudahnya, Pulau Penyengat, Kepulauan Riau menjadi kawasan Melayu yang
paling banyak menghasilkan karya dalam pelbagai bidang pada abad ke-19 sampai
awal abad ke-20 dalam perjalanan budaya Melayu. Aktivitas dan kreativitas keilmuan
dan kebudayaan sangat subur di kawasan ini kala itu sehingga bangsa Melayu
mewarisi tradisi besar yang sangat membanggakan kita yang hidup pada hari ini. Oleh
sebab itu, tak heranlah kita jika dikatakan bahwa pada abad ke-19 dan awal abad ke-
20 Kepulauan Riau menjadi pusat bahasa dan kebudayaan Melayu. 6
Tanpa mengurangi arti jasa-jasa yang dibuat oleh penulis/pengarang yang lain,
dapat disebutkan di sini bahwa orang yang paling berjasa dalam memelopori tradisi
besar Melayu ialah Raja Ali Haji. Beliau telah mewariskan dunia Melayu dengan
karya-karya besar dalam bidang bahasa, sastra, pemerintahan (penadbiran negera),
hukum, sejarah, dan agama Islam. Karena jasa-jasanya itu, beliau telah dianugerahi
Pahlawan Nasional dan Bapak Bahasa Melayu oleh Pemerintah Republik Indonesia
pada 2004.
C. Pemikiran Raja Ali Haji dalam Hukum Islam
1. Gurindam Dua Belas
Dari berbagai aspek intelektual Raja Ali Haji, dapat dipastikan bahwa
aspek pemikiran keagamaannya yang paling utama dalam memberikan
pencerahan bagi masyarakat Melayu-Riau. Pemikiranpemikiran agama Raja Ali
Haji terangkum dengan sangat baik dan padatnya dalam bentuk puitis yang
terdapat pada karya monumentalnya, Gurindam Duabelas.
Untuk itu, keistimewaan Gurindam Duabelas tidak saja terletak pada
keindahan “bentuk luar/zahir”, tetapi yang lebih penting terdapat pada “bentuk
dalam/batin”nya”. Maka dari segala karya Raja Ali Haji, Gurindam Duabelas
merupakan karya yang sulit dicari bandingannya.
Keutamaan karya ini bukan sematamata atas keindahan sajak dan pilihan
kata dalam bentuk yang artistik, tetapi lebih-lebih atas keindahan batinnya,yakni
kandungan pesan-pesannya yang amat mendalam, jernih dengan sinar kejelasan
yang murni. Gurindam Duabelas agaknya telah ditulis olehRaja Ali Haji, sebagai
hasil apresiasi beliau atas Surah Ibrahim ayat 24 yang maksudnya “Kalimat yang
baik bagaikan sebatang pohon yang rindang berbuah lebat; akarnya terhunjam ke
bumi dan dahannya menjulang ke angkasa.
6
Ibid.
5

U. Hamidi memberikan penjelasan yang benar dan tepat tentang


kehindahan makna batin Gurindam Duabelas yang digubah oleh Raja Ali Haji
sebagai hasil apresiasinya terhadap makna metafor al-Qur’an. Kalimat yang baik,
menurut Abdullah Yusuf Ali, pada khususnya memang berasal dari kalam/firman
Allah, ajaran dan agama yang benar. Akan tetapi, pada umumnya kalimat yang
baik dapat pula berupa kata yang baik, kalimat yang benar berdasarkan pada
pengertian dan pemahaman agama dalam mengatur kewajiban manusia terhadap
Allah dan terhadap sesama manusia. 7
Dengan pengertian disebut belakang ini, maka Gurindam Duabelas
termasuk “kalimat yang baik”. Gurindam Duabelas ibarat “pohon” memiliki akar
yang kokoh (artinya: berasal dari pemahaman agama (Al-quran dan Hadits)
dahannya menjulang ke angkasa (artinya: jangkauan pengaruhnya membahana
seantara alam Melayu); daunnya rimbun dan buahnya lebat (artinya:
kandungannya memberi tuntunan yang melindungi diri dan menenteramkan jiwa
manusia). Agama sebagai pedoman dan tuntunan, menurut Raja Ali Haji, sangat
penting dalam pri-kehidupan manusia di dunia ini. Makanya, ia mengawali
penuturan puitisnya prihal kedudukan agama yang sangat penting ini dalam
Gurindam Duabelas: Barangsiapa tiada memegang agama sekali-kali tiada
boleh dibilangkan nama .
Berpegang teguh pada agama sebagai ajaran yang diwahyukan Allah
kepada Rasul-Nya, Muhammad saw. untuk ummat manusia, menurut Raja Ali
Haji, merupakan suatu keniscayaan hidup. Kalau seseorang melakukan perbuatan
yang tidak dapat dibenarkan dan/atau bertentangan dengan ajaran agama,
dipahami dan diyakininya, akan merusak martabat dan nama baiknya.
Seperti yang diketahui bersama bahwa Raja Ali Haji adalah seorang tokoh
terkemuka yang telah melahirkan karya-karya yang banyak dengan kualitas yang
tak usah diragukan lagi, bukan hanya dalam bidang tertentu saja akan tetapi dalam
berbagai bidang tentunya. Nah karya-karyanya mengenai hukum islam banyak
tetuang didalam Gurindam Dua Belas. Didalam Gurindam Dua Belas banyak
syair-syair yang berisi nasehat tentang kehidupan khususnya mengenai hukum
pidana islam.

7
https://media.neliti.com/media/publications/164510-ID-pemikiran-keagamaan-raja-alihaji.pdf, Diakses pada 05
Maret 2022.
6

Berikut adalah beberapa bait dalam Gurindam Dua Belas yang berisi
nasehat yang ada dalam hukum pidana islam.
a. Pasal Pertama
Barang siapa mengenal akhirat
Taulah dia dunia mudharat
Maksud dari Raja Ali Haji dalam bait ini adalah diperuntukkan kepada
seluruh umat islam, kalau orang tersebut mengenal akhirat maksudnya adalah
mengenal tentang hukum Allah SWT, maka orang tersebut akan mengetahui
dan mengamalkan apa yang diperintahkan oleh SWT dan menjauhi semua
larangan dari Allah SWT. Dan pastinya orang itu akan tau mudharat atau
hasil buruk yang akan di peroleh dari tindakan buruk tersebut.
b. Pasal Ketiga
Apabila terpelihara lidah
Dapat dari padanya faedah
Dari bait diatas Raja Ali Haji memberi nasehat kepada semua umat muslim
agar bisa menjaga lisannnya, karna apabila tidak menjaga lisannya akan
banyak hal buruk yang menjadi dampaknya. Hal ini sesuai dengan apa yang
telah ditetapkan dalam Hukum Pidana Islam yakni tentang menuduh zina.
Didalam Hukum Islam sangat tegas mengatur mengenai menuduh zina ini,
sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. An-Nuur ayat 4:

Artinya:“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik


(berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi
maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera ”
(QS. An-Nuur: 4).8
Bersungguh-sungguh engkau memeliharekan tangan
Daripade segale berat dan ringan

8
https://quran.kemenag.go.id, Diakses pada 05 Maret 2022.
7

Mengenai tangan, Raja Ali Haji juga memberi nasehat yang juga tertuang
dalam hukum pidana islam yakni mengenai pencurian, yakni dalam firman
Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 38:

Artinya: Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri potonglah


kedua tangannya sebagai pembalasan bagi apa yang telah mereka
kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha perkasa
lagi Maha Bijaksana “.(QS. Al- Maidah : 38)9

Mengenai perampoka juga diatur secara tegas, sesuai dengan firman Allah
SWR dalam Al-quran Surah Al-Maidah ayat 33:

Artinya:“Hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya


dan membuat kerusakan di bumi hanyalah dibunuh atau disalib, atau
dipotong tangan dan kaki mereka secara silang, atau diasingkan dari
tempat kediamannya. Yang demikian itu kehinaan bagi mereka di
dunia, dan di akhirat mereka mendapat azab yang besar”. (QS. Al-
Maidah:33)10
Anggota tengah hendaklah ingat
Disitulah banyak orang yang hilang semangat
Mengenai bait diatas Raja Ali Haji juga membeti nasehat kepada kita semua
bahwasanya harus menjaga anggota tengah kita agar tidak terjadi dampak
9
Ibid.
10
Ibid.
8

buruk tentunya. Hal tersebut juga diatur dalam hukum pidana islam yakni
perzinahan. Karna Allah SWT juga mengatur secara tegas mengenai perkara
zina ini yakni Firman Allah SWT dalam surah An-Nur ayat 2:

Artinya:Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina maka deralah


tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah
belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan)
agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan
hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan dari orang-orang yang beriman. (Q.S. An0--Nur:2)11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

11
Ibid.
9

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Hukum Pidana Islam/ fiqh


jinayah adalah segala ketentuan hukum mengenai tindak pidana atau perbuatan
kriminal yang dilakukan oleh orang-orang mukallaf ( orang yang dapat dibebani
kewajiban). Sebagai hasil pemahaman atas dalil-dalil hukum dari Al-Qur'an dan
Hadis.
Raja Ali Haji itu adalah seorang yang pintar, ulama dan tokoh yang sudah
melahirkan karya yang banyak dikenal oleh semua kalangan dan tentunya dengan
karya-karya terbaiknyalah membuat beliau dikenal oleh banyak kalangan.
Mengenai karya pemikirannya dalam hukum pidana islam, banyak tertuang
didalam Gurindam Dua Belas. Didalam Gurindam Dua Belas banyak mengandung
nasehat. Terutama terdapat dalam Pasal 1 dan Pasal 3, yakni mengenai Hukum Pidana
Islam. Diantaranya yaitu nasehat Raja Ali Haji gar kita tidak melakukan tindakan
menuduh zina, mencuri dan merampok dan perzinahan, yang demikian itu adalah
tindakan yang dilarang dalam Islam dan terdapat sanksi yang berat tentunya.
B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, kami menyadari makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik yang membangun sangat kami harapkan
supaya kami dapat memperbaikinya supaya menjadi lebih baik lagi kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Marsaid. 2020, Al-Fiqh Al-Jinayah, Palembang: CV Amanah.
10

Faisal, Muhammad. 2019, Etika Melayu Pemikiran Moral Raja Ali Haji, Bintan: STAIN
Sultan Abdurrahman Press.
http://fkip.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2020/12/MUQADDIMA-FI-INTIZAM.pdf,Diakses
pada 05 Maret 2022.
https://media.neliti.com/media/publications/164510-ID-pemikiran-keagamaan-raja-
alihaji.pdf, Diakses pada 05 Maret 2022.
http://digilib.uinsgd.ac.id/13435/4/4_bab1.pdf, Diakses pada 05 Maret 2022.
https://quran.kemenag.go.id, Diakses pada 05 Maret 2022.

Anda mungkin juga menyukai