Oleh : indrawati
Nim : 1570217004
Nama :
Tanggal :
Jam :
4
LEMBAR PENGESAHAN
Tanggal :
Jam :
A. LATAR BELAKANG
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber daya
manusia dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat
kehidupan bangsa telah dilaksanakan secara bersamaan pembangunan ekonomi dan
keluarga berencana yang merupakan sisi masing-masing mata uang. Bila gerakan
keluarga berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembanguanan ekonomi,
dikhawatirkan hasil pembanguanan tidak akan berarti.
Pendapatan Malthus yang mengemukakan bahwa pertumbuhan dan
kemampuan mengembangkan sumber daya alam laksana deret hitung, sedangkan
pertumbuhan dan perkembangan manusia laksana deret ukur, sehingga pada satu titik
sumber daya alam tidak mampu menampung pertumbuhan manusia telah menjadi
kenyataan. Berdasarkan pendapat demikian diharapkan setiap keluarga,
memperlihatkan dan merencanakan jumlah keluarga yang diinginkan.
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang berorentasi pada “catur warga”
atau zero population growth (pertumbuhan seimbang). Gerakan keluarga berencana
nasional Indonesia telah berumur panjang (sejak 1970) dan masyarakat dunia
menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran dengan bermakna.
Masyarakat dapat menerima hampir semua metode medis teknis keluarga berencana
yang direncanakan oleh pemerintah:
Pemerintah meluncurkan gagasan baru, yaitu :
1. Keluarga berencana mandiri : artinya masyarakat memilih metode KB dengan
biaya
sendiri melalui KB lingkar biru dan KB lingkar emas.
2. Mengarahkan pada pelayanan metode kontrasepsi efektif (MKE) : AKDR,
suntikan KB, susuk KB, dan kontap.
B. TUJUAN
C. RUMUSAN MASALAH
BAB II
LANDASAN TEORI
G. Evaluasi
Tanggal : 29-07-2008 jam : 10.45 WIB
Dx : Akseptor KB baru pro IUD
Ibu mengatakan sudah dipasang spiral dan mengerti tentang penjelasan mengenai alat
kontrasepsi spiral.
O : - IUD jenis CuT 380 A sudah terpasang
- Ibu bisa menjelaskan kembali penjelasan petugas dan tidak terjadi perdarahan
- K/U baik
A : Akseptor KB baru pasca pemasangan IUD
P : - Jadwal kontrol 1 minggu lagi
- Ajari ibu cara mengecek benang IUD
- Datang sewaktu-waktu ke klinik / konsultasi / bila ada keluhan atau ingin dicabut
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. S dengan Kontrasepsi IUD di Rs
TK III Brawijaya Surabaya. Dapat ditarik beberapa kesimpulan :
a. Dalam melakukan pelayanan kontrasepsi kepada klien harus mendapatkan KIE secara
lengkap mengenai semua jenis kontrasepsi sehingga klien memahami benar jenis kontrasepsi
apa yang akan dipilih.
b. Dalam memberikan suatu pelayanan kontrasepsi komunikasi antara bidan dengan klien
harus dibina secara baik,berikan suatu kebebasan bagi klien untuk bertanya dan jangan
memaksakan kontap apa yang akan klien pilih,kenyamanan berkomunikasi secara
interpersonal memudahkan klien untuk memilih kontrasepsi secara tepat.
c. Semua tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan Protap dan sesuai standar pelayanan
kebidanan.
B. SARAN
a. Bagi petugas.
Bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kebidanan harus meningkatkan
kemampuan & keterampilan yang dimiliki serta harus memiliki kerja sama yang baik dengan
petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga.
b. Bagi klien.
Klien harus dapat bekerja sama dengan baik dengan tenaga kesehatan agar keberhasilan
dalam asuhan kebidanan dapat tercapai serta semua masalah klien dapat terpecahkan.
c. Bagi pendidikan.
Tenaga kesehatan yang berada disuatu instansi kesehatan supaya lebih memperhatikan &
memberikan bimbingan kepada calon tenaga kesehatan pada umumnya serta supaya
melengkapi buku-buku yang ada di perpustakaan yang merupakan gudang ilmu bagi para
anak didik.
DAFTAR PUSTAKA