A. Napholion di mesir
1
lihat di sana benda-benda dan percobaan-percobaan ganjil yang menghasilkan hal-
hal besar untuk dapat ditangkap oleh akal seperti yang ada pada kita”, ungkapan
al-Jabarti itu merefleksikan kemunduran Islam berhadapan dengan Barat, dan
menunjukkan aktivitas ilmiah mengalami kemunduran umat Islam ketika itu. Di
samping kemajuan teknologi yang dibawa Napoleon, ia juga membawa ide-ide
baru yang dihasilkan Revolusi Prancis seperti:
2
Fauzi, Jurnal IBDA (Studi Islam dan Budaya), Pembaharuan Islam, Memahami Makna, Landasan,
dan Substansi Metode), P3M STAIN Purwekerto: Vol.2, No. 1, Jan-Jun 200
2
menantu. Setelah diambil menjadi menantu, ia ditugaskan menjadi seorang wakil
perwira yang memimpin pasukan militer untuk menggempur pasukan Prancis dan
berhasil.3
3
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: PT. Bulan
Bintang, 2003), 27
3
Mendengar adanya seorang mamluk yang selamat, Muhammad Ali Pasya
mengirimkan pasukan untuk mengejarnya. Sebagian kaum mamluk di Turki
selamat dengan berpindah ke Sudan tetapi kaum mamluk yang berada di Mesir
habis tidak tersisa. Setelah semua saingannya telah tersingkirkan, maka mulailah
Muhammad Ali Pasya fokus dalam kepemimpinannya dengan cara diktator.
Kediktatorannya tampak dalam keputusan-keputusan dan programnya yang
merujuk kepada secularism dan kegiatan Muhammad Ali Pasya menumpas semua
syaikh dan akademisi yang melawannya yang terjadi pada tahun 1809 dan 1813.4
4
angkatan laut di Iskandariyah. Selain Pendidikan militer ia menerapkan
Pendidikan Teknik dan kedokteran, sekolah obat-obatan pada tahun 1829, sekolah
pertambangan pada tahun 1834, sekolah pertanian tahun 1836, dan sekolah
penterjemahan pada tahun 1836. Muhammad Ali mendatangkan guru dari Eropa
untuk mengisi tenaga pengajar dalam sekolah-sekolah yang didirikannya. Pada
tahun 1822, ia juga mendirikan satu unit percetakan Bulaq yang juga salah satu
titik vital dalam perkembangan produk-produk literer dan kemajuan Mesir pada
saat itu.
C. Al tahtawi
Tahtawi lahir pada tahun 1801 di desa Tahta , Sohag, pada tahun yang
sama pasukan Prancis mengevakuasi Mesir. Dia adalah seorang Azhar yang
direkomendasikan oleh gurunya dan mentornya Hasan al-Attar untuk menjadi
pendeta sekelompok siswa yang dikirim Mohammed Ali ke Pb aris pada tahun
1826. Awalnya dimaksudkan untuk menjadi seorang Imam , atau "pemandu
agama" Islam, ia diizinkan untuk bergaul dengan anggota misi lainnya melalui
bujukan tokoh-tokohnya yang berwibawa. Banyak misi pelajar dari Mesir pergi ke
Eropa pada awal abad ke-19 untuk mempelajari seni dan ilmu pengetahuan di
universitas-universitas Eropa dan memperoleh keterampilan teknis seperti
pencetakan, pembuatan kapal, dan teknik militer modern. Menurut memoarnya
Rihla ( Perjalanan ke Paris ), Tahtawi mempelajari etika, filsafat sosial dan
5
Ris’an Rusli, Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2013), 43.
5
politik, dan matematika dan geometri. Dia membaca karya Condillac , Voltaire ,
Rousseau , Montesquieu dan Bézout antara lain selama séjour di Perancis.
Al-Tahtawi, seperti yang lain dari apa yang sering disebut sebagai 'Nahda'
(Muslim Nahda), terpesona dan "tergoda" oleh budaya Prancis (dan Barat pada
umumnya) dalam buku-bukunya. Shaden Tageldin telah menyarankan bahwa ini
menghasilkan inferioritas intelektual yang kompleks dalam ide-idenya yang
membantu dalam "penjajahan intelektual" yang tetap sampai hari ini di kalangan
intelektual Mesir. 6
Daftar pustaka
Badri Yatim, ”Ali Pasya, Muhammad”, Ensiklopedi Islam, Vol. 1, Ed. Abdul Aziz
Dahlan (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2005
6
Fauzi, Jurnal IBDA Studi Islam dan Budaya, Pembaharuan Islam, Memahami
Makna, Landasan, dan Substansi Metode), P3M STAIN Purwekerto:
Vol.2, No. 1, Jan-Jun 200
Ris’an Rusli, Pembaharuan Pemikiran Modern dalam Islam Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2013