Anggaran kas bentuk tunggal disusun dengan cara mengelompokkan satu kelompok kas
masuk dan satu kelompok lagi kas keluar.
Anggaran kas bentuk campuran disusun dengan cara tiap kegiatan kas masuk dikurangi
dengan kas keluarnya sehingga dapat diketahui kas masuk bersih atau kas keluar bersih dari
masing-masing kegiatan perusahaan.
1. Langkah Penyusunan Anggaran Kas
a. Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar
Langkah Pertama, Penyusunan Anggaran Kas menggunakan pendekatan Kas
masuk dan kas keluar dimulai dari menyusun anggaran kas masuk. Pada Gambar 12-
1 tampak arus kas masuk terdapat pada kegiatan operasi, kegiatan investasi dan
kegiatan pendanaan.
masuk dari kegiatan operasi bersumber dari pemberi rutin (pelanggan) berupa
hasil menjual produk/jasa tunai dan hasil tagihan dari menjual produk/jasa secara
kredit. Anggaran kas masuk bersumber dari bunga, jasa giro atas pinjaman yang
diberikan, dan dividen atas investasi saham yang diterima, serta hasil menjual surat
berharga yang diperdagangkan juga merupakan arus kas masuk dari kegiatan
operasi.
KAS
Kas masuk dari hasil menjual surat berharga yang diperdagangkan, dapat
bunga, jasa giro, dividen, logikanya dapat diklasifikasikan sebagai kas masuk dari
kegiatan investasi dan/atau kegiatan pendanaan, tetapi standar/prinsip akunting
yang lazim dalam hal arus kas menghendaki diklasifikasikan sebagai arus kas yang
berasal dari kegiatan operasi. Hal ini disebabkan karena hasil menjual surat berharga
yang diperdagangkan, dapat bunga, dan dividen meningkatkan laba bersih, dan
beban bunga menurunkan dapatan.
Kas masuk dari kegiatan investasi, seperti kas diterima dari hasil menjual aset
tak lancar, seperti aset tetap berwujud dan aset tetap tak berwujud, surat berharga
jangka panjang. Kas yang diterima dari angsuran pokok pinjaman yang diberikan,
dan hasil menjual segmen (pangsa) perusahaan juga termasuk arus kas masuk dari
kegiatan investasi. Kas masuk dari kegiatan pendanaan meliputi kegiatan untuk
memperoleh kas dari pemodal (investor) dan kreditor, seperti saham disetor (modal
disetor), jual saham bendahara, pinjam uang dengan mengeluarkan surat
wesel/promes, obligasi, dan hipotek (utang jangka panjang).
Langkah Kedua, adalah menyusun anggaran kas keluar. Kas keluar untuk
kegiatan operasi, seperti membayar kepada pemasok untuk produk/jasa yang dibeli
secara rutin, membayar surat berharga yang dibeli untuk perdagangan, bayar
gaji/upah/ bonus dan sejenisnya kepada pegawai, bayar bunga utang, bayar pajak,
bayar berlangganan listrik- air- telepon, dan beban rutin lainnya.
Kas keluar dari kegiatan operasi: (1) untuk bayar kepada pemasok adalah harga
pokok produk penjual ditambah sediaan yang naik (dikurung sediaan yang turun)
ditambah utang usaha yang turun (dikurang utang usaha yang naik), (2) untuk bayar
beban usaha (di luar gaji dan upah) adalah beban usaha ditambah beban bayar di
muka yang naik (dikurang beban bayar di muka yang turun) dikurang beban terutang
yang naik (ditambah beban terutang yang turun), (3) untuk bayar beban gaji dan
upah adalah beban gaji dan upah ditambah utang gaji dan upah yang turun
(dikurang utang gaji dan upah yang naik), (4) untuk bayar beban bunga ditambah
utang bunga yang turun (dikurang utang bunga yang naik), (5) untuk bayar pajak
adalah beban pajak ditambah utang pajak yang turun (dikurang utang pajak yang
naik).
Kas keluar untuk kegiatan pendanaan, seperti: beli saham bendahara dari
pemodal, bayar pokok utang jangka panjang pada kreditor, dan bayar dividen. Bayar
dividen diklasifikasikan sebagai arus kas kegiatan pendanaan karena merupakan
biaya sumber daya keuangan.
Langkah Ketiga, adalah mengurangkan arus kas masuk dengan arus kas keluar.
Bila arus kas masuk lebih besar daripada arus kas keluar, berarti terjadi kelebihan
(surplus) kas, sebaliknya bila jumlah kas masuk lebih kecil dari pada jumlah kas
keluar, berarti terjadi kekurangan (defisit) kas. Bila kekurangan kas tersebut lebih
besar daripada saldo kas awal dan/atau di bawah saldo minimal maka kekurangan
kas tersebut harus segera ditutupi, misalnya dengan menambah pinjaman (utang).
Pada gambar 12-2 tampak laba bersih yang diperoleh perusahaan karena
dapatan lebih besar daripada beban. Laba bersih yang diperoleh dari ikhtisar laba
rugi yang dihasilkan akunting keuangan yang biasanya menggunakan dasar akrual
diubah menjadi dasar kas.
Kas masuk dimulai dari laba bersih ditambah beban depresiasi, ditambah beban
amortisasi ditambah beban deplesi, ditambah beban penghapusan piutang,
ditambah rugi menjual aset tak lancar, ditambah piutang dan sediaan (aset lancar di
luar kas) yang turun, ditambah utang jangka pendek yang naik.
Kas keluar dimulai rugi bersih ditambah laba dari jual aset tak lancar, ditambah
aset lancar di luar kas (piutang dan sediaan) yang naik, ditambah utang jangka
pendek yang turun.
Pada dasarnya dalam metode ini arus kas dimulai dari laba bersih, penyesuaian
terhadap laba bersih dibuat untuk transaksi yang tidak memengaruhi kas. Laba
bersih dari dasar akrual diubah menjadi dasar kas sehingga diperoleh arus kas dari
kegiatan operasi. Arus kas dari kegiatan investasi dan kegiatan pendanaan seperti
hasil menjual aset tetap, menambah aset tak lancar, melunasi utang, membayar
deviden, dihitung sama seperti pendekatan Kas masuk dan kas keluar (metode
langsung).