DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD NUR IRFAN (210207053)
2. Etiologi
Penyebab Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) adalah penghancuran
trombosit oleh sel imun atau kekebalan tubuh. Ada beberapa teori yang menjelaskan
tentang aktivitas sel imun yang menyerang trombosit dalam tubuh, yaitu:
a. Sel imunitas tubuh bingung membedakan antara sel tubuh sendiri dan patogen,
seperti virus atau bakteri. ITP sering kali muncul setelah seseorang menderita
infeksi.
b. Tubuh menderita stres oksidatif akibat radikal bebas, yang memicu terjadinya
perubahan DNA sel imunitas, dan selanjutnya menyerang sel tubuh sendiri.
c. Terjadi kerusakan sel imunitas tubuh.
d. Perubahan sistem kekebalan tubuh akibat gangguan sistem imunitas tubuh di
saluran pencernaan. Misalnya karena perubahan kondisi bakteri usus akibat
perubahan pola makan, konsumsi antibiotik, atau serangan patogen.
3. Manifestasi klinik
Beberapa tanda terjadinya Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP) antara
lain adalah:
a. Memar (ekimosis), perdarahan purpura atau ptechiae
b. Perdarahan gusi
c. Tanda perdarahan intrakranial, yaitu perdarahan akibat peningkatan tekanan tak
normal pada otak, sakit kepala, gangguan penglihatan, penurunan kesadaran, dan
sebagainya.
5. Komplikasi
a. Hemoragik
b. Penurunan kesadaran
c. Splenomegaly
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan darah lengkap
b. Pemeriksaan darah tepi
c. Aspirasi sumsum tulang
7. Penatalaksanaan
a. ITP akut
Ringan: observasi tanpa pengobatan sembuh spontan.
Bila setelah 2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, maka
berikan kortikosteroid.
Bila tidak berespon kortikosteroid, maka berika immunoglobulin per IV.
Bila keadaan gawat, maka berikan transufe sunpensi trombosit
b. ITP menahun
Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan.
Misal: prodnisone 2-3 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap
kortikosteroid, maka berikan immunoglobulin per IV.
d. Riwayat keperawatan
Pola eliminasi atau perkemihan
Frekuensi
Konsisten
Warna
Keluhan
Pemeriksaan fisik
Abdomen: pembesaran, pelebaran pembuluh darah vena, distensi
bladder, pembesaran ginjal, nyeri tekan, tenderness.
Genitalia wanita: inflamasi, nodul, lesi, adanya secret dari meatus,
keadaan atropi jaringan vagina.
Genitalia laki-laki: kebersihan, adanya lesi, tenderness, adanya
pembesaran skrotum.
Intake dan output cairan
Kaji intake dan output cairan dalam sehari (24jam)
Kebiasaan minum dirumah
Intake, cairan infus, oral, makanan, NGT
Kaji perubahan volume urin untuk mengetahui ketidakseimbangan
cairan
Output urin dari urinal, urinbag
Karakteristik urin: warna, kejernihan,bau, kepekatan.
Pola aktifitas dan Latihan
Terdiri dari kemampuan perawatan diri sebagai berikut:
Makan/Minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas
Berpindah dan Ambulasi/ROM.
2. Diagnose keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual/muntah
b. Hipertermi b.d proses penyakit
3. Intervensi
a. Diagnose 1
Tujuan : kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
KH : klien dapat menghabiskan porsi makan yang diberikan
Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi dan akibat kekurangan
nutrisi
Sajikan makanan dalam porsi yang kecil tapi sering
Hidangkan menu dalam keadaan hangat
Kolaborasi dengan nakes lain (ahli gizi)
b. Diagnose 2
Tujuan : suhu tubuh klien menurun
KH : klien tidak lagi demam, dan tidak lagi gelisah
Monitor suhu tubuh klien secara berkala
Edukasi keluarga klien bagaimana cara melakukan kompres hangat
Kolaborasi dalam pemberian analgetik.
4. Implementasi
Implementasi tindakan yang ada dalam intervensi.
5. Evaluasi
Evaluasi hasil tindakan yang dilakukan oleh perawat.