Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ARTRITIS GOUT (ASAM URAT)

Disusun oleh:

Dwi Mega Lestari


22221038

PROGRAM PROFESI NERS


INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2022
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Penyakit asam urat adalah suatu penyakit dimana terjadi penumpukan
kadar asam urat dalam tubuh secara berlebih, baik akibat produksi yang
meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun atau akibat
peningkatan asupan makanan tinggi purin. Gout ditandai dengan serangan
berulang dari artritis (peradangan sendi) yang akut, kadang kadang disertai
pembentukan kristal natrium urat besar. Akibatnya, terjadi penumpukan
kristal asam urat pada daerah persendian sehingga menimbulkan rasa sakit
yang luar biasa. (Sustrani, 2013).
Artritis Gout atau biasa dikenal Asam urat adalah hasil metabolisme
tubuh oleh salah satu unsur protein yang mengandung purin. Oleh karena itu
kadar asam urat didalam darah meningkat bila seseorang banyak
mengkonsumsi daging atau makanan lainnya yang mengandung purin
(Muttaqin Arif, 2008)

B. Etiologi
Beberapa faktor yang menyebabkan kadar asam urat tinggi adalah:
1. Faktor keturunan
2. Jenis kelamin, Presentase Pria : Wanita yaitu 2 : 1 pria lebih beresiko
terjadinya asam urat yaitu umur (30 tahun keatas), sedangkan wanita
terjadi pada usia menopouse (50-60 tahun)
3. Penyakit Diabetes Melitus
4. Adanya gangguan ginjal dan hipertensi
5. Tingginya asupan makanan yang mengandung purin. Misalnya
makanan yang tinggi purin : kacang-kacangan, rempelo dll.
6. Berat badan yang berlebih (obesitas)
7. Jumlah alkohol yang dikonsumsi
8. Penggunaan obat-obatan kimia yang bersifat diuretik/analgetik dalam
waktu lama
C. Tanda dan gejala
Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL, sedangkan
pada wanita 2,6 - 6 mg/dL. Serangan asam urat biasanya timbul secara
mendadak, kebanyakan menyerang pada malam hari. Jika asam urat
menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak merah, mengkilat, bengkak,
kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang sangat hebat, dan
persendian sulit digerakan. Serangan pertama asam urat pada umumnya
berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki, dan seringkali
hanya satu sendi yang diserang. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga
terjadi pada sendi lain seperti pada tumit, lutut, siku dan lain-lain.
Adapun gejala-gejalanya, yaitu:

1. Kesemutan dan linu.


2. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
3. Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan, panas,
dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
4. Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang kali.
5. Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit,
pergelangan tangan serta siku.
6. Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat
akan bergerak.

D. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang
mengandung asam urat tinggi, dan sistem ekskresi asam urat yang tidak
adequat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam
plasma darah (Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat
menunpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan
menimbulkan respon nyeri. Biasanya, rasa nyeri yang hebat tersebut
berlangsung selama 24 jam. Selanjutnya, berangsur berkurang sampai
menghilang dalam waktu 3-7 hari. Jika kadar asam urat serangan pertama
tidak diturunkan menjadi normal, akan terjadi serangan selanjutnya dan
bersifat menahun
Nyeri yang disebabkan asam urat mengakibatkan kesulitan gerak
sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Tirnbulnya serangan kedua dan
selanjutnya sulit diprediksi. Namun, dari berbagai penelitian dikemukakan
bahwa semakin tinggi kadar asam urat, semakin sering juga terjadi serangan
nyeri dengan berbagai komplikasi (Silvia 2019)

E. Pathway

Produksi asam urat Kurangnya


berlebihan Faktor genetik pengeluaran asam urat

Gg. metabolisme purin

Meningkatnya purin dalam darah

Pelepasan Kristal monosodium urat

Penimbunan Kristal urat

Respon inflamasi

Sirkulasi daerah Akumulasi cairan pada


radang meningkat jaringan intertisial

Penekanan pada
Vasodilatasi dari Odema jaringan
jaringan sendi
kapiler
Kurangnya pengetahuan
Nyeri Akut Kekuan pada sendi pengobatan dirumah

Membatasi Defisiensi pengetahuan


pergerakan sendi

Hambatan
mobilitas fisik
F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi di kemudian hari, seperti benjolan pada
bagian tubuh tertentu, kerusakan tulang dan sendi, sehingga dapat terjadi
kelumpuhan, peradangan tulang ,kerusakan ligamen dan tendon (otot ), batu
ginjal, kerusakan ginjal, dan tekanan darah tinggi (hipertensi).

G. Penatalaksanaan
1. Pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg (pemberian oral),
Colchicine 1,0-3,0 mg (dalam NaCl intravena), phenilbutazone,
Indomethacin.

2. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)

3. Kompres dingin

4. Diet rendah purin

5. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)

6. Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari


Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang.

7. Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan


inflamasi.

8. Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan


untuk mencegah serangan.

9. Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkan


ekskresi asam urat dan menghambat akumulasi asam urat (jumlahnya
dibatasi pada pasien dengan gagal ginjal).

10. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat


menggunakan probenezid 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (Anturane)
pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan
pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2 kali/hari.
H. Pencegahan
1. Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu :
Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring,
Kacang-kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.

2. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan


dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan.
Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat
badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah
konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa
meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan
mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine.

3. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti


dan ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat
karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.

4. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat


meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang
mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati,
ginjal, otak, paru dan limpa.

5. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui


urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega
sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari
total kalori.

6. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-
buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang
disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis,
dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga
boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin.
Buah- buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian,
karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.

7. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat


mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka
yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan
meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat
pengeluaran asam urat dari tubuh.

8. Olahraga ringan : Olahraga yang teratur memperbaiki kondisi kekuatan


dan kelenturan sendi serta memperkecil risiko terjadinya kerusakan sendi
akibat radang sendi. Selain itu, olahraga memberi efek
menghangatkan tubuh sehingga mengurangi rasa sakit dan mencegah
pengendapan asam urat pada ujung-ujung tubuh yang dingin karena
kurang pasokan darah. Jalan kaki, bersepeda, dan joging bisa dijadikan
alternatif olahraga untuk mengatasi rematik dan asam urat. Selain itu,
olahraga yang cukup dan teratur memperkuat sirkulasi darah dalam
tubuh.
BAB II
PERTANYAAN KASUS

A. Kasus
Ny.S berusia 83 tahun yang tinggal di panti werda harapan mengatakan
sering merasakan nyeri pada lutut dan jari- jari kakinya, pasien
mengatakan tidak tau mengapa kakinya sering merasakan nyeri pasien
juga mengatakan menyukai makanan jeroan. saat ini pasien kesulitan
untuk beraktivitas bahkan bepindah tempat pun dibantu oleh teman
sekamarnya, berdasarkan tanda dann gejala yang dialami Ny. S menderita
penyakit Gout Arthritis (asam Urat)

B. Pertanyaan Klinis
Adakah pengaruh kompres jahe merah terhadap penurunan nyeri pada
pasien dengan Gout Arthritis?
BAB III
ANALISIS JURNAL

A. PICO
P : Gout Arthritis
I : kompres hangat jahe merah
C : Tidak ada pembanding
O : menurunkan nyeri
A. Nama penulis jurnal: Anita et. al
B. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui Adakah pengaruh kompres hangat jahe merah terhadap
penurunan nyeri pada Gout arthritis
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan Di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Tahun
2020
D. Metode dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimen maka
E. SEARCHING LITERATURE ( JOURNAL )
Setelah dilakukan Searching Literature ( Journal )di pubmed , didapatkan 127
journal yang terkait dan dipilih jurnal dengan judul “Pengaruh Pemberian
Kompres Hangat Memakai Parutan Jahe Merah (Zinger Officinale Roscoe
Var Rubrum) Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis
Di Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti Medan Tahun 2020”
Dengan alasan :
1. Jurnal tersebut sesuai dengan kasus
2. Jurnal tersebut up to date
F. VIA
1. Validity:
Desain dan sampel :
Penelitian ini menggunakan rancangan one group pre-test dan post test
design yaitu kelompok dimana subyek di obervasi sebelum dilakukan
intervensi, teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara
Total Sampling.
G. Importance dalam hasil
1. Karakteristik Subjek
Karakteristik Subjek dalam penelitian ini seluruh penderita gout arthritis
yang tidak mengkonsumsi terapi farmakologi jenis obat anti inflamasi di
Panti Jompo Yayasan Guna Budi Bakti.
2. Beda proporsi dan mean
Berdasarkan hasil Uji Wilcoxon Signe Rank Tes memiliki nilai Mean
Rank pretest posttest sebesar 8,50-0,00 dengan p-value 0,000. Dapat
diketahui skala nyeri responden pre-test (sebelum) dilakukan pemberian
kompres hangat memakai parutan jahe merah dengan mayoritas
responden memiliki skala nyeri berat 14 responden (56%) dan sesudah
dilakukan pemberian kompres hangat memakai parutan jahe merah
dengan mayoritas responden memiliki skala nyeri ringan sebanyak
mayoritas (68%) responden memiliki skala nyeri ringan. Berdasarkan
data diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian kompres
hangat jahe merah terhadap penurunan skalabnyeri pada penderita
goutvarthritisuhal ini ditujukan dengan p– value 0,000<0,05 sehingga Ha
diterima dan Ho ditolak.
H. Applicability
1. Dalam diskusi
Pemberian kompres hangat jahe merah yang mempunyai kandungan pati,
minyak atsiri dan ekstrak yang larut dalam alkohol. Menurut (Stoilovaa,
2007) mengatakan beberapa komponen kimia jahe, seperti gingonel,
shogaol dan zinggerone memberikan efek farmakologi dan fisiologi
seperti antioksidasi, anti inflamasi, analgesik, anti karsinogenik, non
toksik dan non mutagenik (Hernani & Winarti, 2014).
Setelah diberikan inetervensi melakukan pemberian kompres jahe merah
kepada responden mengalami penurunan skala nyeri. Memberikan
kompres jahe merah sebagai terapi komplementer sangatlah baik kepada
lansia karena bahan yang digunakan adalah bahan yang sangat alami dan
tidak memiliki efek samping, jahe merah serta pengolahannya sangat
mudah dilakukan.
I. Diskusi (membandingkan jurnal dan kasus)
Berdasarkan hasil penelitian dilakukan Anita et.al terdapat pengaruh yang
signifikan kompres hangat jahe merah terhadap penurunan skala nyeri Gout
Arthritis pada lansia.
menurut saya jurnal ini bagus untuk diterapkan dipanti werdha harapan
terutama pada lansia yang mengalami gout arthritis karena selain bahan alami
yang mudah didapatkan terapi ini juga mudah diolah.
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari jurnal yang diterbitkan oleh Anita et. al bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan kompres hangat jahe merah terhadap penurunan skala
nyeri pada lansia yang mengalami Gout Arthritis, selain menggunakan bahan
alami yang mudah didapatkan terapi ini juga mudah untuk diterapakan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anita et. al (2020) “Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Memakai


Parutan Jahe Merah (Zinger Officinale Roscoe Var Rubrum) Terhadap
Penurunan Skala Nyeri Pada Penderita Gout Arthritis Di Panti Jompo
Yayasan Guna Budi Bakti Medan. Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda
Vol. 6, No. 2.
2. Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan
Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta. EGC
3. Sustrani, L. dkk. (2013) Asam Urat. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
4. Setyowati, Sri dan Murwani, Arita. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga
Konsep dan Aplikasi Kasus. Edisi 1. Yogyakarta: Mitra Cendikia
5. Smeltzer & Bare. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddart Volume 2 (ed 8). Jakarta: EG
6. Wijayakusuma, H. (2006) Atasi Asam Urat dan Reumatik. Jakarta : Puspa
Swara
7. Gloria dkk, 2013. Nursing Intervensi Classification (NIC), 6th edition.
Jakarta : CV Mocomedia
8. Herdman dkk, 2015. NANDA Internasional Inc. Diagnisa Kepetawatan :
Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Ed. 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC\
9. Moorhed dkk, 2013. Nursing Outcome Classification (NOC), 5th edition.
Jakarta : CV Mocomedia

Anda mungkin juga menyukai