Anda di halaman 1dari 4

Menginventarisasi istilah perjanjian internasional dan mendeskripsikan pada perjanjian apa

istilah tersebut digunakan!

1. Treaty : Dipakai dalam arti umum, meliputi semua bentuk perjanjian internasional tertulis
yang dibuat oleh negara.1 Contoh: Treaty Banning Nuclear Weapon Tests in the
Atmosphere, in Outer Space and Underwater of August 5, 1963.
2. Convention, Merupakan persetujuan antara negara-negara (multilateral), bersifat
perjanjian mengikat dan mengatur hal-hal yang penting dan resmi. Contoh: United
Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS), 1982.
3. Statute, digunakan untuk perjanjian internasional yang dijadikan sebagai konstitusi suatu
organisasi internasional. Contoh: Statue of International Court of Justice.
4. Agreement, Merupakan persetujuan teknis administratif antarnegara dengan peserta yang
lebih sedikit atau substansi yang dibahas lebih kecil lingkupnya dibandingkan Treaty atau
Convention. Biasanya perjanjian yang memakai nama Agreement adalah bersifat
bilateral, tetapi terdapat pula perjanjian multilateral yang memakai nama ini. Contoh: The
Agreement on Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPS Agreement).
5. General Act, pada umumnya dipakai untuk sebutan suatu persetujuan yang berisikan
tindakan formal dari pemerintah di bidang internasional dalam membentuk suatu
ketentuan internasional guna mengatur hubungan mereka secara prosedural, misalnya
bagaimana menentukan prosedur-prosedur penempatan perwakilan tersebut. Contoh:
General Act for the Pacific Settlement of International Disputes 1928.
6. Protocol, dipakai untuk sebutan suatu perjanjian internasioanal tambahan yang bersifat
informal pada suatu Konvensi atau perjanjian internasional utama. Contoh: The Hague
Protocol of 1930 on Stateless.
7. Modus Vivendi, perjanjian untuk mengadakan perubahan (modifikasi) salah satu atau
beberapa ketentuan di dalam suatu perjanjian yang masih berlaku. Juga sebagai perjanjian
untuk penyelesaian perselisihan paham mengenai pelaksanaan suatu ketentuan dari
1
Sri Setianingsih dan Ida Kurnia, 2019. Hukum Perjanjian Internasional. Jakarta: Sinar Grafika, hlm. 15.
perjanjian yang masih berlaku. Biasanya digunakan sebagai instrumen yang bersifat
sementara dan informal yang membutuhkan tindak lanjut dlam bentuk perjajian yang
lebih formal atau permanen. Contoh: Modus Vivendi Kanada dan Amerika Serikat, 1885.
8. Memorandum of Understanding, biasanya dipakai untuk perjanjian-perjanjian yang
bersifat informal bilateral yang tidak terlalu mengikat dan tidak membutuhkan prosedur
rumit untuk eksekusi pelaksnaaan perjanjian tersebut. Contoh: Memorandum of
Understanding Between Special Province of Yogyakarta, Republic of Indonesia and the
Land Tirol, Republic of Austria, 30 November 1999.
9. Arrangement, jenis perjanjian sebagai pelaksana teknis dari suatu perjanjian yang telah
dibentuk terlebih dahulu. Biasanya istilah ini juga dipakai untuk suatu transaksi yang
bersifat sementara atau temporer. Contoh: Arrangement between the ASEAN Secretariat
and the United States Patent and Trademark Office (USPTO) on Cooperation in the
Field of Intellectual Rights, 19 April 2005.
10. Declaration, perjanjian internasional yang masih bersifat umum dan berisi tentang hal-
hal yang pokok saja. Namun, ada juga deklarasi yang berisi kaidah hukum yang mengikat
secara kuat. Contoh: Universal Declaration of Human Rights 1948.
11. Pact, digunakan untuk perjanjian internasioanl dalam bidang militer, pertahanan, dan
keamanan. Contoh: North Atlantic Treaty Organization (NATO).2
12. Agreed minutes/Summary Records/Records of Discussion, kesepakatan antara wakil-
wakil lembaga pemerintahan tentang hasil akhir atau hasil sementara dari suatu
pertemuan teknis. Banyak dipakai untuk merekam pembicaraan pada acara-acara
kunjungan resmi atau tidak resmi, atau untuk mencapai kesepakatan sementara sebagai
bagian dari rangkaian putaran perundingan mengenai suatu masalah. Contoh: Agreed
Minutes of The Meeting for Further Strenghtening Economic and Trade Cooperation.
13. Exchange of Notes, berisi pertukaran penyampaian atau pemberitahuan resmi posisi
Pemerintah masing-masing yang telah disetujui bersama mengenai suatu masalah
tertentu. Dapat berupa sekedar pelaksanaan tindak lanjut dari suatu persetujuan yang
telah dicapai; konfirmasi dari kesepakatan lisan yang telah dicapai sebelumnya;
kesepakatan tentang perbaikan dari suatu perjanjian yang telah berlaku; atau suatu

2
V. Selfie Sinaga, 2019. Hukum Perjanjian Internasional : Diskursus Tentang Konvensi Wina 1969. Jakarta: Penerbit
Universitas Katolik Indonesia Atma jaya, hlm. 5-8.
perjanjian yang ditandatangani di tempat yang berbeda dan dalam waktu yang tidak
lama.3 Contoh: Exchange of Noters Between The Government of The Republic of Cuba
and The Government of The Republic of Indonesia on The Establishment of Joint
Comission, 1996.
14. Minutes, bukan hanya berfungsi sebagai notulensi sebuah rapat; minutes tidak hanya
mencatat alur diskusi dan menyimpulkan poin-poin kesepakatan dan ketaksepahaman.
Minutes merefleksikan komitmen-komitmen yang telah disepakati para pihak, sehingga
minutes menciptakan hak dan kewajiban internasional bagi para pihaknya. Contoh:
Minutes signed by Foreign Ministers of Bahrain, Qatar and Saudi Arabia, 1990.4
15. Charter, biasa digunakan untuk perjanjian-perjanjian internasional yang dijadikan
sebagai konstitusi suatu organisasi internasional. Contoh: United Nations Charter
(Piagam PBB).5

3
Malahayati, 2012. Hukum Perjanjian Internasional: Sebuah Pengantar. Aceh: CV. BieNa Edukasi, hlm. 12.
4
Eddy Pratomo, 2016. Hukum Perjanjian Internasional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, hlm. 89-90.
5
Sukarni, dkk. 2019. Pengantar Hukum Perjanjian Internasional. Malang: UB Press, hlm. 18.
DAFTAR PUSTAKA

Eddy Pratomo, 2016. Hukum Perjanjian Internasional. Jakarta: PT Elex Media


Komputindo.
Malahayati, 2012. Hukum Perjanjian Internasional: Sebuah Pengantar. Aceh: CV.
BieNa Edukasi.

Sri Setianingsih dan Ida Kurnia, 2019. Hukum Perjanjian Internasional. Jakarta: Sinar
Grafika.

Sukarni, dkk. 2019. Pengantar Hukum Perjanjian Internasional. Malang: UB Press.

V. Selfie Sinaga, 2019. Hukum Perjanjian Internasional : Diskursus Tentang Konvensi


Wina 1969. Jakarta: Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atma jaya.

Anda mungkin juga menyukai