Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT KEBIJAKSANAAN

DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN

Dosen Pengampu : Dr. Tamjidillah H.M. Amin, M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 4

Ketua kelompok: Lalu Muhammad Khoiri (2)

Wakil Kelompok: Rina Sarindi (3)

Anggota: 1. Tina Fitri Qotijaah (1)

2. Asmayana (13)

3. Azalina Haq (14)

4. Rostina Febriani (26)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2022

I
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan ramat serta karunianya sehingga penulis berhasil

menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya,

makalah ini membahas tentang “SILA KE-4 PANCASILA”

Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan

para pembaca.Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa

makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis sangat

mengharapkan kritik serta saran demi terciptanya makalah yang lebih

baik lagi.

Mataram, 20 Februari 2022

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................4

1.1 Latar Belakang............................................................................4

1.2 Rumusan Masalah......................................................................5

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................6

2.1 Makna Sila ke-4.........................................................................6

2.2 Tujuan Sila ke-4........................................................................11

2.3 Manfaat Sila ke-4....................................................................13

2.4 Dalil daripada Silake-4..............................................................16

BAB III PENUTUP.....................................................................................22

3.1 Kesimpulan...............................................................................22

DAFTA PUSTAKA .......................................................................................

23

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Realitas kehidupan berbangsa dan bernegara sekarang ini tidak

terlepas dari sejarah masa lalu. Demikian pula, terbentuknya Negara

Republik Indonnesia dengan pancasila sebagai dasar negaranya tidak

luput dari proses yang panjang tersebut. Sejarah masa lalu, kini, dan

masa yang akan datang merupakan suatu keterkaitan yang tidak akan

terpisahkan. Realitas kehidupan sekarang merupakan kelanjutan dari

sejarah masa lalu, dan kehidupan yang akan datang merupakan

kelanjutan dari kehidupan sekarang.

Masalalu bangsa Indonesia yang penuh dengan kepahitan,

kesusahan, kesengsaraan, dan perjuangan yang disertai pengorbanan

harta maupun jiwa merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri

oleh generasi sekarang.Bahkan pengaruhnya masih dapat dirasakan

sampai era reformasi sekarang. Sejarah suram bangsa Indonesia

merupakan pelajaran yang sangat berharga untuk menuju masa depan

yang lebih baik serta mencapai Negara Indonesia baru yang dicita-

citakan.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. apa saja Makna Sila ke-4?

2. apa saja Tujuan Sila ke-4?

3. apa saja Manfaat Sila ke-4?

4. apa saja Dalil daripada Sila ke-4?

5. apa saja Nilai yang terkandung dalam Sila ke-4?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Makna Sila Ke-4

Sila ke-4 merupakan penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah

Negara berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak daripada sifat

demokrasi Negara Indonesia. Disebabkan mempunyai dua dasar mutlak,

maka sifat demokrasi Negara Indonesia adalah mutlak pula, yaitu tidak

dapat dirubah atau ditiadakan. Makna Sila ke-4 Pancasila Sila ke-4

Pancasila menyebutkan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Berarti, yang

dikedapankan prinsip bermusyawarah untuk mufakat melalui wakil-

wakilnya dan badan-badan perwakilan dalam memperjuangkan mandat

rakyat.

Bila dicermati, arti dan makna Sila ke-4 sebagai berikut:

a. Hakikat sila ini adalah demokrasi, yaitu pemerintahan dari rakyat,

oleh rakyat, dan untuk rakyat.

b. Pemusyawaratan, yaitu membuat putusan secara bulat, dengan

dilakukan secara bersama melalui jalan kebikjasanaan.

c. Melaksanakan keputusan berdasarkan kejujuran. Keputusan secara

bulat sehingga membawa konsekuensi kejujuran bersama. Nilai

identitas adalah permusyawaratan.

6
d. Terkandung asas kerakyatan, yaitu rasa kecintaan terhadap rakyat,

memperjuangkan cita-cita rakyat, dan memiliki jiwa kerakyatan. Asas

musyawarah untuk mufakat, yaitu yang memperhatikan dan

menghargai aspirasi seluruh rakyat melalui forum permusyawaratan,

menghargai perbedaan, mengedepankan kepentingan rakyat, bangsa

dan negara.

Pernyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan adalah

pemimpin yang berakal sehat, rasional, cerdas, terampil, berhati-nurani,

arif, bijaksana, jujur, adil, dan seterusnya. Jadi, pemimpin yang hikmat-

kebijaksanaan itu mengarah pada pemimpin yang profesional (hikmat)

melalui tatanan dan tuntunan permusyawaratan/perwakilan. Tegasnya,

sila keempat merupakan sistem demokrasi-perwakilan yang dipimpin

oleh orang-orang yang professional berintergritas melalui sistem

musyawarah (government by discussion). Kerakyatan yang Dipimpin

oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan Dalam

sila ini menjelaskan tentang demokrasi, adanya kebersamaan dalam

mengambil keputusan dan penanganannya, dan kejujuran bersama.

Pancasila sila ke-4 yang berbunyi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam Selanjutnya adapun arti dan makna dari setiap

frasa dari sila keempat adalah:

Hakekat sila ke-4 adalah demokrasi, dimana yang dimaksud

demokrasi disini adalah demokrasi dalam arti umum yaitu pemerintahan

dari, oleh dan untuk rakyat dimana secara sederhana, demokrasi yang

7
melibatkan segenap bangsa dalam pemerintahan baik yang tergabung

dalam pemerintahan maupun yang diluar pemerintahan karena peran

rakyat yang diutamakan.

Pemusyawaratan artinya mengusahakan putusan secara bulat, dan

sesudah itu diadakan tindakan bersama. Disini terjadi simpul yang

penting yaitu mengusahakan keputusan secara bulat. Bulat yang

dimaksud adalah hasil yang mufakat, artinya keputusan itu diambil

dengan kesepakatan bersama, dengan demikian berarti bahwa penentu

demokrasi yang berdasarkan Pancasila adalah kebulatan mufakat

sebagai hasil kebikjasanaan. Oleh karena itu jika ingin memperoleh hasil

yang sebaik-baiknya didalam kehidupan bermasyarakat, maka hasil

kebikjasanaan itu harus merupakan suatu nilai yang ditempatkan lebih

dahulu.

Dalam melaksanakan keputusan diperlukan kejujuran bersama,

dalam hal ini perlu diingat bahwa keputusan bersama dilakukan secara

bulat sehingga membawa konsekuensi adanya kejujuran bersama.

Perbedaan secara umum demokrasi di barat dan di Indonesia yaitu

terletak pada permusyawaratan, Permusyawaratan yang dimaksud

adalah permusyawaratan yang menghasilkan keputusan-keputusan yang

diambil berdasarkan suara bulat. Nilai-nilai diatas menjadi nilai yang

dianut serta menjadi pandangan bangsa Indonesia. Bagi bangsa

Indonesia yang berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila apabila

pengambilan keputusan secara bulat itu tidak bisa tercapai dengan

8
mudah, baru diadakan pemungutan suara sebagai cara terakhir.

Kebijaksanaan ini merupakan suatu prinsip bahwa yang diputuskan itu

memang bermanfaat bagi kepentingan rakyat banyak. Jika demokrasi

diartikan sebagai kekuatan, maka dari pengamatan sejarah bahwa

kekuatan itu memang berada pada tangan rakyat atau masyarakat.

Secara filosofis nilai yang terkandung di dalamnya adalah bahwa

hakikat negara sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai

makhluk individu dan makhluk sosial. Hakikat rakyat adalah merupakan

sekelompok manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa yang

bersatu yang bertujuan muwujudkan harkat dan martabat manusia dalam

suatu wilayah negara (Muslimin, 2016). Rakyat adalah merupakan

subjek pendukung pokok negara. Negara adalah dari, oleh dan untuk

rakyat, oleh karena itu rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan

negara. Selanjutnya dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi

yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam kehidupan bernegara.

Adapun nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam sila keempat

adalah:

a. Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab

baik terhadap masyarakat bangsa maupun secara moral terhadap

Tuhan yang Maha Esa;

b. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia;

9
c. Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup

bersama;

d. Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama,

karena perbedaan adalah merupakan suatu bawaan kodrat

manusia;

e. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap

individu, kelompok, ras, suku, maupun agama;

f. Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan

yang beradab;

g. Menjunjung tinggi atas musyawarah, sebagai moral kemanusiaan

yang beradab;

h. Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan

sosial agar tercapainya tujuan bersama.

i. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia

Indonesia mempunyai kedudukan hak dan kewajiban yang sama;

j. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;

k. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama;

l. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat

kekeluargaan;

10
m. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai

sebagai hasil musyawarah;

n. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan

melaksanakan hasil keputusan musyawarah;

o. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas

kepentingan pribadi dan golongan;

p. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati

nurani yang luhur;

q. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan

secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi

harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan

yang mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan

bersama;

r. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk

melaksanakan pemusyawaratan (Yusdiyanto, 2016).

2.2 Tujuan Sila Ke-4

Tujuan Mempelajari Pancasila;

1. Tujuan kita mempelajari Pancasila adalah : Ingin mengetahui

Pancasila yang benar, yakni yang dapat dipertanggung jawabkan, baik

secara yuridis kostitusional maupun secara obyek ilmiah.Secara

11
2. Yuridis Konstitusional karena pancasila adalah dasar Negara yang

dipergunakan sebagai dasar mengatur/menyelenggarakan

pemerintahan Negara. Oleh karena itu tidak setiap orang boleh

memberikan pengertian atau tafsiran menurut pandangannya sendiri.

3. Secara Obyektif Ilmiah karena Pancasila adalah suatu paham

filsafat, suatu philosophical way of thingking atau philosophical system

sehingga uraiannya harus logis dan dapat diterima oleh akal sehat.

4. Selanjutnya pancasila yang benar itu kita amalkan sesuai dengan

fungsinya dan kemudian pancasila yang benar itu kita amankan agar

jiwa dan semangatnya, perumusan, dan sistematikanya yang sudah

tepat benar itu tidak diubah-ubah apalagi dihapuskan atau diganti

dengan paham yang lain.

5. Karena sudah tahu maka dapat diamalkan dan diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari, secara individu maupun bermasyarakat. Dan jika

dilanggar dan disalahgunakan maka akan mendapatkan sanksi, baik

sanksi secara pribadi maupun sanksi secara adat dan hukum.

2.3 Mamfaat dan fungsi sila ke-4

Fungsi-Fungsi Pancasila dan Latar belakang perlunya Pancasila

1. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia;adalah

merupakan sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di

Indonesia. Mengapa dikatakan demikian karena mengingat:

12
Ketetapan MPR No.XX/MPRS/1966 dan Ketetapan MPR No.

III/MPR/2000 yang isinya Sbb:

b. TAP- MPR No. III/MPR/2000; Urutnnya sbb:

1. Undang-Undang Dasar 1945.

2. TAP MPR RI;

3. Undang-Undang;

4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)

5. Peraturan Pemerintah;

6. Keputusan Presiden;

7. Peraturan Daerah

2. Pacasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia;

Berarti bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu

dijadikan tuntunan dan pegangan dalam mengatur sikap dan

tingkah laku manusia Indonesia, dalam hubungannya dengan

Tuhan, masyarakat dan alam sekitarnya.

3. Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia;

Pancasila dalam pengertian ini adalah bahwa setiap bangsa

mempunyai jiwa artinya jiwa bangsa/jiwa rakyat. Pancasila sebagai

jiwa bangsa artinya lahirnya dan adanya pancasila itu bersamaan

dengan lahir dan adanya bangsa Indonesia, yaitu pada zaman

Sriwijaya dan Majapait.

13
4. Pancasila sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum di

Indonesia;

Pancasila dalam hal ini disebutkan dalam TAP MPRS

No.XX/MPRS/1966 (Jo. Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan

Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978). Dijelaskan bahwa sumber tertib

hukum Republik Indonesia adalah Pandangan Hidup, kesadaran,

dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana

kejiwaan serta watak bangsa Indonesia.

Cita-cita tersebut meliputi cita-cita;

1. kemerdekaan individu,

2. kemerdekaan bangsa,

3. peri kemanusiaan,

4. keadilan social,

5. perdamaian nasional dan religional

6. cita-cita politik mengenai sifat, bentuk dan tujuan Negara,

7. cita-cita moral mengenai kehidupan keagamaan dan

kemasyarakatan dan juga sebagai pengejawantahan budi

nurani manusia Indonesia.

5. Pancasila sebagai Falsafah Hidup Bangsa Indonesia:

Falsafah hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia artinya

Pancasila merupakan sarana yang ampuh sekali untuk

mempersatukan bangsa Indonesia. Hal ini sudah semestinya

14
karena Pancasila merupkan falsafah hidup dan kepribadian bangsa

Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh

bangsa Indonesia diyakini paling benar, paling adil, paling

bijaksana, paling baik, dan paling sesuai/tepat bagi bangsa

Indonesia hingga dapat mempersatukan bangsa Indonesia.

6. Pancasila sebagai Cita-Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia:

Dalam artian bahwa sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia

yang pernah diucapkan Presiden Soeharto didepan sidang DPR-

GR pada tanggal 17 Agustus 1967. Beliau mengungkapkan bahwa

cita-cita luhur Negara kita tegas dimuat dalam pembukaan UUD

1945 karena Pembukaan UUD 1945 merupakan penuangan jiwa

proklamasi, yaitu jiwa Pancasila, sehingga Pancasila juga

merupakan cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia yaitu suatu

masyarakat yang adil dan makmur yang merata material dan

spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara kesatuan

Republik Indonesia yang merdeka, berdaulan, bersatu dan

berkedaulatan rakyat dalam suasana kehidupan bangsa yang

aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam lindungan pergaulan

dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

7. Pancasila sebagai Perjanjian luhur Rakyat / Bangsa Indonesia;

Pancasila dalam pengertian ini diucapkan dalam pidato Prsiden

Soeharto dalam sidang DPRGR pada tanggal 16 Agustus 1967.

Beliau mengatakan bahwa Pancasila adalah Perjanjian Luhur

15
Bangsa Indonesia yang harus selalu kita bela untuk selama-

lamanya. Kemudian perjanjian luhur ini disetujuai oleh wakil-wakil

rakyat Indonesia menjelang dan sesudah proklamasi kemerdekaan

Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang kita junjung

tinggi, bukan sekedar karena ditemukan kembali dari kandungan

kepribadian dan cita-cita bangsa Indonesia yang terpendam sejak

berabad-abad yang lalu, melainkan Pancasila itu telah mampu

membuktikan kebenarannya setelah diuji oleh sejarah perjuangan

bangsa.

Latar Belakang perlunya Pedoman Penghayatan dan Pengamaln

Pancasila (P-4)

1. Pengalaman Sejarah;

a. Pemberontakan-pemberontakan bersenjata;

b. Kemacetan sidang konstituante, yang telah tiga tahun

bersidang tidak berhasil melaksanakan tugas;

c. Dekrit Pesiden tanggal 5 juli 1959, dengan menyatakan

berlakunya kembali UUD 1945.

d. Ingin mengubah Pancasila itu dilakukan dengan

pemberontakan-pemberontakan senjata.

e. Pemberontakan-pemberontakan bersenjata ini dicatut oleh

sejarah sebagai pemberontakan PKI yang pertama

yang terjadi pada tahun 1948.

16
f. Pemberontakan Darul Islam DI / TII;

Pemberontakan PKI yang kedua pada akhit tahun 1965

dengan “Gerakan 30 September-nya” dan sejumlah

pemberontakan lainnya.

g. Pemutar balikan Pancasila dengan dijadikan Pancasila

sebagai taimeng untuk menyusupkan paham dan ideology

lain yang justeru bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila

sebagai “NASAKOM” (Nasional, Sosial, Agama dan

Komunis) ditampilkannya pengertian “Sosial Indonesia”

sebagai Marxisme yang diterapkan di Indonesia dan banyak

penyimpangan-penyimpangan lainnya yang bersifat sangat

mendesak.

2. Mengemban Tugas Kemasa Depan

a. Penanaman nilai kepribadian dalam pembangunan;

b. Pergantian Generasi;

c. Babak Pembangunand.

d. Perkembangan Dunia;

e. Perwujudan Pancasila sebagai panggilan sejarah;

2.4 Dalil dari sila ke-4

jadilah pemimpin yang adil dan bijaksana(hadist)

hadist ke-1

17
riyadh al-shalihin 658

َ َ‫صلّى هللاُ َعلَ ْي ِه و َسلَّم ق‬


: ‫ال‬ َ ‫ ع َْن النبي‬،‫ض َي هللاُ َع ْنه‬
ِ ‫َوع َْن أبي هُريرةَ َر‬

َ ،‫ و َشابٌّ نَ َشَأ في ِعبا َد ِة هَّللا ِ تَعالى‬،ٌ‫ إ َما ٌم عا ِدل‬: ُ‫َس ْب َعةٌ يُ ِظلُّهُ ُم هللا في ِظلِّ ِه يو َم ال ِظ َّل إالَّ ِظلُّه‬
ٌ َّ‫ور ُج ٌل ُم َعل‬
ُ‫ق قَلبُه‬

‫ فقَال‬،‫ال‬
ٍ ‫نصب وج َم‬ ُ ‫ ور ُج ٌل دعَتهُ ام َرَأةٌ َذ‬،‫ وتَف َّرقَا علَي ِه‬،‫ اجتَم َعا علي ِه‬، ‫ُالن تَ َحابَّا في هَّللا‬
ِ ‫ات َم‬ ِ ‫ ورج‬،‫في ال َم َسا ِج ِد‬

ُ ِ‫ فََأ ْخفَاها َحتَّى ال تَعلَ َم ِشمالُهُ ما تُنف‬،‫ق بِصدق ٍة‬


ً ‫ و َر ُج ٌل َذ َكر هللا خَالِيا‬O،ُ‫ق يميِنُه‬ َ َ‫ و َر ُج ٌل ت‬، ‫ إنِّى َأخَافُ هَّللا‬:
َ ‫ص َّد‬

ْ ‫ض‬
. ُ‫ت عينَاه‬ َ ‫فَفَا‬

ٌ َ‫ُمتَّف‬
‫ق َعلَ ْي ِه‬

Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi saw. yang bersabda:

Ada tujuh macam orang yang akan diberi naungan oleh Allah dalam

naungan-Nya pada hari tiada naungan melainkan naungan Allah, yaitu:

Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah

'Azzawajalla, seseorang yang hatinya tergantung kepada masjid-masjid,

dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul atas

keadaan yang sedemikian serta berpisahpun atas keadaan yang

sedemikian, seorang laki-laki yang diajak oleh wanita yang mempunyai

kedudukan serta kecantikan wajah, lalu ia berkata: Sesungguhnya aku ini

takut kepada Allah, seseorang yang bersedekah dengan suatu sedekah

lalu menyembunyikan amalannya itu, sehingga dapat dikatakan bahawa

tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh tangan

kanannya, dan seseorang yang ingat kepada Allah di dalam keadaan sepi

lalu kedua matanya berlinang air mata.

18
(Muttafaq 'alaih)

Hadist ke-2

Riyadh al-shalihin 659

: ‫صلّى هللاُ َعلَ ْي ِه و َسلَّم‬


َ ِ ‫ قال رسو ُل هَّللا‬: ‫ال‬ ِ ‫َوع َْن عبد هَّللا ِ ب ِن عمرو بن العاص َر‬
َ َ‫ض َي هللاُ َع ْنهما ق‬

. ‫ الَّ ِذينَ ي ْع ِدلُونَ في ُح ْك ِم ِه ْم وَأهلي ِه ْم وما ُولُّوا‬: ‫نور‬


ٍ ‫إن ال ُمق ِسطينَ ِع ْن َد هَّللا ِ عَلى َمنابِ َر ِم ْن‬
َّ

‫َر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬

Dari Abdullah Ibn 'Amr Ibn al-'Ash ra. berkata: Rasulullah saw. bersabda:

Sesungguhnya orang-orang yang berlaku adil kelak di sisi Allah akan

menempati beberapa mimbar dari cahaya. Mereka itu ialah orang-orang

yang adil dalam menerapkan hukum, juga terhadap keluarga dan perihal

apapun yang mereka diberi kekuasaan untuk mengaturnya.

(HR Muslim)

Hadist ke-3

Riyadh al-shalihin 661

19
: ‫صلّى هللاُ َعلَ ْي ِه و َسلَّم يقو ُل‬
َ ِ ‫ س ِمعْت َرسُول هَّللا‬: ‫ض َي هللاُ َع ْن ْه قا َل‬ ِ َ‫وع َْن ِعي‬
ِ ‫اض بن ِحمار َر‬

ٌ ِّ‫يف ُمتَ َعف‬


‫ف‬ ِ ‫ق القَ ْل‬
ٌ ِ‫ و َعف‬،‫ب لِ ُكلِّ ِذى قُرْ بَى َو ُم ْسلِ ٍم‬ ٌ َّ‫ ُذو س ُْلطا ٍن ُم ْق ِسطٌ ُم َوف‬: ٌ‫َأ ْه ُل ال َجنَّ ِة ثَالثَة‬
ٌ ‫ و َر ُج ٌل َر ِحي ٌم َرقي‬،‫ق‬

. ‫ُذو ِعيا ٍل‬

‫َر َواهُ ُم ْسلِ ٌم‬

Dari 'Iyadh Ibn Himar ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah saw.

bersabda:

Ahli surga ada tiga macam, yaitu orang yang mempunyai kekuasaan

pemerintahan yang berlaku adil dan dikurniai taufik oleh Allah, juga

seorang yang memiliki sifat penyayang dan lembut hati kepada keluarga

dekatnya dan setiap muslim, serta seorang yang menahan diri dari

meminta-minta dan berusaha untuk tidak meminta-minta, sedangkan ia

mempunyai keluarga banyak (dan dalam keadaan miskin).

(HR Muslim)

2.5 Nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke-4

Nilai dan Butir - Butir Sila Ke-4 Pancasila

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan berpangkal dari Sila Ketuhanan Yang Maha

Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan

menjiwai sila Keadilan Sosial. Nilai filosofis adalah bahwa hakikat negara

sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.

20
Secara garis besar nilai-nilai dalam Pancasila terbagi atas tiga hal,

yakni : a. Nilai Dasar, sila Pancasila memiliki sifat universal

sehingga terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik

dan benar.

b. Nilai Instrumental, yang berarti makna, kebijakan, strategi, dan

sasaran, serta lembaga pelaksanaannya.

c. Nilai Praktis, memiliki aspek mengenai cita-cita, pemikiran, serta

nilai- nilai yang dianggap memiliki norma yang jelas karena harus

mampu direalisasikan dalam kehidupan praktis.

Bila diuraikan, nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi Pancasila,

adalah sebagai berikut:

a. Kebebasan yang disertai dengan tanggung jawab baik terhadap

masyarakat bangsa maupun kepada Tuhan yang Maha Esa.

b. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.

c. Setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan, hak dan

kewajiban yang sama,

d. Tidak Boleh memaksakan kehendak kepada orang lain,

e. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama,

f. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai

sebagai hasil musyawarah,

21
g. Mengakui perbedaan dan persamaan sebagai individu, kelompok,

ras, suku, agama.

h. Didalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas

kepentingan pribadi atau golongan, dan

i. Memberikan kepercayaan kepada wakil-Wakil yang dipercayai untuk

melaksanakan permusyawaratan.

j. Mewujudkan keadilan dalam kehidupan sosial agar tercapainya

tujuan bersama.

Sikap positif akan nilai-nilai tersebut harus kita tanamkan dan

terapkan kepada semua warga negara. Jika tidak, niscaya

kemiskinan karakter semakin merajalela. Untuk itu, sebagai warga

negara harus menjaga dan menciptakan persatuan, kedamaian,

dan kesejahteraan rakyat. Adapun

sikap-sikap positif tersebut adalah:

a. Mencintai Tanah Air (nasionalisme).

b. Menciptakan persatuan dan kesatuan.

c. Ikut serta dalam pelaksanaan pembangunan.

d. Mempertahankan dan mengisi kemerdekaan.

e. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai

sebagai hasil musyawarah.

22
f. Mengeluarkan pendapat dan tidak boleh memaksakan kehendak

orang lain.

g. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia

Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.

h. Memperoleh kesejahteraan yang dipimpin oleh perwalian.

23
Bab III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Sila ke-4 merupakan penjelmaan dalam dasar politik Negara, ialah

Negara berkedaulatan rakyat menjadi landasan mutlak daripada sifat

demokrasi Negara Indonesia. Disebabkan mempunyai dua dasar mutlak,

maka sifat demokrasi Negara Indonesia adalah mutlak pula, yaitu tidak

dapat dirubah atau ditiadakan. Makna Sila ke-4 Pancasila Sila ke-4

Pancasila menyebutkan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”. Berarti, yang

dikedapankan prinsip bermusyawarah untuk mufakat melalui wakil-

wakilnya dan badan-badan perwakilan dalam memperjuangkan mandat

rakyat.

Tujuan kita mempelajari Pancasila adalah : Ingin mengetahui

Pancasila yang benar, yakni yang dapat dipertanggung jawabkan, baik

secara yuridis kostitusional maupun secara obyek ilmiah Secara.

24
Daftar pustaka

Tamjidillah HM Amin.Dr, Mpd, Drs. Power poin mata kuliah

pancasila/PKN,smt 4 (genap)

Yusdianto, Makna Filosofis Nilai-nilai Sila ke-empat Pancasila dalam

Sistem Demokrasi di Indonesia, Fiat Justisia-Volume 10 issue 2-April-june

2016-hlm 256-266

Nahuddin, Yusuf Eko, Pemilihan Umum dalam Sistem Demokrasi

Prespektif sila ke-4 Pancasila, Jurnal Cakrawala Hukum-Vol 8-no. 2-

Desember 2017-hlm 240-249

25

Anda mungkin juga menyukai