Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN STUDIO PERENCANAAN KOTA

KECAMATAN WONODADI, KABUPATEN BLITAR

Di Susun Oleh :

Taufik Qur Rahman El Amin (2024008)

Cindie Suparyati Muarsarsar (2024034)

Ayu Firda Faradilla (2024059)

Mardhion Dwi Marthabayu (2024061)

Adam Alief Hidayatullah (2024083)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2022
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

Daftar Isi
Daftar Isi
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................5
1.3 Maksud Tujuan Sasaran dan Manfaat...........................................................6
1.3.1 Maksud......................................................................................................6
1.3.2 Tujuan.......................................................................................................6
1.3.3 Sasaran......................................................................................................6
1.3.4 Manfaat.....................................................................................................7
1.4 Ruang Lingkup.................................................................................................7
1.4.1 Ruang Lingkup Lokasi.............................................................................7
Peta 1.1 Administrasi Kabupaten Blitar..................................................................10
Peta 1.2 Batas Wilayah Administrasi Kecamatan Wonodadi................................12
Peta 1.3 Hasil Analisis NNA.....................................................................................21
Peta 1.2 Delineasi Perkotaan Kecamatan Wonodadi...............................................22
1.4.2 Ruang Lingkup Materi..........................................................................23
1.4.3 Ruang Lingkup Kegiatan.......................................................................31
1.4.4 Ruang Lingkup Waktu..........................................................................31
1.5 Dasar Hukum.................................................................................................35
1.5.1 Undang-Undang......................................................................................35
1.5.2 Peraturan Pemerintah............................................................................36
1.5.3 Peraturan Presiden.................................................................................37
1.5.4 Peraturan/Keputusan Menteri..............................................................38
1.5.5 Peraturan Daerah...................................................................................39
1.6 Sistematika Pembahasan...............................................................................41

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
2
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
3
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan merupakan tindakan perubahan dari masa lalu, masa kini
menuju ke masa depan yang memerlukan faktor ruang, waktu dan sumber-sumber
daya. Proses perencanaan pada awalnya merupakan proses yang konvensional,
yang disebut juga Classical Planning Process atau Geddesian Planning Process.
Proses yang konvensional merupakan proses yang terbuka yang menghasilkan
produk yang terbuka. Dalam perencanaan, input merupakan data-data atau
informasi, output merupakan produk perencanaan atau rencana, sedangkan
prosesatau analisa merupakan keterkaitan data atau informasi untuk menghasilkan
produk rencana. Perencanaan tidak akan pernah berhenti sebab ia berfungsi
secaraterus-menerus (berkelanjutan) seiring waktu. Perencanaan dapat
disimpulkanmerupakan sebuah pencapaian tujuan dengan pemanfaatan sumber
daya denganhasil yang efisien.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Penataan Ruang,


didefinisikan sebagai wujud struktur ruang dan pola ruang. Penataan Ruang
adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang, sedangkan penyelenggaraan penataan ruang
adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan,
danpengawasan penataan ruang. Untuk dapat mewujudkan efisiensi
pemanfaatanruang sebagai tempat berlangsungnya berbagai aspek kegiatan, maka
suatuwilayah perlu dikelola secara optimal melalui penataan ruang. Penataan
ruangperlu didasarkan pada pemahaman potensi, permasalahan, perkembangan
kegiatansosial ekonomi, serta tuntutan kebutuhan kehidupan saat ini dan
kelestarianlingkungan hidup dimasa yang akan datang.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
4
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

Menurut Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan


Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pedoman
PenyusunanRencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten / Kota
yangdimaksud dengan Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat
RDTR adalah rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota
yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota. Dalam peraturan
tersebut juga, yang dimaksud dengan peraturan zonasi kabupaten/kota yang
selanjutnya disingkat PZ Kabupaten/Kota adalah ketentuan yang mengatur
tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan
disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam
Rencana Detail TataRuang.

Perencanaan kota dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sebagai


bagian dari proses pemilihan tindakan yang akan diambil
dalammempersiapkanlangkah untuk mencapai tujuan, yaitu mewujudkan
perencanaan yang tepat sertaakurat sesuai dengan potensi dan permasalahan pada
suatu kota, maka diperlukankegiatan survei baik primer maupun sekunder. Data
tersebut dijadikan dasar dalam proses analisa untuk menghasilkan sebuah
perencanaan yang tepat.

Kabupaten Blitar merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur,


dengan Ibu Kota Kabupaten adalah Kecamatan Kanigoro. Posisi Kabupaten Blitar
terletak sebelah Selatan Khatulistiwa, tepatnya 111°40¹-112°10¹ Bujur Timur
dan7°58¹-8°9¹51¹¹ Lintang Selatan. Secara geografis langsung mempengaruhi
perubahan iklim Iklim Kabupaten Blitar termasuk tipe C.3 dimana rata-rata
curahhujan tahunan 1.478,8 mm3 dengan curah hujan tertinggi 2.618,2 mm3 per
tahundan terendah 1.024,7 per tahun. Sedangkan suhu tertinggi 30 Celcius
dansuhuterendah 18 celcius. Letak Kabupaten Blitar berada di sebelah barat daya
IbuKotaProvinsi Jawa Timur, Surabaya, dengan jarak kurang lebih 160 Km.
KabupatenBlitar berbatasan langsung dengan 3 wilayah Kabupaten yaitu

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
5
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

KabupatenTulungagung, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Kediri. Adapun


batas administrasi Kabupaten Blitar adalah sebagai berikut.

 Sebelah Utara : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang;


 Sebelah Timur : Kabupaten Malang;
 Sebelah Selatan : Samudra Hindia;
 Sebelah Barat : Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri.

Kabupaten Blitar merupakan wilayah dengan memiliki intensitas bencana


cukup tinggi, terletak wilayah dibagian Selatan Jawa dan batasi oleh gunungaktif
yakni Gunung Kelud di sebelah utara dan laut (Samudra Indonesia)
disebelahselatan. Kabupaten Blitar juga terdapat sungai besar yang melintasi,
dikenal dengan nama Sungai Brantas. Mayoritas masyarakat Kabupaten Blitar
memanfaatkan Sungai Brantas sebagai irigasi di lahan pertanian, selain
digunakansebagai irigasi di sepanjang aliran Brantas juga terdapat dua PLTA,
yakni PLTAWlingi Raya dan PLTA Lodoyo sebagai pemanfaatan sungai sebagai
sumber energi dari alam.

Kabupaten Blitar memiliki luas wilayah 1.588.79 Km2, dengan tata


gunatanah sebagai sawah, pekarangan, perkebunan, tegal, hutan, kolamikan
danlainlain. Blitar Selatan dan Blitar Utara memiliki perbedaan mengenai potensi
dari masing-masing wilayah. Wilayah Kabupaten Blitar bagian selatan merupakan
wilayah dengan kontur pegunungan sehingga lahan di wilayah ini cenderung
kering yang cukup kritis, meskipun tidak merata di seluruh wilayah bagian
selatan. Untuk Kabupaten Blitar bagian utara, merupakan wilayah dataran rendah
denganberdekatan dengan lereng gunung vulkanik yang dapat memberikan
kesuburan tanah dan juga wilayah ini cenderung beriklim basah.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
6
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

1.2 Rumusan Masalah


Perlu di ketahui rumusan masalah dalam studio perencanaan kota di
Kecamatan Wonodadi sebagai berikut :

1. Belom teridentifikasinya kondisi eksisting sekaligus kebijakan tata


ruang kawasan di Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar.
2. Belum terindentifikasinya jumblah fasilitas dan infrastruktur pendukung
di masa yang akan datang secara khusus dalam kurun waktu 20 (dua
puluh) tahun ke depan.
3. Belom teridentifikasi akan Kajian Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Perkotaan Wonodadi Kabupaten Blitar tahun 2021-
2040.

1.3 Maksud Tujuan Sasaran dan Manfaat


Adapun maksud, tujuan, sasaran dan manfaat dari kegiatan Studio
Perencanaan Kota pada Mata Kuliah Perencanaan Kota II yaitu sebagai
berikut.

1.3.1 Maksud
Maksud dari penyelenggaraan kegiatan studio perencanaan kota
ini adalah untuk memenuhi tugas dari Mata Kuliah Perencanaan Kota II
di Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi
Nasional Malang, serta dapat membantu Pemerintah Kabupaten Blitar
dalam Menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan
Zonasi (PZ) Perkotaan di Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar.

1.3.2 Tujuan
Tujuan dari penyelenggaraan kegiatan studio perencanaan kota ini
adalah agar dapat menyusun Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi di Kecamatan Wonodadi.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
7
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

1.3.3 Sasaran
Adapun sasaran yang ingin dicapai melalui pelaksanaan kegiatan Studio
Perencanaan Kota di Kecamatan Wonodadi adalah sebagai berikut:

1. Teridentifikasinya kondisi eksisting dan kebijakan tata ruang kawasan


perkotaan di Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar.
2. Terindentifikasi banyaknya kebutuhan fasilitas dan infrastruktur
pendukung di masa yang akan datang, khususnya dalam kurun waktu 20
(dua puluh) tahun ke depan.
3. Teridentifikasinya Kajian Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi Perkotaan Wonodadi Kabupaten Blitar tahun 2021-2040

1.3.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Wonodadi adalah sebagai berikut:

1. Menjaga keberlanjutan dalam pemanfaatan ruang wilayah perencanaan;


2. Menjaga karakteristik wilayah melalui pengendalian pemanfaatan ruang
dengan meminimalkan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan
karakteristik wilayah;
3. Memaksimalkan potensi wilayah untuk pentapan kawasan
yangdiprioritaskan guna disusunnya program pengembangan
kawasandanpengendalian pemanfaatan ruangnya pada tingkat BWP dan
Sub BWP.

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup perencanaan digunakan untuk mengfokuskan
penulisan laporan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) agar dapat
memberikan output yang terfokus pada wilayah perencanaan. Batasan
dalam perencanaan ini dibagi menjadi 2 (dua) ruang lingkup yang mana

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
8
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

diantaranya ruang lingkup lokasi, ruang lingkup materi. Dapat di lihat


sebagai berikut.

1.4.1 Ruang Lingkup Lokasi


Diketahui bahwa dalam Ruang Lingkup Lokasi sendiri dibagi
menjadi dua, yaitu ruang lingkup Lokasi Perencanaan Regional dan Ruang
Lingkup lokasi perencanaan Lokal.

1.4.1.1 Lingkup Regional


Ruang Lingkup regional yang di maksud yaitu Kabupaten Blitar .
Secara geografis Kabupaten Blitar merupakan salah satu kabupaten yang
berada di provinsi Jawa Timur yang secara geografis terletak pada 111
25’ –112 20’ BT dan 7 57-8 9’51 LS.Surabaya merupakan ibu kota
provinsi jawa timur yang jaraknya dari Kabupaten Blitar kurang lebih
berjarak 160 km. Kabupaten Blitar memiliki luas sekitar 1.588,79 m2.
Wilayah administrasi Kabupaten Blitar terbagi menjadi 22
kecamatan,terdiri dari 248 desa/kelurahan yaitu 28 kelurahan dan 220
desa.adapun kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Blitar tersebut
meliputi Kecamatan Bakung,Kecamatan Wonotirto, Kecamatan
Panggungrejo, Kecamatan Wates, Kecamatan Binangun, Kecamatan
Sutojayan, Kecamatan Wonodadi, Kecamatan Kanigoro, Kecamatan
Talun, Kecamatan Selopuro, Kecamatan Kesamben, Kecamatan
Selorejo, Kecamatan Doko, Kecamatan Wlingi, Kecamatan Gandusari,
Kecamatan Garum, Kecamatan Nglegok, Kecamatan Sanankulon,
Kecamatan Ponggok, Kecamatan Strengat, Kecamatan Wonodadi, dan
Kecamatan Udanawu.

Secara administrasif Kabupaten Blitar berbatasan langsung


dengan :

 Sebelah Utara : Kabupaten Kediri

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
9
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

 Sebelah Timur : Kabupaten Malang


 Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
 Sebelah Barat : Kabupaten Tuluangagung
Kabupaten Blitar dengan luasnya sekitar 1.588.79 km dengan tata
guna tanah sebagai Pekarangan, Sawah, perkebunan, tambak, tegal, Hutan,
kolam ikan dan lain-lain. Kabupaten Blitar juga belah oleh aliran sungai
brantas yang memisahkan Kabupaten Blitar menjadi dua bagian yaitu
Kabupaten Blitar bagian Utara dan Kabupaten Blitar bagian
selatan,sekaligus mejadi pembeda potensi bagi kedua wilayah tersebut.
Kabupaten Blitar utara merupakan dataran rendah seperti lahan sawah dan
beriklim basah. Sedangkan, Kabupaten Blitar selatan merupakan wilayah
pegunungan yang cukup kritis dan beriklim kering. Wilayah Kabupaten
Blitar selatan terus berusaha mengembangkan segala potensi yang
dimiliki. Daya tarik dan potensi yang dimiliki Kabupaten Blitar tidak
hanya berasalah dari sumber daya alam, tetapi juga dari produksi hasil
bumi seperti hasil peternakan dan perikanan serta hasil tambang yang
tersebar di wilayah Kabupaten Blitar selatan.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
10
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

Peta 1.1 Administrasi Kabupaten Blitar

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
11
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

1.4.1.2 Lingkup Lokal


Ruang Lingkup Lokal lebih mengamati pada wilayah kecamatan yaitu
secara khusus Kecamatan Wonodadi. Kecamatan Wonodadi merupakan
satu dari dua puluh dua kecamatan yang membagi habis wilayah
administrasi Kabupaten Blitar, dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut :

 Sebelah Utara : Kabupaten Kediri dan Kecamatan


Udanawu
 Sebelah Timur : Kecamatan Srengat
 Sebelah Selatan : Kabupaten Tulungagung
 Sebelah Barat : Kabupaten Tulungagung
Kecamatan Wonodadi memiliki luas mencapai 40.35 Km2 yang
terbagi menjadi 11 desa. Desa Gandekan merupakan desa terluas
diantara 11 desa yang ada di wilayah Kecamatan Wonodadi dengan luas
5.25 km2. Sedangkan desa Kaliboto adalah wilayah terkecil dengan luas
wilayah 1.38 km2 di kecamatan Wonodadi.
Kecamatan Wonodadi berada di wilayah bagian utara, yaitu
sebelah utara sungai brantas yang membelaj Kabupaten Blitar menjadi
dua bagian wilayah Kabupaten Blitar bagian utara mempunyai struktur
tanah yang subur dibandingkan dengan wilayah Kabupaten Blitar bagian
selatan. Desa Jaten merupakan desa yang terjauh dari ibu kota kecamatan
sejauh 8 km. keberadaan desa dengan kantor Kabupaten Blitar rata-rata
31 km dan Desa Jaten yang terjauh jaraknya yaitu 33 km.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
12
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

Peta 1.2 Batas Wilayah Administrasi Kecamatan Wonodadi

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
13
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

1.4.1.3 Lingkup Delineasi Lingkungan Perkotaan


Delineasi kawasan wilayah perkotaan adalah batas wilayah yang
memiliki karakteristik seperti kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaaan,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Dalam penentuan delineasi Kawasan perkotaan Wonodadi dilakukan


dengan melakukan analisa sebagai berikut :

a. RTRW Kabupaten Blitar

Penentuan kawasan perkotaan ditetapkan berdasarkan


kebijakan setempat dan karakteristik fisik kawasan seperti status
jalan, fungsi jalan, dan eksebilitas kawasan. Blitar sebagai
Kawasan Agroindustri dan Pariwisata yang berbasis keharmonisan
lingkungan serta mampu memantapkan keseimbangan
pertumbuhan ekonomi wilayah. Perkotaan Wonodadi dalam pusat
perkotaan berfungsi sebagai PKK (Pusat Kegiatan Kawasan)
perkotaan Wonodadi. PKK Wonodadi berfungsi sebagai pusat
pemerntahan kecamtan, pusat perdagangan dan jasa skala
kecamatan, pusat kesehatan, pusat rekreasi, olahraga dan wisata,
perikanan , industri pengolahan, pusat pendidikan, simpul
transportasi dan pusat peribadatan.

b. Analisis Orde Perkotaan Christaller

Menurut metode Christaller, perbandingan jumlah penduduk


antara kota orde lebih tinggi dengan kota orde setingkat lebih
rendag setidaknya tiga kali lipat (Valetin & Pangi, 2017). Menurut
Christaller, pusat-pusat pelayanan cenderung tersebar di dalam
wilayah menurut pola berbentuk heksagon (segi enam). Keadaan
seperti itu akan terlihat dengan jelas di wilayah yang mempunyai

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
14
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

dua syarat. Pertama, topografi yang seragam sehingga tidak ada


bagian wilayah yang mendapatkan pengaruh dari lereng dan
pengaruh alam lain dalam hubungan dengan jalur pengangkutan.
Kedua, kehidupan ekonomi yang homogen dan tidak
memungkinkan adanya produksi primer, yang menghasilkan padi-
padian, kayu dan batu bara.
A. Tabel Orde
Pendudu
No Nama Orde
k
1 Gandekan 6530 1
2 Kunir 5620 1
3 Kolomayan 6660 1
4 Pikatan 5910 1
5 Wonodadi 7040 1
6 Kaliboto 1850 2
7 Rejosari 2040 2
8 Tawangrejo 4090 1
9 Kebonagung 4210 1
10 Salam 2390 1
11 Jaten 1770 2
Hasil Analisa Tahun 2022

c. Analisis Indeks Sentralitas Marshall


Indeks Sentalitas Marshall di gunakan agar dapat melihat
adanya kelengkapan dan variasi jenis fasilitas. juga
mempertimbangkan jumlah fasilitas didalam unit fasilitas yang
terdapat pada pusat pelayanan. Perbedaanya dengan metode
analisis Skalogram terletak pada adanya pembobotan nilai pada
tiap fasilitas yang dijadikan variabel. Untuk menghitung, Indeks
sentralitas Marshall digunakan variabel jumlah fasilitas pelayanan
publik.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
15
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

Indeks snetralis memberikan pemahaman mengenai pusat pelayanan yang


berada dalam suatu wilayah perencanaan pembangunan, dapat mengetahui
berapa banyak fungsi maupun jumblah penduduk yang dapat di layani
maupun seberapa besar frekuensi keberadaan suatu fungsi dalam satu satuan
wilayah permukiman (Riyadi, 2003:118), dalam (Adi, 2011). Dapat di lihat
hasil analisa indeks marshall di Kecamatan Wonodadi yang berupa tabel dari
setiap fasilitas sebagaimana berikut.
1. Pendidikan

TK / SD / SMP / SMA /
Desa / Kel. TOTAL
Sederajat Sederajat Sederajat Sederajat

Gandekan 12 25 25 0 63
Kunir 12 20 58 83 174
Kolomayan 12 31 25 0 68
Pikatan 15 26 0 0 41
Wonodadi 17 32 58 100 207
Kaliboto 2 5 0 0 7
Rejosari 5 10 17 17 49
Tawangrejo 10 15 17 0 42
Kebonagung 7 21 0 0 28
Salam 5 10 0 0 15
Jaten 2 5 0 0 7
Hasil Analisa Tahun 2022

2. Ekonomi

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
16
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

BOBOT

Desa / Kel.
PERJAS BANK KOPERASI TOTAL

Gandekan 50 0 0 50
Kunir 0 100 100 200
Kolomayan 0 0 0 0
Pikatan 400 0 0 400
Wonodadi 0 100 0 100
Kaliboto 0 0 0 0
Rejosari 0 0 17 17
Tawangrejo 0 0 67 67
Kebonagung 0 0 100 100
Salam 0 0 100 100
Jaten 50 0 17 67
Hasil Analisa Tahun 2022

3. Kesehatan
BOBOT

PRAKTEK
Desa / Kel. FASILITAS
PETUGAS TOTAL
KESEHATAN
KESEHATAN

Gandekan 0 0 0
Kunir 33 0 33
Kolomayan 0 67 67
Pikatan 17 0 17
Wonodadi 50 33 83
Kaliboto 0 200 200
Rejosari 0 0 0
Tawangrejo 0 0 0
Kebonagung 0 0 0
Salam 100 0 100
Jaten 0 0 0
Hasil Analisa Tahun 2022

4. Total Seluruh Hasil Analisa

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
17
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

PENDIDIKA KESEHATA PERIBADATA TOTA


Desa / Kel. EKONOMI ORDE
N N N L

Gandekan 63 50 0 13 125 Orde 5


Kunir 174 200 33 24 431 Orde 2
Kolomayan 68 0 67 11 145 Orde 5
Pikatan 41 400 17 53 510 Orde 1
Wonodadi 207 100 83 56 447 Orde 2
Kaliboto 7 0 200 27 234 Orde 4
Rejosari 49 17 0 97 162 Orde 5
Tawangrejo 42 67 0 50 159 Orde 5
Kebonagung 28 100 0 25 153 Orde 5
Salam 15 100 100 75 291 Orde 4
Jaten 7 67 0 69 143 Orde 5
Hasil Analisa Tahun 2022

a. Analisis Skalogram

Analisis Skalogram merupakan suatu analisis yang


digunakan untuk menentukan pusat dan sub pusat pelayanan
wilayah/regional. Pusat pelayanan sebagai penentu suatu daerah atau
jaminan bahwa wilayah tersebut sudah maju ataukan masih terbelakang.
Pusat pelayanan merupakan pusat dari segala kegiatan antara lain politik,
sosial budaya, ekonomi, dan teknologi. Kegiatan tersebut dijalankan
melalui jasa pelayanan yang diberikan oleh fasilitas-fasilitas umum
maupun maupun sosial yang ada didalamnya. Oleh karena itu, suatu pusat
kota harus memiliki kelengkapan fasilitas yang baik dan memadai. Jika
dilihat dari fungsinya, pusat wilayah merupakan tempat sentral yang
bertindak sebagai pusat pelayanan bagi daerah-daerah di belakangnya dan
penyuplai barang dan jasa bagi wilayah tersebut. Salah satu analisis yang
biasa digunkana dalam menentukan pusat-pusat pertumbuhan dalam
perencanaan wilayah adalah analisis skalogram yang sering disebut skala
Gutman. Analisis Skalogram digunakan untuk mengidentifikasi pusat-
pusat pelayanan berdasarkan fasilitass yang dimilikinya.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
18
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

2. Tabel Hierarki Tiap Fasilitas

Indeks Jumlah Hierarki Desa / Kel.

0,004 5 Hierarki 3 Gandekan


0,019 10 Hierarki 1 Kunir
0,009 7 Hierarki 2 Kolomayan
0,009 7 Hierarki 1 Pikatan
0,023 11 Hierarki 1 Wonodadi
0,014 6 Hierarki 1 Kaliboto
0,027 11 Hierarki 1 Rejosari
0,013 6 Hierarki 1 Tawangrejo
0,013 6 Hierarki 1 Kebonagung
0,017 7 Hierarki 1 Salam
0,010 6 Hierarki 1 Jaten
Hasil Analisa Tahun 2022

a. Analisis LISA

Autokorelasi spasial glibal dalam hal ini adalah indeks


Moran tidak memberikan informasi pola spasial pada daerah tertentu. leh
karena itu, diperlukan informasi kecenderungan adanya hubungan spasial
di setiap lokasi dengan menentukan LISA. mendefinisikan LISA sebagai
suatu statistik yang dapat memberikan petunjuk adanya pengelompokan
hubungan spasial yang signifikan dari nilai yang sama disekitar daerah
tersebut. Nilai LISA digunakan untuk mengidentifikasi adanya hubungan
spasial yang signifikan dan pencilannya. Pencilan spasial merupakan
daerah tertentu yang memiliki nilai berlawanan dengan daerah
disekitarnya, hal ini berbeda dengan hubungan spasial yang memiliki nilai
yang sama (tinggi maupun rendah).

b. Analisis NNA

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
19
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

Analisis tetangga terdekat atau yang lebih dikenal dengan


nama nearest neighbour analysis diperkenalkan oleh Clark dan Evans
adalah sebuah analisis untuk menentukan suatu pola pemukiman
penduduk. Dengan menggunakan perhitungan analisa tetangga terdekat,
sebuah permukiman dapat ditentukan polanya, misalnya pola
mengelompok, tersebar ataupun seragam. Analisa tetangga terdekat
memerlukan data tentang jarak antara satu permukiman dengan
permukiman yang paling dekat yaitu permukiman tetangganya yang
terdekat,dengan menggunakan perhitungan yang mempertimbangkan,
jarak, jumlah titik lokasi, dan luas wilayah, hasil akhir berupa perhitungan
indeks memiliki rentang antara 0-2,15. ( Peter Hegget dalam Bintarto,
1978; 76). Parameter tetangga terdekat T (nearest neughbour statistic T)
tersebut dapat ditunjukan dengan rangkaian kesatuan (continum) untuk
mempermudah perbandingan antar pola titik. Dapat di lihat sebagaimana
berikut :

- T = 0 : Mengelompok (clustered)
Pola persebaran mengelompok jika jarak antara lokasi
satu dengan lokasi lainnya berdekatan dan cenderung
mengelompok pada tempat-tempat tertentu, dengan nilai
indeks 0 (nol)
- T = 1,0 : Acak (Random)
Pola persebaran acak (random), jika antara lokasi satu
dengan lokasi lainnya relatif sama, dengan nilai indeks
mendekati angka 2,15 (dua koma lima belas)
- T = 2,15 : Seragam (Reguler)
Pola persebaran seragam (Regular), jika jarak antara satu
lokasi dengan lokasi lainnya relatif sama, dengan nilai
indeks mendekati angka 2,15 (dua koma lima belas).

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
20
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

Peta 1.3 Hasil Analisis NNA

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
21
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

Peta 1.2 Delineasi Perkotaan Kecamatan Wonodadi

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
22
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

1.4.2 Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi akan menjelaskan tentang materi yang
diperlukan dalam suatu perencanaan sehingga akan lebih
mempermudahkan pencapaian. RDTR merupakan rencana yang
menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai penjabaran kegiatan
kedalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antar kegiatan
RDTR disusun untuk bagian dari wilayah Kabupaten /kota yang
merupakan kawasan perkotaan dan/atau kawsan stategis Kabupaten/Kota .

1.4.2.1 Tujuan Penataan BWP


Tujuan BWP berisi tema yang akan direncanakan di BWP. Tema
tersebut akan menunjukkan seperti apa arah perencanaan dan
perkembangan yang terdapat di wilayah tersebut. Hal ini akan membantu
dalam menganalisis wilayah perencanaan agar tidak menjauh dari tujuan
penataanya.

Tujuan BWP merupakan nilai dan/atau kualitas terukur yang akan


dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam
RTRW dan merupakan alasan disusunya RDTR tersebut, serta apabila
diperlukan dapat dilengkapi konsep pencapaian. Tujuan BWP berisi tema
yang akan direncanakan di BWP Wonodadi. Tujuan penataan ruang
wilayah perencanaan berfungsi :

a) Sebagai acuan untuk penyusunan rencana pola ruang,


penyusunan rencana struktur ruang, penetapan sub BWP yang
diprioritaskan penangananya, penyusunan ketentuan
pemanfaatan ruang. Penyusunan peraturan zonasi.
b) Untuk menjaga konsistensi dan keserasian pengembangan
kawasan perkotaan dengan RTRW Kabupaten/kota.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
23
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

tujuan penataan ruang wilayah perencanaan didasarkan atas :


a) Arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam
RTRW kabupaten/kota
b) Isu strategis bagian wilayah perkotaan, yang antara lain
dapat berupa potensi, masalah dan urgensi/keterdesakan
penanganan, dan karakteristik bagian wilayah
perkotaan.
Tujuan penataan bagian wilayah perkotaan dirumuskan dengan
mempertimbangkan:

a) Keseimbangan dan keserasian antar bagian dari wilayah


kabupaten/kota
b) Fungsi dan peran wilayah perencanaan
c) Potensi investasi
d) Kondisi sosial dan lingkungan wilayah perencanaan.
e) Peran masyarakat untuk turut serta dalam pembangunan
f) Prinsip-prinsip yang merupakan penjabaran tujuan
tersebut.
1.4.2.2 Rencana Struktur Ruang
Rencana struktur ruang merupakan susunan pusat-pusat pelayanan dan
sistem jaringan prasarana di BWP yang akan dikembangkan untuk
mencapai tujuan dalam melayani kegiatan skala BWP.

Rencana struktur ruang berfungsi sebagai:

a. Pembentuk sistem pusat pelayanan didalam BWP


b. Dasar peletakan jaringan serta rencana pembangunan prasarana
dan utilitas dalam BWP sesuai dengan fungsi pelayanan, dan
c. Dasar rencana sistem pergerakan dan asksebilitas lingkungan
dalam RTBL dan rencana teknis sektoral.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
24
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

Rencana struktur ruang dirumuskan berdasarkan:

a) Rencana struktur ruang wilayah kabupaten /kota yang


termuat dalam RTRW
b) Kebutuhan pelayanan dan pengembangan bagi BWP dan
c) Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.
d) Sistem pelayanan dan pergerakan sesuai dengan fungsi dan
peran bagian wilayah perkotaan
e) Rencana pola ruang bagian wilayah perkotaan dalam RDTR
Rencana struktur ruang wilayah perencanaan dirumuskan
dalam kriteria:
a) Memperhatikan rencana struktur ruang bagian
wilayah lainnya dalam kabupaten/kota lainnya atau
wilayah administrasi kabupaten/kota sekitarnya yang
berbatasan langsung dengan bagian wilayah
perkotaan.
b) Menjamin keterpaduan dan prioritas pelaksanaan
pembangunan prasarana dan utilitas dalam jangka
waktu perencanaan pada wilayah perencanaan.
c) Mengakomodasi kebutuhan pelayanan prasarana dan
utilitas bagian wilayah perkotaan.
d) Mengakomodasikan kebutuhan fungsi dan peran
pelayanan kawasan di dalam struktur euang wilayah
perencanaan.
Materi rencana struktur ruang meliputi:
a) Rencana pengembangan Pusat Pelayanan
Rencana pengembangan pusat pelayanan merupakan
distribusi pusay-pusat pelayanan didalam BWP yang
akan melayani sub-BWP,dapat meliputi:

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
25
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

1. Pusat pelayanan kota /kawasan perkotaan


2. Sub pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan
3. Pusat lingkungan, berupa ; pusat lingkungan
kecamatan, Pusat lingkungan kelurahan dan,
Pusat rukun warga.
b) Rencana Jaringan Transportasi
Rencana jaringan transportasi terdiri atas jaringan
transportasi untuk RDTR kawasan perkotaan di
kabupaten dan RDTR kota. Jaringan transportasi
dapat berada di permukaan tanah, dibawah
permukaan tanah, atau diatas permukaan tanah.
c) Rencana Jaringan Prasarana
Rencana jaringan prasarana berfungsi sebagai
pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat
yang secara hierarkis memiliki hubungan
fungsional. Dalam RDTR, jaringan prasarana ini
meliputi:
1. Rencana Jaringan Energi/Kelistrikan
2. Rencana Jaringan telekomunikasi
3. Rencana Jaringan Air Minum
4. Rencana Jaringan Drainase
5. Rencana Pengelolaan Air Limbah
6. Rencana Jaringan Prasarana Lainnya
1.4.2.3 Rencana Pola Ruang
Rencana pola ruang yang merupakan rencana distribusi zona pada BWP
yang akan diatur sesuai dengan fungsi dan peruntukannya zona yang
memberikan perlindungan terhadap zona dibawahnya, zona perlindungan
setempat, perumahan, perdangan dan jasa, perkantoran, industri, RTNH

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
26
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

serta zona lainnya ke dalam blok-blok. Rencana pola ruang dimuat dalam
peta yang berfungsi sebagai zoning map bagi peraturan zonasi.

Rencana pola ruang berfungsi sebagai berikut:

a) Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial, ekonomi, serta


kegiatan pelestarian fungsi lingkungan dalam wilayah
perencanaan.
b) Sebagai dasar penertiban izin pemanfaatan ruang.
c) Sebagai dasar penyusunan Rencana Tata Abngunan dan
Lingkungan.
d) Sebagai dasar penyusunan rencana jaringan prasarana.
Rencana pola ruang dirumuskan dengan kriteria:
a) Mengacu pada rencana pola ruang yang telah ditetapkan dalam
RTRW kabupaten/kota
b) Mengacu pada konsep ruang (khusus untuk RDTR kawasan
perkotaan dikabupaten)
c) Mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dan infrastruktur dalam BWP
d) Memperkirakan kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan
sosial ekonomi dan pelestarian fungsi lingkungan, khususnya
untuk kawasan perkotaan yang memiliki kegiatan yang
berpotensi menimbulkan kegiatan yang cukup besar
e) Mempertimbangkan ketersediaan ruang yang ada
f) Memperhatikan rencana pola ruang bagian wilayah yang
berbatasan
g) Mempertimbangkan mitigasi dan adaptasi bencana pada BWP,
termasuk dampak perubahan iklim
h) Menyediakan RTH dan RTNH untuk menampung kegiatan
sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
27
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

Rencana pola ruang RDTR terdiri atas:


i. Zona Lindung yang meliputi:
I. Zona Hutan Lindung
II. Zona yang memberikan perlindungan terhadap zona di
bawahnya
III. Zona perlindungan setempat
IV. Zona RTH kota
V. Zona konservasi
VI. Zona lindung lainnya
ii. Zona Budi Daya yang meliputi:
I. Zona perumahan
II. Zona perdagangan dan jasa
III. Zona perkantoran
IV. Zona Sarana pelayanan umum
V. Zona industri
VI. Zona khusus
VII. Zona lainnya
VIII. Zona Campuran
1.4.2.4 Penetapan Sub BWP Di Prioritaskan
Penetapan sub BWP yang diprioritaskan penangananya merupakan upaya
dalam rangka operasional rencana tata ruang yang diwujudkan ke dalam rencana
penanganan sub BWP yang diprioritaskan.

Penetapan sub BWP yang diprioritaskan penangananya bertujuan untuk


mengembangkan, melestarikan, melindungi, memperbaiki, mengkoordinasikan
keterpaduan pembangunan, dan.atau melaksanakan revitalisasi di kawasan yang
bersangkutan, yang dianggap memiliki prioritas tinggi dibandingkan sub BWP
lainnya.

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
28
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

Penetapan sub BWP diprioritaskan penanganannya ditetapkan berdasarkan:

a) Tujuan penetapan BWP


b) Nilai penting Sub BWP yang akan ditetapkan
c) Kondisi ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan sub BWP yang
akan ditetapkan
d) Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup BWP
e) Ketentuan peraturan perundang-undangan.
1.4.2.5 Ketentuan Pemanfaatan Ruang
Ketentuan Pemanfaatan ruang dalam RDTR merupakan upaya
mewujudkan RDTR dalam bentuk program pengembangan BWP dalam
jangka waktu perencanaan 5 (lima tahun) sampai kahir ttahun masa
perencanaan sebagaimana diatur dalam pedoman ini. Ketentuan
pemanfaatan ruang berfungsi sebagai:

a) Dasar pemerintah dan masyarakat dalam pemograman penataan


ruang pengembangan wilayah perencanaan.
b) Arahan untuk sektor dalam penyusunan program
c) Sebagai dasar estimasi kebutuhan pembiayaan dalam jangka
waktu 5 tahun maupun penyusunan program tahunan untuk
setiap jangka 5 tahun
d) Sebagai acuan bagi masyarakat dalam melakukan investasi.
1.4.2.6 Peraturan Zonasi
Peraturan zonasi merupakan ketentuan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang mengatur
tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya
dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya
dalam Rencana Detail Tatat Ruang. Peraturan zonasi disusun
berdasarkan pada:

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
29
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

• Pertimbangan Umum
Pertimbangan umum berlaku untuk semua jenis
penggunaan lahan, antara lain kesesuaian dengan arahan
pemanfaatan ruang dalam RTRW kota, keseimbangan antara
kawasan lindung dan kawasan budi daya dalam suatu wilayah,
kelestarian lingkungan (perlindungan dan pengawasan terhadap
pemanfaatan air, udara, dan ruang bawah tanah), perbedaan sifat
kegiatan bersangkutan terhadap fungsi zona terkait, definisi
zona, kualitas lokal minimum, toleransi terhadap tingkat
gangguan dan dampak terhadap peruntukan yang ditetapkan
(misalnya penurunan estetika lingkungan, penurunan kapasitas
jalan/lalu lintas, kebisingan, polusi limbah, dan restriksi sosial),
serta kesesuaian dengan kebijakan lainnya yang dikeluarkan
oleh pemerintah daerah kota.
• Pertimbangan Khusus
Pertimbangan berlaku untuk masing-masing karakteristik
guna lahan, kegiatan atau komponen yang akan dibangun.
Pertimbangan khusus dapat disusun berdasarkan rujukan
mengenai ketentuan atau standar yang berkaitan dengan
pemanfaatan ruang, rujukan mengenai ketentuan dalam
peraturan bangunan setempat, dan rujukan mengenai ketentuan
khusus bagi unsur bangunan atau komponen yang
dikembangkan.

1.4.3 Ruang Lingkup Kegiatan


Dalam kegiatan Studio Perencanaan kota perkotaan Wonodadi
Kabupaten Blitar, lingkup kegiatan terbagi menjadi 3 sebagai berikut :

Pra-Lapangan

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
30
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

a) Kegiatan persiapan survey (meliputi penyusunan kerangka


kerja dan pembuatab desain survey)
b) Identifikasi rumusan masalah, potensi dan isu-isu
perencanaan serta isu-isu strategis
c) Perumusan tujuan konsep perencanaan
Lapangan
a) Survey Instansional (dilakukan guna melengkapi kebutuhan
data sekunder dalam penyusunan dokumen perencanaan)
b) Survey Virtual (dilakukan dengan memanfaatkan teknologi
informasi dapat melalui citra, google strees view, google
form, zoom, dan sebagainya)
c) Survey Primer Terbatas (dengan catatan mempertimbangkan
kondisi perkembangan kondisi pandemi serta memperhatikan
arahan dan perizinan survey primer dari pemerintah daerah)
Pasca Lapangan
Perumusan strategis dan kebijkan sesuai dengan konsep
perencanaan dapat di lihat sebagai berikut :

a) Perumusan reancana struktur dan pola ruang wilayah kota


b) Perumusan program dan implementasi konsep
1.4.4 Ruang Lingkup Waktu
Ruang lingkup waktu Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan
Wonodadi atas lingkup waktu persiapan, lingkup waktu pelaksanaan, dan
lingkup waktu perencanaan.
1. Lingkup Waktu Persiapan
Sebelum dilakukan pelaksanaan kegiatan terlebih dahulu dilakukan pra
studio kota. Kegiatan ini sebagai gambaran untuk persiapan kelompok
anggota Studio Kota sebelum melakukan kegiatan, maka terlebih

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
31
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

dahulu membuat dan mengasistensikan data-data seperti Desain


Survey, Checklist, dan Peta.
2. Lingkup Waktu Pelaksanaan
Kegiatan survey yang dilakukan dumulai pada januari 2022 s/d juli
2022. Terdiri atas pra kegiatan dan kegiatan inti
3. Lingkup Waktu Perencanaan
Waktu untuk perencanaan dilakukan selama dan setelah kegiatan
survei lapangan telah selesai dan waktu yang dibutuhkan
Dapat di lihat semua bentuk lingkup waktu dalam melakukan
perencanaan yaitu pada tabel-tabel berikut:

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
32
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

Pelaksanaan
No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Penentuan & Pemilihan Kota
Yang Menjadi Tujuan Kegiatan
2 Penyusunan Proposal Studio
3 Persiapan Pra-Survei (Kerangka,
Desain Survei,dan Form
Observasi)
4 Administrasi & Perizinan Data
Sekunder/Instansi
5 Pengumpulan & Tabulasi Secara
Daring (Online)
- Literatur Pendukung
- Data Instansi
- Data Primer
1. Melakukan Wawancara
Melalui Zoom Meeting
2. Menyebarkan Kuesioner
Melalui Google Form
6 Pengolahan Data Awal (Hasil
Pengumpulan & Tabulasi Secara
Daring/Online)
7 Analisa Data Awal (Hasil

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
33
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

Pengumpulan & Tabulasi Secara


Daring/Online)
8 Penyusunan Konsep Awal dan
Laporan Fakta dan Analisa
9 Pengumpulan & Tabulasi Data
Secara Survei Langsung di
Perkotaan Wonodadi (Offline)
1. Observasi Primer Terbatas
2. Dokumentasi
3. Kroscek Data
10 Pengolahan Data dan Analisa
Kedua (Kompilasi Seluruh Hasil
Pengumpulan Secara Online &
Offline)
11 Finalisasi Konsep Awal
berdasarkan croscek lapangan
12 Penyelesaian Laporan Akhir

Penyerahan Softcopy Laporan


13 Kepada Bangkesbangpol
Kabupaten Blitar dan Instansi
Lainnya
MINGGU KE- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
34
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
35
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

1.5 Dasar Hukum


Dasar hukum merupakan ketentuan atau norma yang terkandung dalam
tiap peraturang perundang-undangan, menjadi landasan hukum atau
sebagaimana dasar dalam penyelenggaraan kegiatan yang di lakukan secara
perorangan maupun perkelompok. Dasar hukum juga terbagi dalam
beberapa bagian sebagaimana berikut.

1.5.1 Undang-Undang
Undang - undang yang dikaji terkait Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
dalam kajian ini antara lain:
1. Undang-Undang No.5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati Dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan,
Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Pengganti Undang-
Undang No.1 Tahun 2004 Yang Telah Ditetapkan Dengan
Undang-Undang No.19 Tahun 2004;
3. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air;
4. Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan;
5. Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;
6. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana;
7. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
8. Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil;
9. Undang-Undang No. 30 Tahun 2007 Tentang Energi;
10. Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
36
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

11. Undang-Undang No. 4  Tahun 2009 Tentangpertambangan


Mineral& Batubara;Undang-Undangno. 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas & Angkutan Jalan;
12. Undang-Undang No. 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan;
13. UndangUndang   No.   32   Tahun   2009   Tentang   Perlindungan
Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
14. Undang-Undang  No.  41  Tahun  2009  Tentang  Perlindungan
Ahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
15. Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas UU
No.31/2004 Tentang Perikanan;
16. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan Dan
Kawasan Permukiman;
17. Undang-Undang No. 23 Tahun2014 Tentang Pemerintahan
Daerah.
1.5.2 Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah Yang Dikaji Terkait Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) Dalam Kajian Ini Antara Lain:
1. Peraturan  Pemerintah  Nomor  27  Tahun  1994 Tentang 
Pengelolaan  Perkembangan Kependudukan; 
2. Peraturan  Pemerintah  Nomor  36  Tahun  1998 Tentang 
Penertiban  Dan  Pendayagunaan  Tanah Terlantar  ; 
3. Peraturan  Pemerintah  Nomor  82  Tahun  2001 Tentang 
Pengelolaan  Kualitas  Air  Dan Pengendalian  Pencemaran  ; 
4. Peraturan  Pemerintah  Nomor  63  Tahun  2002 Tentang  Hutan 
Kota  
5. Peraturan  Pemerintah  Nomor  16  Tahun  2004 Tentang 
Penatagunaan  Tanah  ; 

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
37
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

6. Peraturan  Pemerintah  Nomor  16  Tahun  2005 Tentang 


Pengembangan  Sistem  Penyediaan  Air Minum  ; 
7. Peraturan  Pemerintah  Nomor  36  Tahun  2005 Tentang 
Peraturan  Pelaksanaan  Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung; 
8. Peraturan  Pemerintah Nomor  20  Tahun  2006 Tentang  Irigasi  ; 
9. Peraturan  Pemerintah  Nomor  42  Tahun  2008 Tentang 
Pengelolaan  Sumber  Daya  Air; 
10. Peraturan  Pemerintah  Nomor  43  Tahun  2008 Tentang  Air 
Tanah  
11. Peraturan  Pemerintah  Nomor  24  Tahun  2009 Tentang 
Kawasan  Industri; 
12. Peraturan  Pemerintah  Nomor  56  Tahun  2009 Tentang 
Penyelenggaraan  Perkeretaapian;
13. Peraturan  Pemerintah  Nomor  70  Tahun  2009 Tentang 
Konservasi  Energi;
14. Peraturan  Pemerintah  Nomor  32  Tahun  2011 Tentang 
Manajemen  Dan  Rekayasan,  Analisis Dampak,  Serta 
Manajemen  Kebutuhan  Lalu Lintas;
15. Peraturan  Pemerintah  Nomor  38  Tahun  2011 Tentang  Sungai 
(Lembaran  Negara  Republik Indonesia  Tahun  2011  Nomor  74, 
Tambahan Lembaran  Negara  Republik  Indonesia  Nomor 5230).
1.5.3 Peraturan Presiden
Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan
kekuasaan pemerintahan. Peraturan Presiden yang dikaji terkait Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR) dalam kajian antara lain :

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
38
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

1. Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2020 Tentang Kementerian Agraria


Dan Tata Ruang.
2. Peraturan Presiden No. 48 Tahun 2020 Tentang Badan Pertanahan
Nasional.
3. Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2021 Tentang Kebijakan Umum
Pertahanan Negara Tahun 2020-2024.
4. Peraturan presiden No. 87 tahun 2020 tentang rencana induk
penanggulangan bencana tahun 2020-2024
5. Peratuturan Presiden No. 92 Tahun 2020 Tentang Kementerian
Lingkungan hidup dan Kehutanan
6. Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2020 Tentang Kementerian
Ketenaga kerjaan
7. Peraturan Presiden No. 107 Tahun 2020 Tentang Kementerian
Perindustrian
8. Peraturan Presiden No. 1 Tahun 2019 Tentang Badan Nasional
Penanggulangan Bencana
9. Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 Tentang Penanganan Dampak
Sosial Kemasyarakatan Dalam Rangka Penyediaan Tanah Untuk
Pembangunan Nasional.
1.5.4 Peraturan/Keputusan Menteri
Peraturan Meneteri Yang Dikaji Terkait Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) Dalam Kajian Ini Antara Lain:
1. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.28 Tahun 2008 Tentang Tata
Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata
Ruang Daerah;
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.50 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
39
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.47 Tahun 2012 Tentang


Pedoman Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsidan Kabupaten/Kota(Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 647);
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:20/PRT/M/2011
Tentang  Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan
Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota.
1.5.5 Peraturan Daerah
Peraturan Daerah yang dikaji terkait Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
dalam kajian ini antara lain:
Peraturan Daerah yang dikaji terkait Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dalam
kajian ini antara lain:
1. Peraturan  Daerah  Provinsi  Jawa  Timur  Nomor  2 Tahun 2006
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah  Provinsi  Jawa  Timur 
2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun  2007 
Tentang Perijinan  Pengambilan  Dan Pemanfaatan  Air  Permukaan 
Di  Jawa  Timur 
3. Peraturan  Daerah  Provinsi  Jawa  Timur  Nomor  2 Tahun 2008
Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian  Pencemaran 
Air  Di  Provinsi  Jawa Timur 
4. Peraturan  Daerah  Provinsi  Jawa  Timur  Nomor  3 Tahun  2009 
Tentang  Irigasi  (Lembaran  Daerah Provinsi  Jawa  Timur  Tahun 
2009  Nomor    2  Seri E); 
5. Peraturan  Daerah  Provinsi  Jawa  Timur  Nomor  4 Tahun  2010 
Tentang  Pengelolaan  Sampah Regional  Jawa  Timur.
6. Perda Prov Jatim No 4 Tahun 2003 (Tentang Pengelolaan Hutan)
7. Perda Prov Jatim No 3 Tahun 2003 (Tentang Reribusi Pemeriksaan
Pengukuran Dan Pengujian Hasil Hutan)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
40
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

8. Perda Prov Jatim No 1 Tahun 2014 (Tentang Pengendalian Kebakaran


Hutan Dan Lahan)
9. Perda Prov Jatim No 12 Tahun 2008 (Tentang Rehabilitasi Hutan Dan
Lahan Kritis)
10. Perda Prov Jatim No 6 Tahun 2005 (Tentang Penertiban Dan
Pengendalian Hutan Produksi)
11. Perda Prov Jatim No 1 Tahun 2005 (Tentang Pengendaluan Usaha
Pertambangan Bahan Galian Golongan C Pada Wilayah Sungai)
12. Perda Prov Jatim No 14 Tahun 200 (Tentang Pengelolaan Panas Bumi
Prov Jatim)
13. Perda Prov Jatim No 4 Tahun 2013 (Tataran Transportasi Wilayah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2012-2032)
14. Perda Prov Jatim No 6 Tahun 2001 (Tentang Dishub Jatim)
15. Perda Prov Jatim No 1 Tahun 2014 (Tentang Penyelenggaraan Jalan
Keselamatan)
16. Perda Prov Jatim No 7 Tahun 2001 (Tentang Dinas Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan Provinsi Jatim)
17. Perda Prov Jatim No 6 Tahun 2019 (Rencana Umum Energi Daerah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2019 - 2050)
18. Pergub Prov Jatim No 21 Tahun 2015 (Tata Cara Penomoran Register
Sertifikat Laik Operasi Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik Dan
Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik Tegangan Tinggi Dan
Menengah)
19. Perda Prov Jatim No 7 Tahun 2019 (Rpjmd Jatim 2019-2024)
20. Perda Prov Jatim No 1 Tahun 2009 (Rpjpd Jatim 2005-2025)
21. Perda Prov Jatim No 12 Tahun 2011 (Pengelolaan Air Tanah)
22. Pergub Prov Jatim No 12 Tahun 2013 (Kebijakan Dan Strategi
Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
41
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

23. Pergub Prov Jatim No 59 Tahun 2014 (Pemasangan Alat Ukur Air Dan
Penetapan Volume Pengambilan Dan/Atau Pemanfaatan Air
Permukaan)
24. Perda Prov Jatim No 5 Tahun 2015 (Perlindungan Dan Pemberdayaan
Petani) -Perda Prov Jatim No 6 Tahun 2017 (Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Jatim 2017-2032)
25. Perda Prov Jatim No 5 Tahun 2012 (Rencana Tata Ruang Wilayah
Jatim 2011-2031)
26. Perda No 2 Tahun 2008 Tentang Irigasi
27. Perda No 1 Tahun 2014 Tentang Ketenagalistrikan
28. Perda No 16 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Air
29. Perda No 2 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Usaha Pertambangan
Mineral Dan Batubara
30. Perda No 5 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Kabupaten Malang
31. Perda No 10 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
32. Perda No 5 Tahun 2007 Tentang Pelayanan Bidang Ketenagakerjaan
33. Perda No 10 Tahun 2018 Perubahan Perda No 2/2008 Tentang Irigasi
1.6 Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yang digunakan di dalam perumusan
RencanaDetail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi Perkotaan
Wonodadi, Kabupaten Blitar ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu awal, isi
dan akhir. Berikut adalah sistematika penyusunan Laporan Akhir Rencana
Detail Tata RuangKawasan Perkotaan Wonodadi, Kabupaten Blitar.

• Bagian awal terdiri dari halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar, daftar grafik, dan daftar peta.
• Bagian isi terdiri dari 9 bab, yaitu:
1) BAB I PENDAHULUAN

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
42
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

Bab ini membahas tentang latar belakang, maksud, tujuan,


sasaran, manfaat, ruang lingkup, dasar hukum dan sistematika
pembahasan.

2) BAB II METODOLOGI-PENDEKATAN PENYUSUSNAN


Bab ini membahas terkait metode pengumpulan data, metode
pengelolaan data, pendekatan pelaksanaan kegiatan, diagram
alir pelaksanaan kegiatan, dan rencana kerja

3) BAB III TINJAUAN REGIONAL RDTR PERKOTAAN


WONODADI KAB. BLITAR
Bab ini membahas terkait kebijakan kebijakan pembangunan,
kebijakan tata ruang, dan kebijakan sektoral.

4) BAB IV KETENTUAN UMUM RDTR PERKOTAAN


WONODADI KAB. BLITAR
Bab ini membahas terkait istilah dan definisi, kedudukan dan
esensi, fungsi dan manfaat, dan masa berlaku

5) BAB V GAMBARAN UMUM REGIONAL KAB. BLITAR


Bab ini membahas terkait administrasi dan pemerintahan
kabupaten blitar, kondisi fisik dasar kabupaten blitar, kondisi
fisik binaan kabupaten blitar, kondisi sosial kabupaten blitar,
dan kondisi perekonomian kabupaten blitar.

6) BAB VI GAMBARAN UMUM WILAYAH


PERENCANAAN PERKOTAAN WONODADI

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
43
STUDIO PERENCANAAN KOTA/ KABUPATEN BLITAR 2022

Bab ini membahas administrasi dan pemerintahan perkotaan


Wonodadi, kondisi fisik dasar perkotaan Wonodadi, kondisi
fisik binaan perkotaan Wonodadi, kondisi sosial Perkotaan
Wonodadi, dan kondisi perekonomian Perkotaan Wonodadi.

7) BAB VII ANALISA PERENCANAAN PERKOTAAN


WONODADI
Bab ini membahas terkait tinjauan RTRW kabupaten blitar
terhadap wilayah perencanaan perkotaan Wonodadi.
Perumusan tujuan penetapan BWP perkotaan Wonodadi,
Analisa perencanaan BWP perkotaan Wonodadi, Analisa pola
ruang, dan Analisa sosial kependudukan

8) BAB VIII KONSEPSI RDTR BWP PERKOTAAN


WONODADI
Bab ini membahas tentangrencana struktur polar uang, rencana
pola ruang, sub BWP diprioritaskan dan ketentuan pemanfaatan
ruang.

9) BAB IX PERATURAN ZONASI BWP PERKOTAAN


WONODADI
Bab ini membahas tentang aturan dasar peraturan zonasi, dan
Teknik pengaturan zonasi

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2022
44

Anda mungkin juga menyukai