Anda di halaman 1dari 8

2.

4 Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan


Pendekatan dipahami sebagai suatu cara pandang dalam memahami suatu hal yang
kemudian akan melandasi pemilihan metode bagaimana sesuatu tersebut dipahami titik dalam
konteks pengelolaan kegiatan, pendekatan dipahami lebih kepada pola pikir yang digunakan
oleh pengelola terhadap kegiatan yang dipercayakan penyelesaiannya kepada pengelola
tersebut. pola pikir yang dimaksud disini lebih mengarah pada cara yang digunakan untuk
mengelola sumber daya yang tersedia untuk menyelesaikan keseluruhan rangkaian kegiatan
sehingga menghasilkan produk atau keluaran kegiatan sebagaimana yang telah ditentukan.
terkait dengan pemahaman ini, maka jenis pendekatan yang berkembang sifatnya lebih
kepada pola yang sistematis dengan langkah-langkah yang jelas pada tiap tahapannya.
2.4.1 Pendekatan Normatif 
Pendekatan normatif ini pada dasarnya meliputi pendekatan yang bersifat komprehensif
dan mengacu pada Norma (peraturan, strategi, dokumen perencanaan, dan sebagainya)  yang
yang terkait terkait dengan pengembangan perkotaan dan perdesaan. pendekatan normatif ini
kaitannya dengan pendekatan perencanaan dan analisis kebijakan. Adapun mekanisme umum
yang sering digunakan dalam pendekatan normatif antara lain adalah:
1. Perumusan masalah (definisi)  menghasilkan informasi dari proses review dan analisis
normatif (kebijakan,  peraturan,  dokumen perencanaan, dan sebagainya),  mengenai
kondisi-kondisi  yang menimbulkan masalah.
2. Peramalan (prediksi) Menyediakan informasi mengenai konsekuensi di masa
mendatang dari penerapan alternatif kebijakan, termasuk pula pilihan tidak melakukan
sesuatu.
3. Rekomendasi (preskripsi) menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan
relatif dari konsekuensi di masa depan dari suatu pemecahan masalah.
4. Pemantauan (deskripsi) hasilkan informasi tentang konsekuensi saat ini dan masa lalu
dari diterapkannya alternatif kebijakan.
5. Evaluasi menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan dari konsekuensi
pemecahan masalah.
Kelima tahapan tersebut dipahami sebagai satu rangkaian siklus yang berulang.  siklus ini
tidak dilihat sebagai satu kesatuan siklus melainkan dari siklus yang ada, yaitu sampai pada
tahap penyusunan dokumen strategi dan model pengembangan.
2.4.2 Pendekatan Teknis - Akademisi
Proses penyusunan strategi dan model pengembangan ini dilakukan dengan
menggunakan metodologi yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis baik untuk
teknik identifikasi, analisis penyusunan konsep dan Perumusan strategi. terkait dengan
lingkup pelaksanaan kegiatan penyusunan strategi model pengembangan ini, pendekatan
teknis akademis akan digunakan dalam beberapa lingkup kegiatan sebagai berikut :
1. Koordinasi - diskusi  kegiatan dengan tim teknis ataupun langsung dengan masyarakat
yang berada di sekitar wilayah perencanaan.
2. Analisis kedudukan kawasan perkotaan dan pedesaan dalam rencana tata ruang.
3.  Identifikasi dan penetapan lokasi kawasan terpilih terkait wilayah pelayanan.
4. Penyusun konsepsi, strategi dan model pengembangan kawasan perkotaan dan
perdesaan.
5. Penyusunan tahapan pelaksanaan program pembangunan ( indikasi program ).
2.4.3 Pendekatan Eksploratif
Pendekatan eksploratif bercirikan pencarian yang berlangsung secara terus-menerus.
pendekatan ini akan digunakan baik dalam proses pengumpulan data dan informasi maupun
dalam proses analisis dan evaluasi guna perumusan konsep strategi.
2.4.3.1 Eksplorasi dalam proses pengumpulan data dan informasi 
Dalam proses pengumpulan data dan informasi, pendekatan eksploratif digunakan
mulai dari kegiatan inventarisasi dan pengumpulan data awal hingga eksplorasi data dan
informasi di lokasi studi yang dilakukan ngetik sifat pendekatan eksploratif yang menerus
akan memungkinkan terjadinya pembaharuan data dan informasi berdasarkan hasil penemuan
terakhir. pendekatan eksploratif juga memungkinkan proses pengumpulan data yang
memanfaatkan sumber informasi secara luas tidak terbatas pada ahli yang sudah
berpengalaman dalam bidangnya ataupun  stakeholder yang terkait dan terkena imbas secara
langsung dari kegiatan terkait namun juga dari berbagai literatur baik dalam bentuk buku
maupun tulisan singkat yang memuat teori atau model terkait substansi pekerjaan yang telah
dilakukan. dalam pendekatan eksploratif ini sangat memungkinkan diperoleh informasi -
informasi  tambahan yang tidak diduga sebelumnya atau yang tidak pernah dikemukakan
dalam teori- teori teori-teori yang. informasi yang didapat dengan pendekatan ini bisa bersifat
situasional dan Berdasarkan pengalaman sumber.
2.4.3.2 Eksplorasi dalam Proses Analisa dan Evaluasi
Eksplorasi dalam proses analisa dan evaluasi dilakukan guna mengelaborasi pokok
permasalahan serta konsep- konsep Penanganan dan pengembangan kawasan perkotaan dan
perdesaan yang ada berikut dukungan regulasi dan kebijakan tik eksplorasi perlu mengaitkan
konsep-konsep teoritis dengan kondisi dan karakteristik permasalahan melalui pendalaman
pemahaman terhadap lokasi pekerjaan. proses eksplorasi ini akan mengerucut pada suatu
bentuk pendekatan yang konfirmatif dalam menilai kesesuaian suatu pola penanganan serta
kebutuhan rumusan kebijakan yang dapat mengintervensi permasalahan agar pola
penanganan terpilih dapat diimplementasikan dan mencapai hasil yang optimal.

2.4.3.3 Pendekatan studi Dokumenter dalam Identifikasi dan Kajian Materi Pekerjaan
Pekerjaan ini memiliki kecenderungan sifat studi yang memerlukan dukungan
kegiatan kajian,  baik terhadap literatur berupa tulisan, jurnal,  dan Hasil studi terkait,  hingga
berbagai jenis regulasi dan kebijakan yang terkait dengan Upaya pengembangan kawasan
perkotaan dan perdesaan.  Untuk itu, diperlukan model pendekatan studi dokumenter yang
akan menginventarisasi dan mengeksplorasi berbagai dokumen terkait dengan materi
pekerjaan.

2.4.3.4 Pendekatan Preskriptif dalam Perumusan Konsep Pengembangan Kawasan


Perkotaan dan Perdesaan
Pendekatan preskriptif merupakan jenis pendekatan yang bersifat kualitatif dan dapat
memberikan deskripsi Analisis untuk menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat dalam
mendukung suatu strategi penanganan ataupun kebijakan titik pendekatan ini bertujuan
evaluasi dan menilai suatu rencana alternatif kebijakan untuk kemudian mengeluarkan
rekomendasi yang tepat berkaitan dengan kemungkinan implementasi kebijakan dan program
programnya di masa yang akan datang. dengan menggunakan pendekatan prescriptive ini
diharapkan studi tidak hanya berfokus pada analisa kondisi eksisting, namun juga dapat
memperhatikan potensi implikasi pemanfaatan suatu konsepsi penanganan atau kebijakan.

2.4.4 Pendekatan Incremental - Strategis dan Strategis - Proaktif 


2.4.4.1 Pendekatan Incremental – Strategis
Suatu produk strategi pengembangan yang harus operasional, oleh karenanya maksud
dan tujuan perencanaan yang ditetapkan harus realistis, demikian pula dengan langkah-
langkah kegiatan yang ditetapkan untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut. Metode
SWOT merupakan contoh penjabaran dari pendekatan yang bersifat incremental-strategis.
2.4.4.2 Pendekatan Strategis - Proaktif 
Pendekatan strategis - proaktif merupakan bentuk pembalikan dari pendekatan
incremental - strategis.  adapun yang dimaksud dengan rencana strategis - proaktif  adalah :

1. Rencana yang kurang menekankan pada penentuan maksud dan tujuan pembangunan
tetapi cenderung menekankan pada proses pengenalan dan penyelesaian masalah,
yang kemudian dijabarkan pada program-program pembangunan dan alokasi
pembiayaan pembangunan.
2. Bencana yang melihat lingkup permasalahan secara internal maupun eksternal dengan
menyadari bahwa pengaruh faktor-faktor eksternal sangat kuat dalam membentuk
pola tata ruang kawasan yang terjadi.
3. Rencana yang menyadari bahwa perkiraan-perkiraan kondisi di masa akan datang
tidak bisa lagi hanya didasarkan pada perhitungan-perhitungan  proyeksi tertentu,
akan tetapi sangat dimaklumi bahwa terdapat kemungkinan-kemungkinan munculnya
kecenderungan baru, faktor ketidakpastian, serta kejutan lain kan tadi di luar
perkiraan semula.
4. Rencana yang lebih bersifat jangka pendek dan menengah, dengan memberikan satu
satuan arah- arah pembangunan kawasan.
5. Rencana yang berorientasi pada pelaksanaan.
2.5 Diagram Alir Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan Studio Perencanaan Kota Penyusunan Dokumen RDTR dan PZ BWP
Perkotaan Wonodadi dilakukan dengan tahapan mulai dari pra-studio berupa penyusunan
desain survey dan pengurusan perizinan, kegiatan pengumpulan data dan informasi serta
melakukan analisa-analisa sesuai dengan metode analisa dalam pedoman sehingga
menghasilkan output berupa dokumen perencanaan. Lebih jelasnya akan dijabarkan dalam
diagram alir pelaksanaan kegiatan sebagai berikut.

Diagram Alir Pelaksanaan Kegiatan

Latar Belakang & Potensi


Masalah

Penentuan Lokasi Deliniasi


Perencanaan

Kajian Kebijakan Regional


BWP

Survei Sekunder Survei Primer

Tabulasi dan Pengolahan


Data

Analisa Rencana Realisasi Kegiatan

Rumusan Konsep
Pengembangan Kawasan

Dokumen RDTR dan PZ


BWP Wonodadi
2.6 Rencana Kerja
Adapun rencana kerja yang dilakukan selama proses studio kota yakni sebagai berikut.

1. Penyiapan rencana kerja, dengan keluaran yakni pembuatan desain survei, pembuatan
checklist, pembuatan kerangka kerja, pembuatan jadwal studio kota, pembuatan form
survei, pembuatan form wawancara, pembuatan kuisioner, pembuatan time schedule
kelompok, rekap data Kabupaten Blitar, rekap data Kecamatan Wonodadi, analisa
EFAS Kecamatan Wonodadi, pembuatan BAB I, II, dan III, serta asistensi.
2. Penentuan kawasan yang akan dijadikan deliniasi kawasan survey dengan keluaran
yakni Menganalisa kebijakan yang berkaitan dengan wilayah survey, Melihat pusat-
pusat pertumbuhan dari hasil analisa EFAS, Membuat peta deliniasi kawasan dari
hasil 2 analisa diatas, serta asistensi.
3. Pembuatan laporan hasil survei di Kecamatan Wonodadi dengan keluaran yakni
Pemindahan data hasil survey primer dan sekunder ke dalam bentuk laporan hasil
survey untuk Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Wonodadi,
Menganalisa data hasil survey primer dan sekunder dalam bentuk EFAS- IFAS,
Pembuatan hasil analisa EFAS-IFAS yang outputnya adalah matriks SWOT untuk
menentukan peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan.
4. Penyusunan peta dasar nna peta profil wilayah survei pemetaan Wonodadi dengan
keluaran yakni Pembuatan peta struktur ruang dan pola ruang Kecamatan Wonodadi,
Pembuatan peta profil wilayah Kecamatan Wonodadi.
5. Analisis perencanaan dengan output yaitu Rencana tata ruang, Peraturan zonasi,
Arahan pemanfaatan ruang, serta arahan pengendalian.
6. Pembuatan konsep arahan peruntukan kawasan.

2.6.1 Prosedur Kerja


Pamoedji (1996:40), mengemukakan bahwa sistem dan prosedur kerja merupakan
bagian integral daripekerjaan setiap manajer. Ini dimaksudkan bahwa setiap orang
mengawasi, membimbing, menguruskegiatan-kegiatan dari bawahan mempunyai
pertanggungjawaban yang sejalan dengan pekerjaannyabagi sistem dan prosedur yang
dipergunakannya dengan bawahannya. Prosedur kerja dalam kegiatan studio proses
perencanaan ini adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
Kegiatan persiapan disini meliputi kegiatan penyusunan proposal, kerangka kerja,
desain survei, check list kebutuhan data, dan surat-surat terkait administrasi pelaksanaan
kegiatan dan peta yang diperlukan untuk memenuhi admnistrasi pelaksanaan kegiatan.
2. Survei Lapangan
Survey lapangan ini dilaksanakan selama 7 sampai 10 hari di Kecamatan Wonodadi
Kabupaten Blitar. Kegiatan ini meliputi observasi lapangan, wawancara narasumber dan
membagikan quesioner. Selain itu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan
informasi baru, kemudian melakukan crosscheck kebenaran data sekunder yang sudah
didapat dan menambah kekurangan data yang diperlukan. Selain itu juga untuk menggali isu-
isu strategis di wilayah perencanaan tersebut.
3. Pengolahan Data
Pengolahan data disini yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan, merekap
dan mengolah data yang didapatkan selama kegiatan survey lapangan dilakukan. Dan apabila
data sudah direkap maka data akan dianalisa untuk mendapatkan informasi lebih dalam,
dalam analisa data meliputi analisa fisik dasar, fisik binaan, perekonomian, dan sosial-
kependudukan.
4. Output Kegiatan
Setelah melakukan serangkaian kegiatan tersebut, maka diharapkan di akhir mata
kuliah, dapat menghasilkan output yang akan diserahkan kepada jajaran Pemerintah
Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar dan dosen sebagai bagian pertanggungjawaban dari
kegiatan lapangan yang sudah dilakukan.
2.6.2 Rencana Kegiatan
Pada Perencanaan Perkotaan Tahun 2022 ini Kelompok 6 berada di Kecamatan
Wonodadi, Kabupaten Blitar dengan melakukan kegiatan survey lapangan direncanakan
kurang lebih 5-6 bulan mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahapan penyusunan
laporan akhir materi teknis rencana tata ruang.

2.6.3 Realisasi Kegiatan


Realisasi kegiatan merupakan rencana yang telah dicapai atau telah dilakukan. Dalam
menjalankan Studio Perencanaan Perkotaan terdapat beberapa hambatan, karena wabah virus
corona jenis omicron pada saat ini sedang melonjak drastis maka pengerjaan laporan pada
bab pertama disusun terlebih dahulu dengan beberapa arahan dari dosen pembimbing melalui
pelantara online. Jika situasi sudah aman, maka kita akan turun lapangan melakukan survey
yang digunakan untuk melengkapi laporan akhir.

Anda mungkin juga menyukai