TAHUN 2021
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
KATA PENGANTAR
Laporan ini merupakan hasil olahan data dari pelaksanaan pekerjaan survey geolistrik yang
dilakukan di lapangan.
Data hasil pengukuran dianalisa untuk mengidentifikasi mengenai gambaran kondisi tatanan
stratigrafi (lapisan tanah/batuan) menggunakan nilai resistivity (Geolistrik).
Terima Kasih.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1 PENGANTAR....................................................................................................................4
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN.................................................................................4
1.3 ACUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN.................................................................................4
1.4 LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH................................................................................4
1.5 LINGKUP PEKERJAAN.......................................................................................................5
1.6 PERALATAN.....................................................................................................................5
BAB 2. TEORI DAN METODOLOGI..............................................................................................7
2.1 KONSEP DASAR................................................................................................................7
2.1.1 Konduksi Elektrolit....................................................................................................7
2.1.2 Konduksi Elektrolitik.................................................................................................7
2.1.3 Konduksi Diektrolitik................................................................................................8
2.2 RESISTIVITAS BATUAN.....................................................................................................8
2.3 GEOLISTRIK......................................................................................................................9
BAB 3. GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN.....................................................................12
3.1 KONDISI GEOLOGI LOKASI SURVEY................................................................................12
3.2 TAHAPAN KEGIATAN....................................................................................................12
BAB 4. HASIL SURVEY..............................................................................................................14
4.1 PELAKSANAAN LAPANGAN............................................................................................14
4.2 HASIL PENGUJIAN PENAMPANG 2D..............................................................................14
BAB 5. KESIMPULAN DAN DISKUSI..........................................................................................22
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 PENGANTAR
Geolistrik adalah salah satu metode eksplorasi geofisika untuk menyelidiki keadaan
bawah permukaan dengan menggunakan sifat-sifat kelistrikan batuan. Sifat-sifat
kelistrikan tersebut adalah tahanan jenis (specific resistivity, conductivity, dielectrical
constant, kemampuan menimbulkan self potential dan medan induksi serta sifat
menyimpan potensial dan lain-lain.
Pada penelitian ini digunakan metode geolistrik untuk mengetahui struktur dan
perlapisan tanah bawah permukaan sebagai parameter daya dukung tanah untuk
pendugaan awal dalam perencanaan infrastruktur di kawasan industri dan
pergudangan parepare dan sekitarnya (kipas) ditinjau dari nilai resistivitas pada tiap
lapisan batuan.
Hal | 4
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
Penelitian di Daerah ini dilakukan selama 2 hari, pada tanggal 24 - 25 Oktober 2021,
dengan rincian kerja :
• Orentasi lapangan
• Pengukuran dan Pengambilan Data Geolistrik tahanan jenis,
• Pemrosesan Data dan Analisa Data Lapangan,
1.6 PERALATAN
Jenis Peralatan geolistrik yang digunakan adalah S-Field resistivity, didesain dengan
sistem pengukuran elektroda banyak channel (multichannel), full automatic dengan
sampling arus injeksi dilakukan setiap 2-5 detik. Pengukuran resistivitas bisa
dilakukan secara simultan sampai 16 elektroda, dan dapat pula dikembangkan
menjadi 32, 64, 128 elekroda atau lebih (maksimum 1000 channel).
Teknologi Curent Source (pembangkit arus) berpengaman sistem anti short circuit,
sehingga aman digunakan pada saat jarak elektroda arus terlalu rapat atau
Hal | 5
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
impedansi sangat rendah. Output format file hasil pengukuran 2D sesuai (compatible)
dengan format software Res2Dinv.
Spesifikasi Teknis:
High voltage transmitter
Power : 75 W by 2 x 12 V NiCad Battery (low power consumption)
AB voltage : Automatic 500 V (100 mA)
Input voltage : Max 1000 V
AB current : 100 mA current source transmitter with anti short circuit
Injection time : 2 – 5 s
Data acquisition
Resolution : Auto range 5 x 12 bit
DVM impedance : 10 MΩ
Sampling rate : 250 ms
Injection : > 200 m (moist soil)
PC controller
Type : IBM compatible
Operating system: Microsoft Windows XP
Hal | 6
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
Menurut Telford et al. (1982) aliran arus listrik di dalam batuan dan mineral dapat
digolongkan menjadi tiga macam, yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara
elektrolitik, dan konduksi secara dielektrik.
Konduksi ini terjadi jika batuan atau mineral mempunyai banyak elektron bebas
sehingga arus listrik dialirkan dalam batuan atau mineral oleh elektron-elektron
bebas tersbut. Aliran listrik ini juga dipengaruhi oleh sifat atau karakteristk masing-
masing batuan yang dilewatinya. Salah satu sifat atau karakteristik batuan tersebut
adalah resistivitas (tahanan jenis).
Sebagian besar batuan merupakan konduktor yang buruk dan memiliki resistivitas
yang sangat tinggi. Batuan biasanya bersifat porus dan memiliki pori-pori yang terisi
oleh fluida, terutama air. Batuan-batuan tersebut menjadikonduktor elektrolitik, di
mana konduksi arus listrik dibawa oleh ion-ion elektrolitik dalam air. Konduktivitas
dan resistivitas batuan porus bergantung pada volume dan susunan pori-porinya.
Konduktivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam batuan bertambah
banyak, dan sebaliknya resistivitas akan semakin besar jika kandungan air dalam
batuan berkurang.
Hal | 7
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
Konduksi pada batuan atau mineral bersifat dielektrik terhadap aliran listrik, artinya
batuan atau mineral tersebut mempunyai elektron bebas sedikit, bahkan tidak ada
sama sekali. Tetapi karena adanya pengaruh medan listrik dari luar maka elektron
dalam bahan berpindah dan berkumpul terpisah dari inti, sehingga terjadi polarisasi.
Dari semua sifat fisika batuan dan mineral, resistivitas memperlihatkan variasi harga
yang sangat banyak. Pada mineral-mineral logam, harganya berkisar pada 10 -5 Ωm,
batuan seperti gabbro dengan harga berkisar pada 10 7 Ωm. Begitu juga pada batuan-
batuan lain, dengan komposisi yang bermacam-macam akan menghasilkan range
resistivitas yang bervariasi pula. Sehingga range resistivitas maksimum yang mungkin
adalah dari 1,6 x 10−8(perak asli) hingga 1016 Ωm (belerang murni) (Telford et al. 1982:
450).
Secara umum berdasarkan harga resistivitas listriknya, batuan dan mineral dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Konduktor baik : 10−8 < ρ <1Ωm.
2. Konduktor pertengahan : 1 < ρ < 107 Ωm.
3. Isolator : ρ > 107 Ωm.
Jenis batuan dapat diinterpretasi dengan mengetahui nilai resistivitas dan pola
distribusinya. Interpretasi dilakukan berdasarkan tabel resistivitas material menurut
Loke (2000), Milsom (2003), atau Lowrie (2007).
Hal | 8
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
2.3 GEOLISTRIK
Geolistrik adalah salah satu metode dalam geofisika yang mempelajari sifat aliran
listrik di dalam bumi. Pendeteksian di atas permukaan meliputi pengukuran medan
potensial, arus dan elektromagnetik yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat
Hal | 9
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
penginjeksian arus ke dalam bumi. Pada metode geolistrik tahanan jenis, arus listrik
diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua elektroda arus (terletak di luar konfigurasi).
Beda potensial yang terjadi di ukur melalui dua elektroda potensial yang berada di
dalam konfigurasi. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak
elektroda tertentu, dapat ditentukan variasi harga hambatan jenis masing-masing
lapisan di bawah titik ukur.
Umumnya, metode resistivitas ini hanya baik untuk eksplorasi dangkal, sekitar 100
m. Metode resistivitas lebih banyak digunakan dalam bidang engineering geology
(seperti penentuan kedalaman batuan dasar), pencarian reservoir air, pendeteksian
intrusi air laut, dan pencarian ladang geothermal.
I 1 1 1 1
2 r1 r2 r3 r4
2 V
1 1 1 1 I
r1 r2 r3 r4
....................... 1
Dari besarnya arus dan beda potensial yang terukur maka nilai resistivitas dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan :
a = K (V/I) ................................... 2
Hal | 10
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
2
1 1 1 1
K = r1 r2 r2 r1
.................................. 3
dimana K adalah faktor geometri yang tergantung oleh penempatan elektroda di
permukaan.
V
C1 P1 P2 C
r1 r2 2
r4
r3
Metoda geofisika yang digunakan dalam pengambilan data resistivity adalah metoda
geolistrik tahanan jenis 2D. Konfigurasi yang digunakan adalah Konfigurasi Wenner –
Sclumberger. Konfigurasi ini tidak terlalu sensitif terhadap adanya perubahan lateral
setempat, sehingga konfigurasi ini sangat cocok untuk dipakai penyelidikan dalam.
Dalam konfigurasi ini, jarak antara elektroda arus dan elektroda potensial adalah n
kali jarak kedua elektroda potensial. Konfigurasi ini ditunjukkan dalam Gambar 2.1
dengan dengan faktor geometri sama dengan k = p n (n + 1)a.
Hal | 11
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
Geologi daerah Parepare telah dipublikasikan oleh peneliti terdahulu yaitu Rab Sukamto
pada tahun 1982 yang menghasilkan peta geologi Lembar Pangkajene dan Watampone
Bagian Barat. Berdasarkan hal tersebut, maka daerah Parepare tersusun oleh beberapa
formasi batuan yaitu :
1. Batuan Gunungapi Soppeng Batuan gunungapi Soppeng (Tmsv) terdiri dari breksi
gunungapi dan lava, dengan sisipan tufa berbutir pasir sampai lapilli dan
batulempung; di bagian utara lebih banyak tufa dan breksi, sedangkan di bagian
selatan lebih banyak Lavanya, sebagian bersusunan basal piroksin dan sebagian basal
leusit, kandungan leusitnya makin banyak ke arah selatan; sebagian lava berstruktur
bantal dan sebagian terbreksikan, breksi berkomponen antara 5 cm – 50 cm, warna
kelabu tua sampai kelabu kehijauan, berumur Miosen Bawah.
2. Batuan Gunungapi Camba Batuan gunungapi Camba (Tmc dan Tmcv) terdiri dari tufa
dan breksi volkanik, tersebar di daerah kabupaten Barru di bagian utara, tersingkap di
daerah pantai dan pegunungan. Kedudukan lapisan batuan pada umumnya telah
terganggu oleh struktur geologi berupa perlipatan dan patahan berumur Miosen Atas.
3. Formasi Walanae Formasi Walanae (Tpw) terdiri dari konglomerat, batupasir glokonit
dan serpih. Batupasir mengandung Moluska dan fosil Foraminifera yang
menunjukkan umur Pliosen sedangkan lingkungan pengendapannya darat hingga laut
dangkal. Ketebalan formasi ini sekitar 1700 meter.
4. Batuan Gunungapi Parepare Batuan Gunungapi Parepare terdiri dari tufa lapilli dan
breksi volkanik, setempat dengan 3 sisipan lava bersifat trakit-andesit.
5. Endapan Aluvial Tersusun oleh endapan pantai, sungai dan lembah, berupa pasir,
lempung, kerikil dan bongkah – bongkah batuan. Tersebar di sepanjang pantai,
sungai dan lembah – lembah di antara pegunungan.
Hal | 12
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
Pengolahan data geolistrik tahanan jenis dalam pekerjaan ini diawali dengan
pengolahan data sintetik hasil (forward modeling). Data ini diperoleh dari model
sintetik yang di buat dengan menggunakan perangkat lunak Res2Dmod yang
menghasilkan penampang (apparent resistivity), yang kemudian diinversikan dengan
menggunakan perangkat lunak Res2Dinv yang mengasilkan profil 2D true resistivity.
Parameter pada model sintetik ini kemudian dijadikan parameter lapangan untuk
akuisisi data.
Hasil inversi dengan menggunakan perangkat lunak Res2Dinv berupa profil 2D secara
vertikal yang dapat menunjukkan kedalaman dan sebaran resistivitas sebenarnya.
Keluaran Res2Dinv dari hasil inversi juga dapat berupa angka/nilai dalam bentuk data
koordinat (x, y, z). Data yang dimaksud terdiri atas akumulasi jarak elektroda dari
elektroda pertama, kedalaman penetrasi dan nilai resistivitas sebenarnya (true
resistivity).
Hal | 13
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
Penentuan nilai resisitivitas pada batuan selain mengacu pada konsep teoritis yang
telah ada dalam hal ini nilai kelas resitivitas batuan menutut M.H.Loke, Lowrie &
Milsom juga dikombinasikan dengan kondisi geologi permukaan, hal ini disebabkan
karena secara teoritis nilai resistivitas antara satu batuan dengan batuan lainnya
memiliki kelas nilai yang hampir sama atau tumpang tindih sehingga dibutuhkan data
geologi permukaan dan atau data bor sebagai parameter kalibrasi.
Berdasarkan hasil korelasi data tersebut data resistivity maka nilai resisitivitas pada
lokasi pekerjaan dapat diklasifikasikan seperti yang terlihat pada Tabel 4
Hal | 14
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
LINTASAN 1
T1A
T1T
T1B
Hal | 15
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
T1A
T1T
T1B
Data pengukuran pada Lintasan 1 (T1A ke T1B ber-arah relatif utara ke selatan)
menunjukkan lapisan batuan yang diinterpretasi berupa tufa pasiran pada meteran
±30-80 di bagian utara lintasan (segmen T1A). Lapisan ini menempati area
permukaan yang menerus hingga kedalaman ±30 meter. Kemudian ke arah selatan
pada area mendekati pertengahan bentangan (meteran ±85-130) dijumpai lapisan
material aluvium dengan tebal ±35 meter. Di bawah lapisan ini ditemukan lapisan
tufa pasiran hingga kedalaman ±70 meter. Selanjutnya pada pertengahan bentangan
(meteran ±135-180) terdapat lapisan breksi vulkanik tipis dengan kedalaman ±15
meter. Di bawah lapisan ini dijumpai material alluvium/pasiran dengan tebal ±50
meter. Selanjutnya kearah selatan tersusun oleh lapisan tufa pasiran tipis pada
permukaan di meteran ±170-220 lalu dijumpai breksi vulkanik yang ditindih oleh
lapisan diatasnya. Lapisan ini memiliki ketebalan ±30 meter. Mendekati ujung
bentangan menunjukkan lapisan breksi vulkanik yang berada di area permukaan
yang menerus hingga kedalaman ±25 meter.
LINTASAN 2
Hal | 16
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
T2A T2T
T2B
T2A
T2T
T2B
Data pengukuran pada Lintasan 2 (T2A ke T2B berarah relatif timur ke barat)
menunjukkan lapisan breksi vulkanik berada pada meteran ±30-120 bagian timur
lintasan (segmen T2A) hingga kedalaman ±35 meter, menindih tufa dengan tebal 10
meter. Selanjutnya ke arah barat lintasan mendekati pertengahan bentangan
dijumpai lapisan aluvium pada meteran ±125-250 yang menempati area permukaan
yang cukup tebal dengan kedalaman ±60 meter. Pada ujung bentangan (T2B) kembali
dijumpai lapisan tufa pasiran sepanjang meteran ±240 hingga ujung lintasan dengan
tebal ±30 meter.
Hal | 17
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
LINTASAN 3
Hal | 18
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
Dari data pengukuran pada Lintasan 3 (T3A ke T3B berarah relatif timur laut ke barat
daya) menunjukkan lapisan tufa pasiran yang berada pada meteran ±50-120 bagian
timur laut lintasan dengan kedalaman ±40 meter menempati area permukaan.
mendekati pertengahan bentangan ditemukan lapisan material alluvium pada
meteran ±130-190 yang menerus hingga ±60 meter.
Selanjutnya ke arah barat daya bentangan pada segmen T3B kembali ditemukan
lapisan tufa pasiran pada meteran ±200-240 yang memiliki tebal 40 meter menindih
lapisan alluvium yang menerus hingga kedalaman ±40 meter. Hingga ujung
bentangan tersusun oleh lapisan alluvium.
LINTASAN 4
T4A T4T
cv T4B
cv
Hal | 19
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
Data pengukuran pada Lintasan 4 (T4A ke T4B ber-arah relatif timur laut ke barat
daya) menunjukkan lapisan batuan yang diinterpretasi berupa tufa pasiran pada
meteran ±50-100 bagian timur laut lintasan (Segmen T4A). lapisan ini menempati
area permukaan yang menerus hingga kedalaman ±30 meter. Kemudian ke arah
barat daya bentangan mendekati pertengahan bentangan (meteran ±100-140)
ditemukan lapisan material aluvium hingga kedalaman ±60 meter. Kemudian
ditemukan lapisan tufa pasiran di meteran ±180-270 pada kedalaman 15-50 meter
yang ditindih oleh lapisan alluvium yang menempati area permukaan. Hingga akhir
bentangan tersusun oleh lapisan material aluvium tipis.
LINTASAN 5
Hal | 20
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
T5B
T5Tc
T5A cv
v
cv
T5B
T5A T5Tc
cv
cv v
Data pengukuran pada Lintasan 5 (T5A ke T5B berarah relative timur ke barat)
menunjukkan lapisan batuan yang diinterpretasi berupa tufa pasiran pada meteran
±40-90 bagian timur lintasan (segmen T5A) yang menerus hingga kedalaman ±30
meter dan menindih lapisan alluvium dengan tebal ±50 meter. Kemudian ke arah
barat lintasan mendekati pertengahan bentangan dijumpai lapisan tufa pasiran tipis
dengan tebal ±10-15 meter berada di meteran ±95-120. Selanjutnya dijumpai lapisan
alluvium yang menempati area permukaan pada pertengahan hingga akhir
bentangan (meteran ±130-270) dengan tebal ±20-35 meter menindih sisipan lapisan
tufa pasiran.
Pada meteran ±165-260 di kedalaman ±20 meter diinterpretasi merupakan lapisan
breksi vulkanik dengan tebal 20 meter dan menindih lapisan tufa pasiran yang
memiliki ketebalan ±60 meter.
Hal | 21
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
Lapisan alluvium dan pasir atau material lepas (tidak terkonsolidasi) sebagian
mengandung air dengan nilai nilai resistivity 0-150 Ωm.
Lapisan Tufa pasiran dengan nilai resistivity 150-2000 Ωm
Lapisan breksi vulkanik dengan nilai Resistivity >2000 Ωm
Hal | 22
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA
DOKUMENTASI KEGIATAN
SURVEY GEOLISTRIK KAWASAN INDUSTRI DAN PERGUDANGAN PARE-PARE DAN SEKITARNYA