TENTANG
2
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007
tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan data
Profil Desa dan Kelurahan ;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2007
tentang Pedoman Umum Tatacara Pelaporan dan
Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 38 Tahun 2007
tentang Kerjasama Desa;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2009
tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah
Daerah;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2010
tentang Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan
Teknologi Tepat Guna;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa;
21. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal
Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa;
22. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015
tentang Pendampingan Desa;
23. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015
tentang Pendirian, Pengurusan, Pengelolaan dan
Pembubaran Badan Usaha Milik Desa;
3
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
25. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016
tentang Pengelolaan Aset Desa;
26. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2016
tentang Laporan Kepala Desa;
27. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2016
tentang Indeks Desa Membangun;
28. Peraturan Menteri Desa dan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 23 Tahun 2017 tentang
Pengembangan Dan Penerapan Teknologi Tepat Guna
Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa;
29. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 tentang
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020;
30. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.07/2018
Tentang Penyaluran dan Penggunaan Transfer ke Daerah
dan Dana Desa Tahun Anggaran 2018 dan Tahun
Anggaran 2019 Untuk mendukung Percepatan
Rehabilitasi dan Rekontruksi Pasca Bencana Gempa
Bumi;
31. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019
tentang Pengelolaan Dana Desa;
32. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
33. Peraturan Menteri Desa dan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2019 tentang
Musyawarah Desa;
34. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2019 Tentang Pedoman Umum Pembangunan
Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa;
35. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 3 Tahun
2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan
Daerah;
4
36. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 8 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah;
37. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 10 Tahun
2017 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Daerah.
38. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 6 Tahun
2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2019;
39. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 22 Tahun 2010
tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan
Daerah Pemerintah Kabupaten Ciamis;
40. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 50 Tahun 2019 tentang
Tatacara Pengadaan Barang/Jasa di Desa;
41. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 26 Tahun 2015 Tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Pengelolaan Teknologi Tepat Guna;
42. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 66 Tahun 2016 Tentang
Pentunjuk Teknis Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa dan Rencana Kerja Pembangunan Desa
Serta Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Desa di
Kabupaten Ciamis;
43. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 38 Tahun 2018 Tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2019.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN TEKNIS
KEGIATAN YANG DIBIAYAI DANA DESA TAHUN 2020
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Ciamis.
2. Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan asas tugas
5
pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
3. Badan Pengelolaan Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat BPKD
adalah Perangkat Daerah sebagai unsur pembantu Bupati dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset.
4. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang selanjutnya disingkat
DPMD adalah Perangkat Daerah yang menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang menjadi
kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada
Daerah sesuai dengan bidang tugasnya.
5. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah
6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
7. Desa adalah Desa dan Desa Adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama
lain dibantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Desa.
10. Pendampingan Desa adalah Kegiatan untuk melakukan tindakan
pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian,
pengarahan dan fasilitasi Desa.
11. Pendamping Desa adalah Tenaga Pendamping Profesional yang di
tugaskan oleh Kemendesa dan PDTT untuk melakukan tindakan
pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian,
pengarahan dan fasilitasi Desa.
12. Teknologi Tepat Guna yang selanjutnya disebut TTG adalah Teknologi
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab
permasalahan masyarakat, tidak merusak lingkungan, dapat
6
dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat secara mudah, serta
menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan.
13. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan,
pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat
APBD, adalah suatu rencana keuangan tahunan daerah yang dibahas
dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwailan
Rakyat Daerah dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut
APBDesa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Desa.
16. Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan
pertanggungjawaban keuangan desa.
17. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa adalah Kepala Desa
atau sebutan nama lain yang karena jabatannya mempunyai kewenangan
menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan desa.
18. Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa yang selanjutnya disingkat PPKD
adalah unsur Perangkat Desa yang membantu Kepala Desa untuk
melaksanakan pengelolaan keuangan desa.
19. Panitia Pelaksana Kegiatan yang berasal dari unsur pemerintah desa dan
lembaga kemasyarakatan desa atau masyarakat yang di anggap mampu.
20. Musyawarah Rencana Pembangunan Desa yang selanjutnya disebut
Musrenbang Desa adalah forum antar pelaku di Desa dalam rangka
menyusun Rencana Pembangunan Desa.
21. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya
disingkat RPJM Desa, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa
untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.
22. Rencana Kerja Pemerintah Desa, yang selanjutnya disebut RKP Desa,
adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
23. Rencana Anggaran Biaya, yang selanjutnya disingkat RAB adalah
perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah
serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan.
24. Musyawarah Desa adalah Musyawarah antar Badan Permusyawaratan
Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh
7
Badan Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat
strategis.
25. Penyelenggara Musyawarah Desa adalah Pemerintahan Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, dan unsur masyarakat.
26. Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul adalah Hak yang merupakan
warisan yang masih hidup dan prakarsa desa atau prakarsa masyarakat
desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat.
27. Kewenangan Lokal Berskala Desa adalah kewenangan untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh
Desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul
karena perkembangan Desa dan prakasa masyarakat Desa.
28. Rekening Kas Umum Negara, yang selanjutnya disingkat RKUN adalah
rekening tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara yang menampung seluruh
pengeluaran negara pada bank sentral.
29. Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RKUD, adalah
rekening tempat penyimpanan uang Daerah yang ditentukan oleh Bupati
untuk menampung seluruh penerimaan Daerah untuk membayar seluruh
pengeluaran Daerah pada bank yang ditetapkan.
30. Rekening Kas Desa, yang selanjutnya disingkat RKD adalah rekening
tempat penyimpanan uang Pemerintahan Desa yang menampung seluruh
penerimaan Desa dan untuk membayar seluruh pengeluaran Desa pada
bank yang ditetapkan.
31. Tipologi Desa adalah keadaan dan kenyataan karakteristik geografis,
sosiologis, antropologis, ekonomi, dan ekologi Desa yang khas, serta
perubahan atau perkembangan dan kemajuan Desa.
32. Desa Mandiri adalah Desa maju yang memiliki kemampuan
melaksanakan pembangunan Desa untuk peningkatan kualitas hidup
dan kehidupan sebesar besarnya kesejahteraan masyarakat Desa dengan
ketahanan ekonomi, dan ketahanan ekologi secara berkelanjutan.
33. Desa Maju adalah Desa yang memiliki potensi sumber daya sosial,
ekonomi dan ekologi, serta kemampuan mengelolanya untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat Desa, kualitas hidup manusia, dan
menanggulangi kemiskinan.
34. Desa Berkembang adalah Desa potensial menjadi Desa Maju, yang
memiliki potensi sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi tetapi belum
mengelolanya secara optimal untuk peningkatan kesejahteraan
8
masyarakat Desa, kualitas hidup manusia dan menanggulangi
kemiskinan.
35. Desa Tertinggal adalah Desa yang memiliki potensi sumber daya sosial,
ekonomi, dan ekologi tetapi belum, Tipologi Desa adalah keadaan dan
kenyataan karakteristik geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi, dan
ekologi Desa yang khas, serta perubahan atau perkembangan dan
kemajuan Desa.
36. Desa Sangat Tertinggal adalah Desa yang mengalami kerentanan karena
masalah bencana alam, goncangan ekonomi, dan konflik sosial sehingga
tidak berkemampuan mengelola potensi sumber daya sosial, ekonomi,
dan ekologi, serta mengalami kemiskinan dalam berbagai bentuknya.
37. Indeks Desa Membangun yang selanjutnya disingkat IDM adalah Indeks
Komposit yang dibentuk dari Indeks Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan
Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi Desa.
38. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa yang selanjutnya disingkat KPMD
adalah warga setempat yang di pilih melalui Musyawarah Desa dan
ditetapkan melalui Keputusan Kepala Desa untuk melakukan
pendampingan secara organik di tingkat Desa.
39. Padat Karya Tunai di Desa adalah merupakan kegiatan pemberdayaan
masyarakat marginal/miskin yang bersifat produktif berdasarkan
pemanfaatan sumber daya alam, tenaga kerja, dan teknologi lokal dalam
rangka mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendapatan dan
menurunkan angka stunting.
40. Penganggur yaitu penduduk yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang
mencari pekerjaan;
41. Setengah penganggur yaitu penduduk yang bekerja dibawah jam kerja
normal kurang dari 35 jam seminggu dan masih mencari pekerjaan atau
masih bersedia menerima pekerjaan;
42. Penduduk miskin yaitu memiliki pendapatan perkapita perbulan dibawah
garis kemiskinan sesuai yang dikeluarkan oleh SKPD/Dinas teknis;
43. Stunting yaitu penduduk yang memiliki balita bermasalah gizi buruk.
44. Alokasi Afirmasi adalah alokasi yang dihitung dengan memperhatikan
status Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal, yang memiliki jumlah
penduduk miskin tinggi.
9
BAB II
PEDOMAN TEKNIS PENGALOKASIAN DANA DESA
Pasal 2
(1). Kepala Desa bertanggungjawab atas penggunaan Dana Desa;
(2). Pemerintah Daerah dapat melakukan pendampingan atas penggunaan
Dana Desa;
Pasal 3
Penetapan Pedoman teknis Kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa bertujuan
untuk :
a. Memberikan acuan bagi penyelenggaraan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala Desa yang dibiayai dari Dana Desa dalam melaksanakan
program dan kegiatan;
b. Memberikan acuan bagi Pemerintah Desa dalam penyusunan kegiatan
yang dibiayai dari Dana Desa.
c. Memberikan acuan kepada pemerintah Desa dalam pembuatan
pengusulan permohonan bantuan Dana Desa dan Permohonan Pencairan
Dana Desa.
BAB III
PRINSIP, PRIORITAS, KRITERIA DAN PERENCANAAN
PENGGUNAAN DANA DESA
Pasal 4
Dana Desa yang bersumber dari APBN digunakan untuk mendanai
pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal
berskala desa diatur dan diurus oleh Desa yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Desa.
Bagian Kesatu
Prinsip Penggunaan Dana Desa
Pasal 5
(1) Prinsip-prinsip penggunaan Dana Desa didasarkan pada :
a. Kebutuhan prioritas;
b. Keadilan;
c. Kewenangan desa;
d. Focus;
10
e. Partisipatif;
f. Swakelola; dan
g. Berbasis sumber daya desa;
(2) Kebutuhan prioritas mendahulukan kepentingan Desa yang lebih
mendesak, lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan
kepentingan sebagian besar masyarakat.
(3) Terfokus mengutamakan pilihan penggunaan Dana Desa pada 3 (tiga)
sampai dengan 5 (lima) jenis kegiatan sesuai dengan kebutuhan prioritas
nasional, provinsi, kabupaten dan desa, dan tidak dilakukan praktik
penggunaan dana desa yang dibagi rata.
(4) Partisipatif: mengutamakan prakarsa, kreativitas dan peran serta
masyarakat Desa.
(5) Swakelola: mengutamakan kemandirian Desa dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan Desa yang dibiayai Dana Desa.
(6) Berbasis sumber daya Desa: mengutamakan pendayagunaan sumber
daya manusia dan sumberdaya alam yang ada di Desa dalam
pelaksanaan pembangunan yang dibiayai Dana Desa.
(7) Tipologi Desa yang berdasarkan perkembangan kemajuan Desa
merupakan dasar dalam penyusunan prioritas pembangunan Desa
dengan menggunakan data Indeks Desa Membangun (IDM) yang
dikeluarkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi.
(8) Dalam perencanaan program dan kegiatan pembangunan Desa serta
pemberdayaan masyarakat Desa, Desa mempertimbangkan Tipologi Desa
berdasarkan tingkat perkembangan kemajuan Desa, meliputi :
a. Desa Tertinggal dan/atau Desa Sangat Tertinggal;
b. Desa Berkembang; dan
c. Desa Maju dan/atau Desa Mandiri.
(9) Data Indeks Desa Membangun (IDM) sebagaimana dimaksud pada ayat
(7) tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Bagian Kedua
Prioritas Penggunaan Dana Desa
Pasal 6
Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai belanja Pembangunan Desa dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
11
Pasal 7
Prioritas Penggunaan Dana Desa harus memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi masyarakat Desa berupa :
a. Peningkatan kualitas hidup;
b. Peningkatan kesejahteraan;
c. Penanggulangan kemiskinan; dan
d. Peningkatan pelayanan publik.
Pasal 8
Pasal 9
(1) Kegiatan pelayanan sosial dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
ayat (1) meliputi :
12
a. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, serta pemeliharaan
sarana dan prasarana dasar untuk pemenuhan kebutuhan :
1) Lingkungan pemukiman;
2) Transportasi;
3) Energi;
4) Informasi dan komunikasi; dan
5) Sosial.
b. pengadaan, pembangunan, pengembangan, serta pemeliharaan
sarana dan prasarana pelayanan sosial dasar untuk pemenuhan,
pemulihan serta peningkatan kualitas :
1) Kesehatan dan gizi masyarakat; dan
2) Pendidikan dan kebudayaan.
c. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, serta pemeliharaan
sarana dan prasarana ekonomi masyarakat Desa meliputi :
1) Usaha budidaya pertanian (on farm/off farm) dan/atau
perikanan untuk ketahanan pangan
2) Usaha industri kecil dan/atau industri rumahan, dan
pengolahan pasca panen; dan
3) Usaha ekonomi budidaya pertanian (on farm/off farm) dan/atau
perikanan berskala produktif meliputi aspek produksi, distribusi
dan pemasaran yang difokuskan pada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk
unggulan kawasan perdesaan.
d. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, serta pemeliharaan
sarana dan prasarana lingkungan alam untuk :
1) Kesiapsiagaan menghadapi bencana alam;
2) Penanganan bencana alam; dan
3) Pelestarian lingkungan hidup.
e. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, serta pemeliharaan
sarana dan prasarana lingkungan sosial untuk :
1) Konflik sosial; dan
2) Bencana sosial.
(2) Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan, sarana
dan prasarana selain sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat (1)
dilakukan sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan melalui
Musyawarah Desa.
13
Pasal 10
(1) Program sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) huruf a meliputi :
a. Pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan;
b. Pembangunan dan pengembangan embung dan/atau penampungan
air kecil lainnya;
c. Pembangunan dan pengembangan sarana prasarana olahraga desa;
dan
d. Pembentukan dan pengembangan badan usaha milik desa dan/atau
badan usaha milik desa bersama.
(2) Program sebagaimana dimaksud pada pasal 8 ayat (2) dapat menjadi
layanan usaha yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa atau Badan
Usaha Milik Desa Bersama.
(3) Program peningkatan kesejahteraan masyarakat selain sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan kewenangan Desa dan
diputuskan melalui Musyawarah Desa.
Pasal 11
(1) Kegiatan akselerasi ekonomi keluarga dan padat karya tunai sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) huruf c dilakukan secara swakelola oleh
Desa dengan mendayagunakan sumber daya alam, teknologi tepat guna,
inovasi, dan sumber daya manusia di Desa.
(2) Pendayagunaan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan dengan cara :
a. Memanfaatkan Dana Desa untuk bidang pembangunan Desa;
b. Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa melalui pembayaran
upah yang dilakukan secara harian atau mingguan; dan
c. Menciptakan lapangan kerja.
(3) Pelaksanaan kegiatan padat karya tunai sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak dikerjakan pada saat musim panen.
(4) Pendayagunaan sumber daya alam, teknologi tepat guna, inovasi, dan
sumber daya manusia.
Pasal 12
(1) Peningkatan pelayanan publik bidang kesehatan Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4), yaitu :
a. Perbaikan gizi untuk pencegahan kekurangan gizi kronis (stunting);
14
b. Peningkatan pola hidup bersih dan sehat; dan
c. Pencegahan kematian ibu dan anak.
(2) Peningkatan pelayanan publik bidang pendidikan dan kebudayaan di
Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4), paling sedikit
meliputi :
a. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini (PAUD);
b. Penanganan anak usia sekolah yang tidak sekolah, putus sekolah
karena ketidakmampuan ekonomi; dan
c. Pengembangan kebudayaan Desa sesuai dengan kearifan lokal.
(3) Peningkatan pelayanan publik bidang sosial di Desa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (4) yaitu perlindungan terhadap kelompok
masyarakat rentan meliputi perempuan, lanjut usia, anak dan warga
masyarakat berkebutuhan khusus.
Bagian Ketiga
Kriteria Penggunaan Dana Desa
Pasal 13
Kegiatan yang dibiyai Dana Desa harus memenuhi kriteria :
a. Kegiatan yang menurut pertimbangan dalam musyawarah desa perlu
segera dilakukan;
b. Berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan;
c. Berdampak terhadap peningkatan capaian data Indeks Desa Membangun
(IDM);
d. Didukung swadaya/partisipatif masyarakat;
e. Memiliki potensi berkembang dan berkelanjutan;
f. Diutamakan kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat;
g. Berbasis pengembangan ekonomi perdesaan;
h. Khusus pada bidang pembangunan dilaksanakan dengan cara padat
karya tunai;
i. Bagi desa yang mendapatkan alokasi afirmasi wajib mempergunakan
alokasi afirmasi untuk kegiatan penanggulangan kemiskinan.
15
keluarga dengan balita gizi buruk yang bersifat produktif berdasarkan
pemanfaatan sumber daya alam, tenaga kerja, dan teknologi lokal dalam
rangka mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendapatan dan menurunkan
angka stunting
1. Kerangka pikir model Padat Karya Tunai di Desa sebagai berikut :
a. Ditujukan bagi:
1) anggota keluarga miskin
2) penganggur dari keluarga miskin
3) setengah penganggur dari keluarga miskin
4) anggota keluarga dengan balita gizi buruk dan/atau stunting
b. Memberikan kesempatan kerja sementara;
c. Menciptakan kegiatan yang berdampak pada peningkatan
pendapatan tanpa sepenuhnya menggantikan pekerjaan yang lama;
d. Mekanisme dalam penentuan upah dan pembagian upah dibangun
secara partisipatif dalam musyawarah desa;
e. Berdasarkan rencana kerja yang disusun sendiri oleh desa sesuai
dengan kebutuhan lokal; dan
f. Difokuskan pada pembangunan sarana prasarana perdesaan atau
pendayagunaan sumber daya alam secara lestari berbasis
pemberdayaan masyarakat.
2. Manfaat Padat Karya Tunai :
a. Menyediakan lapangan kerja bagi penganggur, setengah penganggur,
keluarga miskin, dan keluarga dengan balita gizi buruk dan/atau
stunting;
b. Menguatkan rasa kebersamaan, keswadayaan, gotong-royong dan
partisipasi masyarakat;
c. Mengelola potensi sumber daya lokal secara optimal;
d. Meningkatkan produktivitas, pendapatan dan daya beli masyarakat
desa; dan
e. Mengurangi jumlah penganggur, setengah penganggur, keluarga
miskin dan keluarga dengan balita penderita kurang gizi dan/atau
stunting.
3. Dampak
a. Terjangkaunya (aksesibilitas) masyarakat Desa terhadap pelayanan
dasar dan kegiatan sosial-ekonomi;
b. Turunnya tingkat kemiskinan perdesaan;
c. Turunnya tingkat pengangguran perdesaan;
16
d. Turunnya jumlah balita kurang gizi di perdesaan; dan
e. Turunnya arus migrasi dan urbanisasi.
Bagian Keempat
Perencanaan Penggunaan Dana Desa
Pasal 15
(1) Perencanaan Penggunaan Dana Desa Mengacu kepada RKP Desa.
(2) Perencanaan penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), berdasarkan Hasil Musyawarah Desa dituangkan ke dalam Berita
Acara Kesepakatan Musyawarah Desa yang ditandatangani oleh Ketua
17
Badan Permusyawaratan Desa, Kepala Desa dan salah seorang
perwakilan dari unsur masyarakat Desa.
(3) Dalam hal Ketua BPD dan/atau Kepala Desa berhalangan hadir, maka
penandatangan Berita Acara Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dapat dilaksanakan oleh yang mewakili Ketua BPD dan/atau
Kepala Desa.
(4) Format Berita Acara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tercantum
dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
BAB IV
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
UNTUK PEMBANGUNAN DESA
Pasal 16
(1) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana Desa
1. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana lingkungan pemukiman, antara lain:
a. Pembangunan dan/atau perbaikan rumah sehat untuk fakir
miskin;
b. Penerangan lingkungan pemukiman;
c. Pedestrian;
d. Drainase;
e. Tandon air bersih atau penampung air hujan bersama;
f. Pipanisasi untuk mendukung distribusi air bersih ke rumah
penduduk;
g. Alat pemadam kebakaran hutan dan lahan;
h. Sumur resapan;
i. Selokan;
j. Tempat pembuangan sampah;
k. Gerobak sampah;
l. Kendaraan pengangkut sampah;
m. Mesin pengolah sampah;
n. Pembangunan ruang terbuka hijau;
o. Pembangunan bank sampah desa; dan
18
p. Sarana prasarana lingkungan pemukiman lainnya yang sesuai
dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah
desa.
2. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan
sarana prasarana Umum dan transportasi, antara lain:
a. Jalan pemukiman;
b. Jalan desa antara permukiman ke wilayah pertanian;
c. Jalan poros desa;
d. Jalan desa antara permukiman ke lokasi wisata;
e. Jembatan desa, loneng;
f. Gorong-gorong, plat duicker, kirmir;
g. Terminal desa;
h. Pembukaan jalan desa, jalan lingkungan;
i. Pengerasan jalan desa, jalan lingkugan;
j. Area parkir, rest area;
k. Tembok penahan tanah;
l. Bronjong; dan
m. Sarana prasarana umum dan transportasi lainnya yang sesuai
dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah
desa.
3. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana energi, antara lain:
a. Pembangkit listrik tenaga mikrohidro;
b. Pembangkit listrik tenaga diesel;
c. Pembangkit listrik tenaga matahari;
d. Instalasi biogas;
e. jaringan distribusi tenaga listrik ( bukan pln); dan;
f. Sarana prasarana energi lainnya yang sesuai dengan
kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah desa.
4. Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana informasi dan komunikasi, antara lain:
a. Jaringan internet untuk warga Desa;
b. Website Desa;
c. Peralatan pengeras suara (loudspeaker);
d. Radio Single Side Band (SSB); dan
e. Sarana prasarana komunikasi lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
19
(2) Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial Dasar
1. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana kesehatan, antara lain:
a. Air bersih berskala Desa;
b. Pipanisasi air bersih;
c. Sanitasi lingkungan;
d. Septictank;
e. Jambanisasi;
f. Mandi, cuci, kakus (MCK);
g. Mobil, motor untuk ambulance Desa;
h. Alat bantu penyandang disabilitas;
i. Panti rehabilitasi penyandang disabilitas;
j. Balai pengobatan;
k. Posyandu;
l. Poskesdes/polindes;
m. Pos pembinaan terpadu (posbindu);
n. Tikar pertumbuhan (alat ukur tinggi badan untuk bayi) sebagai
media deteksi dini stunting;
o. Reagen rapid tes kid untuk menguji sampel-sampel makanan;
dan
p. Sarana prasarana kesehatan lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
2. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana pendidikan dan kebudayaan antara lain:
a. Taman bacaan masyarakat;
b. Bangunan pendidikan anak usia dini;
c. Pengembangan bangunan/rehabilitasi gedung paud untuk paud
Hi;
d. Buku dan peralatan belajar pendidikan anak usia dini lainnya;
e. Wahana permainan anak di pendidikan anak usia dini;
f. Taman belajar keagamaan;
g. Bangunan perpustakaan desa;
h. Buku/bahan bacaan;
i. Balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat;
j. Sanggar seni;
k. Film dokumenter;
l. Peralatan kesenian dan kebuadayaan;
20
m. Pengadaan media komunikasi, informasi, dan edukasi (kie)
terkait hak anak, gizi dan kesehatan ibu dan anak serta isu
anak lain, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di
desa;
n. Sarana dan prasarana perjalanan ana ked an dari sekolah yang
aman bagi anak; dan
o. Sarana prasarana pendidikan dan kebudayaan lainnya yang
sesuai dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam
musyawarah desa
(3) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana usaha ekonomi Desa
1. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana produksi usaha pertanian untuk ketahanan pangan dan
usaha pertanian berskala produktif yang difokuskan kepada
pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa dan/atau
produk unggulan kawasan perdesaan, antara lain:
a. Bendungan berskala kecil;
b. Pembangunan atau perbaikan embung;
c. Irigasi desa;
d. Percetakan lahan pertanian;
e. Kolam ikan;
f. Kandang ternak;
g. Mesin pakan ternak;
h. Mesin penetas telur;
i. Pengeringan hasil pertanian
j. Embung desa;
k. Gudang penyimpanan sarana produksi pertanian (saprotan);
dan
l. Sarana prasarana produksi pertanian lainnya yang sesuai
dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah
desa.
2. Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana pengolahan hasil pertanian untuk ketahanan pangan
dan usaha pertanian yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
21
a. Pengeringan hasil pertanian seperti: lantai jemur gabah, jagung,
kopi, coklat, kopra;
b. Lumbung desa dan;
c. Sarana dan prasarana pengolahan hasil pertanian lainnya yang
sesuai dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam
musyawarah desa.
3. Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana jasa serta usaha industri kecil dan/atau industri
rumahan yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan
produk unggulan desa dan/atau produk unggulan kawasan
perdesaan, antara lain:
a. Mesin jahit;
b. Peralatan bengkel kendaraan bermotor;
c. Mesin penepung ketela pohon;
d. Mesin bubut untuk mebeler;
e. Roaster kopi;
f. Mesin percetakan;
g. Bioskop mini; dan
h. Sarana dan prasarana jasa serta usaha industri kecil dan/atau
industri rumahan lainnya yang sesuai dengan kewenangan desa
dan diputuskan dalam musyawarah desa.
4. Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana pemasaran yang difokuskan kepada pembentukan
dan pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk
unggulan kawasan perdesaan, antara lain:
a. Pasar Desa;
b. Kios Desa;
c. Pasar hewan;
d. Pasar sayur;
e. Toko online;
f. Gudang barang;
g. Sarana dan prasarana pemasaran lainnya sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
5. Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana Desa Wisata, antara lain:
a. Pondok wisata;
b. Panggung hiburan;
22
c. Kios cenderamata;
d. Kios warung makan;
e. Wahana permainan anak;
f. Wahana permainan outbound;
g. Taman rekreasi;
h. Tempat penjualan tiket;
i. Rumah penginapan;
j. Angkutan wisata;
k. Internet corner;
l. Sarana dan prasaran kebersihan;
m. Pembuatan media promosi (brosur, leaflet, audio visual); dan
n. Sarana dan prasarana desa wisata lainnya yang sesuai dengan
kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah desa.
6. Pengadaan, pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk kemajuan
ekonomi yang difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan
produk unggulan desa dan/atau produk unggulan kawasan
perdesaan, antara lain:
a. Penggilingan padi;
b. Peraut kelapa;
c. Penepung biji-bijian;
d. Pencacah pakan ternak;
e. Mesin sangrai kopi;
f. Pemotong/pengiris buah dan sayuran;
g. Pompa air;
h. Traktor mini;
i. Kolam budidaya;
j. Pengelolaan limbah sampah; dan
k. Sarana dan prasarana lainnya yang sesuai dengan kewenangan
desa dan diputuskan dalam musyawarah desa.
(4) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana untuk pelestarian lingkungan hidup antara lain:
1. Pembuatan terasering;
2. Kolam untuk mata air;
3. Plesengan sungai;
4. Pencegahan kebakaran hutan dan;
23
5. Sarana prasarana untuk pelestarian lingkungan hidup lainnya yang
sesuai dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah
desa.
(5) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana untuk penanggulangan bencana alam dan/atau kejadian luar
biasa lainnya yang meliputi:
1. Kegiatan tanggap darurat bencana alam;
2. Pembangunan jalan evakuasi dalam bencana alam;
3. Pembangunan gedung pengungsian;
4. Pembersihan lingkungan perumahan yang terkena bencana alam;
5. P3k untuk bencana;
6. Alat pemedam api (apar) di desa;
7. Rehabilitasi dan rekonstruksi lingkungan perumahan yang terkena
bencana alam; dan
8. Sarana prasarana untuk penanggulangan bencana yang lainnya
sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.
BAB V
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Pasal 17
(1) Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial Dasar
1. Pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain:
a. Penyediaan air bersih;
b. Pelatihan pengelolaan air minum
c. Pelayanan kesehatan lingkungan;
d. Bantuan insentif untuk kader paud, kader posyandu dan kader
pembangunan manusia (kpm);
e. Alat bantu penyandang disabilitas;
f. Sosialisasi dan advokasi sarana dan prasarana yang ramah
terhadap anak penyandang disabilitas;
g. Adanya posko Rumah Desa Sehat (RDS) untuk melaksanakan
kegiatan yang berkaitan dengan konvergensi stunting;
24
h. Pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan sehat
untuk peningkatan gizi bagi balita dan anak sekolah;
i. Kampanye dan promosi hak-hak anak, ketrampilan
pengasuhan anak dan perlindungan anak serta pencegahan
perkawinan anak;
j. Kampanye dan promosi gerakan makan ikan;
k. Sosialisasi gerakan aman pangan;
l. Praktek atau demo pemberian makanan bagi bayi dan anak
(pmba), stimulasi tumbuh kemban, phbs, dan lain lain di
layanan kesehatan dan sosial dasar desa posyandu, bkb, pkk,
dll);
m. Pengelolaan balai pengobatan desa dan persalinan;
n. Pelatihan pengembangan apotek hidup desa dan produk
hotikultura;
o. Perawatan kesehatan dan/atau pendampingan untuk ibu
hamil, nifas dan menyusui, keluarganya dalam merawat anak
dan lansia;
p. Penguatan pos penyuluhan desa (posluhdes);
q. Pendampingan pasca persalinan, kunjungan nifas, dan
kunjungan neonatal;
r. Pendampingan untuk pemberian imunisasi, stimulasi
perkembangan anak, peran ayah dalam pengasuhan, dll;
s. Sosialisasi dan kampanye imunisasi;
t. Kampanye dan promosi perilaku hidup bersih dan sehat (phbs),
gizi seimbang, pencegahan penyakit seperti diare, penyakit
menular, penyakit seksual, hiv/aids tuberkulosis, hipertensi,
diabetes mellitus dan gangguan jiwa;
u. Sosialisasi dan promosi keluarga berencana serta kesehatan
reproduksi di tingkat desa;
v. Kampanye kependudukan, keluarga berencana dan
pembangunan keluarga;
w. Pelatihan pengelolaan kapasitas kelompok usaha peningkatan
pendapatan keluarga sejahtera (uppks);
x. Peningkatan peran mitra desa dalam pengelolaan
pengembangan keterampilan kelompok uppks berbasis era
digitalisasi;
y. Pengelolaan kegiatan rehabilitasi bagi penyandang disabilitas;
25
z. Pelatihan kader kesehatan masyarakat untuk gizi, kesehatan,
air bersih, sanitasi, pengasuhan anak, stimulasi, pola konsumsi
dan lainnya;
aa. Pelatihan kader untuk melakukan pendampingan dalam
memberi asi, pembuatan makanan pendamping asi, stimulasi
anak, cara menggosok gigi, dan cuci tangan pakai sabun untuk
1000 hari pertama kehidupan;
bb. Pelatihan kader kependudukan, keluarga berencana dan
pembangunan keluarga;
cc. Pelatihan hak-hak anak, ketrampilan pengasuhan anak dan
perlindungan anak;
dd. Pelatihan kader keamanan pangan desa;
ee. Sosialisasi keamanan pangan kepada masyarakat dan pelaku
usaha pangan;
ff. Penyuluhan kesehatan dampak penggunaan kompresor dalam
penangkapan ikan dan
gg. Sosialisasi bahaya narkoba;
hh. Kegiatan pengelolaan pelayanan kesehatan masyarakat desa
lainnya yang sesuai dengan kewenangan desa dan diputuskan
dalam musyawarah desa.
2. Pengelolaan kegiatan pelayanan pendidikan dan kebudayaan antara
lain:
a. Bantuan insentif guru/pembina PAUD/TK/TPA/TPQ;
b. Bantuan insentif guru taman belajar keagamaan;
c. Bantuan incentive taman belajar anak;
d. Bantuan incentive fasilitator pusat kegiatan belajar masyarakat
(PKBM)
e. Penyelenggaraan pengembangan anak usia dini secara holistik
integrative (PAUD HI);
f. Penyelenggaraan kelas pengasuhan/parenting bagi orangtua
anak usia 0-2 tahun;
g. Pembiayaan pelatihan guru PAUD tentang konvergensi
pencegahan stunting di Desa;
h. Pelatihan untuk kader pembangunan manusia (KPM);
i. Penyuluhan manfaat data kependudukan bagi kader
pembangunan Desa;
26
j. Pelatihan keterampilan perlindungan anak dan keterampilan
kerja bagi remaja yang akan memasuki dunia kerja;
k. Pelatihan dan penyelengaraan kursus seni budaya;
l. Bantuan pemberdayaan bidang seni, budaya, agama, olahraga,
dan pendidikan non formal lainnya;
m. Pelatihan pembuatan film dokumenter, jurnalis, pembuatan dan
penggunaan media, blog, dan internet (film, foto, tulisan, vlog,
dan media lainnya)
n. Pelatihan dan KIE tentang pencegahan perkawinan anak;
o. Pelatihan dan KIE tentang pencegahan dan penanganan
kekerasan pada perempuan dan anak, termasuk tindak pidana
perdagangan orang;
p. Bantuan pendampingan kepada anak tidak sekolah (ATS) bagi
warga miskin;
q. Pemberian bantuan peralatan pendidikan sebelum anak
diterima di satuan pendidikan bagi warga miskin;
r. Pemberian bantuan biaya pendidikan untuk anak dari keluarga
tidak mampu, minimal jenjang pendidikan menengah;
s. Pemberian bantuan biaya pendidikan untuk anak berkebutuhan
khusus;
t. Penyelenggaraan pendidikan keluarga dan penguatan parenting
bagi orang tua yang memiliki anak usia sekolah;
u. Pelatihan menenun/membatik dengan menggunakan warna
alam, motif-motif yang sudah ada dan/atau diciptakan sendiri
dan/atau sesuai tren;
v. Pelatihan Pembuatan produk/karya kreatif yang merupakan
keunikan/ke- khas-an Desa tersebut sesuai kebutuhan pasar;
w. Pelatihan alat musik khas daerah setempat atau modern.
x. Pelatihan penggunaan perangkat produksi barang/jasa kreatif,
seperti mesin jahit, alat ukir, kamera, komputer, mesin
percetakan;
y. Pelatihan kepada pelaku ekonomi kreatif untuk berpromosi baik
di media online atau offline;
z. Pelatihan pelaku ekonomi kreatif pemula bagi masyarakat Desa;
aa. Pelatihan cara konservasi produk/karya kreatif bagi para pelaku
kreatif, misalnya cara pendokumentasian melalui tulisan dan
visual;
27
bb. Pelatihan pengelolaan keuangan sederhana dalam mengakses
permodalan baik di bank dan non-bank;
cc. Pendidikan keterampilan non-formal berbasis potensi Desa;
dd. Pendidikan/pelatihan konservasi sumberdaya pesisir; dan
ee. Kegiatan pengelolaan pendidikan dan kebudayaan lainnya yang
sesuai dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.
(2) Pengelolaan sarana prasarana Desa berdasarkan kemampuan teknis dan
sumber daya lokal yang tersedia :
1. Pengelolaan lingkungan perumahan Desa, antara lain:
a. Pengelolaan sampah berskala rumah tangga;
b. Pengelolaan sarana pengolahan air limbah; dan
c. Pengelolaan lingkungan pemukiman lainnya yang sesuai dengan
kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah desa.
2. Pengelolaan transportasi Desa, antara lain:
a. Pengelolaan terminal Desa; dan
b. Pengelolaan transportasi lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa.
3. Pengembangan energi terbarukan, antara lain:
a. Pengolahan limbah peternakan untuk energi biogas;
b. Pembuatan bioethanol dari ubi kayu;
c. Pengolahan minyak goreng bekas menjadi biodiesel;
d. Pengelolaan pembangkit listrik tenaga angin; dan
e. Pengembangan energi terbarukan lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
4. Pengelolaan informasi dan komunikasi, antara lain:
a. Sistem informasi Desa;
b. Website Desa;
c. Pengelolaan system informasi pencatatan hasil tangkapan ikan;
d. Radio komunitas; dan
e. Pengelolaan informasi dan komunikasi lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah
Desa.
(3) Pengelolaan usaha ekonomi produktif serta pengelolaan sarana dan
prasarana ekonomi
1. Pengelolaan produksi usaha pertanian untuk ketahanan pangan
dan usaha pertanian yang difokuskan kepada pembentukan dan
28
pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
a. Pembibitan tanaman pangan;
b. Pembibitan tanaman keras;
c. Pengadaan pupuk;
d. Pembenihan ikan air tawar;
e. Pengelolaan usaha hutan desa;
f. Pengelolaan usaha hutan sosial;
g. Pengadaan bibit/induk ternak;
h. Inseminasi buatan;
i. Pengadaan pakan ternak;
j. Kerupuk;
k. Keripik jamur;
l. Keripik jagung;
m. Ikan asin;
n. Abon;
o. Susu;
p. Kopi;
q. Coklat;
r. Karet;
s. Olahan ikan;
t. Pelatihan pembibitan ikan air tawar; dan
u. Sarana dan prasarana produksi pertanian lainnya yang sesuai
dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah
desa.
2. Pengolahan usaha jasa dan industry kecil yang difokuskan kepada
pembentukan dan pengembangan produk unggulan desa dan/atau
produk unggulan kawasan perdesaan, antara lain:
a. Meubelair kayu dan rotan;
b. Alat-alat rumah tangga;
c. Pakaian jadi/konveksi kerajinan tangan;
d. Kain tenun;
e. Kain batik;
f. Bengkel kendaraan bermotor;
g. Pedagang di pasar;
h. Pedagang pengepul;
i. Pelatihan pengelolaan docking kapal;
29
j. Pelatihan pengelolaan kemitraan usaha perikanan tangkap;
k. Pelatihan pemasaran perikanan; dan
l. Pengelolaan jasa dan industri kecil lainnya yang sesuai dengan
kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah desa.
3. Pendirian dan pengembangan BUM Desa dan/atau BUMDesa
Bersama, antara lain:
a. Pendirian BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama;
b. Penyertaan modal BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama;
c. Penguatan permodalan BUM Desa dan/atau BUM Desa
Bersama;dan
d. Kegiatan pengembangan bumdesadan/atau BUM Desa Bersama
lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa diputuskan
dalam musyawarah Desa.
4. Pengembangan usaha BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama yang
difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk
unggulan desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan,
antara lain:
a. Pengelolaan hutan Desa;
b. Pengelolaan hutan Adat;
c. Industri air minum;
d. Industri pariwisata Desa;
e. Industri pengolahan ikan; dan
f. Produk unggulan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa
diputuskan dalam musyawarah Desa.
5. Pengembangan usaha BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama yang
difokuskan pada pengembangan usaha layanan jasa, antara lain:
a. Pembangunan dan penyewaan sarana prasarana olahraga;
b. Pengadaan dan penyewaan alat transportasi;
c. Pengadaan dan penyewaan peralatan pesta; dan
d. Pengadaan atau pembangunan sarana prasarana lainnya yang
sesuai dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam
musyawarah desa.
6. Pembentukan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat
dan/atau koperasi yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
a. Hutan kemasyarakatan;
30
b. Hutan tanaman rakyat;
c. Kemitraan kehutanan;
d. Pembentukan usaha ekonomi masyarakat;
e. Pembentukan dan pengembangan usaha industri kecil dan/atau
industri rumahan;
f. Bantuan sarana produksi, distribusi dan pemasaran untuk
usaha ekonomi masyarakat; dan
g. Pembentukan dan pengembangan usaha ekonomi lainnya yang
sesuai dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam
musyawarah desa.
7. Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna untuk kemajuan ekonomi yang
difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk
unggulan desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan,
antara lain:
a. Sosialisasi TTG;
b. Pos pelayanan teknologi Desa (Posyantekdes);
c. Percontohan TTG untuk produksi pertanian, pengembangan
sumber energi perdesaan, pengembangan sarana transportasi
dan komunikasi serta pengembangan jasa dan industri kecil;
dan
d. Pengembangan dan pemanfaatan TTG lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah
Desa.
8. Pengelolaan pemasaran hasil produksi usaha BUM Desa dan usaha
ekonomi lainnya yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
a. Penyediaan informasi harga/pasar;
b. Pameran hasil usaha bum desa, usaha ekonomi masyarakat
dan/atau koperasi;
c. Kerjasama perdagangan antar desa;
d. Kerjasama perdagangan dengan pihak ketiga; dan
e. Pengelolaan pemasaran lainnya yang sesuai dengan
kewenangan desa yang diputuskan dalam musyawarah desa.
(4) Penguatan dan fasilitasi masyarakat Desa dalam kesiapsiagaan
menghadapi tanggap darurat bencana serta kejadian luar biasa lainnya
yang meliputi:
31
1. Penyediaan layanan informasi tentang bencana;
2. Pelatihan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana;
3. Pelatihan tenaga sukarelawan untuk penanganan bencana; dan
4. Penguatan kesiapsiagaan masyarakat yang lainnya sesuai dengan
kewenangan desa yang diputuskan dalam musyawarah desa.
(5) Pelestarian lingkungan hidup antara lain:
1. Pembibitan pohon langka;
2. Reboisasi;
3. Rehabilitasi lahan gambut;
4. Rehabilitasi hutan dan lahan;
5. Pembersihan daerah aliran sungai;
6. Hutan desa dan hutan masyarakat;
7. Perlindungan pohon disekitar sumber mata air;
8. Pengadaan pembibitan pohon perkebunan dan kehutanan;
9. Kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan desa yang
diputuskan dalam musyawarah desa.
(6) Pemberdayaan masyarakat Desa untuk memperkuat tata kelola Desa
yang demokratis dan berkeadilan sosial.
1. Mendorong partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan
pembangunan Desa yang dilaksanakan secara swakelola oleh Desa,
antara lain:
a. Pengembangan sistem informasi Desa (SID);
b. Pengembangan pusat kemasyarakatan Desa dan/atau balai
rakyat; dan
c. Kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
2. Merencanakan, menyusun, mengembangkan, program dan kegiatan
pembangunan Desa secara berkelanjutan dengan mendayagunakan
sumber daya manusia dan sumber daya alam yang ada di Desa,
antara lain:
a. Penyusunan arah pengembangan Desa;
b. Penyusunan rancangan program/kegiatan pembangunan Desa
yang berkelanjutan;
c. Pengelolaan sumber daya ikan;
d. Peningkatan kapasitas kelompok dalam pengelolaan perikanan;
e. Balai inkubasi dan kajian potensi desa;
32
f. Kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
3. Menyusun perencanaan pembangunan Desa sesuai dengan prioritas,
potensi, dan nilai kearifan lokal, antara lain:
a. Pendataan potensi dan aset Desa;
b. Penyusunan profil Desa/data Desa;
c. Penyusunan peta aset Desa;
d. Kegiatan lainnya yang sesuai kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
4. Menyusun perencanaan dan penganggaran yang berpihak kepada
kepentingan warga miskin, warga disabilitas, perempuan, anak, dan
kelompok marginal, antara lain:
a. Sosialisasi penggunaan dana Desa;
b. Penyelenggaraan musyawarah kelompok warga miskin, warga
disabilitas, perempuan, anak, dan kelompok marginal;
c. Pembentukan dan pengembangan Forum Anak Desa sebagai
pusat kemasyarakatan dan wadah partisipasi bagi anak-anak di
Desa;
d. Rembug stunting di Desa;
e. Rembug anak Desa khusus sebagai bagian dari musrenbangdes;
f. Pelatihan kepemimpinan perempuan sebagai bagian dari
musrenbangdes;
g. Penyusunan usulan kelompok warga miskin, warga disabilitas,
perempuan, anak, dan kelompok marginal; dan
h. Sosialisasi tentang kependudukan bagi kelompok masyarakat
dan keluarga;
i. Pelatihan bagi kader Desa tentang gender;
j. Pendataan penduduk rentan (misalnya anak dengan kebutuhan
khusus, kepala rumah tangga perempuan, dan sebagainya)
sebagai dasar pelaksanaan kegiatan yang bersifat afirmasi;
k. Pelatihan perencanaan dan penganggaran yang responsif gender
bagi fasilitator Desa;
l. Kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
5. Mengembangkan sistem transparansi dan akuntabilitas dalam
pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa,
antara lain:
33
a. Pengembangan sistem administrasi keuangan dan aset Desa
berbasis data digital;
b. Pengembangan laporan keuangan dan aset Desa yang terbuka
untuk publik;
c. Pengembangan sistem informasi Desa yang berbasis
masyarakat; dan
d. Kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
6. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyusunan kebijakan
Desa yang dilakukan melalui musyawarah Desa, antara lain :
a. Penyebarluasan informasi kepada masyarakat Desa perihal hal-
hal strategis yang akan dibahas dalam Musyawarah Desa;
b. Penyelenggaraan musyawarah Desa; dan
c. Kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.
7. Melakukan pendampingan masyarakat Desa melalui pembentukan
dan pelatihan kader pemberdayaan masyarakat Desa yang
diselenggarakan di Desa antara lain :
a. Pelatihan kader/pendamping forum anak (atau kelompok anak
lainnya) terkait hak anak, ketrampilan memfasilitasi anak, dan
pengorganisasian.
b. Pelatihan anggota forum anak terkait hak anak, data dasar
desa, aset desa, pengorganisasian, jurnalis warga, dan isu anak
lainnya; 3)
c. Advokasi pemenuhan hak anak, perempuan, difabel warga
miskin dan masyarakat marginal terhadap akses administrasi
kependudukan dan catatan sipil;
d. Peningkatan kapasitas kelompok nelayan, pembudidaya ikan,
petambak garam, pengolah ikan, dan pemasar ikan; dan
e. Kegiatan pendampingan masyarakat desa lainnya yang sesuai
dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah
desa.
8. Menyelenggarakan peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya
manusia masyarakat Desa untuk pengembangan Kesejahteraan
Ekonomi Desa yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk unggulan
kawasan perdesaan, antara lain:
34
a. Pelatihan usaha pertanian, perikanan, perkebunan, industri
kecil dan perdagangan;
b. Pelatihan industri rumahan;
c. Pelatihan teknologi tepat guna;
d. Pelatihan kerja dan keterampilan bagi masyarakat desa sesuai
kondisi desa;
e. Pelatihan pemandu wisata;
f. Interpretasi wisata;
g. Pelatihan bahasa asing;
h. Pelatihan digitalisasi;
i. Pelatihan pengelolaan desa wisata;
j. Pelatihan sadar wisata dan pembentukan kelompok sadar
wisata/pokdarwis;
k. Pelatihan penanganan penggunaan alat tangkap ramah
lingkungan;
l. Pelatihan pengemasan ikan/produk ikan;
m. Pelatihan teknik pemasaran online;
n. Pelatihan pembuatan rencana usaha perikanan; dan
o. Kegiatan peningkatan kapasitas lainnya untuk mendukung
pembentukan dan pengembangan produk unggulan desa
dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan yang sesuai
dengan kewenangan desa dan diputuskan dalam musyawarah
desa.
9. Melakukan pengawasan dan pemantauan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa dan pembangunan Desa yang dilakukan secara
partisipatif oleh masyarakat Desa, antara lain:
a. Pemantauan berbasis komunitas;
b. Audit berbasis komunitas;
c. Pengembangan unit pengaduan di desa;
d. Pengembangan bantuan hukum dan paralegal desa untuk
penyelesaian masalah secara mandiri oleh desa;
e. Pengembangan kapasitas paralegal desa;
f. Sosialisasi hukum bagi masyarakat desa;
g. Penyelenggaraan musyawarah desa untuk pertanggungjawaban
dan serah terima hasil pembangunan desa; dan
h. Kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan desa yang
diputuskan dalam musyawarah desa.
35
BAB VI
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA BERDASARKAN TIPOLOGI DESA DAN
KEGIATAN YANG MENDAPATKAN ALOKASI AFIRMASI
Pasal 18
Desa yang mendapatkan alokasi afirmasi wajib mempergunakan alokasi
afirmasi untuk kegiatan penanggulangan kemiskinan. Alokasi Afirmasi adalah
alokasi yang dihitung dengan memperhatikan status Desa Tertinggal dan
Desa Sangat Tertinggal, yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi.
Kegiatan penanggulangan kemiskian yang bersumber dari alokasi afirmasi
antara lain :
1) Pelatihan keahlian dan keterampilan kewirausahaan, yaitu pembekalan
keahlian untuk mengembangkan usaha secara mandiri bagi warga
miskin;
a. Pelatihan menjahit;
b. Pelatihan tata boga;
c. Pelatihan tata rias;
d. Pelatihan cukur rambut;
e. Kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan desa yang
diputuskan dalam musyawarah desa.
2) Pendampingan kelompok usaha mulai pembentukan, pelatihan
organisasi, analisis potensi, pengusulan kegiatan usaha produktif,
pelaksanaan kegiatan, akses keuangan permodalan, hingga
pengelolaan/pemasaran hasil bagi warga miskin;
3) Mengembangkan pelatihan usaha dan keahlian kerja bagi warga miskin;
a. Pelatihan pertukangan yang terampil;
b. Sekolah lapangan;
c. Pelatihan satpam;
d. Pelatihan pengobatan komplementer;
36
e. Pelatihan berbasis lifeskill;
f. Kegiatan lainnya yang sesuai dengan kewenangan desa yang
diputuskan dalam musyawarah desa.
4) Membangun prasarana produksi bersama untuk produk dan komoditas
unggulan Desa;
5) Mengembangkan sentra produksi dan pemasaran hasil warga miskin;
6) Mengembangkan bursa tenaga kerja terampil Desa yang berasal dari
warga miskin;
7) Memfasilitasi akses keuangan, permodalan dan pasar bagi bursa
komoditas, produksi dan tenaga kerja terampil Desa yang berasal dari
warga miskin;
8) Mendorong pemerintah Desa menyediakan infrastruktur ekonomi
pendukung seperti: balai latihan kerja untuk peningkatan kapasitas
masyarakat miskin, sentra produksi dan pemasaran produk serta
komoditas sebagai hasil pengembangan oleh waga miskin; dan
9) Kegiatan penanggulangan kemiskian lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
Pasal 19
Prioritas Penggunaan Dana Desa berdasarkan Tipologi Desa dan tingkat
perkembangan kemajuan Desa
1. Bidang Pembangunan Desa:
a. Desa Tertinggal dan/atau Desa Sangat Tertinggal memprioritaskan
kegiatan pembangunan Desa pada:
1) Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan
infrastruktur dasar; dan
2) Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur
ekonomi serta pengadaan sarana prasarana produksi, distribusi
dan pemasaran yang diarahkan pada upaya pembentukan
usaha ekonomi pertanian dan atau/perikanan berskala
produktif, usaha ekonomi pertanian dan atau/perikanan untuk
ketahanan pangan dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan
kepada pembentukan dan pengembangan produk unggulan
desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan.
b. Desa berkembang memprioritaskan kegiatan pembangunan Desa
pada:
37
1) Pembangunan, pengembangan, pemeliharaan infrastruktur
ekonomi; dan
2) Pengadaan sarana prasarana produksi, distribusi dan
pemasaran.
c. Pengadaan sarana dan prasarana digunakan untuk mendukung:
1) Penguatan usaha ekonomi pertanian dan atau/perikanan
berskala produktif;
2) Usaha ekonomi untuk ketahanan pangan dan usaha ekonomi
lainnya;
3) Pengadaan sarana prasarana sosial dasar dan lingkungan yang
diarahkan pada upaya mendukung pemenuhan akses
masyarakat Desa terhadap pelayanan sosial dasar dan
lingkungan; dan
4) Pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur dasar.
d. Desa Maju dan/atau Desa Mandiri memprioritaskan kegiatan
pembangunan pada:
1) Pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur
ekonomi serta pengadaan sarana prasarana produksi, distribusi
dan pemasaran untuk mendukung perluasan/ekspansi usaha
ekonomi pertanian dan atau/perikanan berskala produktif,
usaha ekonomi untuk ketahanan pangan dan usaha ekonomi
lainnya yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk
unggulan kawasan perdesaan;
2) Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur sosial dasar
serta pengadaan sarana prasarana sosial dasar dan lingkungan
yang diarahkan pada upaya mendukung peningkatan kualitas
pemenuhan akses masyarakat Desa terhadap pelayanan sosial
dasar dan lingkungan; dan
3) Pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur dasar.
38
pemasaran bagi usaha ekonomi pertanian berskala produktif
dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada
pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa
dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan.
2) Pembentukan usaha ekonomi warga/kelompok, dan/atau
lembaga ekonomi masyarakat Desa lainnya melalui akses
permodalan yang dikelola bumdesa dan/atau bumdesa,
pengelolaan produksi, distribusi dan pemasaran bagi usaha
ekonomi pertanian berskala produktif dan usaha ekonomi
lainnya yang difokuskan kepada pembentukan dan
pengembangan produk unggulan Desa dan/atau produk
unggulan kawasan perdesaan;
3) Pembentukan usaha ekonomi melalui pendayagunaan sumber
daya alam dan penerapan teknologi tepat guna; dan
4) Pembukaan lapangan kerja untuk pemenuhan kebutuhan
hidup bagi masyarakat Desa secara berkelanjutan.
b. Desa Berkembang memprioritaskan kegiatan pemberdayaan
masyarakat Desa untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat Desa yang meliputi:
1) Penguatan bumdesa dan/atau bumdesa Bersama melalui
penyertaan modal, pengelolaan produksi, distribusi dan
pemasaran bagi usaha ekonomi pertanian berskala produktif
dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada
pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa
dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan;
2) Penguatan usaha ekonomi warga/kelompok, dan/atau lembaga
ekonomi masyarakat Desa lainnya melalui akses permodalan
yang dikelola bumdesa dan/atau bumdesa, pengelolaan
produksi, distribusi dan pemasaran bagi usaha ekonomi
pertanian berskala produktif dan usaha ekonomi lainnya yang
difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk
unggulan Desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan;
3) Penguatan dan pengembangan usaha ekonomi melalui
pendayagunaan sumber daya alam dan penerapan teknologi
tepat guna;
4) Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja terampil dan
pembentukan wirausahawan di Desa; dan
39
5) Pengembangan lapangan kerja untuk pemenuhan kebutuhan
hidup masyarakat Desa secara berkelanjutan.
c. Desa Maju dan/atau Desa Mandiri memprioritaskan kegiatan
pemberdayaan masyarakat Desa untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi masyarakat Desa yang meliputi:
1) Perluasan usaha bumdesa dan/atau bumdesa Bersama melalui
penyertaan modal, pengelolaan produksi, distribusi dan
pemasaran bagi usaha ekonomi pertanian berskala produktif
dan usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada
pembentukan dan pengembangan produk unggulan Desa
dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan;
2) Perluasan usaha ekonomi warga/kelompok, dan/atau lembaga
ekonomi masyarakat Desa lainnya melalui akses permodalan
yang dikelola bumdesa dan/atau bumdesa, pengelolaan
produksi, distribusi dan pemasaran bagi usaha ekonomi
pertanian berskala produktif dan usaha ekonomi lainnya yang
difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan produk
unggulan Desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan;
3) Perluasan usaha ekonomi melalui pendayagunaan sumber daya
alam dan penerapan teknologi tepat guna;
4) Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kerja ahli di Desa;
dan
5) Perluasan/ekspansi lapangan kerja untuk pemenuhan
kebutuhan hidup masyarakat Desa secara berkelanjutan.
d. Desa Sangat Tertinggal, Desa Tertinggal, Desa Berkembang, Desa
Maju dan Desa Mandiri memprioritaskan kegiatan pemberdayaan
masyarakat Desa untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas
masyarakat Desa yang meliputi:
1) Pengelolaan secara partisipatif kegiatan pelayanan sosial dasar
di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan warga miskin,
pemberdayaan perempuan dan anak; dan
2) Pemberdayaan masyarakat marginal dan anggota masyarakat
desa penyandang disabilitas;
BAB VII
PENGELOLAAN, PENYALURAN, PENCAIRAN,
40
FASILITASI TEKNIS DAN VERIFIKASI DANA DESA
Bagian Kesatu
Pengelolaan Dana Desa
Pasal 20
(1) Pengelolaan Dana Desa merupakan satu kesatuan dengan pengelolaan
keuangan desa dalam APBDesa;
(2) Dana Desa merupakan salah satu sumber pendapatan APBDesa;
(3) Penggunaan Dana Desa disepakati dan diputuskan dalam musyawarah
desa dengan berdasarkan kepada RPJMDesa dan RKPDesa;
(4) Seluruh kegiatan harus dapat di pertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan perundang undangan yang berlaku.
Bagian kedua
Tahapan dan Persyaratan Penyaluran Dana Desa
Pasal 21
(1) Dana Desa disalurkan dari RKUN ke RKD melalui RKUD.
(2) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
melalui pemotongan Dana Desa dan penyaluran dana hasil pemotongan
Dana Desa ke RKD.
(3) Pemotongan dana desa daerah dan penyaluran dana hasil pemotongan
Dana Desa ke RKD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
berdasarkan surat kuasa pemindahbukuan Dana Desa dari Bupati.
(4) Surat kuasa pemindah bukuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3
tercantum pada Lampiran I Peraturan Bupati ini.
(5) Penyaluran Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dalam 3 (tiga) tahap, dengan ketentuan :
a. Tahap I paling cepat bulan Januari dan paling lambat bulan Juni
sebesar 40% (empat puluh persen);
b. Tahap II paling cepat bulan Maret dan paling lambat minggu
keempat bulan Agustus sebesar 40% (empat puluh persen); dan
c. Tahap III paling cepat bulan Juli sebesar 20% (dua puluh persen).
Pasal 22
(1) Penyaluran dana desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (5)
dilaksanakan setelah Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
41
selaku KPA penyaluran DAK fisik dan dana desa menerima dokumen
persyaratan penyaluran dari Bupati, dengan ketentuan :
a. Tahap I berupa :
1) Peraturan Bupati tentang Tata Cara Penetapan Rincian,
Penghitungan, Penyaluran, Penggunaan dan Pelaporan Dana
Desa Setiap Desa;
2) Peraturan Desa tentang APBDesa;
3) Surat Kuasa Pemindahbukuan Dana Desa Dari Bupati;
b. Tahap II berupa :
1) Laporan Realisasi Penyerapan Dan Capaian Keluaran Dana
Desa Tahun Anggaran Sebelumnya sebagaimana tercantum
dalam lampiran I dalam peraturan Bupati ini.
2) Laporan Realisasi Penyerapan dan Capaian Keluaran Dana Desa
Tahap I Menunjukkan Rata-Rata Realisasi Penyerapan Paling
Sedikit Sebesar 50% (Lima Puluh Persen) Dan Rata-Rata
Capaian Keluaran Menunjukkan Paling Sedikit 35% (Tiga Puluh
Lima Persen);
c. Tahap III berupa :
1) Laporan Realisasi Penyerapan dan Capaian Keluaran Dana Desa
sampai dengan tahap II menunjukkan rata-rata realisasi
penyerapan paling sedikit sebesar 90% (sembilan puluh persen)
dan rata-rata capaian keluaran menunjukkan paling sedikit
sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) sebagaimana tercantum
dalam lampiran I dalam peraturan Bupati ini.
2) Laporan Konvergensi Pencegahan Stunting Tingkat Desa Tahap
anggaran sebelumnya sebagaimana tercantum dalam lampiran I
dalam peraturan Bupati ini.
(2) Surat kuasa pemindah bukuan dana desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a angka 3 untuk seluruh desa, dan wajib disampaikan
pada saat penyampaian dokumen persyaratan penyaluran tahap I untuk
pertama kali.
(3) Capaian keluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka 2
dan dihitung berdasarkan rata-rata persentase capaian keluaran dari
seluruh kegiatan.
(4) Penyusunan laporan realisasi penyerapan dan capaian keluaran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c dilakukan
42
sesuai dengan tabel referensi data bidang, kegiatan, uraian keluaran,
volume keluaran, satuan keluaran, dan capaian keluaran dengan format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
(5) Dokumen persyaratan penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan oleh Kepala Badan atas nama Bupati.
(6) Dokumen persyaratan penyaluran dana desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disampaikan dalam bentuk dokumen fisik (hardcopy) dan
dokumen elektronik (softcopy).
Pasal 23
(1) Dalam rangka pengelolaan APBDesa, Kepala Desa menetapkan PPKD,
yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(2) PPKD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada Peraturan
Pengelolaan Keuangan Desa yang berlaku.
Pasal 24
(1) Dalam rangka pelaksanaan kegiatan dilapangan, Kepala Desa
menetapkan Panitia Pelaksana Kegiatan (PPK).
(2) Panitia Pelaksana Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
Tim yang melaksanakan kegiatan Dana Desa yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Desa.
(3) Susunan organisasi Panitia Pelaksana Kegiatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), adalah :
1 Penanggungjawab : Kepala Desa
.
2 Ketua : Kepala Seksi selaku Pelaksana Kegiatan
.
3 Sekretaris : Kaur Keuangan
.
4 Anggota : LPM, Perangkat Desa diluar PPKD dan/atau
. unsur masyarakat paling banyak 3 (tiga) orang.
(4) Panitia Pelaksana Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
mempunyai tugas:
a) Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan yang menjadi
tanggung jawab pelaksana kegiatan;
b) Melaksanakan kegiatan untuk melakukan tindakan pengeluaran
yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan;
43
c) Mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
d) Mengawasi penerimaan material;
e) Menyusun administrasi pelaporan pelaksanaan kegiatan;
f) Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada kepala
desa.
(5) Panitia Pelaksana Kegiatan (PPK) dapat membentuk Tim Pelaksana
Kegiatan di masing-masing lokasi kegiatan.
(6) Contoh format Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 25
(1) Pelaksana Kegiatan (PK) mengajukan pendanaan untuk melaksanakan
kegiatan yang disertai dengan dokumen antara lain Rincian Anggaran
Biaya dan Laporan Perkembangan Kegiatan dan Anggaran.
(2) Pelaksana Kegiatan bertanggungjawab terhadap tindakan pengeluaran
yang menyebabkan atas beban anggaran belanja kegiatan dengan
mempergunakan buku kas pembantu kegiatan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan di desa.
(3) Mekanisme pembayaran pelaksanaan kegiatan oleh kaur keuangan sesuai
dengan ketentuan peraturan pengelolaan keuangan desa yang berlaku.
(4) Format Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran I dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
Pasal 26
Kaur Keuangan wajib pungut pajak penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, serta
wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak yang dipungutnya
ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-
undangan.
Pasal 27
Pengadaan barang dan/atau jasa di Desa mengacu kepada Peraturan
perundang - undangan yang berlaku.
Bagian Ketiga
44
Penyusunan dan Penyampaian Persyaratan Pencairan Dana Desa
Pasal 28
(1) Setiap pengajuan pencairan Dana Desa, Kepala Desa wajib membuat
Surat Permohonan Pencairan yang ditujukan kepada Bupati Ciamis C.q
Kepala Dinas dengan melampirkan persyaratan per-tahap pencairan yang
sekurang kurangnya sebagai berikut :
1. Pencairan Tahap I (40%):
a. Perdes APBDES dan lampiran APBDES tahun anggaran 2020
dalam bentuk Softcopy (PDF) dan Hardcopy disertai juga hasil
evaluasi Rancangan APBDesa oleh Camat;
b. Rekening Desa dalam bentuk Softcopy (PDF) dan Hardcopy;
c. Format Lembar Konfirmasi Penerimaan penyaluran Dana Desa
di Rekening Kas Desa;
d. Foto 0%;
e. Format sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b dan c
tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dalam peraturan Bupati ini.
2. Pencairan Tahap II (40%):
a. Laporan Realisasi Penyerapan Dan Capaian Keluaran Dana
Desa Tahun Anggaran sebelumnya (SISKEUDES);
b. Laporan Realisasi Penyerapan dan Capaian Keluaran Dana Desa
Tahap I (SISKEUDES) menunjukkan Rata-Rata Realisasi
Penyerapan Paling Sedikit Sebesar 50% (Lima Puluh Persen)
Dan Rata-Rata Capaian Keluaran Menunjukkan Paling Sedikit
35% (Tiga Puluh Lima Persen);
c. Format Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) angka 2
huruf a dibuat dalam bentuk Softcopy (PDF) dan Hardcopy
rangkap 2 dilengkapi dengan melampirkan Foto Kegiatan 100%;
d. Format Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) angka 2
huruf b dibuat dalam bentuk Softcopy (PDF) dan Hardcopy
rangkap 2 dilengkapi dengan melampirkan Foto Kegiatan 0%
sampai dengan progres kegiatan terakhir;
e. Rekening Koran tahun sebelumnya per 31 Desember serta
tahun anggaran berjalan; dan
f. Berita Acara Tim Verifikasi Kecamatan.
3. Pencairan Tahap III (20%):
45
a. Laporan Realisasi Penyerapan dan Capaian Keluaran Dana Desa
(SISKEUDES) sampai dengan tahap II menunjukkan rata-rata
realisasi penyerapan paling sedikit sebesar 90% (sembilan puluh
persen) dan rata-rata capaian keluaran menunjukkan paling
sedikit sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dengan
melampirkan :
a) Foto Kegiatan 0%, 50%, sampai dengan minimal progres
kondisi terakhir;
b) Rekening Koran; dan
d) Berita Acara Hasil Tim Verifikasi Kecamatan.
b. Laporan Pencegahan Konvergensi Stunting tingkat desa tahun
anggaran sebelumnya.
c. Format laporan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf a dan
b dibuat dalam bentuk softcopy (PDF) dan hardcopy rangkap 2.
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diverifikasi oleh Tim
Verifikasi Kecamatan;
(3) Tim Verifikasi Tingkat Kecamatan beranggotakan Perangkat Daerah di
Kecamatan dan tenaga pendamping profesional dengan susunan
keanggotaan sekurang-kurangnya sebagai berikut:
1. Pengarah : Camat
2. Ketua : Sekretaris Camat
3. Sekretaris : Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa
4. Anggota : Paling banyak 6 (enam) orang terdiri dari pegawai
Kecamatan dan Pendamping Desa.
(4) Tim Verifikasi Tingkat Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
Ditetapkan dengan Keputusan Bupati yang ditandatangani oleh Camat;
(5) Tim Verifikasi Tingkat Kecamatan, sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
mempunyai tugas :
1. Melaksanakan verifikasi persyaratan pengajuan usulan penyaluran
Dana Desa;
2. Memfasilitasi penggunaan dan pengelolaan Dana Desa;
3. Melaksanakan monitoring dan evaluasi ke seluruh kegiatan
pembangunan maupun pemberdayaan; dan
4. Melaksanakan tugas lain dalam rangka efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan Dana Desa Tingkat Kecamatan.
(6) Tim verifikasi kecamatan dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh
tenaga pendamping desa.
46
(7) Hasil tim verifikasi dimaksud diatas dibuat Berita Acara Hasil Verifikasi;
(8) Seluruh persyaratan pencairan yang dimaksud pada ayat (2) dievaluasi
oleh Dinas untuk diajukan ke Badan.
(9) Badan mengupload seluruh persyaratan pencairan yang diajukan oleh
Dinas ke dalam Aplikasi yang disediakan oleh Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Kementerian Keuangan dengan rincian tahapan
sebagaimana berikut :
1. Tahap I (40%) :
a. Perbup Perincian penggunaan Dana Desa dalam bentuk
dokumen fisik (Hardcopy) dan Dokumen elektronik (Softcopy)
b. Surat kuasa pemindahbukuan dari Bupati sebagaimana
terlampir pada lampiran I dalam peraturan Bupati ini.
2. Tahap II (40%) :
a. Upload Laporan Realisasi Penyerapan Dan Capaian Keluaran
Dana Desa Tahun Anggaran sebelumnya;
b. Upload Laporan Realisasi Penyerapan dan Capaian Keluaran
Dana Desa Tahap I.
3. Tahap III (20%) :
a. Upload Laporan Realisasi Penyerapan dan Capaian Keluaran
Dana Desa tahap II.
b. Upload Laporan Pencegahan Konvergensi Stunting tingkat desa
tahun anggaran sebelumnya.
4. Membuat Surat Pengantar Penyampaian Dokumen Persyaratan.
5. Membuat Surat Pernyataan Kebenaran Penerimaan Penyaluran Dana
Desa dari setiap tahapan.
6. Persyaratan tahapan pencairan sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
angka 1 dan 5 disampaikan kepada KPPN selaku KPA penyaluran
Dana Desa.
7. Format sebagaimana dimaksud pada ayat (9) angka 5 tercantum
dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
peraturan Bupati ini.
BAB VII
PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DESA
Pasal 29
47
Sebelum pelaksanaan kegiatan pembangunan di Desa, ada beberapa tahapan
persiapan yang harus dilaksanakan di Desa, meliputi :
1. Penetapan pelaksana kegiatan ;
2. Penyusunan rencana kerja;
3. Sosialisasi kegiatan;
4. Pembekalan pelaksanaan kegiatan;
5. Penyiapan dokumen administrasi;
6. Pendataan calon tenaga kerja;
7. Pengadaan bahan/material;
8. Rapat persiapan / pra-pelaksanaan.
Pasal 30
Kepala Desa mengkoordinasikan tahapan pelaksanaan kegiatan sekurang-
kurangnya meliputi :
1. Rapat kerja dengan panitia pelaksana kegiatan;
2. Pemeriksaan pelaksanaan kegiatan infrastruktur desa;
3. Perubahan pelaksanaan kegiatan;
4. Pengelolaan pengaduan dan penyelesaian masalah;
5. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan;
6. Musyawarah pelaksanaan kegiatan desa dalam rangka
pertanggungjawaban hasil pelaksanaan kegiatan; dan
7. Pemeliharaan dan pemanfaatan hasil kegiatan.
BAB VIII
PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
48
Bagian Kesatu
Pelaporan
Pasal 31
Pelaporan dari Desa kepada Bupati ;
1. Pelaporan penetapan prioritas penggunaan Dana Desa merupakan proses
penyampaian data dan/atau informasi Dana Desa mengenai
perkembangan, kemajuan setiap tahapan dari mekanisme penetapan
prioritas penggunaan Dana Desa. Desa berkewajiban melaporkan
penetapan prioritas penggunaan Dana Desa kepada Bupati, dilengkapi
dokumen-dokumen paling sedikit sebagai berikut :
a. Berita acara hasil kesepakatan tentang prioritas penggunaan Dana
Desa;
b. Daftar prioritas usulan penggunaan Dana Desa;
2. Penyampaian Laporan Realisasi konsolidasi penyerapan dan Capaian
Keluaran Dana Desa setiap tahap disampaikan kepada Bupati melalui
Dinas.
Bagian Kedua
Pertanggungjawaban
Pasal 32
(1) Pertanggungjawaban penggunaan Dana Desa disusun berdasarkan tanda
bukti pengeluaran dan tanda bukti pendukung pengeluaran yang lengkap
dan sah sesuai dengan Peraturan Pengelolaan Keuangan Desa.
(2) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat setiap
tahap Penyaluran Dana Desa dan menjadi Dokumen Desa.
Pasal 33
Pelaporan dan pertanggungjawaban Dana Desa merupakan satu kesatuan dari
Laporan Pertanggungjawaban APBDesa Tahun 2020.
BAB IX
PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PUBLIKASI
Bagian kesatu
Pemantauan dan Evaluasi
Pasal 34
(1) Pemantauan dan evaluasi dilakukan terhadap :
49
a. Sisa dana desa di RKD; dan/atau
b. Capaian keluaran dana desa.
(2) Dalam hal berdasarkan pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdapat sisa dana desa di RKD, Dinas :
a. Meminta penjelasan kepada kepala desa mengenai sisa dana desa di
RKD tersebut; dan
b. Meminta aparat pengawas fungsional daerah untuk melakukan
pemeriksaan.
(3) Dinas melakukan pembinaan, pemantauan dan evaluasi atas
penggunaan dana desa.
(4) Pembinaan, pemantauan dan evaluasi atas penggunaan dana desa
sebagaimana dimaksud ayat (3) dalam pelaksanaannya dibantu oleh
Tenaga Pendamping Profesional (TPP).
(5) Pembinaan, pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dibebankan pada APBD.
Bagian Kedua
Publikasi
Pasal 35
(1) Pemerintah Desa setempat wajib menginformasikan kegiatan yang
dibiayai dari Dana Desa kepada masyarakat Desa diruang Publik yang
dapat diakses masyarakat Desa yang dilakukan secara swakelola dan
partisipatif dengan melibatkan peran serta masyarakat Desa. Sarana
Publikasi Prioritas penggunaan Dana Desa dapat dilakukan melalui:
a. Baliho;
b. Papan informasi desa;
c. Media elektronik;
d. Media cetak;
e. Media sosial;
f. Website desa;
g. Selebaran (leaflet);
h. Pengeras suara di ruang publik;
i. Media lainnya sesuai dengan kondisi di desa.
(2) Masyarakat Desa setempat berhak mendapatkan informasi mengenai
rencana, Pelaksanaan dan pemantauan terhadap kegiatan yang di biayai
dari Dana Desa.
50
(3) Hasil pemantauan masyarakat desa setempat terhadap pelaksanaan
kegiatan yang di biayai dari Dana Desa dapat disampaikan kepada
pemerintah Desa dan BPD.
Pasal 36
Indikator keberhasilan pelaksanaan Dana Desa antara lain :
1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang Dana Desa dan
penggunaannya;
2. Meningkatnya kemampuan Perangkat Desa dalam aspek administratif,
teknis dan pertanggungjawaban pengelolaan Dana Desa;
3. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam Musrenbang Desa dan
pelaksanaan pembangunan Desa;
4. Meningkatnya sinergitas antara kegiatan yang dibiayai Dana Desa dengan
program dan kegiatan pemerintah lainnya yang ada dan di laksanakan
oleh Desa;
5. Meningkatnya infrastruktur perdesaan;
6. Meningkatnya pemberdayaan dan swadaya masyarakat;
7. Meningkatnya pelaksanaan fungsi-fungsi lembaga kemasyarakatan di
Desa;
8. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja lokal pada kegiatan pembangunan
Desa;
9. Meningkatnya jumlah kelompok masyarakat penerima manfaat;
10. Meningkatnya kesejahteraan dan keteraturan sosial;
11. Meningkatnya Pendapatan Asli Desa;
12. Terpeliharanya kondusifitas wilayah Desa.
BAB X
PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 37
(1). Masyarakat berhak berpartisipasi dalam penyusunan prioritas
penggunaan Dana Desa.
(2). Partisipasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara:
a. Menyampaikan pengaduan masalah penetapan prioritas penggunaan
Dana Desa;
51
b. Melakukan pendampingan Desa dalam menetapkan prioritas
penggunaan Dana Desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan/atau
c. Melakukan publikasi penerapan prioritas penggunaan Dana Desa.
(3). Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a, dapat dilakukan
melalui :
a. Badan Permusyawaratan Desa; dan
b. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) pada
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi.
(4). Penanganan pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat
diselesaikan dengan cara:
a. Musyawarah yang difasilitasi oleh Badan Permusyawaratan Desa;
dan berjenjang mulai dari :
1) Pemerintah Desa;
2) Pemerintah daerah kabupaten/kota;
3) Pemerintah daerah provinsi; dan
4) Pemerintah.
(5). Penanganan pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB XI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 38
Sisa Dana RKD
(1) Apabila terdapat sisa Dana Desa di RKD dari tahun 2015 sampai dengan
tahun 2018, pemerintah desa tidak boleh menganggarkan kembali di
APBDesa tahun anggaran berjalan.
(2) Sisa Dana Desa di RKD sebagaimana dimaksud pada ayat 1, akan
dilakukan rekonsiliasi paling lambat pada bulan april tahun berjalan.
(3) Apabila terdapat sisa Dana Desa dari hasil Rekonsiliasi tersebut harus
dikembalikan ke RKUD paling lambat Juni tahun berjalan untuk
selanjutnya disetorkan ke RKUN.
(4) Sisa dana desa di RKD tahun 2019 boleh dianggarkan kembali pada
APBDesa tahun berjalan.
52
(5) Sisa dana desa di RKD yang tidak dianggarkan, akan diperhitungkan
sebagai pemotongan pada penyaluran Dana Desa tahap II.
Pasal 39
Sisa Dana RKUD
(1) Apabila terdapat sisa Dana Desa di RKUD dari tahun 2015 sampai
dengan tahun 2018, pemerintah daerah tidak boleh menyalurkan ke RKD.
(2) Sisa Dana Desa di RKUD sebagaimana dimaksud pada ayat 1, akan
dilakukan rekonsiliasi paling lambat pada bulan Juni tahun berjalan.
(3) Apabila terdapat sisa Dana Desa dari hasil Rekonsiliasi tersebut
disetorkan ke RKUN.
(4) Sisa Dana Desa di RKUD tahun 2019 dapat disalurkan ke RKD paling
lambat sampai dengan bulan Juni.
BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 40
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku :
Tata kelola keuangan pelaksanaan prioritas penggunaan Dana Desa
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 41
Pada Saat Peraturan Bupati ini berlaku, Peraturan Bupati Nomor 57 Tahun
2019 tentang pedoman teknis kegiatan yang dibiayai dari Dana Desa Tahun
2020 (Berita Daerah kabupaten Ciamis Nomor 58), dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 42
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Ciamis.
Ditetapkan di Ciamis
53
pada tanggal
BUPATI CIAMIS,
HERDIAT SUNARYA
Diundangkan di Ciamis
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN CIAMIS,
H. ASEP SUDARMAN
BERITA DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2020 NOMOR ..........
Hari : ………………………..
Jam : ………………………..
Tempat : ………………………..
54
Materi yang dibahas dalam musyawarah ini yang bertindak selaku unsur
pimpinan musyawarah dan narasumber adalah :
A. Materi……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………
…………………...
B. Pimpinan Musyawarah dan Narasumber
Pemimpin Musyawarah : ……………… dari…………………………
55
Notulen :
Narasumber :
1. ………………………………….
2. ………………………………….
3. …………………………………. dst.
..................... .....................
Unsur Masyarakat,
.....................
56
B. DAFTAR HADIR BERITA ACARA MUSYAWARAH DESA
DAFTAR HADIR
Hari/tanggal : ...............................................
Jam : ...............................................
Tempat : ...............................................
Acara : Musyawarah Desa ............. tentang kegiatan Bantuan
Dana Desa kepada Pemerintah Desa Tahun 2020
57
10. 10
dst Dst
……….., tanggal……
Kepala Desa .............
...........................
58
C. CONTOH FORMAT LAPORAN KEPALA DESA KEPADA BUPATI CIAMIS PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
TAHUN ANGGARAN 2020
LAPORAN KEPALA DESA KEPADA BUPATI CIAMIS
PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2020
KEGIATAN PRIORITAS
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA
PENINGKATAN KUALITAS DAN AKSES TERHADAP
SARANA DAN PRASARANA DESA
NO DESA PELAYANAN SOSIAL DASAR
KEGIATAN
VOLUM KEGIATAN SESUAI
SESUAI BIAYA VOLUME BIAYA
E PRIORITAS
PRIORITAS
LAPORAN KEPALA DESA KEPADA BUPATI CIAMIS
KEGIATAN PRIORITAS
60
LAPORAN KEPALA DESA KEPADA BUPATI CIAMIS
PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2020
KEGIATAN PRIORITAS
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA
SARANA PRASARANA UNTUK
NO DESA PENANGGULANGAN BENCANA ALAM
KEGIATAN
VOLUM
SESUAI BIAYA
E
PRIORITAS
61
62
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
NO DESA
PENGELOLAAN SARANA PRASARANA DESA
PENINGKATAN KUALITAS DAN AKSES TERHADAP
BERDASARKAN KEMAMPUAN TEKNIS DAN SUMBER
PELAYANAN SOSIAL DASAR
DAYA LOKAL
KEGIATAN SESUAI PRIORITAS VOLUME BIAYA KEGIATAN SESUAI PRIORITAS VOLUME BIAYA
63
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
NO DESA
PENGUATAN DAN FASILITASI MASYARAKAT DESA
PENGELOLAAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF SERTA
DALAM KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI TANGGAP
PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA EKONOMI
DARURAT BENCANA SERTA KEJADIAN LUAR BIASA
KEGIATAN SESUAI PRIORITAS VOLUME BIAYA KEGIATAN SESUAI PRIORITAS VOLUME BIAYA
64
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
NO DESA
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA UNTUK
PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP MEMPERKUAT TATA KELOLA DESA YANG
DEMOKRATIS DAN BERKEADILAN SOSIAL
KEGIATAN SESUAI PRIORITAS VOLUME BIAYA KEGIATAN SESUAI PRIORITAS VOLUME BIAYA
65
D. CONTOH FORMAT KEPUTUSAN KEPALA DESA TENTANG PANITIA
PELAKSANA KEGIATAN
KABUPATEN CIAMIS
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Menetapka :
n
KESATU : Panitia Pelaksana Kegiatan di Desa ...... Kecamatan ......
Tahun Anggaran 2020, dengan susunan keanggotaan
67
sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Desa
ini.
KEDUA : Panitia Pelaksana Kegiatan sebagaimana dimaksud pada
Diktum KESATU mempunyai tugas:
1. membantu pelaksanaan kegiatan, menyusun rencana
pelaksanaan kegiatan yang menjadi tanggungjawab
pelaksana kegiatan;
2. membantu melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan
didalam APBDesa;
3. membantu pelaksana kegiatan untuk melakukan
tindakan pengeluaran yang menyebabkan atas beban
anggaran belanja kegiatan;
4. mengendalikan pelaksanaan kegiatan;
5. melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada
pelaksana kegiatan.
KEDUA : Biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Keputusan
Kepala Desa ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa ....... Tahun Anggaran 2020.
KEEMPAT : Keputusan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di ...............
pada tanggal ...................
KEPALA DESA..., (Nama Desa)
Tembusan :
68
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DESA
NOMOR : ...............
TANGGAL: ................
2. Kasie
Pelayanan
............................
69
E. CONTOH SURAT PENGANTAR CAMAT (PENCAIRAN DANA DESA TAHAP I)
SURAT PENGANTAR
Nomor ............................
JUMLAH
NO URAIAN KETERANGAN
DOKUMEN
1 Bersama ini disampaikan 1 berkas Demikian agar
dokumen persyaratan penyaluran maklum dan
tahap I Tahun Anggaran 2020 dijadikan bahan
Desa ....................... dengan rincian selanjutnya.
sebagai berikut:
1. Perdes APBDES dan lampiran
APBDES tahun anggaran 2020
dalam bentuk Softcopy (PDF) dan
Hardcopy disertai juga hasil evaluasi
Rancangan APBDesa oleh Camat;
2. Rekening Desa dalam bentuk
Softcopy (PDF) dan Hardcopy;
3. Format Lembar Konfirmasi
Penerimaan penyaluran Dana Desa
di Rekening Kas Desa;
4. Foto 0%.
Camat ......................
....................................
NIP. ..............................
70
F. CONTOH FORMAT PERMOHONAN PENCAIRAN DANA DESA TAHAP I TAHUN
2020.
PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS
KECAMATAN ...........
KEPALA DESA .....................
Sekretariat : Jl. ................................... Telp. ............. Kode Pos ...........
..................., ...................2020
Kepada
Nomor : Yth. Bapak Bupati Ciamis
Lampiran : 1 (satu) berkas Cq. Kepala Dinas Pemberdayaan
Perihal : Permohonan Pencairan Masyarakat dan Desa
Dana Desa Tahap I Kabupaten Ciamis
di
Ciamis
..................................
71
G. CONTOH BERITA ACARA HASIL VERIFIKASI PERSYARATAN DANA DESA
TAHAP I
BERITA ACARA
HASIL VERIFIKASI PERSYARATAN DANA DESA TAHAP I
TAHUN ANGGARAN 2020
DESA .......................... KECAMATAN ..........................
72
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
( ...................... ) ( ...................... )
2. ..................................................
( ...................... )
3. ..................................................
( ...................... )
4. ..................................................
( ...................... )
5. ..................................................
( ...................... )
6. ..................................................
( ...................... )
Mengetahui,
CAMAT ..............................
( ............................. )
NIP. ...........................
73
H. CONTOH SURAT PENGANTAR CAMAT (PENCAIRAN DANA DESA TAHAP II)
SURAT PENGANTAR
Nomor ............................
JUMLAH
NO URAIAN KETERANGAN
DOKUMEN
1 Bersama ini disampaikan 1 berkas Demikian agar
dokumen persyaratan penyaluran maklum dan
tahap II Tahun Anggaran 2020 dijadikan bahan
Desa ....................... dengan rincian selanjutnya.
sebagai berikut:
1. 1. Laporan Realisasi Penyerapan
Dan Capaian Keluaran Dana
Desa Tahun Anggaran
sebelumnya (SISKEUDES) dalam
bentuk Softcopy (PDF) dan
Hardcopy rangkap 2 dilengkapi
dengan melampirkan Foto
Kegiatan 100%;
2. Laporan Realisasi Penyerapan
dan Capaian Keluaran Dana
Desa Tahap I (SISKEUDES)
dibuat dalam bentuk Softcopy
(PDF) dan Hardcopy rangkap 2
dilengkapi dengan melampirkan
Foto Kegiatan 0% sampai dengan
progres kegiatan terakhir;
3. Rekening Koran tahun
sebelumnya per 31 Desember
4. Rekening Koran tahun anggaran
berjalan; dan
74
5. Berita Acara Tim Verifikasi
Kecamatan.
Camat ......................
....................................
NIP. ..............................
75
I. CONTOH FORMAT PERMOHONAN PENCAIRAN DANA DESA TAHAP II TAHUN
2020.
PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS
KECAMATAN ...........
KEPALA DESA .....................
Sekretariat : Jl. ................................... Telp. ............. Kode Pos ...........
..................., ...................2020
Kepada
Nomor : Yth. Bapak Bupati Ciamis
Lampiran : 1 (satu) berkas Cq. Kepala Dinas Pemberdayaan
Perihal : Permohonan Pencairan Masyarakat dan Desa
Dana Desa Tahap II Kabupaten Ciamis
Di
Ciamis
..................................
76
J. CONTOH BERITA ACARA HASIL VERIFIKASI PERSYARATAN DANA DESA
TAHAP II
BERITA ACARA
HASIL VERIFIKASI PERSYARATAN DANA DESA TAHAP II
TAHUN ANGGARAN 2020
DESA .......................... KECAMATAN ..........................
( ...................... ) ( ...................... )
2. ..................................................
( ...................... )
3. ..................................................
( ...................... )
4. ..................................................
( ...................... )
5. ..................................................
( ...................... )
6. ..................................................
( ...................... )
Mengetahui,
CAMAT ..............................
78
( ............................. )
NIP. ...........................
K. CONTOH SURAT PENGANTAR CAMAT (PENCAIRAN DANA DESA TAHAP II)
SURAT PENGANTAR
Nomor ............................
JUMLAH
NO URAIAN KETERANGAN
DOKUMEN
1 Bersama ini disampaikan 1 berkas Demikian agar
dokumen persyaratan penyaluran maklum dan
tahap III Tahun Anggaran 2020 dijadikan bahan
Desa ....................... dengan rincian selanjutnya.
sebagai berikut:
1. Laporan Realisasi Penyerapan dan
Capaian Keluaran Dana Desa
(SISKEUDES) tahap II
2. Foto Kegiatan 0%, 50%, sampai
dengan minimal progres kondisi
terakhir;
3. Rekening Koran;
4. Berita Acara Hasil Tim Verifikasi
Kecamatan.
5. Laporan Pencegahan Konvergensi
Stunting tingkat desa tahun
anggaran sebelumnya.
Camat ......................
....................................
NIP. ..............................
79
L. CONTOH FORMAT PERMOHONAN PENCAIRAN DANA DESA TAHAP III
TAHUN 2020.
PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS
KECAMATAN ...........
KEPALA DESA .....................
Sekretariat : Jl. ................................... Telp. ............. Kode Pos ...........
..................., ...................2020
Kepada
Nomor : Yth. Bapak Bupati Ciamis
Lampiran : 1 (satu) berkas Cq. Kepala Dinas Pemberdayaan
Perihal : Permohonan Masyarakat dan Desa
Pencairan Dana Kabupaten Ciamis
Desa Tahap III
Di
Ciamis
..................................
80
M. CONTOH BERITA ACARA HASIL VERIFIKASI PERSYARATAN DANA DESA
TAHAP III
BERITA ACARA
HASIL VERIFIKASI PERSYARATAN DANA DESA TAHAP III
TAHUN ANGGARAN 2020
DESA .......................... KECAMATAN ..........................
81
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
( ...................... ) ( ...................... )
2. ..................................................
( ...................... )
3. ..................................................
( ...................... )
4. ..................................................
( ...................... )
5. ..................................................
( ...................... )
6. ..................................................
( ...................... )
Mengetahui,
CAMAT ..............................
( ............................. )
NIP. ...........................
A.
B.MATERAI
C.Rp. 6.000
(_________________)
83
SURAT PERNYATAAN HIBAH
Bahwa dengan ini saya melepaskan Tanah Hak Milik saya seluas ± ......m² yang
terletak di Desa..... Kecamatan...... Kab......., dan menyerahkan kepada Penerima
Hibah atau Pihak Kedua yang akan digunakan untuk pembangunan Sarana dan
Prasana Desa.
Demikian surat Pelepasan Hak milik Tanah ini dibuat dengan sebenar-benarnya
dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta tanpa ada paksaan dan atau tekanan
dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari ada gugatan dari ahli waris saya,
maka sepenuhnya saya bertanggung jawab.
...................... .............................
Menyetujui:
Ahli waris:
Suami/Istri Anak:
...................... ....................
....................... ....................
SAKSI – SAKSI
1. …………………..... (………………..)
2. …………………..... (………………..)
84
P. CONTOH FORMAT KEPUTUSAN BUPATI YANG DITANDATANGANI CAMAT
PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS
KECAMATAN...............
Jalan………………………………………………………..Kode Pos………
TENTANG
BUPATI CIAMIS,
85
Kecamatan Tahun Anggaran 2020, dengan Keputusan
Bupati.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan
Provinsi Jawa Barat;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Menteri Dalam Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 13 Tahun 2008
tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan
Pemerintah Kabupaten Ciamis sebagaimana telah diubah
86
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 15 Tahun
2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten
Ciamis Nomor 13 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Ciamis;
13. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 22 Tahun 2010 tentang Sistem
dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah
Kabupaten Ciamis;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 8 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor .... Tahun 2019
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Ciamis Tahun Anggaran 2020;
16. Peraturan Bupati Ciamis Nomor ....Tahun 2019 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2020.
Memperhatikan : .....
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KESATU : Tim Verifikasi Dana Desa Tingkat Kecamatan Tahun Anggaran
2020, dengan susunan keanggotaan sebagaimana tercantum
dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Keputusan Bupati ini.
KEDUA : Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU,
mempunyai tugas:
1. Melaksanakan verifikasi persyaratan pengajuan usulan
penyaluran Dana Desa;
2. Memfasilitasi penggunaan dan pengelolaan Dana Desa;
3. Melaksanakan monitoring dan evaluasi ke seluruh kegiatan
pembangunan maupun pemberdayaan; dan
4. Melaksanakan tugas lain dalam rangka efektivitas dan
efisiensi pelaksanaan Dana Desa Tingkat Kecamatan.
KETIGA : Biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Keputusan
Bupati ini dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Ciamis Tahun Anggaran 2020.
87
KEEMPAT : Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Keputusan Bupati ini,
sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut
oleh Ketua Tim.
KELIMA : Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
dengan ketentuan akan ditinjau kembali apabila diperlukan.
Ditetapkan di ......
tanggal .....
a.n. BUPATI CIAMIS,
CAMAT .........,
nama jelas
Tembusan : .....
88
LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI CIAMIS
NOMOR:
TANGGAL:
I. Pengarah : Camat
II. Ketua : Sekretaris Camat
III. Sekretaris : Kepala Seksi …………………….
IV. Anggota : 1. …………………………………
2. …………………………………
3. …………………………………
4. …………………………………
5. …………………………………
6. …………………………………
nama jelas
89
Q. FORMAT LAPORAN REALISASI PENYERAPAN DAN CAPAIAN KELUARAN DANA DESA
LAPORAN REALISASI PENYERAPAN DAN CAPAIAN KELUARAN DANA DESA
TAHAP .................. TAHUN ANGGARAN .......................
PEMERINTAH DESA ............................
KECAMATAN ...........................
KABUPATEN ..........................
Pagu Desa Rp.
Nomor URAIAN URAIAN VOLUME CARA ANGGARAN REALISASI SISA %CAPAIAN TENAGA DURASI UPAH KET.
KELUARAN KELUARAN PENGADAAN KELUARAN KERJA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
I PENDAPATAN
1.2 Pendapatan
Transfer
1.2.1 Dana Desa
- Tahap Pertama
- Tahap Kedua
2 BELANJA
BANTUAN KE
DESA A
Bidang
2.1 Penyelenggaraan
Pemerintahan
Kegiatan
2.1.1 Dst. .....
2.1.2
2.2 Bidang
Pembangunan
Desa
2.2.1 Kegiatan
2.2.2 Dst. .....
2.3 Bidang
Pemberdayaan
Masyarakat
2.3.1 Kegiatan
2.3.2 Dst. .....
2.4 Bidang
Pembinaan
Kemasyarakatan
Kegiatan
2.4.1 Dst. .....
2.4.2
2.5 Bidang Tak
Terduga
2.5.1 Kegiatan
2.5.2 Dst. .....
JUMLAH
BELANJA
3.1.2 Penyertaan
Modal Desa
‘- Modal Awal
Pengembangan
Usaha
‘- Dst.
91
JUMLAH
PEMBIAYAAN
RP.
JUMLAH
( PENDAPATAN –
BELANJA –
PEMBIAYAAN)
Disetujui oleh,
(Desa), (Tanggal, Bulan, Tahun)
BENDAHARA DESA ............... KEPALA DESA ...............
(............................................) (............................................)
DESA : ………………………..
92
KECAMATAN : ………………………..
KABUPATEN : ………………………..
PROVINSI : ………………………..
………….,……………………….
Kaur/Kasi
ttd
(…………………………)
Cara Pengisian:
94
DAFTAR REKENING KAS DESA KABUPATEN/KOTA
TA 20...
NO. KODE NAMA NPWP ALAMAT KECAMATAN PROVINSI NAMA NAMA NOMOR DETIL KODE
DESA BANK PEMILIK REKENING
DESA KANTOR NAMA POS
REKENING
DESA CABANG
BANK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (1 1) (12)
................................................................... (14)
................................................................... (15)
................................................................... (16)
95
NOMOR URAIAN ISIAN
(1) Diisi nomor urut
(2) Diisi nomor kode desa
(3) Diisi nama desa
(4) Diisi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Desa yang bersangkutan
(5) Diisi alamat kantor desa
(6) Diisi nama kecamatan wilayah desa tersebut berada
(7) Diisi nama provinsi wilayah desa tersebut berada
(8) Diisi nama bank rekening kas desa tersebut
(9) Diisi nama rekening kas desa tersebut
(10) Diisi nomor rekening kas desa tersebut
(11) Diisi detail nama bank dan nama cabang rekening kas desa tersebut berada
(12) Diisi kode pos alarnat desa tersebut berada
(13) Diisi tempat, tanggal, bulan, tahun pembuatan surat
(14) Diisi jabatan penanda tangan (bupati/wali kota)
(15) Diisi tanda tangan (bupati/wali kota)
(16) Diisi nama penanda tangan (bupati/wali kota)
96
T. FORMAT LAPORAN KONVERGENSI PENCEGAHAN STUNTING KABUPATEN
PROVINSI : KABUPATEN :
TABEL 1. JUMLAH SASARAN 1.000 HPK (IBU HAMIL DAN ANAK 0-23 BULAN) dalam total Kabupaten
TABEL 2. HASIL PENGUKURAN TIKAR PERTUMBUHAN (DETEKSI DINI STUNTING) dalam total Kabupaten
Jumlah
TABEL 3. KELENGKAPAN KONVERGENSI PAKET LAYANAN PENCEGAHAN STUNTING BAGI 1.000 HPK dalam total Kabupaten
Laki-laki Jml
4 Orang tua/pengasuh mengikuti konseling gizi bulanan
Anak 0 sd
23 Bulan (0 5 Kunjungan rumah bagi anak gizi buruk/kurang/stunting
sd 2 Tahun)
6 Rumah tangga anak 0-2 Th memiliki akses air minum aman
Total Desa dalam Kabupaten Jumlah Desa di Ukur Jumlah Desa >20% Konvergensi % (PERSEN)
Kabupaten : Kecamatan :
Desa : Tahun :
TABEL 1. JUMLAH SASARAN 1.000 HPK (IBU HAMIL DAN ANAK 0-23 BULAN)
Sasaran JUMLAH TOTAL ANAK USIA 0 – 23 BULAN HIJAU (NORMAL) Kuning (Resiko Stunting) Merah Terindikasi Stunting
Jumlah
TABEL 3. KELENGKAPAN KONVERGENSI PAKET LAYANAN PENCEGAHAN STUNTING BAGI 1.000 HPK
1 Ibu hamil periksa kehamilan paling sedikit 4 kali selama kehamilan kehamilan.
2 Ibu hamil mendapatkan dan minum 1 tablet tambah darah (pil FE) setiap hari minimal selama 90 hari
3 Ibu bersalin mendapatkan layanan nifas oleh nakes dilaksanakan minimal 3 kali
4 Ibu hamil mengikuti kegiatan konseling gizi atau kelas ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan
Ibu Hamil
Ibu hamil dengan kondisi resiko tinggi dan/atau Kekurangan Energi Kronis (KEK) mendapat kunjungan ke
5
rumah oleh bidan Desa secara terpadu minimal 1 bulan sekali
6 Rumah Tangga Ibu hamil memiliki sarana akses air minum yang aman
7 Rumah Tangga Ibu hamil memiliki sarana jamban keluarga yang layak.
2 Anak usia 0-23 bulan diukur berat badannya di posyandu secara rutin setiap bulan
Anak usia 0-23 bulan diukur panjang/tinggi badannya oleh tenaga kesehatan terlatih minimal 2 kali dalam
3
setahun
Orang tua/pengasuh yang memiliki anak usia 0-23 bulan mengikuti kegiatan konseling gizi secara rutin Laki-laki Jml
4
minimal sebulan sekali.
Anak 0 sd Anak usia 0-23 bulan dengan status gizi buruk, gizi kurang, dan stunting mendapat kunjungan ke rumah
5
23 Bulan (0 secara terpadu minimal 1 bulan sekali
sd 2 Tahun)
6 Rumah Tangga anak usia 0-23 bulan memiliki sarana akses air minum yang aman
7 Rumah Tangga anak usia 0-23 bulan memiliki sarana jamban yang layak
JUMLAH INDIKATOR
No SASARAN TINGKAT KONVERGENSI (%)
YANG DITERIMA SEHARUSNYA DITERIMA
1 Ibu Hamil
2 Anak 0 - 23 Bulan
98
V. FORMAT SURAT KUASA PEMINDAHBUKUAN DANA DESA
(KOP SURAT)... . ( 1)
Nama
Alamat
Alamat (6)
Untuk melakukan pemotongan Dana Desa dan menyalurkan hasil pemotongan Dana
Desa tersebut kepada Rekening Kas Desa pada setiap tahap.
Tanggal (8)
99
NOMOR URAIAN ISIAN
100
W. FORMAT LEMBAR KONFIRMASI PENERIMAAN PENYALURAN DANA DESA DI
REKENING KAS DESA.
(KOP SURAT)
TANGGAL TERBILANG
TAHAP JUMLAH
DITERIMA (dengan huruf)
Nama Rekening
.(10)
...
(11)
.
(12)
101
NOMOR URAIAN ISIAN
102
(KOP SURAT)... .( 1)
(2)
Kepada:
Yth. Kepala KPPN selaku KPA Penyaluran
DAK Fisik dan Dana Desa di
Tempat
SURAT PENGANTAR
NOMOR•
Rekening Kas
c. Dst
Desa*)
*) Khusus tahap I
103
(1) Diisi kop surat desa tersebut
104
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI
CIAMIS
NOMOR :
TANGGAL :
106
61 Panumbangan Kertaraharja Berkembang
62 Panumbangan Sindangmukti Berkembang
63 Panumbangan Sindangbarang Tertinggal
64 Panumbangan Buanamekar Tertinggal
65 Panjalu Panjalu Mandiri
66 Panjalu Kertamandala Berkembang
67 Panjalu Ciomas Berkembang
68 Panjalu Sandingtaman Berkembang
69 Panjalu Maparah Berkembang
70 Panjalu Bahara Maju
71 Panjalu Hujungtiwu Maju
72 Panjalu Mandalare Berkembang
73 Kawali Kawali Maju
74 Kawali Talagasari Berkembang
75 Kawali Karangpawitan Maju
76 Kawali Winduraja Maju
77 Kawali Margamulya Maju
78 Kawali Citeureup Berkembang
79 Kawali Purwasari Berkembang
80 Kawali Sindangsari Berkembang
81 Kawali Kawalimukti Maju
82 Kawali Selasari Berkembang
83 Kawali Linggapura Maju
84 Panawangan Panawangan Maju
85 Panawangan Sagalaherang Berkembang
86 Panawangan Nagarapageuh Berkembang
87 Panawangan Nagarajati Berkembang
88 Panawangan Nagarajaya Maju
89 Panawangan Kertayasa Berkembang
90 Panawangan Indragiri Berkembang
91 Panawangan Cinyasag Berkembang
92 Panawangan Sadapaingan Berkembang
93 Panawangan Jagabaya Berkembang
94 Panawangan Gardujaya Berkembang
95 Panawangan Karangpaningal Berkembang
96 Panawangan Bangunjaya Berkembang
97 Panawangan Girilaya Berkembang
107
98 Panawangan Kertajaya Berkembang
99 Panawangan Nagarawangi Berkembang
100 Panawangan Mekarbuana Berkembang
101 Panawangan Natanegara Berkembang
102 Cipaku Buniseuri Mandiri
103 Cipaku Selacai Maju
104 Cipaku Jalatrang Maju
105 Cipaku Cipaku Maju
106 Cipaku Cieurih Maju
107 Cipaku Gereba Maju
108 Cipaku Muktisari Berkembang
109 Cipaku Mekarsari Berkembang
110 Cipaku Pusakasari Maju
111 Cipaku Bangbayang Maju
112 Cipaku Selamanik Berkembang
113 Cipaku Ciakar Berkembang
114 Cipaku Sukawening Berkembang
115 Jatinagara Jatinagara Maju
116 Jatinagara Sukanagara Tertinggal
117 Jatinagara Cintanagara Maju
118 Jatinagara Dayeuhluhur Berkembang
119 Jatinagara Mulyasari Berkembang
120 Jatinagara Bayasari Maju
121 Rajadesa Rajadesa Maju
122 Rajadesa Tanjungsukur Berkembang
123 Rajadesa Tanjungsari Berkembang
124 Rajadesa Tanjungjaya Berkembang
125 Rajadesa Andapraja Berkembang
126 Rajadesa Sukaharja Berkembang
127 Rajadesa Sukajaya Berkembang
128 Rajadesa Tigaherang Berkembang
129 Rajadesa Sirnabaya Maju
130 Rajadesa Sirnajaya Berkembang
131 Rajadesa Purwaraja Berkembang
132 Sukadana Sukadana Maju
133 Sukadana Salakaria Maju
134 Sukadana Margaharja Maju
108
135 Sukadana Margajaya Berkembang
136 Sukadana Bunter Berkembang
137 Sukadana Ciparigi Berkembang
138 Rancah Rancah Mandiri
139 Rancah Kiarapayung Maju
140 Rancah Cileungsir Maju
141 Rancah Cisontrol Maju
142 Rancah Situmandala Maju
143 Rancah Kawunglarang Maju
144 Rancah Patakaharja Berkembang
145 Rancah Bojonggedang Maju
146 Rancah Karangpari Berkembang
147 Rancah Dadiharja Maju
148 Rancah Jangalaharja Berkembang
149 Rancah Giriharja Berkembang
150 Rancah Wangunsari Berkembang
151 Tambaksari Tambaksari Berkembang
152 Tambaksari Mekarsari Berkembang
153 Tambaksari Kaso Berkembang
154 Tambaksari Kadupandak Berkembang
155 Tambaksari Sukasari Berkembang
156 Tambaksari Karangpaningal Berkembang
157 Lakbok Sidaharja Berkembang
158 Lakbok Kertajaya Berkembang
159 Lakbok Sukanagara Berkembang
160 Lakbok Cintajaya Berkembang
161 Lakbok Cintaratu Berkembang
162 Lakbok Sindangangin Tertinggal
163 Lakbok Tambakreja Berkembang
164 Lakbok Baregbeg Berkembang
165 Lakbok Kalapasawit Berkembang
166 Lakbok Puloerang Berkembang
167 Banjarsari Kawasen Berkembang
168 Banjarsari Cicapar Berkembang
169 Banjarsari Cibadak Maju
170 Banjarsari Banjarsari Berkembang
171 Banjarsari Sindanghayu Berkembang
109
172 Banjarsari Sindangasih Berkembang
173 Banjarsari Sindangsari Berkembang
174 Banjarsari Ciherang Maju
175 Banjarsari Purwasari Berkembang
176 Banjarsari Ratawangi Berkembang
177 Banjarsari Ciulu Berkembang
178 Banjarsari Sukasari Berkembang
179 Pamarican Pamarican Mandiri
180 Pamarican Sidamulih Berkembang
181 Pamarican Kertahayu Maju
182 Pamarican Sukamukti Berkembang
183 Pamarican Bangunsari Berkembang
184 Pamarican Neglasari Maju
185 Pamarican Bantarsari Berkembang
186 Pamarican Margajaya Berkembang
187 Pamarican Sukajaya Berkembang
188 Pamarican Sukahurip Berkembang
189 Pamarican Sukajadi Berkembang
190 Pamarican Sidaharja Maju
191 Pamarican Pasirnagara Berkembang
192 Pamarican Mekarmulya Tertinggal
193 Cimaragas Cimaragas Maju
194 Cimaragas Beber Berkembang
195 Cimaragas Raksabaya Berkembang
196 Cimaragas Bojongmalang Maju
197 Cimaragas Jayaraksa Berkembang
198 Cisaga Cisaga Maju
199 Cisaga Sidamulya Berkembang
200 Cisaga Kepel Berkembang
201 Cisaga Wangunjaya Berkembang
202 Cisaga Sukahurip Berkembang
203 Cisaga Bangunharja Berkembang
204 Cisaga Tanjungjaya Berkembang
205 Cisaga Mekarmukti Maju
206 Cisaga Danasari Berkembang
207 Cisaga Girimukti Berkembang
208 Cisaga Karyamulya Berkembang
110
209 Sindangkasih Sindangkasih Maju
210 Sindangkasih Gunungcupu Maju
211 Sindangkasih Budiasih Berkembang
212 Sindangkasih Budiharja Berkembang
213 Sindangkasih Sukaraja Berkembang
214 Sindangkasih Sukamanah Berkembang
215 Sindangkasih Sukasenang Berkembang
216 Sindangkasih Sukaresik Berkembang
217 Sindangkasih Wanasigra Maju
218 Baregbeg Baregbeg Mandiri
219 Baregbeg Sukamaju Maju
220 Baregbeg Mekarjaya Maju
221 Baregbeg Saguling Mandiri
222 Baregbeg Petirhilir Maju
223 Baregbeg Pusakanagara Berkembang
224 Baregbeg Jelat Tertinggal
225 Baregbeg Karangampel Berkembang
226 Baregbeg Sukamulya Maju
227 Sukamantri Sukamantri Maju
228 Sukamantri Tenggerraharja Tertinggal
229 Sukamantri Cibeureum Berkembang
230 Sukamantri Sindanglaya Tertinggal
231 Sukamantri Mekarwangi Tertinggal
232 Lumbung Cikupa Berkembang
233 Lumbung Sukaraharja Berkembang
234 Lumbung Lumbung Maju
235 Lumbung Lumbungsari Berkembang
236 Lumbung Awiluar Maju
237 Lumbung Darmaraja Berkembang
238 Lumbung Rawa Berkembang
239 Lumbung Sadewata Berkembang
240 Purwadadi Bantardawa Tertinggal
241 Purwadadi Purwadadi Berkembang
242 Purwadadi Purwajaya Berkembang
243 Purwadadi Karangpaningal Berkembang
244 Purwadadi Sidarahayu Berkembang
245 Purwadadi Padaringan Berkembang
111
246 Purwadadi Pasirlawang Berkembang
247 Purwadadi Kutawaringin Berkembang
248 Purwadadi Sukamulya Berkembang
249 Banjaranyar Pasawahan Berkembang
250 Banjaranyar Banjaranyar Berkembang
251 Banjaranyar Cigayam Berkembang
252 Banjaranyar Langkapsari Berkembang
253 Banjaranyar Kalijaya Berkembang
254 Banjaranyar Sindangrasa Berkembang
255 Banjaranyar Cikaso Berkembang
256 Banjaranyar Cikupa Berkembang
257 Banjaranyar Karyamukti Berkembang
258 Banjaranyar Tanjungsari Berkembang
BUPATI CIAMIS,
Diundangkan di Ciamis
pada tanggal
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN CIAMIS,
H. ASEP SUDARMAN.
BERITA DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2019 NOMOR
112