Anda di halaman 1dari 21

KEPALA DESA NARAWITA

KECAMATAN CICALENGKA KABUPATEN BANDUNG

RANCANGAN PERATURAN DESA NARAWITA

NOMOR TAHUN 2021


TENTANG
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA
( BUM-Des )
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA NARAWITA
Menimbang a. Bahwa dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan
sumber Pendapatan Desa untuk memenuhi Belanja Besa melalui
penyelenggaraan pemerintahan desa yang telah ditetapkan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa serta
mendorong pertumbuhan kegiatan perekonomian masyarakat
desa , sesuai dengan potensi wilayah yang tersedia , maka
sebagian Pendapatan Desa perlu dikelola melalui pendirian
suatu wadah perekonomian desa dalam bentuk Badan Usaha
Milik Desa;
b. Bahwa bersadarkan ketentuan pasal 132 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2015 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa , Pendirian Badan Usaha
Milik Desa dilakukan melalui musyawarah desa dan ditetapkan
dengan Peraturan Desa ;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf (a) dan ( b) tersebut di atas, maka dipandang perlu
menetapkan Peraturan Desa Tentang Pembentukan dan
Pengelolaan Badan Usha Milik Desa ( BUM-Des )
Mengingat 1. Undang – Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan
Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat
(Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan
Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851) dan juga
telah diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2007
tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi
Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4688);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme ( Lembagan Negara RI Tahun 1999
Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3852 );
3. Undang–Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4866);
5 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan ( Lembaran Negara RI Tahun
2011 Nomor 82 , Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
5234 );
6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah ( Lembaran Negara RI Tahun 2014 Nomor 244 ,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587 )
7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495)
8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 Tentang
Kecamatan ( Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 40
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4826 ) ;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 213,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
Tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5594 );
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59
Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang
Badan Usaha Milik Desa;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
Tentang Pedoman Teknis Peraturan Desa ;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
Tentang Pedoman Pembangunan Desa ;
17. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Kewenangan berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal berskala Desa ;
18. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata
Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah
Desa ;
19. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian
Pengurusan dan Pengelolaan dan Perubahan Badan Usaha Milik
Desa ;
20. Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri,
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Gubernur
Bank Indonesia Nomor 351.1/KMK.010/2009 Nomor 900-639A
Tahun 2009 Nomor 01/SKB/M.KUKM/IX/2009 Nomor
11/43A/Kep.GBI/2009 tentang Strategi Pengembangan
Lembaga Keuangan Mikro;
21. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 24 tahun 2006 tentasng
Pedoman Pembentukan badan Usaha Milik Desa ;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 10 Tahun 2007
Tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten yang pengaturannya
diserahkan kepada Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten
Bandung Tahun 2007 Nomor 10 ) ;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 18 Tahun 2010
Tentang Pedoman Badan Usaha Milik Desa ( BUMDes )
( Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2010 Nomor
18 ) ;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2013
Tentang Partisipasi Masyarakat dan Keterbukaan Informasi
Publik dalam penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten
Bandung ( Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun
2013 Nomor 12 )
25. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 11 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Aset Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten
Bandung Tahun 2014 Nomor 11 ) ;
26. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20 Tahun 2014
Tentang Keuangan Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten
Bandung Tahun 2014 Nomor 20 ) ;
27. Peraturan Bupati Bandung Nomor 7 Tahun 2008 Tentang
Rincian Tugas Fungsi dan Tata Kerja Kecamatan dan
Kelurahan di Kabupaten Bandung ;
28. Keputusan Bupati Bandung Nomor 60 Tahun 2011 tentang
Pelimpahan Sebagian Urusan Pemerintahandari Bupati kepada
Camat ;
29. Peraturan Desa Narawita Kecamatan Cicalengka Nomor
Tahun 201
Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa
Narawita ;
30. Peraturan Desa Narawita Kecamatan Cicalengka Nomor
Tahun 201
Tentang Sumber Pendapatan Asli Desa
Memperhatikan: Berita Acara hasil Rapat /Musyawarah Desa Narawita, Tanggal
1
Juli 2015 mengenai Pembentukan dan Pengelolaan Badan Usaha
Milik Desa ( BUMDes )
Dengan Persetujuan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA NARAWITA
dan
KEPALA DESA NARAWITA

MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN : PERATURAN DESA NARAWITA TENTANG
PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA
MILIK DESA (BUMDes) DI DESA NARAWITA

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asalusul, dan/atau
hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan NKRI.
2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam
system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3.Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama
lain dibantu perangkat Desa sebagai unsure penyelenggara
Pemerintahan Desa.
4. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah lembaga yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanyaa merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
5. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah
Desa, dan unsure masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat
strategis.
6. Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDesa,
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola
aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.
7. Anggaran Dasar adalah peraturan tertulis yang memuat aturan-
aturan pokok organisasi yang berisi sebagai pedoman dan
kebijakan untuk mencapai tujuan organisasi serta menyusun
aturan –aturan lainnya.
8. Anggaran Rumah Tangga adalah Aturan tertulus bersifat
operasional dan lebih rinsi dari aturan-aturan pokok dalam
Anggaran Dasar (AD) dalam melaksanakan tata kegiatan
organisasi.
9. Komisaris adalah penasihat dari Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES ) secara Ex officio dijabat oleh Kepala Desa yang
bersangkutan ;
10. Direksi adalah orang yang bertanggung jawab atas kegiatan
operasional BUMDES.
11. Pengawas merupakan organ yang mewakili kepentingan
masyarakat yang dibentuk dengan Keputusan Kepala Desa dan
merupakan unsur organisasi BUMDES yang melaksanakan
pengawasan atas pelaksanaan kebijakan pengelolaan BUMDES
sesuai dengan AD/ART yang ditetapkan .
12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut
APD Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa
yang dibahas dan disetujui bersama Pemerintah Desa dan BPD
yang ditetapkan dengan Peraturan Desa ;
13. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati
bersama Badan Permusyawaratan Desa.

14. Peraturan Kepala Desa adalah peraturan perundang-undangan


yang ditetapkan oleh Kepala Desa yang bersifat mengatur dalam
rangka melaksanakan Peraturan Desa dan Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi.
15. Keputusan Kepala Desa adalah Keputusan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa yang bersifat menetapkan dalam rangka
melaksanakan Peraturan Desa maupun Peraturan Kepala Desa .
16. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan
Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.
17. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan
kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakatDesa.
18. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan
pengetahuan,sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan,
kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan
kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai
dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa
19. Lembaga Kemasyarakat atau yang disebut dengan mana lain
adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan merupakan Mitra Pemerintah Desa dalam
memberdayakan masyarakat seperti LPM ;
20. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa yang selanjutnya
disingkap LPM adalah Lembaga atau wadah yang dibentuk atas
prakarsa masyarakat sebagai Mitra Pemerintah Desa dalam
menampung dan mewujudkan aspirasi serta kebutuhan
masyarakat di bidang pembangunan .
21. Swadaya masyarakat adalah kemampuan dari warga masyarakat
dengan kesadaran atau kemampuan inisiatif sendiri guna
mengadakan usaha untuk pemenuhan kebutuhan bidang
pembangunan, pemerintahan dan kemasyarakatan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
22. Kader Pemberdayaan Masyarakat yang selanjutnya disingkat KPM adalah
anggota masyarakat Desa dan Kelurahan yang meiliki pengetahuan untuk
menggerakan masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan masyarakat dan
pembangunan partisipatif.
23. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan
utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi.
24. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat
dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang
yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
25. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan
asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah.
26. Penyertaan Modal Pemerintah Desa adalah pengalihan kekayaan
yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk
diperhitungkan sebagai Modal atau Saham Desa pada Badan
Usaha Milik Desa , Badan Usaha Milik Daerah, atau badan
hukum lainnya yang dimiliki ol;eh desa atau daerah ;

27. Lembaga Keuangan Mikro merupakan salah satu penggerak roda


perekonomian masyarakat yang dibentuk atas inisiatif pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat dalam upaya
meningkatkan pendapatan , memperluas lapangan kerja,
mengentaskan kemiskinan guna mewujudkan kesejahteraan
masyarakat khususnya di perdesaan serta memberikan kontribusi
terhadap pendapatan daerah dan desa ;
28. Bupati adalah Bupati Bandung
29. Daerah adalah Kabupaten Bandung;
30. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Bandung
31. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
32. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan
perangkat daerah sebagai unsure penyelenggara Pemerintahan
Daerah.
33. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam system dan
prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun1945.
34. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan
negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945

BAB II
PEMBENTUKAN BUMDES

Bagaian Pertama
Persiapan dan Pembentukan

Paragraf 1
Proses Pembentukan
Pasal 2
1). Pembentukan Bumdes diawali dengan musyawarah Tingkat Desa,
membahas tentang rencana pendirian, jenis usaha yang akan
dikembangkan, modal awal, kepengurusan, pembagian hasil usaha, yang
selanjutnya ditetapkan dalam Peraturan Desa dengan berpedoman kepada
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2). Dalam rangka penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Bumdes, Pemerintah Desa mengundang masyarakat, Lembaga-lembaga
kemasyarakatan dan Tokoh Masyarakat yang selanjutnya dibentuk Tim
Pansus AD/ ART Bumdes ;

3). Rancangan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga Bumdes, dibuat
oleh Tim Perumus yang dibentuk oleh Pemerintah Desa ;
4). Rancangan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga Bumdes,
sekurang-kurangnya memuat :
a. Nama dan Keduaukan
b. Asas dan Tujuan
c. Kegiatan dan Usaha
d. Keanggotaan .
e. Hak dan Kewajiban Anggota
f. Kepengurusan
g. Hak dan Kewajiban Pengelola .
h. Rapat Pengelola / anggota
i. Sumber Pedoman aturan
j. Pengelolaan keuntungan dan bagi hasil usaha

5). Rancangan Anggaran dasar dan Anggaran Rumah Tangga Bumdes di


laporkan kepada Pemerintah desa dalambentuk Berita Acara ;
6). Peresmian Bumdes , bisa dilaksanakan apabila sudah memiliki Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Kepengurusan yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Desa sera memperoleh pengesahan akta pendirian .
7). Perubahan Anggaran Dasar dapat dilakukan dalam rapat pengurus ,
pemegang saham dan pemerintah Desa ;
8). Kegiatan Bumdes harus sesuai dengan tujuan pembentukan dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan .

Paragraf 2
Pembentukan Bumdes

Pasal 3
1). Dengan ditetapkannya Peraturan Desa ini , maka Badan Usaha Milik
Desa (Bumdes ) Desa Narawita Kecamatan Cicalengka Kabupaten
Bandung secara resmi dibentuk , untuk selanjutnya diunadangkan
dalam Lembaran Desa Narawita Tahun 2015.

2). Badan Usaha Milik Desa ( Bumdes ) Desa Narawita bernama


“ Bumdes Desa Narawita “

Bagian Kedua
Kedudukan, Maksud,Tujuan, Asas dan Strategi

Paragraf 1
Kedudukan

Pasal 4
1). Badan Usaha Milik Desa adalah suatu Badan Usaha yang
dibentuk oleh Pemerintah Desa g u n a m e n g e l o l a a s e t
desa, jasa layanan dan usaha lainnya,
berkedudukan diTingkat Desa dan bertanggung jawab kepada
Kepala Desa yang secara exoffisio sebagai Komisaris
menurut AD/ART Bumdes;
2). BUMDES dipimpin oleh seorang Direktur Manager yang dipilih dan
diangkat menurut AD/ART Bumdes

Paragraf 2
Maksud dan Tujuan
Maksud

Pasal 5
Maksud Pembentukan Bumdes adalah untuk mengembangkan dan
meningkatkan sumber Pendapatan Desa guna memenuhi Belanja Desa
melalui penyelenggaraan pemerintahan desa yang telah ditetapkan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa serta mendorong
pertumbuhan kegiatan perekonomian masyarakat desa , sesuai dengan
potensi wilayah yang tersedia

Tujuan

Pasal 6
1). Meningkatkan Pendapatan Asli Desa melalui usaha pengembangan
aset-aset desa untuk memperkuat tingkat kemampuan Pemerintah Desa
dalam memenuhi kebutuhan Belanja Desa;
2). Mengembangkan potensi perekonomian di wilayah perdesaan untuk
mendorong pengembangan dan kemampuan perekonomian
masyarakat desa secara keseluruhan .
3). Mendorong berkembangnya Usaha Mikro sektor informal untuk
penyerapan tenaga kerja bagi masyarakat di desa yang bebas dari
pengaruh praktek rentenir ;
4). Menciptakan Lapangan Kerja
Mempermudah pemasaran industri kecil hasil produksi usaha
ekonomi masyarakat.
5). Mengembangkan potensi Sumber Daya Alam yang tersedia di wilayah
desa agar memiliki nilai tambah ;

Paragraf 3
Asas dan Strategi Bumdes

Asas Bumdes

Pasal 7
Bumdes dalam melakukan usahanya berasaskan :
a. Demokrasi ekonomi
b Pengayoman
.
c. Pemberdayaan
d Keterbukaan
.
e. Akuntabilitas

Bagian Kedua
Strategi Bumdes
Pasal 8
Strategi pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat melalui Bumdes dilakukan
dengan cara :

a. Mengelola potensi yang dimiliki oleh desa disesuaikan dengan


kemampuan yang menjadi kewenangan desa.
b. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di perdesaan
BAB III
JENIS PENGEMBANGAN USAHA

Pasal 9
1). Jenis Usaha Bumdes antara lain :
a Pelayanan Jasa pembayaran Listrik, Alat Pesta, Simpan Pinjam dan jasa lainnya ;;
b Penyaluran Kepokmas di desa , seperti Gas LPG, Beras, Minyak Goreng dan lain-lain
c Perdagangan hasil pertanian berupa Hasil Bumi , Peternakan dan Agrobisnis.
d Industri Kecil , seperti olahan makanan , Kerajinan dan perekonomian lainnya ;
2). Usaha Bumdes dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa yang ada

BAB IV
MODAL BUMDES

Pasal 10
Permodalan Badan Usaha Milik Desa dapat berasal dari :
a Pemerintah Desa ,yaitu penyertaan modal pada Bumdes yang dipisahkan
b Tabungan/Simpanan Masyarakat.
c Bantuan dari Pemerintah Pusat,Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten.
d Pinjaman
e Penyertaan Modal pihak lain atau kerjasama bagi hasil atas dasar saling
menguntungkan.
Pasal 11
1). Badan Usaha Milik Desa dapat melakukan pinjaman untuk menambah modal
melalui Bank Pemerintah/ BUMN/ Swasta sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku .
2). Pinjaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan tertulis dari Badan Permusyawaratan Desa , berdasarkan
hasil rapat/musyawarah secara khusus .

BAB V
STRUKTUR ORGANISASI DAN KEPENGURUSAN

Bagian Pertama
Struktur Organisasi

Pasal 12
1). Organisasi Kepengurusan /pengelola Bumdes berada di luar Struktur Organisasi
Pemerintahan Desa.
2). Organisasi Kepengurusan / pengelola Bumdes terdiri dari :
a Badan Musyawarah
b Badan Pengawasan.
c Komisaris sebagai Penasehat
d Direksi sebagai pelaksana operasional kegiatan
2). Struktur Organisasi Bumdes sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang tak
terpisahkan dalam Peraturan Desa ini.

Bagian Kedua
Kepengurusan Bumdes

Paragraf 1
Persyaratan Umum Kepengurusan Bumdes

Pasal 13
Persyaratan umum Kepengurusan Bumdes adalah sebagai berikut
a Warga Negara Indonesia Republik Indonesia.
b Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
c Setia dan ta’at kepada Pancasila , UUD RI Tahun 1945 , Pemerintah dan
Negara RI
d Pendidikan paling rendah SLTP atau Sederajat
e Berumur sekurang-kurangnya 21 ( dua puluh satu ) Tahun
f Bertempat tinggal dan menetap di desa bersangkutan sekurang-kurangnya 2
(dua ) Tahun
g Memiliki kemampuan admnistrasi perkantoran dan perdagangan
h Memiliki Jiwa Kewirausahaan .
i Berkelakuan Baik
j Memiliki kepribadian yang menarik, jujur, terbuka , tidak tercela , dan
dedikasi yang tinggi terhadap kemajuan organisasi Bumdes.
k Sehat jasmani dan rohani
l Bersedia diangkat menjadi pengurus dan/atau pelaksana Bumdes.

Paragraf 2
Kepengurusan Bumdes

Pasal 14
1). Kepengurusan Badan Musyawarah ( Bamus ) sebagai badan tertinggi dalam
Struktur Organisasi Bumdes , keanggotaannya terdiri dari :
a Kepala Desa , mewakili unsur Pemerintah Desa .
b Seluruh Anggota Badan Permusyawaran Desa
c Para pimpinan lembaga kemasyaratan RT, RW ,LPM,Lembaga
Kemasyaratan dan beberapa Tokoh Masyarakat yang mewakili unsur
masyarakat desa.
d Pemilik Saham di Bumdes .
2). Badan Pengawas Bumdes sekurang-kurangnya sebanyak 3 (tiga) orang ,
terdiri dari :
a. 1( satu ) orang Unsur Pemerintah Desa.
b 1( satu ) orang Unsur Propesional/Praktisi
c 1(Satu)orang Unsur Perwakilan Tokoh Masyarakat berkompeten serta
memenuhi kriteria persyaratan yang ditentukan.
3). Komisaris Bumdes secara ex Offisio dijabat oleh Kepala Desa .
4). Direksi sebagai pelaksana kegiatan Bumdes , terdiri dari :
a 1 (satu) orang Direktur
b 1(satu) orang Sekretaris .
c 1(satu ) orang Bendahara
d 1(satu) orang Manajer, yang membawahi beberapa Unit Usaha

5). Badan Pengawas Bumdes dan Jajaran Direksi Bumdes ( Kecuali


Manajer ,Bagian Pemasaran dan anggota pelaksana operasional ) dipilih dalam
forum Bamus dengan memperhatikan persyaratan sesuai dengan Anggaran
Dasar Bumdes.
6). Kepengurusan Bumdes disesuaikan dengan kebutuhan dalam organisasi
Bumdes .
7). Masa Bhakti Direksi dan Pengawas/Pemeriksa Bumdes selama 5 ( lima ) tahun
dan dapat dipilih kembali hanya 1 (satu ) kali masa bakti berikutnya.

BAB VI
KEDUDUKAN , TUGAS DAN FUNGSI

Bagian Pertama
Kedudukan , Tugas dan Fungsi Komisaris

Pasal 15
1). Kedudukan
a Kedudukan Komisaris secara ex offisio dijabat oleh Kepala Desa yang
bersangkutan
b Komisaris dapat mengundang Jajaran Direksi dan Pengawas untuk meminta
penjelasan pengelolaan dan kemajuan Bumdes
2) Tugas dan fungsi
a Membina dan mengembangkan usaha desa agar tumbuh dan berkembang
menjadi bahan usaha yang bermanfa’at bagi warga masyarakat desa.
b Mengusahakan terciptanya pelayanan yang adil
c Memupuk kerjasama yang baik dengan lembaga lembaga perekonomian yang
lainnya
d Mengusahakan kekompakan dalam menjaga usaha dan pengurus Bumdes
sehingga menjadi lembaga desa yang kuat dan berpotensi.
Membantu penyelesaian permasalahan yang timbul berkenaan dengan
kegiatan Bumdes.

Pasal 16
1). Komisaris dapat diberhentikan apabila :
a Telah berakhir masa jabatan Kepala Desanya.
b Meninggal Dunia.
c Mengundurkan Diri.
d Dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
yang tetap.
2). Apabila Komisaris berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, maka
jabatan Komisaris dijabat oleh Penjabat Kepala Desa sampai dengan terpilihnya
Kepada Desa yang baru.

Bagian Kedua
Kedudukan,Tugas dan Fungsi Pengawas

Pasal 17

1). Kedudukan
a Pengawas sebagai unsur organisasi Bumdes yang melaksanakan pengawasan atas
pengelolaan Bumdes sesuai dengan AD/ART yang ditetapkan.
b Jumlah pengawas sekurang-kurangnya 3 (tiga ) orang , terdiri dari
2). Tugas dan Fungsi
a Perumusan kebijakan operasional pemeriksaan pengelolaan Bumdes sesuai
AD/ART
b Pelaksanaan pemeriksaan atas kebijakan pengelolaan dalam menjalankan
Bumdes.
c Pemeriksaan aktifitas pengelolaan Bumdes pada aspek administrasi dan
manajemen
d Penyampaian laporan hasil pemereiksaan pengelolaan Bumdes kepada
Komisaris
e Pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan dan pemeriksaan dengan
persetujuan Komisaris.
f Penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pengawasan
pengelolaan Bumdes kepada Komisasris.
Pasal 18
Selain memenuhi persyaratan umum yang telah ditetapkan pada pasal 13Peraturan
Desa ini , anggota pengawas harus memenuhi persyaratan khusus sbb :
a Memiliki keahlian, pengalaman, dan kemampuan dalam bidang pengawasan.
b Memahami manajemen pengembangan perekonomian di perdesaan.
c Memiliki semangat pengabdian , Dedikasi, Loyalitas dan Tanggung jawab yang
besar terhadap Perkembangan Organisasi Bumdes dan Kemajuan Ekonomi
masyarakat di Desa.
d Memilliki kridibilitas dan integritas moral yang baik
e Tidak terlibat hubungan keluarga secara langsung dengan unsur pemerintahan
desa atau unsur Direksi ( seperti antara ayah,Ibu, anak, adik kakak, paman/bibi
dan Uwa )

Bagian Ketiga
Kedudukan,Tugas dan Fungsi Direktur

Pasal 19
1). Kedudukan
a Direktur berkedudukan sebagai unsur pimpinan pelaksana pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa yang melaksanakan kebijakan sesuai AD/ART yang
ditetapkan
b Direktur dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab kepada
Komisaris

2). Tugas dan Fungsi


a Merumuskan kebijakan operasional pengelolaan Bumdes.
b Mengangkat anggota pelaksana pengelola Bumdes dengan persetujuan
Komisaris.
c Mengelola keuangan Bumdes dan aset Bumdes.
d Mengkoordinasikan seluruh tugas pengelolaan Bumdes, baik ke dalam
maupun ke luar;
e Mewakili Bumdes di dalam dan di luar pengadilan;
f Mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga dengan persetujuan Komisaris.
g Pelaksanaan pinjam meminjam uang Bumdes dengan persetujuan
Pemerintah Desa dan BPD .
h Mengikat Bumdes sebagai penjamin dengan persetujuan Komisaris dan BPD;
i Penyusunan Laporan pelaksanaan pengelolaan Bumdes ;
j Menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengelolaan Bumdes.

Pasal 20
1). Selain memenuhi persyaratan umum yang telah ditetapkan pada pasal 13
Peraturan Desa ini ,seorang direktur Bumdes harus memenuhi persyaratan
khusus sbb :
a Memiliki keahlian , kemampuan,kecakapan dan pengalaman yang memadai
dalam Manajemen Bidang Organisasi , Bidang Keuangan , Bidang
Admnistrasi Negara dan Niaga ;
b Memiliki Wawasan Kewirausahaan yang luas dalam mengembangkan
potensi perekonomian yang ada di perdesaan
c Memiliki semangat pengabdian , Dedikasi, Loyalitas dan Tanggung jawab
yang besar terhadap Perkembangan Organisasi Bumdes dan Kemajuan
Ekonomi masyarakat di Desa.
d Memilliki kridibilitas dan integritas moral yang baik ;
e Mempunyai waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas, fungsi dan
kewajibannya.
2). Direktur menyampaikan laporan pelaksanaan pengelolaan Bumdes kepada
Komisaris melalui pengawas secara periodik maupun insidentil sesuai AD/ART
Bumdes.
3) Direktur dapat menagngkat pelaksana Teknis seperti Manager, Bagian
Pemasaran dan anggota pelaksana operasional pelayanan

Bagian ke Empat
Kedudukan,Tugas dan Fungsi Sekretaris

Pasal 21
1). Kedudukan
a Sekretaris berkedudukan sebagai unsurkesekretariatan yang memimpin Tata
Kelola Sekretariat Perkantoran , Manajemen Administrasi Tata Usaha
Bumdes, dan Sumber Daya Manusia , sesuai dengan AD/ART yang
ditetapkan.
b Sekretaris dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab
kepada Direktur Bumdes.
2). Tugas dan Fungsi Sekretaris :
a Merumuskan kebijakan operasional pengelolaan Sekretariat Perkantoran
b Melaksanakan Administrasi Tata Usaha Bumdes.
c Melaksanakan pengendlian surat menyurat dan kearsipan.
d Menerima kelengkapan persyaratan permohonan calon nasabah untuk
diteruskan kepada Manager/ Pimpinan Unit Usaha dan diperiksa keaabsahan
persyaratannya.
e Menerima hasil Verifikasi dari Manajer /Pimpinan Unit Usaha.
f Meregister dokumen berkas permohonan yang sudah lolos verifikasi
g Melengkapi persyaratan –persyaratan lainnya yang dibutuhkan termasuk
perjanjian dengan pemohon.
h Meneruskan permohonan yang sudah memenuhi persyaratan kepada
Bendahara
i Melaksanakan pengendalian dokumen berkas persyaratan permohonan
kredit
j Melaksanaan Pembinaan dan Pengawasan kepada para pegawai pelaksana
operasional kegiatan Bumdes
k Membuat laporan mingguan, bulanan dan tahunan pengelolaan Bumdes
kepada Direktur.

Pasal 22
1). Selain memenuhi persyaratan umum yang telah ditetapkan pada pasal 13
Peraturan Desa ini , seorang Sekretaris Bumdes harus memenuhi persyaratan
khusus sbb :
a Memiliki Kepribadian moral yang baik, Pelayanan menarik, sopan dan
responsif
Memiliki Kemampuan yang memadai dalam Manajemen Bidang
Administrasi Perkantoran Manajemen Sumber Daya Manusia dan Bidang
Admnistrasi Niaga
b Memiliki semangat pengabdian , Dedikasi, Loyalitas dan Tanggung jawab
yang besar terhadap Perkembangan Organisasi Bumdes dan Kemajuan
Ekonomi masyarakat di Desa.
c Mempunyai waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas, fungsi dan
kewajibannya.
2). Dalam hal tugas dan tanggung jawab sekretaris cukup padat , maka di
lingkungan Sekretariat Bumdes dapat diangkat beberapa Staf pelaksana sesuai
kebutuhan
3) Pengangkatan Staf Pelaksana dilakukan oleh Direktur Bumdes.
Bagian ke Lima
Kedudukan,Tugas dan Fungsi Bendahara
Pasal 23
1). Kedudukan
a Bendahara berkedudukan sebagai unsur kesekretariatan yang memimpin
Tata Kelola Keuangan sesuai dengan AD/ART yang ditetapkan
b Bendahara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab
kepada Direktur Bumdes.
2). Tugas dan Fungsi Bendahara
a Melaksanakan pengaturan rumusan teknis dalam pengelolaan dan
pengendalian Keuangan.
b Melaksanakan kelengkapan buku-buku administrasi Tata Kelola
Keuangan Bumdes
c Menerima kelengkapan persyaratan permohonan calon nasabah yang
sudah lolos verifikasi dari Manager/ Pimpinan Unit Usaha melalui
Sekretaris.
d Meregister dokumen berkas persyaratan permohonan yang sudah lolos
verifikasi
e Melakukan transaksi penarikan dan penyetoran uang dari nasabah.
f Membayar dan menerima uang atas transaksi yang terjadi.
g Melakukan pencatatan Buku Rekening atas nama Nasabah, Buku Kas dan
Buku Administrasi Keuangan lainnya.
h .Menyimpan bukti-bukti transaksi untuk mencocokan
i Menyerahkan bukti-bukti transaksi penarikan dan penyetoran
j Membuat laporan Buku Kas.
k Melakukan penyimpanan uang di Brankas sesuai ketentuan undang-
undang
l Membuat laporan Harian dan Mingguan
m Membuat Laporan Bulanan dan Tahunan .
Pasal 24
Selain memenuhi persyaratan umum yang telah ditetapkan pada pasal 13 Peraturan
Desa ini , seorang Bendahara Bumdes harus memenuhi persyaratan khusus sbb :
a. Memiliki Kepribadian moral yang baik, Pelayanan menarik, sopan dan
responsif
Memiliki kecermatan dan keulatan dalam pengelolaan keuangan.
b. Memiliki kemampuan yang memadai dalam Manajemen Bidang Administrasi
Keuangan, Membuat Jurnal dan Neraca Laporan Keuangan
c. Memiliki semangat pengabdian , Dedikasi, Loyalitas dan Tanggung jawab
yang besar terhadap Perkembangan Keuangan Bumdes.
d. Mempunyai waktu yang cukup untuk melaksanakan tugas, fungsi dan
kewajibannya.

Bagian ke Enam
Kedudukan,Tugas dan Fungsi Manajer /Kepala Unit/Bagian
Pasal 25
1). Kedudukan
a Manajer/Kepala Unit/Bagian berkedudukan sebagai unsur pelaksana
operasional yang melaksanakan kegiatan usaha sesuai tugas unit
bagiannya.
b Manajer/Kepala Unit/Bagian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
bertanggung jawab kepada Direktur Bumdes.
2). Tugas dan Fungsi Manajer/Kepala Unit/Bagian
a Melaksanakan pengelolaan dan pengembangan di unit kerjanya.
b Membuat kelengkapan buku-buku Tata Kelola administrasi di unit
kerjanya
Menerima persyaratan permohonan calon nasabah untuk di verifikasi
kebenarannya
Mengembangkan jenis kegiatan yang menjadi tugasnya
Menjalankan kegiatan usahanya secara propesional .
c Membuat catatan kegiatan yang dilaksanakannya
d Membuat laporan mingguan perkembangan dan evaluasi hasil kegiatan
di unit kerjanya.

BAB VII
PMBERHENTIAN PENGURUS BUMDES
Pasal 26
Pengawas, Jajaran Direksi dan Pengurus Bumdes lainnya dapat
diberhentikan,apabila :
a Telah berakhir masa baktinya
b Meninggal Dunia.
c Mengundurkan Diri.
d Tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik sehingga merugikan dan
menghambat pertumbuhan dan perkembangan Bumdes.
e Dinyatakan melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang
tetap.
f Tidak lagi memenuhi syarat menjadi pengurus Bumdes.

BAB VIII
HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Pertama
Hak dan Kewajiban Komisaris
Pasal 27
1) Komisaris mempunyai Hak :
a Mendapatkan tunjangan dari keuntungan pembagian hasil usaha
Bumdes sebagaimana diatur dalam AD Bumdes.
Meminta pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Bumdes kepada
seluruh pengurus Bumdes paling sedikit 1(satu kali dalam setahun.
2) Komisaris berkewajiban untuk
a Membina dan mengembangkan usaha desa agar tumbuh dan
berkembang menjadi sebuah badan usaha yang bermanfa’at bagi warga
masyarakat desa.
b Mengusahakan terciptanya pelayanan yang adil dan merata.
c Memupuk kerjasama yang baik dengan lembaga lembaga
perekonomian lainnya
d Menciptakan kekompakan bagi seluruh pengurtus Bumdes, sehingga
menjadi lembaga perekonomian desa yang kuat.
e Memberikan motivasi kerja yang tertinggi kepada seluruh pengurus
Bumdes.
f Membantu penyelesaian permasalahan yang timbul berkenaan dengan
kegiatan Bumdes.

Bagian Kedua
Hak dan Kewajiban Pengawas
Pasal 28
1). Badan Pengawas/Pemeriksa mempunyai hak untuk :
a Meminta pertanggungjawaban tentang pelaksanaan pengelolaan Bumdes.
b Memberikan saran dan pendapat kepada seluruh anggota
direksi dalam menata perkembangan kemajuan Bumdes
c Memperoleh tunjangan dari keuntungan pembagian hasil usaha Bumdes
sebagaimana diatur dalam AD Bumdes.

2). Badan Pengawas/Pemeriksa mempunyai kewajiban :


a Mengawasi dan memeriksa pengelolaan keunagan Bumdes.
b Memberikan saran dan pendapat untuk perkembangan kemajuan
organisasi Bumdes
c Bersifat independen , tidak memihak dan tidak bertindak merugikan
Bumdes
d Menegakan AD/ART Bumdes
e Menyampaian laporan hasil pengawasan dan pemeriksaan kepada
Komisaris

Bagian Ketiga
Hak dan Kewajiban Direktur
Pasal 29
1). Direktur mempunyai hak :
a Meminta pertanggungjawaban kepada pengawas dan seluruh jajaran
anggota Direksi atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya
b Mengambil keputusan penting atas persetujuan Komisaris , apabila terjadi
hal yang dapat mengganggu dan merugikan masa depan Bumdes
C Memperoleh tunjangan penghasilan dari keuntungan pembagian hasil
usaha Bumdes sebagaimana diatur dalam AD Bumdes.

2). Direktur mempunyai kewajiban :


a Membuat manajemen perencanaan , pelaksanaan ,Pengawasan ,Evaluasi
kegiatan dan Pemeliharaan aset Bumdes
b Membuat Petunjuk Teknis Operasional pada setiap jenjang tugas dan
kewajiban masing-masing anggota jajaran direksi.
c Memberikan arahan dan bimbingan teknis kepada setiap manajer /unit
usaha dan anggota bagian operasional Bumdes.
d Menggali dan mengembangkan potensi yang ada .
e Menyampaikan laporan rutin bulanan kepada Komisaris
f Menyampaikan laporan evaluasi akhir tahun secara tertulis kepada
Komisaris tentang perkembangan Bumdes.
G Menciptakan suasana harmonis , baik diantara pengurus maupun dengan
pihak lain dan masyarakat desa pada umumnya.

Bagian Keempat
Hak dan Kewajiban Sekretaris

Pasal 30
1). Sekretaris mempunyai Hak :
a Sekretaris berhak meminta dokumen data-data dan dari masing-masing
bidang untuk dijadikan bahan laporan
b. Memperoleh tunjangan penghasilan dari keuntungan pembagian hasil
usaha Bumdes sebagaimana diatur dalam AD Bumdes
2). Sekretaris mempunyai kewajiban :
a Mengatur kelancaran operasional pelayanan di lingkungan
kesekretariatan Bumdes
b Memastikan lancarnya kegiatan roda organisasi Bumdes.
c Mengendlikansurat menyurat dan kearsipan.
d Mengusahakan terciptanya harmonisasi kerja diantara petugas
operasional pelayanan
e Menciptakan suasana lingkungan kantor yang tertib, aman dan
nyaman.
f Membina seluruh staf administrasi dan petugas operasional lapangan
g Menegakan disiplin kerja di lingkungan Sekretariat Kantor Bumdes.
h Meneruskan permohonan yang sudah memenuhi persyaratan kepada
Bendahara
i Menyampaikan laporan dan evaluasi secara rutin kepada pimpinan

Bagian Kelima
Hak dan Kewajiban Bendahara
Pasal 31
1). Bendahara mempunyai Hak :
a Menolak permohonan pembayaran atas transaksi dan permintaan
pembayaran lainnya yang tidak memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan
b Menolak memberikan keterangan kepada pihak lain ,tanpa seizin
Direktur, kecuali dari Lembaga fungsional pemerintah , sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c Memperoleh tunjangan penghasilan dari keuntungan pembagian hasil
usaha Bumdes dan sebagaimana diatur dalam AD Bumdes
2). Bendahara mempunyai kewajiban :
a Melayani Transaksi penarikan dan penyetoran uang nasabah.
b Memvalidasi bukti-bukti persyaratan transaski penarikan dan
penyetoran.
c Mencatat seluruh peristiwa transaksi Buku Kas , Buku Rekening
Nasabah dan Buku Administrasi Bumdes ;
d Menyimpan dan mengarsipkan bukti-bukti transaksi
e Melakukan pengamanan penyimpanan uang .

Bagian Keenam
Hak dan Kewajiban Manajer /Kepala Unit/Bagian

Pasal 32
1). Manajer /Kepala Unit/Bagianmempunyai Hak :
Memperoleh tunjangan penghasilan dari keuntungan pembagian hasil usaha
Bumdes sebagaimana diatur dalam AD Bumdes
2). Manajer /Kepala Unit/Bagian mempunyai kewajiban :
a Menciptakan kelancaran operasional pelayanan di lingkungan
kesekretariatan Bumdes
b Memastikan lancarnya kegiatan pelayanan di unit kerjanya.
c Mengembangkan kegiatan usahanya
d Memjalankan kegiatan ushanya secara profesional.
e Menciptakan suasana lingkungan kantor yang tertib, aman dan
nyaman.
f Membina seluruh staf administrasi dan petugas operasional lapangan
g Memberikan kontribusi yang positif terhadap perkembangan kegiatan
Bumdes
h Menyampaikan laporan dan evaluasi secara rutin kepada pimpinan

BAB IX
BAGI HASIL USAHA

Pasal 33

Persentase dari penyertaan modal sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 10 Huruf
C tentang Bantuan pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota yang disalurkan melalui APB Desa sebagai berikut :
a. 70% Penambahan Modal Usaha BUMDes
b. 30% Untuk Penguatan Kelembagaan BUMDes meliputi :
1) 70 % Honor Pengurus BUMDes
2) 30 % Untuk Peningkatan SDM Pengurus dalam Pelatihan -
Pelatihan

Pasal 34
1). Pembagian hasil usaha dari pendapatan Bumdes ditetapkan berdasarkan
prosentase kontribusi penyertaan modal dari hasil pendapatan bersih
dengan berpedoman kepada prinsip kerjasama yang saling
menguntungkan yang pengaturannya ditetapkan dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Bumdes yang berpedoman kepada
Peraturan Desa ini.

2). Besarnya bagi hasil usaha Bumdes adalah sebagai berikut :


a Untuk pengembangan Modal Usaha sebesar : 20 %
b Untuk pemegang Saham secara proporsional sebesar : 35 %
c Untuk Pendapatan Asli Desa sebesar : 25 %
d Untuk dana pendidikan , pelatihan pengelola Bumdes sebesar : 10 %
e Untuk dana Sosial dan kesehatan sebesar : 5 %
f Untuk tunjangan Komisaris, Pengawas,Direksi, dan Pengelola
sebesar 5 %

BAB X
KERJASAMA DENGAN PIHAK KETIGA

Pasal 35
1). Untuk mengembangkan usaha, Pengurus Bumdes dapat bekerjasama
dengan pihak ketiga atas dasar saling menguntungkan.
2). Jangka waktu Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal ini
paling lama 6 (enam ) tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan
3). Perjanjian kerjasama dengan jangka waktu minimal 1 (satu)Tahun
sampai dengan 6 (enam ) Tahun harus mendapat persetujuan Kepala
Desa dn BPD.;
4) Kerjasama dengan pihak ketiga dapat dilakukan sesuai dengan
kewenangan yang ada dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5). Dalam upaya mengembangkan Bumdes , maka program-program
pemberdayaan masyarakat yang ada di desa dan potensi yang tersedia,
dapat dikerjasamakan dengan Bumdes.

BAB XI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 36
1). Pemerintah Kabupaten dapat melakukan pembinaan , pemberian
pendampingan , pemberian pedoman , pelatihan , supervisi, sosialisasi
pengelolaan Bumdes.
2). Pola pendampingan Bumdes meliputi :
a Pendamping Teknis dari Pemerintah atau Pemda.
b Pendamping Swasta yaitu Konsultan.
c Pendamping Sosial yaitu dari Lembaga Pendamping Sosial
Masyarakat
d Pendamping Teknis yaitu Lembaga Peneliti atau Perguruan Tinggi
3). Camat dapat melakukan pembinaan dan pengendalian pengelolaan
Bumdes
4). Guna meningkatkan kemampuan Bumdes , Kepala Desa melakukan
pembinaan dan pengawasan ,antara lain :
a Pembinaan Administrasi, Sumber Daya Manusia , Fasilitasi, Bintek
dll
b Pengawasan preventifdan pengawasan internal.

BAB XII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 37
1). Badan Usaha Milik Desa ( Bumdes ) yang sudah ada
sebelum ditetapkannya Peraturan Desa ini , sepanjang
pembentukannya tidak bertentangan dengan Peraturan
Desa ini, dinyatakan tetap sah dan berlaku.
2). Ketentuan lain yang bersifat teknis , akan diatur lebih lanjut di dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Bumdes serta Peraturan
Kepala Desa.
3). Peraturan Desa tentang Pendapatan Asli Desa dan/atau Peraturan Desa
lainnya yang sebagian pasalnya mengatur mengenai pengelolaan
Aset Desa , maka pengelolaan aset desa yang dimungkinkan dapat
dikolelo oleh Bumdes , harus segera menyesuaikan dengan Peraturan
Desa ini.
4). Bila Peraturan Desa tentang Pendapatan Asli Desa dan/atau Peraturan
Desa lainnya yang sebagian pasalnya mengatur mengenai
pengelolaan Aset Desa yang telah memiliki perjanjian kontrak
/Kerjasama dengan pihak lain ( pihak ketiga) , maka penyelesiannya
dapat dialkuikan berdasarkan hasil musyawarah yang disepakati
bersama antara pihak pemerintah desa dan pihak lain dengan ketentuan
kedua belah pihak tidak ada yang merasa dirugikan.
5). Apabila ada permasalahan pengelolaan Aset Desa/ Kekayaan Desa
sebagaimana dimaksud ayat (2 ) pasal ini yang tidak dapat diselesaikan
secara musyawarah , maka ketentuan penyelesainnya adalah sbb :
6). a Bila perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini
masih memiliki ikatan sisa waktu di atas 2 (dua ) tahun, maka
pihak Pemerintahan Desa dapat memberikan kesempatan waktu
penundaan perubahan perjanjian /pemutusan perjanjian kepada
pihak lain yang melakukan perjanjian selama 1 (satu ) tahun.lagi.
b Apabila perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini
masih memiliki ikatan sisa waktu di bawah 1 (satu) tahun, maka
pihak Pemerintahan Desa dapat memutuskan perjanjian
kontrak/kerjasama secara sepihak.
7). Setelah Peraturan Desa ini diundangkan, Kepala Desa wajib melakukan
sosialisasi , pembinaan dan Bimbingan Teknis Pengeloaan Bumdes,
baik kepada jajaran Pengurus Bumdes ,kepada masyarakat desa
maupun kepada pihak lain yang terkait.
8) Ketentuan Peraturan Desa ini harus mulai dilaksanakan dan
diberlakukan paling lambat 1 ( satu ) tahun sejak diundangkan
9). Peraturan Desa Narawita yang ada dan bertentangan dengan Peraturan
Desa ini, dinyatakan tidak berlaku.

BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 38
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang
mengenai teknis , akan diatur kemudian dengan Peraturan Kepala Desa
dan/atau Keputusan Kepala Desa

Pasal 39
Peraturan Desa ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, dan memerintahkan pengundangan


Peraturan Desa ini dengan penempatan dalam Lembaran Desa Narawita
Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung.

Ditetapkan di : NARAWITA
Pada Tanggal : 28 Juli 2017

KEPALA DESA NARAWITA

ADANG ANDRY RAHAYU, S.Sos


Diundangkan di Desa Narawita
Kecamatan Cicalengka Kabupaten
Bandung
Pada Tangal 28 Juli 2017

SEKRETARIS DESA NARAWITA

JAJANG SUMEDI

Anda mungkin juga menyukai