Anda di halaman 1dari 22

RANCANGAN PERATURAN DESA

PERATURAN KEPALA DESA


NOMOR 01 TAHUN 2020
TENTANG
TATA CARA PEMBENTUKAN DAN URAIAN TUGAS
RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA
DI LINGKUNGAN DESA

DESA PADALARANG
KECAMATAN PADALARANG
KABUPATEN BANDUNG BARAT
Alamat: Jln Letkol G.A Manulang Nomor 53 Padalarang 40711
Peraturan Kepala Desa Padalarang
Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat
Nomor : 01 Tahun 2020
Tentang
TATA CARA PEMBENTUKAN DAN URAIAN TUGAS
RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA
DI LINGKUNGAN
DESA PADALARANG KECAMATAN PADALARANG
KABUPATEN BANDUNG BARAT

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa


Kepala Desa Padalarang

Mengingat : a. Bahwa untuk memenuhi dan menjabarkan Peraturan Desa


Padalarang Nomor 01 Tahun 2020 Tentang Lembaga
Kemasyarakatan Desa (LKD) dan Lembaga Adat Desa (LAD) ;
b. bahwa Lembaga Kemasyarakatan Desa sebagaimana
dimaksud dalam poin a. berupa Lembaga yang diberi Nama
Rukun Tetangga dan Rukun Warga dapat dibentuk atas
prakarsa masyarakat , dan atau prakarsa kemasyarakatan
yang difasilitasi Pemerintah melalui mekanisme Musyawarah
atau Demokrasi Kerakyatan ;
c. Bahwa untuk merealisasikan poin a dan b perlu ditetapkan
dengan Peraturan Kepala Desa Padalarang tentang Tata Cara
dan Urain Tugas Rukun Warga dan Rukun Tetanggga di Desa
Padalarang ;

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2007 Tentang
Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa
Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4688);
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5657);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 Tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Peraturan Di Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014
tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 661);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018
tentang Lembaga Kemayarakatan Desa dan Lembaga Adat
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 269);
18. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman
Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 158);
19. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman
Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 159);

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,


20. dan Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang
Pendampingan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 160);
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,
21. dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pendirian,
Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan
Usaha Milik Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 296);
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 3
22. Tahun 2008 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat
Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Bandung Barat Nomor 2);
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 7
23. Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten
Bandung Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung
Barat Tahun 2008 Nomor 7);
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 4 Thn
24. 2010 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2010 Nomor 4);
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 3
25. Tahun 2012 tentang Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten Bandung Barat (Lembaran Daerah Kabupaten
Bandung Barat Tahun 2012 Nomor 3 seri D);
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 2
26. Tahun 2015 tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Bandung Barat Tahun 2015 Nomor 02 seri E );
Peraturan Desa Nomor 01 Tahun 2017 tentang Struktur
27. Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN KEPALA DESA PADALARANG KECAMATAN


PADALARANG KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 01
TAHUN 2020 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN DAN
URAIAN TUGAS RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA .

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal I

Dalam Peraturan Kepala Desa ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Bandung Barat.
2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggara Urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonomi.
4. Bupati adalah Bupati Bandung Barat.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah
lembaga perwakilan rakyat daerah Kabupaten Bandung Barat yang
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
6. Desa adalah desa Padalarang.
7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa.
10.Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
11.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, yang selanjutnya disingkat
RPJM Desa, adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6
(enam) tahun.
12.Rencana Kerja Pemerintah Desa, yang selanjutnya disingkat RKP Desa, adalah
penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
13.Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah
antara BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh
BPD untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
14.Pemilihan Kepala Desa adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di desa dalam
rangka memilih Kepala Desa yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia,
jujur, dan adil.
15.Panitia pemilihan Kepala Desa tingkat desa yang selanjutnya disebut Panitia
Pemilihan adalah Panitia yang dibentuk oleh BPD untuk menyelenggarakan
proses Pemilihan Kepala Desa.
16.Panitia pemilihan Kepala Desa tingkat Kabupaten yang selanjutnya disebut
Panitia Pemilihan Kabupaten adalah panitia yang dibentuk Bupati pada tingkat
Daerah dalam mendukung pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.
17.Putra Desa adalah mereka yang lahir di desa dari orang tua yang terdaftar atau
pernah terdaftar sebagai penduduk desa yang bersangkutan atau mereka yang
lahir di luar Desa dan pernah menjadi penduduk desa yang bersangkutan
sehingga betul-betul mengenal desa tersebut.
18.Calon Kepala Desa adalah bakal calon Kepala Desa yang telah ditetapkan oleh
panitia pemilihan sebagai calon yang berhak dipilih menjadi Kepala Desa.Calon
Kepala Desa Terpilih adalah calon Kepala Desa yang memperoleh suara
terbanyak dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.
19.Penjabat Kepala Desa adalah seorang pejabat yang diangkat oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan tugas, hak dan wewenang serta kewajiban
Kepala Desa dalam kurun waktu tertentu.
20.Pemilih adalah penduduk desa yang bersangkutan dan telah memenuhi
persyaratan untuk menggunakan hak pilih dalam pemilihan Kepala Desa.
21.Daftar Pemilih Sementara adalah daftar pemilih yang disusun berdasarkan data
Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum terakhir yang telah diperbaharui dan
dicek kembali atas kebenarannya serta ditambah dengan pemilih baru.
22.Daftar Pemilih Tambahan adalah daftar pemilih yang disusun berdasarkan
usulan dari pemilih karena yang bersangkutan belum terdaftar dalam Daftar
Pemilih Sementara.
23.Daftar Pemilih Tetap adalah daftar pemilih yang telah ditetapkan oleh Panitia
Pemilihan sebagai dasar penentuan identitas pemilih dan jumlah pemilih dalam
pemilihan Kepala Desa.
24.Kampanye adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Calon Kepala Desa untuk
meyakinkan para pemilih dalam rangka mendapatkan dukungan.
25.Tempat Pemungutan Suara, yang selanjutnya disingkat TPS, adalah tempat
dilaksanakannya pemungutan suara.
26.Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.
27.Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
28.Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian,
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan
sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan ekonomi.
29.Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUMDesa, adalah badan usaha
yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan
guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat Desa.

30.Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan
uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
31.Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja
negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui anggaran
pendapatan dan belanja daerah dan digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan
kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
32.Alokasi Dana Desa, yang selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbangan
yang diterima Daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah
dikurangi Dana Alokasi Khusus.
33.Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD,
adalah rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
34.Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disingkat APB Desa, adalah
rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
35.Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli
atau diperoleh atas beban APB Desa atau perolehan hak lainnya yang sah.
36.Barang Milik Desa adalah kekayaan milik Desa berupa barang bergerak dan
barang tidak bergerak.
37.Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian
dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber
daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang
sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
38.Lembaga kemasyarakatan atau disebut dengan nama lain adalah lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra
Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat ;
39.Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa ( LPMD ) adalah Lembaga
Kemasyarakatan sebagai Mitra Kepala Desa yang mempunyai Tugas dan Fungsi
sebagai Perencana , Pelaksana , Penggerak dan Menumbuh Kembangkan Kondisi
Dinamis Masyarkat .
40.Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) adalah Lembaga Kemasyarakatan
Mitra Kepala Desa dalam Pemberdayaan dan peningkatan Kesejahteraan
Keluarga.
41.Majelis Ulama Indonesia adalah Lembaga Kemasyarakatan Mitra Kepala Desa
dalam Pemberdayaan umat , Ukhuwah dan Toleransi Kehidupan antar umat
beragama .
42.Karang Taruna Desa adalah Lembaga Kemasyarakatan Mitra Kepala Desa dalam
Pemberdayaan dan kearifan sosial Remaja dan Kepemudaan.
43.Rukun warga yang selanjutnya disingkat RW atau sebutan lainnya adalah bagian
dari wilayah kerja Pemerintahan Desa dan merupakan lembaga yang dibentuk
melalui musyawarah pengurus RT di Wilayah kerjanya dan untuk Ketua RW –nya
dipilih oleh seluruh Warga RW yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Desa ;
44.Rukun Tetangga yang selanjutnya disebut RT adalah lembaga yang dibentuk
melalui musyawarah masyarakat setempat dan untuk Ketua RT-nya dipilih oleh
seluruh warga yang memenuhi persyaratan dalam rangka pelayanan pemerintah
dan kemasyarakatan yang ditetapkan Pemerintah Desa;
45.Rukun Tetangga dan Rukun Warga yang selanjutnya disebut RT dan RW adalah
Organisasi Masyarakat yang diakui dan dibina Desa untuk memelihara dan
melestarikan nilai–nilai kehidupan masyarakat yang berdasarkan
kegotongroyongan dan kekeluargaan serta untuk meningkatkan kelancaran
tugas pemerintahan , pembangunan dan kemasyarakatan di Desa;
46.Lembaga Perlindungan Masyarakat atau Linmas adalah Lembaga
kemasyarakatan yang dibentuk dari warga yang memenuhi persyaratan dalam
rangka tugas perlindungan masyarakat dan mitra Kepala Desa dalam
pelaksanaan keamanan dan ketertiban desa;
47.Pembinaan adalah pemberian pedoman standar pelaksanaan perencanaan
penelitian pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan
konsultasi ,supervisi, monitoring, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2

1. Desa Padalarang memiliki Rukun Tetangga ( RT ) dan Rukun Warga ( RW ),


yang merupakan wilayah kerja Desa;
2. Pemerintah Desa Padalarang terdiri atas 5 (Lima) Dusun 30 RW dan 128 RT
sebagai wilayah Kerja Desa dengan pembagian wilayah kerja sebagai berikut :

1. RW 01 Kp. Sudimampir terdiri atas 3 RT Dusun I


2. RW 02 Kp. Sudimampir terdiri atas 5 RT Dusun I
3. RW 03 Kp. Sudimampir terdiri atas 6 RT Dusun I
4. RW 04 Kp. Rancabali terdiri atas 5 RT Dusun II
5. RW 05 Kp. Rancabali terdiri atas 4 RT Dusun II
6. RW 06 Kp. Sukamaju terdiri atas 5 RT Dusun II
7. RW 07 Kp. Babakan Loa terdiri atas 5 RT Dusun IV
8. RW 08 Kp. Babakan Loa terdiri atas 3 RT Dusun IV
9. RW 09 Kp. Kepuh terdiri atas 3 RT Dusun V
10. RW 10 Kp. Kepuh terdiri atas 3 RT Dusun V
11. RW 11 Kp. Kepuh terdiri atas 4 RT Dusun IV
12. RW 12 Kp. Cidadap terdiri atas 3 RT Dusun IV
13. RW 13 Kp. Kepuh terdiri atas 3 RT Dusun IV
14. RW 14 Kp. Andir terdiri atas 3 RT Dusun III
15. RW 15 Kp. Andir terdiri atas 5 RT Dusun III
16. RW 16 Kp. Cipadang Manah terdiri atas 4 RT Dusun III
17. RW 17 Kp. Ciburuy terdiri atas 3 RT Dusun III
18. RW 18 Kp. Ciburuy terdiri atas 4 RT Dusun III
19. RW 19 Kp. Pamucatan terdiri atas 3 RT Dusun III
20. RW 20 Perum Baloper terdiri atas 5 RT Dusun V
21. RW 21 KPAD Sejahtera terdiri atas 8 RT Dusun II
22. RW 22 Perum PPI terdiri atas 5 RT Dusun I
23. RW 23 Kp. Babakan Loa terdiri atas 3 RT Dusun V
24. RW 24 Kp. Sudimampir terdiri atas 4 RT Dusun I
25. RW 25 Kp. Sukamulya terdiri atas 3 RT Dusun II
26. RW 26 Kp. Kepuh terdiri atas 3 RT Dusun V
27. RW 27 Perum PPI terdiri atas 7 RT Dusun I
28. RW 28 Perum PPI terdiri atas 8 RT Dusun I
29. RW 29 Komplek GPI terdiri atas 4 RT Dusun V
30. RW 30 Komplek GPI terdiri atas 4 RT Dusun V

3. RT/RW sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dapat dibentuk atas prakarsa


masyarakat yang difasilitasi Pemerintah melalui musyawarah dan mufakat dan
untuk Ketua-nya Ditetapkan dalam mekanisme musyawarah atau dipilih secara
langsung oleh warga yang memenuhi persyaratan;

Pasal 3

1. Pembentukan RT/RW di atur dengan mekanisme sebagai berikut ;


a. Pembentukan RW di atur dengan mekanisme sebagai berikut :
i. Setiap RW di Desa sekurang- kurangnya terdiri atas 3 RT ;
ii. Setiap Dusun di Wilayah Desa sekurang- kurang terdiri atas 5 RW ;
iii. Pelaksanaan dari ketentuan tersebut adalah membagi habis seluruh
Kepala Keluarga yang berada di wilayah RW bersangkutan ;
iv. Hasil musyawarah dan mufakat Kepengurusan RW sebagaimana
dimaksud di atas ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa .
b. Pembentukan Rukun Tetangga diatur dengan Mekanisme sebagai berikut:
i. Ketua RW bersama-sama dengan tokoh masyarakat dan perwakilan
Kepala Keluarga bermusyawarah membentuk RT diwilayahnya dengan
ketentuan sekurang-kurangnya 80 KK dan Sebanyak-banyaknya 200
KK.
ii. Musyawarah Pembentukan sebagaimana dimaksud pada hurup i di atas
dalam pelaksanaannya adalah membagi habis seluruh Kepala Keluarga
yang berada di wilayah bersangkutan .
iii. Ketua RT dipilih Langsung oleh Kepala Keluarga /atau salah satu
perwakilan Kepala Keluarga dalam lingkungan RT tersebut dan
memenuhi persyaratan.

BAB III
KEDUDUKAN TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Pertama
Kedudukan

Pasal 3

1. Rukun Tetangga (RT ) adalah organisasi kemasyarakatan yang merupakan bagian


wilayah kerja di Rukun Warga (RW) ;
2. Rukun Warga (RW) adalah organisasi Kemasyarakatan yang merupakan bagian
wilayah kerja di Dusun.
3. Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) masing –masing dipimpin oleh
seorang Ketua dan bertanggungjawab dalam suatu rapat RT /RW tahunan serta
melaporkan mengenai Pelaksanaan Tugasnya Kepada Kepala Desa melalui
Kepala Dusun.

Bagian Kedua
Tugas dan Fungsi

Pasal 4

1. Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) mempunyai Tugas membantu
Pemerintah Desa dan membina kehidupan masyarakat Desa, membina
perekonomian Desa, mendamaikan perselisihan masyarakat di RT/RW dan
membantu melaksanakan Peraturan Desa atau Peraturan lainnya serta
melaksanakan tugas –tugas lain yang diberikan Kepala Desa.

2. Untuk melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) di atas, RT dan RW


mempunyai fungsi :

a. Pelaksana pembinaan masyarakat .


b. Pelaksana pembinaan perekonomian masyarakat .
c. Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat .
d. Pelaksana musyawarah penyelesaian perselisihan masyarakat di
lingkungan RT/RW dan melaporkan kepada Kepala Desa melalui Kepala
Dusun .

BAB IV
Susunan organisasi

Pasal 5

1. Susunan organisasi Rukun Tetangga terdiri atas :


a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Kelompok –kelompok kegiatan (Poktan )
e. Anggota

2. Ketua Rukun Tetangga ( RT ) dipilih langsung oleh Kepala Keluarga /Perwakilan


Kepala Keluarga yang telah memenuhi persyaratan dalam suatu rapat pemilihan
yang diadakan khusus untuk itu .

3. Sekretaris , Bendahara , Kelompok Kegiatan (Poktan ) dan seksi lainnya dalam


Kepengurusan Rukun Tetangga (RT) dipilih dari Penduduk RT oleh Peserta
dalam suatu rapat RT yang diadakan khusus untuk itu ;

4. Rapat atau musyawarah yang diselenggarakan oleh Ketua RT sebagaimana


dimaksud pada ayat (3) sebelum pelaksanaan dilaporkan agar dihadiri oleh
Ketua RW dan Kepala Dusun yang bersangkutan .
PASAL 6

1. Yang dapat dipilih menjadi Ketua Rukun Tetangga (RT ) adalah Warga Negara
Indonesia yang telah berusia sekurang –kurangnya 20 tahun dan berstatus
menikah serta telah menjadi Penduduk Rukun Tetangga (RT) setempat dan
memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


b. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang –Undang 1945.
c. Setia dan taat kepada Pemerintah dan Negara Kesatuan Indonesia.
d. Berkelakuan baik , jujur ,adil , cerdas , terampil dan berwibawa.
e. Tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam suatu kegiatan
yang menghianati Negara Kesatuan Indonesia yang berdasarkan Pancasila
dan Undang –Undang Dasar 1945.
f. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap.
g. Sehat jasmani dan rohani.
h. Berpendidikan serendah –rendahnya sekolah Lanjutan Tingkat Pertama /
Sederajat Bagi Balon yang berpendidikan formal di bawah SLTP/sederajat
tetap bisa mengikuti pencalonan setelah memenuhi persyaratan lainnya
dan mendapat rekomendasi BPD;
i. Telah bertempat tinggal tetap sekurang –kurangnya 6 (enam ) bulan
dengan tidak terputus –putus.
j. Yang dapat ditunjuk menjadi Pengurus RT lainnya ( Seksi / Kelompok
Kegiatan ) adalah penduduk Rukun tetangga (RT) setempat yang terdaftar
pada Kartu Keluarga dan telah berusia 17 tahun atau pernah menikah
serta memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam ayat (1) Pasal
ini .

PASAL 7

1. Susunan Organisasi Rukun Warga (RW) terdiri atas :


a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Seksi –Seksi
e. Anggota
2. Ketua Rukun Warga ( RW ) dipilih langsung oleh penduduk yang telah
memenuhi persyaratan dalam suatu rapat pemilihan yang diadakan khusus
untuk itu .
3. Sekretaris , Bendahara dan seksi lainnya dalam Kepengurusan Rukun Warga
(RW) dipilih dari Penduduk RW oleh Peserta Rapat dalam suatu rapat RW yang
diadakan khusus untuk itu ;
4. Rapat atau musyawarah yang diselenggarakan oleh Ketua RW sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) sebelum pelaksanaan dilaporkan agar dihadiri oleh
Kepala Desa yang bersangkutan .

PASAL 8

1. Dalam hal Ketua atau Pengurus Rukun Tetangga (RT) lainnya yang terpilih
menjadi Ketua atau Pengurus Rukun Warga (RW), maka yang bersangkutan
melepaskan jabatannya sebagai Ketua atau Pengurus Rukun Tetangga (RT) dan
selanjutnya diadakan pemilihan kepengurusan Rukun Tetangga (RT)
penggantinya ;
2. Dalam hal Pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Pengurus Rukun Warga (RW)
sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal (3) , dan ayat (1) pasal (4 ) di atas ,
belum dibentuk , Kepala Desa dapat menunjuk Pengurus Sementara paling lama
3 (tiga) Bulan dan segera diadakan pemilihan pengurus.

PASAL 9
1. Yang dapat dipilih menjadi Ketua Rukun Warga (RW ) adalah Warga Negara
Indonesia yang telah berusia sekurang –kurangnya 20 tahun dan berstatus
menikah serta menjadi Penduduk Rukun Warga (RW) setempat dan memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang –Undang Dasar 1945
c. Setia dan taat kepada Pemerintah dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
d. Berkelakuan baik , jujur ,adil , cerdas , terampil dan berwibawa.
e. Surat Pernyataan Belum Pernah Menjabat Ketua Rukun Warga Selama 3
( tiga ) Kali Masa Jabatan.
f. Tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam suatu kegiatan
yang menghianati Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang –Undang Dasar 1945.
g. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap.
h. Sehat jasmani dan rohani.
i. Berpendidikan serendah –rendahnya sekolah Lanjutan Tingkat Pertama /
Sederajat .
j. Telah bertempat tinggal tetap sekurang –kurangnya 6 (enam ) bulan
dengan tidak terputus –putus.

2. Yang dapat ditunjuk menjadi Pengurus RW lainnya (Seksi / Kelompok Kegiatan)


adalah penduduk Rukun Warga (RW) setempat yang terdaftar pada Kartu
Keluarga dan telah berusia 17 tahun atau pernah nikah serta memenuhi
persyaratan sebagaimana tercantum dalam ayat (1 ) Pasal ini .

BAB V

TATA CARA PEMILIHAN , PENGESAHAN , MASA BAKTI DAN


PEMBERHENTIAN PENGURUS RUKUN TETANGGA (RT)
DAN PENGURUS RUKUN WARGA (RW)

Bagian Pertama
Tata Cara Pemilihan

PASAL 10

1. Pemilihan Pengurus Rukun Tetangga ( RT ) dan Pengurus Rukun Warga ( RW)


dilaksanakan oleh suatu Panitia yang dibentuk dalam suatu Rapat /
musyawarah anggota, dipimpin oleh Kepala Dusun dengan susunan kepanitiaan
sebagai berikut :
a. Ketua
b. Sektretaris
c. Bendahara
d. Seksi –seksi
2. Susunan panitia sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini , diambil dari dan oleh
anggota yang hadir dan bersedia untuk melaksanakannya. bertanggung jawab
langsung Kepala Desa Padalarang.
3. Pelaksanaan pemilihan pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW)
dilaksanakan di tempat terbuka di lingkungan RT /RW yang bersangkutan ,
dengan cara langsung , umum , bebas dan Rahasia .
4. Teknis pelaksanaan pemilihan pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga
(RW) sebagaimana dimaksud ayat (3) pasal ini , ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa ;

PASAL 11

Yang dapat memilih Pengurus Rukun tetangga (RT) dan Pengurus Rukun Warga
(RW) adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Terdaftar dalam Kartu Keluarga sebagai Penduduk RT /RW yang bersangkutan
secara sah sekurang –kurangnya 6 (enam ) bulan dengan tidak terputus –putus.
b. Sudah mencapai usia 17 (tujuh Belas) tahun atau telah pernah nikah.
c. Tidak dicabut hak memilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan yang
mempunyai hukum tetap.

Bagian Kedua
Pengesahan

Pasal 12

Hasil Pemilihan Pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Pengurus Rukun Warga (RW)
diajukan oleh Panitia Pemilihan kepada Kepala Desa untuk mendapat Pengesahaan
dan Pelantikan.

Pasal 13

Pengesahan dan Pelantikan Pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Pengurus Rukun
Warga (RW) sebagaimana dimaksud pasal 10 di atas dilaksanakan oleh Kepala Desa
melalui Surat Keputusan Kepala Desa setelah mendapat persetujuan / Rekomendasi
BPD.

Bagian Ketiga
Masa Bakti

Pasal 14

1. Masa bakti Ketua Rukun Tetangga (RT) dan Ketua Rukun Warga (RW) adalah 5
(Lima) tahun terhitung tanggal pengesahan Kepala Desa dan dapat dipilih
Kembali untuk berikutnya dengan tetap mengikuti mekanisme pemilihan 5
tahunan ( Tiga kali masa jabatan baik berturut-turut maupun tidak berturut-
turut ) .
2. Dalam Hal adanya kejadian luar biasa atau berkenaan dengan penyelenggaraan
Pelaksanaan Pemilu ( Legislatif , Presiden dan Kepala Daerah ) Kepala Desa dapat
memperpanjang masa bakti Ketua dan Pengurus RT / RW serta menunda
penyelengaraan Pemilihan Pengurus RT / RW sampai dengan berakhirnya
Kejadian Luar Biasa dan atau Penyelenggaraan Pemilu dimaksud .

Bagian Keempat
Pemberhentian Pengurus

Pasal 15

1. Pemberhentian Pengurus Rukun Tetangga (RT) dan Pengurus Rukun Warga (RW)
dapat dilakukan karena :
a. Meninggal Dunia.
b. Habis masa baktinya dan telah dilantik pengurus yang baru.
c. Atas permintaan sendiri.
d. Melakukan tindakan yang menghilangkan kepercayaan penduduk Desa
terhadap kepemimpinannya sebagai Pengurus RT dan RW.
e. Tidak lagi memenuhi syarat yang ditentukan.
f. Pindah Tempat dari lingkungan RT atau RW yang bersangkutan.
g. Mencalonkan diri sebagai Kepala Desa di Wilayah Kabupaten Bandung Barat .
h. Terpilih menjadi Anggota BPD.
i. Terpilih Menjadi Ketua LPMD /Lembaga Kemasyarakatan Desa lainnya
j. Sebab–sebab lain yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan atau norma –norma kehidupan masyarakat Desa .
2. Kekosongan jabatan Ketua Rukun Tetangga (RT) dan atau kekosongan Ketua
Rukun Warga (RW) sebelum habis masa baktinya , Kepala Desa dapat menunjuk
pejabat sementara Ketua RT dan atau Ketua RW yang bersangkutan sampai
dengan dilantiknya Ketua RT dan Ketua RW hasil Pemilihan .
3. Pengangkatan Pejabat Sementara Ketua RT dan Ketua RW sebagaimana
dimaksud ayat 2 (Dua ) di atas bisa dari jajaran Pengurus RT atau Pengurus RW
atau dari unsur masyarakat biasa yang dianggap mampu menurut sudut
pandang subyektif Kepala Desa.
4. Bahwa apabila setelah dibentuk Panitia Pemilihan Ketua RT dan Ketua RW , dan
telah dibuka seluas- luasnya kepada warga yang memenuhi Persyaratan untuk
mendaftarkan atau didaftarkan sebagai Calon Ketua RT dan atau Ketua RW dan
telah dilakukan 2 (dua) kali perpanjangan Pendaftaran , akan tetapi hanya
terjaring 1 (satu) orang Calon Ketua RT dan atau Ketua RW yang memenuhi
persyaratan maka Kepala Desa segara menetapkan calon tersebut untuk menjadi
Ketua RT dan atau Ketua RW untuk mendapat persetujuan Pengukuhan dari
BPD sebagai Ketua RT dan atau Ketua RW Definitif.

BAB VI
URAIAN TUGAS PENGURUS RUKUN TETANGGA (RT) DAN
PENGURUS RUKUN WARGA (RW)

Pasal 16

Bagian Pertama
Bidang Pemerintahan

1. Membuat Perencanaan , Penganggaran ,Pelaksanaan ,Penatausahaan , Pelaporan


dan Pertanggungjawaban Kegiatan RW .
2. Membantu terciptanya kehidupan masyarakat berdasarkan Pancasila dan
Undang –Undang Dasar 1945 .
3. Membantu terciptanya ketentraman dan ketertiban dalam rangka menunjang
stabilitas nasional .
4. membantu menyelenggarakan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi
tanggungjawab Pemerintah Desa .
5. Memelihara kerukunan warga .
6. Mencatat /mengadministrasikan warganya /penduduk kekayaan warganya serta
melaporkan secara berjenjang mulai dari tingkat RT , RW , Dusun kepada Kepala
Desa setiap awal bulan .
7. Membuat laporan tertulis mengenai kegiatan yang dilaksanakan paling sedikit 6
(enam) bulan sekali .
8. Melaporkan hal –hal yang terjadi dalam masyarakat yang dianggap perlu
mendapat penyelesaian Pemerintah Desa .
9. Membantu menyebar luaskan dan mengamankan setiap program Pemerintah .
10.Berperan aktip membantu tugas pembinaan wilayah dan tugas pengelolaan
dalam rangka terciptanya kelestarian lingkungan hidup .
11.Menjembatani hubungan antara sesama anggota masyarakat dengan Pemerintah
12.Menggerakan Gotong Royong , swadaya dan partisipasi masyarakat .
13.Mengadakan koordinasi dengan ketua RT /RW lainnya , Dusun dan Desa yang
bersangkutan .

Bagian Kedua
Bidang Pembangunan

Pasal 17

1. Membantu dan menyalurkan aspirasi masyarakat kepada BPD dalam rangka


Rencana Anggaran Pembangunan di Desa .
2. Menyusun Rencana dan melaksanakan pembangunan dengan mengembangkan
kehendak dan swadaya murni masyarakat .
3. Mengembangkan kehidupan Demokrasi di Wilayahnya .
4. Membina dan meningkatkan kegiatan pertanian , peternakan , perikanan ,
kerajinan , industri rumah tangga dan sebagainya dalam wilayahnya .

Bagian Ketiga
Bidang Kemasyarakatan

Pasal 18

1. Menunjang terlaksananya program wajib belajar .


2. Mengusahakan pendidikan jasmani dan rohani (olah raga, kesenian,
pramuka ,pengajian /majlis ta’lim , rekreasi dan lain –lain )
3. Mengusahakan dana sosial untuk menolong fakir miskin , yatim piatu , orang –
orang terlantar , kematian dan sebagainya .
4. Mengembangkan Kegiatan PKK RW, POS Yandu Pos KB dan bidang
Pemberdayaan ,Perlindungan Perempuan dan anak serta Keluarga Berencana
5. Usaha – usaha lain untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk .

Pasal 19

Dalam hal Ketua RT dan atau Ketua RW berhalangan maka sekretaris RT/RW atau
pengurus lainnya mewakili tugas sehari –hari Ketua RT dan atau RW , sedangkan
apabila berhalangan lebih dari 60 hari , Maka Kepala Desa dapat menunjuk Pejabat
Sementara Ketua RT dan RW sesuai dengan Pasal 15 ayat 2 dan 3 Peraturan Desa
ini .

Bagian Keempat
Tugas Seksi - Seksi RW

Pasal 20

1. Setiap Seksi melaksanakan, membina dan mengkoordinir kegiatan –kegiatan


masyarakat yang sesuai dengan tugas seksinya masing –masing .
2. Setiap Seksi mengadministrasikan hasil kegiatan seksi dan kelompok kegiatan
yang bersangkutan .
3. setiap seksi yang dibantu oleh kelompok kegiatan menyampaikan usul , saran
dan pendapat kepada ketua RW .
4. Setiap Seksi yang dibantu oleh Kelompok Kegiatan melaksanakan perintah atau
tugas –tugas yang diberikan oleh ketua RW bersangkutan .
5. Setiap Seksi dibantu oleh Kelompok Kegiatan apabila diperlukan mengadakan
koordinasi dengan seksi –seksi lainnya di RW yang bersangkutan .

Bagian Kelima
Tugas Sekretaris RT/RW

Pasal 21

1. Membantu Ketua RW dalam membuat Perencanaan , Penganggaran ,


Pelaksanaan ,Penatausahaan , Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Kegiatan RW.
2. Memberikan Pelayan administrasi kepada Ketua RT bagi sekretaris RT dan
memberikan pelayan administrasi kepada Ketua RW bagi Sekretaris RW .
3. Mengadministrasikan laporan /data yang disampaikan Kelompok Kegiatan
kepada Ketua RT / RW.
4. Ketua RT bagi Sekretaris RT dan Mengadministrasikan laporan /data yang
disampaikan Kelompok Kegiatan kepada Ketua RW bagi Sekretaris RW .
5. Memberikan saran dan pendapat kepada Ketua RT bagi sekretaris RT dan kepada
Ketua RW bagi Sekretaris RW.
6. Melaksanakan Tugas –tugas lain yang diberikan ketua RT bagi sekretaris RT dan
Ketua RW bagi Sekretaris RW.

Bagian Keenam
Tugas Bendahara RT /RW

Pasal 22

1. Membantu Ketua RW dalam membuat Perencanaan , Penganggaran ,


Pelaksanaan , Penatausahaan , Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Kegiatan RW .
2. Menyelenggarakan pembukuan, penyusunan laporan keuangan dan
Penyimpanan uang .
3. Mengadakan pencatatan uang hasil swadaya gotong royong masyarakat dalam
pembangunan .

Bagian Ketujuh
Tugas Kelompok Kegiatan

Pasal 23

1. Memimpin , membina ,mengembangkan serta menumbuhkan keahliannya dalam


kelompok yang bersangkutan .
2. Membantu Ketua RT dalam bidangnya .
3. melaporkan perkembangan dan hasil kegiatan tiap kelompok kepada ketua RT
yang bersangkutan .
4. memberikan saran dan pendapat kepada ketua RT yang berkaitan dengan
bidangnya .

BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 24

1. Ketua RW yang ada pada saat mulai berlakunya Peraturan Dasa ini menjalankan
tugas sebagaimana diatur dalam Peraturan Desa ini sampai habis masa
jabatannya.

2. Ketua RT yang ada pada saat mulai berlakunya Peraturan Dasa ini menjalankan
tugas sebagaimana diatur dalam Peraturan Desa ini sampai habis masa
jabatannya.

BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 25

Format Formulir –formulir terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan


dari Peraturan Desa ini ;

BAB IX
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 24

1. Ketua RW / RT dilarang Rangkap Jabatan sebagai Kepala Desa, Perangkat Desa,


Anggota BPD , Ketua LPMD , Ketua MUI , PNSD Kabupaten Bandung Barat yang
berdinas di Kantor Kecamatan Padalarang .
2. Ketua RW /RT dilarang Rangkap Jabatan sebagai Anggota DPR, DPD,DPRD
Propinsi dan DPRD Kabupaten /Kota ;
3. Hal –hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Kepala Desa ini , diatur
lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Desa ;

Pasal 25

Peraturan Kepala Desa ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan . Agar
setiap orang mengetahuinya , memerintahkan mengundangkan Peraturan Desa
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Padalarang .

Ditetapkan di Padalarang
Tanggal, 20 Januari 2020
Kepala Desa Padalarang

KAROM, S.Pd.I
Diundangkan di Padalarang
Pada tanggal , 20 Januari 2020
Sekretaris Desa Padalarang

LALAN PURNAMA
BERITA DESA PADALARANG TAHUN 2020 NOMOR …..

FORMULIR PENDAFTARAN
BAKAL CALON PEMILIHAN KETUA RUKUN WARGA
DESA PADALARANG
PERIODE TAHUN 2020 – 2025
Yang bertandatangan dibawah ini :

a. Nama : ………………………………………………....................…
b. Jenis Kelamin : ………………………………………………....................…
c. Tempat, Tanggal Lahir : ………………………………………………....................…
d. Agama : ………………………………………………....................…
e. Status Perkawinan : ………………………………………………....................…
f. Pendidikan terakhir : ………………………………………………....................…
g. Pekerjaan : ………………………………………………....................…
h. No. KTP : ………………………………………………....................…
i. Alamat Tempat Tinggal : ………………………………………………....................…
………………………………………………....................…
Bahwa dengan ini saya bermaksud untuk mengajukan permohonan sebagai bakal calon
Pemilihan Ketua Rukun Warga (RW) di Desa Padalarang Kecamatan Padalarang Kabupaten
Bandung Barat Periode Tahun 2020 – 2025 .
Adapun bersama ini saya lampirkan sebagai berikut :
1. Fotocopy KTP;
2. Fotocopy Kartu Keluarga;
3. Fotocopy Ijazah Terakhir;
4. Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari Desa;
5. Surat Pernyataan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa;
6. Surat Pernyataan Memegang Teguh Dan Mengamalkan Pancasila, Undang-undang Dasar
Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945, Mempertahankan Dan Memelihara
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Dan Bhinneka Tunggal Ika;
7. Surat Pernyataan Belum Pernah Menjabat Ketua Rukun Warga Selama 3 ( tiga ) Kali Masa
Jabatan.
8. Surat Pernyataan Bersedia Dicalonkan Ketua Rukun Warga ( RW) Desa Padalarang;
9. Surat Pernyataan Bakal Calon Ketua RW Desa Padalarang Periode 2020 -2025 ;
10. Surat Keterangan Bertempat Tinggal dari Desa;

Padalarang , ..................... 2020

Hormat saya,

( ...................................... )

SURAT PERNYATAAN
BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

a. Nama : …………………………………………………
b. Jenis Kelamin : …………………………………………………
c. Tempat, Tanggal Lahir : …………………………………………………
d. Pekerjaan : …………………………………………………
e. Status : …………………………………………………
f. Agama : …………………………………………………
g. Alamat Tempat Tinggal : …………………………………………………

Menyatakan dengan sebenarnya Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan

agama yang saya anut.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan

sebagai persyaratan calon Ketua Rukun Warga (RW) di Desa Padalarang Periode Tahun

2020 - 2025.

Padalarang , ..................... 2020


Pembuat Pernyataan
Bakal Calon Ketua RW Desa Padalarang
Kecamatan Padalarang

materai 6000

( ...................................... )

SURAT PERNYATAAN
MEMEGANG TEGUH DAN MENGAMALKAN PANCASILA, UNDANG-UNDANG
DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945, MEMPERTAHANKAN DAN
MEMELIHARA KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DAN
BHINNEKA TUNGGAL IKA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

a. Nama : …………………………………………………
b. Jenis Kelamin : …………………………………………………
c. Tempat, Tanggal Lahir : …………………………………………………
d. Pekerjaan : …………………………………………………
e. Status : …………………………………………………
f. Agama : …………………………………………………
g. Alamat Tempat Tinggal : …………………………………………………

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya akan selalu memegang teguh dan

mengamalkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945,

mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan

Bhinneka Tunggal Ika.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan

sebagai persyaratan calon Ketua Rukun Warga (RW) Desa Padalarang Periode Tahun 2020 -

2025 .

Padalarang , ..................... 2020


Pembuat Pernyataan
Bakal Calon Ketua Rw Desa Padalarang
Kecamatan Padalarang

materai 6000

( ...................................... )

SURAT PERNYATAAN
BELUM PERNAH MENJABAT KETUA RUKUN WARGA
SELAMA 3 (TIGA) KALI MASA JABATAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

a. Nama : …………………………………………………
b. Jenis Kelamin : …………………………………………………
c. Tempat, Tanggal Lahir : …………………………………………………
d. Pekerjaan : …………………………………………………
e. Status : …………………………………………………
f. Agama : …………………………………………………
g. Alamat Tempat Tinggal : …………………………………………………

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya belum pernah menjabat sebagai

Ketua RW selama 3 (tiga) kali Masa Jabatan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan

sebagai persyaratan calon Ketua Rukun Warga (RW) Desa Padalarang Periode Tahun 2020 -

2025 .

Padalarang , ..................... 2020


Pembuat Pernyataan
Bakal Calon Ketua Rw Desa Padalarang
Kecamatan Padalarang

materai 6000

( ...................................... )

SURAT PERNYATAAN
BERSEDIA DICALONKAN KETUA RUKUN WARGA
DESA PADALARANG KECAMATAN PADALARANG
KABUPATEN BANDUNG BARAT

Yang bertanda tangan di bawah ini :

a. Nama : …………………………………………………
b. Jenis Kelamin : …………………………………………………
c. Tempat, Tanggal Lahir : …………………………………………………
d. Pekerjaan : …………………………………………………
e. Status : …………………………………………………
f. Agama : …………………………………………………
g. Alamat Tempat Tinggal : …………………………………………………

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya bersedia dicalonkan persyaratan calon Ketua

Rukun Warga (RW) Desa Padalarang Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat

Periode Tahun 2020-2025.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan

sebagai persyaratan calon Ketua Rukun Warga (RW) Desa Padalarang Periode Tahun 2020-

2025.
Padalarang , ..................... 2020
Pembuat Pernyataan
Bakal Calon Ketua Rw Desa Padalarang
Kecamatan Padalarang

materai 6000

( ...................................... )

SURAT PERNYATAAN
BAKAL CALON KETUA RUKUN WARGA (RW)
DESA PADALARANG PERIODE TAHUN 2020-2025

Yang bertanda tangan di bawah ini :

a. Nama : …………………………………………………
b. Jenis Kelamin : …………………………………………………
c. Tempat, Tanggal Lahir : …………………………………………………
d. Pekerjaan : …………………………………………………
e. Status : …………………………………………………
f. Agama : …………………………………………………
g. Alamat Tempat Tinggal : …………………………………………………

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa data yang saya berikan sebagaimana terlampir

adalah benar adanya dan apabila terbukti bahwa data yang saya lampirkan tidak sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai

ketentuan peraturan perundang- undangan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dipergunakan

sebagai persyaratan calon Ketua Rukun Warga (RW) Desa Padalarang Periode Tahun 2020-

2025.

Padalarang , ..................... 2020


Pembuat Pernyataan
Bakal Calon Ketua Rw Desa Padalarang
Kecamatan Padalarang

materai 6000

( ...................................... )

PANITIA PEMILIHAN KETUA RUKUN WARGA (RW)


DESA PADALARANG KECAMATAN PADALARANG
KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2020
Sekretariat : Jln Letkol G.A Manulang Nomor 53 Desa Padalarang – Kode Pos 40711

BERITA ACARA
MUSYAWARAH PEMILIHAN KETUA RW
KP/…………….. RW……. DESA PADALARANG PERIODE 2020 -2025

Pada hari ini Minggu tanggal Dua ................. Bulan ....................... Tahun Dua
Ribu Dua Puluh Panitia Pelaksana Pemungutan Suara ( PPPS ) mengadakan Rapat
Pemungutan Suara bertempat di : ...............................

Tempat Pemungutan Suara ( TPS ) : .................................................................


Desa : .................................................................
Kecamatan : .................................................................
Kabupaten : .................................................................

Rapat pemungutan suara disaksikan dan diawasi oleh saksi dari para Calon Peserta
Pemilihan Rukun Warga ( RW ) menyelesaikan 2 acara yaitu pemungutan suara dan
penghitungan suara untuk pemilihan Ketua Rukun Warga setempat.

Jumlah Calon Ketua RW yang akan dipilih sebanyak : ... ( ...... ) orang.

1. Bapak / Sdr : ........................ dari Rt. ......................................................


2. Bapak / Sdr : ........................ dari Rt. ......................................................
3. Bapak / Sdr : ........................ dari Rt. ......................................................
4. Bapak / Sdr : ........................ dari Rt. ......................................................
5. Bapak / Sdr : ........................ dari Rt. ......................................................

Acara pemungutan suara dimulai pukul ........ dan berakhir pukul ......... waktu
setempat dengan melakukan kegiatan.
a. Mengambil sumpah / janji anggota KPPS , amanat Kepala Desa, membuka
dan mengeluarkan isi, menutup dan mengunci kembali kotak suara dan
meletakkan ditempat yang ditentukan, kemudian memberikan penjelasan
tentang tata cara pemungutan suara.
b. Mengumumkan jumlah pemilih yang namanya tercantum dalam daftar
pemilih tetap untuk TPS RW........sebanyak..... Orang.
c. Memberikan kesempatan kepada pemilih untuk memberikan suara.

2. Acara penghitungan suara pukul ............... dan berakhir pukul...........waktu


setempat dengan melakukan kegiatan :
a. Mencatat jumlah pemilih yang memberikan suara :…………..…orang
b. Mencatat surat suara yang tidak sah :…......…lembar
c. Menghitung suara dengan cara meneliti satu demi satu surat suara,
untuk menentukan suara sah atau suara tidak sah dari seorang pemilih
dan menghitung suara sah yang diperoleh masing – masing calon peserta
Pemilihan Ketua Rukun Warga.

Berita Acara ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) yang ditandatangani oleh Ketua,
Sekretaris dan anggota PPPS serta saksi utusan Calon peserta pemilihan Ketua RW,
yang hadir dengan lampiran :

1. Sertifikat hasil Penghitungan Suara di tempat Pemungutan suara


dalam pemilihan Ketua Rukun Warga .............

Masing – masing rangkap Berita Acara di sampaikan kepada :


1. Ketua Panitia Pemungutan Suara Pemilihan Ketua ..........
2. BPD Desa Padalarang.
3. Ketua RW .......... Terpilih

PANITIA

Nama Tanda Tangan

1. Ketua : .................................... ( …………………………..)

2. Sekretaris : .................................... ( …………………………..)

3. Anggota : .................................... ( …………………………..)

4. Anggota : .................................... ( …………………………..)

5. Anggota : .................................... ( …………………………..)

6. Anggota : .................................... ( …………………………..)

SAKSI DARI CALON PESERTA PEMILIHAN KETUA RW

KP/.......................... RW.........

Saksi Calon

(.......................) (.......................) (.......................) (.......................)

(.......................) (.......................) (.......................) (.......................)

Mengetahui :

Ketua Panitia Sekretaris Panitia

…………………. ………………..

Anda mungkin juga menyukai