Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

HUKUM DAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

DI SUSUN OLEH

SAYIDATUL AUPIYA ( E1B020140 )

PUJI NINGTYAS ( E1B020118 )

NURUL KHAYRANY ( E1B020110 )

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM
KEMAMPUAN YANG DI HARAPKAN

Mahasiswa mampu untuk memahami konsep dasar,ruang lingkup,tujuan dan sumber-sumber dari
hukum internasional.

POKOK BAHASAN

Konsep dasar,ruang lingkup,tujuan,dan sumber-sumber hukum inernasional.

SUB POKOK BAHASAN

1.Pengertian hukum internasional

2.Ruang lingkup hukum internasional

3.Tujuan hukum internasional

4.Sumber-sumber hukum internasional


1.PENGERTIAN HUKUM INTERNASIONAL

Hukum internasional adalah kaidah asas yang mengatur baik hubungan maupun persoalan yang
berkaitan dengan satu negara dan negara lainnya. Subjek dari persoalan ini adalah hukumnya
bukan negara. Tujuan dari adanya hukum internasional sendiri adalah untuk menciptakan sebuah
sistem hukum yang teratur. Hukum internasional sendiri berdasarkan dengan asas keadilan
adapun contoh hukum internasional adalah “European Convention on Human Rights”.

Hukum internasional juga merupakan sekumpulan ketentuan hukum yang berlakunya


dipertahankan oleh masyarakat internasional. Sebagai bagian dari hukum, hukum internasional
memenuhi unsur-unsur yang menetapkan pengeertian hukum, yakni kumpulan ketentuan yang
mengatur tingkah laku orang dalam masyarakat yang berlakunya dipertahankan oleh "external
power" masyarakat yang bersangkutan. Mochtar kusumaatmaja mendefinisikan hukum
internasional sebagai:keseluruhan kaidah dan asas hukum yang menatur hubungan atau persoalan
yang menlintasi batas Negara (hubungan internasional) yang bukan bersifat perdata.

Menurut I Wayan bahwa kalau ditelaah lebih lanjut batasan yang dikemukakan oleh mochtar,
sebenamnya barulah menunjukkan batas-batas luar dari hukum internasional. Kata-kata kalimat
"melintasi batas-batas Negara negara" tampaknya dimaksudkan untuk menunjukkkan perbedaan
antara hukum internasional dengan hukum nasional. Sedangkan dengan adanya kata-kata yang
bukan bersifat perdata" bermaksud untuk menunjukkan perbedaan sifat antara hukum
internasional yang mengatur persoalan-persoalan yang bersifat public dengan hukum perdata
internasional.

Akan tetapi, mochtar kusmaatmadja tidaklah berhenti hanya sampai disini, sebab batasannya
tersebut di atas masih dilanjutkannya lagi dengan penambahan batasan lain yang dapat dikatakan
menunjukkan ruang lingkup dan subtansi dari hukum internasional, yaitu: Dalam kesempatan
lain, mochtar menegaskan bahwa hukum internasional adalah: keseluruhan kaidah dan asas yang
mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas Negara antara Negara dengan Negara,
dan Negara dengan subjek hukum lain yang bukan Negara atau subjek hukum bukan Negara satu
sama lain,

Dari penegasan di atas, tampak dua hal yang ingin disampaikan oleh mochtar:Pertama subyek-
subyek hukum internasional oleh ia dibedakan kedalam dua kelompok, yaitu Negara dan subyek
hukum bukan Negara. Kedua: ruang lingkup atan subtansi dari hukum internasional yang
menurut mochtar meliputi:

a. Hubungan atau persoalan hukum antara neara dan Negara

b. Hubungan atau persoalan hukum antara Negara dan subyek hukum bukan Negara

c. Hubungan atau persoalan hukum antara subyek hukum bukan Negara dan subyek hukum
bukan negara satu dengan lainnya."
Hukum internasional dapat didefinisakan sebagai sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri
atas prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan yang mengatur tentang perilaku yang harus diaati
oleh Negara-negara, dan oleh karena itu juga harus diaati dalam hubungan-hubungan antara
negara satu dengan lainnya, serta yang juga mencakup:

a. Organisasi internasional, hubungan antara organisasi internasional satu dengan lainnya,


hubungan peraturan-peraturan hukumm yang berkenaan dengan fungsi-fungsi lembaga atau
antara organisasi internasional dan Negara atau Negara-negam dan hubungan antara organisasi
internasional dengan individu atau individu-individu.

b. Peraturan-peraturan hukum tertentu yang berkenaan dengan individu-individu dan subyek-


subyek hukum bukan Negara sepanjang hak-hak dan kewajiban kewajiban individu dan subyek
hukum bukan Negara tersebut bersangkut paut dengan masalah masyarakat internasional."

2.RUANG LINGKUP HUKUM INTERNASIONAL

Mochtar kumantmadja tidaklah berhenti hanya sampai disini. sebab batasannya tersebut di atas
masih dilanjutkannya lagi dengan penambahan batasan lain yang dapat dikatakan menunjukkan
ruang lingkup dan suhtarest dan hukum internasional, yaitu: Dalam kesempatan lain, mochtar
menegaskan bahwa hukum internasional adalah: keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi hatas Negara antara Negara dengan Negara, dan Negara
dengan subjek hukum lain yang bukan Negara atau subjek hukum bukan Negara satu sama lain.

Dari pengertian di atas, secara sepintas sudah diperoleh gambaran umum tentang ruang lingkup
dan subtansi dari hukum internasional itu sendiri. Di dalamnya terkandung unsur subyck atau
pelaku-pelaku yang berperan, hubungan hubunganhukum antar subyek atau pelaku, serta hal-hal
atau obyek yang tercakup dalam pengaturannya, serta prinsip-prinsip peraturan hukum yang
semuanya terjalin sebagai satu keseluruhan. Berkenaan dengan subyek hukumnya, tampaklah
bahwa Negara tidak lagi merupakan stau-satunya subyek hukum internasional, sebagaimana
pernah menjadi pandangan yang berlaku umum di kalangan para sarjana hukum internasional
pada masa sekitar abad ke 19 dan awal abad ke 20. Ternyata subyek-subyek hukum internasional
yang diakui eksistensinya dewasa ini, selain Negara, juga organisasi internasional, individu. dan
subyek hukum bukan Negara.

Sedangkan mengenai subtansinya juga tampak bahwa subtansi hukum internasional itu sangat
luas, yakni mencakup:
a Prinsip-prinsip dan peraturan-pemturan hukum yang berkenaan dengan Negara atau Negara-
negara, misalnya tentang kualifikasi suatu Negara sebagai pribadi internasional, terbentuknya
maupun berakhirnya suatu Negara, peristiwa-peristiwa hukum yang dapat menimpa Negara dan
pengaruhnya terhadap eksistensinya, hak-hak dan kewajiban-kewajiban Negara, dan lain-
lainnya.

b. Prinsip-prinsip dan peraturan-peraturan hukum yang berkenaan dengan atau yang mengatur
persoalan-persoalan tentang hubungan antara Negara dan Negara, seperti perjanjian-perjanian
internasional, hubungan diplomatic dan konsuler, hubungan dlam bidang politik dan ekonimi,
dan lain-lainnya.

c. Prinsip-prinsip dan peraturan hukum yang berkenaan dengan organisasi internasional dan
fungsi-fungsinya, misalnya, tentang kualifikasi suatu organisasi internasional, kepribadian dan
kemampuan hukum suatu organisasi internasional, tentang piagam, atau statute suatu organisasi
internasional.

d.Prinsip-prinsip dan peraturan hukum yang mengatur hubungan antara organisasi internasional
dengan organisasi internasional, seperti perjanjian perjanjian antara dua atau lebih oerganisasi
internasional, penggabungan ataupun pemisahan suatu organisasi internasional dan semua
konsekuensi hukumnya.

e. Prinsip-prinsip dan peraturan hukum yang mengatur persoalan antara Negara dan organisasi
internasional, seperti perjanjian ntara Negara dan organisasi internasional.

f. Prinsip-prinsip dan peraturan hukum yang berkenaan dengan individu dan subyek-subyek
hukum bukan neara, sepanjang hak-hak dan kewajiban mereka itu menyangkut masalah
masyarkat internasional.

g. Prinsip-prinsip dan peraturan hukum yang mengatur hubungan antara organisasi internasional
dengan individu, antara organisasi internasional dengan subyek hukum bukan Negara, maupun
antara subyek hukum bukan Negara satu dengan lainnya.

3.TUJUAN HUKUM INTERNASIONAL

Ketentuan-ketentuan hukum internasional bertujuan untuk:

1.Mewujudkan keadilan dalam hubungan internasional.Ini terbukti dengan adanya


lembaga/mahkamah pengadilan, yaitu:

a. Mahkamah Tetap Pengadilan Internasional, yang ada semasa LigaBangsa-Bangsa;


b. Mahkamah Pengadilan Internasional, atau yang kadang-kadang disebut dengan Mahkamah
Internasional, yang adanya diatur di dalam Piagam PBB maupun secara khusus diatur di dalam
Statuta Mahkamah Internasional.

2. Menciptakan hubungan internasional yang teratur.

4.SUMBER-SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

Sebagai suatu hukum,hukum internasinal tentunya memiliki sumber hukum tersendiri yang
menegaskan dari mana hukum internasinal itu,mahkamah internasional menggunakan 4 sumber
hukum internasional di antaranya:

1) Perjanjian internasional. Perjanjian internasional merupakan kesepakatan antar bangsa-


bangsa dengan tujuan untuk menghasilkan hukum tertentu. Perjanjian internasonal ini
bisa berupa; Pakta, Konvensi, Piagam. Charter. Deklarasi. Protokol. Accord. Modus
vivendi. Arrangement, Covenant.
2) Kebiasaan Internasional. Kebiasaan internasional adalah sebuah kebiasaan umum yang
kemudian diterima sebagai hukum. Untuk bisa diakui sebagai kebiasaan maka syarat
yang harus dimiliki adalah : Memiliki kebiasaan yang mana pola tindakan itu sifatnya
umum. Kebiasaan itu bisa diterima sebagai hukum.
3) Prinsip hukum umum yang telah diakui oleh bangsa-bangsa yang beradab. Prinsip hukum
yang diakui adalah sistem hukum yang sudah modern dengan berdasar pada asas dan
lembaga hukum negara Barat dan Romawi.
4) Keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana cerdas yang terkemuka dari berbagai
negara. Maksud dari pendapat para sarjana adalah adanya sumber hukum tambahan yang
mana keputusan pengadilan meminta pendapat dari para ahli yang memiliki kredibiltas
dalam ranah hukum.

Anda mungkin juga menyukai