Anda di halaman 1dari 8

A.

Latar Belakang
Sesuai dengan Undang undang nomor 16 Tahun 2006 Programa Penyuluhan
Pertanian Tingkat  Desa  merupakan salah satu wujud perencanaan partisipasi masyarakat.
Hal ini tercermin dari definisi programa penyuluhan pertanian Tingkat Desa  yaitu rencana
tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Programa Penyuluh terdiri atas programa
penyuluhan desa/kelurahan, atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan kecamatan,
programa penyuluhan kabupaten/kota, programa penyuluhan propinsi dan programa
penyuluhan nasional.
Sesuai dengan peraturan menteri pertanian nomor: 25/Permentan/OT.140/5/2009
tanggal 13 mei 2009, tentang pedoman penyusunan programa penyuluhan pertanian,
perikanan dan kehutanan merupakan rencana sistematis untuk memberikan arah dan pedoman
sebagai alat pengendali pencampaian tujuan penyuluhan.Programa Penyuluhan Pertanian,
perikanan dan kehutanan disusun setiap tahun yang memuat rencana tahun berikutya dengan
memperhatikan siklus anggaran pada masing masing tingkatan dengan cakupan
pengorganisasian, Pengelolaan sumberdaya sebagai pelaksana penyuluhan.

Kendala internal yang dihadapi petani peternak di DESA KAMBATA BUNDUNG


saat ini antara lain rendahnya produktivitas seiring dengan perubahan agroklimat,
menyempitnya lahan produktif, serta menipisnya permodalan dan sulitnya mendapatkan
informasi. Kondisi tersebut memerlukan upaya pemberdayaan melalui kegiatan penyuluhan
pertanian. Melalui kegiatan penyuluhan pertanian, petani dan keluarganya dapat
dikembangkan kemampuannya, keswadayaannya dan kemandiriannya agar mereka mampu
mengelola usahataninya dan mempunyai daya saing yang tinggi. Di sisi lain, standar
kompetensi Penyuluh Pertanian sampai saat ini masih belum dikembangkan dengan baik.
Sistem pendidikan penjenjangan fungsional bagi Penyuluh Pertanian belum berjalan dengan
baik, sehingga banyak Penyuluh Pertanian yang terkendala dalam hal peningkatan jabatan
fungsionalnya.

Dengan melihat kondisi dan masalah yang terjadi dalam kehidupan masyarakat /
petani peternak di Desa Kambata Bundung, Kecamatan Kahaungu Eti, Kabupaten sumba
timur. Masalah dan keluhan masyarakat desa kambata bundung pada umumnya, disebabkan
penurunan produksi hasil pertanian. Menurunnya produksi hasil pertanian penyebab
utamanya adalah tanah kurang subur, dan disebabkan karena krisis dan kurangnya unsur hara
tanah. Krisis atau kurangnya unsur hara tanah disebabkan kelangkaan penggunaan pupuk
organik sperti pupuk BOKHASI dan SDM masyarkat pada umumnya sangat rendah,
sehingga dalam menggarap informasi juga berkurang.

Untuk mengatasi masalah dan keluhan masyarakat DESA KAMBATA BUNDUNG,


perlu melakukan penyuluhan untuk memberikan arahan dan pendampingan. Dengan judul
penyuluhan pemanfaatan feses ternak ( tai’i ternak) dan semak bunga putih dengan
menerapkan TEKNOLOGI E-M4 untuk membuat pupuk BOKHASI.

B. TUJUAN

Tujuan dari perencanaan kegiatan penyuluhan adalah untuk memenfaatkan limbah


pertanian dan peternakan. Dimana dampak negatif pemiliharaan ternak ruminansia
adalah pencemaran lingkungan dan polusi uadara yang berpengaruh pemansaan global.
Dipihak lain, kotoran ternak berpotensi sebagai bahan baku pupuk organic ( padat dan
cair ) yang siap pakai untuk diaplikasikan pada lahan pertanian.

C. TIORI
1. KEADAAN WILAYAH
Desa Kambata bundung merupakan salah satu Desa di Kecamatan Kahaungu
Eti dengan jumlah penduduk satu kecamatan 7446 jiwa dimana laki-laki 3601,
dan perempuan 3845 dan kepadatan penduduk per KM 2 : 22 dan laju
pertumbuhan penduduk/ tahuan : 1.54 % dengan luas wilayah : 334.6 km 2 .
kondisi SDM masyarakat desa kambata bundung pada umumnya putus sekolah
dan pengetahuan sangat menurun. Masyarakat desa kambata bundung pada
umumnya 95 % adalah petani peternak.
Kondisi wilayah Desa Kambata Bundung memiliki lahan pertanian yang
sangat luas, dengan perkiraan luas persawahan sekitar 25 % dan luas perkebunan
75 %. Dengan demikian desa tersebut sangat di dominasi oleh lahan perkebunan.
Namun luasan lahan perkebunan tersebut, masyarakat desa kambata bundung
kurang memanfaatkan lahan seluas tersebut. Penyebab kurangnya memenfaatkan
lahan pertanian karena salah satu masal yaitu kesuburan tanah dan produksi
sangat menurun.
Dalam biidang peternakan di Desa Kambata Bundung hampir sebagian besar
petani memiliki ternak sapi, kerbau, sapi kuda, kambing dengan sistem
pemiliharaan adalah sebagian diikat da sebagian pula di lepas bebas dipadang.
Dalam pemiliharaan ternak masyarakat kurang memperhatikan aspek
perkandangan sebagian ternak diikat dibawah pohon dan sebagian juga
dikandangkan dan melepaskan bebas dan 100 % tidak membuat kandang yang
berlantai atau beratap pada umumnya yang seharusnya. Sehingga masyarakat
kurangnya memanfaatkan feses ternak, dan feses ternak dibiarkan bertumpuk di
tempat ikat ternak. Kondisi demikian yang membuat pencemaran linkungan
sangat meningkat. Kurangnya masyarakat memanfaatkan feses ternak sebagai
pupuk, sehingga muncul kondisi unsur hara tanah berjurang, kesuburan tanah
dan produksi hasil pertanian sangat menurun.
Berdasarkan kondisi dan luasnya lahan pertanian di Desa Kambata Bundung
yang pada dasarnya masyarakat 100% sangat tergantung pada pertanian dan
peternakan. secara nyata pemiliharaan ternak dan pemanfaatan limbah pertanian
serta peternakan masih belum dilakukan secara baik sehingga tingkat perekonomi
warga juga masi sangat rendah.
Pola integrasi peternakan antara pemanfaatan feses ternak dan semak
bunga putih sebagai bahan baku pembuatan pupuk bokhasi menuju desa
mandiri sebagai tema kegiatan penyuluhan ini dimaksudkan adalah
pengembangan TEKNOLOGI E-M4 sebagai dekomposer limbah pertanian dan
peternakan menjadi pupuk bokhasi yang dapat menyuburkan tanah dan menekan
pertumbuhan pathogen dalam tanah, sehingga efeknya dapat meningkatkan
pertumbuhan dan produksi tanaman serta tingkat perekonomian warga juga
meningkat.
2. MASALAH

Permasalahan : DESA KAMBATA BUNDUNG, KECAMATAN


KAHAUNGU ETI, KABUPATEN SUMBA TIMUR memiliki lahan usaha
pertania yang tersedia luas akan tetapi mengalami kemiskinan hara dan
kepadatan tanah, karena pengaruh penggunaan pupuk kimia dan pada umumnya
masyarakat sudah dimanjakan dengan pupuk kimia, sehingga menyebabkan
kesuburan tanah dan produksi menurun. SDM masyarakat dalam memanfaatkan
limbah pertanian dan peternakan untuk menggunakan pupuk organik masih
rendah.

3. TUJUAN
Meningatkan pendapatan dan pengetahuan masyarakat, desa kambata bundung
tentang pemanfaatan limbah pertanian dan peternakan sebagai bahan baku
pembuatan pupuk organik ( padat dan cair ) menuju Desa mendiri pangan.

4. CARA MENCAPAI TUJUAN


a. Penetapan tujuan, meliputi tujuan kegiatan :
- Tujuan program adalah menyiapkan rencana dan materi-materi yang
dengan baik yang berkaitan permasalahan atau data yang sudah di
peroleh, sehingga dalam melaksanakan kegiatanpenyuuhan bisa
berjalan dengan lancar.
- Tujuan kegiatan adalah sebagai salah satu peningkatan pengetahuan
pada sasaran penyulahan dengan metode diskusi, pengarahan dan
memotivasi, sehingga masryarakat mampu menerapkan teknologi-
teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Meningkatkan nilai
pendapatan petani peternak guna mensejahtrakan keluarga maupun
sesama masyarakat itu sendiri.
5. METODE
Diskusi/penyuluhan : pendampingan dan evaluasi

D. TEMA : PEMANFAATAN FESES TERNAK ( TAI’I TERNAK) SEMAK BUNGA


PUTIH, DAUN GAMAL DAN DAUN LAMTORO SEBAGAI BAHAN BAKU
UNTUK MEMBUAT PUPUK ORGANIK SEPERTI PUPUK BOKHASI.

E. MATERI PENYULUHAN
Pengertian bokhasi

Pupuk Bokashi merupakan salah satu pupuk organik yang banyak memberikan
manfaat bagi masyarakat. Dengan penggunaan pupuk bokashi diharapkan dapat membantu
menyuburkan tanaman, mengembalikan unsur hara dalam tanah, sehingga kesuburan tanah
tetap tejaga dan ramah lingkungan.
Pembuatan bokashi sangat perlu untuk diterapkan, karena merupakan teknologi baru
yang tepat guna, dengan biaya murah serta mudah dilaksanakan dengan memanfaatkan
limbah ternak dan limbah pertanian yang ada.
Manfaat Pupuk Bokashi
Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman
pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani.  Teknologi
tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat menfaatkan seluruh potensi sumberdaya
alam yang ada dilingkungan pertanian, sehingga tidak memutus rantai sistem pertanian.
Penggunaan pupuk bokashi merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada
pertanian saat ini. Pupuk bokashi adalah pupuk organik (dari bahan jerami, pupuk
kandang, sampah organik, dll) hasil fermentasi dengan teknologi EM-4 yang dapat
digunakan untuk menyuburkan tanah dan menekan pertumbuhan patogen dalam tanah,
sehingga efeknya dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bagi petani
yang menuntut pemakaian pupuk yang praktis, bokashi merupakan pupuk organik yang
dapat dibuat dalam beberapa hari dan siap dipakai dalam waktu singkat. Selain itu
pembuatan pupuk bokashi biaya murah, sehingga sangat efektif dan efisien bagi petani
padi, palawija, sayuran, bunga dan buah dalam peningkatan produksi tanaman.

Alat dan Bahan dari Pupuk Bokashi


Alat dan Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk bokashi semak bunga putih
pupuk kandang, yaitu :

a) Alat
o Ember
o Karung/ terpal
b) Bahan
o Feses Ternak yang sudah Kering (Ta,i Hewan) : 50 kg (50 bagian)
o Semak bunga putih(Cromolaena odorata) : 25 kg (25 bagian)
o Dedak jagung atau padi (uk) : 1 kg (1 bagian)
o Gula air : 20 ml/ 2 sendok makan
o EM4 : 50 ml/ 5 sendok makan
o Air secukupnya : 2 liter
Cara Pembuatan Pupuk Bokashi

o Semak bunga putih dicincang dengan ukuran 3-5 cm


o Pupuk kandang dan semak bunga putih dicampur hingga merata.
o Setelah pupuk kandang dan semak bunga putih dicampur merata, campuran ke duanya
ditambah dengan dedak lalu dicampur merata. Campuran tersebut disimpan
sementara.
o Larutkan EM4 dan gula ke dalam air, pengadukan / pencampuran dilakukan searah
o Percikan larutan EM4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan sambil dicampur
hingga merata sampai kandungan air adonan mencapai 30 %. Bila adonan dikepal
dengan tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan mudah
pecah (megar).
o Adonan dimasukan kedalam lubang atau karung (jika lantai tanah dialas dengan daun
pisang mentah), kemudian ditutup dengan rapat selama 4-7 hari,
o Pertahankan suhu gundukan adonan maksimum 50 0C. Bila suhunya lebih dari 50 0C,
turunkan suhunya dengan cara dibolak balik, kemudian ditutup kembali dengan
karung goni. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan kegagalan bokashi karena proses
fermentasi yang kurang sempurna Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 – 7
jam sekali.
o Setelah 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk
organik.
o Jika penanganan yang kurang serius maka dapat menyebabkan gagal bokashi, dimana
bahan bahannya tidak terurai secara merata.
o Untuk Mengatasinya kita dapat mengulangi dengan mencampurkan lagi EM4 gula
dan air seperti pada langkah pertama pembuatan, kemudian dipercikan lagi pada
campuran pupuk yang ada, jangan lupa tambahkan sedikit dedak sebagai bahan
makanan bagi Mikro Organisme pengurai (EM4). Setelah itu ulagi langkah
selanjutnya (Pengontrolan suhu/pembalikan) hingga 3-4 hari, maka bokashi siap
digunakan.

Cara Penggunaan Pupuk Bokashi


Cara penggunaan pupuk Bokashi di bagi menjadi dua, yaitu:
a. Cara Penggunaan Secara Umum
o Jika bokashi baru jadi (Masih panas), terlebih dahulu diangin-angikan baru digunakan
sebagai pupuk.
o 3 - 4 genggam bokashi (150-200 gram) untuk setiap meter persegi tanah disebar marata
diatas permukaan tanah.  Pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih.
o Untuk mencampurkan bokashi ke dalam tanah, tanah perlu dicangkul/bajak. Penggunaan
penutup tanah (mulsa) dari jerami atau rumput-rumputan kering sangat dianjurkan pada
tanah tegalan.  Pada  tanah sawah pemberian bokashi dilakukan sebelum pembajakan
tanah.
o Biarkan bokashi selama seminggu, setelah itu baru bibit ditanam.
o Untuk tanaman buah-buahan, bokasi disebar merata dipermukaan tanah/perakaran
tanaman dan siramkan 3 - 4 cc EM-4 per liter air setiap minggu sekali.

b. Cara Penggunaan Secara Khusus


o Bokashi jerami pupuk kandang, bokashi semak bunga putih pupuk kandang, bokashi
serbuk gergaji pupuk kandang dan bokashi sekam padi pupuk kandang baik dipakai untuk
melanjutkan fermentasi penutup tanah (mulsa) dan bahan organik lainnya di lahan
pertanian juga banyak digunakan pada tanah sawah karena ketersediaan bahan yang
cukup.
o Bokashi jerami pupuk kandang, bokashi semak bunga putih pupuk kandang, bokashi
serbuk gergaji pupuk kandang dan bokashi sekam padi pupuk kandang dipakai untuk
pembibitan/ menanam bibit yang masih kecil.
o Bokashi expres baik digunakan sebagai penutup tanah (mulsa) pada tanaman sayur dan
buah-buahan.
Jumlah kandungan air adalah merupakan petunjuk.  Jumlah air yang perlu ditambahkan
tergantung pada kandungan air bahan yang digunakan.  Jumlah air yang paling sesuai adalah
jumlah air yang diperlukan membuat bahan-bahan basah tetapi tidak sampai berlebihan dan
terbuang. Pupuk Bokashi merupakan pupuk organik sehingga tidak menimbulkan efek
samping atau over sdosis jika digunakan dalam jumlah yang banyak, tergantung
ketersediaanya.
Kesimpulan

Kelangkaan pupuk yang sering terjadi sekarang membuat pemenuhan kebutuhan


unsur haraterhadap tanaman kurang terpenuhi,unsur  hara merupakan unsur yang tidak dapat
dipisahkan atau dihilangkan karena ketersediaan unsur hara mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Untuk mengatasi hal itu, maka kita perlu untuk membuat pupuk
organik seperti pupuk bokashi. Pupuk Bokashi merupakan salah satu pupuk organik yang
banyak memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan penggunaan pupuk bokashi
diharapkan dapat membantu menyuburkan tanaman, mengembalikan unsur hara dalam tanah,
sehingga kesuburan tanah tetap tejaga dan ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai