DISUSUN OLEH :
QONITA LUTFIAH
NIM :
N1A120174
PENDAHULUAN
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu
pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk
memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca.
Karya ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan
untuk membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan.
Maka sudah selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-
hal yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun, tulisan tersebut
sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah sebagai upaya
pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan penelitian lanjutan.
Ada banyak jenis karya ilmiah, diantaranya yaitu makalah, tesis, laporan
penelitian dan lain-lain. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah
persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Sedangkan
karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada karangan baku.
Seringkali kita jumpai penulis suatu karya ilmiah yang dalam penulisannya tidak
memperhatikan etika dalam karya ilmiah, yaitu meniru atau mengambil hasil karya
orang lain tanpa menyebutkan sumbemya. Padahal kita tahu, bahwa seorang penulis
selain harus dapat menyajikan karya ilmiahnya dengan metodologi yang baik dan
benar, penulis juga dituntut supaya dapat mematuhi etika karya ilmiah tersebut. Hal
ini dimaksudkan sebagai upaya pencegahan seorang penulis dalam melakukan
tindakan penjiplakan (plagiarism). Oleh karena itulah, tim pemakalah akan
membahas materi mengenai etika karya ilmiah yang sejatinya harus dimiliki oleh
setiap penulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Etika adalah konsep nilai yang mengarah pada perilaku yang baik dan pantas
berdasarkan nilai-nilai norma, moralitas, pranata, baik kemanusiaan maupun agama
(Setiawan, 2011). Kode etik dalam penulisan ilmiah merupakan aturan-aturan yang
perlu diperhatikan dan ditaati dalam penulisan karya ilmah.
Etika dalam penyusunan karya tulis ilmiah meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Kejujuran
2. Objektif
Dalam menulis karya ilmiah jangan sampai terpengaruhi oleh pendapat atau
pandangan pribadi. Apa yang ada di dalam karya tulis ilmiah semuanya harus
berdasarkan fakta.
3. Ketelitian
Hindari terjadi kesalahan seminimal mungkin yang diakibatkan oleh
ketidakpedulian. Ketelitian muncul dari kepedulian dari penulis atau peneliti. Cara
mudah untuk menghindari kesalahan adalah dengan cara mencatat setiap apa yang
dilakukan, hasil dari pengamatan, waktu, tempat, sumber, dan hal lainnya secara
rinci.
4. Keterbukaan
Karya tulis ilmiah yang dipublikasikan harus bisa bermanfaat bagi para
pembacanya dan khalayak umum serta dapat dijadikan acuan untuk penelitian-
penelitian yang selanjutnya. Oleh karena itu, penulis harus terbuka untuk
membagikan hasil data penelitian, ide, alat, atau sumber daya penelitian terhadap
para pembaca. Penulis juga harus terbuka terhadap saran dan kritik dari pembaca
meskipun terdapat beberapa perbedaan pendapat.
5. Bertanggung Jawab
Karya tulis ilmiah yang baik harus berguna untuk masyarakat, meningkatkan
taraf hidup, memudahkan serta membuat aktivitas kehidupan menjadi lebih efisien
dan efektif. Penulis juga harus bisa mempertanggungjawabkan setiap penelitiannya
dan apa yang ditulisnya.
6. Berkompetensi
Karya tulis ilmiah yang baik adalah karya tulis ilmiah yang bisa bermanfaat
bagi khalayak umum. Untuk menghasilkan karya tulis yang baik diperlukan
kompetensi dan kemampuan dalam menulisnya. Kompetensi dan kemampuan bisa
didapatkan melalui pendidikan ataupun pelatihan. Semakin banyak seseorang
melakukan pembelajaran dan pelatihan, semakin baik juga acara berpikir dan
teknik penelitiannya. Maka dengan itu, karya tulis ilmiah yang dihasilkan pun bisa
lebih baik.
Pelanggaran penggunaan data yang bukan dari sumber asal biasanya terkait
dengan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang didapat secara tidak
langsung seperti melalui internet, media dan lainnya. Menggunaakan informasi
bukan dari sumber asalnya yang dimaksud adalah tidak mencantumkan sumber
informasi kedua dalam rantai data sumber penelitian.
3) Salami Slicing
Salami Slicing merupakan salah satu dari tindak pelanggaran publikasi karya
ilmiah, hal tersebut dapat terjadi apabila terdapat sebuah studi yang berskala besar
namun studi tersebut dibagi menjadi dua publikasi yang terpisah. Hal tersebut
dapat menimbulkan kepercayaan kepada pembaca bahwa sampel yang digunakan
pada dua publikasi tersebut merupakan sampel yang berbeda padahal hal tersebut
tidaklah benar. Adapun hal lain yang menyangkut permasalahan salami slicing ini
adalah data augmentation, pada data augmentation dapat terjadi apabila seorang
penulis melakukan penulisan karya ilmiah lalu karya tersebut dipublikasikan
namun selanjutnya penulis terus memperdalam penelitian karya ilmiah tersebut
dengan hanya menambahkan atau memperdalam data-data terkait lalu mengklaim
penelitian tersebut sebagai penelitian baru. Salami slicing dan data augmentation
keduanya berpotensi menimbulkan pelanggaran hak cipta karena data atau teks
yang tampil dilebih dari satu copywrited publication.
5) Publikasi Ganda
6) Konflik Kepentingan
Dalam menulis karya ilmiah tidak bisa melibatkan konflik kelompok tertentu
ataupun kepentingan pribadi dalam melihat suatu permasalahan. Hal ini
dikarenakan karya tulis ilmiah harus ditulis secara objektif.
BAB III
PEMBAHASAN
Etika dalam menulis harus memiliki aturan-aturan atau tata cara yang sopan
santun dalam berbahasa. Kita juga harus memperhatikan kode-kode etik dan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh si pembaca. Apalagi jika ditulis
dalam media online atau internet yang bersifat mudah menyebar dan akan berakibat
buruk apabila menimbulkan pertentangan.
Ada beberapa point etika yang perlu diperhatikan dalam menulis di internet:
a. Isi tulisan hendaknya tidak mengandung unsur SARA (Suku Ras Agama dan
Antar Golongan).
b. Berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada sentimen identitas yang
menyangkut keturunan, agama, kebangsaan atau kesukuan dan golongan.
Setiap tindakan yang melibatkan kekerasan, diskriminasi dan pelecehan yang
didasarkan pada identitas diri dan golongan.
c. Tidak berbau pornografi.
d. Tidak melanggar hak cipta.
e. Jujur dalam mencantumkan nama sumber.
f. Jangan menggunakan huruf yang bersifat menantang ataupun kurang
mengenakan.
g. Jangan menggunakan kecanggihan komputer untuk kejahatan.
h. Sebaiknya memberikan informasi yang berguna dan bermanfaat.
Etika penulisan ilmiah adalah norma atau standar aturan perilaku yang harus
dilakukan (dan yang tidak boleh dilakukan) oleh penulis tentang baik (dan
buruknya) cara penulisan ilmiah. Dalam hal ini, yang dinilai bukanlah benar (true)
dan salahnya (false) suatu karya tulis ilmiah, melainkan baik (dan buruknya) cara
penulisan ilmiahnya serta penulis yakin tahu baik (buruk) baginya. Seorang penulis
bisa saja telah menulis dengan benar suatu karya tulis ilmiah, tetapi tetap ada risiko
bisa melanggar etika penulisan ilmiah. Oleh karena itu, etika penulisan ilmiah
bertujuan agar penulis dapat mengetahui bahwa walaupun ia memiliki kebebasan
dan bisa bertindak secara mandiri (otonom) dalam menulis karya tulis ilmiah,
penulis harus mampu mempertanggung jawabkan apa yang ditulisnya sehingga :
1. Standar kualitas karya tulis ilmiah dapat terpelihara dan terjaga serta
2. Masyarakat terlindungi dan terjaga kepentingannya masing-masing dan
terlindungi dari kemungkinan dampak negatifnya.
Kejujuran merupakan sifat dan syarat dasar yang harus dimiliki oleh seorang
penulis. Penulis yang mengungkapkan hasil dari suatu metode ilmiah atau aplikasi
ilmiah harus bebas dari berbagai pengaruh dan tekanan mana pun. Penulis dituntut
untuk mengungkapkan suatu hal yang apa adanya agar tidak menyimpang dari
kaidah yang sudah baku sehingga tulisannya dapat lebih mudah dapat
dipertanggungjawabkannya.
Hak cipta berkaitan erat dengan hak atas keaslian hasil temuan ilmu dan
pengetahuan. Maka dari itu hak cipta adalah hak penemu atas keaslian hasil
temuannya dalam ilmu dan pengetahuan serta hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak hasil temuannya, seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (2002) yang
berbunyi “Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu
dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku”.
d. Keabsahan (Validity)
Suatu karya tulis ilmiah memiliki sifat keabsahan. Keabsahan terkait dengan
konsep atau gagasan yang diungkapkan. Setiap penulis karya tulis ilmiah harus
mampu mengungkapkan konsep atau gagasan yang diuraikannya secara baik bahwa
gagasannya adalah sebenar-benar gagasan yang menjadi dasar uraiannya. Dari awal
suatu tulisan, penulis harus mampu mengungkapkan gagasannya tersebut secara
baik sehingga tidak dapat memberikan makna lain atas tulisannya.
Penyusunan karya tulis ilmiah harus bebas dari plagiarisme, yaitu penggunaan
suatu gagasan, hasil, pernyataan, ataupun kalimat orang lain yang diakui sebagai
karya tulisnya tanpa menyebutkan sumbernya. Pencantuman sumber itu sangat
penting guna memberikan penghargaan kepada penulisnya berupa pengakuan yang
semestinya atas tulisan tersebut. Pengakuan tersebut dapat dengan menyebutkan
sumber kutipannya, seperti nama penulis, tahun terbitan, dan halaman yang dikutip.
Suatu pengertian plagiat yang dapat diacu sebagai berikut.
Perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba
memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian
atau seluruh karya atau karya ilmiah orang lain, tanpa menyatakan sumber secara
tepat dan memadai (Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010, Pasal 1 ayat 1).
3.2 PLAGIARISME
A. Definisi Plagiarisme
Plagiasi diambil dari bahasa Latin yaitu plagiari(us) yang artinya penculik
serta plagi(um) artinya menculik. Marcus Valerius Martialis, seorang penyair
Romawi pada abad masehi secara perdana mengenalkan kata tersebut. Waktu itu,
Marcus melakukan protes karena menemukan suatu karya lain yang persis dengan
puisi yang telah ia ciptakan. Kemudian Ben Johnson menerjemahkan kata yang
berasal dari bahasa Latin itu ke bahasa Inggris menjadi plagiarism. Hal itulah yang
menjadi latar belakang munculnya kata plagiarism.
B. Jenis-Jenis Plagiarisme
Plagiat bukan sebuah fenomena yang muncul dan terjadi secara tiba-tiba
dan bukan budaya yang secara arti kata budaya itu sendiri merupakan sesuatu
yang dilestarikan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang, kususnya
mahasiswa itu melakukan tindakan plagiat, menurut Ariani (2011) faktor-faktor
tersebut antara lain:
a. Ketidak pahaman penulis pada aturan penulisan
e. Minimnya Sosialisasi
f. Kemalasan
Tidak hanya itu, mahasiswa yang malas berfikir menjadi penyebab utama
mereka untuk memilih mencari jalan tikus berupa plagiarisme. Anggapan
mereka, dengan plagiarisme mereka akan lebih mudah mengerjakan sesuatu dan
ketepatan sasaran menjadi 100% benar (Santoso, 2015). Selain karena
kemalasan dari fisik dan juga berfikir, tenggat waktu yang diberikan oleh
pemberi tugas juga menjadi penyebab seorang mahasiswa memilih plagiarisme
daripada menciptakan karyanya sendiri (Nadeak, 2013). Karena dengan
plagiarisme akan mempercepat pengerjaan tugas suatu laporan dan membuat
mahasiswa memiliki kemungkinan tepat sasaran yang tinggi (Yuliati, 2012).
Selain penyebab tersebut adapun penyebab diluar kendali mahasiswa, salah
satunya yaitu bertabrakannya pengerjaan tugas satu dengan tugas lainnya
sehingga mahasiswa memilih plagiarisme (Prihantini dan Indudewi, 2017).
D. Sanksi Plagiarisme
Turnitin
Wcopyfind
Program ini dapat diperoleh gratis melalui situs internet yang dibuat oleh
Loubloomfield, Seorang professor fisika Universitas Virginia, Amerika
Serikat. Aplikasi ini mencari kesamaan kata/frase sebuah artikel dengan
database yang ada di komputer. Aplikasi ini tidak membandingkan langsung
melalui internet dan dapat dijalankan dengan system operasi windows serta
linux.
Viper
Article Checker
Aplikasi ini memanfaatkan mesin pencari google dan yahoo, caranya dengan
memasukkan teks yang akan dicekdan slah satu mesin pencari akan melacak
kesamaan naskah yang telah ditentukan
Plagscan
Ada beberapa tips agar tulisan dapat terhindar dari plagiarisme, yaitu:
Bila menggunakan ide orang lain sebutkan sumbernya. Pada awal kalimat yang
dikutip beri penjelasan bahwa tulisan tersebut merupakan ide orang lain.
Bila menggunakan kata atau kalimat orang lain sebutkan sumbernya
Mengubah satu atau beberapa kata dalam satu paragraf bukan merupakan
parafrase karenanya tanda kutip perlu disertakan.
Menggunakan ide dan kata-kata sendiri. Dengan membaca banyak referensi
dan membuat simpulan kata sendiri yang tidak mengubah arti dari tulisan yang
kita kutip tersebut.
Hak Cipta adalah bagian dari hak atas Kekayaan Intelektual, yang termasuk
HaKI adalah: Hak Cipta, Hak Paten, Merk, Rahasia Dagang, Waralaba, Lisensi dan
Royalti, Desain Industri, Tata Letak (Topografi) Sirkuit Terpadu, Varietas
Tanaman dan Rekayasa genetika, Internet dan Domain Names.
Setelah melalui beberapa kali perubahan UUHC, dan yang terbaru adalah
UU Nomor 19 Tahun 2002, menurut pasal 2 ayat (1) UU Nomor 19 Tahun 2002
tantang Hak Cipta (selanjutnya disebut UUHC), memberikan pengertian tentang
Hak Cipta, yaitu: “Hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya yang timbul secara otomatis
setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku”. Hak Cipta terdiri atas hak ekonomi
(economic rights) dan hak moral (moral rights). Hak Ekonomi adalah hak untuk
mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk terkait terkait. Hak moral
adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku yang tidak dapt dihilangkan
atau dihapus tanpa alasan apapun, walaupun Hak Cipta atau Hak terkait telah
dialihkan. Karena ciptaan-ciptaan ini dilindungi hak cipta sebagai hak ekslusif,
ciptaan-ciptaan ini menjadi hak yang semata-mata diperuntukkan bagi pencipta
atau pihak lain yang diperbolehkan memanfaatkan hak tersebut dengan seizin
pencipta. Kegiatan mengumumkan atau memperbanyak diartikan sebagai kegiatan-
kegiatan dengan menerjemahkan, mengadaptasi, mengaransemen,
mengalihwujudkan, menyiarkan, merekam, mengimpor atau mengekspor,
memamerkan atau mempertunjukkan kepada publik, dan mengkomunikasikan
ciptaan kepada publik melalui sarana apapun.
Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
menetapkan secara rinci ciptaan yang dapat dilindungi, yaitu:
o Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang
diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;
o Ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan itu;
o Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu
pengetahuan;
o Lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
o Drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
o Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni
kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;
o Arsitektur;
o Peta;
o Seni batik;
o Fotografi; sinematografi;
o Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari
hasil pengalihwujudan.
Bentuk perlindungan yang diberikan meliputi larangan bagi siapa saja untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaan yang dilindungi tersebut kecuali
dengan seijin Pemegang Hak Cipta. Jangka waktu perlindungan Hak Cipta
pada umumnya berlaku selama hidup Pencipta dan terus berlangsung hingga 50
(lima puluh) tahun setelah Pencipta meninggal dunia. Namun demikian, pasal
30 UU Hak Cipta menyatakan bahwa Hak Cipta atas Ciptaan program
komputer; sinematografi; fotografi; database; dan karya hasil pengalihwujudan
berlaku selama 50 (lima puluh) tahun sejak pertama kali diumumkan.
Dalam UU Hak Cipta pengakuan atas hak cipta terbagi dalam dua jenis
yaitu hak ekonomi yaitu dan hak moral. Hak ekonomi merupakan hak eksklusif
Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas
Ciptaan, sedangkan Hak moral merupakan hak yang melekat secara abadi pada
diri Pencipta untuk:
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
Sebaiknya dalam setiap membuat karya ilmiah yang bersumber dari tulisan
sesorang jangan pernah lupa untuk mencantumkan sumber asal tulisan
tersebut, supaya penulis karya ilmiah tidak dikenakan sanksi pelanggaran atas
etika karya ilmiah.
DAFTAR RUJUKAN
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Karya-Tulis-
Ilmiah_SC-2.pdf
Nata, A. (2021) ‘Etika dan Adab Karya Tulis Ilmiah Dalam Menbangun Budaya Intelektual’,
Jurnal Dirosah Islamiyah, 3(1), pp. 1–9. doi: 10.47467/jdi.v3i1.147.
Rif'ah, E., Sos, S., Wati, D., Si, S., Devi, M., Kusumawardani, A., Keb, S. and Kes, M.
(2019). PANDUAN PENULISAN ILMIAH. [online] Available at:
https://penerbitan.unej.ac.id/wp-content/uploads/2021/07/PENULISAN-KARYA-
ILMIAH-edit.pdf.
Oleh, D., Pratomo, A., Widodo, A. and Pd, M. (n.d.). PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
Nizamia Learning Center 2018.
Nata, A. and Tasawuf Dan Karakter Mulia, A. (2007). BAB III. [online] PT Gramedia
Pustaka Utama.