Anda di halaman 1dari 7

Konten Instalasi Gizi

Judul: Pelayanan Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta


Pelayanan gizi merupakan salah satu faktor penting dalam rangka
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Saat ini terjadi
kecenderungan peningkatan kasus penyakit terkait gizi (nutrition-related disease)
khususnya pada kelompok rentan yang memerlukan penatalaksanaan secara khusus
melalui pelayanan gizi terutama di rumah sakit. Pelayanan gizi dilakukan untuk
mempertahankan, memperbaiki dan meningkatkan status gizi melalui pendekatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Instalasi Gizi adalah salah satu bagian dari unit yang ada di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Surakarta yang merupakan tempat kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit
dan merupakan salah satu bagian yang tidak kalah penting untuk memberikan
pelayanan dalam rangka mempercepat proses penyembuhan terhadap pasien.
Pelayanan gizi dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 78
tentang Pelayanan Gizi Rumah Sakit.

DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan.
4. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Perbaikan Gizi.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/SK/VII/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2013 Tentang
Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik Tenaga Gizi.
Kegiatan pelayanan Instalasi Gizi RSJD Surakarta meliputi:
1. Pelayanan Gizi Rawat Inap
Merupakan pelayanan gizi yang dimulai dari proses pengkajian gizi, diagnosis
gizi, dan intervensi gizi meliputi perencanaan, penyediaan makanan,
penyuluhan/edukasi, dan konseling gizi, serta monitoring dan evaluasi gizi. Tujuan
dari pelayanan gizi rawat inap adalah memberikan pelayanan gizi kepada pasien
rawat inap agar memperoleh asupan makanan yang sesuai kondisi kesehatannya
dalam upaya mempercepat proses penyembuhan, mempertahankan dan
meningkatkan status gizi.
2. Pelayanan Gizi Rawat Jalan
Pelayanan gizi rawat jalan adalah serangkaian proses kegiatan asuhan gizi
yang berkesinambungan dimulai dari asesmen/pengkajian, pemberian diagnosis,
intervensi gizi dan monitoring evaluasi kepada klien/pasien di rawat jalan. Asuhan
gizi rawat jalan pada umumnya disebut kegiatan konseling gizi dan dietetik atau
edukasi/penyuluhan gizi. Tujuan dari pelayanan gizi rawat jalan adalah
memberikan pelayanan kepada klien/pasien rawat jalan atau kelompok dengan
membantu mencari solusi masalah gizinya melalui nasihat gizi mengenai jumlah
asupan makanan yang sesuai, jadwal makan dan cara makan, dan jenis diet sesuai
dengan kondisi kesehatannya.
3. Penyelenggaraan Makanan
Penyelenggaraan makanan Rumah Sakit merupakan rangkaian kegiatan mulai
dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan
anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan,
pemasakan bahan makanan, distribusi dan pencatatan, pelaporan serta evaluasi.
Tujuan penyelenggaraan makanan Rumah Sakit adalah menyediakan makanan
yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman dan dapat diterima oleh
konsumen guna mencapai status gizi yang optimal.
Jenis-jenis diet yang ada di Instalasi Gizi RSJD Surakarta antara lain diet
Diabetes Mellitus, diet Hipertensi, diet Ginjal, diet Hati, diet Rendah Purin, diet
Rendah Kalori, diet Tinggi Kalori Tinggi Protein, diet Makanan Seimbang, dan diet
Rendah Lemak.
4. Penelitian dan Pengembangan
Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan gizi rumah sakit.
Kegiatan ini lebih banyak difokuskan pada lingkup unit pelayanan gizi seperti
teknologi, penyederhanaan, cara kerja serta penilaian hasil kerja yang dicapai.
Salah satu inovasi dari instalasi gizi RSJD Surakarta adalah PUKIS (Puding Kulit
Semangka).
PUKIS (Puding Kulit Semangka)
Snack Pukis Endess (Puding Kulit Semangka Enak Dan Semua Suka)
merupakan sebuah inovasi dari Instalasi Gizi RSJD Surakarta, inovasi tersebut
didasari oleh pemanfaatan limbah produksi yang belum maksimal sebagai contoh
limbah kulit semangka yang belum ada pemanfaatannya.

Anda mungkin juga menyukai