DISUSUN OLEH:
-ZASKIA RAMADHANA
-VIKA WULANDARI
-RAHMA AYU
KELAS X IPA 1
SMAN NEGERI 13 TAKALAR
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah yg maha pengasih lagi maha penyayang yg telah
memberi Rahmat serta hidayah kepada kita sehingga kami dapat menyelesaikan proposal ini yg
berjudul Makna simbolik pusaka tua jenis badik di museum la Galigo benteng Rotterdam kota
Makassar.
Terimakasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan proposal ini masih banyak kekurangan karena
masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, kami dengan terbuka akan menerima kritik dan saran
yang bersifat .Kami berharap proposal ini dapat memberikan manfaat bagi “pembaca”
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN
D.MANFAAT
BAB 2
PEMBAHASAN
A.KAJIAN TEORI
1.makna simbolik
2.pusaka tua
3.badik
B.HAKIKAT TEORI
A.sipakatau(saling menghargai)
C.pacce/passe (perikemanusiaan)
Benteng Roterrdam
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keseluruhan kompleks yang meliputi dari berbagai pengetahuan, kepercayaan, Hukum, adat
istiadat, seni kesusilaan, serta suatu kesanggupan dan kebiasaan Lainnya yang dipelajari
manusia sebagai suatu anggota masyarakat. Masyarakat yaitu sekumpulan orang yang hidup
bersama yang dapat Menghasilkan suatu kebudayaan. Dengan demikian tidak ada suatu
Masyarakat yang tidak memiliki suatu kebudayaan dan sebaliknya pula tidak Akan ada
kebudayaan tanpa masyarakat yang sebagai wadah dan Pendukungnya. Masyarakat adat
sejak zaman dahulu mereka telah mampu Mengekspresikan potensi cipta, karsa, dan rasa
mereka dalam benda-benda Fisik berupa senjata tajam, seperti badik khas masyarakat
Sulawesi Selatan. Di Setiap daerah Sulawesi Selatan, yang memiliki beragam suku yaitu
Toraja, Bugis, Makassar, Enrekang, dan Luwu memiliki jenis-jenis badik yang Berbeda-
beda dan mengandung makna tersendiri. Pusaka Sulawesi Selatan Jenis badik pada zaman
yang memiliki ciri tersendiri dan mengandung maknaSecara simbolik bagi pemiliknya.
Selain dari itu, pusaka jenis badik yang Bersumber dari Sulawesi Selatan secara umum
sangat terkenal dimancanegara.Namun pusaka tua jenis badik tersebut telah mengalami
Bahkan pusaka tua jenis badikDari aspek kekeramatan dan symbol kerajaan tidak
pusakaBadik tidak terlepas bagi pemiliknya karena di anggap bagian dari Kehidupannya,
sehingga badik telah menjadi suatu keharusan atau kewajiban Untuk dimiliki bagi setiap
orang. Menyatakan bahwa badik merupakan suatuPusaka yang fundamental bagi masyarakat
sulawesi selatan, karena badikMerupakan senjatat radisional yang memiliki fungsi dalam
pranata sosialPolitik tradisional, sebab telah menjadi simbol atau indentitas kerajaan dan
Perdamaian. Selain itu, badik ini tersebut merupakan senjata khas tradisional Makassar,
Bugis dan tanah Mandar yang berada disuatu kepulauan Sulawesi. Ukurannya yang pendek
dan mudah dibawa kemana-mana, tetapi klau badik Tersebut sudah keluar dari sarungnya
sangat pantang untuk dimasukkan Kembali kesarungnya sebelum meminum darah. Biasanya
senjata adat Masyarakat Sulawesi tersebut yang bernama badik ini dahulu sangat sering
Dipakai oleh suatu kalangan seorang petani untuk digunakan sebagai Pelindung dirinya dari
segala bahaya seperti dari serangan binatang melata dan Dapat juga dipakai untuk
membunuh hewan hutan yang sedang mengganggu Tanamannya. Selain itu karena orang
bugis sangat gemar merantau maka Penyematan badik di pinggangnya sehingga dapat
Badik memiliki bentuk dan sebutan yang berbeda-beda tergantung Dari daerah mana
mereka berasal.Di Makassar badik dikenal sebagai dengan nama badik Sari/Lompo Battang
yang memiliki kale (bilah) yang pipih, batang (perut) buncit dan tajam Seta cappa dan
banong (sarung badik). Sementara itu, badik bugis disebut Kawali, seperti kawali raja
(Bone) dan kawali rangkong (luwu). Kawali bone Terdiri dari bessi (bilah) yang pipih,
bagian ujung agak melebar serta runcing. Sedangkan kawali luwu terdiri dari bessi yang
pipih dan berbentuk lurus. Kawali memiliki bagian-bagian yaitu pangulu (ulu), bessi (bilah)
dan wanoa (sarung). Umumnya badik tersebut digunakan untuk membela iri dalam
Mempertahankan harga diri seseorang atau keluarga. Hal ini didasarkan pada Budaya siri’
dengan makna untuk mempertahankan martabat suatu keluarga. Konsep siri’ ini sudah
sangat menyatu dalam tingkah laku, sistem sosial Budaya dan cara berpikir masyarakat
(1991) mengatakan bahwa pusaka tua ini jenis badik Juga memiliki fungsi yang lain yaitu
bahwa setiap jenis badik memiliki Kekuatan sakti (gaib) yang dapat memengaruhi kondisi,
keadaan, dan proses Dalam kehidupan pemiliknya. Selain itu ada juga yang berpendapat
bahwa Badik juga mampu menimbulkan ketenangan, kedamaian, kesejahteraan, dan
Menyimpannya. Selain dari pada itu ada pula badik yang yang berfungsi Sebagai benda
sangat mempunyai suatu kedudukan yang sangat tinggi. Badik/kawali bukan hanya
berfungsi sekedar sebagai senjata tikam, melainkan Juga dapat berfungsi sebagai
pemandangan yang lazim di Temui sampai saat ini terutama di tanah Bone. Kebiasaan
tersebut bukanlah Mencerminkan sebuah bahwa masyarakat Sulawesi Selatan sangat gemar
Berperang atau yang sering disebut suka mencari keributan melainkan lebih Menekankan
pada makna simbolik yang terdapat pada Badik/Kawali tersebut. Pentingnya suatu
masyarakat berusaha membuat atau Mendapatkan badik yang sangat istimewanbaik dari segi
pembuatan, bahan Baku, pamor, maupun sisi’ (tuah) yang dangat dipercaya yang dapat
Memberikan energi yang positif bagi siapa pun saja yang dapat memiliki atau
Berkaitan makna simbolik pusaka tua jenis badik dengan melakukan Penelitian yang
berjudul “Makna Simbolik Pusaka Tua Jenis Badik DiMuseum La Galigo- Benteng
B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari Penelitian ini adalah:
1. Apa Makna Simbolik Yang Terkandung Dalam Pusaka Tua Jenis Badik di Museum La
berikut:
1. Untuk Mengetahui Makna Simbolik Yang Terkandung Dalam Pusaka Tua Jenis Badik di
2. Untuk Mengetahui Fungsi Sosial Pusaka Tua Jenis Badik di Museum La Galigo-Benteng
D.MANFAAT
1. Bagi Masyarakat
pusaka tua jenis badik Yang sebenarnya dan supaya dapat mempertahan budayanya Masing-
2. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui dan dapat menambah wawasan Pengetahuan serta pengalaman
bagi penulis khususnya dan bagi Pembaca pada umumnya mengenai ilmu tentang makna
simbolik Pusaka tua jenis badik dan dapat memberikan pengalaman dengan Terjun secara
langsung di lapangan
BAB 2
PEMBAHASAN
A. KAJIAN TEORI
1. MAKNA SIMBOLIK
mengemukakan sebuah pendapat bahwa simbolik Berasal dari Yunani kata symboion dari
syimballo (menarik kesimpulan Berarti memberi kesan). Simbol atau lambang merupakan sebagai
suatu Sarana atau mediasi yang dapat membuat dan menyampaikan sesuatu Pesan, dan dapat
menyusun suatu sistem epistimologi dan suatu keyakinan Yang dapat dilakuka.
Simbolik dapat diartikan juga sebagai suatu lambang Yang dapat digunakan sebagai
penyampai suatu pesan atau suatu Keyakinan yang telah dapat dilakukan dan memiliki makna yang
tertentu.Maksud dari interaksi simbolik tersebut yaitu bahwa perilaku dan Interaksi manusia itu
dapat dibedakan, yaitu dapat berinteraksi dengan Ditampilkan melalui simbol dan makna. Yang
mencari suatu makna atau Permasalahan yang menjadi penting dalam interaksi simbolik.selain itu
Mencari sebuah konteks supaya dapat dibuktikan makna dan simbol yang Sebenarnya, karena kalau
cumu hanya meremkam saja yang diandalkan Permasalahan tersebut tidak bakalan cepat dibuktikan
maknanya karena Simbol itu tidak terlepas dari sikap pribadi sendiri.Makna simbolik itu juga dapat
diartikan sebagai suatu simbolik Sering terbatas pada suatu tanda konvensionalnya, mengapa
demikianKarena sesuatu yang sudah dibangun oleh masyarakat atau individu-Individu dalam arti
yang sangat tertentu yang kurang lebih dari suatu Standar yang telah disepakati atau yang telah
dipakai suatu anggota Masyarakat tertentu. Didalam kehidupan manusia sehari-hari sangat sering
Membicarakan tentang suatu simbolik, begitu pun dengan kehidupan Manusia tidak akan mungkin
tidak berurusan dengan suatu hasil Kebudayaan. Penulis telah dapat mendefinisikan bahwa interaksi
simbolik itu Yaitu adalah sebagai sesuatu segala hal yang dapat saling berhungan Dengan suatu
pembentukan makna dari suatu benda atau suatu lambang Ataupun simbol, yang baik itu pada suatu
benda mati maupun pada suatu Benda hidup melalui proses inilah komunikasi tersebut dapat
berjalan Dengan baik sebagai suatu pesan yang verbal ataupun pada suatu non Verbal, dan tujuan
akhirnya itu adalah sesuatu yang dapat memaknai suatu Lambang atau simbol tersebut berdasarkan
pada suatu kesepakatan yang Bersama-sama yang berlaku di suatu wilayah atau pada suatu
2. PUSAKA TUA
Pusaka tua jenis badik secara filosofi merupakan alat yang Berbentuk pisau belati
bermata satu yang merupakan senjata tradisional Orang Bugis-Makassar. Secara manfaat,
mempunyai fungsi sosial kurang Lebih sama dengan fungsi tappi’ (keris). Tetapi hanya sedikit yang
memliki Suatu perbedaan dalam hal lingkup penggunaannya. Di setiap badik terdiriDari tiga bagian
yaitu, bilah dari besi pilihan yang memiliki pamor, gagang Dan sarungnya. Badik yang bersisik
tajam tunggal atau ganda, dengan Panjang setengah meter, dan seperti keris, bentuknya asimetris
dan Bilahnya kerap kali dihiasi dengan pamor. Keistimewaan suatu badik dapat Dilihat dari
pamornya di bilah, karakter (sissik )dan ukurannya yang pas Bagi pemiliknya. Jenis badik bisa
dibedakan dari bilahnya dan gagangnya, Gagangnya biasa dibuat dari kayu kemuning atau tanduk
dan gading, Sedangkan sarungnya dari kayu cendana (Mudra, 2004:19-20).Disisi lain pusaka
disebut sebagai suatu karya seni yang bernilai Sangat tinggi. Nilainya terletak pada suatu keindahan
bentuk dan bahannya Yang dipakai serta proses pembuatannya yang sangat memerlukan waktu
Yang cukup lama, ketekunan dan keterampilan yang khusus. Pusaka Tersebut merupakan warisan
khas kebudayaan yang lazim dipakai orang-Orang dan bahkan dalam kehidupan modern saat ini
pusaka tersebut sangat Di buru untuk dijadikan sebagai benda koleksi hingga sebagai suatu
3. BADIK
Badik merupakan salah satu senjata tradisional yang menjadi suatu Identitas dan
sebagai suatu benda budaya dari hasil kebudayaan. Badik Tersebut bukan hanya senjata tradisional
tetapi badik tersebut digunakan Untuk melumpuhkan lawan bukan hanya melumpuhkan lawan
melainkan Terdapat aspek lainnya juga seperti aspek sosial, ekonomi dan politik yang Sangat saling
behubungan satu sama lain dan tak dapat dipisahkan. BadikTersebut sangat berharga dan sangat
penting selain dari itu badik tersebut Merupakan sebagai penahan malu karena tidak ada satu
nilaipun yang Paling berharga untuk dibela dan dipertahankan di muka bumi ini selain Dari pada
malu (Pusadan, 2018:251-252). Badik merupakan suatu senjata tradisional yang sangat dikenal dan
Badik terbuat Dari besi yang satu sisi bilahnya tajam dengan ujung runcing. Secara Umum
badik terdiri dari yaitu hulu (gagang). Bilah (besi), warangka (sarung badik) sekap badik sebagai
suatu pelengkap badik. Badik adalah Sebagai suatu benda kebudayaan masyarakat sulawesi selatan
telah lama Menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, Khususnya bagi kaum
laki-laki. Hal ini dilihat dari pada konsep budaya Dan pandangan masyarakat bahwa laki-laki akan
dianggap ideal apa bila Telah memiliki badik, rumah dan seorang istri (Ruwaidah, 2018: 3-5).Selain
dari itu badik juga tersebut itu merupakan suatu senjata Tradisional yang sangat dikenal dan sangat
dipergunakan oleh masyarakat Sulawesi selatan sejak ratusan tahun yang lalu. Badik tersebut
terbuat dari Besi yang satu sisi bilahnya tajam dengan ujung runcing. Arti secara umum Bahwa
badik tersebut terdiri atas tiga bagian yaitu hulu (gagang), bilah (besi), dan warangka (sarung badik)
dan sekap badik digunakan sebagai Pelengkap suatu badik. Badik makassar bentuknya tersebut
memiliki kale (bilah) Yang pipih, batang (perut) yang buncit dan tajam serta cappa(ujung) yang
runcing. Badik yang berbentuk seperti suatu ini disebut badikSari/Lompo Battang. Badik
masyarakat suku Bugis memiliki bilah yang Pipih, ujungnya runcing dan berbentuk seperti agak
Interaksi Simbolik dalam konteks dipopulerkan George Herbert Mead (dalam Wirawan,
2011:114) yaitu interaksi simbolik Sebagai sesuatu Segala hal yang saling berhubungan dengan
pembentukan suatu makna dari Suatu benda atau lambang ataupun simbol, baik itu benda mati,
maupun suatu Benda hidup, yang melalui suatu proses pada komunikasi baik secara sebagai Suatu
pesan verbal maupun secara non verbal, dan tujuan pada akhirnya adalah Untuk suatu memaknai
lambang atau suatu simbol tersebut berdasarkan suatu Kesepakatan yang bersama dan yang berlaku
di suatu wilayah atau di kalangan Kelompok komunitas masyarat tertentuManusia itu mempunyai
suatu kemampuan untuk melakukan Sebuah interaksi terhadap kepada pihak-pihak lain. Dengan
melalui sebuah Perantaraan yaitu dengan lambang-lambang tersebut, maka dari itu manusia
Memberikan arti pada suatu kegiatan-kegiatannya. Mead mengadakan Lambang, terutama itu
bahasa tidak hanya merupakan sebuah saran untuk Melakukan sesuatu yang bersifat komunikasi
Secara definisi interaksi simbolik yaitu sebagai sesuatu segala hal Yang saling berhubungan
dengan pembentukan suatu makna dari suatu benda Atau lambang ataupun simbol, baik itu benda
mati, maupun suatu benda hidup,Yang melalui suatu proses pada komunikasi baik secara sebagai
suatu pesan Verbal maupun secara non verbal, dan tujuan pada akhirnya adalah untuk suatu
Memaknai lambang atau suatu simbol tersebut berdasarkan suatu kesepakatan Yang bersama dan
yang berlaku di suatu wilayah atau di kalangan kelompok Komunitas masyarat tertentu. Selain itu
juga Manusia merupakan sebagai suatu mahkluk yang Mengenal yang namanya simbol,
menggunakan simbol sebagai suatu untuk Menggungkapkan siapa dirinya. Karena manusia dalam
menjalani suatu proses Hidupnya tidak akan mungkin dapat melakukannya dalam keadaan yang
Sendirian melainkan secara berkelompok atau sering disebut dengan Masyarakat, mengapa
demikian, karena antara yang satu dengan yang lainnya Sangat saling membutuhkan satu sama lain.
Simbolik pun memiliki suatu Fungsi yaitu simbol memungkinkan manusia untuk dapat
berhubungan dengan Dunia material dan sosial dengan membolehkan mereka memberi nama, atau
Bahkan dapat membuat kategori, dan dapat mengingat suatu objek-objek yang Mereka telah
temukan dimana saja, simbol dapat menyempurnakan manusia Untuk memahami suatu lingkungan,
dapat menyempurnakan kemampuan Manusia untuk berfikir dan bahkan dapat meningkatkan
seperti George herbert Mead (dalam Ruwaidah, 2018:3-4) telah memusatkan suatu perhatiannya
terhadap suatu interaksi antar Individu dan kelompok. Mereka telah menemukan bahwa orang-
orang yang Berinteraksi terutama yang menggunakan suatu simbol-simbol yang sangat Mencakup
tanda, isyarat, dan bahkan yang paling penting itu yang melalui Kata-kata yang secara tertulis dan
secara lisan. Sesuatu kata-kata tidak akan Memiliki makna yang sangat melekat dalam kata itu
sendiri, akan tetapi Hanyalah suatu yang bunyi, dan akan baru memiliki suatu makna apabila
Orang-orang sependapat bahwa bunyi tersebut sangat mengandung arti yang Sangat khusus
Menurut Sikki 1998 (dalam syarif 2016:15-17) di dalam suatu Kehidupan pada masyarakat suku
Bugis-Makassari itu juga terdapat suatu Nilai-nilai sosialnya yang telah dianut dan ikut serta
Di dalam suku Bugis-Makassar ada namanya nilai budaya Sipakatau yang artinya itu adalah
dapat saling menghargai antar sesama Manusia, yang bermakna bahwa di dalam suatu masyarakat
saling Menghargai sebagai suatu individual yang bermartabat. Didalam nilai Sipakatau itu dapat
menunjukkan bahwa di dalam budaya suku Bugis-Makassar itu dapat memposisikan pada manusia
sebagai suatu makhluk Ciptaan Tuhan yang sangat mulia, oleh karena itu Kita harus saling
menghargai
Siri’ di dalam suku Bugis-Makassar merupakan suatu inti Kebudayaannya. Siri’ dalam suatu
sistem budaya merupakan suatu pranata Benteng harga diri karena merupakan suatu nilai utama
yang dapat Mempengaruhi dan dapa pula saling mewarnai suatu pikiran, perasaan dan
Kemanusiaan, siri’ dalam suatu sistem sosial itu merupakan suatu Dinamisasi pada keseimbangan
eksistensi pada hubungan terhadap individu Dalam masyarakat untuk dapat menjaga suatu
kekerabatan, sedangkan siri’Dalam suatu sistem kepribadian itu adalah akal budi suatu manusia
yang Dapat menjunjung tinggi kejujuran dan keseimbangan serta juga dapat
C.PACCE/PASSE (perikemanusiaan)
Di dalam suku Bugis-Makassar ada juga yang namanya budaya Pacce/passe. Di dalam
bahasa Makassar istilahnya itu pacce sedangkan Dalam bahasa Bugis itu istilahnya passe yang
merupakan suatu hasil nilai Kebudayaan pada Bugis-Makassar yang telah menjadi suatu ciri
individu Pada masyarakat Bugis-Makassar yang dapat mempertahankan suatu Keseimbangan antara
aib dan pada harga diri. Pacce itu secara harfiah Adalah suatu perasaan yang sedih dan cukup perih
yang telah dirasakan dan Hingga sampai kedalam kalbu seseorang.Peneliti menggunakan teori
Interaksi Simbolik dengan adanya Interaksi Simbolik, Kajian yang dibawakan aktor mengenai
tentang Makna Simbolik Pusaka Tua Jenis Badik otomatis masyarakat akan mengalami Suatu
interaksi. Yang dimaksud tersebut adalah Perubahan yang akan Berlangsung terus selama adanya
interaksi dalam masyarakat. Perubahan Terjadi lantaran adanya interaksi dan adanya nilai-nilai
Keseimbangan masyarakat. Diantaranya ada unsur ekonomi, kebudayaan, Geografis, dan juga
biologis. Interaksi sangat diperlukan agar dapat Menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang
semakin dinamis.
Secara historis, belum diketahui secara pasti sejak kapan jenis Senjata tajam
tradisional badik ini digunakan dalam masyarakat Sulawesi Selatan. Seperti yang dikemukakan oleh
Moebirman pada tahun 1980, bahwa Kebudayaan Dongsong yang diperkirakan dibawa oleh migrasi
penduduk Yang berasal dari sungai Mekhong menuju pantai Teluk Siam dalam periode 500 sampai
300 SM, di desa Ban Chiang di dekat perbatasan kamboja dan Muangthai telah ditemukan beberapa
benda yang dibuat dari perunggu seperti tombak yang diperkirakan sudah berumur 5000 tahun
yang lalu. Demikian pula ditemukan 3 bilah badik semahan dari perunggu yang masing-Masing
berukiran nama-nama dari nenek moyang dengan tanggal kelahiran Mereka, yaitu pada daun mata
Selain itu, Badik yaitu senjata pusaka khas masyarakat Sulawesi Selatan, setiap daerah di
Sulawesi Selatan yang beragam suku yaitu Bugis, Makassar, dan Luwu yang memiliki jenis badik
berbeda-beda. Badik sama Terkenalnya dengan senjata pusaka tradisional nusantara seperti keris
dari Suku jawa, Kujang dari Pasundan atau Rencong dari Aceh. Pada zaman Dahulu itu badik wajib
dimiliki setiap orang Bugis-Makassar. Dahulu ada Istilah bahwa bukan orang Bugis atau orang
Makassar jika tidak memiliki Badik. Tokoh pahlawan dari Sulawesi Selatan itu yaitu Sultan
Adapun pendapat yang telah dikemukakan oleh narasumber atas Nama Yusuf (46) tahun
selaku sebagai seksi Konservasi pada benda tajam Yaitu Badik sebagai berikut:Jadi begini, asal-
usul senjata tajam badik ini sampai sekarang Itu memang belum jelas diketahui secara pasti, namun
dapat Dikatan bahwa jenis benda tajam ini telah dikenal oleh Masyarakat sejak beraba-abad yang
lampau, benda jenis Pusaka ini milik kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan (Yusuf, 14 Oktober
2020).Oleh karena itu, pada waktu itu masa zaman kerajaan-kerajaan di Sulawesi Selatan badik
tersebut merupakan salah satu jenis senjata yang Sering digunakan oleh suatu angkatan dalam suatu
perang kerajaan. Selain itu pula badik, pada zaman pemerintahan kolonial Belanda merupakan suatu
Salah satu jenis benda senjata tajam yang sering digunakan oleh rakyat Dalam suatu pertempuran
yang melawan kaum penjajah yang memiliki suatu Persenjataan yang lebih modern pada waktu itu.
Maka dari itu, badik sangat Tidak bisa dipisahkan dalam suatu kehidupan masyarakat Sulawesi
Selatan.
ROTTERDAM
Telah diketahui bahwa di Sulawesi Selatan terdapat suatu tempat Peninggalan sejarah-
sejarah ataupun barang-barang yang sangat berharga Milik kerajaan-kerajaan Sulawesi Selatan yang
telah dijaga dari turun temurun Berada di tempat Museum La Galigo di Benteng Rotterdam Kota
Makassar di Tempat museum tersebutlah telah banyak disimpan atau dikoleksi benda-benda Yang
bersejarah terutama yang benda sejarah yang berjenis badik. Adapun pendapat yang telah
dikemukakan oleh narasumber atas Nama Sunardi (41) tahun selaku sebagai staf tata usaha
Jenis badik yang dikoleksi di Museum La Galigo-BentengRotterdam ada 3 jenis yaitu yang
pertama badik dari Makassar Yang sering dinamakan badik badik lompo battang, badik dari Bugis
yang biasa dinamakan badik/kawali Gecong dan Sedangkan yang terakhir itu badik yang berasal
dari Luwu Atau badik luwu (Lu’), dapat diketahui kegunaannya atau Fungsi cukup kita lihat dari
bentuk dan pamornya, namun Sebenarnya kegunaan badik tersebut hampir sama semua (Sunardi, 14
Oktober 2020). Oleh karena itu, di Museum La Galigo inilah benda yang berjenis Badik dikoleksi.
Di dalam museum tersebut terdapat beberapa kenis-jenis Badik dan berasal dari daerah yang
berbeda-beda yaitu yang dikoleksi yaitu apabila ditinjau dari sudut bentuk dan modelnya pada suatu
badik yang ada Dan dikenal di Sulawesi Selatan yaitu ada tiga macam jenis badik yaitu badik
Makassar yang dinamakan badik Lompo Battang, badik Bugis yang Dinamakan badik/kawali
Gecong serta badik Luwu (Lu’) yaitu badik yang Berasal dari daerah Luwu dan memiliki kegunaan
masing-masing.Menurut Purmawati, dkk, (1994:6) bahwa badik dapat dilihat dari Sudut bentuk dan
modelnya pada suatu badik yang ada dan yang dikenal di Sulawesi Selatan yaitu sebenarnya ada
tiga macam jenis badik yaitu badik Makassar yang dinamakan badik Lompo Battang, badik Bugis
yang Dinamakan badik/kawali Gecong, serta badik Luwu (Lu’) yaitu badik yang Berasal dari
daerah luwu dan memiliki kegunaan masing-masing. Badik Sebagai benda budaya dan hasil
kebudayaan masyarakat Sulawesi Selatan Telah lama menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
kehidupan masyarakatnya Khususnya bagi kaum laki-laki. Namun, nama-nama badik yang dikenal
oleh Masyarakat cukup beragam, sebab pemberian nama sebuah badik sering Dihubungkan dengan
Badik yang dikoleksi di Museum La Galigo itu adalah benda Cagar Budaya yang
merupakan bukti material hasil budaya atau material alam Dan lingkungannya yang mempunyai
nilai penting bagi sejarah, ilmu Pengetahuan, pendidikan, agama, kebudayaan, teknologi ataupun
Pariwisata. Jenis-jenis badik yang dikoleksi itu yaitu badik yang memiliki Pamor yang indah dan
baik, dan memiliki bilah yang baik dan gagang Yang yang unik. Selain itu badik yang dikoleksi
memiliki masing-masing Fungsi atau kegunaan dalam kebudayaan dan keagamaan. Jenis Badik
yang dikoleksi ini adalah terutama badik yang berasal Dari kerajaan-kerajaan dahulu seperti badik
Lompo Battang dari kerajaan Gowa, badik/kawali Gecong dari kerajaan Bugis-Bone dan Badik dari
Kerajaan luwu. Badik ini dikoleksi karena mempunyai nilai kerajaan dan Kebudayaan yang sangat
penting. Jenis badik yang dikoleksi di Museum La Galigo tersebut berasal dari peninggalan
kerajaan-kerajaan terdahulu Dan adapun badik yang dibeli dengan menggunakan uang negara.
BENTENG ROTTERDAM
dipamerankan itu seperti benda senjata Tajam seperti badik, tombak, pedang, baju adat penganting
Suku Bugis-Makassar, Baju Perang dan Benda Budaya lainnya. Sebelum melakukan Pameran
benda-benda pusaka seperti badik, Tombak, dan pedang harus di Konservasi terlebih dahulu.
Konservasi koleksi Museum itu adalah upaya Yang dilakukan terhadap koleksi Museum agar tetap
bersih, sehat, utuh dan Relatif lebih awet dengan cara perawatan dan menyimpan dengan prosedur
Tertentu. Pada hari Senin, tanggal 19 Oktober 2020 di Benteng Rotterdam Mengadakan Konservasi
benda pusaka sebelum dipamerankan. Tujuan dari Konservasi ini yaitu untuk menjaga keawetan
dan tetap bersih benda pusaka Tersebut. Konservasi ini dilakukan biasanya dalam satu tahun 1 kali
atauBahkan 2 kali dalam setahun, Konservasi/Pembersihan pada benda pusaka Yang berjenis badik
atau benda pusaka lainnya yang terbuat dari perak atau Terbuat dari bahan yang lain yang dapat
berkarat tujuannya ini untuk menjaga Keawetan dan tetap bersih pada benda pusaka tersebut. Disaat
ingin Melakukan konservasi terlebih dahulu harus menyiapkan bahan dan alatnya Yaitu seperti :
Masker, Sarung Tangan, Bak Perendaman, Sikat Logam, Sikat Gigi, Sungliht, Bangku Kayu, Asam
Didalam sebuah benda pusaka yang berjenis badik tersebut bukan hanya Badiknya saja yang
memiliki makna simbolik tetapi juga memiliki simbol dalam Bentuk motif pamornya. Di dalam
sebuah estetika nusantara tersebut pasti selalu Berkaitan dengan nilai tontonan (keindahan) dan juga
di dalam nilai tuntunan (falasafah) dan dipengaruhi oleh sugesti alam. Motif pamor pada bilah badik
Selain sebagai penghias pada bilahnya juga mengandung makna filosofih yang Dijadikan sebagai
Badik ini juga memiliki makna simbolik dalam bentuk motif pamor. Mungkin disini
pamorlah yang menjadi penentu sehingga badik ini Dikatakan mempunyai makna simbolik ini
(D.1/Observasi/05/10)Sebagaimana data observasi yang telah dipaparkan bahwa badik ini juga
Mempunyai juga makna simbolik dalam bentuk pamor. Badik ini apabila Mempunyai pamor yang
sangat indah dan cantik yang berada di sebuah badik Pasti badik ini akan diincar karena setiap
pamor yang ada di badik itu memiliki Makna simbol yang berbeda-beda dan yang paling penting itu
tergantung dari Pemakainya jangan hanya digunakan sebagai benda tajam untuk menikam saja Dan
mestinya.Adapun pendapat yang telah dikemukakan oleh narasumber atas nama Yusuf (46) selaku
sebagai seksi Konservasi pada benda tajam yaitu Badik sebagai Berikut:
Di dalam badik itu juga mempunyai makna simbol motif yaitu motif Tebba’ jampu
merupakn simbol kekuatan, motif ma’daung ase yaitu merupakan simbol kesuburan, motif sikado
yaitu merupakan suatu Simbol untuk lamaran, dan motif mata tedong yaitu makna simbolnya Sifat
Motif Tebba’ Jampu itu sebuah motif pamor yang indah yang memiliki Berupa garis-garis
tak beraturan. Tebba jampu tersebut itu sebuah simbol kekuatan Sebagaimana tersebut kuatnya
kayu jambu tersebut. Mengapa Jadi bentuk-bentuk Pada jambu itu diterapkan dalam bentuk pamor
badik karena batang jambu biji Tersebut memiliki sebuah karakter yang telah dampak pada sebuah
kulitnya. Kulitnya pun tersebut memiliki karakter khas yaitu bahwa apabila satu kulihatnya
Tersebut lepas maka akan muncul lagi kulit yang barunya.Motif Ma’daung ase itu motif berupa
lapisan-lapisan suatu garis yang Memanjang bersusun dari suatu pangkal hingga ke ujung bilah.
Motif daung ase Adalah merupakan suatu simbol kesuburan. Padi (ase) bagi masyarakat Bugis-
Makassar adalah merupakan simbol kehidupan dan kesejahteraan. Motif SikadoItu sebuah motif
berupa garis yang melengkung yang saling berhadapan. Biasanya Badik ini digunakan yang
berpamor sikado untuk pergi melakukan sebuah Lamaran dengan harapan agar lamarannya
diterima.Motif Mata Tedong artinya motif yang berbentuk spiral yang direpetisi dari Pangkal
hingga ujung bilah. Tedong tersebut melambangkan sebuah kesabaran Dan keuletan dalam bekerja,
serta simbol kesuburan. Dalam hal ini tersebut badik Yang bermotif mata tedong itu sebagai
sennuangeng, makna simbolik yang Terkandung didalamnya yaitu pemilik badik tersebut
diharapkan memiliki suatu Sifat yang sabar, yang dapat bekerja keras, dan juga dapat patuh
terhadap semua aturan atau panggadereng, baik itu sebagai suatu pemimpin dalam suatu keluarga
Berdasarkan analisis data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya Yaitu mengenai
Makna Simbolik Pusaka tua jenis Badik di Museum La Galigo-Benteng Rotterdam Kota Makassar,
maka penulis dapat menyimpulkan suatu Hasil dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Badik adalah benda pusaka dari kebudayaan nenek moyang yang sudak sejakLama menjadi
suatu benda yang turun-temurun. Selain dari itu badik dapat Dipercaya bahwa badik dapat
mempengaruhi suatu kondisi, keadaan bagi Orang-orang yang menyimpannya ataupun bagi
sang pemiliknya. Selain itu Badik juga ini sangat terkenal dan banyak orang yang
menggunakannya. Badik Yang dimaksud yaitu badik Lompo Battang, badik Gecong dan
badik Luwu (Lu’). Makna simbolik pusaka tua jenis badik yaitu makna simbol dalam
Kedewasaan yaitu sosok laki-laki yang ideal itu yaitu mereka yang sudah dapat
Menyelipkan badik dipinggangnya, simbol badik dalam keturunan yaitu badik Pusaka yang
dimiliki oleh suatu keluarga tersebut dapat diwariskan kepada Anak-anak keturunan dari
keluarga, simbol badik sebagai status yaitu status Seseorang tersebut dapat diketahui dari
sebuah jenis badik yang disandangnya Tersebut, simbol badik dalam alat peraga yaitu
disetiap melakukan peperangan Harus melakukan sumpa setia terlebih dahulu sebelum badik
tersebut dibawa Dan simbol badik sebagai aksesoris busana maksudnya yaitu jadi badik
yang Digunakan dalam pelengkap busana tersebut yaitu badik yang memiliki tampilan yang
menarik dilihat orang-orang lain. Selain itu badik ini juga Memiliki makna dalam bentuk
pamor yaitu Simbol badik dalam bentuk pamor Yaitu motf tebba jampu’ yaitu merupakan
sebuah simbol kekuatan, motif Ma’daung ase artinya simbol kesuburan, motif sikadoi’
artinya, digunakan Saat melakukan sebuah lamaran , dan motif mata tedong artinya motif
yang Berbentuk spiral yang direpetisi dari pangkal hingga ujung bilah merupakan Pemilik
dan juga dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah Yang mengenai persoalan
harga diri, berfungsi sebagai identitas budaya karena Bagi yang memiliki badik ini disaat
bepergian menghadiri suatu acara, pemilik Badik ini tanpa berkutip apa-apa orang pasti
sudah tau dengan hanya melihat Badik tersebut, berfungsi sebagai karya seni karena
merupakan suatu benda Yang terbuat dari tangan manusia dengan menggunakan alat
tradisional dan Berfungsi sebagai suatu identitas bagi kaum laki-laki suku Bugis-
SARAN
Berdasarkan suatu hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran untuk dapat
memberikan sebuah masukan terhadap makna simbolik badik pada badik Lompo Battang, badik
Gecong dan badik Luwu (Lu’) di Museum La galigo-Benteng Rotterdam Kota Makassar.
1. Dapat menjaga dan melestarikan suatu benda pusaka yang berjenis badik tersebut yang
berada di Museum La Galigo-Benteng Rotterdam maupun badik yang dimiliki sendiri. Dan
selalu dapat menyakini bahwa didalam sebuah badik itu memiliki kekuatan hanya dari
Allah saja yang hanya saja jalannya itu melalui sebuah badik.
2. Untuk masyarakat-masyarakat sebaiknya itu tidak memberikan suatu label yang cukup
negatif terhadapa sebuah benda pusaka yang berjenis badik ini karena badik ini bukan
3. Diharpkan kepada staf dan penaggungjawab atas badik di Museum La Galigi- Benteng
Rotterdam untuk lebih memperhatikan lagi benda pusaka yang berjenis badik tersebut
supaya badik tersebut selalu terlihat lebih indah dan bersih terlihat.
4. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti tentang suatu penelitian Makna Simbolik
Pusaka Tua Jenis Badik di berbagai Museum yang mengoleksi badik baik itu di kota-kota
ataupun di daerah-daerah yang sangat terpencil tetapi dikenal dengan adanya badik supaya
Budiono, Herusatoto. 2001. Simbolisme dalam budaya jawa. Yogyakarta: Hanindita Graha Widia.
Suriasni, 1993. Badik Sulawesi Selatan. Makassar: Proyem Permuseuman Sulawesi Selatan.
Rahmantyo, Decky. 2015. Makna Simbolik Keris Koleksi Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta.
Elly M Setiada, Dkk. (2016). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
George Ritzer, dan Douglas J Goodman. 2007. Teori Sosiologi Moderen. Jakarta. encana.
George harbert Mead (1863-1931). 1996. Symbolic Interactionism. Univercity of California press.
Iswanto. 2008. Selayang Pandang Sulawesi Selatan. Klaten: PT. Intan Pertiwara
https://:digilibadmin.unismuh.ac.id