Anda di halaman 1dari 10

Edisi Manajemen Risiko

Prinsip
Sesuai dengan ISO 31000:2018

www.darmawansaputra.com
IG: @darmawans_setiawan
www.darmawansaputra.com @darmawans_setiawan @TanyaSafety

Jika kita mempelajari Manajemen Risiko pasti kita disuguhi dengan


bagan alur ini yang terdiri dari 3 bagian besar yaitu Prinsip, Kerangka
Kerja dan Proses. Bagian-bagian ini saling ketergantungan antar satu
dan lainnya dan terstruktur. Konsep ini yang membuat Manajemen
Risiko ini bisa diaplikasikan pada berbagai industri.

Namun pada carousel kali ini akan dibahas mengenai kotak yang
pertama yaitu Prinsip Manajemen Risiko yang terdiri dari 11 prinsip.
www.darmawansaputra.com @darmawans_setiawan @TanyaSafety

1 MENCIPTAKAN NILAI
Prinsip pertama manajemen risiko menegaskan bahwa
penerapan manajemen risiko haruslah menciptakan nilai.
Menciptakan bisa diartikan mengubah situasi dari yang
sebelumnya tidak ada menjadi ada; menciptakan nilai
berarti mengadakan nilai atau membuat nilai (dari tidak
ada menjadi ada), atau menambah nilai (dari yang
semula sedikit menjadi lebih banyak, atau dari yang
semula kurang bagus menjadi lebih bagus). Manfaat yang
dihasilkan harus lebih besar dari biaya.
www.darmawansaputra.com @darmawans_setiawan @TanyaSafety

2 BAGIAN TERPADU DARI PROSES


DALAM ORGANISASI
Suatu organisasi tentu memiliki tujuan. Langkah-langkah
dalam mencapai tujuan itulah yang disebut dengan
proses. Manajemen risiko tidak bisa dilepaskan dari
setiap langkah-langkah dalam mencapai tujuan
organisasi tersebut.
www.darmawansaputra.com @darmawans_setiawan @TanyaSafety

3 BAGIAN DARI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Prinsip ketiga ini hendak menegaskan bahwa setiap


pengambilan keputusan organisasi mempertimbangkan
manajemen risiko. Dengan kata lain, prinsip ini ingin
menjelaskan bahwa manajemen risiko perlu
merasuk ke dalam tiap proses pengambilan keputusan
organisasi.
www.darmawansaputra.com @darmawans_setiawan @TanyaSafety

4 SECARA EKSPLISIT DITUJUKAN PADA


KETIDAKPASTIAN
Manajemen risiko menyediakan
seperangkat sistem pendekatan,
metode, dan peralatan untuk
menghadapi
ketidakpastian yang melingkupi proses
organisasi.

5 BERSIFAT SISTEMATIK, TERSTRUKTUR,


DAN TEPAT WAKTU
Semua proses dalam manajemen risiko
saling bergantung satu dan lainnya
(system) dengan pola yang terstruktur
(seperti terlihat pada bagan
sebelumnya). Tepat waktu disini
diartikan bahwa informasi yang
diperoleh harus tepat waktunya, jika
tidak maka manfaatnya berkurang atau
bahkan tidak ada.
www.darmawansaputra.com @darmawans_setiawan @TanyaSafety

6 BERDASARKAN INFORMASI TERBAIK YANG


TERSEDIA
Dalam menjalankan manajemen risiko
harus dikumpulkan sebanyak-banyaknya
informasi, sehingga saran yang
dikeluarkan benar-benar optimal. Contoh
saran akibat kekurangan informasi seperti
harus menyiapkan baju radiasi nuklir,
padahal tidak ada nuklir.

7 DISESUAIKAN PENGGUNAANNYA

Manajemen risiko bukanlah


sekumpulan resep yang berlaku untuk
semua organisasi. Sebaliknya,
manajemen risiko selalu bersifat khas
untuk sebuah organisasi tertentu.
Dalam bahasa Inggris kekhasan itu
disebut “tailored”. Tailor berarti
penjahit. Penjahit akan mengukur
pakaian buat pelanggannya, jadi
manajemen risiko untuk organisasi
pertambangan ya beda dengan
organisasi lainnya
www.darmawansaputra.com @darmawans_setiawan @TanyaSafety

8 MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR MANUSIA


DAN BUDAYA
Manajemen risiko mempertimbangkan
kapabilitas, persepsi dan itensi dari orang-
orang yang dapat mendukung atau
menghambat tujuan organisasi. Ketika
kebiasaan dan perilaku dilakukan
bersama-sama maka akan jadi budaya.

9 BERSIFAT TRANSPARAN DAN INKLUSIF


Pelaksanaan langkah-langkah
manajemen risiko harus bersifat
transparan, artinya langkah yang
diambil pada suatu tingkat organisasi
diketahui oleh pihak-pihak yang
berkepentingan di semua tingkat
lainnya. anajemen risiko dapat berhasil
dengan baik apabila semua
pemangku kepentingan dalam
organisasi berpartisipasi dalam
penerapannya (inklusif) .
www.darmawansaputra.com @darmawans_setiawan @TanyaSafety

10 BERSIFAT DINAMIS, BERULANG, DAN


RESPONSIF TERHADAP PERUBAHAN
Manajemen risiko bersifat dinamis karena
harus selalu tanggap atau responsif
terhadap situasi termutakhir yang
dihadapi oleh organisasi, sedangkan
situasi itu sendiri selalu berubah
sepanjang waktu. Berulang dengan
menerapkan perbaikan berkelanjutan

11 MEMFASILITASI PERBAIKAN TERUS-


MENERUS DARI ORGANISASI
Perbaikan terus-menerus (continuous
improvement) adalah keinginan
semua organisasi. Semua organisasi
ingin agar kinerjanya tahun depan lebih
baik daripada kinerjanya tahun ini.
Prinsip Kesebelas menegaskan bahwa
manajemen risiko merupakan bagian
dari upaya perbaikan terus-menerus itu
Referensi :
• SNI 8615:2018 (ISO 31000:2018) – Manajemen Risiko – Pedoman
• Badan Standardisasi Nasional. (2018). Manajemen Risiko Berbasis
SNI 31000. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional
• ISO 31000 :2018 – Risk Management

Beri
pendapat Berbagi
Pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai