DI SUSUN OLEH :
1. Nurul Azisah Ashari (90100120047)
2. Nur Rahma (90100120045)
3. Muh. Aswar (90100120055)
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................... 5
A. Pengertian Pendekatan dalam Studi Islam ................................................................................. 5
B. Pendekatan Interdisipliner dalam studi Islam ............................................................................ 8
C. Generasi Millenial ..................................................................................................................... 16
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................... 19
A. Kesimpulan................................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 20
2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan Islam bukan hanya sebagai agama monodimensi. Islam bukan
hanya agama yang didasarkan pada intuisi mistis manusia dan terbatas hanya pada
hubungan antara manusia dengan Tuhan. Ini hanyalah satu dari sekian banyak
manusia dengan Tuhan dengan segenap pemikiran metafisikanya yang umum dan
bebas. Dimensi lain dari agama Islam adalah masalah kehidupan manusia di bumi ini.
Untuk mempelajari dimensi ini harus dipergunakan metode-metode yang selama ini
dipergunakan dalam “ilmu manusia”. Agama (Islam), dengan cara pandang seperti
ini, tidak lagi berwajah tunggal (Single Face) melainkan memiliki banyak wajah
(Multiface).
tertinggi, kebenaran mutlak dalam kesejatian abadi. Manusia sebagai penerima agama
merupakan makhluk temporal- cultural, tidak tak terbatas dan terikat oleh ruang dan
bersifatnormative, dan oleh karenanya dalam tataran aplikatif sangat tergantung pada
system nilai agama yang sacred-transcultural dan yang profane historical, antropogis-
Tuhan harus terus berlangsung secara dinamis, seiring dengan dinamika kehidupan
3
manusia itu sendiri. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya transformasi dan internalisasi
kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang Islam
khususnya, sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas abad lebih
menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan
walaupun keadaannya amat bervariasi tetapi tidak keluar dari ajaran yang terkandung
dalam al-Qur‟an dan as-Sunnah serta sejalah dengan data-data historis yang dapat
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Pendekatan dalam Studi Islam?
4
BAB II
PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan dalam Studi Islam
Dalam kamus besar bahasa Indonesia Pendekatan adalah Pertama, Proses
perbuatan, cara mendekati. Kedua, usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk
mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode - metode untuk mencapai
pengertian tentang masalah penelitian. Dalam bahasa inggris pendekatan diistilahkan
dengan “Approach”, dalam bahasa Arab disebut dengan “Madkhal”.1Pendekatan
adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang
selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dalam hal ini adalah agama Islam.
Islam dapat dilihat dalam beberapa aspek yang sesuai dengan paradigmanya.2
Islamic Studies adalah studi tentang disiplin dan tradisi intelektual
keagaamaan klasik menjadi inti dari Islamic Studies, karena ada di jantung
kebudayaan yang dipelajari dalam peradaban Islam dan agama Islam, dan karena
Islamic Studies sebagai studi tentang teks-teks Arab pra-modern utamanya karena itu
batasan ini justru menyediakan peluang untuk memperkaya studi interdisipliner yang
beragam.4
suatu bidang ilmu yang selanjutnya di gunakan dalam memahami agama. Adapun
jenis-jenis pendekatan yang dibutuhkan dalam studi islam adalah sebagai berikut :
1
Dr. Armai Arief, M.A. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. hlm. 99.
2
M Yatimin, Abdullah. Studi Islam Kontemporer. Hlm 58
3
Zakiyyuddin Baidhawy. Studi Islam pendekatan dan metode.hlm 2.
4
Ibid. Hlm 4
5
1. Pendekatan Historis
peristiwa atau kejadian masa lalu yang menyangkut kejadian atau keadaan
alquran. Hal ini bertujuan untuk memahami hikmah dari suatu ayat yang
dalam pemahamannya5
2. Pendekatan Filosofis
5
Abdullah Nata. Metodologi Studi Islam. Hlm 48
6
berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam rangka
yang ada.6
3. Pendekatan Sosiologis
memahami agama, hal ini karena banyak bidang kajian agama yang baru
Dalam agama islam dapat dijumpai peristiwa Nabi Yusuf yang dahulu
melaksanakan tugasnya nabi Musa harus dibantu nabi Harun, dan masih
sebagai berikut:
6
Sidi, Gazalba. Sistematika Filsafat.Jilid 1. Hlm 15
7
b. Ditekankan masalah muamalah (sosial) dalam ibadah adalah adanya
relevan atau tepat guna secara terpadu. Dalam pemecahan masalahannya di bidang
ekonomi dengan interdisipliner hanya dengan satu ilmu saja yang serumpun.
Dari sudut ekonomi mikro di antaranya : dalam lingkup kecil “Rumah tangga”
salah satunya mencari pekerjaan yang menjanjikan, bekerja keras, tidak putus asa,
tidak boros dalam artian tidak besar pasak dari pada tiang : besar pengeluaran dari
pada pendapatan.
7
Abuddin, Nata. Metodologi Studi Islam. Hlm 38
8
Dari sudut ekonomi makro diantaranya : dalam lingkup luas “Pemerintah”
minyak) dengan tujuan tertentu, tetapi bagi para masyarakat kebijakan tersebut
pengelompokan sejumlah mata pelajaran yang sejenis atau memiliki ciri yang
sama (mata pelajaran yang telah berkorelasi satu dengan yang lain). Pendekatan
dengan studi Interdisipliner haruslah dengan beberapa ilmu yang serumpun atau
bentuk dari tuntutan modernitas dan globalisasi dalam mengkaji Islam yang
monodisiplin tidak lagi memadai untuk menjawab tantangan jaman yang dihadapi
merupakan bagian panjang dari tradisi keilmuan Islam klasik. Kerangka studi
8
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20121203214249AA6n7Pm
9
Saudi, Pakistan, Afganistan dan menjadi model kajian dominan di masyarakat
Muslim di seluruh dunia. Kajian Islam secara normatif dalam pemikiran Islam
terwujud dalam ilmu fiqh, ushul fiqh, hadits, ilmu hadits, tafsir, ilmu tafsir dan
lain-lain. Wacana Islam secara normative, hingga saat itu menjadi bagian penting
adalah studi dan pemikiran yang berbasis pada teks (an-nash) dan mengutamakan
dan humaniora, belum lagi sains dan teknologi, akan sulit direspons oleh
paradigma tersebut. Akibatnya kajian Islam akan stagnan karena tidak mau
mengunakan pendekatan yang lain yaitu interdisipliner atau bidang ilmu dan
disiplin adalah jawaban bagi tantangan dunia Islam saat ini. Tuntutan kajian Islam
9
M.Amin, Abdullah, Islam dalam Berbagai Pembacaan Konsep Kontemporer, Ahwan Fanani dan
Tolhatul Chair (Ed.). hlm. 6-7
10
secara holistic sebenarnya disadari oleh para cendekiawan Islam era paruh kedua
abad ke -20. Para cendekiawan muslim tersebut umumnya terdidik dalam dua
tradisi keilmuan. Yaitu tradisi keilmuan Islam klasik dan sekaligus menimba ilmu
dari tradisi intelektual dan keilmuan barat. Mereka mencoba melakukan sintesis
dalam studi agama dan sosial humaniora di barat. Para cendekiawan itu muncul
Teori double movement (gerakan ganda) adalah salah satu kontribusinya. Begitu
juga dengan al-hadd al a‟la dan al-had al-adna yang dikenalkan oleh Syahrur
kehidupan yang dihadapi dan dijalani manusia. Setiap bangunan keilmuan apapun,
keilmuan sosial, humaniora, maupun kealaman tidak dapat berdiri sendiri. Ketika
dari ilmu lain, maka cepat atau lambat akan berubah menjadi narrow-
10
Ibid hlm 8
11
keterhubungan antar disiplin keilmuan akan lebih dapat membantu manusia
yang dihadapinya.
teks agama, seperti al-Qur‟an dan Sunnah Nabi Muhammad tidak cukup hanya
Kajian normative akan lengkap bila diikuti dengan kajian kedokteran. Dengan
cara seperti ini, persoalan dipahami akan lebih lengkap sebelum memutuskan
status hukum menurut ajaran Islam. Demikian juga menjawab atau menyelesaikan
harus dipahami lebih dahulu secara lengkap dari sisi ilmu peternakan dan ilmu
pertanian. Kemudian ditetapkan status hukumnya. Seperti ini deskripsi cara kerja
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan yang semakin lengkap dan kompleks.
11
Nasution, Khoituddin. Pengantar Studi Islam. 2009, hlm. 222
12
Perkembangan tersebut adalah suatu hal yang wajar dan seharusnya memang
hal yang baru dalam sejarah keilmuan klasik. Sejumlah teori (sejarah, antropologi,
sosiologi, sastra, dan arkeologi, ilmu politik, filsafat, linguistik telah digunakan
sejak lama oleh para ilmuan klasik meskipun teori-teori tersebut mengalami
dekade terakhir. Hal ini disebabkan adanya kehausan untuk memahami ajaran
Islam yang lebih sempurna. Munculnya teori-teori baru adalah sebagai respon
terhadap fenomena kaum muslim yang semakin hari semakin maju dan kompleks.
a. Pendekatan Filsafat
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta kepada
kebenaran , ilmu dan hikmah. Selain itu filsafat dapat pula berarti mencari
kebenaran dan arti “adanya” sesuatu. Dari definisi tersebut dapat diketahui
bahwa filsafat pada intinya berupaya menjelaskan inti, hakikat, atau hikmah
12
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, hlm ,42.
13
1). Segi semantik, filsafat berasal dari bahasa arab yaitu falsafah. Dari bahasa
2). Segi praktis; filsafat yaitu alam pikiran artinya berfilsafat itu berpikir.
Orang yang berpikir tentang filsafat disebut filosof. Yaitu orang yang
agar shalat berjamaah. Tujuan antara lain agar seseorang merasakan hidup
seorang dapat merasakan lapar yang selanjutnya menimbulkan rasa iba kepada
filosofis ini seseorang akan dapat memberikan makna terhadap sesuatu yang
dijumpainya, dan dapat pula mendapat hikmah dan ajaran yang terkandung
makna filosofis dari suatu ajaran agama, maka semakin meningkat pula sikap,
13
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, hlm , 43-44
14
Contoh yang kedua tentang kontroversi penafsiran iblis dalam al-Quran
khalifat di bumi. Dalam al-Qur‟an surat Al-Baqoroh ayat 30-34, peristiwa ini
dijelaskan:
Kisah iblis pada surat di atas, pada awalnya menggambarkan narasi penciptaan
Adam yang oleh tuhan dianggap sebagai “the only one caliph on the earth”.
yasjudu.Terhadap kata ini semua mufasir baik klasik dan modern sependapat
bahwa makna kata sujud yang dimaksud adalah sujud tahiyyat, penghormatan,
bukan sujud dalam pengertian ibadah atau menghambakan diri pada Adam.
At-tabari dan ar-Razi menafsirkan kata iblis pada ayat yasjuduberasal dari
“istisna”, semua malaikat sujud pada Adam kecuali iblis menunjukkan makna
b. Pendekatan Sosiologi
Dari segi sosiologi ini, pendekatan terhadap agama telah melahirkan berbagai
teori. Diantara teori-teori itu, yang sangat terkenal adalah tingkatan, yang
adalah munculnya rasa takut dan berdosa bagi kaum wanita bila ingin
“menggugat” dan menolak penafsiran atas diri mereka yang tidak hanya
14
Harun Nasution, Falsafah dan Mistisme dalam Islam. Cet.9, hlm.25
15
disubordinasikan dari kaum laki-laki, tetapi juga dilecehkan hak dan
terutama dalam hal-hal seperti: pertama, wanita adalah makhluk lemah karena
tercipta dari tulang rusuk pria yang bengkok; kedua, wanita separuh harga
laki-laki; ketiga, wanita boleh diperistri hingga empat; keempat: wanita tidak
c. Pendekatan Sejarah
Melalui pendekatan sejarah , seseorang diajak menukik dari alam idealis kea
lam yang bersifat empiris dan mendunia. Dari keadaan ini , seseorang akan
melihat adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam
idealis dengan yang ada dialam empiris dan historis. Pendekatan sejarah ini
amat dibutuhkan dalam memahami agama , karena agama itu sendiri turun
mendalam terhadap agama yang dalam hal ini Islam , menurut pendekatan
bahwa pada dasarnya, kandungan al-qur‟an itu terbagi menjadi dua bagian,
bagian yang pertama berisi konsep-konsep dan bagian kedua berisi kisah-kisah
C. Generasi Millenial
Millennials atau kadang juga disebut dengan generasi Y adalah sekelompok
orang yang lahir setelah Generasi X, yaitu orang yang lahir pada kisaran tahun 1980-
15
M. Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, hlm 35
16
2000an. Maka ini berarti millenials adalah generasi muda yang berumur 17- 37 pada
tahun ini. Millennials sendiri dianggap spesial karena generasi ini sangat berbeda
dengan generasi sebelumnya, apalagi dalam hal yang berkaitan dengan teknologi.
Generasi millennials memiliki ciri khas tersendiri yaitu, mereka lahir pada saat TV
Di Indonesia sendiri dari jumlah 255 juta penduduk yang telah tercatat,
terdapat 81 juta merupakan generasi millenials atau berusia 17- 37 tahun. Hal ini
Sungguh tidak, jika kita melihat ke dunia sosial media, generasi millennials sangat
teknologi dan sarana yang ada, generasi millenials belum banyak yang sadar akan
kesempatan dan peluang di depan mereka. Generasi millennials cenderung lebih tidak
peduli terhadap keadaan sosial di sekitar mereka seperti dunia politik ataupun
untuk membanggakan pola hidup kebebasan dan hedonisme. Memiliki visi yang tidak
Tidak terima dengan kalimat-kalimat diatas? Berikut ini adalah hal yang bisa
1. Berfikir Kritis
Terbukalah dengan apa yang ada disekeliling kita, mulai dari masalah politik,
ekonomi hingga sosial dan budaya. Jangan telan mentah-mentah informasi yang
17
kamu dapatkan. Cobalah untuk berfikir kritis dan pikirkan apa yang bisa kamu
Media sosial bisa menjadi pedang bermata dua, tergantung bagaimana kamu
tanpa fakta.
Memikirkan orang lain bukan berarti hanya memperhatikan keluarga kamu saja.
16
https://rumahmillennials.com/siapa-itu-generasi-millenials/
18
BAB III
PENUTUP
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Generasi Millenial adalah generasi yang lahir di era perkembangan teknologi,
internet juga berperan besar dalam keberlangsungnya hidup mereka. Justru karena
generasi ini adalah generasi melek teknologi maka studi islam dapat dikembangkan
melalui teknologi. Para millenial muslim inggin menyampaikan bahwa berislam juga
bisa menjadi modren berislam juga bukan teroris, mereka terbuka dalam bergaul,
hidup berpindidikan tinggi dan survive dalam dunia modern. Mereka dilahirkan dalam
keadaan muslim sekaligus dalam dunia modern membuat mereka menjadi generasi
Kita juga bisa berdakwah dalam dunia millenial ini dengan beberapa pendekatan studi
suatu permasalahan dari sudut pandang sejarah. Justru di era millenial ini sejarah atau
histori bisa kita simpan dan kita dakwahkan menggunakan internet yang disitu akan
dapat di akses oleh semua orang dan semua kalangan. Disinilah keuntungan dari
generasi millenial.
19
DAFTAR PUSTAKA
Armai, Arief. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
ciputat press
Harun, Nasution.1995. Filsafat dan Mistisme dalam Islam. Cet 9. Jakarta: Bulan
Bintang
Nata, Abuddin. 2001. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Pesada.
2017.
20