Anda di halaman 1dari 9

Budaya Organisasi

“Pengaruh Budaya Organisasi Dalam Mendorong


Pembentukan Manajemen Kerja”

Dosen Pengampu
Dr. Moch. Aly Taufiq, M. Si

Penyusun
Nazalal Furqon Ramadhan ( 102021020 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


POLITEKNIK KETENAGAKERJAAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 22 November 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… 1


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... 2

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 3


1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Budaya Organisasi …………………………………………. 4
B. Pengaruh Budaya Organisasi dalam Pembentukan Manajamen
Kinerja………………………………………………………………… 4

BAB III PENUTUP …..…………………………………………………………. 7


DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 8

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber keunggulan kompetitif dan elemen
kunci yang penting untuk meraih kesuksesan dalam bersaing untuk mencapai tujuan.Oleh
karena itu, pengelolaan sumber daya manusia bagi organisasi hal yang penting bagi
pelayanan kepada masyarakat.Sumber daya manusia adalah bagian dari manajemen.Yang
merupakan unsur manajemen yang di dalamnya terdapat tenaga kerja pada perusahaan.
Manusia selalu aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi
perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi.
Budaya organisasi kini sedang menjadi pembicaraan di mana-mana, baik di kalangan para
pakar maupun di kalangan para praktisi bisnis dan para eksekutif, karena budaya organisasi
tersebut banyak yang berhasil membuat suatu organisasi menjadi lebih stabil, lebih maju,
lebih antisipatif terhadap perubahan lingkungan.
Suatu budaya organisasi yang kuat dan telah berakar akan dapat memberikan kontribusi
yang cukup signifikan bagi anggota organisasi dalam hal pemahaman yang jelas dan lugas
tentang suatu persoalan yang diselesaikan. Budaya memiliki pengaruh yang berarti pada
sikap dan perilaku anggota-anggota organisasi. Banyak bukti yang menggambarkan bahwa
suksesnya suatu organisasi disebabkan karena budayanya yang begitu kuat yang membuat
organisasi itu lebih percaya diri dan akhirnya menjadi lebih efektif.
Dalam era globalisasi yang sangat sarat dengan perubahan, perubahan mana sering begitu
cepat dan sangat sulit diprediksi namun sangat besar dampaknya bagi masa depan organisasi,
kehadiran budaya organisasi yang fleksibel menjadi semakin relevan. Strategi dalam
mengantisipasi perubahan yang akan dilakukan oleh suatu organisasi juga perlu
mempertimbangkan aspek budaya yang telah ada selama ini, apakah strategi yang didesain
tersebut cocok dengan nilai-nilai yang ada, atau justru nilai-nilai yang ada justru itu menjadi
kontra produktif bagi organisasi dalam perjalanannya ke depan. Para manajer terutama yang
berada pada level puncak mesti sadar betapa pentingnya memahami budaya organisasinya
karena pengaruhnya yang begitu besar terhadap perilaku anggota. Budaya organisasi juga
dapat dipakai sebagai konsep dalam menyusun strategi perubahan atau pengembangan
organisasi yang dipimpinnya.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Budaya Organisasi?


2. Apa Pengaruh Budaya Organisasi dalam Pembentukan Manajamen Kinerja?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Budaya Organisasi.


2. Untuk mengetahui Pengaruh Budaya Organisasi dalam Pembentukan Manajamen
Kinerja.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Budaya Organisasi
budaya organisasi adalah suatu karakteristik yang terdapat pada suatu organisasi dan
dijadikan sebagai tuntunan organisasi atau perusahaan sehingga mampu membedakannya
dengan organisasi lain.Itu artinya, hal tersebut adalah suatu norma dan juga nilai-nilai
perilaku yang dipahami serta diterima oleh seluruh anggota organisasi dan juga digunakan
sebagai dasar dalam aturan perilaku di dalam organisasi atau perusahaan tersebut.
Deal dan Kennedy mengatakan bahwa hal ini juga bisa diartikan sebagai seluruh hal yang
mampu diselesaikan di tempat organisasi tersebut bernaung.Budaya dalam suatu organisasi
akan melibatkan seluruh pengalaman, filosofi, pengalaman, ekspektasi dan juga seluruh nilai
yang terdapat di dalamnya, sehingga nantinya akan terefleksi dalam kegiatan setiap anggota,
mulai dari pekerjaan, interaksi dengan lingkungan luar, hingga ekspektasi yang diharapkan
bisa terwujud di masa depan.
Needle dalam bukunya pun menjelaskan bahwa hal ini melibatkan suatu aturan tertulis
dan juga tidak tertulis, bahasa, kebiasaan, simbol, asumsi, visi, sistem, norma, nilai, serta
kepercayaan. Sebagian ahli lainnya juga ada yang menjelaskan bahwa organisasi justru lebih
menekan dan membentuk perilaku karyawan di dalam organisasi tersebut.

B. Pengaruh Budaya Organisasi dalam Pembentukan Manajemen Kinerja


Pada dasarnya bahwaseseorang dalam bekerja akan merasa nyaman dan tinggi
kesetiannya pada perusahaan apabila dalam bekerjanya memperoleh kepuasan kerja
sesuaidengan apa yang diinginkan, makin positif sikap kerja makin besar pula kepuasan
kerja, untuk itu berbagai indikator dari kepuasan kerja perlu memperoleh perhatian khusus
agar pekerja dapat meningkatkankinerjanya.Konsep kinerja organisasi berkaitan dengan
kelangsungan hidupdan keberhasilan suatu organisasi.Pengukuran kinerja organisasi
sangatpenting dalam organisasi jasamaupun dalam organisasi-organisasi manufaktur dengan
memberikan pemahaman bahwa perusahaan jasa harus lebih berkonsentrasi pada membangun
hubungan pelanggan bukan pada transaksi jangka pendek(dikutip dalam Paulin et al., 1999).
Pada umumnya seseorang merasa puas dengan pekerjaanya karena berhasil dan
memperoleh penilaiaan yang adil dari pimpinannya.Sangat penting bagi sebuah perusahaan
mengetahui kekuatan budaya yang dimilikinya dan bagaimana dampaknya bagi kinerja
perusahaan. Hal tersebut dapat diukur dari kinerja yang dihasilkan oleh karyawan dalam
perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam
pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu. Kekuatan
budaya dapat diprediksi dari kinerja jangka pendek, ketika kinerja didefinisikan dengan
indikator luas seperti pengembalian atas aktivasi, laba atas investasi atau laba atas penjualan.

Gordon dan DiTomaso (1992) dalam studi lanjutan menemukan dukungan yang
memberikan bukti bahwa budaya yang kuat adalah prediksi kinerja perusahaan jangka
pendek. Ada dua cara untuk mengukur kinerja, yaitu menggunakan tindakan objektif dan

4
subjektif. Ukuran obyektif menggunakan angka riil dariorganisasi sementara mengukuran
subjektif menggunakan persepsi responden. Pengukuran subjektif untuk menilai kinerja
perusahaan lebih banyak dilakukan dalam penelitian keperilakuan, karena:
1. ukuran kinerja lebih konsistendan tidak bervariasi secara luasdari langkah-langkah
objektifdalam hal akurasi.
2. meminta responden untuk melihatlaporan keuangan tertentu dapatmenimbulkan
kecemasan pihakmanajemen perusahaan ataskerahasiaan informasi yangmereka
sediakan.
Menurut Robbins (1996) kinerja karyawan merupakan fungsi dari interaksi antara
kemampuan dan motivasi.
Menurut Henry Simamora(1997) maksud penetapan tujuankinerja adalah menyusun
sasaran yang berguna tidak hanya bagi evaluasi kinerja pada akhir periode tetapi juga untuk
mengelola proses kerja selama periode tersebut.
Mohammad As'ad (1995) menyatakan kinerja karyawan merupakan kesuksesan
seseorang didalam melaksanakan suatu pekerjaan, kinerja pada dasarnya adalah hasil kerja
seorang karyawan selama periode tertentu.
Kinerjakaryawan dapat meningkat karena tidak lepas dari pengaruh budaya organisasi
yang tercermin dari orientasi hasil yang dicapai karyawan serta bagaimana keputusan
dibuat,siapa yang membuat, bagaimana imbalan dibagikan, siapa yang dipromosikan,
bagaimana diperlakukan, bagaimana organisasi respon kepada lingkungannya. Hal tersebut
sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hofstede (1990) yang menyatakan bahwa
budayaorganisasi merupakan bagian dari kehidupan organisasi yang mempengaruhi perilaku,
sikap, dan efektivitas seluruh karyawan. Efektivitas organisasi dapat ditingkatkan dengan
menciptakan budaya yang kuat, yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Robbins (1996),organisasi yang berbudaya kuat akan mempengaruhi ciri khas
tertentu sehingga dapat memberikan daya tarik bagi individu untuk bergabung. Setelah itu,
individu itu dapat berfikir, bertindak dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai organisasi.
Kesesuaian antara budaya organisasi dengan nilai-nilai yang dimiliki oleh anggota organisasi
akan menimbulkan kepuasan kerja,sehingga mendorong individu untuk bertahan pada satu
perusahaan dan berkarir dalam jangka panjang. Sehubungan dengan hal tersebut, agar
karyawan selalu mendapat kepuasan maka setidak-tidaknya perusahaan harus selalu
memperhatikan lingkungan di mana karyawan melaksanakan tugasnya misalnya siapa rekan
kerja mereka, bagaimana seseorang pemimpin bisa melakukan pembelajaran dan
pertumbuhan.
Hasil dari berbagai penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya hubungan antara
budaya organisasi pada kinerja perusahaan, namun kita juga harus tahu budaya organisasi
hanya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan, banyak faktor
lain yang mempengaruhinya, diantaranya adalah pemimpin yang efektif, karena tipe
kepemimpinan akan sangat mempengaruhi dan memotivasi para karyawan, pemimpin yang
efektif juga bisa mendukung suasana yang melingkupi perusahaan.
Ada delapan komponen kepemimpinan yang dapat dijadikan sebagai penilaian
kompetensi pemimpin:

5
1. Self-manajemen, yang terdiri dari etika dan integritas, manajemen waktu,
fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi, dan dimensi pengembangan diri.
2. Posisi strategis, yang terdiri dari kesadaran akan kebutuhan pelanggan,komitmen
terhadap kualitas,mengelola manajemen pemangku kepentingan, dan kepedulian
masyarakat.
3. Pelaksanaan, yang meliputi dimensi perencanaan,mengarahkan orang lain, dan re-
engineering
4. Berpikir kritis, yang meliputi orientasi strategis, pengambilan keputusan, analisis,
dan pengambilan risiko dan dimensi inovasi.
5. Komunikasi, yang mencakup dimensi berbicara dengan dampak,memfasilitasi
komunikasi terbuka, mendengarkan aktif, dan komunikasi tertulis.
6. Interpersonal, yang terdiri dari dimensi membangun jaringan,mengelola konflik,
dan merangkul keanekaragaman.
7. Kepemimpinan, yang terdiri dari dimensi orientasi kerja sama tim,mendorong
motivasi, keuletan, mengembangkan orang lain, merangkul perubahan dan
kepemimpinan fleksibilitas.
8. Pengetahuan industri, yang merupakan pengetahuan dari bisnis dan keahlian
industry.

6
BAB III
PENUTUP

Budaya organisasi sebagai nilai yang diyakini oleh anggota organisasi harus dibangun
disesuaikan dengan strategi yang akan diterapkan oleh perusahaan,karena budaya organisasi
yang baik dapat dijadikan sebagai keunggulan kompetitif bagi perusahaan yang akan lebih
sulitditiru oleh pesaing disbanding kandengan keunggulan kompetitifyang sifatnya fisik.
Mengetahui faktor-faktor yang membentuk budaya organisasi sangat penting dilakukan
karena hal tersebut akan menentukan kemampuan perusahaan untuk melakukan tanggapan
pada lingkungan perusahaan yang selalu mengalami perubahan.
Budaya organisasi bukan satu-satunya hal yang mempengaruhi kinerja organisasi,
kepemimpinan yang efektif juga merupakan faktor penting yang harus diperhatikan agar
budaya yang terbentuk dapat berjalan dengan baik dan berpengaruh positif pada kinerja
perusahaan.
Kinerja perusahaan terbentuk dari kinerja karyawan, agar kinerja perusahaan dapat
meningkat pihak manajemen harus memperhatikan hal-hal yang dapat meningkatkan kinerja
karyawan dengan melihat pada faktor-faktor yang dapat memuaskan karyawan.

7
Daftar Pustaka
- Sackman, Sonja. (1991). CultureKnowledge In Organization. Newbury Park. Calif.
Sage
- Sobirin, Achmad. 2007. Budaya Organisasi
Pengertian, Makna dan Aplikasinya Dalam Kehidupan Organisasi. Yogyakarta
IBPP STIM YKPN.
- https://accurate.id/marketing-manajemen/budaya-organisasi/

Anda mungkin juga menyukai