Anda di halaman 1dari 4

UAS KOMUNIKASI BISNIS

Yayu Islami – 1208620052


Kemampuan Retorika Mahasiswa terhadap Implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi

A. Pendahuluan
Retorika atau lebih kita kenal dengan istilah public speaking masih dianggap sebagai ilmu
yang kurang penting untuk dipelajari di lingkungan dunia akademik salah satunya oleh
mahasiswa. Hal ini di karenakan Retorika hanya dilihat sebagai ilmu bersilat lidah dan
mengumbar kebohongan. Padahal Retorika dari kacamata komunikasi merupakan proses
penyampaian pesan dari seorang pembicara kepada orang banyak. Sebagai sebuah ilmu
bicara, bagi sebagian besar masyarakat kita masih memandang Retorika hanya kemampuan
“bersilat lidah” yang tidak mengacu pada kebenaran. Kurang sadarnya kita akan pentingnya
retorika atau public speaking ini dikarenakan masih banyak orang keliru menganilisis seolah-
olah kemajuan dunia Barat bertopang primer pada matematika, fisika atau kimia. Padahal
kemampuan public speaking ini sangatlah penting dimiliki oleh kita khususnya mahasiswa
karena mengingat peran mahasiswa untuk mengemban Tri Dharma perguruan tinggi yang
merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan menjadi kewajiban bagi mahasiswa sebagai kaum
intelektual di negara ini untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat dan ini terbukti
ketika kita melihat sejarah bangsa ini dimana sebagian perubahan besar yang ada di negara
ini dimulai oleh mahasiswa, dalam hal ini pemuda-pemudi Indonesia. Karena mahasiswa
adalah ujung tombak perubahan bangsa kita ke arah yang lebih baik. Dan perubahan besar ini
tentunya tidak dapat terlepas dari sebuah retorika atau public speaking yang dimiliki oleh
mahasiswa dalam mengimplementasikan Tri dharma perguruan tinggi. Maka dari
kemampuan untuk beretorika atau public speaking sudah seharusnya mendapatkan perhatian
khusus dan mendapatkan tempat tersendiri bagi mahasiswa agar mampu
mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan tinggi sehingga memberikan perubahan yang
luar biasa bagi bangs aini.
B. Kajian teori
1. Retorika
Secara etimologi istilah Retorika salah satunya dapat ditemukan dalam perbendaharaan
bahasa Inggris yakni rhectoric yang artinya kepandaian berbicara atau berpidato. Kemudian
dikenal pula istilah public speaking yang artinya sama dengan retorika, yakni berbicara atau
berpidato di depan umum dengan prinsip menggunakan segala tenknik dan strategi
komunikasi demi berhasilnya mempengaruhi orang banyak (Islam, 2018). Retorika dan
public speaking merupakan cara berbicara efektif, yang perlu di pelajari ketika anda
membutuhkannya. Untuk bisa mempengaruhi orang atau orang-orang lain dalam arti
mengubah sikap, sifat, pendapat, dan tingkah laku orang atau orang-orang lain itu. Kustadi
Suhandang dalam bukunya Retorika strategi Teknik dan Taktik Pidato mengemukkan
Retorika tidak terbatas pada penyampian pesan secara lisan saja melainkan juga tertulis,
maka menurut Kustadi kegiatan retorika lebih luas ketimbang public Speaking yang memiliki
pengertian terbatas pada berbicara di depan publik saja. Karena itu pula metode komunikasi
yang bisa digunakan dalam aktivitas retorika, tentu saja tidak terbatas auditif saja melainkan
juga menggunakan metode visual maupun audio visual. Demikian juga gaya penyampaian
yang tidak hanya penyampian secara lisan saja, melainkan juga pada penyajian secara tertulis
2. Tri Dharma perguruan tinggi
Tri Dharma perguruan tinggi merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan menjadi kewajiban
bagi mahasiswa sebagai kaum intelektual di negara ini (Lian, 2019). Tridharma adalah
kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan Pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat (UU No. 12 Tahun 2012, Pasal1 Ayat9).
1. Pendidikan
Mahasiswa sebagai kaum intelektual bangsa yang menduduki 5% dari populasi warga
negara Indonesia berkewajiban meningkatkan mutu diri secara khusus agar mutu
bangsa pun meningkat pada umumnya dengan ilmu yang dipelajari selama pendidikan
di kampus sesuai bidang keilmuan tertentu. Mahasiswa dan pendidikan merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga ketika mahasiswa melakukan
segala kegiatan dalam hidupnya, semua harus didasari pertimbangan rasional, bukan
dengan adu otot. Itulah yang disebut kedewasaan mahasiswa.
2. Penelitian
Penelitian (research) dalam dunia pendidikan tinggi adalah kegiatan mencari
kebenaran (to seek the truth). Penelitian mahasiswa bukan hanya akan
mengembangkan diri mahasiswa itu sendiri, namun juga memberikan manfaat bagi
kemajuan pperadaban dan kepentingan bangsa kita dalam menyejahterakan bangsa
(Wibawa, 2017). Selain pengembangan diri secara ilmiah dan akademis. Mahasiswa
pun harus senantiasa mengembangkan kemampuan dirinya dalam hal softskill dan
kedewasaan diri dalam menyelesaikan segala masalah yang ada. Mahasiswa harus
mengembangkan pola pikir yang kritis terhadap segala fenomena yang ada dan
mengkajinya secara keilmuan. Hasil penelitian, pengembangan, dan/atau ilmu
pengetahuan dan teknologi harus dapat dimanfaatkan dalam kegiatan perekayasaan,
inovasi, dan difusi teknologi.
3. Pengabdian pada Masyarakat
Mahasiswa menempati lapisan kedua dalam relasi kemasyarakatan, yaitu berperan
sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintah. Mahasiswa adalah yang
paling dekat dengan rakyat dan memahami secara jelas kondisi masyarakat tersebut.
Kewajiban sebagai mahasiswa menjadi front linedalam masyarakat dalam mengkritisi
berbagai kebijakan pemerintah terhadap rakyat karena sebagaian besar keputusan
pemerintah di masa ini sudah terkontaminasi oleh berbagai kepentingan politik
tertentu dan kita sebagai mahasiswa yang memiliki mata yang masih bening tanpa
ternodai kepentingan-kepentingan serupa mampu melihat secara jernih, melihat yang
terdalam dari yang terdalam terhadap intrik politik yang tidak jarang mengeksploitasi
kepentingan rakyat. Disini mahasiswa berperan untuk membela kepentingan
masyarakat, tentu tidak dengan jalan kekerasan dan aksi chaotic, namun menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur pendidikan, kaji terlebih dahulu, pahami, dan sosialisasikan
pada rakyat, mahasiswa memiliki ilmu tentang permasalahan yang ada, mahasiswa
juga yang dapat membuka mata rakyat sebagai salah satu bentuk pengabdian terhadap
rakyat.

C. Analisa

1. Paradigma masyarakat terhadap retorika


Retorika biasanya kita anggap negatif, seolah-olah retorika hanya seni propaganda saja,
dengan kata-kata yang bagus bunyinya tetapi disangsikan kebenaran isinya. Padahal arti asli
retorika jauh lebih mendalam, yakni pemekaran bakat-bakat tertinggi manusia, yakni rasio
dan citarasa lewat bahasa selaku kemampuan untuk berkomunikasi dalam medan pikiran. To
be victorious in the battle of minds. Retorika merupakan perpaduan serasi antara
pengetahuan, pikiran, kesenian dan kesanggupan bicara.

2. Retorika Menentukan Kematangan Kepribadian.


Kemampuan kita bertutur kata dapat menentukan tempat kita pada piramida sosial. Hal itu
menjadi masuk akal ketika kita menyadari bahwa komunikasi, bicara bisa mencerminkan
kepribadian seseorang. Karena dengan berbicara dengan tidak disadari kita sedang
membangun citra diri, pengalaman dan situasi, serta berinteraksi dengan orang-orang yang
kemudian kita jadikan mitra komunikasi dan memberikan pengaruh maupun penilaian kepada
kita.

3. kemampuan retorika mahasiswa terhadap implementasi tri dharma perguruan tinggi


Retorika yang merupakan cara kita untuk berkomunikasi dengan cara berbicara, sangatlah
diperlukan terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri. Membangun kontak
sosial dengan orang-orang sekitar, mempengaruhinya agar ikut merasakan, berpikir, bahkan
berprilaku seperti yang kita inginkan. Sebagaimana yang dikemukakan Judy C Person dan
Paul E. Nelson bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk
kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi:
1. keselamatan fisik,
2. meningkatkan kesadaran pribadi,
3. menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi.
Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungan sosial
dan mengembangkan keberadaan kita disuatu masyarakat.
D. Kesimpulan
Dari sini kita bisa simpulkan bahwa retorika atau public speaking sangatlah berpengaruh
terhadap hubungan sosial, mengembangkan keberadaan kita di suatu masyarakat dan berguna
bagi kelangsungan hidup masyarakat, hal ini tentulah menjadikan kemampuan retorika
mahasiswa sangatlah berpengaruh terhadap implementasi fungsi tri dharma perguruan tinggi
yang tentunya memiliki tujuan yang sama bagi keberlangsungan hidup masyarakat. Maka
dari itu sudah sejatinya mahasiswa harus mampu berkomunikasi atau memiliki kemampuan
retorika agar mampu mencapai tri dharma perguruan tinggi dan mampu mewujudkan
pengabdian kepada masyarakat sebagaimana sejarah pernah mencatat bahwa perubahan besar
adalah dimulai dari pemuda dan pemudi bangsa ini.

E. Daftar Pustaka
Islam, J. P. (2018). Urgensi Retorika Dalam Persfektif Islam Dan Persepsi Masyarakat. An-
Nida’, 41(2), 130–142. http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/Anida/article/view/4649
Lian, B. (2019). Tanggung Jawab Tridharma Perguruan Tinggi Menjawab Kebutuhan
Masyarakat. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas PGRI Palembang, 2, 999–1015.
Jurnal An-nida’ Jurnal Pemikiran Islam ISSN 2407-1706 ISSN 0853-1161 |Online Version |
Print Version Suardi| Urgensi Retorika Dalam Persfektif Islam Dan Persepsi Masyarakat
Edisi Desember 2017 Vol. 41 No. 2 |136

Anda mungkin juga menyukai