Anda di halaman 1dari 1

Pph dan keterkaitannya dengan spt masa unifikasi dan aplikasinya, berdasarkn peraturan terbaru

Pph adalah

SPT Masa PPh unifikasi adalah SPT Masa yang digunakan oleh pemotong/pemungut PPh


untuk melaporkan kewajiban pemotongan dan/atau pemungutan PPh, penyetoran atas
pemotongan dan/atau pemungutan PPh, dan/atau penyetoran sendiri atas beberapa jenis
PPh dalam satu masa pajak
Pph wajib di sampaikan oleh wajib pajak individu/badan menggunakan SPT masa ataupun
SPT Tahunan. Dimana, terdapat 6 jenis SPT PPh yaitu :

 SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2)


 SPT Masa PPh Pasal 15
 SPT Masa PPh Pasal 21/26
 SPT Masa PPh Pasal 22
 SPT Masa PPh Pasal 23/26
 SPT Masa PPh Pasal 25

Beragamnya jenis SPT Masa PPh di atas tentu menimbulkan kerumitan dan biaya administrasi
yang tinggi baik bagi Wajib Pajak maupun instutisi Direktorat Jenderal Pajak itu sendiri. Maka
dari itu, Dirjen pajak menerbitkan peraturan baru tentang pembuatan bukti pemotongan/pemungutan
unifikasi dan penyampaian SPT Masa PPh unifikasi yang berlaku mulai masa pajak Januari 2022.
Peraturan yang dimaksud adalah Peraturan Dirjen Pajak No. PER-24/PJ/2021. Dengan terbitnya
beleid ini, PER-23/PJ/2020 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

SPT Masa PPh unifikasi meliputi beberapa jenis PPh, yaitu PPh Pasal 4 ayat (2), PPh Pasal
15, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, dan PPh Pasal 26. Bukti pemotongan/pemungutan unifikasi
dan SPT Masa PPh unifikasi berbentuk dokumen elektronik yang dibuat dan dilaporkan
melalui aplikasi e-Bupot unifikasi.

Anda mungkin juga menyukai