Anda di halaman 1dari 8

Implementasi Tugas Dan Kewenangan Notaris Dalam Membuat...

(Romanda Arif Kurnia)

Vol 5 No 1 Maret 2018

Politik Hukum Pemberian Kewenangan Kepada Notaris Untuk Membuat Akta Pertanahan
Dalam Kaitannya Dengan Kewenangan PPAT

Sri Kustiyah*, Hasrul**


*
Dosen Fakultas Hukum UNISSULA email kusriyah@unissula.ac.id
**
Mahasiswa Program Magister (S2) Kenotariatan Fakultas Hukum UNISSULA, Semarang email :
hasrul.ansar@gmail.com

Abstrak
Politik Hukum Pasal 15 Ayat (2) huruf f UUJN yang memberikan kewenangan kepada Notaris untuk dapat
membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan adalah dalam rangka terciptanya unifikasi jabatan antara
Notaris dan PPAT sehingga seorang yang diangkat menjadi Notaris akan otomatis menjadi PPAT. Akan tetapi,
keinginan ini belum bisa terlaksana akibat tidak adanya harmonisasi peraturan perundang-undangan yang
mengatur kedua jabatan tersebut sehingga kewenangan-kewenangannya saling tumpeng tindih.
Kata kunci : Politik Hukum, Kewenangan Notaris, Akta Pertanahan, Kewenangan PPAT

Abstract
Political Law Article 15 Paragraph (2) letter f UUJN which gives authority to Notary to be able to make deed
related to land is in the framework of the unification of position between Notary and PPAT so that a person
appointed to Notary will automatically become PPAT. However, this desire can not be accomplished due to the
absence of harmonization of legislation regulating these two positions so that their respective powers overlap.
Keywords: Legal Politics, Notary Authority, Land Acts, PPAT Authority

PENDAHULUAN Terkait dengan kewenangan membuat akta


yang berkaitan pertanahan ini terjadi kekaburan
Salah satu kewenangan yang diberikan kepada
makna atau juga disebut Vague Norm. Pada ayat (1)
notaris sebagai pejabat umum adalah membuat akta
dalam penjelasan undang-undang tersebut menyata-
otentik disamping kewenangan lainnya yang
kan bahwa Pasal 15 ayat (2) huruf (f), disebutkan
ditentukan oleh undang-undang, Akta otentik
³FXNXS MHODV´ DUWLQ\D KDUXVQ\D WLGDN WHUMDGL
menurut pasal 1868 KUHPerdata merupakan akta
perbedaan penafsiran terkait dengan ketentuan ayat
yang dibuat oleh pejabat yang berwenang yang
tersebut sehingga dengan serta merta semua hal
bentuknya ditentukan oleh undang-undang.
yang berkaitan dengan pertanahan notaris berwe-
Berdasarkan kewenangan itu maka Notaris
nang untuk membuat akta
dianggap berwenang langsung untuk membuat akta
Akan tetapi muncul suatu perdebatan terkait
yang berkaitan dengan pertanahan yang merupakan
dengan adanya kewenangan notaris dalam membuat
juga akta otentik tanpa harus menjadi Pejabat
akta yang berkaitan dengan pertanahan ini. Hal ini di
Pembuat Akta Tanah (PPAT). Hal inipun didukung
picu karena adanya pejabat lain dalam hal ini PPAT
oleh Undang-Undang Jabatan Notaris, yakni Undang-
yang juga mempunyai kewenangan dalam membuat
Undang Nomor 30 Tahun 2004 Jo Undang-Undang
akta yang berkaitan dengan pertanahan. Dalam
Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas
proses pendaftaran tanah sebagaimana disebutkan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang
dalam Peraturan Pemeritah Nomor 24 Tahun 1997
Jabatan Notaris (Selanjutnya disebut UUJN) Pasal 15
Tentang Pendaftaran Tanah (Selanjutnya disebut PP
ayat (2) huruf (f) yang menyatakan bahwa Notaris
Pendaftaran Tanah), bahwa yang membantu Kepala
berwenang untuk membuat akta yang berkaitan
Kantor Pertanahan adalah PPAT, notaris tidak
dengan pertanahan.
disebutkan sebagai pejabat yang juga dapat
membantu membuat akta yang digunakan untuk

309
Vol 5 No 1 Maret 2018: 309 ± 316

pendaftaran tanah. Selain itu Peraturan Pemerintah berbuat atau tidak berbuat. Sedangkan, wewenang
Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan dalam hukum dapat sekaligus berarti hak dan
Pejabat Pembuat Akta Tanah terutama dalam Pasal 2 kewajiban (rechten en plichten). Lebih lanjut, Bagir
ayat (1), bahwa PPAT bertugas membuat akta Manan 3 menjelaskan bahwa antara tugas dan
sebagai bukti telah dilakukannya perbuatan hukum wewenang di satu pihak dengan hak dan kewajiban
tertentu mengenai hak atas tanah dan hak milik atas di pihak lain mempunyai hubungan yang bersifat
satuan rumah susun sebagai dasar bagi pendaftaran fungsional satu sama lain. Sehingga penentuan tugas
perubahan data pendaftaran tanah. dan wewenang pemerintahan akan menjadi
Terkait hal ini, tentu kita akan bertanya-tanya pengukur apakah hak dan kewajiban dijalankan
mengenai Politik Hukum pemberian kewenangan sebagaimana mestinya atau telah terjadi tindakan
kepada Notaris untuk membuat akta yang berkaitan atau perbuatan pemerintahan yang melampaui batas
dengan pertanahan oleh UUJN karena dalam kewenangan yang diberikan kepadanya (misbruik
praktiknya pasal ini tidak bisa diterapkan. Fakta yang van recht), ataukah telah terjadi tindakan atau
terjadi di lapangan adalah Badan Pertanahan perbuatan pemerintahan berupa penyalagunaan
Nasional (BPN) hanya mengakui PPAT sebagai satu- wewenang (detournement de pouvoir). Sebaliknya,
satunya pejabat yang berwenang membuat akta hak dan kewajiban memungkinkan para pejabat
pertanahan di kantor mereka. pemerintahan melakukan tindakan atau perbuatan
Tulisan ini hendak membahasa mengenai baik berupa tindakan hokum maupun tindakan atau
Kewenangan dari Seorang Notaris Selain Membuat perbuatan konkrit tertentu (rechts en feitelijke-
Akta Otentik serta Bagaimanakah Politik Hukumnya handelingen). Tanpa adanya hak dan kewajiban yang
Mengenai Pemberian Kewenangan Kepada Notaris dilekatkan pada tugas wewenang pejabat
Untuk Membuat Akta Pertanahan oleh UUJN dalam pemerintahan tersebut maka tentunya segala tugas
Kaitannya dengan Kewenangan PPAT. dan wewenang tidak dapat diwujudkan secara
konkrit dalam bentuk tindakan atau perbuatan
PEMBAHASAN
pemerintahan.
Kewenangan-Kewenangan Notaris Dalam hukum administrasi negara, dasar bagi
Setiap perbuatan pemerintahan disyaratkan pemerintah untuk melaksanakan perbuatan hukum
harus bertumpu pada kewenangan yang sah. Tanpa publik adalah adanya kewenangan bevoegdheid yang
adanya kewenangan yang sah seorang pejabat berkaitan dengan jabatan ambt. Jabatan
ataupun Badan Tata Usaha Negara tidak dapat memperoleh wewenang melalui tiga sumber yakni
melaksanakan suatu perbuatan pemerintahan. Oleh atribusi, delegasi, dan mandat, ketiga sumber
karena itu kewenangan yang sah merupakan atribut kewenangan ini akan melahirkan kewenangan
bagi setiap pejabat ataupun bagi setiap badan.1 (bevoegdheid, legal power, competence).4
Bagir Manan mempertegas istilah dan termi- Untuk lebih jelasnya pengertian apa yang
nologi apa yang dimaksud wewenang pemerintahan. dimaksudkan dengan atribusi, delagasi dan mandat
Menurutnya 2 , wewenang dalam bahasa hukum maka oleh H.D. van Wijk/Willem Konijnenbelt 5
tidaklah sama dengan kekuasaan (macht). mendefinisikan atribusi sebagai suatu pemberian
Kekuasaan hanya menggambarkan hak untuk wewenang pemerintahan oleh pembuat undang-

3
Bagir Manan, Ibid, hlm.66 sebagaimana dikutip oleh
1
Lutfi Effendi, Pokok-Pokok Hukum Administrasi, Aminuddin Ilmar, Ibid, hlm.119-120.
4
Bayumedia Publishing, Malang, 2004, Hlm.77 sebagaimana Philipus M.Hadjon dkk, Pengantar Hukum Administrasi
dikutip oleh Sjaifurrachman dan Habib Adjie, Aspek Indonesia (Introduction to Indonesian Administrative Law),
Pertanggungjawaban Notaris dalam Pembuatan Akta, Gadja Madah University Press, Yogyakarta, 2005, hlm.139-
Mandar Maju, Bandung, 2011, hlm.77. 140 sebagaimana dikutip oleh Sjaifurrachman dan Habib
2
Bagir Manan, Hukum Positif Indonesia: Suatu Kajian Adjie, Ibid.
5
Teoritik, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia Press, H.D. van Wijk en Willem Konijnenbelt, Hoofdstukken van
Yogyakarta, 2004, hlm.2 sebagaimana dikutip oleh Administratief RechW 9XJD µV-Gravenhage, 1995, hlm.129
Aminuddin Ilmar, Hukum Tata Pemerintahan, Identitas sebagaimana dikutip oleh Aminuddin Ilmar, Op.Cit.,
Universitas Hasanuddin, Makassar, 2013, hlm.116. hlm.127.

310
Implementasi Tugas Dan Kewenangan Notaris Dalam Membuat...
(Romanda Arif Kurnia)

Vol 5 No 1 Maret 2018

undang kepada organ pemerintahan (attribute is dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain
toekenning van een bestuursbevoegheid door een yang ditetapkan oleh undang-undang.
wetgever aan een bestuursorgaan). Sedangkan, Berdasarkan pasal di atas, dapat diketahui
pengertian delegasi adalah pelimpahan wewenang bahwa selain membuat akta otentik, Notaris juga
pemerintahan dari suatu organ pemerintahan kepada diwajibkan untuk menjamin kepastian tanggal
organ pemerintahan lainnya (delegatie is overdracht pembuatan akta otentik tersebut, menyimpan minuta
van een bevoegheid van het ene bestuursorgaan aan aktanya dan memberikan grosse, Salinan
een ander), dan pengertian mandat adalah terjadi dan/kutipan Akta kepada para pihak yang berhak
ketika organ pemerintahan mengizinkan kewe- yaitu yang melakukan perjanjian di dalam akta itu.
nangannya dijalankan oleh organ lain atas namanya Selain kewenangan sebagaimana dimaksud
(mandaat is een bestuursorgaanloot zijn bevoegheid pada Pasal 15 ayat (1) di atas, pada Ayat (2)
namens heim uitoefenen door een ander). disebutkan bahwa Notaris berwenang pula:
Terkait dengan sumber kewenangan yang 1. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan
dimiliki oleh Notaris, Sebagaimana disebutkan Ateng kepastian tanggal surat di bawah tangan dengan
Syarifudin 6 bahwa unsur-unsur yang tercantum mendaftar dalam buku khusus;
dalam kewenangan ada 2 yaitu : Sesuai dengan penjelasan atas Pasal 15 Ayat (2)
1. Adanya kekuasaan formal; huruf a maka ketentuan ini merupakan legalisasi
2. Kekuasaan diberikan oleh undang-undang. terhadap akta di bawah tangan yang dibuat
Notaris adalah pejabat umum yang berwenang sendiri oleh orang perorangan atau oleh para
untuk membuat akta autentik dan memiliki pihak di atas kertas yang bermaterai cukup
kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam dengan jalan pendaftaran dalam buku khusus
Undang-Undang ini atau berdasarkan undang- yang disediakan oleh Notaris. Apabila ketentuan
undang lainnya. 7 Tentu saja undang-undang yang yang tercantum dalam ketentuan Pasal 15 Ayat (2)
dimaksud tersebut adalah Undang-Undang Jabatan huruf a di atas dikaitkan dengan bunyi penjelasan,
Notaris (UUJN) dan undang-undang lainnya yang terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan,
mengatur dan memberikan kewenangan lain kepada antara lain:8
Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya. a. Tanggal penandatangan dan tanggal surat
Dalam Pasal 15 Ayat (1) UUJN dijelaskan bahwa harus sama;
Notaris berwenang membuat Akta autentik mengenai b. Mengingat UUJN atau penjelasannya tidak
semua perbuatan, perjanjian, dan penetapan yang mengatur tentang redaksi dan tata cara mela-
diharuskan oleh peraturan perundang-undangan kukan legalisasi, termasuk di dalamnya bagi
dan/atau yang dikehendaki oleh yang orang-orang yang tidak bisa membubuhkan
berkepentingan untuk dinyatakan dalam Akta tanda tangan, maka sudah pada tempatnya
autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan setiap Notaris menggunakan redaksi dan tata
Akta, menyimpan Akta, memberikan grosse, salinan cara yang mengatur tentang legalisasi yang
dan kutipan Akta, semuanya itu sepanjang telah berlaku selama ini yaitu dalam Stablad
pembuatan Akta itu tidak juga ditugaskan atau 1916 Nomor 46 atau Pasal 1874 dan Pasal
1874 a KUH Perdata;
6
Ateng Syafrudin, Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan c. Tidak ada kemungkinan untuk legalisasi atas
Negara yang Bersih dan bertanggung jawab, Jurnal Pro surat di bawah tangan yang telah ditanda-
Justisia Edisi IV, 2000, hlm 14 sebagaimana dikutip oleh
Abdulloh, Kewenangan Notaris dalam Pembuatan Akta tangani;
yang Berkaitan Dengan Pertanahan dalam Konteks d. Notaris dilarang melakukan legalisasi surat-
Pendaftaran Tanah, Jurnal Fakultas Hukum Universitas surat di bawah tangan yang tidak atau
Brawijaya, Malang, 2014, hlm.13-14 yang diakses pada
tanggal 23 Oktober 2017 pukul 02.00 WIB di
bermaterai secukupnya;
https://media.neliti.com/media/publications/116098-ID-
kewenangan-notaris-dalam-pembuatan-akta.pdf
7 8
Lihat Pasal 1 Angka 1 UUJN Sjaifurrachman dan Habib Adjie, Op.Cit., hlm.80.

311
Vol 5 No 1 Maret 2018: 309 ± 316

e. Pendaftaran atas surat di bawah tangan dalam mustahil Notaris yang bersangkutan akan
buku yang khusus untuk keperluan itu harus tersandung masalah, baik dalam hal lapangan
dilakukan segera setelah legalisasi; hukum perdata dan/atau lapangan hukum pidana,
f. Beban pembuktian atas kebenaran isi surat di untuk itu profesionalisme harus terus-menerus
bawah tangan yang dilegalisasi berada pada ditingkatkan.12
pihak yang mengingkari atau yang menyang- 6. Membuat Akta yang berkaitan dengan
13
kalnya. pertanahan;
2. Membukukan surat di bawah tangan dengan 7. Membuat Akta risalah lelang. Kewenangan Notaris
mendaftar dalam buku khusus; Kewenangan un- dalam membuat akta Risalah Lelang dibatasi oleh
tuk membukukan surat-surat di bawah tangan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
dengan mendaftar dalam buku khusus untuk Nomor: 119/PMK.07/2005, tanggal 30 Nopember
keperluan yang itu, sebagaimana Pasal 15 Ayat (2) 2005 tentang Pejabat Lelang Kelas II, yang
huruf b UUJN adalah merupakan warmerking mengkategorikan Notaris dapat diangkat sebagai
yang selama ini biasa dilakukan oleh para Notaris, Pejabat Lelang Kelas II. Dalam Pasal 1 Ayat 1
hanya saja dalam hal ini yang harus diperhatikan PMK tersebut dijelaskan bahwa Pejabat Lelang
adalah kewajiban untuk segera membukukannya Kelas II adalah orang yang khusus diberi
mengingat kekuatan pembuktian atas tanggal wewenang oleh Menteri Keuangan untuk
surat-surat di bawah tangan yang di warmerk melaksanakan penjualan barang secara lelang
bergantung pada tanggal pembukuannya.9 atas permohonan Balai Lelang selaku kuasa dari
3. Membuat kopi dari asli surat di bawah tangan pemilik barang yang berkedudukan di kantor
berupa salinan yang memuat uraian sebagaimana Pejabat Lelang Kelas II. Pada Pasal 2 PMK
ditulis dan digambarkan dalam surat yang ber- tersebut dijelaskan bahwa Pejabat Lelang Kelas II
sangkutan; Mengenai kewenangan untuk diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Jenderal
membuat kopi dari asli surat di bawah tangan atas nama Menteri Keuangan dan masa
sebagaimana Pasal 15 Ayat (2) huruf c, selama ini jabatannya berlaku selama 5 tahun dan dapat
dikenal dengan sebutan copi collasionee, hanya diperpanjang kembali.14
saja dalam perumusannya terasa berlebihan, Selain kewenangan sebagaimana dimaksud
sehingga membingungkan, sebab semestinya pada Pasal 15 Ayat (1) dan Ayat (2) di atas, pada
FXNXS GLWXOLV ³PHPEXDW 6DOLQDQ GDUL DVOL VXUDW GL Ayat (3) disebutkan bahwa Notaris mempunyai
EDZDK WDQJDQ´ 10 kewenangan lain yang diatur dalam peraturan
4. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi perundang-undangan. Dalam penjelasan ayat
dengan surat aslinya; Kelemahan copi collasionee tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
adalah untuk menyalin gambar, oleh karena itu ³NHZHQDQJDQ ODLQ \DQJ GLDWXU GDODP SHUDWXUDQ
cukup tepat apabila dalam UUJN ini Notaris diberi perundang-XQGDQJDQ´ DQWDUD ODLQ NHZHQDQJDQ
kewenangan untuk mencocokkan fotokopi mensertifikasi transaksi yang dilakukan secara
dengan surat aslinya sebagaimana yang elektronik (cyber notary), membuat Akta ikrar wakaf,
tercantum dalam Pasal 15 Ayat (2) d.11 dan hipotek pesawat terbang.
5. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan
Politik Hukum Pemberian Kewenangan
dengan pembuatan Akta; Kewenangan untuk
Kepada Notaris untuk Membuat Akta
memberikan penyuluhan hukum sehubungan
Pertanahan oleh UUJN dalam Kaitannya
dengan pembuatan akta sebagaimana Pasal 15
dengan Kewenangan PPAT
Ayat (2) e ini bukan berarti tidak menimbulkan
masalah, sebab apabila sampai terjadi kesalahan Merujuk pada dasar perolehan kewenangan,
mengenai sesuatu hal yang disuluhkan, bukan bahwa notaris dalam membuat akta yang berkaitan

9 12
Ibid.,hlm.80-81. Ibid.
10 13
Ibid., hlm.81. Lihat penjelasannya pada pembahasan B
11 14
Ibid. Ibid., hlm.81-82.

312
Implementasi Tugas Dan Kewenangan Notaris Dalam Membuat...
(Romanda Arif Kurnia)

Vol 5 No 1 Maret 2018

dengan pertanahan berasal dari undang-undang Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2016
yang merupakan kewenangan atribusi yang artinya Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
pemberian wewenang pemerintahan yang baru oleh Nomor 37 Tahun 1998 Tentang Peraturan
suatu ketentuan dalam peraturan perundang- Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah
undangan yang dalam hal ini adalah UUJN, sehingga (Selanjutnya disebut PP PPAT).
kewenangan yang didapat melalui atribusi adalah 2. Notaris berwenang membuat akta yang objeknya
merupakan kewenangan asli. Menurut Aminuddin tanah dalam arti sempit, yang tidak termasuk
Ilmar 15 , wewenang yang diperoleh secara atribusi kewenangan PPAT berdasarkan PP PPAT.
dan berasal dari peraturan perundang-undangan Dikalangan internal Pemerintah ada perbedaan
adalah wewenang yang bersifat asli. Dengan kata pendapat dalam pemahaman Pasal 15 Ayat (2) huruf
lain, organ pemerintahan memperoleh kewenangan f UUJN yaitu Departemen Hukum dan Hak Asasi
secara langsung dari rumusan norma-norma pasal Manusia17 berpendapat yang dimaksud Pasal 15 Ayat
tertentu dalam suatu peraturan perundang-undangan. (2) huruf f UUJN adalah kewenangan Notaris dalam
Dalam hal tindakan atau perbuatan pemerintahan arti luas. Dan dalam hal ini ditegaskan oleh Abdul
didasarkan pada wewenang atribusi, maka Gani Abdullah dahulu Dirjen Peraturan Perundang-
pemerintah selaku penerima wewenang atribusi Undangan Departemen Hukum dan Hak Asasi
dapat menciptakan wewenang pemerintahan baru Manusia Republik Indonesia yang mengatakan:
atau memperluas wewenang yang sudah ada, seorang Notaris tidak perlu lagi mengikuti ujian
dengan demikian maka tanggung jawab intern mau- khusus untuk dapat diangkat sebagai PPAT, karena
pun ekstern pelaksanaan wewenang yang diatribusi- sudah inhern di dalam diri Notaris, maka mengangkat
kan sepenuhnya berada pada pemerintah selaku seorang Notaris otomatis mengangkat PPAT.
penerima wewenang pemerintahan (atributaris). Sedangkan Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Berdasarkan sumber kewenangan yang dimiliki berpendapat kewenangan Notaris yang dimaksud
oleh Notaris ini, maka seharusnya kewenangan dalam Pasal 15 Ayat (2) huruf f UUJN adalah
Notaris dalam membuat akta pertanahan adalah kewenangan Notaris dalam arti sempit, sebagaimana
kewenangan yang asli, artinya memang kewenangan dikemukakan oleh Arie Sukanti Hutagalung, Guru
untuk membuat akta yang berkaitan dengan Besar Pertanahan Fakultas Hukum Universitas
pertanahan ini menjadi kewenangan Notaris tanpa Indonesia yang mengatakan: Notaris hanya bisa
pembatasan akta-akta apa saja yang dibuatnya hal membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan
ini meskipun dalam Pasal 15 ayat (1) UUJN ada sepanjang undang-undang yang lain tidak
pembatasan bahwa kewenangan itu tidak juga disyaratkan wajib dibuat oleh PPAT. Jadi sekarang
ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain BPN sudah sepakat kalau ada Notaris yang membuat
yang ditetapkan oleh undang-undang. akta itu tidak sebagai jabatan PPAT maka tidak akan
Sjaifurrachman dan Habib Adjie 16 berpendapat dilakukan balik nama dan tidak akan dilakukan
bahwa rumusan Pasal 15 Ayat (2) huruf f ini pembebanan hak tanggungan.18
menimbulkan multi penafsiran dan penafsiran Memahami Politik Hukum Pasal 15 Ayat (2)
terhadap pasal ini menimbulkan adanya dua huruf f UUJN tidaklah dapat dipahami hanya dengan
pandangan tentang arti kewenangan Notaris membaca secara harfiah kata-kata dalam Pasal
berkaitan dengan pertanahan yaitu: tersebut, tetapi Pasal 15 Ayat (2) huruf f UUJN itu
1. Notaris berwenang membuat akta yang objeknya haruslah dipahami sebagai suatu sistem yang tidak
tanah dalam arti luas meliputi baik yang menjadi terpisahkan dengan pasal-pasal, penjelasan pasal-
kewenangan PPAT berdasarkan Peraturan pasal dan penjelasan umum dari UUJN, maupun
Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Tentang risalah rapat proses pembahasan rancangan undang-
Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah

15 17
Aminuddin Ilmar, Op.Cit., hlm.131. Sekarang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
16 18
Sjaifurrachman dan Habib Adjie, Op.Cit., hlm.82-83. Sjaifurrachman dan Habib Adjie, Op.Cit., hlm.83.

313
Vol 5 No 1 Maret 2018: 309 ± 316

undang tentang Jabatan Notaris serta dengan hukum Hal ini kemudian ditanggapi oleh wakil dari
nasional secara keseluruhan.19 Pemerintah:21
Pada jabatan PPAT, kewenangan yang dimiliki ³3HUQDK DGD UDQFDQJDQ XQGDQJ-undang tentang
sebenarnya juga merupakan kewenangan yang PPAT ini itu muncul ketika ada seminar mengenai
bersifat atribusi, artinya kewenangan ini juga PPAT di Surabaya setelah ada notaris ini kemu-
diperoleh melalui undang-undang, hal ini dapat dian dikupas sampai pada satu kesimpulan bahwa
dilihat pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 perlu undang-undang PPAT itu dintegrasikan
Tentang Hak Tanggungan (UUHT) pada Pasal 1 ayat dalam undang-undang jabatan notaris karena
GLVHEXWNDQ EDKZD ³3HMDEDW 3HPEXDW $NWD 7DQDK yang jadi PPAT juga notaris juga sekalipun
yang selanjutnya disebut PPAT, adalah pejabat mantan camat masih ada seperti sekarang yang
umum yang diberi wewenang untuk membuat akta PHQMDGL 33$7 VHKLQJJD DGD NLSDV´
pemindahan hak atas tanah, akta pembebanan hak Di sini dapat diketahui bahwa pemasukan pasal
atas tanah, dan akta pemberian kuasa membeban- tentang PPAT dalam UU Hak Tanggungan adalah
kan Hak Tanggungan menurut peraturan perundang- sebagai sarana untuk mencegah terjadinya polemik,
XQGDQJDQ \DQJ EHUODNX´ 'DUL VLni dapat dilihat karena jika PPAT tidak diatur atau disebut dalam UU
bahwa tidak terdapat peraturan yang lebih tinggi Hak Tanggungan ini, maka secara otomatis PPAT
mengesampingkan peraturan yang lebih rendah atau hanya diatur dalam PP, sehingga ketika UUJN di
peraturan yang khusus mengesampingkan peraturan undangkan dan terdapat pasal yang berkaitan
yang umum, karena baik PPAT maupun Notaris dengan kewenangan notaris dalam membuat akta
diatur oleh UU. Akan tetapi haruslah digaris bawahi yang berkaitan dengan pertanahan, maka
bahwa UUHT ini adalah Undang-Undang tentang Hak kewenangan PPAT akan menjadi gugur karena
Tanggungan, bukan tentang PPAT, sedang PPAT kewenangan ini hanya akan menjadi kewenangan
sendiri di atur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 37 notaris sesuai GHQJDQ DVDV ³lex superior derogat lex
Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan Pejabat inferior´ GLPDQD SHUDWXUDQ \DQJ OHELK WLQJJL
Pembuat Akta Tanah Jo. Peraturan Pemerintah mengesampingkan peraturan yang lebih rendah
Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas tingkatannnya apabila saling bertentangan.
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 Disini dapat dilihat bahwa RUU Jabatan Notaris
Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta sebelum disahkan menjadi undang-undang secara
Tanah (Selanjutnya disebut PP PPAT) . Di sini dapat umum telah memenuhi tahapan-tahapan yang telah
dilihat bahwa para pembuat undang-undang sengaja ditentukan dalam penyusunan peraturan perundang-
untuk menghindari kekosongan hukum dalam hal ini undangan dan terkait dengan Pasal 15 Ayat (2) huruf
UU tentang PPAT yang sampai saat ini juga belum f jika dilihat baik dari risalah rapat panitia kerja dan
dibuat, maka definisi dari PPAT dimasukkan ke dalam pendapat akhir fraksi maka dapatlah diketahui terkait
UU Hak Tanggungan. dengan kewenangan notaris dalam membuat akta
Hal ini juga terekam dalam rapat panja pada yang berkaitan dengan pertanahan dimasukkan
pembahasan RUU Jabatan Notaris pada hari Selasa, dalam UUJN, bahwa ada semacam gagasan atau
tanggal 7 September 2004:20 tujuan untuk kedepannya, untuk pembuatan akta
³<D PHPDQJ LWX VD\D WDKX FRQWRKQ\D 33$7 yang berkaitan dengan pertanahan notaris
karena PPAT itu diatur PP sehingga pada waktu berwenang tanpa ada pembatasan atau pengeculian
kami membuat undang-undang tentang hak-hak jenis-jenis aktanya, artinya disini notaris tidak lagi
atas tanah itu hak tanggungan ikut serta itu lalu harus menjadi PPAT agar dapat membuat akta yang
ditumpangkan di situ seolah-olah supaya PPAT itu selama ini hanya menjadi domain PPAT dan sekaligus
masuk juga disebut dalam undang-XQGDQJ´ adanya suatu unifikasi jabatan, bahwa kembali
sebelum adanya PP PPAT, untuk semua akta dapat
dibuat oleh notaris, sehingga tidak lagi diperlukan
19
Ibid. jabatan PPAT.
20
Lampiran Risalah Rapat Panitia Kerja RUU Jabatan
Notaris, Hari Selasa, tanggal 7 September 2004, hlm. 125
21
sebagaimana dikutip oleh Abdollah, Op.Cit., hlm.15. Ibid, hlm.16.

314
Implementasi Tugas Dan Kewenangan Notaris Dalam Membuat...
(Romanda Arif Kurnia)

Vol 5 No 1 Maret 2018

Selain itu keberadaan PPAT juga disebutkan yang tidak termasuk kewenangan PPAT berdasarkan
dalam undang-undang yang lain yaitu Undang- PP PPAT. Apabila Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Undang Nomor 16 Tahun 1985 Tentang Rumah Manusia menginginkan yang dimaksud dengan Pasal
Susun (UU Rusun), 3DVDO $\DW ³3emberian 15 Ayat (2) huruf f UUJN, merupakan kewenangan
hipotik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan Notaris dalam arti luas maka harus diamandemen
Pasal 13 dilakukan dengan akta Pejabat Pembuat Pasal 17 huruf g UUJN ini dan PP PPAT.23
Akta Tanah dan wajib didaftarkan pada Kantor
PENUTUP
Agraria Kabupaten dan Kotamadya untuk dicatat
pada buku tanah dan sertifikat hak yang Kesimpulan
EHUVDQJNXWDQ ´ 1. Selain membuat Akta Otentik, Pasal 15 Ayat (2)
Undang-Undang lain yang mengakui eksistensi dan (3) UUJN menyebutkan bahwa Notaris juga
dari PPAT adalah Undang-Undang Nomor 21 Tahun berwenang untuk:
1997 Tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan a. Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan
Bangunan (UU BPHTB), 3DVDO $\DW ³ 3HMDEDW kepastian tanggal surat di bawah tangan
Pembuat Akta Tanah/Notaris hanya dapat dengan mendaftar dalam buku khusus;
menandatangani akta pemindahan hak atas tanah b. Membukukan surat di bawah tangan dengan
dan atau bangunan setelah Wajib Pajak mendaftar dalam buku khusus;
PHQ\HUDKNDQ EXNWL SHPED\DUDQ SDMDN ´ c. Membuat kopi dari asli surat di bawah tangan
Dalam UUJN sendiri mengakui eksistensi berupa salinan yang memuat uraian
keberadaan PPAT yaitu yang tercantum dalam Pasal sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam
D\DW KXUXI J QRWDULV GLODUDQJ ³PHUDQJNDS surat yang bersangkutan;
jabatan sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah d. Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi
dan/atau Pejabat Lelang Kelas II di luar tempat dengan surat aslinya;
NHGXGXNDQ 1RWDULV´ Untuk memahami arti Pasal 15 e. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan
Ayat (2) huruf f UUJN maka haruslah dihubungkan dengan pembuatan Akta;
dengan Pasal 17 huruf g UUJN, yang dalam ilmu f. Membuat Akta yang berkaitan dengan
hukum dikenal dengan metode penafsiran secara pertanahan;
sistematis. Secara rasional dan dengan logika berfikir g. Membuat Akta Risalah Lelang;
Pasal 17 huruf g UUJN mempunyai arti:22 h. Mensertifikasi transaksi yang dilakukan secara
1. Bahwa Notaris boleh meragkap sebagai PPAT asal elektronik (cyber notary),
saja jabatan PPAT yang dirangkapnya masih i. Membuat Akta ikrar wakaf; dan
masuk dalam wilayah jabatan Notaris; j. Membuat Akta Hipotek pesawat terbang
2. Dengan adanya pengakuan jabatan rangkap ini 2. Politik Hukum Pasal 15 Ayat (2) huruf f UUJN
maka Notaris dan PPAT mempunyai kewenangan yang memberikan kewenangan kepada Notaris
yang berbeda atau kewenangan Notaris menurut untuk dapat membuat akta yang berkaitan
UUJN tidak sama dengan kewenangan PPAT; dengan pertanahan adalah dalam rangka
3. Adanya peraturan perundang-undangan lainnya terciptanya unifikasi jabatan antara Notaris dan
yang mengatur tentang kewenangan PPAT. PPAT sehingga seorang yang diangkat menjadi
Dalam Bahasa yang sangat sederhana dan Notaris akan otomatis menjadi PPAT. Akan tetapi,
mudah dimengerti, ketentuan Pasal 17 huruf g UUJN keinginan ini belum bisa terlaksana akibat tidak
memberikan arti bahwa yang dimaksud dalam adanya harmonisasi peraturan perundang-
ketentuan Pasal 15 Ayat (2) huruf f UUJN adalah undangan yang mengatur kedua jabatan tersebut
kewenangan Notaris dalam arti sempit, yaitu kewe- sehingga kewenangan-kewenangannya saling
nangan membuat akta berkaitan dengan pertanahan tumpeng tindih.

22 23
Sjaifurrachman dan Habib Adjie, Op.Cit., hlm.84. Ibid.

315
Vol 5 No 1 Maret 2018: 309 ± 316

Saran Sjaifurrachman dan Habib Adjie. 2011. Aspek


Pertanggungjawaban Notaris dalam
a. Seharusnya Pemerintah berinisiatif untuk segera
Pembuatan Akta. Mandar Maju. Bandung.
melakukan unifikasi peraturan jabatan antara
Notaris dengan PPAT sehingga konflik Peraturan Pemeritah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
kewenangan seperti ini dapat diminimalisir, Pendaftaran Tanah
selain itu dalam kenyataannya sebagian besar
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998
jabatan PPAT juga dijabat oleh Notaris sehingga
Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat
bisa dikatakan bahwa kedua jabatan ini adalah
untuk satu orang yang sama. Akta Tanah Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 24
b. BPN dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Tahun 2016 Tentang Perubahan atas
Manusia selaku badan yang membawahi PPAT Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998
dan Notaris harus segera melakukan diskusi dan Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat
menyelesaikan permasalahan tumpang tindih Akta Tanah.
kewenangan jabatan antara PPAT dan Notaris Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak
melalui pembuatan rancangan undang-undang Tanggungan
baru sehingga kedua jabatan ini saling
berharmonisasi. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 Tentang
Abdulloh. 2014. Kewenangan Notaris dalam Rumah Susun
Pembuatan Akta yang Berkaitan Dengan
Pertanahan dalam Konteks Pendaftaran Tanah. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 Tentang Bea
Jurnal Fakultas Hukum Universitas Brawijaya. Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
Malang. Diakses pada tanggal 23 Oktober Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 Tentang
2017 pukul 02.00 WIB di Jabatan Notaris jo Undang-Undang
https://media.neliti.com/media/publications/11
Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas UU
6098-ID-kewenangan-notaris-dalam-
Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan
pembuatan-akta.pdf
Notaris.
Aminuddin Ilmar. 2013. Hukum Tata Pemerintahan.
Identitas Universitas Hasanuddin. Makassar.

316

Anda mungkin juga menyukai