Anda di halaman 1dari 12

Makalah Individu

BIOLOGI SEL
“SITOSKELETON”

OLEH
DEVI NURFADHILA
(A1J1 18 050)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Seindah Pujian, sehangat sentuhan, selembut tutur pujian syukur kami


panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nyalah
sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu sesuai
yang diharapkan. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak khususnya teman-teman dan Dosen Pengampuh Mata kuliah ini.
Bahwasanya segala yang terjadi, terencana hanyalah milik sang kholiq,
kita hanya bisa berbuat, berencana sedang kun fayakunnya diluar kuasa kita. Saya
menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan di dalam
makalah ini sehingga kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan
dari berbagai pihak demi kesempurnaan penyusunan selanjutnya.

Kendari, 18 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Sampul
Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sitoskeleton...................................................................... 2
B. Struktur Sitoskeleton.......................................................................... 4
C. Fungsi Sitoskeleton............................................................................ 7

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................ 8
B. Saran.................................................................................................. 8
Daftar Pustaka................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah sel mampu menjalankan aktivitasnya karena ditunjang oleh
sistem pengangkutan dalam sel itu sendiri. Sel adalah unit atau bagian
terkecil yang menyusun makhluk hidup yang memiliki kemampuan untuk
hidup (melakukan metabolisme untuk menjadi energi untuk dirinya), sel
terbagi atas dua, yaitu sel tumbuhan dan sel hewan yang tentunya masing-
masing memiliki ciri khas tersendiri.
Sel tersusun dari berbagai macam organel-organel sel yang
memiliki fungsi berbeda-beda, salah satu organel yang terdapat dalam sel
adalah “Sitoskeleton” atau kerangka sel sehingga sel dapat memiliki
bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur posisi organel,
berenang, serta merayap di permukaan dengan menggunakan flagella.
Tentunya dengan fungsi yang disebutkan sebelumnya sitoskeleton sangat
penting buat sel.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan membahas
tentang Sitoskeleton.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian sitoskeleton?
2. Bagaimana struktur sitoskeleton?
3. Apa saja fungsi sitoskeleton?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sitoskeleton
2. Untuk mengetahui struktur sitoskeleton
3. Untuk mengetahui fungsi sitoskeleton

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sitoskeleton
Sitoskeleton merupakan jaringan intrasel kompleks berbentuk filamen
yang tersebar luas di dalam sitoplasma, terletak di antara membran sel dan
inti sel. Sitoskeleton merupakan molekul struktural yang berperan dalam
pemeliharaan bentuk sel, dan menjaga struktur sel sehingga memungkinkan
terjadinya pergerakan organel, kromosom, silia, maupun pergerakan sel itu
sendiri (Rimbun, 2015: 38). Pada sel eukariota, salah satu hal yang menarik
adalah adanya kemampuan sitoplasma yang telah diekstrak dan dipisahkan
dari organel sel, untuk tetap dapat mempertahankan bentuk sel, bahkan untuk
melakukan kontraksi atau pergerakan. Molekul yang berperan dalam
kemampuan sitoplasma tersebut adalah sitoskeleton, suatu master organizer
dari sitoplasma (Goodman, 2008).
Sitoskeleton adalah rangka sel. Sitoskleleton terdiri dari 3 macam
yaitu :
a) Mikrotubul

Mikrotubulus adalah tabung yang disusun dari mikrotubulin.


bersifat lebih kokoh dari aktin, mikrotubulus mengatur posisi organel di
dalam sel. Mikrotubulus memiliki dua ujung: ujung negatif yang
terhubung dengan pusat pengatur mikrotubulus, dan ujung positif yang
berada di dekat membran plasma. Organel dapat meluncur di sepanjang

2
mikrotubulus untuk mencapai posisi yang berbeda di dalam sel, terutama
saat pembelahan sel.
Mikrotubul berukuran kecil, melengkung, berbentuk silindris,
kaku, dimana ditemukan di setiap sel yang sedang mengalami
pembelahan. Mikrotubula dibentuk dari molekul-molekul tubulin, setiap
molekul merupakan heterodimer yang terdiri dari dua sub unit globular
yang terikat erat. Subunit-subunit tersebut merupakan protein sejenis
yang diberinama tubulin_ dan tubulin β. Molekul tubulin saat ini hanya
dijumpai di sel-sel eukariota, terutama diotak vertebrata. Diameter
mikrotubula lebih kurang 24 nanometer dengan tebal dinding 5
nanometer. Sebelum molekul-molekul tubulin terakit menjadi
mikrotubula terlebih dahulu merekak menyusun diri membentuk
protofilamen, dengan jalan subunit tubulin β dari sebuah molekul tubulin
berlekatan dengan sub unit dari molekul tubulin yang lain yang derada
disampingnya. Sebuah mikrotubula yang juga disebut singlet
mikrotubula terdiri dari 13 protofiilament yang tersusun membentuk
lingkaran.
b) Mikrofilamen.

Mikrofilamen adalah rantai ganda protein yang saling bertaut dan


tipis, terdiri dari protein yang disebut aktin. Mikrofilamen berdiameter
sekitar 7 nm. Karena kecilnya sehingga pengamatannya harus
menggunakan mikroskop elektron. Mikrofilamen berbentuk tongkat
solid yang terbuat dari protein globular yang disebut dengan actin, oleh

3
karena itu mikrofilamen sering disebut juga filament aktin. Mikrofilamen
banyak ditemukan dalam sel eukariotik. Filamen ini merupakan struktur
primer fungsional dan sangat penting sebagai komponen sitoskeleton.
Mikrofilamen seperti mikrotubulus tetapi lebih lembut. Terbentuk
dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan miosin (seperti pada
otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel. Berlawanan dengan
peran penahan-tekanan (gaya tekan mikrotubula), peran struktural
mikrofilamen dalam sitoskeleton adalah untuk menahan tegangan (gaya
tarik).
c) Filamen Intermediet.

Filamen intermediet merupakan protein serat yang kuat dan tahan


lama yang dapat ditemukan di dalam sitoplasma sebagian besar hewan.
Filamen tersebut disebut dengan “intermediet” karena kenampakan
mereka di bawah mikroskop electron adalah di antara filamen aktin yang
tipis dan filamen myosin yang tebal. Pada sel-sel otot dimana mereka
juga untuk pertama kali dideskripsikan (filamen intermediet juga
intermediet dalam hal diameter diantara filamen aktin dan mikrotubulus).

B. Struktur Sitoskeleton
1. Mikrotubulus
Mikrotubulus merupakan sitoskeleton yang panjang, kaku, lurus,
berbentuk silinder berlubang dengan diameter dalam sebesar 15 nm dan
diameter luar sebesar 25 nm. Tiap mikrotubulus terdiri dari 13

4
protofilamen yang tersusun atas heterodimer dari subunit α- dan β-
tubulin. Polimerisasi dari heterodimer tersebut membutuhkan ion
magnesium (Mg2+) dan Guanosine Triphosphate (GTP), serta beberapa
macam protein tertentu, yang disebut microtubuleassociated proteins
(MAPs). MAPs selain berpengaruh dalam pertambahan panjang
mikrotubulus, juga berperan dalam pergerakan organel dan vesikel
intraselular di sepanjang monorail mikrotubulus, dengan dua arah gerak
yaitu menuju ujung positif dan menuju ujung negatif.) Peran ini
dimainkan oleh dua MAPs utama, yaitu kinesin dan dynein. Dengan
adanya ATP, kinesin membawa vesikel dan organel menuju ke arah ujung
positif dari mikrotubulus, sebaliknya, dynein ke arah ujung negatif dari
mikrotubulus (Gartner& Hiatt, 2007; Murray, 2009).

2. Mikrofilamen
Mikrofilamen atau filamen aktin adalah bagian dari kerangka sel
(sitoskeleton) yang berupa batang padat berdiameter sekitar 7 nm dan
tersusun atas protein aktin, yaitu suatu proteinglobular. Dengan
bergabung dengan protein lain, mikrofilamen sering membentuk jalinan
tiga dimensi persis di dalam membran plasma yang membantu
mendukung bentuk sel. Jalinan ini membentuk korteks “lapisan
sitoplasma luar” sel tersebut mempunyai kekentalan semi padat seperti gel
yang berlawanan dengan keadaan sitoplasma dalamnya yang lebih cair.
Mikrofilamen bersifat labil karena midah terakit dan mudah terurai.

5
Ciri-Ciri Mikrofilamen dalam sel mikrofilamen biasanya
ditemukan berkumpul di sekitar pinggiran, tepat di bawah permukaan
luar. Disini merka dapat mengatur bentuk sel, menanggapi perubahan
dilingkungan sekitarnya. Filamen tipis berperan dalam membentuk
proyeksi kecil dari permukaan sel, yang dikenal sebagai mikrovili.
Mereka juga dapat membentuk tonjolan yang lebih besar, memungkinkan
sel untuk bergerak dengan cara seperti amoeba melintasi permukaan.
Mikrofilamen juga terlibat dalam perluasan permukaan beberapa sel
kekebalan untuk menelan zat yang tidak diinginkan. Di dalam otot
filamen aktin bergabung dengan filamen miosin sedemikian rupa
sehingga memberikan otot kekuatan dan kemampuan untuk kontraksi
mereka. Filamen miosin dibundel bersama untuk membentuk apa yang
disebut filamen tebal, dengan diameter sekitar 15 nanometer. Tumpukan
filamen tebal dan tumpukan filamen tipis diatur secara bergantian
sepanjang serta otot, dengan tujuan mereka sedikit tumpang tindih satu
sama lain. Selama kontraksi otot, hubungan antara filamen tipis dan tebal
yang dibuat dan putus-putus, menyebabkan filamen untuk meluncur
melewati satu sama lain dalam gerakan seperti roda gigi.

3. Filamen intermediet.
Filamen intermediet adalah rantai molekul protein yang berbentuk
untaian yang saling melilit. Filamen ini berdiameter 8-10 nm. Disebut
filamen intermediet atau filamen antara karena berukuran diantara ukuran
mikrotubulus dan mikrofilamen. Serabut ini tersusun atas protein yang
disebut fimetin. Akan tetapi, tidak semua sel tersusun atas fimetin,
contohnya sel kulit tersusun oleh protein keratin.

6
C. Fungsi Sitoskeleton
Sitoskeleton bertanggung jawab untuk mempertahankan morfologi
sel. Selain itu, sitoskeleton juga berpartisipasi dalam pergerakan dalam sel,
baik pergerakan organelorganel di dalam sitoplasma, pergerakan suatu daerah
pada sel, maupun pergerakan keseluruhan dari sel tersebut (Gartner& Hiatt,
2007). Pada dasarnya seluruh sel eukariota mengandung tiga jenis komponen
filamen, yaitu filamen aktin (disebut juga mikrofilamen), mikrotubulus, dan
intermediet filament.
1) Fungsi mikrotubul antara lain:
 Membantu dalam pembelahan mitosis dengan mengendalikan
gerakan kromosom dari daerah equator ke kutub masing-masing
pada anafase.
 Penyusun sentriol, flagel dan silia sehingga berperan dalam
pergerakan sel.
 Mengarahkan gerakan komponen-komponen sel.
 Mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel.
2) Fungsi mikrofilamen adalah:
 Motilitas, perubahan bentuk sel, sitokinesis.
 Membantu pergerakan : kontraksi otot, pembelahan sel.
3) Fungsi filamen intermediet adalah:
 Penyokong sel dan inti sel
 Pada sel epitel, filamen intermediet membentuk anyaman yang
berfungsi untuk menahan tekanan dari luar. Contoh filamen
entermediet antara lain adalah kertin, vimentin, neurofilamen, lamina
nuclear, dan keratin.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sitoskeleton merupakan jaringan intrasel kompleks berbentuk filamen
yang tersebar luas di dalam sitoplasma, terletak di antara membran sel dan
inti sel. Dan terbagi atas tiga macam jenis serabutnya, yaitu mikrofilamen,
mikrotubul, dan filamen intermediet. Yang memiliki fungsi memberikan
kekuatan mekanik pada sel, menjadi kerangka sel, membantu gerakan
substansi dari satu bagian sel ke bagian yang lain, dan lain-lain.

B. Saran
Penyusun sadar bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat dibutuhkan demi penyempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Gartner, L.P. & Hiatt, J.L., 2007. Color Textbook Of Histology. Third Edition.
Philadelphia: Saunders Elsevier, Hal.42-48 & 219-224.
Goodman, S.R., 2008. Medical Cell Biology. Third Edition. California: Academic
Press, Hal.82-88.
Murray, R.K., 2009a. Muscle And The Cytoskeleton. In: Murray, R.K., Bender,
D.A., Botham, K.M., Kennelly, P.J., Rodwell, V.W., Weil, P.A.,Eds. 2009.
Harper’s Illustrated Biochemistry. 28thedition. New York: The Mcgraw-
Hill Companies, Hal.562-565.
Rimbun. 2015. Struktur Dan Peran Sitoskeleton Pada Eritrosit. Majalah
Biomorfologi. Vol 28(2): 38.

Anda mungkin juga menyukai