Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PERKEMBANGAN MANUSIA DAN TUGAS PERKEMBANGAN

MASA ANAK DAN REMAJA


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu :
Dr. Didik Sugeng Pambudi, M.S.

Saddam Hussen, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 3:


Adilla Putri Defriandani 210210101009
Amalia Aminatussafi’ah 210210101042
Hilda Eka Ningtyas 210210101056
Zufaralief Widyadana Bharian 210210101096
Dzawawi Dimas Adani 210210101104

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSIITAS JEMBER

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Perkembangan
Manusia dan Tugas Perkembangan Masa Anak dan Remaja” ini tepat waktu. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan saran atas
penyusunan makalah ini :

1. Bapak Dr. Didik Sugeng Pambudi, M.S. dan Bapak Saddam Hussen, S.Pd., M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
2. Semua rekan sekelas pada program studi Pendidikan Matematika Universitas Jember
dan pihak-pihak yang tidak bisa dapat disebutkan namanya satu persatu.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah pengetahuan kita
mengenai Perkembangan Manusia dan Tugas Perkembangan Masa Anak dan Remaja. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan, untuk itu
kritik dan saran sangatlah kami harapkan demi perbaikan pada penugasan di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan dapat berguna baik bagi penulis sendiri
maupun semua pihak.

Jember, 12 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peserta didik adalah makhluk hidup yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Setiap peserta didik satu sama lain memiliki perbedaan dalam pertumbuhan dan perkembangan
mereka. Para pendidik memiliki tugas untuk memahami perbedaan tersebut. Pertumbuhan dan
perkembangan tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang dapat berdiri sendiri,
pertumbuhan lebih fokus kepada perubahan fisik sedangkan perkembangan lebih menuju kepada
perubahan psikis dimana perubahan-perubahan tersebut terjadi akibat dari pengaruh faktor
internal dan faktor eksternal.
Dalam mengembangkan potensi anak didik dan menciptakan generasi - generasi penerus
masa depan yang berkualitas, maka diperlukan adanya pemahaman tentang perkembangan dan
pertumbuhan peserta didik. Dengan demikian, sebagai pendidik diharapkan mengetahui dan
memahami perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan?
2. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan?
3. Bagaimana fase-fase perkembangan?
4. Bagaimana ciri-ciri perkembangan pada peserta didik?
5. Apa saja prinsip-prinsip perkembangan pada peserta didik?
6. Apa pentingnya memahami perkembangan pada peserta didik?
7. Apa peran bimbingan konseling dalam pertumbuhan dan perkembangan?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengtahui mengenai perkembangan.
2. Untuk mengetahui mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan.
3. Untuk mengetahui menganai fase-fase perkembangan.
4. Untuk mengetahui mengenai ciri-ciri perkebangan pada peserta didik.
5. Untuk mengetahui mengenai prinsip-prinsip perkembangan pada peserta didik.
6. Untuk mengatahui mengenai pentingnya memahami perkembangan pada peserta didik.
7. Untuk mengtahui mengnai peran bimbingan konseling dalam pertumbuhan dan
perkembangan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Perkembangan
Seifert & Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “long-term changes
in a persons growth, feelings, patterns of thingking, social relationships, and motor skills.”
Chaplin (2002) mendefinisikan perkembangan merupakan bagian dari suatu perubahan
yang terus menerus dan progresif dalam organisme hidup dari lahir sampai meninggal,
pertumbuhan dan perubahan dalam bentuk dan dalam penyesuaian dari bagian jasmaniah ke
dalam bagian fungsional, kedewasaan atau kemunculan berbagai macam tingkah laku.
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses perubahan masa dan kualitas individu
dalam masa hidupannya, mulai dari masa dalam kandungan, masa bayi, masa kanak-kanak,
masa anak, masa remaja, masa dewasa, hingga masa tua.
Perkembangan dapat juga berarti sebagai proses perubahan dalam diri individu atau
organisme, baik jasmani maupun rohani menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang
berlangsung secara teratur, berprogres, dan berkelanjutan.
2.2. Periode dan Tugas Perkembangan
2.2.1. Periode Perkembangan
Periode perkembangan yang dikemukakan Santrock (2010) terdiri atas tiga
periode yaitu anak (childhood), remaja (adolescence), dan dewasa (adulthood).
Kemudian dari ketiga periode itu diklasifikasikan lagi menjadi :
1. Periode anak : sebelum kelahiran (pranatal), masa bayi (infacy), masa awal anak-
anak (early childhood), masa pertengahan dan akhir anak (midle and late
childhood);
2. periode remaja (adolescence);
3. periode dewasa (midle adulthood), dan masa akhir dewasa (late adulthood).
2.2.2. Tugas Perkembangan
 Tugas perkembangan masa bayi dan anak prasekolah
1) Belajar berjalan
2) Belajar berbicara
3) Belajar mengenali benda di sekitar
4) Belajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh
5) Belajar mengenali perbedaan jenis kelamin
 Tugas perkembangan anak usia sekolah
1) Belajar bergaul dengan teman sebaya
2) Belajar mengembangkan keterampilan
3) Belajar bersikap mandiri
4) Mengembangkan kata hati
5) mengembangkan sikap positif terhadap kelompok sosial
 Tugas perkembangan remaja
1) Mencapai kematangan emosi
2) Memiliki kesadaran tanggung jawab
3) Mencapai kematangan berperilaku etis
4) Memiliki kemandirian perilaku ekonomis
5) Mencapai kematangan dalam pilihan karier
 Tugas perkembangan dewasa awal
1) Memilih pasangan hidup
2) Mengelola rumah tangga
3) Bertanggung jawab sebagai warga negara
4) Mulai bekerja
5) Menemukan kelompok sosial yang serasi
 Tugas perkembangan dewasa pertengahan
1) Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisiologis
2) Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karier
pekerjaan
3) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua
 Tugas perkembangan dewasa akhir (masa tua)
1) Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan
2) Membentuk hubungan dengan orang-orang seusia
3) Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes
2.3. Faktor – Faktor yang Memengaruhi Perkembangan
Selama proses terjadinya perkembangan dapat dipengaruhi oleh faktor bawaan, selain
itu juga dapat dipengaruhi kualitas individu juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain,
diantaranya seperti faktor lingkungan atau pendidikan. Kedua faktor ini berbeda dalam setiap
individu. Berdasarkan hal ini, setiap individu memiliki ciri khas pada aspek kognitif, afektif
dan psikomotorik yang dapat dilihat dalam perilaku mereka sehari-hari. Faktor- faktor yang
dapat mempengaruhi perkembangan individu terbagi kedalam dua hal yaitu sebagai berikut
2.3.1. Faktor Internal
2.3.1.1. Faktor Genetika
Gen adalah materi pembawa sifat yang diturunkan dari induk. Gen
mempengaruhi ciri dan sifat mahluk hidup, misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh,
warna kulit, arna retina, kecrdasan, dan sebagainya. Perkembangan dalam
metabolism makhluk hidup juga dipengaruhi oleh gen.
2.3.1.2. Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi fisik individu.
Faktor fisiologis yang mempengaruhi perkembangan peserta didik diantaranya
adalah:
1) Faktor Gizi atau Asupan Makanan
Kesehatan individu tergantung pada pemberian gizi yang baik dan
seimbang. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting dalam proses
tumbuh kembang individu dan merangsang perkembangan otak serta sistem
syarafnya yang merupakan bagian paling penting dalam menentukan
tumbuh kembang individu, dalam hal ini yaitu dalam proses belajarnya,
apabila seorang anak mendapat gizi serta asupan makanan yang cukup,
maka akan lebih mudah baginya untuk menerima ilmu.
2) Cacat dan penyakit
Kondisi individu yang cacat atau mempunyai penyakit tertentu, tentu saja
akan berpengaruh terhadap perkembangannya. Pengaruh yang diberikan
tidak hanya pengaruh pada fisik saja, melainkan juga secara psikologis.
Apabila peserta didik yang cacat terganggu secara fisik dan psikologinya,
maka ia tidak akan bisa berkembang sebagai mana anak normal yang lain.
2.3.1.3. Faktor Psikologis.
Kondisi fisik dan psikis individu sangat berkaitan. Kondisi fisik yang
tidak sempurna atau cacat juga menimbulkan orang lain memandang sebelah mata
kemampuan dirinya. Sebagai peserta didik, kemampuan berpikir mempengaruhi
banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak
yang berintelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena
itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian
emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dan kecerdasan dalam
perkembangan sosial anak. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi
proses perkembangan siswa, hormone, intelegensi, motivasi, sikap, dan bakat.
2.3.2. Faktor Eksternal
2.3.2.1. Faktor Biologis
Bisa diartikan, biologis dalam konteks ini adalah faktor yang berkaitan
dengan keperluan primer seorang anak pada awal kehidupanya yang merupakan
pengaruh pertama kali dari pihak ibu dan ayah atau apa yang diajarkan pertama kali
oleh orangtua peserta didik.

2.3.2.2. Faktor Physis


Faktor ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan geografis,
sanitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang meliputi ventilasi,
cahaya, dan kepadatan hunian (Soetjiningsih,1998). Semua kondisi di atas
mempengaruhi baik atau tidaknya pengaruh dalam proses perkembangan peserta didik
2.3.2.3. Faktor Ekonomis/Status Sosial Ekonomi
Dalam proses perkembanganya, betapapun ukuranya bervariasi, seorang
anak pasti memerlukan biaya. Biaya untuk membeli peralatan sekolah yang
dibutuhkan oleh siswa, ataupun pemenuhan sehari-hari. Masyarakat akan memandang
anak, bukan sebagai anak yang independen, akan tetapi akan dipandang dalam
konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu, masyarakat cenderung membedakan
antara anak orang berada atau kurang berada, maka secara tidak langsung akan ada anak
yang merasa “terisolasi” dari kelompoknya, dan hal ini tentu tidak baik dalam
perkembangan peserta didik.
2.4. Fase-Fase Perkembangan
2.4.1. Berdasarkan Aspek Didaktis
Berdasarkan aspek didaktis, perkembangan individu terbagi menjadi beberapa
tahapanyaitu tahap sebelum masuk dunia pendidikan sampai dengan pendidikan tinggi.
Tahap Usia Uraian
Prasekolah 0 – 6 tahun Seorang anak memperoleh
pendidikan dengan pendekatan
bermain atau memberi
kegembiraan sambil belajar.
Sekolah Dasar 7 – 12 tahun Seorang anak memperoleh
pendidikan dasar untuk
melanjutkan pendidikan
menengah pertama. Pendidikan
yang didapat lebih kepada
dasar-dasar ilmu yang akan
dipelajari di sekolah menengah
pertama.
Sekolah Menengah 13 – 16 tahun Pendidikan pertama sebagai
Pertama pondasi untuk menuju tingkat
sekolah menengah atas.
Sekolah Menengah 17 – 20 tahun Pendidikan tingkat atas sebagai
Atas persiapan memasuki perguruan
tinggi.
Perguruan Tinggi 21 tahun ke atas Pendidikan tinggi sebagai
bekal untuk meningkatkan
kehidupan.

2.4.2. Kematangan Peserta Didik


a) Tahap Anak Kecil (Fase Early Childhood)
Pada tahap ini, pertumbuhan jaringan otot mengalami perubahan yang sangat cepat.
Kekuatan otot ini memungkinkan untuk melakukan gerakan-gerakan dasar seperti,
berjalan, berlari, melompat, berjingkat, memukul, dan melempar.
b) Tahap Anak Besar (Fase Late Childhood)
Fisik anak tumbuh besar secara proporsional relatif melambat dibandingkan pada
saat tahap anak kecil dan pada masa bayi. Tubuh yang semakin tinggi dan besar
dapat meningkatkan kemampuan fisik anak. Kemampuan fisik yang cukup besar
yakni kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan.
c) Tahap Remaja (Adolescence)
Pada tahap inilah masa pertumbuhan terjadi dengan sangat pesat. Dapat dilihat dari
perkembangan biologis kompleks dalam segi ukuran tubuh, kematangan seksual,
fisiologis. Berdasarkan hasil penelitian mengenai perkembangan kemampuan fisik
pada masa remaja didapat kesimpulan, diantaranya : (1) kekuatan otot merupakan
kemampuan mengerahkan kekuatan dan kecepatan bersama-sama meraih tingkat
optimal kurang lebih satu tahun setelah pencapaian ukuran tubuh yang tumbuh
maksimal; (2) pada masa remaja pelaksanaan program aerobic yang baik dapat
meningkatkan kemampuan kardiorespiratori mencapai 20%.
Teori kematangan social atau kematangan emosional pertama kali dikemukakan
oleh Robert Kagan (1982) seorang psikolog Harvard lewat bukunya ‘The Evolving
Self’ yang intinya mengatakn bahwa :
1. Kematangan social berkembang secara bertahap, mulai dari pemahaman social
yang sederhana sampai kompleks.
2. Apresiasi lingkungan social dan emosi manusia adalah representasi terbaik dari
apa yang dilakukan masyarakat di waktu tertentu.
3. Kemampuan untuk merasakan atau memahami apresiasi lingkungan social yang
lebih kompleks akan berkembang seiring kematangan social.
4. Tahap baru dari perkembangan social/emosional seseorang muncul disaat
akhirnya seseorang mampu melihat dirinya dalam perspektif social yang lebih
luas dan besar serta mampu memahami berbagai aspek secara lebih objektif.
5. Secara progresif tahap ini semakin berkembang seiring kematangan diri.
6. Secara teoritik tahap ini berakhir bersama kemampuan memahami sesuatu yang
objektif secara objektif.
2.5. Ciri – Ciri Perkembangan pada Peserta Didik
Adapun ciri-ciri perkembangan individu adalah sebagai berikut:
 Seumur hidup (life-long), artinya tidak ada periode usia yang
mendominasi perkembangan individu.
 Multidimentional, artinya terdiri atas biologis, kognitif, dan sosial.
Bahkan dalam satu dimensi terdapat banyak komponen, misalnya inteligensi,
inteligensi abstrak, inteligensi nonverbal, inteligensi sosial, dsb.
 Multidirectional, beberapa komponen dari suatu dimensi dapat meningkat dalam
pertumbuhan, sementara komponen lain menurun. Misalnya, orang yang sudah
tua dapat semakin arif tetapi kecepatan memproses informasi lebih buruk.
 Lentur (plastis), artinya bergantung pada kondisi kehidupan individu. Bila
kondisi lingkungan dan kehidupannya baik maka perkembangan cenderung baik
begitu pula sebaliknya.
Lebih rinci lagi ciri perkembangan dapat diperhatikan dari segi fisik dan
psikis.
Perkembangan dari Segi Fisik dan Psikis
Aspek Segi Fisik Segi Psikis
Terjadinya Perubahan tinggi badan, Bertambahnya perbendaharaan
berat badan, dan organ- kata-kata, matangnya kemampuan
perubahan
organ tubuh lain. mengingat, berpikir, berkreasi,
dan menggunakan imajinasi
kreatifnya.
Terjadinya Proporsi tubuh seorang Perubahan imajinasi dari fantasi
perubahan dalam anak berubah sesuai ke realitas, perhatiannya dari
proporsi dengan fase diri sendiri ke orang lain/teman
perkembangannya. kelompok sebaya.
Lenyapnya tanda- Hilangnya kelenjar Hilangnya gerak-gerik kanak-
tanda lama thymus (kelenjar kanak- kanak dan perilaku impulsif
kanak) seiring (dorongan untuk bertindak
bertambahnya usia yang sebelum berpikir).
terletak pada bagian dada,
kelenjar pineal pada
bagian bawah otak, gigi
susu, dan rambut- rambut
halus.
Diperoleh tanda- Pergantian gigi, Berkembangnya rasa ingin tahu
tanda baru karakteristik seks pada terutama yang berhubungan
usia remaja sekunder dengan ilmu pengetahuan, nilai
(perubahan anggota tubuh) moral, seks atau interaksi
dan primer dengan lawan jenis, dan
(menstruasi/mimpi keyakinan beragama
basah).

2.6. Prinsip – prinsip Perkembangan pada Peserta Didik


Prinsip perkembangan peserta didik sebagai berikut:
1. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya tidak pernah berhenti (never
ending process). Artinya, perkembangannya terus-menerus atau berubah-ubah yang
dipengaruhi oleh pengalaman dan belajar sepanjang hayat dari sejak masa konsepsi
sampai tua atau sampai pada masa kematangan individu.
2. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya saling memengaruhi.
Artinya, perkembangan individu saling memengaruhi atau ada korelasi antara fisik,
emosi, intelegensi, dan sosial. Apabila seorang anak dalam pertumbuhan fisiknya
mengalami gangguan (sering sakit misalnya), maka anak tersebut akan mengalami
gangguan dalam perkembangan aspek lainnya seperti kecerdasannya berkurang dan
mengalami kelabilan emosional. Dengan demikian, prosesnya tidak berdiri sendiri.
3. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya mengikuti pola atau arah tertentu.
Artinya, setiap tahap perkembangan sebelumnya akan menjadi dasar perkembangan
selanjutnya. Dengan kata lain, perkembangan individu sebelumnya merupakan
prasyarat untuk menghadapi perkembangan selanjutnya. Contohnya, untuk dapat
berjalan seorang anak harus dapat berdiri terlebih dahulu dan berjalan merupakan
prasyarat bagi perkembangan selanjutnya, yaitu berlari.
4. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya terjadi pada tempo yang berlainan.
Artinya, perkembangan individu tidak ada yang sama. Ada yang perkembangannya
lambat, sedang, dan cepat. Contohnya seperti pada otak yang mencapai bentuk ukuran
yang sempurna adalah pada usia 6-8 tahu; tangan, kaki, dan hidung mencapai
perkembangan maksimum pada usia remaja; dan imajinasi kreatif berkembang cepat
pada masa kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja.
5. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya harus berjalan dengan normal, yaitu
dimulai dari tahap bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa, dan masa tua. Prinsip ini
berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang, maka
individu akan mengalami fase-fase perkembangan.
6. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya memiliki ciri khas.
Artinya, setiap fase perkembangannya memiliki ciri khas. Misalnya, anak usia dua tahun
memusatkan untuk mengenali lingkungan dan menguasai gerak fisik serta belajar
berbicara. Sedangkan anak pada usia tiga sampai enam tahun memusatkan untuk
menjadi manusia sosial ( belajar bergaul atau berinteraksi dengan orang lain).
Nana Syaodih (2009) menyimpulkan berdasarkan hasil penelitian, yang merupakan
prinsip perkembangan, di antaranya:
1. Perkembangan berlangsung seumur hidup dan meliputi seluruh aspek.
Perkembangan bukan hanya berhubungan dengan aspek-aspek tertentu, melainkan
menyangkut semua aspek. Perkembangan tersebut berlangsung terus sampai akhir
hayatnya.
2. Setiap individu memiliki kecepatan dan kualitas perkembangan yang berbeda. Seorang
anak mungkin mempunyai kemampuan berpikir dan membina hubungan sosial yang
sangat tinggi dan tempo perkembangannya dalam segi itu sangat cepat, sedang dalam
aspek lainnya seperti keterampilan kemampuannya kurang dan perkembangannya
lambat. Sebaliknya, ada anak yang keterampilannya berkembang pesat sedangkan
kemampuan berpikirnya agak lambat.
3. Perkembangan secara relatif beraturan, mengikut pola-pola tertentu.
Misalnya seorang anak bisa merangkak sebelum anak bisa berjalan, anak bisa meraba
sebelum anak bisa berbicara, dan sebagainya.
4. Perkembangan berlangsung secara berangsur-angsur sedikit demi sedikit. Secara normal
perkembangan itu berlangsung sedikit demi sedikit tetapi dalam situasi tertentu dapat
juga terjadi loncatan-loncatan. Sebaliknya dapat juga terjadi kemacetan perkembangan
aspek tertentu.
5. Perkembangan berlangsung dari kemampuan yang bersifat umum menuju ke arah yang
lebih khusus, mengikuti proses diferensiasi dan integrasi. Perkembangan dimulai dengan
dikuasainya kemampuan yang bersifat umum, seperti kemampuan memegang dimulai
dengan memegang benda besar dengan kedua tangan, baru kemudian dengan satu
tangan.
6. Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase perkembangan. Tetapi
karena adanya faktor-faktor khusus, fase tertentu dilewati secara cepat, sehingga
nampak seperti tidak melewati fase tersebut. Sedangkan fase lainnya diikuti dengan
sangat lambat, sehingga nampak seperti tidak berkembang.
7. Sampai batas-batas tertentu perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat atau
diperlambat. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor bawaan dan juga faktor lingkungan.
Kondisi yang wajar dari pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju
perkembangan yang wajar pula. Kekurangwajaran baik yang berlebih atau
berkekurangan dari faktor pembawaan dan lingkungan dapat menyebabkan laju
perkembangan yang lebih celat atau lebih lambat.
8. Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek
lainnya. Perkembangan kemampuan sosial berkembang sejajar dengan kemampuan
bahasa, kemampuan motorik sejajar dengan kemampuan pengamatan dan lain
sebagainya.
9. Pada saat-saat tertentu dan dalam bidang tertentu perkembangan pria berbeda
dengan wanita. Pada usia 12-13 tahun, anak perempuan lebih cepat matang secara
sosial dibandingkan dengan anak laki-laki. Fisik laki-laki umumnya tumbuh lebih
tinggi dibandingkan dengan perempuan. Laki-laki lebih kuat dalam kemampuan
inteleknya sedangkan perempuan lebih kuat dalam kemampuan berbahasa dan
estetikanya.
2.7. Pentingnya Memahami Perkembangan Peserta Didik
Memahami bagaimana perkembangan peserta didik sudah pasti dikatakan sangatlah
penting bagi pengajar atau pendidik. Hal ini maklum, lantas perkembangan dunia yang semakin
hari semakin tidak dapat dibayangkan oleh akal manusia, begitu pula dengan dampak yang akan
terjadi ketika perkembangan dunia yang belum dipisah antara baik dan buruk tersebut
masuk dalam diri peserta didik. Memahami perkembangan peserta didik merupakan faktor
terpenting agar peserta didik dapat dibimbing dan difasilitasi sehingga tidak terjadi
kesalahpahaman dalam menghadapi dunia yang semakin modern ini. Selain itu, perbedaan
antara peserta didik yang satu dengan yang lain akan menjadi pekerjaan ruamah bagi pendidik
untuk mengetahui bagaimana cara agar selalu dapat memahami sudah sampai mana
perkembangan dari masing-masing peserta didiknya.
Selain itu juga, keberhasilan pendidikan pada peserta didik sangat dipengaruhi oleh
pemahaman pendidik terhadap perkembangan peserta didiknya. Jika pendidikan yang diberikan
buruk, maka peserta didik akan merasa tidak memiliki kepercayaan diri yang mengakibatkan
hilangnya kebahagiaan mereka. Begitu pula sebaliknya, berhasil dalam memberikan pendidikan
kepada peserta didik, peserta didik pun akan merasa senang dan semangat belajar, juga mungkin
akan mendorong semangat belajar siswa untuk kedepannya. Oleh karena itu, pemahaman
perkembangan peserta didik sangat penting bagi pendidik, bukan hanya itu, dengan memahami
perkembangan peserta didik, para pendidik dapat menggunakan teknik-teknik yang tepat untuk
mempelajari kemampuan, minat, dan tingkat persiapan belajar peserta didik. Selain itu juga
mampu mempertimbangkan bermacam-macam prosedur mengajar, serta mampu menganalisis
dan meneliti cara belajar yang tepat, kelebihan dan kelemahan belajar dari para peserta
didiknya. Dengan memahami tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan peserta
didik, dapat dilakukan berbagai upaya untuk memfasilitasi perkembangan tersebut, baik di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.
Manfaat dari mempelajari perkembangan peserta didik dapat dirasakan bagi
pendidik yakni sebagai berikut:
a. Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang
kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang meliputi aspek fisik,
intelektual, emosi, sosial dan moral.
b. Memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang tepat sesuai
dengan tahapan perkembangan peserta didik.
Sedangkan manfaat mempelajari perkembangan peserta didik yang dirasakan
oleh peserta didik adalah sebagai berikut:
a. Dengan memahami perkembangan dirinya, maka akan lebih mudah untuknya
mengatur strategi belajar atau upaya apa yang akan dia lakukan guna mencapai hasil
pendidikan yang maksimal bagi dirinya.
b. Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam proses
pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangannya.
2.8. Peran Bimbingan Konseling dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta
Didik
Bimbingan Konseling, kumpulan guru yang galak dan menakutkan, sering memberikan
sanksi, dan menghukum yang melakukan kesalahan di sekolah. Jika anggapan seperti ini sudah
tertanam di pikiran peserta didik, akan susah untuk menjalin hubungan baik antar peserta
didik dengan guru BK. Padahal guru bimbingan konseling sangat berperan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Hal ini dikarenakan pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik tidak hanya dapat diukur melalui kemampuan intelektual saja
namun juga dipengaruhi oleh psikomotorik.
Peserta didik sangat membutuhkan bimbingan konseling sebagai bekal menghadapi
tantangan pada era globalisasi ini. Contohnya, banyak sekali peristiwa menyimpang yang
terjadi pada kalangan pelajar seperti bullying, tawuran, intoleran, dan lain sebagainya, serta
kemajuan alat komunikasi dan informasi yang saking mudahnya, sampai-sampai peserta didik
terpengaruh oleh hal tersebut. Hal ini dikarenakan seorang peserta didik rata-rata memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi, sehingga selalu tertarik untuk mencoba hal – hal baru.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan dimana mendapat kepercayaan para orangtua
untuk mendidik para putranya agar menjadi manusia yang berguna, baik bagi dirinya sendiri ,
keluarga, masyarakat, bangsa, negara, serta agama. Oleh karena itu, peran guru di sekolah
dituntut tidak hanya sebatas memberikan materi pembelajaran, namun lebih dari itu
khusunya terhadap pengembangan keterampilan dan sikap peserta didik untuk bekal di masa
yang akan datang. Bimbingan konseling memiliki peran yang sangat strategis untuk menjadi
program pencegahan terhadap perbuatan atau perilaku negatif yang dilakukan peserta didik
dalam berbagai bentuk dengan cara layanan bimbingan dan konseling. Fungsi bimbingan
sangatlah menunjang bagi perkembangan siswa secara optimal, terutama dalam proses belajar
mengajar. Bimbingan tidak hanya sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar, melainkan juga
sebagai pengiring dalam proses pendidikan dan pengajaran.
Bimbingan Konseling tak bisa dianggap sebelah mata. Karena beban psikomotorik
individu sangat berpengaruh terhadap hasil capaian belajar peserta didik. Jika individu
menyimpan rahasia sendiri dan tidak mengungkapkannya kepada orang lain, maka beban
tersebut terasa sangat berat. Hal ini akan berpengaruh pada pertumbuhan dan prkembangan.
Selain itu keterbukaan dapat melepaskan perasaan bersalah dan kecemasan. Makin
lama individu menyembunyikan sesuatu dalam dirinya maka akan semakin tertekan, makin
terus bergejolak di pikiran.
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Seifert & Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “long-term changes
in a persons growth, feelings, patterns of thingking, social relationships, and motor skills.”
Adapun ciri-ciri perkembangan individu adalah sebagai berikut:
 Seumur hidup (life-long), artinya tidak ada periode usia yang
mendominasi perkembangan individu.
 Multidimentional, artinya terdiri atas biologis, kognitif, dan sosial.
Bahkan dalam satu dimensi terdapat banyak komponen, misalnya inteligensi,
inteligensi abstrak, inteligensi nonverbal, inteligensi sosial, dsb.
 Multidirectional, beberapa komponen dari suatu dimensi dapat meningkat dalam
pertumbuhan, sementara komponen lain menurun. Misalnya, orang yang sudah
tua dapat semakin arif tetapi kecepatan memproses informasi lebih buruk.
 Lentur (plastis), artinya bergantung pada kondisi kehidupan individu. Bila
kondisi lingkungan dan kehidupannya baik maka perkembangan cenderung baik
begitu pula sebaliknya.
3.2. Saran
1. Dengan disusunnya Makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami materi
Perkembangan peserta didik khusunya materi Perkembangan manusia dan tugas
perkembangan masa anak-anak dan remaja.
2. Kami sadar dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan, maka
dari itu saran dan masukan dari pembaca sangat diharapkan untuk membantu
kami dalam memperbaiki kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai