Anda di halaman 1dari 5

NAMA : RISTI APRILIA

NIM : S19128027

PRODI : DIII KEPERAWATAN SEMESTER 3

GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI AKIBAT PATOLOGI


SISTEM PERNAPASAN DAN SISTEM KARDIOVASKULAR

A. Definisi
• Oksigen adalah salah satu unsur vital dalam proses metabolisme dalam
mempertahankan kelangsungan hidup sel-sel tubuh (Tarwanto, 2006).
• Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2)
Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan
1. Ventilasi adalah proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam
alveoli atau dari alveoli ke atmosfer.
• Proses ventilasi dipengaruhi oleh perbedaan tekanan antara atmosfer
dengan paru.
• Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complience
(pengembangan) dan recoil (penyempitan).
• Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan pons, dapat
dipengaruhi oleh ventilasi.
Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a. Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer.
b. Adanya kondisi jalan napas yang baik.
c. Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam
melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.
d. Difusi
2. Difusi adalah pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan
CO2 dari kapiler ke alveoli.
Proses difusi gas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Luasnya permukaan paru-paru
b. Tebal membran respirasi/permeabilitas (epitel alveoli dan interstisial).
c. Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.
d. Afinitas gas
3. Transportasi adalah proses pendistribusian antara O2 di kapiler ke
jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler.
• Pada proses transportasi, O2 akan berikatan dengan Hb
membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%).
• Sedangkan CO2 akan berikatan dengan Hb membentuk
karboksihemoglobin (30%), larut dalam plasma (5%), dan sebagian
menjadi HCO3 berada dalam darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :
a. Cardiacoutput
b. Kondisi pembuluh darah
c. Latihan (exercise)
d. Hematokrit
e. Eritrosit dan kadar Hb
Standar diagnosis keperawatan Indonesia
a. Kategori : Fisiologis
b. Sub Kategori : Respirasi
c. 0001 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
d. 0002 Gangguan Penyapihan Ventilator
e. 0003 Gangguan Pertukaran Gas
f. 0004 Gangguan Ventilasi Spontan
g. 0005 Pola Napas Tidak Efektif
h. 0006 Risiko Aspirasi
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan sputum
Sputum juga dapat diartikan sebagai suatu cairan yang diproduksi
dalam alveoli dan bronkioli. Sputum yang memenuhi syarat pemeriksaan
harus benar-benar dari trakea dan bronki bukan berupa air ludah. Sputum
yang baik untuk melakukan pemeriksaan sputum adalah sputim yang
diambil pada pagi hari setelah bangun tidur karena sputum yang
dihasilkan pada pagi hari mengandung paling banyak kuman.
Pemeriksaan sputum meliputi pemeriksaan :
a. Jumlah sputum yang dihasilkan
b. Warna, bau, viskositas
c. Darah
d. Tes kultur sputum
e. Pewarnaan gram
f. Sensitivitas
g. Basil tahan asam
h. Sitologi
i. Tes kuantitatif
2. Pemeriksan Analisa Gas Darah
Analisa gas darah merupakan salah satu pemeriksaan penunjang
yang bertujuan untuk mengetahui keseimbangan asam basa, oksigen
yang ada dalam darah, PH, kadar karbon dioksida, kadar bikarbonat.
Pemeriksaan ini tidak dapat digunakan untuk menegakkan diagnose
sehingga pemeriksaan ini harus digabungkan dengan pemeriksaan fisik,
riwayat penyakit dan data-data laboratorium lainnya. Dalam pemeriksaan
ini dibutuhkan adanya sampel darah arteri yang dapat diambil dari arteri
femuralis, radialis atau brachialis dengan menggunakan spuit yang telah
diberi heparin agar tidak terjadi pembekuan darah pada klien. Sebelum
melakukan pemeriksaan ini, perlu di lakukan tes allen’s.
3. Pemeriksaan radiologi
Dada (toraks) merupakan bagian ideal untuk pemeriksaan radiologi.
Parenkim paru paru yang berisi udara memberikan resistensi yang kecil
terhadap jalannya sinar x, sehingga parenkim membiarkan bayangannya
yang sangat memancar.
Bagian yang lebih padat udara akan sukar ditembus sinar X, sehingga
bayangnnya lebiih padat. Benda yang lebih padat akan memberikan
kesan berwarna lebih putih dari pada bagian yang berbentuk udara jika
dilihat pada lembar hasil radiologi dada.
4. Monitoring SpO2 dan SaO2
Saturasi oksigen dalam darah untuk mengindikasikan persentase
molekul hemoglobin di dalam darah arterial dengan oksigen. Saturasi
dalam darah arteri disebut sebagai SaO2. Ukuran bervariasi dari 0 sampai
100%. Normal ukuran pada orang dewasa yang sehat rentang antara 94%
sampai 100%. Istilah SpO2 artinya pengukuran SaO2 yang ditentukan
oleh pulse oximetry.
5. Monitoring EtCO2
EtCo2 adalah konsentrasi maksimal (tekanan parsial) CO2 pada akhir
hembusan nafas, yang dinyatakan sebagai mmHg. Nilai normal adalah
5% sampai 6% CO2, yang setara dengan 35-45 mmHg.
CARA PENGUKURAN
a. Kapnografi
Jumlah karbon dioksida yang didapatkan dalam udara ekshalasi
(end tidal carbon dioxide; etCO2) sangat berhubungan dengan
tekanan parsial karbon dioksida arteri (PaCO2) pada klien dengan
fungsi pernafasan, kardiovaskular, dan metabolik yang normal.
Pada pengukuran etCO2 klien akan dipasang selang endotrakheal
atau trakheostomi untuk ventilasi mekanik atau penatalaksanaan
jalan napas. Sensor akan ditempelkan pada selang tersebut untuk
mengukur etCO2
b. Signifikasi klinis pemantauan tingkat etCO2
etCO2 yang normal, monitor menyediakan numeric dan grafis
gelombang display. Tampilan pada monitor merupakan konsentrasi
tertinggi CO2 mencapai akhir pernafasan dan dianggap mewakili gas
alveolar, di bawah pencocokan ventilasi-perfusi yang normal di
paru-paru sejajar tingkat arteri karbon dioksida.
Dengan demikian, ketegangan etCO2 (PetCO2) dianggap perkiraan
non-invasif status ventilasi alveolar pasien dengan korelasi erat
dengan PaCO2 dalam kondisi normal.
c. Kalibrasi
Agar pengukuran kapnograf lebih akurat, mengenolkan monitor
udara dan memasukkan konsentrasi gas CO2.

Anda mungkin juga menyukai