Anda di halaman 1dari 2

ANALISIS DIAGRAM FISHBONE MASALAH

MERDEKA BELAJAR-KAMPUS MERDEKA

Andi Aulia Reski, Abd. Rohim Asnawi, Kartika Dwi Nawasita


Prodi Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang
Andiaulia12@gmail.com, abd.rohim.2101328@students.um.ac.id, kartika.nawasita@gmail.com

Abstrak
Kata kunci:
Pendahuluan
Pendidikan di Indonesia mengalami perubahan seiring dengan kemajuan teknologi
pada masa revolusi industri 4.0 dan society 5.0 saat ini. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
mencetuskan program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka pada bulan Januari 2020. Program
ini memberikan kesempatan kepada setiap universitas untuk membuka program studi baru,
pengubahan sistem akreditasi baik nasional maupun internasional dan untuk perguruan tinggi
negeri bisa menjadi perguruan tinggi negeri berbadan hukum. Sedangkan untuk mahasiswa,
program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memilih bidang yang mereka
suka sehingga mampu mengembangkan kemampuannya baik soft skills maupun hard skills,
mengembangkan inovasi, kreativitas, kepribadian serta kemandiriannya dalam menghadapi
permasalahan yang riil di lapangan (Tohir, 2020).
Ada delapan kegiatan yang dapat dipilih mahasiswa sebagai bagian dari kampus
merdeka. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi mahasiswa agar siap dalam dunia
kerja dan melatih kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
serta mendapatkan pengalaman terjun secara langsung di lapangan seperti yang dituliskan
oleh (Susetyo, 2020). Kegiatan tersebut antara lain (1) magang atau praktik kerja, (2) proyek
membantu masyarakat di desa atau daerah terpencil, (3) mengajar di sekolah, (4) pertukaran
pelajar, (5) melakukan penelitian atau riset akademik, (6) mengembangkan wirausaha secara
mandiri, (7) melakukan studi atau proyek secara mandiri, dan (8) melakukan kegiatan sosial
untuk organisasi kemanusiaan atau Yayasan.
Berdasarkan analisis kebijakan merdeka belajar dan kampus merdeka yang dilakukan
(Muslikh, 2020) ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaannya, yaitu:
1. perlunya penyesuaian kurikulum perguruan tinggi dengan kebijakan merdeka belajar
untuk mahasiswa, pentingnya penyusunan kalender akademik yang memuat waktu,
teori dan praktik pelaksanaan merdeka belajar – kampus merdeka,
2. pembuatan MoU atau kerjsama antara perguruan tinggi dengan berbagai pihak yang
berkaitan dengan kegiatan ini,
3. perlu penyesuaian anggaran Pendidikan untuk kegiatan praktik di luar kampus selama
2 semester,
4. melakukan pengelompokan mata kuliah untuk 2 semester yang berhubungan dengan
dunia kerja,
5. pemberian pilihan pembelajaran di luar kampus yang dapat diambil dan disesuaikan
dengan mata kuliah secara kolaboratif
6. perlunya sosialisasi tentang kebijakan merdeka belajar dan kampus merdeka dengan
mitra kampus
7. melakukan penyesuaian instrument pembelajaran seperti Rencana Program Semester
(RPS), silabus, kontrak belajar, jurnal perkuliahan dan lain-lain
8. menyesuaikan dokumen untuk mahasiswa seperti Kartu Rencana Studi (KRS),
dokumen evaluasi dan supervisi serta Kartu Hasil Studi (KHS)
9. pengevaluasian sistem dan format penilaian agar sesuai dengan kegiatan merdeka
belajar dan kampus merdeka

Analisis masalah yang dilakukan bertujuan untuk memperbaiki sistem pelaksanaan


kebijakan merdeka belajar dan kampus merdeka sehingga kegiatan ini dapat berjalan sesuai
dengan tujuan yang telah ditentukan serta membawa dampak positif bagi peningkatan
kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Metode
Hasil
Simpulan
Daftar Rujukan
Muslikh (2020) ‘Landasan Filosofis dan Analisis Terhadap Kebijakan Merdeka Belajar Dan
Kampus Merdeka’, Jurnal Syntax Transformation, 1(3), pp. 40–46.
Susetyo, S. (2020) ‘Permasalahan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Program Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Bengkulu’, Seminar Nasional Pendidikan
Bahasa dan Sastra, 1(1), pp. 29–43.
Tohir, M. (2020) ‘Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka’. doi:
10.31219/osf.io/ujmte.

Anda mungkin juga menyukai