FISIOLOGI
SISTEM
Disampaikan REPRODUKSI
dalam perkuliahan Keperawatan
Maternitas prodi D3 Keperawatan Universitas Bhakti
Kencana Garut oleh Ratnalia, S.Kep.,Ners
Tujuan pembelajaran :
1.Memahami anatomi
sistem reproduksi
pria dan wanita
2.Memahami fisiologi
reproduksi pria dan
wanita
Pendahuluan
• Sistem reproduksi adalah sistem yang
berfungsi untuk berkembang biak
• Reproduksi atau perkembangbiakan
merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi).
• Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi
kehidupan individual dan meskipun siklus
reproduksi suatu manusia berhenti, manusia
tersebut masih dapat bertahan hidup
• Reproduksi juga merupakan bagian dari proses
tubuh yang bertanggung jawab terhadap
kelangsungan suatu generasi.
• Reproduksi :
– “re” artinya kembali dan
– “produksi” artinya membuat atau menghasilkan.
– “reproduksi” adalah suatu proses kehidupan
dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian
hidupnya.
– sistem reproduksi adalah sekelompok organ atau
alat-alat tubuh yang berperanan dalam proses
menghasilkan keturunan.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
REPRODUKSI PRIA
Anatomi reproduksi pria
1. Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri
dari : penis, skrotum (kantung zakar) .
2. Struktur dalamnya terdiri dari : vas deferens,
uretra, kelenjar prostat dan vesikula seminalis
3. Saluran – salurannya : EPIDIDIMIS, DUKTUS
DEFERENS, duktus URETRA
GENITALIA EKSTERNA
1. SKROTUM
• Skrotum merupakan kantung yang membungkus testis.
• Antara skrotum kanan dan kiri terdapat Otot dartos
sehingga skrotum dapat mengerut dan mengendur.
• Selain itu, terdapat otot kremaster pada bagian dalam
skrotum yang berfungsi mengatur suhu testis agar suhu
testis stabil yaitu 2oC lebih rendah dari suhu tubuh. Hal
ini bertujuan agar pembentukan sperma berlangsung
normal.
2. Penis
• Penis terdiri dari:
- Akar (menempel pada dinding perut)
- Badan (merupakan bagian tengah dari penis)
- Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti
kerucut).
Genitalia
eksterna
GENITALIA INTERNA
• Alat reproduksi dalam terdiri dari
– kelenjar kelamin (testis)
– kelenjar aksesoris
– saluran kelamin.
Kelenjar kelamin (testis)
• Testis terdiri sepasang.
• Tersusun atas:
a. Tubulus seminiferus tersusun oleh Sel-sel
epitel germinal yang terdiri atas
spermatogonium, Sel spermatosit yang sedang
berkembang (spermatosit primer, sekunder,
spermatid), sel sertoli (pemberi nutrisi sperma)
dan spermatozoa, Lumen tubulus seminiferus
1.Fungsi Spermatogenesis
2.Fungsi kinerja seksual pria
3. Fungsi reproduksi pria
oleh berbagai hormon
SPERMATOGENESIS
1. Fase proliferasi : saat pubertas sel primordial
mitosis menghasilkan spermatogonia
2. Fase Pertumbuhan : spermatogonia menjadi
spermatocytus primarius
3. Fase Pematangan : spermatocytus primarius
bermeiosis I menjadi secundaris, bermeiosis
ke II menjadi spermatidium → kromosom
(haploid) 23, XY atau XX
4. Fase Transformasi : spermatid menjadi
spermatozoon → Spermiogenesis
(pematangan sperma)
• Spermatogenesis terjadi di dalam semua
tubulus seminiferus selama kehidupan
seksual aktif sebagai akibat dari rangsangan
oleh hormon gonadotropin pria yang
disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior
dimulai rata-rata pada usia 13 tahun dan
berlanjut sepanjang hidup.
• Spermatogenesis adalah perkembangan
spermatogonia menjadi spermatozoa.
• Berlangsung 64 hari.
• Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit
primer.
• Spermatozit primer menjadi spermatozit sekunder.
3. HORMON FSH
• Disekresi oleh Kelenjar Hipofisis anterior
• Berfungsi merangsang sel – sel Sertoli (sel
yang berada di antara spermatogonium dalam
tubulus seminiferus) untuk membantu
pematangan sperma
4. ESTROGEN
• Dibentuk dari testosteron oleh sel sertoli ketika
sel sertoli sedang dirangsang oleh FSH.
• Berfungsi membantu pematangan sperma
5. HORMON PERTUMBUHAN
• Dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian anterior
• Berfungsi secara khusus untuk meningkatkan
pembelahan awal dari spermatogonia (mulai dari
spermatogonia primitif menjadi spermatogonia
tipe A dan B)
FUNGSI SEKSUAL PRIA
• Rangsangan saraf pada Glans penis secara
nyata dapat menimbulkan sensasi seksual ke
dalam sistem saraf pusat (medula spinalis
bagian sakralis dan lumbalis)
• Rangsangan psikis (fantasi seksual) juga
menimbulkan sensai seksual ke dalam sistem
saraf pusat
• Kombinasi ke 2 nya menimbulkan AKSI
SEKSUAL pria
Tahapan Aksi seksual Pria
1. EREKSI
– timbul karena adanya rangsangan nyata ataupun
psikis
– Rangsang tersebut dihantarkan oleh saraf
parasimpatis yang menjalar dari bagian sakral
medula spinalis melalui nervus pelnikus ke penis
– Serat saraf ini mengeluarkan mediator kimia yang
dapat melebarkan arteri-arteri pada penis
2. LUBRIKASI
• Terjadi karena peran saraf parasimpatis dalam
merangsang kelenjar uretra dan kelenjar
bulbouretralis untuk mengeluarkan lendir
• Lendir dapat membantu melubrikasi selama
koitus
3. EMISI DAN EJAKULASI
• Adalah puncak aksi seksual pria
• Terjadi karena adanya pelepasan saraf simpatis
oleh pusat refleks medula spinalis
• Proses Emisi
– adanya kontraksi vas deferens dan ampula untuk
mengeluarkan sperma ke dalam uretra interna
– Diikuti kontraksi otot pada kelenjar prostat dan
vesikula seminalis untuk mengeluarkan cairan prostat
dan cairan semen
– Semua bercampur dalam uretra interna disertai
mukus yang dikeluarkan oleh kelenjar bulbouretralis
• Proses Ejakulasi :
– Terjadi akibat terisinya uretra interna secara
penuh sehingga merangsang saraf pudendus
untuk menghantarkan sensasi penuh ke regio
sakralis medula spinalis
– Sensasi penuh tersebut meningkatkan tekanan
dalam penis sehingga ada proses ingin
mengeluarkan : EJAKULASI
4. RESOLUSI
• Hilangnya gairah seksual ditandai dengan
hilangnya ereksi dalam 1-2 menit setelah
mencapai orgasme
Fungsi Hormonal
Organ Reproduksi pria
Hormon:
corpus
istmus
serviks
FUNGSI REPRODUKSI WANITA
• FUNGSI HORMONAL
• FUNGSI REPRODUKSI
(MELANJUTKAN KETURUNAN)
• FUNGSI SEKSUAL
HORMON KELAMIN OVARIUM
ESTROGEN PROGESTIN
• Dihasilkan oleh ovarium • Dihasilkan oleh ovarium
dan sebagian kecil oleh dan sebagian kecil oleh
korteks adrenal korteks adrenal
• 3 jenis : -estradiol, • Jenis yang paling banyak :
estron, estriol progesteron
• Disekresi dalam jumlah • Disekresi dalam jumlah
sangat besar oleh sangat besar oleh
plasenta selama plasenta selama
kehamilan kehamilan, khususnya
setelah kehamilan 4 bulan
Fungsi estrogen
• Merangsang pembentukan kembali (proliferasi)
sel penyusun endometrium.
• Mempengaruhi serviks menghasilkan lendir yang
bersifat basa pada vagina sehingga mendukung
kelangsungan hidup sperma ketika masuk ke
vagina
• Sangat berperan dalam menentukan sifat kelamin
sekunder wanita.
• Berperan dalam kontraksi uterus ketika proses
persalinan.
Fungsi progesteron
• Mendukung fungsi estrogen dalam penebalan
endometrium
• Merangsang sekresi lendir pada vagina
• Merangsang pertumbuhan kelenjar susu
FUNGSI
REPRODUKSI
(MELANJUTKAN ✓Oogenesis
KETURUNAN) ✓Ovulasi
✓Mentruasi
✓Konsepsi
✓Implantasi
✓Kehamilan
✓Persalinan
FUNGSI REPRODUKSI
(MELANJUTKAN KETURUNAN)
• Proses pembentukan ovum disebut oogenesis.
• Proses ini terjadi di dalam ovarium.
• Sejak masa embrio hingga dewasa, oogonia (sel
induk telur) di dalam ovarium mengalami
perkembangan.
• Oogonium pada masa embrio ini memperbanyak
diri secara mitosis membentuk oosit primer.
• Saat embrio berusia 6 bulan, oosit primer
mengalami meiosis I dan berhenti pada fase
profase.
• Kemudian oosit primer ini berhenti membelah
hingga masa pubertas
FUNGSI REPRODUKSI
(MELANJUTKAN KETURUNAN)
• Saat wanita mengalami pubertas, hipofisis
akan menghasilkan Follicle Stimulating
Hormone (FSH) dan oosit primer melanjutkan
proses meiosis I.
• Pembelahan meiosis ini menghasilkan dua sel
yang ukurannya tidak sama.
• Sel yang berukuran besar disebut oosit
sekunder dan yang kecil disebut badan polar
pertama.
FUNGSI REPRODUKSI
(MELANJUTKAN KETURUNAN)
• Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel.
• Di bawah pengaruh FSH, folikel-folikel ini
membelah berkali-kali dan membentuk folikel de
Graaf (folikel yang sudah masak) yang di
antaranya mempunyai rongga.
• Selanjutnya, sel-sel folikel memproduksi estrogen
yang merangsang hipofisis untuk
menyekresikan Luteinizing Hormone (LH).
• LH berfungsi memacu terjadinya ovulasi. Saat
menjelang ovulasi ini, meiosis I selesai.
FUNGSI REPRODUKSI
(MELANJUTKAN KETURUNAN)
• Oosit sekunder dan badan polar pertama
melanjutkan pembelahan dengan melakukan
meiosis II dan berhenti pada metafase II.
• Selanjutnya, oosit sekunder dilepas dari
ovarium dan ditangkap oleh fimbriae dan
dibawa ke oviduk.
• Pelepasan oosit sekunder di ovarium dikenal
dengan istilah ovulasi.
• LH membuat sel-sel folikel berkembang
menjadi korpus luteum.
FUNGSI REPRODUKSI
(MELANJUTKAN KETURUNAN)
• Korpus luteum memproduksi hormon estrogen
dan progesteron.
• Hormon progesteron akan menghambat LH yang
memungkinkan bertahannya korpus luteum.
• Jadi, pada saat ovulasi, yang dilepas bukan ovum
tetapi oosit sekunder pada tahap metafase II.
• Jika terjadi pembuahan oleh spermatozoa,
oosit sekunder dan badan polar pertama akan
melanjutkan tahapan meiosis II.
FUNGSI REPRODUKSI
(MELANJUTKAN KETURUNAN)
• Pembelahan oosit sekunder menghasilkan 1
ootid dan 1 badan polar kedua,
• Badan polar pertama akan menghasilkan dua
badan polar kedua.
• Saat akan terjadi pembuahan, ootid
berdiferensiasi membentuk ovum, dan tiga
badan polar yang menempel pada ovum akan
mengalami degenerasi (perubahan bentuk)
FUNGSI REPRODUKSI
(MELANJUTKAN KETURUNAN)
• Tahap selanjutnya dari fungsi reproduksi
adalah : MENSTRUASI.
• Siklus ini berkaitan dengan pembentukan sel
telur dan pembentukan endometrium.
• Siklus menstruasi pada umumnya
berlangsung selama 28 hari, tetapi ada juga
yang berlangsung 21 hari bahkan 30 hari.
• Perbedaan siklus ini dipengaruhi oleh hormon-
hormon reproduksi
FUNGSI SEKSUAL WANITA
• Rangsangan saraf pada Glans KLITORIS secara
nyata dapat menimbulkan sensasi seksual ke
dalam sistem saraf pusat (medula spinalis
bagian sakralis dan lumbalis)
• Rangsangan psikis (fantasi seksual) juga
menimbulkan sensai seksual ke dalam sistem
saraf pusat
• Kombinasi ke 2 nya menimbulkan AKSI
SEKSUAL WANITA
Tahapan Aksi seksual wanita
1. EREKSI dan LUBRIKASI
– timbul karena adanya rangsangan nyata ataupun
psikis
– Rangsang tersebut dihantarkan oleh saraf
parasimpatis yang menjalar dari bagian sakral
medula spinalis menuju ke genitalia eksterna
– Rangsang saraf ini juga menuju ke kelenjar
bartolin yang terletak dibawah labia minora untuk
menyebabkan sekresi mukus tepat di dalam
introitus vagina
2. ORGASME
• Terjadi jika rangsangan seksual setempat
mencapai intensitas maksimal
• Ditandai dengan adanya kontraksi ritmis dari
otot-otot perineal
3. RESOLUSI
• Keadaan relaks sebagai wujud kepuasan
seksual