Anda di halaman 1dari 89

SPESIFIKASI TEKNIS

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

SUB KEGIATAN : Penyelenggaraan Bangunan Gedung di Wilayah Daerah


Kabupaten/Kota, Pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
PEKERJAAN : Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)
LOKASI : Kecamatan Teluk Bintan

TAHUN ANGGARAN : APBD 2022

I. SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI

A. SYARAT-SYARAT UMUM.

PASAL 1
JENIS PEKERJAAN

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :


Pembangunan Kantor Kejaksaan Negeri Bintan (Lanjutan)
Lokasi :
Kecamatan Teluk Bintan

2. Pekerjaan pembangunan ini harus dilaksanakan sesuai dengan :


Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam Dokumen
Pelelangan pekerjaan ini.
Keterangan-keterangan dan gambar yang diberikan oleh Direksi kepada
Pemborong pada waktu Rapat Penjelasan Pekerjaan/Rapat Aanwijzing yang
termuat dalam Berita Acara Rapat Penjelasan Pekrajaan/Risalah Aanwijzing.
Petunjuk-petunjuk atau saran-saran yang diberikan oleh Direksi pada waktu
pekerjaan dilaksanakan.

3. Untuk Kelancaran pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan :


Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai, sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dilaksanakan.
Peralatan yang cukup untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan seperti molen,
concrete vibrator, pompa air, waterpass, theodolite, pickup, alat bantu yang
diperlukan dalam pelaksanaan.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

PASAL 2
GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar yang mengikat untuk pekerjaan ini adalah sesuai Gambar Detail
Pelaksanaan (Gambar Dokumen Pelaksanaan).

PASAL 3
PERSIAPAN DAN ADMINISTRASI
1. Penyerahan Lapangan.
Sebelum memulai kegiatan, kontraktor harus sudah menerima surat/berita acara
penyerahan lapangan dari Pemberi Tugas.

2. Perijinan.
Bila ada sebagian atau seluruhnya pekerjaan yang harus memerlukan
perijinan dari instansi yang berwenang, maka Kontraktor harus sudah memiliki
perijinan yang dimaksud sebelum memulai bagian dari pekerjaan tersebut.
Kontraktor tidak diperkenankan memulai kegiatan sebelum memegang perijinan
yang dimaksud. Segala biaya yang dikeluarkan untuk mengurus perijinan menjadi
tanggung jawab kontraktor.

3. Penyediaan Fasilitas Penunjang Pekerjaan.


Semua keperluan fasilitas penunjang pekerjaan seperti listrik, air bersih dan
lainnya yang dibutuhkan menjadi tanggung jawab kontraktor. Hal ini contohnya
seperti terdapat pekerjaan yang berhubungan dengan kelistrikan yang ada dilokasi
pekerjaan, maka kontraktor pelaksana tidak diperkenankan untuk menggunakan
fasilitas kelistrikan eksisting di lokasi pekerjaan terkecuali mendapat ijin oleh
direksi lapangan dan apabila setelah mendapat ijin dalam penggunaan fasilitas
kelistrikan eksisting mengalami kerusakan maka kontraktor berkewajiban
memperbaiki atau mengganti seperti keadaan semula dengan biaya yang
dibebankan oleh kontraktor tersebut.

4. Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan Kontraktor,


Kontraktor harus segera mengganti kerugian yang terjadi yang dapat berupa
perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor. Sarana yang sudah
tidak bekerja lagi yang mungkin ditemukan dibawah tanah dan terletak di dalam
lapangan pekerjaan harus dipindahkan keluar lapangan ketempat yang disetujui
oleh Direksi Pengawas, atau tanggungan Kontraktor.

5. Perlindungan atau Pengamanan Terhadap Fasilitas Eksisting.


Perlindungan terhadap benda-benda esksisting kecuali ditunjukkan untuk
dipindahkan seluruh barang-barang tersebut yang mungkin ditemui dilapangan
harus dlindungi dari kerusakan, dan bila sampai mengalami kerusakan maka
kontraktor harus melakukan reparasi atau mengganti dengan biaya sendiri karena
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

6. Pengukuran.
Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus mengadakan pengukuran kembali
dengan teliti elevasi dasar galian, permukaan tanah, ketinggian dudukan tangki
atau elevasi pekerjaan lainnya sesuai permintaan Direksi. Semua pengukuran
kembali harus dikaitkan terhadap titik tetap yang terdekat. Peralatan ukur
yang dipergunakan harus dalam keadaan berfungsi baik dan sebelum pekerjaan
dimulai semua alat ukur yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Direksi,
baik dari jenisnya maupun kondisinya. Cara pengukuran, ketepatan hasil

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

pengukuran, toleransi, dan pembuatan serta pemasangan patok bantu akan


ditentukan oleh Direksi. Ukuran–ukuran pokok dari pekerjaan adalah sesuai
dengan yang tercantum dalam gambar.
Ukuran – ukuran yang tidak tercantum, tidak jelas atau saling berbeda, harus
segera dilaporkan kepada Pengawas Lapangan. Apabila dianggap perlu, Direksi
berhak memerintahkan kepada Kontraktor untuk merubah ketinggian, letak
atau ukuran suatu bagian pekerjaan. Apabila timbul keragu–raguan dari pihak
Kontraktor dalam menginterpretasi angka–angka elevasi dalam gambar maka
hal ini harus dilaporkan kepada Direksi untuk dimintakan penjelasannya. Apabila
terdapat kesalahan dalam pengukuran, maka pengukuran ulang menjadi tanggung
jawab Kontraktor. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya
pelaksanaan pekerjaan menurut peil–peil dan ukuran dalam gambar dan uraian /
syarat–syarat pelaksanaan itu. Pembuatan dan pemasangan papan dasar
pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan Kontraktor dan harus dibuat dari
kayu jenis yang baik yang tidak mudah berubah oleh cuaca. Pemasangannya
harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sifatnya datar (waterpass).Semua
ketetapan pekerjaan pengukuran, baik ukuran panjang maupun sudut harus
terjamin kebenarannya. Pengukuran sudut siku–siku dengan prisma atau benang
hanya dibenarkan untuk bagian–bagian kecil dari pekerjaan dan mendapat
persetujuan Direksi. Kekeliruan dari hasil pengukuran, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

1) Pembuatan papan nama proyek


Papan nama kegiatan dibuat dan dipasang pada patok kayu yang kuat,
ditanam dalam tanah dengan ketinggian 1,5 meter. Ukuran Papan Nama
Proyek adalah 80 x 120 cm, terbuat dari bahan multiplek tebal 9 mm, dicat
dasar warna putih, tulisan warna biru, besar huruf disesuaikan, yang
menjelaskan tentang informasi nama instansi, kegiatan, pekerjaan, besaran
dana, sumber dana, kontraktor pelaksana serta konsultan pengawas. Letak
pemasangan Papan Nama pada lokasi proyek dan Redaksi Papan Nama akan
ditentukan kemudian dengan Direksi Teknis.

2) Pekerjaan pengukuran / bouwplank


a. Pekerjaan bouwplank harus diketahui dan diawasi oleh Konsultan Pengawas
dan Direksi Lapangan yang terkait di lapangan.
b. Apabila terjadi pengukuran ulang yang dilakukan tanpa diketahui oleh
Konsultan Pengawas dan Direksi Lapangan dianggap tidak sah dan tidak
berlaku.
c. Pengukuran harus dilakukan dengan cara teliti dan cermat dengan
menggunakan alat-alat ukur dan sudut-sudut harus benar dalam keadaan
yang lurus dan siku.
d. Pekerjaan bouwplank harus menggunakan kayu dengan ukuran 5/7 dengan
tebal papan 2.5 cm dan lebar 20 cm diserut halus dan dipasang pada as.
Bouwplank harus di tanam kokoh dan kuat serta di pasang dengan
instrument waterpass.

3) Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi


a. Mobilisasi Material di areal site harus dikonsultasikan dengan Direksi Teknis,
agar tidak mengganggu pekerjaan selama proses pekerjaan berlangsung.
b. Mobilisasi tenaga kerja yang didatangkan dari luar harus disiapkan tempat
tinggalnya atau dibuatkan barak tenaga kerja yang layak huni dan
memenuhi standar kesehatan dan keselamatan pekerja selama

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

melaksanakan pekerjaan. Kontraktor bertanggung jawab dalam


mendatangkan dan mengembalikan tenaga kerja kelokasi asalnya bila
pekerjaan telah selesai seluruhnya
c. Demobilisasi setelah pekerjaan dinyatakan selesai oleh Direksi Teknis yang
terkait lapangan.

3. Pembersihan Lokasi Pekerjaan


a. Pada umumnya tempat-tempat untuk dilaksanakannya pembangunan yang
akan dikerjakan harus dilakukan pembersihan agar kualitas pekerjaan yang
akan dihasilkan menjadi baik dan tidak terganggu selama proses pelaksanan
pekerjaan tersebut
b. Apabila pada lokasi pekerjaan terdapat semak belukan, rumput liat atau
pohon-pohon yang mengganggu rencana pembangunan maka tanaman
tersebut harus dipotong atau dibuang keluar lokasi pekerjaan agar pekerjaan
dapat berjalan sesuai dengan rencana yang ada.
c. Batu atau lain material yang sejenisnya jika ada harus pula dihilangkan,
kecuali bila berada pada dasar galian yang direncanakan, dan apabila batu
tersebut pada daerah taman bila dikehendaki dan sesuai persetujuan Direksi
Pengawas tidak perlu dilakukan penghilangan.
d. Semua daerah urugan harus dipadatkan baik urugan yang telah ada maupun
terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa
tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan pelapukan
dikemudian hari.

PASAL 4
PEMBUATAN BARAK KERJA
1. Penyedia harus menyediakan fasilitas untuk barak pekerja yang memadai yang
memadai berfungsi sebagai tempat penyimpanan baik material maupun
peralatan yang akan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan;
2. Lokasi barak pekerja yang dibuat ditempatkan pada posisi ditempat yang tidak
mengganggu aktivitas pekerjaan di lapangan;
3. Bangunan barak pekerja tersebut dibuat semi permanen dan lantai di beton
dengan ukuran disesuaikan dengan volume yang terkontrak di dokumen
rencana anggaran biaya (RAB);
4. Barak pekerja ini wajib dilengkapi kamar mandi/WC yang layak sehingga proses
MCK dapat berjalan dengan baik.

PASAL 5
GUDANG SEMEN DAN PERALATAN
1. Penyedia harus menyediakan fasilitas untuk Gudang yang memadai yang
memadai berfungsi sebagai tempat penyimpanan baik material maupun
peralatan yang akan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan;
2. Lokasi Gudang yang dibuat ditempatkan pada posisi ditempat yang tidak
mengganggu aktivitas pekerjaan di lapangan;
3. Bangunan Gudang tersebut dibuat semi permanen dan lantai di beton dengan
ukuran disesuaikan dengan volume yang terkontrak di dokumen rencana
anggaran biaya (RAB);

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

PASAL 6
PEMBONGKARAN DAN KERUSAKAN YANG HARUS DIHINDARI
1. Pembongkaran gedung dan bangunan lainnya
- Sebelum dilakukan pembongkaran, harus benar-benar dilakukan cek lingkup
pekerjaan rehabilitasi yang harus dikerjakan.
- Pemberitahuan dan persetujuan Pengawas/ Direksi harus dilakukan
- Semua aset bongkaran yang masih dapat dinilai dan dipergunakan kembali
harus dihitung dan dinilai dalam Berita Acara Aset Bongkaran
- Apabila tidak disebutkan dalam satuan pekerjaan, semua biaya pembongkaran
menjadi satu kesatuan pekerjaan rehabilitasi dan menjadi tanggung jawab
Kontraktor untuk melaksanakannya sebagai bagian pekerjaan rehab gedung dan
bangunan lainnya.
2. Kontraktor harus menggunakan segala cara yang wajar dalam menjaga jalan-jalan
yang menghubungkan tempat atau semua jalur ke lokasi proyek dari kerusakan
akibat lalu lintas yang disebabkan oleh Kontraktor.
3. Kontraktor harus bertanggung jawab dan akan membayar biaya untuk memperkuat
atau merubah atau memperbaiki setiap jalan atau semua jalur
yang menghubungkannya dengan lokasi proyek sebagai fasilitas bagi
pergerakan peralatan Kontraktor atau Pekerjaan sementara dan Kontraktor harus
mengganti kerugian dan melindungi Pemilik Proyek terhadap semua tuntutan akibat
kerusakan setiap jalan akibat pengangkutan tersebut, termasuk tuntutan yang
mungkin ditujukan langsung kepada Pemilik Proyek, dan akan melakukan negosiasi dan
membayar semua tuntutan yang timbul semata-mata akibat kerusakan tersebut
4. Diluar dari pada ayat 1.10.2, setiap kerusakan yang terjadi pada jembatan atau jalur
penghubung atau yang menghubungkannya dengan lokasi proyek yang ditimbulkan
sebagai akibat dari pengangkutan material atau bangunan, oleh Kontraktor harus
diberitahukan kepada Konsultan Pengawas/ Direksi dengan tembusan kepada PPK,
secepatnya setelah menyadari adanya kerusakan tersebut atau secepatnya setelah ia
menerima tuntutan dari pihak berwenang yang berhak mengajukan tuntutan
5. Bila dalam pandangan Konsultan Pengawas/ Direksi sesuatu tuntutan atau bagian
daripadanya, dikarenakan kelalaian dari pihak Kontraktor dalam mengamati dan
menjalankan kewajibannya berdasarkan ayat 1, maka besarnya biaya yang
ditentukan oleh Konsultan Pengawas/Direksi setelah berkonsultasi dengan Pemilik
Proyek dan Kontraktor, harus dilunasi dan kegagalan tersebut harus ditebus
Kontraktor dan pembayaran yang menjadi hak atau bakal menjadi hak Kontraktor
dan Konsultan Pengawas/ Direksi akan memberitahu Kontraktor bila penyelesaian
pembayaran akan dirundingkan dan, bila ada biaya yang akan ditarik dari
Kontraktor, PPK akan berkonsultasi dengan Kontraktor sebelum penyelesaian
tersebut disetujui.

PASAL 7
KONTRAKTOR HARUS MENJAGA KEBERSIHAN LOKASI PROYEK
Selama pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor harus menjaga agar lokasi proyek, bebas
dari semua halangan yang tidak perlu dan akan menyimpan atau menyisihkan setiap
peralatan dan kelebihan material milik Kontraktor dan membersihkan serta memindahkan
segala rongsokan dan sampah yang tidak perlu dari lokasi proyek.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

PASAL 8
PEMBUATAN SHOP DRAWING DAN ASBUILD DRAWING
SHOP DRWAING
Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan bila :
a. Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang
memadai.
b. Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi yang
diijinkan) pada detail pelaksanaan yang mendahuluinya.
c. Pengawas/Direksi memerintahkan secara tertulis untuk itu, demi kesempurnaan
konstruksi.
d. Shop drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Pengawas/ Direksi sebelum elemen
konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.

ASBUILD DRAWING
Sebelum Penyerahan Pekerjaan ke I, Kontraktor Pelaksana sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
a. Gambar Rancangan Pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
b. Shop Drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar–gambar
perubahan.
c. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat 1 di atas harus diartikan telah memperoleh
persetujuan Pengawas/ Direksi setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
d. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan & pemeliharaan bangunan
merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat Penyerahan ke I.
Kekurangan dalam hal ini akan berakibat Penyerahan Pekerjaan ke I tidak dapat
dilakukan.

PASAL 9
PEMBENAHAN/ PERBAIKAN KEMBALI
Pembenahan/ perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor Pelaksana
meliputi:
a. Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa
pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan pelaksanaan.
b. Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan di luar
pekerjaan pokok yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya :
jalan, halaman dan lain sebagainya).
c. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa
pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa
kontrak berakhir.
d. Setiap pekerjaan yang menunjukkan ketidak teraturan atau kerusakan dikarenakan
penanganan yang jelek atau kegagalan kontraktor untuk mematuhi persyaratan
spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan perbaikan atau
penggantian atas beban biaya Kontraktor sehingga memuaskan Direksi Teknik.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

PASAL 10
PENYELENGGARAAN K3 DAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
1. Bila diperlukan sebelum dimulainya dan selama berlangsungnya pekerjaan, Kontraktor
diwajibkan untuk memasang tanda–tanda pengaman lalu lintas dengan ketentuan
sebagai berikut : Semua papan–papan dan tanda–tanda perhatian harus dibuat dari
papan Kayu Kelas III tebal minimum 3 mm dengan warna dasar kuning dan Penunjuk
Pengaman Lalu Lintas dengan warna hitam dengan ukuran sesuai petunjuk direksi.Pada
malam hari ditempat–tempat yang berbahaya bagi yang lewat harus dipasang lampu
merah yang cukup jelas dan terang menurut petunjuk Direksi untuk menghindari
terjadinya kecelakaan.
2. Penempatan alat–alat dan bahan–bahan yang berada di tepi jalan pada malam hari
harus juga diberi seperti lampu merah atau tanda–tanda yang sifatnya membantu
keamanan jalannya lalu lintas.
3. Kontraktor harus menjaga jangan sampai lalulintas macet dan Kontraktor harus
menyediakan orang untuk mengatur lalu lintas jalannya bila diperlukan Kontraktor
harus menyediakan pesawat HT untuk mempermudah sistem pengaturannya.
4. Penetapan alat–alat dan bahan–bahan diusahakan sedapat mungkin tidak mengganggu
lalu lintas. Bila karena terpaksa bahan–bahan harus dituangkan di tepi jalan, dengan
tidak mengganggu lalu lintas selambat–lambatnya dalam waktu satu kali 24 jam
sesudah penurunan bahan–bahan harus sudah dipindah ketempat penyimpanannya.
5. Setiap kecelakaan yang disebabkan karena kelalaian kontraktor memberi pengaman
seperti tersebut diatas, sepenuhnya adalah tanggung jawab Kontraktor.
6. Kontraktor wajib untuk melindungi tenaga kerjanya dalam program BPJS
Ketenagakerjaan sektor jasa Konstruksi.
7. Kontraktor harus menjamin bahwa semua pekerjaan dan alat pelindung diri (APD) yang
dipakai sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan sehingga dapat menjamin
keselamatan yang ditentukan oleh direksi pekerjaan dan apabila kontraktor tidak
menerapkan penggunaan APD atau ada pekerja yang tidak menggunakan APD di
lingkungan pekerjaan maka pekerja tersebut tidak diperkenankan ikut dalam pekerjaan
sampai kelengkapan APD sudah dikenakan ditubuh pekerja sebelum dimulainya
pekerjaan. Apabila dalam pelaksanaanya sudah diperingatkan oleh direksi lapangan dan
konsultan pengawas tetapi tetap menggunakan APD tersebut maka direksi lapangan dan
konsultan pengawas berhak memberhentikan pelaksanaan pekerjaan serta membuat
surat teguran kepada kontraktor pelaksana yang ditembuskan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPKom) pekerjaan tersebut.
8. Tenaga kerja yang bekerja di lapangan harus mengikuti peraturan keselamatan kerja
dan pelaksanaan pekerjaan dan jam kerja.
9. Kontraktor dengan persetujuan direksi pekerjaan, harus menciptakan system
pengamanan terhadap peralatan-peralatan yang digunakan pada lokasi pelaksanaan
pekerjaan sedangkan biaya atas keperluan tersebut ditanggung oleh kontraktor.
10. Kontraktor wajib menyediakan perlengkapan dan peralatan K3 antara lain alat-alat
pelindung anggota badan, terdiri dari Pelindung kepala, Pelindung tangan, Pelindung
kaki dan lain sebagainya.
11. Kontraktor wajib menyediakan fasilitas sarana kesehatan antara lain Peralatan K3 (Kotak
P3k, Obat Luka, Perban,dan lain-lain)
12. Dalam upaya pencegahan Corona Virus Desease (Covid) 19 yang sedang melanda dunia
pada saat ini termasuk Indonesia, maka kontraktor pelaksana wajib mengadakan alat
dan bahan seperti Tabung Gas Oksigen (Oksigen O2 Kapasitas 1 M3, Diameter Tabung
14 cm, Tinggi Tabung 65 cm) + Nasal Canula (Selang Oksigen Ke Hidung) + Reguler O2
+ Trolly Alat Pengukur Suhu Tubuh (Thermoscan Dahi Thermometer Infrared/Infra
Merah Non Contact, Berat 400 Gr), Alat Pengukur Tekanan Darah (Automatic Digital
Tensimeter, Teknologi Intellisense), Pencuci Tangan (Sabun Cair Dan Hand Sanitizer
Kandungan Alkohol 60 - 70%), Tisu Basah (Antibacterial dan Antiseptic), Masker
(Memiliki Desain 3 Lapis Yang Melindungi Dari Kelembaban), Vitamin Dan Obat-obatan

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

serta Banner Sosialisasi Pencegahan Virus Covid - 19 (Ukur 2.50 m x 1.80 m, Bahan
Korchin 380 gr) guna mencegah penyebaran Covid 19 tersebut di lingkungan pekerjaan
tersebut.

13. Kontraktor pelaksana wajib memiliki KSO (joint venture atau joint operation) atau
kerjasama operasional perlindungan kesehatan dan pencegahan Covid 19 dengan
Rumah sakit atau Puskesmas terdekat dari lokasi pekerjaan.

PASAL 11
PEKERJAAN LAIN-LAINNYA
Apabila terdapat pekerjaan-pekerjaan yang belum tercantum dalam spesifikasi teknik untuk
pekerjaan struktur maka dapat mengikuti dokumen lainnya sesuai dengan kontrak yang
berlaku dan/atau sesuai persetujuan direksi yang ada.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

B. PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 1
PEKERJAAN BETON
1. UMUM
1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
 Menyediakan semua bahan
 Membuat bekisting
 Mengaduk beton
 Mengecor beton
 Memilihara, memperbaiki, menyelesaikan dan mengerjakan semua
pekerjaan tambahan, sehingga menghasilkan pekerjaan yang sesuai
dengan gambar rencana.

1.2. Standar Pekerjaan


Semua bahan konstruksi, jika tidak diberi catatan khusus harus memenuhi
standard yang umum dipakai Indonesia (Peraturan Beton Bertulang 1971).
Jika persyaratan setempat yang tersebut diatas tidak dapat dipenuhi, maka
kontruksi harus disesuaikan dengan Standard Nasional Indonesia yang diakui
dan dapat diterima oleh Direksi Lapangan.
Mutu Beton yang digunakan dengan sistem site mixed adalah K-100, K-175 dan
Ready Mixed K-250

2. BAHAN
2.1. Portland Cement (PC)
Semua PC yang digunakan harus Portland Cement merk standard yang telah
disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan Peraturan
Portland Cement SII 0013-81.
Seluruh pekerjaan harus menggunakan satu macam PC. PC harus disimpan
secara baik, dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya untuk dipakai.
PC yang telah menggumpul atau membantu tidak boleh digunakan. PC harus
disimpan sedemikian rupa, sehingga mudah untuk diperiksa atau diambil
contohnya.

2.2. Kerikil/Agregat kasar


2.2.1. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil granit sebagai hasil
yang disentegtasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah
yang diperoleh dari pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksud
dengan agregat kasar adalah agregat besar butir lebih 5 mm.
2.2.2. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak
berpori. Agregat yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat
dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melampaui 20 %
dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat
kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca
seperti terik matahari dan hujan.
2.2.3. Agregat kasar tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 1 %
(ditentukan terhadap berat kering) yang diartikan dengan Lumpur
adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 MM.
2.2.4. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak
beton, seperti zat-zat yang reaktif alkali.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

2.2.5. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari pada seperlima
jarak terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga
dari tebal plat atau tiga perempat dari jarak bersih minimum diantara
batangbatang atau berkas-berkas tulangan. Penyimpangan dari
pembatasan ini diizinkan apabila menurut penilaian pengawas ahli
cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga
menjamin tidak terjadinya sarang-sarang kerikil.

2.3. Agregat Halus/Pasir


2.3.1. Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus
butir keras, bersih dari kotoran-kotoran dan zat-zat kimia atau un-
organik yang dapat mengurangi mutu beton maupun baja tulangan.
2.3.2. Bahan pasir dapat berupa pasir alam hasil dari disintegrasi alami
batuan atau dapat berupa pasir dari pemecahan batu dari alat
mekanis.
2.3.3. Bahan pasir harus berbutir keras dan tajam, butir-butir pasir harus
bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca
seperti terik matahari dan hujan serta memenuhi persyaratan SNI 03-
1756-1990.
2.3.4. Pasir harus bersih tidak mengandung Lumpur lebih dari 5 % dan
apabila kadar Lumpur melebihi dari 5 % maka agregat halus harus
dicuci.

2.4. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam dan kotoran lain
dalam jumlah yang cukup besar. Sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.

2.5. Bahan Pembantu (Admixture)


Atas pilihan kontraktor atau atas permintaan Direksi Lapangan, suatu bahan
pembantu boleh ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur
pengerasan beton, efek pengurangan air atau penambahan bahan pembantu
yang ditanggung oleh kontraktor.

Bahan pembantu yang digunakan dapat berupa sejenis asam “Hydroxylated


Carbocylic” atau sejenis “Lingnin-Sulfonate” tetapi tidak boleh mengandung
Calcium Chloride. Bahan Pembantu harus berkualitas baik dan dapat diterima
oleh Direksi Lapangan dan penggunaannya harus sesuai dengan “BAHAN
PEMBATU” (Bab III PBI 1971, NI-2).

Jumlah penggunaan PC adukan adalah tetap dan tidak tergantung ada atau
tidaknya penggunaan bahan pembantu dan cara pencampurannya harus sesuai
dengan petunjuk dari pabrik.

3. PERBANDINGAN ADUKAN
3.1. U m u m
Adukan beton terdiri dari bahan semen, bahan pembantu (admixture), pasir
koral dan air. Kualitas bahan tersebut harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan.
Perbandingan campuran yang tepat untuk jenis pekerjaan beton yang berlainan
harus ditentukan oleh Kontraktor dan diminta persetujuan Direksi Lapangan
untuk dapat dipakai untuk pekerjaan yang dimaksud. Secara umum beton yang
dicor harus diletakan pada papan bekisting, sehingga mendapatkan permukaan

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

beton yang selicin mungkin. Jika perlu perbandingan adukan dapat diubah
sesuai dengan pendapat Direksi Lapangan.

3.2. Perbandingan Air Semen (PC) dan Kekuatan Tekan


Kekuatan tekan minimum dan banyaknya Portland Cement yang terdapat dalam
beton tidak boleh kurang dari daftar yang tertera dibawh ini. Direksi lapangan
berhak memerintahkan untuk menambahkan jumlah PC yang melebihi daftar
pada setiap pekerjaan beton, jika memang dianggap perlu bahwa menambahan
tersebut akan mencapai kekuatan yang dikehendaki. Penambahan semen jika
diperintahkan harus dilakukan oleh kontraktor tanpa
tambahan biaya.

Jumlah Semen Minimum dan faktor air Semen Maksimum :

Jumlah Semen Nilai Faktor


Uraian Minimum per Air Semen
M3 Beton (Kg) Maksimum

Beton didalam ruang bangunan :


a. Keadaan keliling non korosif. 275 0,60
b. Keadaan keliling korosif disebabkan 325 0,52
oleh kondensasi atau uap-uap korosif.

Beton diluar ruang bangunan :


a. Tidak terlindung dari hujan dan terik 325 0,60
matahari langsung.
b. Terlindung dari hujan dan terik 275 0,60
matahari langsung.

Beton yang masuk kedalam tanah :


a. Mengalami keadaan basah kering 325 0,55
berganti ganti.
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari 375 0,52
tanah atau air tanah.

Beton yang kontinu berhubungan dengan


air:
a. Air Tawar 275 0,57
b. Air Laut 375 0,25

3.3. Percobaan di Lapangan


Penetapan kekuatan beton dalam Kg/Cm2 dibuat dengan percobaan kubus
beton berukuran 15 X 15 Cm. Satu asli dan satu foto copy hasil test harus
diserahkan kepada Direksi Lapangan. Setiap kali, jika kekuatan beton yang
berumur 7 hari kekuatannya kurang dari 70 % dari beton yang berumur 28
hari, maka Direksi Lapangan dengan segera berhak memerintahkan untuk
menambah PC kedalam campuran beton.

Campuran-campuran yang dipakai dapat juga diubah bilamana menurut


pendapat Direksi Lapangan, perubahan dimikian memang perlu atau patut

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

untuk mendapatkan pekerjaan yang memenuhi syarat, kepadatannya,


penyelesaian permukaannya dan kekuatannya.

Kontraktor tidak berhak memperoleh biaya tambahan yang disebabkan oleh


perubahan-perubahan tersebut. Kontraktor harus membiayai semua biaya test
kubus yang telah disebutkan dalam pasal ini.

4. KEKENTALAN
Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup. Waktu pengadukan
beton harus cukup waktu serta diambil tetap dan normal, sehingga menghasilkan
beton yang homogen tanpa adanya bahan yang terpisah satu sama lainnya.

Penggetaran dilakukan dengan vibrator untuk mendapatkan beton yang padat, cukup
kedap dan licin permukaannya.

Jumlah air dapt diubah sesuai keperluan, dengan melihat perubahan cuaca atau
kelembaban dari bahan adukan (pasir, koral) untuk mempertahankan hasil yang
homogen dan kekentalan yang dikehendaki.

Kekentalan adukan beton harus ditetapkan menurut percobaan “Method slump test for
concrete” (JIS A 1101 – 1950 ) atau “Percobaan Slump Portland Cement Beton” (PBI
1971 NI-2). Slump yang dipakai akan ditetapkan oleh Direksi Lapangan untuk jenis
pekerjaan yang bermacam-macam, tetapi secara umum adalah sebagai berikut:

Nilai-nilai Slump untuk bermacam-macam Pekerjaan Beton

Slump (Cm)
Uraian Maksimum Minimum

Dinding, pelat pondasi dan pondasi 12,5 5,0


telapak bertulang

Pondasi telapak tidak bertulang kaison 9,0 2,5


dan konstruksi dibawah tanah

Pelat, balok, kolom dan dinding 15,0 7,5

Pengerasan jalan 7,5 5,0

Pembetonan massal 7,5 2,5

Untuk maksud-maksud dan alasan-alasan tertentu, maka dengan persetujuan Direksi


Lapangan, dapat dipakai nilai-nilai slump yang menyimpang dari pada yang tercantum
dalam table diatas, asal dipenuhi hal-hal sebagai berikut :

- Beton dapat dikerjakan dengan baik.


- Tidak terjadi pemisahan dari adukan.
- Mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

5. RENCANA PENGADAAN BETON


5.1. Test Laboratorium
Contoh koral, pasir PC yang akan dipergunakan harus dikirimkan oleh
kontraktor ke Laboratorium yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Berdasarkan analisa dan hasil test contoh tersebut.
Laboratorium akan merencanakan sesuatu campuran beton untuk memenuhi
setiap kekuatan yang dikehendaki dan memenuhi slump yang disyaratkan.
Laboratorium juga akan menyediakan dua (dua) kubus percobaan dari setiap
adukan yang direncanakan dari contoh koral dan pasir yang telah diperiksa dan
satu (I) kubus di test pada umur 7 hari dan sebuah lagi pada umur 28 hari.
Kontraktor harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap hasil test dan rencana adukan
kepada Direksi Lapangan untuk disetujui.

5.2. Ukuran Campuran PC dan Bahan Adukan


Jumlah PC dan bahan adukan sebelum diaduk harus ditetapkan langsung
dengan alat timbangan yang disediakan oleh Kontraktor dan disetujui oleh
Direksi Lapangan.

5.3. Takaran Air


Jumlah air yang akan dimasukkan kedalam beton molen harus ditakar dengan
alat takaran yang disetujui oleh Direksi Lapangan. Setelah permukaan disiapkan
dengan persetujuan Direksi Lapangan, semua sambungan beton yang
horizontal harus dilapisi dengan lapisan aduk setebal kira-kira 25 mm, Lapisan
aduk yang sama dengan campuran beton biasa, kecuali bilamana diperintahkan
lain oleh Direksi Lapangan.
Perbandingan air semen lapisan aduk tersebut tidak boleh melebihi beton baru
yang akan dicor diatasnya dan kekentalan dari lapisan aduk tersebut harus
cukup untuk pengecoran sesuai dengan syarat yang diberikan.
Lapisan adukan tersebut harus disebar dengan merata dan harus dikerjakan
benar sampai mengisi kedalam seluruh liku-liku permukaan, beton lama yang
tidak merata sedapat mungkin menyisipkan lapisan aduk tersebut kedalam
celah permukaan beton lama.

Beton baru segera dicor diatas lapisan aduk yang baru ditempatkan diatas
beton yang lama.

5.4. Persiapan Pengecoran


Beton tidak diperbolehkan dicor, bila seluruh pekerjaan bekisting dan pekerjaan
Instalasi tiap bagian belum selesai dipasang dan dipersiapkan, seluruh
permukaan tempat pengecoran belum disetujui oleh Direksi Lapangan.
Seluruh permukaan bekisting dan bagian instalasi yang akan ditanam didalam
beton yang tertutup dengan kerak beton tersebut, sebelum beton
disekelilingnya atau beton yang berdekatan di cor.

5.5. Penyingkiran Air


Beton tidak boleh dicor kedalam setiap struktur, sebelum semua air yang
memasuki tempat pengecoran tersebut dikeringkan dengan sebaik-baiknya atau
diselurkan dengan pipa atau alat lain.
Beton tidak diperbolehkan dicor didalam air tanpa izin yang jelas dan tertulis
dari Direksi Lapangan.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

6. PERSIAPAN PENGECORAN BETON


6.1. Pencegahan korosi
Pipa, pipa listrik angker dan bahan lain yang terbuat dari besi yang ditanam
dalam beton harus dipasang cukup kuat sebelum pelaksanaan pengecoran
beton, kecuali jika ada perintah lain dari Direksi Lapangan. Jika jarak antara
bahan tersebut dengan setiap pembesian sekurang-kurangnya 5 cm.
Cara yang diperbolehkan untuk mengikat bahan itu pada kedudukan yang
benar adalah dengan kawat atau mengelas ke besi beton.

6.2. Persiapan Permukaan yang akan di Cor Beton


Permukaan tanah lantai kerja harus dibasahi dengan siraman air sebelum
pengecoran permukaan tersebut harus tetap basah dengan penyiraman air
terus menerus sampai tiba saat pengecoran.
Bagaimanapun juga permukaan tersebut harus bebas dari air yang tergenang
dan juga bebas dari Lumpur serta kotoran-kotoran pada saat pengecoran
beton.
6.3. Sambungan Beton
Permukaan beton yang akan dicor lagi, dimana pengecoran beton lama telah
berhenti atau terhalang dan Direksi Lapangan berpendapat bahwa adukan yang
baru tidak dapat bersatu dengan sempurna dengan beton lama, dinyatakan
sebagai sambungan beton.
Permukaan sambungan harus dibersihkan dari semua kotoran, bahan yang
terlepas atau beton yang cacat dan benda asing lainnya.
Pembersihannya harus dilaksanakan dengan penyemprotan pasir dengan
compressor (sand blasting) diikuti dengan membersihkan dengan air
sebaikbaiknya. Semua genangan air harus dihilangkan dari permukaan
sambungan beton sebelum beton yang baru akan dicor.
Setelah permukaan disiapkan dengan persetujuan Direksi Lapangan, semua
sambungan beton yang horizontal harus dilapis dengan lapisan aduk setebal
kira-kira 25 mm.
Lapisan aduk tersebut mempunyai campuran semen dan pasir yang sama
dengan campuran beton biasa, kecuali bilamana diperintahkan lain oleh Direksi
Lapangan.
Perbandingan air semen lapisan aduk tersebut, tidak boleh melebihi beton baru
yang akan dicor diatasnya dan kekentalan dari lapisan aduk tersebut harus
cukup untuk pengecoran sesuai dengan syarat yang diberikan.
Lapisan aduk tersebut harus disebar dengan merata dan harus dikerjakan
dengan benar sampai mengisi kedalam seluruh liku-liku permukaan beton lama.
Beton baru segera dicor diatas aduk yang baru ditempatkan diatas beton yang
lama.

6.4. Persiapan Pengecoran


Beton tidak diperbolehkan dicor, bila seluruh pekerjaan bekisting dan pekerjaan
instalasi tiap bagian belum selesai dipasang dan persiapkan seluruh permukaan
tempat pengecoran belum disetujui oleh Direksi Lapangan.
Seluruh permukaan bekisitng dan bagian instalasi yang akan ditanam di dalam
beton yang tertutup dengan kerak beton, bekas pengecoran yang lalu harus
dibersihkan terhadap seluruh kerak beton tersebut, sebelum beton
disekelilingnya atau beton yang berdekatan di cor.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

6.5. Penyingkiran Air


Beton tidak boleh di cor kedalam setiap struktur, sebelum semua air yang
memasuki tempat pengecoran tersebut dikeringkan dengan tempat pengecoran
tersebut dikeringkan dengan sebaik-sebaiknya atau telah disalurkan dengan
pipa atau alat lain.
Beton tidak diperbolehkan di cor didalam air tanpa izin yang jelas dan tertulis
dari Direksi Lapangan.
Pemborong juga tidak diperbolehkan tanpa izin Direksi Lapangan membiarkan
air mengalir diatas beton sebelum beton cukup umurnya dan mencapai
pengerasan awal.
Air tidak dipebolehkan mengalir melalui permukaan beton yang dicor dengan
kecepatan sedemikian rupa, sehingga akan merusak penyelesaian permukaan
beton.
Jika perlu, pemompaan air atau pekerjaan pengeringan air yang perlu untuk
memindahkan air tanah harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan.

7. PENCAMPURAN BETON
Semen, pasir dan koral harus dicampur sedemikian dan jumlah air yang ditambahkan
harus menghasilkan adukan yang homogen dan kekentalan yang merata.
Kotoran dan benda lain yang tidak diinginkan harus dibuang, semen beton harus
dicampur betul didalam mesin pengaduk (molen), yang direncanakan sedemikian rupa
sehingga menjamin secara positif distribusi merata semua didalam adukan beton pada
waktu pencampuran beton, jenis dan ukuran molen harus disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Air yang dipergunakan harus cukup dalam pencampuran beton untuk mendapat
adukan yang dapat dipakai sesuai dengan kekentalan yang diperlukan.
Pengadukan dari tiap molen harus terus menerus dan tidak kurang dari 2 menit
sesudah seluruh bahan termasuk air berada didalam molen, selama itu molen harus
terus berputar pada kecepatan yang akan menghasilkan adukan dengan kekentalan
merata pada akhir waktu pengadukan.
Bilamana perlu untuk mencapai hasil yang baik, adukan harus dicampur untuk waktu
yang lebih lama dari pada yang disebutkan diatas, pengadukan beton yang terlalu
banyak tidak diizinkan.
Beton atau lapisan aduk yang telah mengeras tidak diizinkan terkumpul pada
permukaan dalam molen. Dilarang mencapur kembali dengan menambah air kedalam
adukan beton yang sebagian telah mengeras.
Adukan beton lapisan didalam bekesting harus dicor berupa lapisan horizontal yang
merata tidak lebih dari 60-70 cm dalamnya dan harus diperhatikan agar terhindar
terjadinya lapisan adukan yang miring atau sambungan beton yang miring, kecuali
diperlukan untuk bagian konstruksi miring.
Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak. Seluruh
ujung dari saluran, pintu corong semua alat lain yang menerima adukan beton dari alat
pengangkut tegak (hoist) dan sistim alat pengangkut lainnya harus direncanakan dan
diatur sedemikian rupa, sehingga adukan beton yang melalui tidak jatuh bercerai-berai,
meskipun semua alat penerima tersebut terus menampung adukan beton.
Jika dipergunakan conveyor belt, harus suatu jenis yang disetujui oleh Direksi dan
harus dibersihkan dengan alat pembersih sedemikian rupa sehingga adukan beton
yang melekat pada ban conveyor belts tidak akan terbuang.
Dilarang menggunakan saluran yang panjangnya lebih dari 15 meter. Semua conveyor
belts dan saluran harus dilindungi.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

8. PENGECORAN
8.1. Pengangkutan dan Pengecoran
Adukan beton yang diketahui sebelum pengecoran tidak memenuhi syarat
spesifikasi yang tercantum disini, harus ditolak dan segera dikeluarkan dari
tempat pekrjaan.
Adukan beton yang dicor sesuai dengan syarat-syarat spesifikasi atau yang
mutunya rendah menurut keputusan Direksi Lapangan, harus disingkirkan dan
dipindahkan dengan biaya kontraktor.
Beton tidak di cor tanpa dihadiri oleh Direksi Lapangan atau wakilnya. Beton
tidak boleh di cor, bilamana keadaan cuaca buruk, panas yang dapat
menggagalkan pengecoran danpengerasan yang baik, seperti ditentukan oleh
Direksi Lapangan.
Dua puluh empat jam sebelum pengecoran, kontraktor harus memberikan
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Lapangan.
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembersihan atau kedalam papan
bekisting yang dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya koral dari adukan
beton karena berulang kali mengenai batang pembesian atau tepi bekisting 13
ketika adukan beton itu dijatuhkan, beton juga tidak boleh dicor dalam
bekisting yang dapat mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan
bekisting diatas beton yang telah dicor.
Dalam hal tersebut, harus disiapkan corong-corong atau saluran vertikal untuk
pengecoran agar adukan beton dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas satu
sama lain.
Bagaimanapun juga tinggi jatuh dari adukan beton tidak boleh melampaui 1,5
meter dibawah ujung corong, saluran satu kereta dorong untuk pengecoran.
Adukan beton harus docor dengan merata selama proses pengecoran, setelah
adukan dicor pada tempatnya tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari
2 (dua) meter dalam arah mendatar.
Adukan beton didalam bekisting harus dicor berupa lapisan horizontal yang
merata tidak lebih dari 60-70 cm, dalamnya dan harus diperhatikan agar
terhindar terjadinya lapisan adukan yang miring atau sambungan beton yang
miring, kecuali diperlukan untuk bagian konstruksi miring.
Seluruh ujung dari saluran, pintu corong dan semua alat lain yang menerima
adukan beton dari alat pengangkut datar (conveyor), atau alat pengangkut
tegak (hoist) dan system alat pengangkut lain harus direncanakan dan diatur
sedemikian rupa, sehingga adukan beton yang melalui tidak jatuh berceraicerai,
meskipun semua alat penerima tersebut terus menerus menampung adukan
beton.
Jika dipergunakan conveyor belt, harus suatu jenis yang disetujui oleh Direksi
dan harus dibersihkan dengan alat pembersih sedemikian rupa sehingga
adukan beton yang melekat pada ban konveyor tidak akan terbuang.
Dilarang menggunakan saluran yang panjangnya lebih dari 15 mm, semua
conveyor belts dan saluran harus dilindungi.

8.2. Pengecoran beton dalam cuaca panas


Kontraktor harus menaruh perhatian agar dapat dicegah pengeringan cepat dari
adukan beton yang baru di cor. Bahkan bilamana suhu kelilingnya bekisting
lebih dari 32ºC.
Adukan beton yang baru dicor harus diberi pelindung terhadap panas matahari
secepat mungkin setelah pengecoran dan proses pengeringan mulai, segera
setelah permukaan beton yang baru sudah cukup mengeras.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

Pengecoran beton tidak diizinkan, bilamana Direksi Lapangan berpendapat


bahwasanya, kontraktor tidak memiliki fasilitas yang baik untuk melayani
pengecoran, proses pengerasan dan penyelesaian beton.

9. PEMADATAN DAN PENGGETAR


Pada waktu adukan beton di cor kedalam bekisting atau lubang galian, tempat tersebut
harus telah padat betul, dan tetap, tidak ada penurunan lagi.
Adukan beton tersebut harus memasuki semua sudut, koral dan selama pengecoran
kelebihan air pada permukaan beton harus sedikit saja.
Perhatian khusus harus diberikan untuk pengecoran beton disekeliling waterstop.
Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sebaik-baiknya dengan alat penggetar
vibrator (beton triller), pemadatan dengan tongkat atau jika perlu dengan tangan
untuk menyakinkan bahwa tidak terjadi kantong udara dan sarang koral dibawah
watertop.
Bagian dalam dinding beton digetarkan dengan vibrator (riller) dan pada waktu yang
sama bekistingnya diketok, diaduk atau dikerjakan dengan tongkat, sekop atau alat
garpu sampai betul-betul mengisi seluruh bekisting tersebut atau lubang galian dan
menutupi seluruh permukaan bekisting. Lapisan beton berikutnya tidak boleh di cor.
Bila lapisan sebelumnya dikerjakan secara seksama.
Kontraktor harus menggunakan alat cibrator (triller) berkecepatan tinggi yang
menggetarkan bagian dalamnya dari jenis “tenggelam” yang dibenamkan, sehingga
diperoleh hasil yang baik dalam jangka waktu 15 menit setelah beton dengan
konsistensi yang ditentukan di cor dalam cetakan.
Dalam keadaan khusus dimana pemakaian vibrator tidak praktis, Direksi Lapangan
dapat menganjurkan dan menyetujui pengecoran tanpa vibrator (triller).
Kontraktor harus menyediakan alat vibrator dengan cadangan yang cukup. Ujung
beton trailer tidak boleh sampai mengenai ujung bekisting maupun pembesian.
Harus pula diperhatikan, jangan sampai terjadi penggetaran berlebihan ataupun
dikerjakan sedemikian rupa, sehingga menyebabkan pemisahan bahan beton ataupun
gejala timbulnya banyak air pada permukaan beton.

10. PROSES PENGERASAN


Beton yang selesai dicetak harus dijaga agar tetap basah selama sekurang-kurangnya
14 hari setelah dicor, yaitu dengan penyiraman, karung goni yang dibasahi atau
dengan cara lain yang dapat dibenarkan.

11. PERAWATAN BETON


Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan akibat panas yang
berlebihan, kurangnya pembasahan, tegangan yang berlebihan atau hal lain, sampai
pada saat penyerahan pekerjaan oleh kontraktor pada Pemberi Tugas.
Perhatian khusus harus diberikan untuk menjaga agar beton tidak sampai mongering
dan menghindarkan permukaan beton menjadi kasar atau rusak.
Beton yang keadaannya seperti tertera dibawah ini diperbaiki atau dibongkar dan
diganti dengan beton yang dapat disetujui oleh Direksi semua biaya yang timbul
ditanggung oleh Kontraktor.

Beton yang dimaksud tersebut di atas adalah :


a. Ternyata rusak
b. Sejak semula cacat
c. Cacat sebelum penyerahan pertama
d. Menyimpang dari garis atau muka ketinggian yang telah ditetapkan
e. Tidak sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

12. PENYELESAIAN PERMUKAAN BETON


12.1. Penyelesaian permukaan
Permukaan yang dicetak harus dikerjakan secara cermat sesuai dengan bentuk,
garis, kemiringan dan potongan sebagaimana tercantum dalam gambar atau
ditentukan oleh Direksi.
Permukaan beton harus bebas dari segala jenis kekerasan, dalam
bentukapapun dan harus merupakan suatu permukaan yang rapih, licin, merata
dan keras.
Permukaan bagian atas beton yang tidak dibentuk harus dijadikan permukaan
yang seragam, kecuali bila ditentukan lain.
Selama beton masih elastik, tidak diizinkan adanya benjolan yang berlebihan
pada permukaan. Semua permukaan harus dicor secara monolitis dengan beton
dasarnya.
Dilarang menaburkan semen kering dan pasir di atas permukaan beton untuk
mengisap air yang berlebihan.
Pelat lantai dan bagian atas “exposed” dinding harus dirapikan dengan
menggunakan sendok adukan dari baja.

12.2. Perbaikan cacat permukaan


Segera setelah cetakan dilepaskan, semua permukaan “exposed” (terbuka)
harus diperiksa secara teliti dan bagian yang tidak rata harus segera digosok
atau diisi dengan bak agar diperoleh suatu permukaan yang licin, seragam dan
merata.
Perbaikan baru boleh dikerjakan setelah ada pemeriksaan dari Direksi
Lapangan, pekerjaan perbaikan tersebut harus betul-betul mengikuti petunjuk-
petunjuk Direksi Lapangan.
Beton yang menunjukkan rongga-rongga, lubang, keropos atau cacat sejenis
lainnya harus dibongkar dan diganti.
Semua perbaikan dan penggantian sebagaimana diuraikan disini harus
dilaksanakan secepatnya oleh Kontraktor atas biaya sendiri.
Lubang bekas kerucut batang pengikat cetakan yang berbentuk segi empat
atau lubang bekas sejenis lainnya, yang lebih dalam dari pada ukuran
permukaan beton tidak boleh dihaluskan, akan tetapi harus diperbaiki dengan
suatu cara yang dibenarkan yaitu dengan menggunakan “adukan kering” (fry
packed mortar).
Semua perbaikan harus dilaksanakan dan dibentuk sedemikian rupa, sehingga
pekerjaan yang diselesaikan sesuai dengan ketentuan pasal ini, tidak akan
mengganggu pengikatan, menyebabkan penurunan atau retak mendatar.
Permukaan perbaikan tersebut harus dirawat sebagimana diperlukan untuk
bentuk yang diperbaiki.

13. PERSYARATAN PEKERJAAN BETON EKSPOSE


13.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan beton expose dilaksanakan dalam kolom-kolom, dinding, lisplank dan
bagian-bagian seperti tercantum dalam gambar.

13.2. Bekisting
- Bekisting harus dari bahan yang lurus, permukaan rata dan licin.
- Dibuat dengan kerangka yang menjadi satu kesatuan kokoh dan tidak rusak
waktu pembongkaran.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

- Waktu pemasangan harus dilengkapi spenser/moer baut besi dengan


pipapipa paralon untuk ketentuan ketebalan yang sesuai serta untuk
mempermudah pelepasannya.
- Semua bidang permukaannya harus diberi coanting untuk mendapatkan hasil
dengan warna sama pada permukaan beton juga agar jangan mengelupas
dan mengurangi peresapan air.

13.3. Bahan
- Pasir beton harus satu warna, diambil dari tempat yang sama dengan
butiran-butiran tajam dan bersih.
- Koral beton diayak untuk mendapatakan ukuran warna yang sama, diambil
dari tempat yang sama, sebaiknya dipakai split.

13.4. Pengadukan
- Takaran untuk PC, pasir dan koral harus dibuat takaran yang permanent dan
sama besar.
- Banyak serta sumber air yang dipakai harus dijaga sama takarannya.
- Lamanya pengadukan adukan beton pada molen mesin pengadukan, harus
dicatat serta diatur kecepatannya, sesuai peruntukan mutunya.
- Penggetaran dilakukan menyeluruh keseluruhan permukaan pembetonan,
menghindari gelembung-gelembung yang akan mengakibatkan adanya pori-
pori setelah pembongkaran bekisting.

13.5. Penyelesaian/Finishing
- Setelah bekisting selesai dibongkar, semua bidang permukaan beton harus
disikat dengan sikat kawat sampai semua sisa-sisa pasir, semen dan lainlain
yang menempel terlepas.
- Pada permukaan beton yang kurang sempurna atau cacat harus
dikorek/diketrek secukupnya selanjutnya diisi adukan semen pasir (1 Pc : 2
Pasir) dipakai bahan yang sama dengan bahan adukan yang dipakai untuk
beton expose, begitu pula untuk finishingnya.

PASAL 2
PEKERJAAN TULANGAN BETON
1. BESI BETON
Besi beton yang dipakai adalah besi beton BJTD 40. Besi beton BJDT 40 yang dipakai
adalah besi beton dengan tegangan leleh 4000 Kg/Cm2 dan tertera didalam gambar
adalah ukuran diameter dalam metric.
Besi beton yang tersebut diatas haruslah memenuhi syarat PBI 1971 – NI – 2, atau JIS
G 3112 – 75 “ Steel Bar for Concrete reinforcement” dan SII 01236-84.

2. PEKERJAAN PEMBENGKOKAN BESI BETON


Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan
ukuran yang tertera pada gambar. Harus diperhatikan khusus pada pembuatan beugel
sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dan beton diking yang
semestinya.
Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak
atau cacat. Dilarang membengkokan besi beton dengan cara pemanasan.
Batang dengan tekukan atau bengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak
boleh dipakai.
Bengkokan atau haak harus dibengkokan yang tidak tercantum dalam gambar tidak
boleh dipakai melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar dari 55 mm, pasal yang
digunakan harus tidak kurang 8 kali diameter besi beton, kecuali bila ditentukan lain.

3. PEMASANGAN
3.1. Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam, karatan dan lapisan
yang dapat merusak atau, mengurangi daya ikat.
Bila pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali dan
dibersihkan.

3.2. Pemasangan
Pembesian harus disetel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat
dengan kawat beton atau jepitan yang sesuai pada persilangan, dan harus
ditunjang oleh penumpu beban dan logam, dan penggantung logam.
Jepitan atau penumpu logam tidak boleh diletakkan menempel pada bekisting
kawat beton harus dibengkokan kearah dalam bekisting, sehingga diperoleh
beton decking yang telah ditentukan.

Bilamana tidak ditentukan lain, disamping perlengkapan yang biasa dipakai


untuk memegang pembesian secara kokoh pada tempatnya, harus dipakai
ketentuan berikut :
a. Dalam pelat, batang tegak berdiameter 12 mm dengan jarak 80 – 100 cm,
untuk menunjang penulangan bagian atas.
b. Dalam dinding dengan 2 lapis penulangan pembagian jarak (spacer)
berbentuk U atau Z dengan diameter 8 mm berjarak 180 – 200 cm.

3.3. Beton decking


Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus dipasang
dengan celah untuk beton decking sebagai berikut :
- Beton yang dicor pada tanah 8 cm
- Semua bidang yang kena air atau tanah 5 cm
- Bagian atau pelat bawah aluran yang tertutup, balok dan kolom yang
tidakkena tanah atau air 4 cm
- Bidang yang kena udara dan semua bidang 2,5 cm
3.4. Toleransi
Toleransi pada pemasangan penulangan adalah :
- Untuk bagian konstruksi berukuran 60 cm atau kurang +/- 0,6 cm
- Untuk bagian konstruksi berukuran atau lebih +/- 1,2 cm

3.5. Sambungan
Bilamana tidak ditentukan lain, sambungan pembesian harus dibuat dengan
“overlap” minimum 40 kali diameter besi beton, 60 kali diameter besi beton
untuk penulangan reservoir.
Panjang overlap penyambungan untuk diameter yang berbeda, harus
didasarkan pada diameter yang besar.

3.6. Persetujuan dari Direksi Lapangan


Pemasangan penulangan harus diperiksa oleh Direksi Lapangan terlebih dahulu
sebelum dilakukan pengecoran. Direksi Lapangan harus diberitahukan bila
pemasangan penulangan sudah siap untuk diperiksa.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

PASAL 3
PEKERJAAN BEKISTING
1. UMUM
Bekisting atau catatan harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi adukan beton
dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang diinginkan.
Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang memadai untuk
seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada bekisting yang menurut Direksi
Lapangan membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat dibuat
oleh Direksi Lapangan, Kontraktor harus segera membongkar dan memindahkan
bekisting yang ditolak itu dari pekerjaan dan menggantikan dengan biaya kontraktor.

2. BAHAN
Semua balok dan papan untuk bekisting harus bahan baru, dikeringkan secara baik
dan bebas dari mata kayu yang lepas, celah, kotoran yang melekat dan sejenis lainnya,
kecuali bila ada cara lain yang dibenarkan dengan tegas oleh Direksi. Semua
permukaan dari cetakan harus licin.

3. RENCANA
3.1. Toleransi
Toleransi yang diizinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan setelah
penyetelan bekisting yang harus demikian kuat dan kaku terhadap beban adukan
beton yang masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi dan angina,
bekisting harus tetap menurut garis dan permukaan yang disetujui Direksi
Lapangan sebelum pengecoran.
3.2. Kedap air
Bekisting harus cukup kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau
adukan keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton.

3.3. Penanaman pipa dan lain-lain


Pipa, saluran dan lain-lainnya yang akan ditanam, dan perlengkapan lain untuk
membuat lubang, saluran dan lain-lain harus dipasang kokoh dalam bekisting,
kecuali bilamana diperintahkan lain oleh Direksi Lapangan.
Izin Direksi Lapangan diperlukan sebelum memotong pekerjaan beton apapun.

4. PEMERIKSAAN BEKISTING
Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran beton,
akan diperiksa oleh Direksi Lapangan, beton tidak boleh bocor sebelum bekisting
disetujui oleh Direksi Lapangan. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan, sekurangkurangnya 21 jam sebelumnya, Kontraktor harus
memberitahukan Direksi Lapangan bahwa bekisting sudah siap untuk diperiksa.

5. PEMBONGKARAN
5.1. Umum
Bekisting harus dibongkar dengan tenaga statis, tanpa goncangan getaran atau
kerusakan pada beton.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

5.2. Saat Pembongkaran Bekisting


Saat untuk pembongkaran bekisting tergantung dari persetujuan Direksi
Lapangan, akan tetapi berikut ini dapatdigunakan sebagai pedoman yang
berlaku dalam keadaan cuaca normal.

Bagian Pengerasan secara normal

1. Kolom, dinding dan sisi 4 hari


2. Pelat 28 hari
3. Balok 28 hari

PASAL 4
PEKERJAAN LAIN-LAINNYA
Apabila terdapat pekerjaan-pekerjaan yang belum tercantum dalam spesifikasi teknik
untuk pekerjaan struktur maka dapat mengikuti dokumen lainnya sesuai dengan
kontrak yang berlaku dan/atau sesuai persetujuan direksi yang ada.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

C. PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat Bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
1.2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjuk dalam gambar atau sesuai petunjuk
Perencana/Pengawas.

2. PERSYARATAN BAHAN
- Batu bata harus memenuhi Persyaratan SII 0021-78
- Semen Portland harus memenuhi Persyaratan SII 013-81
- Pasir harus memenuhi SKSNI S-04-1989-F.
- Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Seluruh dinding bangunan memakai dinding pasangan batu bata ½
(setengah) bata atau dijelaskan lain yang dijelaskan sesuai gambar rencana.
3.2. Batu bata merah yang digunakan batu bata merah lokal dengan kualitas, siku
dan sama ukurannya.
3.3. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum
hingga jenuh.
3.4. Setelah bata terpasang, nad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
3.5. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerk serta dibersihkan.
3.6. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
3.7. Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 23 M2 ditambahkan
kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12x12 cm dengan
tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 8 mm jarak 20 cm.
3.8. Pembuatan lubang pada pasangan untuk Perancah/striger sama sekali tidak
diperkenankan.
3.9. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 6 mm jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan pada bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
3.10. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah 2 melebih dari 5 %
bata yang terpasang.

PASAL 2
PEKERJAAN PLESTERAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Semua plesteran permukaan pasangan dinding beton ringan dan beton bertulang yang
terlihat ataupun yang diperlukan untuk difinish meliputi :
- Plesteran beton (1:3)
- Plesteran biasa (1:4)
- Pleteran kedap air (1:2)
- Plesteran halus ( acian PC )

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen PC
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan
atas persetujuan Perencana/Direksi Lapangan dan harus memenuhi ketentuan
dan syarat-syarat dalam SII 0013-81. Semen yang mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen
Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga lepas dari kelembaban,
bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpukkan sesuai
dengan syarat penumpukan.

2.2. Pasir Beton


Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, Lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi persyaratan SKSNI S-04-
1989-F.

2.3. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan
harus memnuhi NI-3 Pasal 10.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan,
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi, dan persyaratan tertulis dalam
uraian dan syarat pekerjaan ini.
3.2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding telah disetujui oleh Direksi sesuai Uraian dan Syarat-syarat
pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
3.3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti seluruh petunjuk dalam
gambar arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai
ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
3.4. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Pada pekerjaan dinding pasangan ½ batu bata merah ini dilakukan finishing
dengan plesteran campuran 1 Pc : 4 Pasir.
b. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur
8 hari (kering benar).
c. Semua jenis adukan perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering.
Diusahakan agar jarak waktu pencampuran adukan perekat tersebut dengan
pemasangan tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan kedap air.
d. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
e. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisasisa
bekisting dan kemudian di ketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua ubang-
lubang bekas pengikat bekisting atau from tie harus tertutup adukan plester.
f. Untuk bidang pasangan dinding beton ringan dan beton bertulang yang akan
difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian di atas permukaan
plesterannya).

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

g. Untuk dinding tertanam didalam tanah harus di berapen dengan memakai


kedap air sampai setinggian permukaan tanah atau lantai untuk bagian dalam
tanah bangunan.
h. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing pada permukaan
plesterannya diberi alur-alur garis horizontal untuk memberi ikatan yang lebih
baik terhadap bahan finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.
i. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom
yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar.
Minimal tebal plesteran 1,5 cm, jika keterangan melebihi 1,5 cm harus diberi
kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya
pada bagian pekerjaan yang diizinkan Direksi/Perencana.
j. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bermutu dalam
satu bidang datar, harus diberi batas (tali air) dengan ukuran lebar 0,7
dalamnya 0,5 cm, atau sesuai petunjuk gambar.
m. Untuk permukaan datar, harus mempunyai toleransi pelengkung atau
pecembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 mm, jika
melebihi kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas
tanggungan kontraktor.
3.5. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar
tidak tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap terlihat kering
dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup
yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.

3.6. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, maka
pleseteran harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Direksi, dengan biaya atas tanggungan kontraktor. Selama 7
(tujuh) hari setelah pengacian selesai kontraktor harus selalu menyiram dengan
air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 x setiap hari.

3.7. Selama pemasangan dinding beton ringan/beton bertulang belum difinish,


kontrak tor wajib memlihara dan menjaganya terhadap kerusakan dan
pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi, menjadi tanggung jawab
kontraktor dan wajib diperbaiki.

3.8. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran


berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

PASAL 3
PEKERJAAN LANTAI
1. LANTAI KERAMIK
Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat Bantu lainnya untuk keperluan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga
diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan lantai ini dilakukan sesuai dengan gambar kerja yanga ada.

Pekerjaan Bahan
Spesifikasi
- Jenis : Keramik dan Lainya seseuai dengan gambar kerja
- Bahan Pengisi : Semen berwarna dan Semen Portland
- Bahan Perekat Adukan spesi
- Warna : Akan ditentukan kemudian
- Ukuran : Sesuai dengan gambar kerja dan atas dasar persetujuan direksi lapangan

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

- Pengedalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturanperaturan ASTM,


peraturan keramik Indonesia (NI-19), PUBB 1970 dan PUBI 1982.
- Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan.

Syarat-syarat pelaksanaan
a. Sebelum dimulai pekerjaan kontraktor diwajibkan membuat shop-drawing untuk
pola lantai yang akan dikerjakan.
b. Alas lantai dasar adalah lantai beton cor lantai kerja dengan ketebalan sesuai
dengan gambar kerja.
c. Bidang permukaan dasar lantai, harus benar-benar rata dengan memperhatikan
kemiringan lantai untuk memudahkan pengaliran.
d. Adukan pengikat dengan campuran 1 Pc : 3 Pasir dan ditambah bahan perekat yang
diisyaratkan atau dapat digunakan acian PC murni dan ditambahkan bahan perekat.
e. Pola pemasangan keramik homogenius dan marmer harus mengikuti gambar detail
atau sesuai petunjuk Direksi dan shop drawing yang sudah disetujui
Perencana/Direksi.
f. Jarak antara unit-unit pemasangan finishing lantai yang terpasang (lebar siarsiar),
harus sama lebar maksimum 2 mm atau sesuai dengan ketentuan lainnya yang
berlaku berdasarkan persetujuan direksi lapangan, yang membentuk garis-garis
sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang
berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus
sesamanya.
g. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai dengan material yang dipasang.
h. Pemotongan unit-unit finishing lantai harus menggunakan alat pemotong khusus
sesuai persyaratan dari pabrik.
i. Diperhatikan adanya lubang-lubang floor drain, tali air dan lain-lain sesuai petunjuk
gambar.
j. Finishing lantai yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
dan permukaan, sehingga betul-betul bersih.
k. Sebelum finishing lantai dipasang terlebih dahulu material direndam dalam air
sampai jenuh.
l. Pinggulan pasangan finishing lantai harus dilakukan dengan alat gurinda, sehingga
diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang sempurna.

PASAL 3
PEKERJAAN PANEL ALUMINIUM
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan panel aluminium composite
seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

2. Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan
standar spesifikasi dari pabrik.
Bahan-bahan yang harus memenuhi standar antara lain :
a. AA The Aluminium Association
b. AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
c. ASTM American Standard fo Testing Materials.

3. Komponen
a. Hot Dip Galvanized Steel / Hollow Aluminium 400 x 400 mm c.a finished untuk
instalasi frame

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

b. Full frame with stiffener aluminium 1.2mm


c. Sealant dan Gasket
- Untuk pekerjaan luar, lihat Bab Sealant dan Gasket.
- Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart dari pabrik.
- Lokasi sealant :
▪ antara panel aluminium dengan panel aluminium (Neutral / Non Acid) ex
MARKS
▪ antara panel aluminium dengan kaca.

4. Bahan - Bahan
a. Bahan
- Bahan : Aluminium Composite
- Tebal : 4 mm
- Berat : 5-6 kg/m2
- Bending strength : 45 – 60 kg/ 4mm
- Heat Deformation : 200 derajat Celcius
- Sound Insulation : 24 – 39 dB
- Finished : Flourocarbond factory finished
- Warna : lihat gambar / sesuai approval.
- Aluminium skin thickness : 0,3mm
- Aluminium alloy : 3003
- Coating type : PVDF
b. Bahan composite tidak mengandung racun / non toxic
c. Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.
d. Bahan yang digunakan dari produksi Seven dengan PVDF 0.3 alloy 3003.
e. Contoh–contoh :
Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada Direksi Lapangan
untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.

5. Pelaksanaan
a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah
dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Aluminium Composite yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu
macam produk saja.
c. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang
akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
d. Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus dan tepat
pada posisinya.
e. Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah-celah antara panel dengan bahan
caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian Bab
Caulking dan Sealant dalam persyaratan ini.
f. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki tanpa
biaya tambahan.
g. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Panel Composite harus merupakan hasil
pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.
h. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 15 tahun dari PPG
Factory terhadap warna dan kualitas aluminium berupa Sertifikat Jaminan sesuai
dengan volume yang dibutuhkan.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

PASAL 4
PEKERJAAN CAT
1. UMUM
a. Semua bahan cat adalah dari kwalitas terbaik, sesuai dengan petunjuk Direksi
Lapangan, Plamur yang dipakai harus dari merk yang sama dengan catnya, dan
harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan pemakaian dari pabrik.
b. Selambat-lambat 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan cat akan dilaksanakan,
Kontraktor harus memperlihatkan contoh cat yang akan dipakai, untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan.
c. Kontraktor harus membuat percobaan pengecatan pada bidang-bidang contoh yang
ditentukan oleh Direksi Lapangan, selambat-lambatnya 1 (satu) Minggu sebelum
pekerjaan cat dimulai.
d. Semua permukaan yang akan dicat harus betul-betul dalam keadaan kering, licin
dan bersih dari debu. Demikian pula daerah sekelilingnya harus bebas dari debu dan
kotoran-kotoran lain.

2. PEKERJAAN CAT DINDING DAN BETON


a. Dinding tembok dicat dengan cat emulsi yang bermutu baik, tidak lepas oleh
pengaruh cuaca serta air. Demikian pula bahan plamurnya.
b. Pengecatan dilakukan minimum tiga kali dengan selang waktu seperti yang
diisyaratkan oleh produsennya. Hasil akhir yang diperoleh harus licin dan rata.
c. Adapun Cat yang digunakan yaitu cat Dulux Weather Shield, Nippon
Weatherbond dan Jotun JotaShield yang memiliki kriteria sebagai berikut:
- Bahan dasar resin emulsi akrilik
- Formulasi Anti-Weather Tecnology
- Warna lebih tahan lama dengan colour protect
- Tahan terhadap lumut dan jamur
- Tahan kelupas dan anti kapur
- Kering sentuh : 15 menit
- Kering keras : 1 jam

3. PEKERJAAN CAT PADA LOGAM/BESI


a. Bagian-bagian logam/besi yang tidak diperkenankan dimenie adalah logam/besi
yang terbenam tembok atau beton. Bagian-bagian tersebut cukup dibersihkan
sebelum dipasang.
b. Bagian-bagian yang harus dicat adalah semua bagian logam/besi yang nampak,
sedangkan bagian yang tidak nampak tetapi tidak terbenam dalam tembok atau
beton, harus dimenie. Bagian-bagian yang sulit dicapai, harus dicat/minie sebelum
pemasangan.
Pekerjaan pada logam/besi meliputi :
1. Penggosokan dengan sikat kawat baja dan amplas, sehingga permukaan yang
akan dicat dalam keadaan bersih, kering, bebas dari karat, sisa-sisa pekerjaan
las, minyak dan debu-debu halus.
2. Pemberian dempul besi pada bagian-bagian yang tidak rata.
3. Pekerjaan menie besi dan penggosokam dari lapisan menie setengah basah.
4. Pekerjaan menie ulang.
5. Pekerjaan cat besi minimal 2 kali (hingga rata betul)
c. Adapun Cat yang digunakan yaitu cat Nippon Paint Timbershade, Dulud V-
Gloss dan Jotun Gardex yang memiliki kriteria sebagai berikut:
- Tahan terhadap cuaca
- Ramah Lingkungan
- Cat Acrilik waterbase tanpa timbal dan merkuri yang diformulasikan khusus untuk
permukaan galvanis

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

- Awet dan tahan lama


- Kering sentuh : 15 menit
- Kering keras : 1 jam

PASAL 6
PEKERJAAN RANGKA PLAFOND DAN PLAFOND GYPSUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.

2. PERSYARATAN BAHAN
Bahan dan ukuran yang digunakan untuk membuat kusen tersebut sesuai dengan
gambar kerja yang ada. Adapun untuk plafond digunakan bahan gypsum dengan
ketebalan 9 mm sedangkan untuk rangka plafondnya sendiri menggunakan rangka
aluminium type puring dengan lebar 3.5 cm.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Rangka Plafon
3.1 Langkah pertama dan terpenting dari pemasangan rangka adalah mengukur
garis ketinggian plafon sekeliling ruangan yang hendak dipasang rangka.
Gunakan pengukur waterpas pada beberapa titik di sekeliling ruangan. Gambar
garis untuk menyatukan titik-titik tersebut agar plafond yang dihasilkan lurus dan
rapih
3.2 Langkah berikutnya adalah pemasangan penyangga metal furing. Tempatkan
metal furing pada garis yang telah ditandai serta pastikan pemasangan kencang
dan kuat dalam menyangga plafond gypsum dengan tebal 9 mm tersebut
3.3 Pemasangan metal furing dipasang dengan jarang maksimum 60 cm secara
horizontal karena semakin lebar jarak pasang antara metal furing maka akan
berdampak pada plafond yang melengkung atau tidak rata
3.5 setelah proses rangkaian pemasangan rangka metal furing telah selesai maka
langkah selanjutnya yaitu melakukan pemasangan palfondy gypsum tebal 9 mm
tersebut
3.6 Sambungan antara gypsum ditutup dengan menggunakan tepung khusus
gypsum agar tidak terjadi keretakan dan terlihat sempurna menjadi satu
kesatuan permukaan.
3.7 Sambungan dengan menggunakan tepung gypsum tersebut ditambah juga
dengan kawat kasa agar tepung gypsum menjadi kuat dan tidak mudah rontok
3.8 Setelah proses sambungan dengan tepung gypsum selesai maka kontraktor
pelaksana wajib mengamplas hasil tepung gypsum tersebut agar permukaanya
menjadi licin dan selanjutnya dilakukan pengecatan pada plafond tersebut.
3.9 Pengecatan plafond tersebut dilakukan menggunakan cat emulsi khusus plafond.
3.10 Apabila dalam masa pelaksanaan terjadi kerobohan atau melengkung pada
plafond yang dipasang maka kontraktor pelaksana wajib membetulkan dan
mengganti seluruh kerusakan yang timbul dan biaya yang dibebankan tersebut
juga menjadi tanggung jawab dari kontraktor pelaksana.

PASAL 7
PEKERJAAN DINDING PARTISI GYPSUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

2. PERSYARATAN BAHAN
Bahan dan ukuran yang digunakan untuk membuat partisi tersebut sesuai dengan
gambar kerja yang ada. Adapun untuk plafond digunakan bahan gypsum dengan
ketebalan 9 mm sedangkan untuk rangka partisinya sendiri menggunakan rangka
aluminium type C 60.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Rangka Pertisi
3.1 Pemasangan rangka c 60 dipasang dengan ukuran 60 cm x 120 cm
3.2 setelah proses rangkaian pemasangan rangka telah selesai maka langkah
selanjutnya yaitu melakukan pemasangan gypsum tebal 9 mm tersebut
3.3 Sambungan antara gypsum ditutup dengan menggunakan tepung khusus
gypsum agar tidak terjadi keretakan dan terlihat sempurna menjadi satu
kesatuan permukaan.
3.4 Sambungan dengan menggunakan tepung gypsum tersebut ditambah juga
dengan kawat kasa agar tepung gypsum menjadi kuat dan tidak mudah rontok
3.5 Setelah proses sambungan dengan tepung gypsum selesai maka kontraktor
pelaksana wajib mengamplas hasil tepung gypsum tersebut agar permukaanya
menjadi licin dan selanjutnya dilakukan pengecatan pada dinding tersebut.
3.6 Pengecatan dinding partisi tersebut dilakukan menggunakan cat emulsi khusus
gypsum.
3.7 Apabila dalam masa pelaksanaan terjadi kerobohan terhadap dinding partisi
dipasang maka kontraktor pelaksana wajib membetulkan dan mengganti seluruh
kerusakan yang timbul dan biaya yang dibebankan tersebut juga menjadi
tanggung jawab dari kontraktor pelaksana.

PASAL 8
PEKERJAAN PARTISI CUBILCE KAMAR MANDI
1. LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat Bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.

2. PERSYARATAN BAHAN
Bahan dan ukuran yang digunakan untuk membuat Partisi Cubicle tersebut sesuai
dengan gambar kerja yang ada. Adapun untuk bahan Partisi digunakan bahan Phenolic
Resin 12 mm sedangkan untuk rangka partisinya sendiri menggunakan Rangka
Aluminium U Chanel dan Alumunium Corner. Untuk aksesoris penunjang lainnya terdiri
dari Stainless Leg, Alumunium Door Stoper, Stainlees Indicator Door Lock dan Stainless
Coat Hook

PASAL 9
PEKERJAAN LAIN-LAINNYA
Apabila terdapat pekerjaan-pekerjaan yang belum tercantum dalam spesifikasi
teknik untuk pekerjaan arsitektur maka dapat mengikuti dokumen lainnya sesuai
dengan kontrak yang berlaku dan/atau sesuai persetujuan direksi yang ada.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

D. PEKERJAAN LAINNYA

PASAL 1
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. SPESIFIKASI UMUM ELEKTRIKAL
1.1. Umum
a. Gambar dan spesifikasi merupakan suatu kesatuan yang saling mengikat
dan melengkapi.
b. Kontraktor harus menjalin hubungan yang baik dengan kontraktor lain
dalam pekerjaan ini, sehingga didapatkan hubungan yang baik secara
bersama-sama menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan jadwal dan
spesifikasi yang ditentukan.

1.2. Izin dan Pemeriksaan


a. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas mutu instansi dan
peralatan yang digunakan. Semua izin dan pemeriksaan dari badan
pemerintah merupakan tanggung jawab kontraktor, baik cara maupun
biaya yang diperlukan untuk itu.
b. Kontraktor wajib melengkapi segala keperluan yang diperlukan guna
terlaksananya pemeriksaan dan pengujian dari badan/jawatan pemerintah
tersebut.
c. Kontraktor wajib menyelesaikan sertifikasi yang menyatakan bahwa semua
pekerjaan yang telah dilakukannya memenuhi syarat dan standar yang
diisyaratkan dalam spesifikasi maupun peraturan pemerintah.

1.3. Standart
a. Standar yang digunakan adalah yang terakhir sebagai berikut :
a. P.U.I.L
b. A.V.E/V.D.E.
Standart-standart lain yang akan digunakan harus disetujui oleh
Konsultan. Setiap Pemborong harus memiliki pas. P.L.N. golongan C.
b. Semua peralatan yang akan digunakan harus baru dan memenuhi standard
yang telah ditentukan.

1.4. Inspeksi
a. Kontraktor wajib membuat gambar rencana kerja untuk pekerjaan yang
dilakukan.
b. Gambar serta rencana ini harus tersedia diruang kontraktor dan mudah
diperiksa sewaktu-waktu oleh Direksi Lapangan.
c. Setiap kemajuan pekerjaan harus dicantumkan pada gambar dan rencana
kerja tersebut.

1.5. Peralatan
a. Seluruh peralatan yang akan dipakai dan diadakan pengadaanya oleh
Kontraktor disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi yang telah
ditentukan.
b. Kontraktor wajib mengamati semua peralatan yang telah dipasang bila
peralatan tersebut tidak sesuai dengan dengan ketentuan yang berlaku
sesuai dengan instruksi direksi dan pengawas lapangan.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

1.6. Pengujian
a. Sebelum daya listrik digunakan ke instalasi, seluruh instalasi harus sudah
selesai diuji dan didapat hasil yang baik yang harus disaksikan dan disetujui
oleh Direksi Lapangan/Badan Pemerintah yang terikat.
b. Pengujian tahanan isolasi dan kabel tegangan sesuai dengan ketentua harus
menggunakan megger.
c. Pengujian harus disaksikan oleh Direksi Lapangan. Bila didapat hasil
buruk/kurang memuaskan pada suatu bagian instalasi, kontraktor wajib
memperbaikinya kembali, kemudian pengujian diulang kembali sampai
mendapat hasil yang baik.
d. Kontraktor wajib mengadakan peralatan dan tenaga serta biaya yang
diperlukan untuk pengujian tersebut dan pemberitahuan kepada Direksi
Lapangan harus paling lambat 48 jam dimuka.

1.7. Koordinasi dengan pekerjaan lain


a. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor wajib memeriksa
gambargambar/spesifikasi dari pekerjaan lain yang berhubungan, supaya
didapat mutu pekerjaan yang baik.
b. Bila terdapat kelainan baik dalam gambar maupun spesifikasi pekerjaannya
dengan pekerjaan lain, kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi
Lapangan.

1.8. Sub Kontraktor


a. Kontraktor sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku
dapat menggunakan tenaga pembantu sebagai sub kontraktor, dengan
persetujuan Direksi Lapangan.
b. Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi Lapangan, sub-sub kontraktor
yang digunakan.

1.9. Pengawasan
a. Kontraktor wajib bertanggung jawab atas semua pekerjaannya.
b. Kontraktor wajib mendapatkan tenaga-tenaga pengawas yang mengawasi
pekerjaan sendiri.
c. Penanggung jawab pelaksanaan harus selalu berada ditempat pekerjaan
dan dapat mengambil keputusan penuh, demi kelancaran pekerjaan.

2. SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN ELEKTRIKAL


2.1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan dalam kontrak ini adalah :

a. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel untuk instalasi penerangan.


b. Pengadaan dan pemasangan lampu (sesuai dengan gambar kerja)
c. Pengadaan dan pemasangan sakelar dan stop kontak (sesuai dengan
gambar kerja)
d. Pengadaan dan pemasangan sistem pertahanan
e. Pengadaan dan pemasangan alat-alat bantu instalasi

Kontraktor wajib memenuhi satu lingkup pekerjaan diatas, sehingga setelah


dipasang dan diuji dengan baik, didapati mutu instalasi yang siap untuk dipakai.

2.2. Kabel
a. Seluruh instalasi di dalam bangunan disesuaikan dengan gambar kerja dan
berdasarkan persetujuan direksi dan pengawas lapangan yang ada.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

b. Tidak diperkenankan mengganti tipe/jenis kabel tersebut sebelum


mendapat persetujuan dari direksi dan pengawas lapangan yang ada.

2.3. Instalasi Tenaga


a. Kontraktor wajib memasang kabel dan instalasi sampai stop kontak.
b. Kabel yang digunakan sesuai kebutuhan dan ditunjukkan dalam gambar
berdasarkan persetujuan direksi dan pengawas lapangan yang ada.
c. Kontraktor wajib membuat penahan/blok pada tiap-tiap sambungan ke
motor, supaya conduit tidak goyang, dengan biaya menjadi tanggungan
kontraktor.
d. Pada setiap belokan pipa lebih besar dari 1” harus digunakan flexible dan
peralatannya.
e. Warna kabel disesuaikan dengan phase, sesuai peraturan.
f. Kabel yang ada diatas, diletakkan pada kabel tray atau dalam conduit PVC
dengan diameter sesuai gambar.

2.4. Instalasi Penerangan


a. Instalasi penerangan dimaksudkan adalah titik lampu dan stop kontak,
sesuai petunjuk gambar.
b. Letak pasti dari lampu-lampu tersebut, disesuaikan dengan keadaan
lapangan.
c. Pada setiap pencabangan titik lampu, harus diberi doos/juntion bos dan
dari sini dihubungkan dengan ¾” conduit ketitik penerangan.
d. Sambungan di junction box/doss, sesuai dengan jumlah cabang.
e. Sambungan kabel untuk ketitik penerangan hanya diperlukan pada junction
box/doos tersebut.
f. Semua kabel harus dimasukan kedalam conduit dengan ukuran yang
disesuaikan.

2.5. Sakelar dan Stop Kontak


a. Sakelar
 Sakelar dibuat dari plastik putih untuk sambungan instalasi alam satu
atau lebih, jurusan dapat dilihat dalam gambar.
 Tinggi sakelar pada umumnya 1,5 m dari lantai kecuali ada permintaan
dari pemilik yang menginginkan tinggi lain.
 Letak pasti dari sakelar harus disesuaikan keadaan dilapangan.

b. Stop kontak
 Stop kontak dibuat dari plastik putih untuk sambungan dalam untuk
system I phase, sedangkan terminal untuk petanahan.
 Tinggi stop kontak sesuai dengan gambar kerja atau berdasarkan
instruksi direksi dan pengawas lapangan.

2.6. Peralatan Intalasi


a. Peralatan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk
melengkapi instalasi tersebut, supaya kelihatan baik dan memenuhi
persyaratan.
b. Seluruh klem-klem kabel harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan
membuat sendiri.
c. Semua kabel yang terlihat maka (expose) harus diberi penahan dengan
klem sehingga kabel tersebut kelihatan lurus dan baik.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

d. Doos/junction box yang digunakan harus cukup besarnya dan minimum


10 cm tersebut dari jenis logam, setelah terpasang, doos-doos ini harus
ditutup dengan baik, dengan penutup yang khusus untuk itu.
e. Semua sambungan kabel harus dipilih kawatnya dengan baik, sehingga
tidak menimbulkan beda tegangan satu sama lain, kemudian diisolasi
dengan isolasi PVC dan terakhir diberi penutup atau dop. Dop ini
diisyaratkan buatan 3 m.

2.7. Lampu
Lampu yang digunakan sesuai dengan gambar kerja dan apabila terjadi
perubahan jenis lampu harus berdasarkan persetujuan direksi dan atau
pengawas lapangan.
Adapun pada pekerjaan ini digunakan lampu LED 23 Watt dengan merk
Phillips berwarna putih.

2.8. Petunjuk Pemeliharaan


a. Kontraktor wajib melengkapi buku/brosur petunjuk
pemeliharaan/perbaikan peralatan yang diadakan.
b. Peralatan yang harus diadakan petunjuk pemeliharaan tersebut :
 Komponen panel
 Cara penanaman kabel
 Lampu-lampu

2.9. Pengujian
a. Prosedur Pengujian
 Kontraktor bertanggung jawab atas pengadaan alat dan tenaga
untuk pengujian.
 Direksi Lapangan berhak memerintahkan kepada kontraktor setiap
saat melakukan pengujian bila Direksi Lapangan merasa bahwa
pekerjaan tersebut sudah dapat diuji.
 Pengujian sebagian pekerjaan yang sudah selesai dapat
merupakan bagian dari pengujian keseluruhan, sehingga laporan
test harus ditandatangani/disahkan oleh pihak pemilik dan Direksi
Lapangan.
b. Pengujian Tahanann Isolasi
 Pengujian tahanan isolasi instalasi listrik didasarkan atas peraturan
yang berlaku.
 Pengujian tahanan isolasi dilakukan dengan menggunakan megger
500 Volt putaran tangan.
 Pada saat pengujian semua titik lampu dan sakelar harus dalam
keadaan terbuka.
 Pengujian dilakukan setiap kali, untuk setiap jurusan (group).
 Hasil minimum yang diizinkan adalah 10 mega ohm.
c. Pengujian Tahanan Tanah
 Setelah diadakan penanaman pentahanan (groundrod) pungujian
tahanan tanah dapat dilaksanakan.
 Pengujian untuk ini dapat digunakan alat uji tahanan tanah
elektronik.
 Tahanan maximum yang diizinkan adalah 2 ohm.
d. Hasil pengujian yang tidak baik.
 Bila didapat hsil pengujian yang tidak baik, kontraktor harus
segera memperbaiki pekerjaan.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

 Direksi Lapangan berhak memerintahkan kepada kontraktor untuk


membongkar pekerjaannya bila ternyata hasil uji tidak baik karena
kecerobohan pekerjaan kontraktor.
 Setelah diadakan perbaikan dan dianggap memuaskan oleh Direksi
Lapangan, pengujian dapat diulangi atas tanggungan biaya
kontraktor.
 Bila pengujian mendapatkan hasil buruk sebanyak 3 (tiga) kali
setelah diperbaiki kontraktor wajib membongkar pekerjaannya.
 Pengujian dilakukan sampai mendapatkan hasil baik sesuai dengan
pasal-pasal di atas.

PASAL 2
PEKERJAAN INTERRIOR
Pekerjaan Furnitur
1. Persyaratan Umum
1.1 Batasan
Lingkup Kerja : Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, disiapkan untuk
membuat Meja Konter seperti yang dispesifikasikan dan tertera dalam gambar
desain.

2. Produk
2.1. Bahan / Material
Jenis : jenis bahan / material yang digunakan dalam pembuatan furniture adalah
sebagai berikut :
a. Bahan utama 1 : Multipleks, Kaca Cermin t = 5 mm, Parquet
b. Bahan finishing 1 : Lapisan High Presurre Laminate (HPL)
dengan Ketebalan 0,1 mm dan Parquet
c. Bahan pelengkap/Hardware.
d. Bahan/material lain seperti yang tercantum dalam gambar rancangan/desain,
seperti : Handle laci stainless steel dan lain-lain.

Persyaratan : Pemilihan jenis bahan / material dan sumbernya harus sesuai


dengan spesifikasi dan atas dasar persetujuan direksi lapangan dan konsultan
pengawas.

Pengajuan Alternatif : Apabila karena suatu hal, Pelaksana akan mengganti


jenis bahan/ material atau sumber yang telah dispesifikasikan, pengajuan
alternatif tersebut harus memenuhi persyaratan yang ada dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat Komitmen.

3. Syarat Pelaksanaan
3.1 Multipleks t 6 mm, t = 9 mm serta t = 12 mm
3.1.1 Persyaratan : Jenis multipleks veneer yang dipakai adalah multipleks
sesuai yang tercantum dalam gambar desain.
3.1.2 Multipleks padat/solid yang dipakai adalah sama/sejenis dipakai dalam
satu barang/item tersebut.
3.1.3 Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar desain adalah ukuran jadi artinya
ukuran sesudah diserut dan diproses atau diberi finishing.
3.1.4 Kedap air : Bahan harus melalui proses tertentu supaya mempunyai kedap
air yang cukup, terutama bila digunakan untuk jenis furniture.
3.1.5 Kualitas / Mutu Multipleks : Multipleks yang digunakan harus memiliki

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

kualitas / mutu yang sesuai standard yang ada dan sesuai dengan tujuan
penggunaannya.
3.1.6 Kelembaban Kayu : Persyaratan kelembaban kayu yang dipakai harus
memenuhi syarat NI-5 (PPKI tahun 1961). Untuk pekerjaan ini, kelembaban
kayu yang dijinkan, baik kayu padat maupun kayu lapis tidak boleh
melebihi 12% WMC. Khusus untuk kayu Kamper atau kayu Kapur tidak
diperkenankan melebihi 10% WMC.
3.1.7 Pola Serat Kayu : Harus diperhatikan pola serat kayu pada pekerjaan kayu
dekoratif, harus sesuai dengan desain dan pola yang tertera pada gambar
desain, serta sesuai dengan contoh warna pada Material color board.
Pengerjaan harus dilakukan sebaik-baiknya sehingga menghasilkan
permukaan dekoratif yang betul-betul rata, sejajar, halus dan
menghasilkan daerah-daerah pertemuan yang rapi.
3.1.8 Metode : Semua pekerjaan kayu di tempat pengerjaan harus sebaik
mungkin, dalam ruang yang kering, sirkulasi udara baik dan dijaga agar
tidak terkena cuaca / udara langsung. Pencegahan kerusakan oleh
benturan amat mutlak, baik sebelum maupun sesudah terpasang.

3.2 Alat Pengikat & Bahan Perekat – Meja


3.2.1 Alat Pengikat : Sediakan alat-alat pengikat kayu yang diperlukan
seperti angkur, paku, sekrup, baut dan jenis lain yang disetujui.
Penggunaan pengikat ini harus tampak rapi, tidak menimbulkan
keretakan dan harus menunjang konstruksi furniture agar kuat dan kokoh.
Bila perlu kayu harus dibor agar permukaannya tidak retak.
3.2.2 Metode : Pembuatan, persiapan dan pemasangan alat-alat pengikat yang
terbuat dari logam / “iron mongery” pada kayu harus dikerjakan dengan
mesin kayu sehingga tercapai kerapian dan ketepatan yang setinggi-
tingginya.
3.2.3 Bahan Perekat : Perekat yang digunakan harus disetujui dan tidak
berpengaruh bagi kesehatan. Penggunaan perekat ini harus menunjang
konstruksi furniture agar kuat dan kokoh, permukaan kayu harus tampak
rapi dan tidak meninggalkan noda (terutama bila dispesifikasikan bahwa
permukaan kayu diberi “clear / transparent finish”).

3.3 Bahan Finishing


3.3.1 Persyaratan : Finishing Clear yang dipakai adalah warna yang sesuai
dengan skema warna dan material yang dikeluarkan oleh Perencana
dengan syarat intensitas warna sama antara masing-masing bagian
bidang permukaan kayu/multipleks . Contoh warna dasar wood stain,
harus diajukan terlebih dulu oleh kontraktor, untuk disetujui
Konsultan Pengawas dan Direksi Lapangan.
3.3.2 Lapisan akhir : seluruh kayu/multipleks bagian top harus diberi lapisan
akhir dengan menggunakan lapisan High Pressure Laminate (HPL) dan
Parquet pada lantai panggung.
3.3.3 Semua bagian kayu yang terlihat (exposed) harus dirapihkan dan
dihaluskan, termasuk semua permukaan yang terlihat bila pintu dan laci
dibuka dan ditutup.

3.5 Penyesuaian dan Pembersihan


3.5.1 Penyesuaian : Sebelum dan setelah pengiriman ke site, perlu dilakukan
penyesuaian /penyetelan untuk menguatkan konstruksi interior yang sudah
dibuat.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

3.5.2 Pembersihan : Setelah penyetelan selesai dilakukan dan sebelum


penyerahan barang, Pelaksana harus membersihkan seluruh noda, bekas
goresan maupun kotoran bekas tangan pekerja. Penyerahan barang harus
dalam kondisi yang baik dan sempurna.

4. Syarat Pemeliharaan
4.1 Perbaikan : Pelaksana diwajibkan memperbaiki interior yang rusak, cacat atau
ternoda.
4.2 Pengamanan : harus diberi perlindungan agar tidak rusak, karena pekerjaan
lain yang mungkin dapat menyebabkan rusaknya interior.
4.3 Pelaksana bertanggung jawab untuk menyimpan dan memelihara seluruh
interior, sebelum dilakukan penyerahan resmi kepada pihak Pemberi Tugas.
4.4 Finishing ulang : adanya perbedaan suhu di bengkel dan di proyek /
site akan mempengaruhi kadar kelembaban dan finishing dari furniture. Apabila
setelah ditempatkan di site diperlukan finishing kembali, maka biaya yang timbul
ditanggung oleh Pelaksana.

PASAL 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU BELAH

a. Lingkup Pekerjaan
Semua pasangan batu (stones mansory) menurut spesifikasi ini dan semua tujuan-
tujuan yang bersangkutan dan untuk hal yang mungkin diperintahkan oleh Direksi,
harus terdiri dari bahan-bahan yang diperincikan (specified) di sini dan harus dicampur
teratur, dibentuk dan ditempatkan sesuai dengan syarat-syarat disini. Syarat-syarat
dan ketentuan di sini selanjutnya harus diterapkan pada semua pekerjaan batu, kecuali
jika yang demikian itu secara khusus oleh Direksi untuk bagian-bagian pekerjaan
tertentu. Semua semen untuk spesi / mortar / adukan untuk pekerjaan batu harus
disesuaikan dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan seperti tercatat dalam sub
bab 2.1 dari spesifikasi ini.
1. Pasir
Pasir untuk spesi / mortar / adukan yang digunakan pada pasangan batu
yang diperlukan menurut spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai
dengan syarat dan sepenuhnya sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-
ketentuan seperti tercantum dalam sub bab 2.2.3 dari spesifikasi ini.

2. Air
Air yang digunakan dalam menyiapkan spesi / mortar / adukan harus sesuai dengan
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan seperti tercantum dalam sub bab 1.2.4 dari
spesifikasi ini.

3. Susunan Spesi/Adukan
Adukan untuk semua pasangan batu kecuali ada keputusan lain dari spesifikasi di
sini atau atas petunjuk Direksi terdiri dari satu bagian semen portland dan empat
bagian pasir (1pc : 4ps) dan air secukupnya dan untuk membuat kekentalan yang
cocok untuk penggunaan yang dimaksudkan.

4. Mengaduk Adukan

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

Cara dan alat yang digunakan untuk mencampur adukan harus sedemikian agar
mudah ditentukan dan diawasi seteliti mungkin mengenai jumlah ramuan terpisah
yang tercampur adukan dan harus menurut persetujuan Direksi.
Jika mesin pengaduk (mixer) dipergunakan, maka waktu mencampurnya sesudah
semua ramuan berada dalam alat penyampur, kecuali untuk airnya dalam jumlah
penuh tidak boleh kurang dari dua menit. Adukan harus dicampur hanya dalam
jumlah yang sesuai. Palung dan ember-ember adukan harus dibersihkan dan dicuci
pada akhir tiap hari kerja.

5. Pemasangan
a. Semua batu yang digunakan dalam penembokan atau pasangan harus betul-
betul bersih sebelum dipasang dan disetujui oleh Direksi.
b. Batu-batu tidak boleh dipasang selama hujan yang cukup lebat atau cukup lama
untuk menghanyutkan adukan dari penembokan adukan yang sudah
dihamparkan dan cair / meleleh karena air hujan harus dibuang dan diganti
sebelum pekerjaan dilanjutkan. Pekerja-pekerja tidak diperkenankan berada di
atas penembokan atau pasangan batu sebelum ia selesai dipasang dan betul-
betul mengeras.
c. Semua batu yang digunakan dalam pasangan batu atau pasangan dengan
siaran spesi harus dibasahi dengan air antara tiga sampai empat jam sebelum
dipergunakan dengan cara yang terjamin agar masing-masing batu dibasahi
seluruhnya dan merata.

6. Perawatan (Curing)
a. Semua pasangan batu termasuk siaran harus dirawat (cured) dengan air atau
cara-cara lain yang dapat diterima menurut persetujuan Direksi.
b. Jika curing dilaksankan dengan air, pasangan-pasangan batu harus dijaga agar
tetap basah, paling tidak 7 hari jika tidak ada ketentuan lain, dengan
menutupnya dengan bahan-bahan yang direndam air, atau dengan pipa-pipa
alat penyiram, pipa porous, menggenangi atau cara lain yang disetujui yang
menyebabkan permukaan yang dirawat selalu basah.

7. Perbaikan Pasangan
Jika sesudah penyelesaian semua tembok pasangan batu, pasangan berada di luar
garis ketentuan atau tidak datar, atau tidak sesuai dengan garis-garis dan tingkatan
yang ditujukan pada gambar, pasangan harus dibuang dan diganti atas biaya
Kontraktor kecuali jika Direksi mengijinkan mengganti bagian yang rusak.

8. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pasangan batu untuk pembayaran akan dilaksanakan hanya menurut
garis-garis yang ditujukan pada gambar atau ditentukan oleh Direksi secara tertulis.
Volume dari segala opening pipa-pipa dan recesses akan dikurangkan dari
penembokan. Harga satuan yang ditawarkan akan mencakup, tetapi tidak terbatas
pada biaya air, semen, pasir, campuran kapur, hydrate, pengangkutan, penyiapan
untuk pasangan, perawatan, perlindungan, penyelesaian dan pembetulan
permukaan atau semua pekerjaan lainnya.
Prosedur-prosedur dan keperluan lainnya yang perlu untuk peyelesaian
penembokan atau pasangan batu sesuai dengan spesifikasi ini.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

PASAL 4
PEKERJAAN TERALIS PAGAR
1. Syarat-syarat Bahan
Semua material yang akan digunakan harus memenuhi standar SNI, terutama pada
kekuatan dan ketahanan terhadap karat. Bahan Teralis menggunakan Besi Hollow
Galvanis dengan ukuran 1x1 inch dan ukuran ¾ x ¾ inch dengan ukuran tebal minimal
1.2 mm

2. Teknis Pelaksanaan
 Teralis harus difabrikasi di bengkel, baik yang berada di dalam site maupun diluar,
yang memiliki perangkat peralatan yang lengkap.
 Teralis harus difabrikasi sesuai dimensi dan detail yang ditunjukan dalam gambar
shop dan di rakit dengan menggunakan sambungan las. Semua terlihat harus rata
serta siap di cat.
 Sebelum dapat difabrikasi, contok teralis harus disiapkan dan didatangkan ke
lapangan, untu disetujui oleh Direksi/ Konsultan Pengawas untuk melakukan tugas
pemeriksaan guna mengetahui perkembangan pekerjaan tersebut di bengkel.

PASAL 5
PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR
a. Pada umumnya pembersihan akhir ini dilakukan oleh kontraktor pelaksana untuk
membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa-sisa material atau sampah-sampah yang masih
ada dilingkungan lokasi pekerjaan agar dibuang keluar area pekerjaan tersebut.
b. Pembersihan akhir ini wajib dilakukan kontraktor agar menghasilkan pekerjaan yang
secara persentasi 100 telah selsai untuk diserahterimakan tahap pertama atau Provisional
Hand Over (PHO).
c. Apabila kontraktor pelaksana tidak melakukan pembersihan secara keseluruhan atas sisa-
sisa dan sampah-sampah yang ada tersebut maka konsultan pengawas dapat
memberikan teguran terlebih dahulu melalu koordiasi dengan pelaksana dilapangan serta
apabila teguran tersebut tetap tidak dilaksanakan maka konsultan pengawas dapat
membuat surat teguran yang ditembuskan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom)
pekerjaan tersebut.
.
PASAL 6
PEKERJAAN LAIN-LAINNYA
Apabila terdapat pekerjaan-pekerjaan yang belum tercantum dalam spesifikasi teknik untuk
pekerjaan ini maka dapat mengikuti dokumen lainnya sesuai dengan kontrak yang berlaku
dan/atau sesuai persetujuan direksi yang ada.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

II. SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI

Untuk melaksanakan tugas ini, maka penyedia harus menyediakan peralatan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
1. Dump Truck Kapasitas 3 M3 1 Unit;
2. Tanki Air Kapasitas 1000 Liter sebanyak 1 Unit
3. Concrete Mixer/ Molen Kapasitas 0,3 M3 sebanyak 1 Unit;
4. Generator Set Kapasitas 5 KVA 1 Unit;

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

III. SPESIFIKASI METODE KONSTRUKSI/PELAKSANAAN

1. 1. Penjelasan Umum
1.1. Umum
Metode pelaksanaan konstruksi pada pekerjaan ini dilakukan dengan beberapa
metode untuk proses pelaksanaanya yaitu kontraktor pelaksana dapat melakukan
langkah-langkah pelaksanaan yang telah disetujui oleh konsultan pengawas serta
direksi lapangan yang ada dilokasi tersebut. Langkah-langkah dalam pelaksanaan
pekerjaan tersebut menggunakan beberapa model sistem pelaksanaan yaitu dapat
berupa start to start serta start to finish.
Contoh metode start to start yang akan kami lakukan yaitu salah satunya pada
pekerjaan Pagar, Landscape, Seluncuran serta Buras Dak Lantai dan lain-lain. Metode
start to start yang dimaksud yaitu seperti selama melakukan pekerjaan pagar maka
dapat pula mengerjakan pekerjaan landscape, pekerjaan seluncuran serta buras dak
lantai, dimana dalam hal ini tidak menunggu satu item pekerjaan diselesaikan seratus
persen karena masing-masing pekerjaan dapat berjalan dengan bersamaan.
Contoh salah satu metode start to finish yang akan dapat dikerjakan yaitu pada
pekerjaan seluncuran seperti dengan memulai pekerjaan pondasi terlebih dahulu
dilanjutkan degan sloof, kolom serta seluncuran plat beton serta atap fiber
selucunran tersebutsampai dengan pekerjaan dinyatakan 100 persen oleh konsultan
pengawasn dan direksi lapangan.

1.2.Lingkup Pekerjaan.
Penyelesaian pekerjaan yang meliputi : tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja
yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi
dan memelihara bahan-bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan-pekerjaan dapat selesai
dengan sempurna.

1.3.Sarana Kerja.
a. Kami akan memasukan jadwal kerja juga memasukan identifikasi dari tempat
kerja, nama, jabatan, dan keahlian masing-masing anggota pelaksana pekerjaan,
serta inventarisasi peralatan yang digunakan melaksanakan pekerjaan ini.
b. Kami akan menyediakan tempat penyimpanan bahan-bahan/material di lokasi
yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat
mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga
kelancaran dan memudahkan kerja di lokasi dapat tercapai.

1.4.Gambar-Gambar Dokumen
a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau petentangan dalam gambar-gambar yang
ada (Arsitektur, Struktur dan Mekanikal dan Elektrikal) dalam buku uraian
pekerjaan ini, kami akan melaporkan hal tersebut kepada perencanaan/konsultan
pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di lokasi
setelah konsultan pengawas berunding terlebih dahulu dengan perencana.
Ketentuan tersebut di atas tidak akan dijadikan alasan oleh kami untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan.
b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan
selesai/terpasang.
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, kami akan memperhatikan dan
meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil,
ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum pekerjaan

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

dimulai. Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan
dijadikan pegangan kami akan merundingkan terlebih dahulu dengan konsultan.
d. Kami tidak akan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum
dalam gambar-gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan konsultan pengawas.
e. Kami akan menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan segala
gambar-gambar pelaksanaan, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan
dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disetujui di tempat pekerjaan.
Dokumen-dokumen ini dapat dilihat konsultan pengawas dan direksi setiap saat
sampai dengan serah terima kesatu. Serah terima kesatu dokumen-dokumen
tersebut akan didokumentasikan oleh pemberi tugas

1.5. Gambar-Gambar Pelaksanaan Dan Contoh-Contoh


a. Semua gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram,
ilustrasi jadwal, brosur, atau data yang disiapkan kontraktor atau subkontraktor,
supplier atau produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.
b. Disediakan contoh-contoh benda dari kontraktor untuk menunjukkan bahan,
pelengkapan, dan kualitas kerja.
c. Kami akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan
segera semua gambar-gambar pelaksanan dan contoh-contoh yang diisyaratkan
dalam dokumen kontrak atau oleh konsultan pengawas.
d. Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh akan diberi tanda-tanda
sebagaimana ditentukan Konsultan Pengawas. Kami akan melampirkan
keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika,
ada hal -hal demikian.
e. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-
contoh dianggap kami telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau
contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.
f. Kami akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta Konsultan Pengawas
dan menyerahkan kembali segala gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-
contoh sampai disetujui
g. Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan
contoh-contoh tidak membebaskan kami dari tanggung jawabnya atas perbedaan
tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan pengawas
h. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-
contoh yang akan dimintai persetujuan Konsultan Pengawas, tidak boleh
dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Konsultan Pengawas

1.6. Jaminan Kualitas


a. Kami menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua
bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru serta
Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas
dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan dokumen kontrak
b. Apabila diminta, kami sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal
tersebut pada butirbutir ini, sebelum mendapat persetujuan dari konsultan
pengawas, bahwa pekerjaan telah dikerjakan dengan sempurna, semua
pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab kami sepenuhnya.

1.7. Contoh-Contoh
a. Contoh-contoh material yang dikehedaki oleh pemberi Tugas atau wakilnya akan
segera disediakan atas biaya kami dan contoh-contoh tersebut sedemikian rupa,
sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan
dipakai dalam pekerjaan nanti.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau
wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan tidak sesuai dengan contoh, baik
kualitas maupun sifatnya
b. Kami akan menyerahkan barang-barang contoh (sampel) dari material yang akan
dipakai/dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Barang-barang contoh (sampel) tertentu dilampiri dengan tanda bukti sertifikat
pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang/material-material tersebut
d. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site (melalui
pemesanan) maka kami akanmenyerahkan : brosur, catalog, gambar kerja atau
shop drawing dan sampel yang dianggap perlu kepada Konsultan Perencana atau
Konsultan Pengawas.

1.8. Material, Tenaga Kerja dan Waktu Pelaksanaan Untuk Tiap Pekerjaan
a. Material
Seluruh material yang telah diperhitungkan berdasarkan Bill Of Quantity (BQ)
pada ini akan dikirim secara bertahap ke lokasi pekerjaan serta berdasarkan
kebutuhan pekerjaan yang akan dibangun. Hal ini mengingat bahwa lokasi
pekerjaan tersebut berada di kawasan dataran engku putri yang terletak tepat
pada pusat pemerintahan Kota Batam serta merupakan kawasan publik yang
sering digunakan oleh masyarakat sekitar untuk berkatifitas baik untuk
berolahraga maupun untuk berkumpul bersama keluarga sehingga kebersihan
dan kerapihan kawasan tersebut harus tetap kami jaga selaku kontraktor
pelaksana pada pekerjaan tersebut. Dengan maksud pengiriman kebutuhan
material secara bertahap itulah agar tidak terjadi penumpukan material yang ada
dilokasi sehingga kawasan publik tersebut tetap dapat digunakan oleh
masyarakat sera kerapihannya pun akan terjamin serta mengingat bahwa lokasi
tersebut tidak terlalu luas guna penyimpanan material tersebut.
b. Tenaga Kerja dan Waktu Pelaksanaan Untuk Tiap Pekerjaan
Tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan ini setelah diperhitungkan
membutuhkan jumlah tenaga kerja yang banyak mengingat masa kerja yang
diberikan dengan bobot kerja yang besar terhadap pelaksanaan pekerjaan
tersebut. Oleh karena itu, berdasarkan pertimbangan waktu yang diberikan
tersebut kami akan melakukan managament yang baik terhadap pengaturan
sistem kerja yang akan di bagi ke dalam beberapa group untuk setiap segmen
pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut akan selesai dalam waktu yang
ditentukan oleh owner dalam hal ini yaitu Dinas Perumahan Dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Bintan Semakin efektifnya terhadap pengaturan jumlah
tenaga kerja yang ada terhadap suatu pekerjaan maka durasi atau waktu untuk
setiap pekerjaan akan semakin baik pula hal ini mengingat bahwa tenaga kerja
yang tepat menguasai keahliannya serta dengan jumlah yang telah
diperhitungkan akan dapat menjalankan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Tenaga kerja yang akan didatangkan yaitu baik pekerja, tukang semi terampil,
sampai dengan tukang terampil serta kepala tukang dan mandor yang telah
berpengalaman serta didampingi oleh sarjana-sarjana yang handal dibidangnya
pada pekerjaan tesebut. Hal ini mengingat kualitas yang diutamakan berpadu
dengan efektifitas terhadap waktu pelaksanaan yang telah diberikan kepada
kontraktor pelaksana.

1.9. Koordinasi Pekerjaan.


a. Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian
yang terlibat didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

dalam proyek ini dikoordinir terlebih dahulu agar gangguan dan konflik satu
dengan yang lain dapat dihindarkan. Melokalisasi/merinci setiap pekerjaan
sampai dengan detail untuk menghindari gangguan dan konflik serta meminta
persetujuan dari konsultan perencana/pengawas.
b. Kami akan melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat-syarat
pelaksanaan, gambar-gambar dan instruksi tertulis dari konsultan pengawas.
c. Konsultan pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh kami
pada setiap waktu.
d. Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat – syarat pelaksanaan
(spesifikasi) atau instruksi tertulis dari konsultan pengawas akan diperbaiki atau
dibongkar. Semua biaya diperlukan untuk itu menjadi tanggung jawab kami.

1.10. Perlindungan Terhadap Orang, Harta Benda & Pekerjaan


a. Perlindungan terhadap milik umum : kami akan menjaga jalan umum, jalan kecil
dan jalan bersih dari alat - alat mesin, bahan - bahan bangunan dan sebagainya
serta memelihara kelancaran lalulintas, baik bagi kendaran maupun pejalan kaki
selama kontrak berlangsung.
b. Orang - orang yang tidak berkepentingan : Kami akan melarang siapapun yang
tidak berkepentingan memasuki tempat pekerjaan dan dengan tegas
memberikan perintah kepada ahli tehniknya yang bertugas dan para penjaga.
c. Perlindungan terhadap bangunan yang ada : Selama masa-masa pelaksanaan
kontrak, kami bertanggung jawab penuh atas segala kerusaan bangunan yang
ada, utilitas, jalan – jalan, saluran – saluran pembuangan dan sebagainya di
tempat pekerjaan, dan kerusakankerusakan sejenis yang disebabkan operasi –
operasi kontraktor, dalam arti kata luas. Itu semua akan diperbaiki oleh kami
hingga dapat diterima oleh pemberi tugas.
d. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan : Kami bertanggung jawab atas
penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap
penting selama pelaksanaan kontrak, siang dan malam.
e. Kesejahteraan keamanan dan pertolongan pertama : kami akan mengadakan dan
memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan pengamanan yang layak untuk
melindungi para pekerja dan tamu yang akan datang ke lokasi. Fasilitas dan
tindakan pengamanan seperti ini diisyarakatkan memuaskan pemberi tugas dan
juga memenuhi ketentuan-ketentuan undang-undang yang berlaku saat ini. Di
lokasi pekerja, kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk
pertolongan pertama yang mudah dicapai.
f. Gangguan pada tetangga : Segala pekerjaan yang menurut pemberi tugas
mungkin akan menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan,
akan dilaksanakan pada waktu sebagaimana mestinya dan tidak ada tambahan
waktu pelaksanaan akibat gangguan tersebut.

1.11. Unsur Yang Terlibat Dalam Proyek


Pada pekerjaan pembangunan ini unsur-unsur yang terlibat adalah :
1. Pemilik/Owner
2. Konsultan Perencana
3. Konsultan Pengawas
4. Kontraktor Pelaksana

1.11.1. Pemilik/Owner
Pemberi tugas atau owner adalah orang/badan yang memiliki proyek
dan memberikan pekerjaan kepada penyedia jasa/ kontraktor dan
yang membayar biaya pekerjaan tersebut. Pemberi tugas atau owner

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

dapat berupa perseorangan, badan/lembaga/ instansi pemerintah


maupun swasta.

Kewajiban pemilik (Owner)


1. Menyiapkan satu Team Of Reffrence (TOR) yang akan dijadikan
pegangan oleh konsultan perencana baik pembuatan maupun untuk
membuat studi kelayakan.
2. Menyediakan dana dan lahan untuk peleksanaan proyek.
3. Membantu kontraktor dalam hal pengurusan ijin maupun syarat-
syarat yang harus dipenuhi kepada instansi terkait.
4. Melakukan pembayaran kepada rekanan sesuai dengan
kontrak/perjanjian yang telah ditentukan maupun pekerjaan tambah
yang telah disetujui secara tertulis oleh pimpinan proyek yang
timbul selama pelaksanaan proyek.
5. Memberikan instruksi/keputusan yang berkaitan dengan perubahan
pekerjaan.
6. Memberikan informasi tentang peraturan-peraturan daerah
setempat yang ada kaitannya dengan proyek demi kelancaran
pelaksanaan pembangunan.

Hak-Hak Pemilik atau Owner


1. Menentukan sistem yang akan ditentukan.
2. Menerima jaminan pelaksanaan dalam waktu yang telah ditentukan.
3. Menutup dan membatalkan kontrak.
4. Menuntut pekerjaan sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak.
5. Mengambil alih pekerjaan konsultan maupun kontraktor dan
mempekerjakan pihak lain jika konsultan dan kontraktor melalaikan
tugas.
6. Mengadakan perubahan-perubahan terhadap pekerjaan yang
sedang dikerjakan oleh kontraktor dan akan menanggung segala
biaya akibat perubahan tersebut.
1.11.2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan
bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil, maupun bidang
lain yang melekat erat dan membentuk sebuah sistem bangunan.
Konsultan perencana dapat berupa perseorangan/perseorangan
berbadan hukum/badan hukum yang bergerak dalam bidang
perencanaan pekerjaan bangunan.
Kewajiban Konsultan Perencana
1. Perencana dalam membuat rancangan pendahuluannya wajib
mematuhi, mengikuti, dan menyesuaikan produknya dengan
keinginan pemilik atau Owner.
2. Perencana dalam periode tertentu wajib melakukan konsultasi
dengan pemilik, agar terarah dan tidak menyimpang.
3. Perencana wajib memberikan penjelasan pada pemilik atau owner
mengenai bentuk umum dari rancangannya beserta pemakaian
barangnya.
4. Melengkapi data yang diperlukan selain yang tertera pada TOR,
perencana juga wajib mengumpulkan data dan informasi dari
berbagai sumbar terutama mengenai keadaan lapangan agar tidak
terjadi kekeliruan dalam hasil perencanaan.
5. Membuat Bill Of Quantity.
6. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

2.11.3. Konsultan Pengawas


Pengawasan pada suatu proyek terhadap pengendalian mutu dan
waktu dapat dilakukan oleh perorangan/badan yang sudah biasa
melakukan pekerjaan pengawasan terhadap jalannya pelaksanaan
proyek.

Tugas Konsultan Pengawas


1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan yang
dilaksanakan kontraktor dari segi kualitas, kuantitas serta laju
pertambahan volume.
2. Mengawasi pekerja serta mengawasi ketepatan waktu dan biaya
pekerjaan konstruksi.
3. Mengumpulkan semua permasalahan yang timbul dalam bidang
konstruksi, melaporkannya kepada pimpinan proyek, kemudian
mencatat semua perubahan yang telah disetujui pimpinan proyek.
4. Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran
angsuran, selesainya masa pemeliharaan pekerjaan dan serah
terima terakhir proyek.
5. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, memeriksa
laporan harian, mingguan, bulanan dari pelaksanaan pembangunan.
6. Menyusun daftar kekurangan-kekurangan dan cacat yang perlu
diperbaiki/disempurnakan selama masa pemeliharaan.

Hak-Hak Konsultan Pengawas


1. Bertindak atas nama pemilik/pimpinan proyek di lapangan sesuai
dengan ketentuan.
2. Berhak untuk menolak hasil pekerjaan kontraktor yang tidak
memenuhi persyaratan sebagaimana tertera dalam RKS yang
terdapat pada dokukmen kontrak antara kontraktor dengan
pimpinan proyek.
3. Mengadakan pemeriksaan khusus atau pengujian baik di lapangan
maupun dilaboratorium.
4. Melakukan pemeriksaan bahan, metode kerja atau hasil pekerjaan
setiap saat.
5. Mengusulkan kepada pimpinan proyek akan perubahan pelaksanaan
yang tidak sesuai dengan gambar akibat keadaan lapangan yang
tidak sesuai dengan rencana.

2.11.4. Kontraktor Pelaksana


Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang
telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan dan
syarat-syarat yang ditetapkan. Kontraktor dapat berupa perusahaan
perseorangan yang berbadan hukum atau sebuah badan hukum yang
bergerak dalam bidang pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Didalam suatu perusahaan kontraktor dengan memiliki organisasi yang
baik dapat membantu manejemen dalam suatu usaha untuk mencapai
tujuan/sasaran yaitu :
a. Proyek dapat diselesai tepat pada waktunya
b. Dapat dipenuhinya syarat kualitas bahan yang cocok dengan
spesifikasi pada RKS.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

c. Dengan pengeluaran biaya yang tepat sesuai dengan rencana yang


telah ditetapkan secara efektif dan efisien sehingga memberi
keuntungan kepada perusahaan.

Kewajiban Kontraktor
1. Segera memulai pekerjaan begitu Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
diterbitkan.
2. Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, kontraktor wajib
mempelajari dengan seksama gambar kerja dan spesifikasi teknis
serta berita acara penjelasan pekerjaan.
3. Mengawasi dan mengarahkan para karyawan dan bawahannya
dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugasnya masing-
masing.
4. Membayar upah para karyawan/buruh, supplier tepat waktu, agar
kegiatan pekerjaan tidak terganggu.
5. Menyelesaikan semua perijinan yang diperlukan dalam pelaksanaan
seperti IMB (Ijin Membuat Bangunan), IPA (Ijin Pengambilan Air),
dan masalah perijinan lainnya.
6. Membayar asuransi seluruh tenaga kerja sesuai dengan peraturan
dari Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK).
7. Melaporkan secara tertulis setiap kali terdapat selisih atau
perbedaan antara gambar kerja dengan spesifikasi teknis, serta
tidak dibenarkan untuk memperbaiki sendiri pekerjaan tersebut
diatas tanpa persetujuan tertulis dari konsultan perencana.
8. Kontraktor diwajibkan terus berhubungan dengan konsultan
perencana pada setiap pelaksanaan pekerjaan baik yang akan di
mulai, ataupun yang sedang dilaksanakan.
9. Memberitahu kepada konsultan pengawas mengenai bagian-bagian
yang akan di mulai, terlebih dahulu akan di lakukan pengontrolan
terhadap ketentuan ukuran-ukuranya untuk diberikan putusan
pembetulannya. Selama berlangsungnya pembangunan fisik proyek,
kebersihan halaman dan lingkungan terutama jalan-jalan di sekitar
lokasi proyek, kantor, gudang, podium kerja, dan bagian-bagian
dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih tertib, serta
terbebas dari bahan-bahan bekas, tumpukan tanah, dan
sebagainya. Khusus mengenai kebersihan lingkungan terutama
jalan-jalan di sekitar proyek yang harus dibersihkan adalah kotoran
yang diakibatkan oleh keluar masuknya kendaraan proyek.
10. Menunjuk tenaga staf teknik sebagai Site Manager dan Site
Enggenering yang selalu berada di lapangan selama pekerjaan
berlangsung.
11. Membuat dan menyerahkan rencana kerja dalam bentuk Barchart
atau Network Planning yang lengkap untuk mendapatkan
persetujuan dari konsultan pengawas.
12. Memperbaiki kembali setiap pekerjaan yang tidak di terima oleh
konsultan pengawas karena tidak sesuai dengan RKS.
13. Harus menyerahkan data-data pengujian mutu bahan yang dipakai.
14. Memberikan contoh terlebih dahulu dari bahan-bahan yang akan
dipakai kepada pihak konsultan pengawas.
15. Membuat Shop Drawing dari gambar-gambar yang belum jelas agar
pada saat pelaksanaan tidak menemukan kesulitan yang signifikan.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

Hak-Hak Kontraktor
1. Berhak untuk memperoleh pembayaran atas prestasi/pekerjaan
yang telah dikerjakannya sesuai dengan bunyi pasal-pasal pada
kontrak.
2. Berhak memperoleh keuntungan atas jasanya dalam pelaksanaan
seluruh kegiatan di proyek yang telah selesai dan diterima baik oleh
pengawas, yang besarnya sebagaimana tertera pada kontrak.
3. Berhak untuk melaksanakan pekerjaan dengan metode/cara sendiri
sejauh cara tersebut dapat diterima dan disetujui oleh pengawas,
dan tidak bertentangan dengan dokumen kontrak.
4. Berhak membeli/mendatangkan bahan bangunan dari sumber yang
dipilihnya sendiri, sejauh bahan tersebut sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah disetujui oleh pengawas.
5. Berhak memilih dan menentukan sendiri siapa/perusahaan mana
yang akan menjadi sub kontraktornya.

2. Pekerjaan Pendahuluan
2.1 Papan Nama Proyek
a. Papan Nama Proyek adalah suatu item yang berisi tentang
informasi pelaksanaan pekerjaan mengenai data pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan pada suatu pekerjaan baik fisik
maupun non fisik. Pelaksanaan yang dibutuhkan untuk
mengerjakan Papan Nama Proyek dengan jumlah tenaga kerja
yaitu sebanyak 2 pekerja dan 1 orang mandor.
b. Dimensi yang akan kami buat untuk pekerjaan Papan Nama
Proyek tersebut akan kami konsultasikan terlebih dahulu
kepada konsultan pengawas dan direksi lapangan dari Dinas
Pekerjaan Umum yang dituliskan secara administrasi pada
buku rapat atau kertas asistensi persetujuan untuk setiap item
pekerjaan yang dilengkapi dengan tanda tangan pelaksana
dari kontraktor pelaksana sebagai yang mengajukan serta
tanda tangan konsultan pengawas sebagai bukti persetuan
serta diketahui oleh direksi lapangan yang telah ditandatangi
juga pada format persetujuan untuk melaksanakan pekerjaan
atas item pekerjaan yang akan dibuat atau dikerjakan.
c. Papan Nama Proyek yang akan dibuat didalamnya tercantum :
1). Instansi Pekeraan
2). Nama Program Pekerjaan
3). Nama Pekerjaan
5). Nilai Kontrak
6). Tahun Anggaran
7). Masa Pelaksanaan
8). Kontraktor Pelaksana
9). Konsultan Pengawas
11). Logo K3

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

Papan Proyek yang akan kami buat untuk pelaksanaan pekerjaan


tersebut adalah sebagai berikut:

UTAMAKAN KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA

PROYEK INI TERSELENGGARA DARI DANA YANG


DIHIMPUN DARI PAJAK YANG ANDA BAYAR

Gabar 1. Contoh papan nama Proyek

2.2 Pembuatan Mobilisasi dan Demobilisasi


Mobilisasi
- Bahan diutamakan produk dalam negeri ( lokal ) yang
diperoleh / dipesan / dibeli dari toko material bangunan
setempat, diangkut dengan Dump Truck dan Truck yang
kami miliki / sewa dan ditempatkan langsung Lokasi
pekerjaan atau ditempat pelabuhan terdekat.
- Untuk bahan – bahan yang tidak ada di Sekitar Bintan, maka
kami datangkan dari Batam atau Jakarta atau daerah
sekitarnya dengan menggunakan alat angkut transportasi
laut yang kami sewa. Bahan – bahan bangunan yang telah
kami sediakan, kami tempatkan digudang atau barak
penyimpanan bahan yang letaknya berdekatan dengan
lokasi pekerjaan, agar dalam proses pemakain bahan dapat
dilaksanakan dengan segera.
- Sesuai dengan kebutuhan dan kegunaannya jenis bahan
tersebut didatangkan atau dilansir kelokasi pekerjaan
dengan jumlah atau volume sesuai dengan kegunaan dan
keadaan di lokasi pekerjaan.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

Demobilisasi
- Mobilisasi peralatan utama kami lakukan sebelum pekerjaan
dimulai, ditempatkan pada satu area yang telah disetujui
oleh direksi dan tidak menggangu aktifitas masyarakat
setempat.
- Sedangkan peralatan yang belum digunakan atau masih
menunggu pekerjaan utama lainnya selesai, ditempatkan
pada lokasi peralatan di lokasi asal alat tersebut.
- Memobilisasi peralatan sesuaikan dengan kebutuhan
pekerjaan yang akan dikerjakan atau laksanakan.

2.3 Pembuatan Barak Kerja


- Pembuatan barak kerja bertujuan untuk tempat tinggal staf
proyek dan untuk tenaga kerja proyek.
- Pelaksanaan pembuatan barak pekerja dengan luasan 12
m2 ini dibutuhkan dengan menggunakan 2 orang pekerja, 1
orang tukang, 1 orang kepala tukang dan 1 orang mandor.
- Kebutuhan bahan material harus dilaksanakan dengan
managemen atau pengelolaan yang baik sehingga dihasilkan
pekerjaan yang efektif dan sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan berdasarkan sepesifikasi teknik yang ada.
- Lokasi pembuatan gudang semen dan alat ini diatur
sedemikian rupa agar tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan konstruksi utama dari bangunan Kantor Sat Lantas
yang akan kita bangun.
- Adapun gambar barak kerja yang akan dibangun pada lokasi
pekerjaan tersebut dapat kita lihat bersama seperti pada
gambar di bawah ini:

Gambar : Denah Barak Kerja

Gambar : Tampak Depan Barak Kerja

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

2.4 Pembuatan Direksikeet


- Pembuatan direksikeet ini bertujuan sebagai kantor dilokasi
pekerjaan pembangunan, menjadu pusat komunikasi
kontraktor pelaksana, konsultan pengawas dan pihak lainnya
yang terlibat dalam pekerjaan.
- Pelaksanaan pembuatan direksiket dengan luasan 8 m2 ini
dibutuhkan dengan menggunakan 2 orang pekerja, 1 orang
tukang, 1 orang kepala tukang dan 1 orang mandor.
- Kebutuhan bahan material harus dilaksanakan dengan
managemen atau pengelolaan yang baik sehingga dihasilkan
pekerjaan yang efektif dan sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan berdasarkan sepesifikasi teknik yang ada.
- Lokasi pembuatan gudang semen dan alat ini diatur
sedemikian rupa agar tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan konstruksi utama dari bangunan Kantor Sat Lantas
yang akan kita bangun.

- Adapun gambar direksikeet yang akan dibangun pada lokasi


pekerjaan tersebut dapat kita lihat bersama seperti pada
gambar di bawah ini:

Gambar : Denah Direksikeet

Gambar : Tampak Depan Direksikeet

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

2.5 Pembuatan Ruang Klinik Dalam Upaya Pencegahan


Covid-19
- Pembuatan ruang klinik ini merupakan upaya dari
pencegahan penyebaran virus covid-19 di area
pembangunan Kantor Sat Lantas.
- Pelaksanaan pembuatan ruang kliknik dengan luasan 8 m2
ini dibutuhkan dengan menggunakan 2 orang pekerja, 1
orang tukang, 1 orang kepala tukang dan 1 orang mandor.
- Kebutuhan bahan material harus dilaksanakan dengan
managemen atau pengelolaan yang baik sehingga dihasilkan
pekerjaan yang efektif dan sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan berdasarkan sepesifikasi teknik yang ada.
- Lokasi pembuatan ruang klinik ini diatur sedemikian rupa
agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan konstruksi
utama dari bangunan Kantor Sat Lantas yang akan kita
bangun.

- Adapun gambar Ruang Klinik yang akan dibangun pada


lokasi pekerjaan tersebut dapat kita lihat bersama seperti
pada gambar di bawah ini:

Gambar : Denah Ruang Klinik

Gambar : Tampak Depan Ruang Klinik

2.6 Pembuatan Gudang Semen dan Peralatan


- Pembuatan gudang semen dan alat ini bertujuan agar semen
yang telah dibeli dapat terlindung dari kondisi hujan serta
menjaga kerapihan lapangan dan inventarisasi terhadap
penggunaan peralatan yang ada.
- Pelaksanaan pembuatan gudang semen dan alat dengan
luasan 8 m2 ini dibutuhkan dengan menggunakan 2 orang
pekerja, 1 orang tukang, 1 orang kepala tukang dan 1 orang
mandor.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

- Kebutuhan bahan material harus dilaksanakan dengan


managemen atau pengelolaan yang baik sehingga dihasilkan
pekerjaan yang efektif dan sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan berdasarkan sepesifikasi teknik yang ada.
- Lokasi pembuatan gudang semen dan alat ini diatur
sedemikian rupa agar tidak mengganggu pelaksanaan
pekerjaan konstruksi utama dari bangunan astaka yang akan
kita bangun.

- Adapun gambar gudang semen yang akan dibangun pada


lokasi pekerjaan tersebut dapat kita lihat bersama seperti
pada gambar di bawah ini:

Gambar : Denah Gudang Semen dan Alat

Gambar : Tampak Depan Gudang Semen dan Alat

2.7 Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bowplank


Langkah - langkah pekerjaan bowplank :
- Tentukan luas bangunan yang direncanakan dan ambil jarak
keluar dari pinggiran bangunan minimal 1 meter untuk
memasangkan patok tiang bowplank. Kelebihan 1 meter untuk
pemasangan bowplank ini dipakai untuk mempermudah
pergerakan tukang ketika pekerjaan galian fondasi nantinya
- Pasangkan kayu patok/tiang patok yang sudah diruncingkan
pada setiap sudut bangunan. Jika luas bangunannya kecil
hanya perlu di pasangkan pada sudut - sudut bangunan namun
jikalau luas bangunannya cukup besar maka perlu dipasangkan
beberapa tiang patok yang sesuai dengan ukuran panjang
papan.
- Ukur ketinggian fondasi planning dengan memakai selang
waterpass. Caranya yaitu berikan tanda pada tiang patok
sesuai tinggi pondasi planning dan lalu dengan memakai selang
waterpass diukur seluruh ketinggian pada tiang patok, pastikan

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

elevasinya sudah sama tinggi alasannya yaitu tanda tersebut


akan dipakai untuk memasang papan
- Pakukan papan pada tiang patok mengelilingi bangunan. Papan
dipasangkan arah memanjang dan apabila panjang papan tidak
cukup untuk keliling bangunan maka disambungkan dengan
papan lain dengan cara diberikan tiang patok komplemen lalu
pakukan sambungan papan pada tiang patok tersebut dan
pastikan ukuran papan sama tinggi dan lebar alasannya yaitu
elevasi papan akan menjadi contoh untuk tinggi fondasi
bangunan.
- Pasang paku pada papan lalu pasangkan nylon atau benang
pada paku - paku tersebut untuk memilih siku bangunan.
Apabila bangunan sudah siku, barulah dipasangkan paku untuk
memilih lebar atas pondasi dan AS Pondasi.
- Pasangkan paku dan tarik benang membentuk Pondasi
planning kita. Benang tersebut akan menjadi tanda bagi tukang
untuk menggali fondasi dan menyusun kerikil pondasi.

2.8 Pekerjaan Pembersihan Lokasi


d. Pada umumnya tempat-tempat untuk dilaksanakannya
pembangunan yang akan dikerjakan harus dilakukan pembersihan
agar kualitas pekerjaan yang akan dihasilkan menjadi baik dan tidak
terganggu selama proses pelaksanan pekerjaan tersebut
e. Apabila pada lokasi pekerjaan terdapat semak belukan, rumput liat
atau pohon-pohon yang mengganggu rencana pembangunan maka
tanaman tersebut harus dipotong atau dibuang keluar lokasi
pekerjaan agar pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana
yang ada.
f. Batu atau lain material yang sejenisnya jika ada harus pula
dihilangkan, kecuali bila berada pada dasar galian yang
direncanakan, dan apabila batu tersebut pada daerah taman bila
dikehendaki dan sesuai persetujuan Direksi Pengawas tidak perlu
dilakukan penghilangan.
g. Semua daerah urugan harus dipadatkan baik urugan yang telah ada
maupun terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari
sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan
pelapukan dikemudian hari.

4 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi


a. Bila diperlukan sebelum dimulainya dan selama berlangsungnya
pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk memasang tanda–tanda
pengaman lalu lintas dengan ketentuan sebagai berikut : Semua
papan–papan dan tanda–tanda perhatian harus dibuat dari papan
Kayu Kelas III tebal minimum 3 mm dengan warna dasar kuning dan
Penunjuk Pengaman Lalu Lintas dengan warna hitam dengan ukuran
sesuai petunjuk direksi.Pada malam hari ditempat–tempat yang
berbahaya bagi yang lewat harus dipasang lampu merah yang cukup
jelas dan terang menurut petunjuk Direksi untuk menghindari
terjadinya kecelakaan.
b. Penempatan alat–alat dan bahan–bahan yang berada di tepi jalan
pada malam hari harus juga diberi seperti lampu merah atau tanda–
tanda yang sifatnya membantu keamanan jalannya lalu lintas.
c. Kontraktor harus menjaga jangan sampai lalulintas macet dan
Kontraktor harus menyediakan orang untuk mengatur lalu lintas

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

jalannya bila diperlukan Kontraktor harus menyediakan pesawat HT


untuk mempermudah sistem pengaturannya.
d. Penetapan alat–alat dan bahan–bahan diusahakan sedapat mungkin
tidak mengganggu lalu lintas. Bila karena terpaksa bahan–bahan
harus dituangkan di tepi jalan, dengan tidak mengganggu lalu lintas
selambat–lambatnya dalam waktu satu kali 24 jam sesudah
penurunan bahan–bahan harus sudah dipindah ketempat
penyimpanannya.
e. Setiap kecelakaan yang disebabkan karena kelalaian kontraktor
memberi pengaman seperti tersebut diatas, sepenuhnya adalah
tanggung jawab Kontraktor.
f. Kontraktor wajib untuk melindungi tenaga kerjanya dalam
program BPJS Ketenagakerjaan sektor jasa Konstruksi.
g. Kontraktor harus menjamin bahwa semua pekerjaan dan alat
pelindung diri (APD) yang dipakai sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan sehingga dapat menjamin keselamatan yang
ditentukan oleh direksi pekerjaan dan apabila kontraktor tidak
menerapkan penggunaan APD atau ada pekerja yang tidak
menggunakan APD di lingkungan pekerjaan maka pekerja tersebut
tidak diperkenankan ikut dalam pekerjaan sampai kelengkapan APD
sudah dikenakan ditubuh pekerja sebelum dimulainya pekerjaan.
Apabila dalam pelaksanaanya sudah diperingatkan oleh direksi
lapangan dan konsultan pengawas tetapi tetap menggunakan APD
tersebut maka direksi lapangan dan konsultan pengawas berhak
memberhentikan pelaksanaan pekerjaan serta membuat surat
teguran kepada kontraktor pelaksana yang ditembuskan kepada
Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) pekerjaan tersebut.
h. Tenaga kerja yang bekerja di lapangan harus mengikuti peraturan
keselamatan kerja dan pelaksanaan pekerjaan dan jam kerja.
i. Kontraktor dengan persetujuan direksi pekerjaan, harus
menciptakan system pengamanan terhadap peralatan-peralatan
yang digunakan pada lokasi pelaksanaan pekerjaan sedangkan biaya
atas keperluan tersebut ditanggung oleh kontraktor.
j. Kontraktor wajib menyediakan perlengkapan dan peralatan K3
antara lain alat-alat pelindung anggota badan, terdiri dari Pelindung
kepala, Pelindung tangan, Pelindung kaki dan lain sebagainya.
k. Kontraktor wajib menyediakan fasilitas sarana kesehatan antara lain
Peralatan K3 (Kotak P3k, Obat Luka, Perban,dan lain-lain)
l. Dalam upaya pencegahan Corona Virus Desease (Covid) 19 yang
sedang melanda dunia pada saat ini termasuk Indonesia, maka
kontraktor pelaksana wajib mengadakan alat dan bahan seperti
Tabung Gas Oksigen (Oksigen O2 Kapasitas 1 M3, Diameter Tabung
14 cm, Tinggi Tabung 65 cm) + Nasal Canula (Selang Oksigen Ke
Hidung) + Reguler O2 + Trolly Alat Pengukur Suhu Tubuh
(Thermoscan Dahi Thermometer Infrared/Infra Merah Non Contact,
Berat 400 Gr), Alat Pengukur Tekanan Darah (Automatic Digital
Tensimeter, Teknologi Intellisense), Pencuci Tangan (Sabun Cair Dan
Hand Sanitizer Kandungan Alkohol 60 - 70%), Tisu Basah
(Antibacterial dan Antiseptic), Masker (Memiliki Desain 3 Lapis Yang
Melindungi Dari Kelembaban), Vitamin Dan Obat-obatan serta
Banner Sosialisasi Pencegahan Virus Covid - 19 (Ukur 2.50 m x 1.80
m, Bahan Korchin 380 gr) guna mencegah penyebaran Covid 19
tersebut di lingkungan pekerjaan tersebut.
m. Kontraktor pelaksana wajib memiliki KSO (joint venture atau joint

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

operation) atau kerjasama operasional perlindungan kesehatan dan


pencegahan Covid 19 dengan Rumah sakit atau Puskesmas terdekat
dari lokasi pekerjaan.

3. PEKERJAAN DINDING PENAHAN TANAH

1. Pekerjaan Pondasi

1.1. Galian Tanah


a. Galian tanah pada lokasi yang ditentukan sesuai dengan yang tercantum dalam
Gambar. Pekerjaan ini sepenuhnya akan kami laksanakan dengan menggunakan
Tenaga Kerja yaitu : Pekerjan dan Mandor dengan menggunakan alat bantu yang
diperlukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, bentuk dan mutu pekerjaan harus
betul-betul tepat dan baik. Agar pekerjaan ini dapat kami selesaikan dengan baik
dan tepat waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan-urutan kerja
sebagai berikut :

b. Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan
dan peralatan yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini
berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan kami akan selalu
mengacu kepada Spesifikasi Teknik yang dipersyaratkan.

1.2. Urugan Tanah Kembali


a. Mengurug dan menimbun kembali bekas galian atau lainnya pada lokasi yang
ditentukan sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar. Pekerjaan ini
sepenuhnya akan kami laksanakan dengan menggunakan Tenaga Kerja yaitu :
Pekerjan dan Mandor dengan menggunakan alat bantu yang diperlukan. Dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, bentuk dan mutu pekerjaan harus betul-betul tepat
dan baik. Agar pekerjaan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat
waktu, kami akan melaksanakannya dengan urutan-urutan kerja sebagai
berikut :
b. Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan
dan peralatan yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini
berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan kami akan selalu
mengacu kepada Spesifikasi Teknik yang dipersyaratkan.
c. Melaksanakan pekerjaan penimbunan kembali pada lokasi yang telah ditentukan
dan dengan melakukan pemadatan dengan menggunakan alat yang telah
ditentukan.
d. Urugan tanah dihampar dan diratakan dengan tenaga manual hinggan
membentuk ukuran yang sudah ditentukan, sesuai mal yang dibikin disiram dan
dipadatkan dengan alat perata manual, Sistem pemadatan dilakukan perlapis
min per 10-20cm urugan.Timbunan dari bekas galian diambil dari stockpile
(timbunan tanah acak/random fil), dilaksanakan untuk timbunan mengisi ruang
antara bidang ’timbunan filter’ dan tanggul penutup, kantung lumpur dan, lain-
lain.

1.3. Pekerjaan Lantai Kerja


a. Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja
b. Untuk lantai kerja dibuat dengan ketebalan sesuai rencana.
c. Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau
B-0.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

d. Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan
pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana dan telah diratakan.
e. Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
f. Pasang patok dan leveling lantai kerja yang dibutuhkan sebagai pola untuk
menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan
jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
g. Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
h. Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam hingga ketinggian yang telah ditentukan dengan cara
melaksanakan tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

1.4. Tulangan Pondasi Beton K-250


Pemasangan Tulangan
- Pembersihan
a. Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam,
karatan dan lapisan yang dapat mengurangi daya ikat. Bila
pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali
dan dibersihkan.
- Pemasangan
a. Pemasangan tulangan harus dipasang mengikuti gambar kerja
untuk masing-masing balok sloof.
b. Tulangan yang dirakit berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh konsultan pengawas harus kuat sehingga tidak
terjadi perubahan jarak dan bentuk hasil rakitan tulangan
tersebut.

Dalam perakitan pembesian harus diperhatikan hal-hal sebagai


berikut:
a. Jarak besi utama terhadap bekisting dengan beton
decking
Jarak dan jumlah tulangan untuk masing-masing type
balok sloof yang ada.
b. Sambungan yang dijinkan dalam pemasangan
tulangan ini sesuai dengan SK-SNI 03-2847-2002 yaitu
40 D (D = diameter tulangan besi).
c. Tulangan sengkang harus dipasang sesuai dengan
gambar kerja yang ada berdasarkan posisinya
tumpuan dan lapangan untuk kontruksi tersebut.

1.5. Beton K-250


Bahan yang kami gunakan dalam pembuatan balok sloof dengan mutu beton K-250
ini akan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang telah kami jelaskan di atas pada
Struktur Beton pada Pejelasan Umum Pekerjaan Beton point b baik point b.1 semen
portland, b.2 agregat sampai dengan b.3 air
Sebelum pengecoran balok sloof beton K-250 ini juga, kami akan membuat beton uji
sebagai kontrol mutu dengan perbandingan campuran dan juga terhadap kekentalan
adukan yang telah disepakati bersama baik dari kami sebagai kontraktor pelaksana
juga terhadap konsultan pengawas dan direksi lapangan.
Untuk melaksanakan pengecoran balok sloof tersebut maka kami akan menyiapkan
vibrator dan slang thiller dengan panjang yang cukup yang bertujuan untuk
pemadatan coran beton sehingga mutu yang dihasilkan kuat serta tidak terdapat
rongga-rongga yang dapat mengurangi mutu beton tersebut.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

2. Pekerjaan Sloof

2.1. Bekisting Sloof


a. Bekisting sloof dipasang sesuai dengan bentuk persegi mengikuti gambar kerja
yang ada. Dalam pembuatan bekisting untuk masing-masing balok sloof
dilakukan berdasarkan jenis balok sloof yang tertera pada gambar kerja.
b. Dalam pemasangan bekisting ini kami akan memasang dengan cukup kuat, kaku
sehingga tidak terjadi perpindahan tempat atau perubahan posisi.
c. Pada permukaan bekisting harus rata dan halus, tidak boleh ada lekukan,
lubang-lubang atau lendutan.
d. Sistem pemasangan bekisting ini akan kami konsultasikan terlebih dahulu
kepada konsultan pengawas dan direksi lapangan sebelum dilakukan
pengecoran beton.
e. Bekisting yang akan kami buat merupakan bekisting yang kedap air, sehingga
dijamin tidak akan timbul adukan yang keluar pada sambungan atau cairan
keluar dari beton.
f. Bekisting yang kami buat dapat dilepas dengan mudah setelah beton mengeras,
sehingga tidak merusak beton yang dapat membuat cacat dan mempengaruhi
mutu yang ada.
g. Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran
beton, akan diperiksa oleh pengawas, kami tidak akan melakukan pengecoran
sebelum disetujui oleh konsultan pengawas. Untuk menghindari kelambatan
dalam mendapatkan persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam sebelum
pengecoran kontraktor harus memberitahukan pengawas bekisting sudah siap
diperiksa.
h. Pada proyek ini kami bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang
memadai untuk seluruh bekisting. Pengawas berhak melakukan penolakan bila
ada bekisting yang membahayakan atau yang tidak memadai dan kontraktor
harus segera membongkar bekisting itu dari pekerjaan serta menggantinya.
i. setelah melakukan pengecoran dan beton dianggap sudah keras maka bekisting
akan kami bongkar dengan tenaga statis, tanpa goncangan, getaran atau dapat
menyebabkan kerusakan pada beton.
j. Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah
ditentukan dan setelah beton mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul
berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja.

2.2. Pekerjaan Tulangan Sloof


- Pemasangan Tulangan
- Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam, karatan dan
lapisan yang dapat mengurangi daya ikat. Bila pengecoran beton ditunda, besi
beton harus diperiksa kembali dan dibersihkan.
- Pemasangan
a. Pemasangan tulangan harus dipasang mengikuti gambar kerja untuk
masing-masing balok sloof.
b. Tulangan yang dirakit berdasarkan gambar kerja yang telah disetujui
oleh konsultan pengawas harus kuat sehingga tidak terjadi perubahan
jarak dan bentuk hasil rakitan tulangan tersebut.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

Dalam perakitan pembesian harus diperhatikan hal-hal sebagai


berikut:
- Jarak besi utama terhadap bekisting dengan beton
decking
- Jarak dan jumlah tulangan untuk masing-masing type
balok sloof yang ada.
- Sambungan yang dijinkan dalam pemasangan tulangan
ini sesuai dengan SK-SNI 03-2847-2002 yaitu 40 D (D =
diameter tulangan besi).
- Tulangan sengkang harus dipasang sesuai dengan
gambar kerja yang ada berdasarkan posisinya tumpuan
dan lapangan untuk kontruksi tersebut.

2.3. Pekerjaan Beton Sloof K-250


a. Bahan yang kami gunakan dalam pembuatan balok sloof dengan mutu beton K-
250 ini akan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang telah kami jelaskan di
atas pada Struktur Beton pada Pejelasan Umum Pekerjaan Beton point b baik
point b.1 semen portland, b.2 agregat sampai dengan b.3 air
b. Sebelum pengecoran balok sloof beton K-250 ini juga, kami akan membuat
beton uji sebagai kontrol mutu dengan perbandingan campuran dan juga
terhadap kekentalan adukan yang telah disepakati bersama baik dari kami
sebagai kontraktor pelaksana juga terhadap konsultan pengawas dan direksi
lapangan.
c. Untuk melaksanakan pengecoran balok sloof tersebut maka kami akan
menyiapkan vibrator dan slang thiller dengan panjang yang cukup yang
bertujuan untuk pemadatan coran beton sehingga mutu yang dihasilkan kuat
serta tidak terdapat rongga-rongga yang dapat mengurangi mutu beton
tersebut.

3. Pekerjaan Kolom

3.1. Pekerjaan Bekisting Kolom


- Bekisting Kolom dipasang sesuai dengan bentuk persegi mengikuti gambar
kerja yang ada. Dalam pembuatan bekisting untuk masing-masing Kolom
dilakukan berdasarkan jenis Kolom yang tertera pada gambar kerja.
- Dalam pemasangan bekisting ini kami akan memasang dengan cukup kuat,
kaku sehingga tidak terjadi perpindahan tempat atau perubahan posisi.
- Pada permukaan bekisting harus rata dan halus, tidak boleh ada lekukan,
lubang-lubang atau lendutan.
- Sistem pemasangan bekisting ini akan kami konsultasikan terlebih dahulu
kepada konsultan pengawas dan direksi lapangan sebelum dilakukan
pengecoran beton.
- Bekisting yang akan kami buat merupakan bekisting yang kedap air, sehingga
dijamin tidak akan timbul adukan yang keluar pada sambungan atau cairan
keluar dari beton.
- Bekisting yang kami buat dapat dilepas dengan mudah setelah beton mengeras,
sehingga tidak merusak beton yang dapat membuat cacat dan
mempengaruhi mutu yang ada.
- Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran
beton, akan diperiksa oleh pengawas, kami tidak akan melakukan
pengecoran sebelum disetujui oleh konsultan pengawas. Untuk

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

menghindari kelambatan dalam mendapatkan persetujuan, sekurang-


kurangnya 24 jam sebelum pengecoran kontraktor harus memberitahukan
pengawas bekisting sudah siap diperiksa.
- Pada proyek ini kami bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang
memadai untuk seluruh bekisting. Pengawas berhak melakukan penolakan
bila ada bekisting yang membahayakan atau yang tidak memadai dan
kontraktor harus segera membongkar bekisting itu dari pekerjaan serta
menggantinya.
- setelah melakukan pengecoran dan beton dianggap sudah keras maka bekisting
akan kami bongkar dengan tenaga statis, tanpa goncangan, getaran atau
dapat menyebabkan kerusakan pada beton.
- Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah
ditentukan dan setelah beton mencapai kekuatan yang cukup untuk
memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja.

3.2. Pekerjaan Tulangan Kolom


- Pemasangan Tulangan
- Pembersihan
- Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam, karatan dan lapisan
yang dapat mengurangi daya ikat. Bila pengecoran beton ditunda, besi
beton harus diperiksa kembali dan dibersihkan.
- - Pemasangan
- a Pemasangan tulangan harus dipasang mengikuti gambar kerja untuk masing-
masing kolom.
- b Tulangan yang dirakit berdasarkan gambar kerja yang telah disetujui oleh
konsultan pengawas harus kuat sehingga tidak terjadi perubahan jarak dan
bentuk hasil rakitan tulangan tersebut.
- Dalam perakitan pembesian harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Jarak besi utama terhadap bekisting dengan beton decking
- Jarak dan jumlah tulangan untuk masing-masing type kolom yang ada.
- Sambungan yang dijinkan dalam pemasangan tulangan ini sesuai dengan SK-
SNI 03-2847-2002 yaitu 40 D (D = diameter tulangan besi).
- Tulangan sengkang harus dipasang sesuai dengan gambar kerja yang ada
berdasarkan posisinya tumpuan dan lapangan untuk kontruksi tersebut.

3.3. Pekerjaan Beton K-250


Bahan yang kami gunakan dalam pembuatan kolom dengan mutu beton K-
250 ini akan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang telah kami jelaskan di atas
pada Struktur Beton pada Pejelasan Umum Pekerjaan Beton baik semen portland,
agregat sampai dengan air
Sebelum pengecoran kolom beton K-250 ini juga, kami akan membuat beton
uji sebagai kontrol mutu dengan perbandingan campuran dan juga terhadap
kekentalan adukan yang telah disepakati bersama baik dari kami sebagai kontraktor
pelaksana juga terhadap konsultan pengawas dan direksi lapangan.
Untuk melaksanakan pengecoran kolom tersebut maka kami akan menyiapkan
vibrator dan slang thiller dengan panjang yang cukup yang bertujuan untuk
pemadatan coran beton sehingga mutu yang dihasilkan kuat serta tidak terdapat
rongga-rongga yang dapat mengurangi mutu beton tersebut.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

4. Pekerjaan Balok

4.1. Pekerjaan Bekisting Balok


a. Bekisting balok dipasang sesuai dengan bentuk persegi mengikuti gambar kerja
yang ada. Dalam pembuatan bekisting untuk masing-masing ring balok
dilakukan berdasarkan jenis ring balok yang tertera pada gambar kerja.
b. Dalam pemasangan bekisting ini kami akan memasang dengan cukup kuat, kaku
sehingga tidak terjadi perpindahan tempat atau perubahan posisi.
c. Pada permukaan bekisting harus rata dan halus, tidak boleh ada lekukan,
lubang-lubang atau lendutan.
d. Sistem pemasangan bekisting ini akan kami konsultasikan terlebih dahulu
kepada konsultan pengawas dan direksi lapangan sebelum dilakukan
pengecoran beton.

Bekisting yang akan kami buat merupakan bekisting yang kedap air, sehingga dijamin tidak
akan timbul adukan yang keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton. Bekisting
yang kami buat dapat dilepas dengan mudah setelah beton mengeras, sehingga tidak
merusak beton yang dapat membuat cacat dan mempengaruhi mutu yang ada. Bekisting
yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk pengecoran beton, akan diperiksa oleh
pengawas, kami tidak akan melakukan pengecoran sebelum disetujui oleh konsultan
pengawas. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan persetujuan, sekurang-
kurangnya 24 jam sebelum pengecoran kontraktor harus memberitahukan pengawas
bekisting sudah siap diperiksa. Pada proyek ini kami bertanggung jawab penuh atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Pengawas berhak melakukan
penolakan bila ada bekisting yang membahayakan atau yang tidak memadai dan kontraktor
harus segera membongkar bekisting itu dari pekerjaan serta menggantinya. Setelah
melakukan pengecoran dan beton dianggap sudah keras maka bekisting akan kami bongkar
dengan tenaga statis, tanpa goncangan, getaran atau dapat menyebabkan kerusakan pada
beton. Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah
ditentukan dan setelah beton mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri
dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja.

4.2. Tulangan Balok Beton K-250


Pemasangan Tulangan
Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam, karatan
dan lapisan yang dapat mengurangi daya ikat. Bila pengecoran beton
ditunda, besi beton harus diperiksa kembali dan dibersihkan.
Pemasangan
 Pemasangan tulangan harus dipasang mengikuti gambar kerja untuk
masing-masing Balok.
 Tulangan yang dirakit berdasarkan gambar kerja yang telah disetujui
oleh konsultan pengawas harus kuat sehingga tidak terjadi perubahan
jarak dan bentuk hasil rakitan tulangan tersebut.

Dalam perakitan pembesian harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:


- Jarak besi utama terhadap bekisting dengan beton decking
- Jarak dan jumlah tulangan untuk masing-masing type Balok yang ada.
- Sambungan yang dijinkan dalam pemasangan tulangan ini sesuai
dengan SK-SNI 03-2847-2002 yaitu 40 D (D = diameter tulangan
besi).

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

- Tulangan sengkang harus dipasang sesuai dengan gambar kerja yang


ada berdasarkan posisinya tumpuan dan lapangan untuk kontruksi
tersebut.

4.3. Beton K250


- Bahan yang kami gunakan dalam pembuatan kolom dengan mutu
beton K-250 ini akan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang telah
kami jelaskan di atas pada Struktur Beton pada Pejelasan Umum
Pekerjaan Beton baik semen portland, agregat sampai dengan air
- Sebelum pengecoran Balok beton K-250 ini juga, kami akan membuat
beton uji sebagai kontrol mutu dengan perbandingan campuran dan
juga terhadap kekentalan adukan yang telah disepakati bersama baik
dari kami sebagai kontraktor pelaksana juga terhadap konsultan
pengawas dan direksi lapangan.
- Untuk melaksanakan pengecoran balok tersebut maka kami akan
menyiapkan vibrator dan slang thiller dengan panjang yang cukup
yang bertujuan untuk pemadatan coran beton sehingga mutu yang
dihasilkan kuat serta tidak terdapat rongga-rongga yang dapat
mengurangi mutu beton tersebut.

5. Pekerjaan Ring Balok

5.1. Pekerjaan Bekisting Ring Balok


- Bekisting ring balok dipasang sesuai dengan bentuk persegi mengikuti
gambar kerja yang ada. Dalam pembuatan bekisting untuk masing-
masing ring balok dilakukan berdasarkan jenis ring balok yang tertera
pada gambar kerja.
- Dalam pemasangan bekisting ini kami akan memasang dengan cukup
kuat, kaku sehingga tidak terjadi perpindahan tempat atau perubahan
posisi.
- Pada permukaan bekisting harus rata dan halus, tidak boleh ada
lekukan, lubang-lubang atau lendutan.
- Sistem pemasangan bekisting ini akan kami konsultasikan terlebih
dahulu kepada konsultan pengawas dan direksi lapangan sebelum
dilakukan pengecoran beton.
- Bekisting yang akan kami buat merupakan bekisting yang kedap air,
sehingga dijamin tidak akan timbul adukan yang keluar pada
sambungan atau cairan keluar dari beton.
- Bekisting yang kami buat dapat dilepas dengan mudah setelah beton
mengeras, sehingga tidak merusak beton yang dapat membuat cacat
dan mempengaruhi mutu yang ada.
- Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk
pengecoran beton, akan diperiksa oleh pengawas, kami tidak akan
melakukan pengecoran sebelum disetujui oleh konsultan pengawas.
Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan persetujuan,
sekurang-kurangnya 24 jam sebelum pengecoran kontraktor harus
memberitahukan pengawas bekisting sudah siap diperiksa.
- Pada proyek ini kami bertanggung jawab penuh atas perencanaan
yang memadai untuk seluruh bekisting. Pengawas berhak melakukan
penolakan bila ada bekisting yang membahayakan atau yang tidak
memadai dan kontraktor harus segera membongkar bekisting itu dari
pekerjaan serta menggantinya.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

- setelah melakukan pengecoran dan beton dianggap sudah keras maka


bekisting akan kami bongkar dengan tenaga statis, tanpa goncangan,
getaran atau dapat menyebabkan kerusakan pada beton.
- Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis
yang telah ditentukan dan setelah beton mencapai kekuatan yang
cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan
yang bekerja.

5.2. Tulangan Balok Beton K-250


a. Pemasangan Tulangan
b. Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam, karatan
dan lapisan yang dapat mengurangi daya ikat. Bila pengecoran beton
ditunda, besi beton harus diperiksa kembali dan dibersihkan.
c. Pemasangan
e. Pemasangan tulangan harus dipasang mengikuti gambar kerja
untuk masing-masing kolom.
f. Tulangan yang dirakit berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh konsultan pengawas harus kuat sehingga tidak
terjadi perubahan jarak dan bentuk hasil rakitan tulangan
tersebut.
g. Dalam perakitan pembesian harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
h. Jarak besi utama terhadap bekisting dengan beton decking
i. Jarak dan jumlah tulangan untuk masing-masing type Balok yang
ada.
j. Sambungan yang dijinkan dalam pemasangan tulangan ini sesuai
dengan SK-SNI 03-2847-2002 yaitu 40 D (D = diameter tulangan
besi).
k. Tulangan sengkang harus dipasang sesuai dengan gambar kerja
yang ada berdasarkan posisinya tumpuan dan lapangan untuk
kontruksi tersebut.

5.3. Beton K250


a. Bahan yang kami gunakan dalam pembuatan kolom dengan
mutu beton K-250 ini akan mengacu pada ketentuan-ketentuan
yang telah kami jelaskan di atas pada Struktur Beton pada
Pejelasan Umum Pekerjaan Beton baik semen portland,
agregat sampai dengan air
b. Sebelum pengecoran ring balok beton K-250 ini juga, kami
akan membuat beton uji sebagai kontrol mutu dengan
perbandingan campuran dan juga terhadap kekentalan adukan
yang telah disepakati bersama baik dari kami sebagai
kontraktor pelaksana juga terhadap konsultan pengawas dan
direksi lapangan.
c. Untuk melaksanakan pengecoran kolom tersebut maka kami
akan menyiapkan vibrator dan slang thiller dengan panjang
yang cukup yang bertujuan untuk pemadatan coran beton
sehingga mutu yang dihasilkan kuat serta tidak terdapat
rongga-rongga yang dapat mengurangi mutu beton tersebut.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

6. Pekerjaan Pasangan Batu Belah


a. Pembuatan galian untuk pasangan batu sesuai dengan yang ditunjukkan oleh
gambar rencana. Pekerjaan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
alat berat untuk menggali seperti excavator.
b. Dasar galian dibuat rata dan diberi landasan dari adukan semen dengan pasir
setebal minimal 3 cm sebelum meletakkan batu pada lapisan yang pertama.
c. Batu dengan ukuran yang besar diletakkan pada lapisan dasar atau lapisan yang
pertama dan pada sudut sudut dari pasangan batu tersebut.
d. Batu dipasang dengan muka terpanjang secara mendatar dan untuk muka batu
yang tampak atau berada paling luar dipasang sejajar dengan muka dinding batu
yang terpasang.
e. Batu yang digunakan dibersihkan dan dibasahi sampai merata selama beberapa
saat agar air dapat meresap.
f. Setiap rongga atau celah antar batu diisi dengan bahan adukan dari semen dan
pasir sesuai dengan komposisi campuran yang ditentukan setebal 2-5 cm.
g. Pada setiap 2 meter dari panjang pasangan batu dibuat lubang sulingan. Kecuali
ditentukan lain oleh gambar atau direksi pekerjaan. Lubang sulingan dapat dibuat
dengan memasang pipa pvc yang berdiameter 50 mm.

Pada permukaan akhir, dibuat rata sesuai elevasi dalam gambar dengan
tambahan adukan beton setebal 2 cm. Sedangkan untuk plesteran
dinding dilakukan dengan membuat pola mata sapi dengan tebal 2
cm.

1. Penyedia akan mengerjakan beberapa macam material


timbunan di lokasi yang ditunjukkan oleh gambar atau
ditempat lain seperti arahan Direksi. Kualitas dari material
harus mendapatkan ijin dari Direksi dan tidak termasuk bahan
organik atau bahan lain yang tidak diijinkan.
2. Penyedia harus semaksimal mungkin menggunakan material
dari sumber galian sebagai bahan untuk timbunan sejauh
secara kualitas memenuhi syarat.
3. Untuk tebal timbunan berpedoman pada gambar kerja.
4. Tanah timbunan diratakan menggunakan alat motor grader
dan dipadatkan menggunakan alat vibro roller. Tidak diizinkan
adanya semak, akar, rumput atau material tidak memenuhi
syarat lain yang akan dipakai sebagai bahan timbunan

6. Pekerjaan Struktural
6.1 Pekerjaan Pondasi
a. Galian Tanah
- Galian pondasi ini dilakukkan berdasarkan ukuran masing-
masing type pondasi yang telah direncakan sesuai dengan
gambar kerja yang ada.
- Keseluruhan pekerjaan galian tersebut menggunakan jumlah
tenaga kerja yaitu sebanyak 2 pekerja dan 1 mandor.
- Untuk menghindari terjadi longsor kembali akibat dari tanah
bekas galian, maka kontraktor pelaksana diharuskan
meletakan tanah hasil galian tersebut jauh dari titik yang

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

digali. Sehingga keselamatan pekerja yang ada dalam lubang


gali dapat terjamin dengan baik.
- Untuk menghindari adanya air didasar galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi, kontraktor
pelaksana akan menyediakan pompa air atau pompa lumpur
atau alat bantu lainnya sehingga apabila terjadi genangan air
maka air tersebut dapat dibuang sehingga pekerjaan pondasi
dapat dengan cepat diselesaikan dan mutu yang dihasilkan
dari struktur pondasi tersebut terjamin dengan baik.
b. Pekerjaan Pasir Urug
- Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5
cm padat.
- Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu
dikontrol ketebalan dari pasir tersebut
- Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan
rata
- Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai
kerja pondasi
c. Pekerjaan Lantai Kerja
- Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan
sesuai rencana.
- Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC :
3Psr : 5Krl.
- Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah
terdapat urugan pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana
dan telah diratakan.
- Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah
atau kotoran.
- Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai
acuan untuk menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih
dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling
lantai kerja.
- Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau
ember.
- Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul
maupun sendok adukan/raskam sampai ketinggian yang telah
ditentukan dengan cara melakukan tarikan benang dari patok
level satu dengan yang lainnya.
d. Pekerjaan Beton K-250
- Bahan yang digunakan dalam pembuatan pondasi tapak
dengan mutu beton K-250 ini akan mengacu pada ketentuan-
ketentuan yang telah kami jelaskan di atas pada Struktur Beton
pada Pejelasan Umum Pekerjaan Beton point b baik point b.1
semen portland, b.2 agregat sampai dengan b.3 air
- Sebelum pengecoran pondasi tapak beton K-250 ini juga, harus
membuat beton uji sebagai kontrol mutu dengan perbandingan
campuran dan juga terhadap kekentalan adukan yang telah
disepakati bersama baik dari kami sebagai kontraktor
pelaksana juga terhadap konsultan pengawas dan direksi
lapangan.
- Untuk melaksanakan pengecoran pondasi tapak tersebut maka
kami akan menyiapkan vibrator dan slang thiller dengan
panjang yang cukup yang bertujuan untuk pemadatan coran

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

beton sehingga mutu yang dihasilkan kuat serta tidak terdapat


rongga-rongga yang dapat mengurangi mutu beton tersebut.
e. Pekerjaan Pembesian
Pemasangan Tulangan
- Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam,
karatan dan lapisan yang dapat mengurangi daya ikat. Bila
pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali
dan dibersihkan.
- Pemasangan
a Pemasangan tulangan harus dipasang mengikuti gambar kerja
untuk masing-masing pondasi tapak.
b Tulangan yang dirakit berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh konsultan pengawas harus kuat sehingga tidak
terjadi perubahan jarak dan bentuk hasil rakitan tulangan
tersebut.
Dalam perakitan pembesian harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
o Jarak besi utama terhadap bekisting dengan beton decking
o Jarak dan jumlah tulangan untuk masing-masing type pondasi
yang ada.
- Sambungan yang dijinkan dalam pemasangan tulangan ini
sesuai dengan SK-SNI 03-2847-2002 yaitu 40 D (D = diameter
tulangan besi).
- Tulangan sengkang harus dipasang sesuai dengan gambar
kerja yang ada berdasarkan posisinya tumpuan dan lapangan
untuk kontruksi tersebut.
f. Pekerjaan Bekisting
- Bekisting pondasi dipasang sesuai dengan bentuk persegi
mengikuti gambar kerja yang ada. Dalam pembuatan bekisting
untuk masing-masing pondasi dilakukan berdasarkan jenis
pondasi yang tertera pada gambar kerja.
- Dalam pemasangan bekisting ini kami akan memasang dengan
cukup kuat, kaku sehingga tidak terjadi perpindahan tempat
atau perubahan posisi.
- Pada permukaan bekisting harus rata dan halus, tidak boleh
ada lekukan, lubang-lubang atau lendutan.
- Sistem pemasangan bekisting ini akan kami konsultasikan
terlebih dahulu kepada konsultan pengawas dan direksi
lapangan sebelum dilakukan pengecoran beton.
- Bekisting yang akan kami buat merupakan bekisting yang
kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul adukan yang
keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton.
- Bekisting yang kami buat dapat dilepas dengan mudah setelah
beton mengeras, sehingga tidak merusak beton yang dapat
membuat cacat dan mempengaruhi mutu yang ada.
- Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk
pengecoran beton, akan diperiksa oleh pengawas, kami tidak
akan melakukan pengecoran sebelum disetujui oleh konsultan
pengawas. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam sebelum pengecoran
kontraktor harus memberitahukan pengawas bekisting sudah
siap diperiksa.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

- Pada proyek ini kami bertanggung jawab penuh atas


perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Pengawas
berhak melakukan penolakan bila ada bekisting yang
membahayakan atau yang tidak memadai dan kontraktor harus
segera membongkar bekisting itu dari pekerjaan serta
menggantinya.
- setelah melakukan pengecoran dan beton dianggap sudah
keras maka bekisting akan kami bongkar dengan tenaga statis,
tanpa goncangan, getaran atau dapat menyebabkan kerusakan
pada beton.
- Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah ditentukan dan setelah beton mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaan yang bekerja.
6.2 Pekerjaan Sloof 30/40
a. Pekerjaan Beton K-250
- Bahan yang digunakan dalam pembuatan pondasi tapak
dengan mutu beton K-250 ini akan mengacu pada ketentuan-
ketentuan yang telah kami jelaskan di atas pada Struktur Beton
pada Pejelasan Umum Pekerjaan Beton point b baik point b.1
semen portland, b.2 agregat sampai dengan b.3 air
- Sebelum pengecoran sloof beton K-250 ini juga, harus
membuat beton uji sebagai kontrol mutu dengan perbandingan
campuran dan juga terhadap kekentalan adukan yang telah
disepakati bersama baik dari kami sebagai kontraktor
pelaksana juga terhadap konsultan pengawas dan direksi
lapangan.
- Untuk melaksanakan pengecoran sloof tersebut maka kami
akan menyiapkan vibrator dan slang thiller dengan panjang
yang cukup yang bertujuan untuk pemadatan coran beton
sehingga mutu yang dihasilkan kuat serta tidak terdapat
rongga-rongga yang dapat mengurangi mutu beton tersebut.
b. Pekerjaan Pembesian
Pemasangan Tulangan
- Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam,
karatan dan lapisan yang dapat mengurangi daya ikat. Bila
pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali
dan dibersihkan.
- Pemasangan
a Pemasangan tulangan harus dipasang mengikuti gambar kerja
untuk masing-masing pondasi tapak.
b Tulangan yang dirakit berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh konsultan pengawas harus kuat sehingga tidak
terjadi perubahan jarak dan bentuk hasil rakitan tulangan
tersebut.
Dalam perakitan pembesian harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
o Jarak besi utama terhadap bekisting dengan beton decking
o Jarak dan jumlah tulangan untuk masing-masing type sloof
yang ada.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

- Sambungan yang dijinkan dalam pemasangan tulangan ini


sesuai dengan SK-SNI 03-2847-2002 yaitu 40 D (D = diameter
tulangan besi).
- Tulangan sengkang harus dipasang sesuai dengan gambar
kerja yang ada berdasarkan posisinya tumpuan dan lapangan
untuk kontruksi tersebut.
b. Pekerjaan Bekisting
- Bekisting sloof dipasang sesuai dengan bentuk persegi
mengikuti gambar kerja yang ada. Dalam pembuatan bekisting
untuk masing-masing pondasi dilakukan berdasarkan jenis sloof
yang tertera pada gambar kerja.
- Dalam pemasangan bekisting ini kami akan memasang dengan
cukup kuat, kaku sehingga tidak terjadi perpindahan tempat
atau perubahan posisi.
- Pada permukaan bekisting harus rata dan halus, tidak boleh
ada lekukan, lubang-lubang atau lendutan.
- Sistem pemasangan bekisting ini akan kami konsultasikan
terlebih dahulu kepada konsultan pengawas dan direksi
lapangan sebelum dilakukan pengecoran beton.
- Bekisting yang akan kami buat merupakan bekisting yang
kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul adukan yang
keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton.
- Bekisting yang kami buat dapat dilepas dengan mudah setelah
beton mengeras, sehingga tidak merusak beton yang dapat
membuat cacat dan mempengaruhi mutu yang ada.
- Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk
pengecoran beton, akan diperiksa oleh pengawas, kami tidak
akan melakukan pengecoran sebelum disetujui oleh konsultan
pengawas. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam sebelum pengecoran
kontraktor harus memberitahukan pengawas bekisting sudah
siap diperiksa.
- Pada proyek ini kami bertanggung jawab penuh atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Pengawas
berhak melakukan penolakan bila ada bekisting yang
membahayakan atau yang tidak memadai dan kontraktor harus
segera membongkar bekisting itu dari pekerjaan serta
menggantinya.
- setelah melakukan pengecoran dan beton dianggap sudah
keras maka bekisting akan kami bongkar dengan tenaga statis,
tanpa goncangan, getaran atau dapat menyebabkan kerusakan
pada beton.
- Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah ditentukan dan setelah beton mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaan yang bekerja.
6.3 Pekerjaan Kolom 30x40 dan 25x30
a. Pekerjaan Beton K-250
- Bahan yang digunakan dalam pembuatan kolom dengan mutu
beton K-250 ini akan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang
telah kami jelaskan di atas pada Struktur Beton pada Pejelasan
Umum Pekerjaan Beton point b baik point b.1 semen portland,
b.2 agregat sampai dengan b.3 air

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

- Sebelum pengecoran kolom beton K-250 ini juga, harus


membuat beton uji sebagai kontrol mutu dengan perbandingan
campuran dan juga terhadap kekentalan adukan yang telah
disepakati bersama baik dari kami sebagai kontraktor
pelaksana juga terhadap konsultan pengawas dan direksi
lapangan.
- Untuk melaksanakan pengecoran kolom tersebut maka kami
akan menyiapkan vibrator dan slang thiller dengan panjang
yang cukup yang bertujuan untuk pemadatan coran beton
sehingga mutu yang dihasilkan kuat serta tidak terdapat
rongga-rongga yang dapat mengurangi mutu beton tersebut.
b. Pekerjaan Pembesian
Pemasangan Tulangan
- Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam,
karatan dan lapisan yang dapat mengurangi daya ikat. Bila
pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali
dan dibersihkan.
- Pemasangan
a Pemasangan tulangan harus dipasang mengikuti gambar kerja
untuk masing-masing kolom.
b Tulangan yang dirakit berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh konsultan pengawas harus kuat sehingga tidak
terjadi perubahan jarak dan bentuk hasil rakitan tulangan
tersebut.
Dalam perakitan pembesian harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
o Jarak besi utama terhadap bekisting dengan beton decking
o Jarak dan jumlah tulangan untuk masing-masing type kolom
yang ada.
- Sambungan yang dijinkan dalam pemasangan tulangan ini
sesuai dengan SK-SNI 03-2847-2002 yaitu 40 D (D = diameter
tulangan besi).
- Tulangan sengkang harus dipasang sesuai dengan gambar
kerja yang ada berdasarkan posisinya tumpuan dan lapangan
untuk kontruksi tersebut.
b. Pekerjaan Bekisting
- Bekisting kolom dipasang sesuai dengan bentuk persegi
mengikuti gambar kerja yang ada. Dalam pembuatan bekisting
untuk masing-masing kolom dilakukan berdasarkan jenis kolom
yang tertera pada gambar kerja.
- Dalam pemasangan bekisting ini kami akan memasang dengan
cukup kuat, kaku sehingga tidak terjadi perpindahan tempat
atau perubahan posisi.
- Pada permukaan bekisting harus rata dan halus, tidak boleh
ada lekukan, lubang-lubang atau lendutan.
- Sistem pemasangan bekisting ini akan kami konsultasikan
terlebih dahulu kepada konsultan pengawas dan direksi
lapangan sebelum dilakukan pengecoran beton.
- Bekisting yang akan kami buat merupakan bekisting yang
kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul adukan yang
keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

- Bekisting yang kami buat dapat dilepas dengan mudah setelah


beton mengeras, sehingga tidak merusak beton yang dapat
membuat cacat dan mempengaruhi mutu yang ada.
- Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk
pengecoran beton, akan diperiksa oleh pengawas, kami tidak
akan melakukan pengecoran sebelum disetujui oleh konsultan
pengawas. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam sebelum pengecoran
kontraktor harus memberitahukan pengawas bekisting sudah
siap diperiksa.
- Pada proyek ini kami bertanggung jawab penuh atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Pengawas
berhak melakukan penolakan bila ada bekisting yang
membahayakan atau yang tidak memadai dan kontraktor harus
segera membongkar bekisting itu dari pekerjaan serta
menggantinya.
- setelah melakukan pengecoran dan beton dianggap sudah
keras maka bekisting akan kami bongkar dengan tenaga statis,
tanpa goncangan, getaran atau dapat menyebabkan kerusakan
pada beton.
- Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah ditentukan dan setelah beton mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaan yang bekerja.
6.5 Pekerjaan Ring Balok 25/30
a. Pekerjaan Beton K-250
- Bahan yang digunakan dalam pembuatan Balok dengan mutu
beton K-250 ini akan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang
telah kami jelaskan di atas pada Struktur Beton pada Pejelasan
Umum Pekerjaan Beton point b baik point b.1 semen portland,
b.2 agregat sampai dengan b.3 air
- Sebelum pengecoran balok beton K-250 ini juga, harus
membuat beton uji sebagai kontrol mutu dengan perbandingan
campuran dan juga terhadap kekentalan adukan yang telah
disepakati bersama baik dari kami sebagai kontraktor
pelaksana juga terhadap konsultan pengawas dan direksi
lapangan.
- Untuk melaksanakan pengecoran Balok tersebut maka kami
akan menyiapkan vibrator dan slang thiller dengan panjang
yang cukup yang bertujuan untuk pemadatan coran beton
sehingga mutu yang dihasilkan kuat serta tidak terdapat
rongga-rongga yang dapat mengurangi mutu beton tersebut.
b. Pekerjaan Pembesian
Pemasangan Tulangan
- Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam,
karatan dan lapisan yang dapat mengurangi daya ikat. Bila
pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali
dan dibersihkan.
- Pemasangan
a Pemasangan tulangan harus dipasang mengikuti gambar kerja
untuk masing-masing balok.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

b Tulangan yang dirakit berdasarkan gambar kerja yang telah


disetujui oleh konsultan pengawas harus kuat sehingga tidak
terjadi perubahan jarak dan bentuk hasil rakitan tulangan
tersebut.
Dalam perakitan pembesian harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
o Jarak besi utama terhadap bekisting dengan beton decking
o Jarak dan jumlah tulangan untuk masing-masing type balok
yang ada.
- Sambungan yang dijinkan dalam pemasangan tulangan ini
sesuai dengan SK-SNI 03-2847-2002 yaitu 40 D (D = diameter
tulangan besi).
- Tulangan sengkang harus dipasang sesuai dengan gambar
kerja yang ada berdasarkan posisinya tumpuan dan lapangan
untuk kontruksi tersebut.
b. Pekerjaan Bekisting
- Bekisting balok dipasang sesuai dengan bentuk persegi
mengikuti gambar kerja yang ada. Dalam pembuatan bekisting
untuk masing-masing balok dilakukan berdasarkan jenis balok
yang tertera pada gambar kerja.
- Dalam pemasangan bekisting ini kami akan memasang dengan
cukup kuat, kaku sehingga tidak terjadi perpindahan tempat
atau perubahan posisi.
- Pada permukaan bekisting harus rata dan halus, tidak boleh
ada lekukan, lubang-lubang atau lendutan.
- Sistem pemasangan bekisting ini akan kami konsultasikan
terlebih dahulu kepada konsultan pengawas dan direksi
lapangan sebelum dilakukan pengecoran beton.
- Bekisting yang akan kami buat merupakan bekisting yang
kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul adukan yang
keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton.
- Bekisting yang kami buat dapat dilepas dengan mudah setelah
beton mengeras, sehingga tidak merusak beton yang dapat
membuat cacat dan mempengaruhi mutu yang ada.
- Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk
pengecoran beton, akan diperiksa oleh pengawas, kami tidak
akan melakukan pengecoran sebelum disetujui oleh konsultan
pengawas. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam sebelum pengecoran
kontraktor harus memberitahukan pengawas bekisting sudah
siap diperiksa.
- Pada proyek ini kami bertanggung jawab penuh atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Pengawas
berhak melakukan penolakan bila ada bekisting yang
membahayakan atau yang tidak memadai dan kontraktor harus
segera membongkar bekisting itu dari pekerjaan serta
menggantinya.
- setelah melakukan pengecoran dan beton dianggap sudah
keras maka bekisting akan kami bongkar dengan tenaga statis,
tanpa goncangan, getaran atau dapat menyebabkan kerusakan
pada beton.
- Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah ditentukan dan setelah beton mencapai

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-


beban pelaksanaan yang bekerja.

4. PEKERJAAN LANDSCAPE
1. Pekerjaan Urugan Tanah Hitam tebal 8 cm
a. Persiapan material kerja, antara lain : meteran, cangkul, sekop,
keranjang dan gerobak
b. Material kerja antara lain : Tanah hitam
c. Pelaksanaan pekerjaan
- Pembersihan lokasi yang akan ditimbun tanah.
- Material tanah ditimbun disekitar areal pekerjaan.
- Pengangkutan materian tanah hitam ketitik pekerjaan dilakukan
dengan tenaga manusia dengan bantuan peralatan gerobak
sorong.
- Sebelum dilaksanakan pemadatan hamparan disiram air.
- Melakukan pengecekan/pengukuran ketebalan tanah hitam
dengan meteran sesuai dengan ketebalan rencana.
- Jika belum mencapai ketebalan rencana, kemudian dilakukan
penimbunan kembali sampai mencapai ketebalan rencana yaitu 8
cm.

2. Pekerjaan Penanaman Rumput Jepang


a. Persiapan material kerja, antara lain : Rumput Jepang.
b. Persiapan alat kerja antara lain : meteran benang, dll.
c. Pelaksanaan pekerjaan
- Posisi Penanaman dilakukan sesuai dengan gambar kerha
- Rumput ditanam kedalam tanah hinga seluruh akarnya tertimbun
tanah dengan jarak sesuai gambar rencana
- Benamkan rumput secara zigzag sehingga pertumbuhan rumput
subur dan rapi.
- Melakukan penyiraman agar rumput bisa hidup dan tidak mati.

5. PEKERJAAN PAGAR KAWASAN


1. Pekerjaan Struktural
1.1 Pekerjaan Pondasi
a. Galian Tanah
- Galian pondasi ini dilakukkan berdasarkan ukuran masing-
masing type pondasi yang telah direncakan sesuai dengan
gambar kerja yang ada.
- Keseluruhan pekerjaan galian tersebut menggunakan jumlah
tenaga kerja yaitu sebanyak 2 pekerja dan 1 mandor.
- Untuk menghindari terjadi longsor kembali akibat dari tanah
bekas galian, maka kontraktor pelaksana diharuskan
meletakan tanah hasil galian tersebut jauh dari titik yang
digali. Sehingga keselamatan pekerja yang ada dalam lubang
gali dapat terjamin dengan baik.
- Untuk menghindari adanya air didasar galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pekerjaan pondasi, kontraktor
pelaksana akan menyediakan pompa air atau pompa lumpur
atau alat bantu lainnya sehingga apabila terjadi genangan air
maka air tersebut dapat dibuang sehingga pekerjaan pondasi
dapat dengan cepat diselesaikan dan mutu yang dihasilkan
dari struktur pondasi tersebut terjamin dengan baik.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

b. Pekerjaan Pasir Urug


- Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5
cm padat.
- Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu
dikontrol ketebalan dari pasir tersebut
- Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan
rata
- Pengurugan pasir ini pekerjakan berbarengan dengan lantai
kerja pondasi
c. Pekerjaan Lantai Kerja
- Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan
sesuai rencana.
- Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC :
3Psr : 5Krl.
- Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah
terdapat urugan pasir dengan ketebalan yang sesuai rencana
dan telah diratakan.
- Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah
atau kotoran.
- Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai
acuan untuk menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih
dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling
lantai kerja.
- Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau
ember.
- Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul
maupun sendok adukan/raskam sampai ketinggian yang telah
ditentukan dengan cara melakukan tarikan benang dari patok
level satu dengan yang lainnya.
d. Pekerjaan Beton K-175
- Bahan yang digunakan dalam pembuatan pondasi tapak
dengan mutu beton K-175 ini akan mengacu pada ketentuan-
ketentuan yang telah kami jelaskan di atas pada Struktur Beton
pada Pejelasan Umum Pekerjaan Beton point b baik point b.1
semen portland, b.2 agregat sampai dengan b.3 air
- Sebelum pengecoran pondasi tapak beton K-175 ini juga, harus
membuat beton uji sebagai kontrol mutu dengan perbandingan
campuran dan juga terhadap kekentalan adukan yang telah
disepakati bersama baik dari kami sebagai kontraktor
pelaksana juga terhadap konsultan pengawas dan direksi
lapangan.
- Untuk melaksanakan pengecoran pondasi tapak tersebut maka
kami akan menyiapkan vibrator dan slang thiller dengan
panjang yang cukup yang bertujuan untuk pemadatan coran
beton sehingga mutu yang dihasilkan kuat serta tidak terdapat
rongga-rongga yang dapat mengurangi mutu beton tersebut.

e. Pekerjaan Pembesian
Pemasangan Tulangan
- Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam,
karatan dan lapisan yang dapat mengurangi daya ikat. Bila

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali


dan dibersihkan.
- Pemasangan
a Pemasangan tulangan harus dipasang mengikuti gambar kerja
untuk masing-masing pondasi tapak.
b Tulangan yang dirakit berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh konsultan pengawas harus kuat sehingga tidak
terjadi perubahan jarak dan bentuk hasil rakitan tulangan
tersebut.
Dalam perakitan pembesian harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
o Jarak besi utama terhadap bekisting dengan beton decking
o Jarak dan jumlah tulangan untuk masing-masing type pondasi
yang ada.
- Sambungan yang dijinkan dalam pemasangan tulangan ini
sesuai dengan SK-SNI 03-2847-2002 yaitu 40 D (D = diameter
tulangan besi).
- Tulangan sengkang harus dipasang sesuai dengan gambar
kerja yang ada berdasarkan posisinya tumpuan dan lapangan
untuk kontruksi tersebut.
f. Pekerjaan Bekisting
- Bekisting pondasi dipasang sesuai dengan bentuk persegi
mengikuti gambar kerja yang ada. Dalam pembuatan bekisting
untuk masing-masing pondasi dilakukan berdasarkan jenis
pondasi yang tertera pada gambar kerja.
- Dalam pemasangan bekisting ini kami akan memasang dengan
cukup kuat, kaku sehingga tidak terjadi perpindahan tempat
atau perubahan posisi.
- Pada permukaan bekisting harus rata dan halus, tidak boleh
ada lekukan, lubang-lubang atau lendutan.
- Sistem pemasangan bekisting ini akan kami konsultasikan
terlebih dahulu kepada konsultan pengawas dan direksi
lapangan sebelum dilakukan pengecoran beton.
- Bekisting yang akan kami buat merupakan bekisting yang
kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul adukan yang
keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton.
- Bekisting yang kami buat dapat dilepas dengan mudah setelah
beton mengeras, sehingga tidak merusak beton yang dapat
membuat cacat dan mempengaruhi mutu yang ada.
- Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk
pengecoran beton, akan diperiksa oleh pengawas, kami tidak
akan melakukan pengecoran sebelum disetujui oleh konsultan
pengawas. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam sebelum pengecoran
kontraktor harus memberitahukan pengawas bekisting sudah
siap diperiksa.
- Pada proyek ini kami bertanggung jawab penuh atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Pengawas
berhak melakukan penolakan bila ada bekisting yang
membahayakan atau yang tidak memadai dan kontraktor harus
segera membongkar bekisting itu dari pekerjaan serta
menggantinya.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

- setelah melakukan pengecoran dan beton dianggap sudah


keras maka bekisting akan kami bongkar dengan tenaga statis,
tanpa goncangan, getaran atau dapat menyebabkan kerusakan
pada beton.
- Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah ditentukan dan setelah beton mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaan yang bekerja.
1.2 Pekerjaan Sloof 25/30
a. Pekerjaan Beton K-175
- Bahan yang digunakan dalam pembuatan pondasi tapak
dengan mutu beton K-175 ini akan mengacu pada ketentuan-
ketentuan yang telah kami jelaskan di atas pada Struktur Beton
pada Pejelasan Umum Pekerjaan Beton point b baik point b.1
semen portland, b.2 agregat sampai dengan b.3 air
- Sebelum pengecoran sloof beton K-175 ini juga, harus
membuat beton uji sebagai kontrol mutu dengan perbandingan
campuran dan juga terhadap kekentalan adukan yang telah
disepakati bersama baik dari kami sebagai kontraktor
pelaksana juga terhadap konsultan pengawas dan direksi
lapangan.
- Untuk melaksanakan pengecoran sloof tersebut maka kami
akan menyiapkan vibrator dan slang thiller dengan panjang
yang cukup yang bertujuan untuk pemadatan coran beton
sehingga mutu yang dihasilkan kuat serta tidak terdapat
rongga-rongga yang dapat mengurangi mutu beton tersebut.
b. Pekerjaan Pembesian
Pemasangan Tulangan
- Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam,
karatan dan lapisan yang dapat mengurangi daya ikat. Bila
pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali
dan dibersihkan.
- Pemasangan
a Pemasangan tulangan harus dipasang mengikuti gambar kerja
untuk masing-masing pondasi tapak.
b Tulangan yang dirakit berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh konsultan pengawas harus kuat sehingga tidak
terjadi perubahan jarak dan bentuk hasil rakitan tulangan
tersebut.
Dalam perakitan pembesian harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
o Jarak besi utama terhadap bekisting dengan beton decking
o Jarak dan jumlah tulangan untuk masing-masing type sloof
yang ada.
- Sambungan yang dijinkan dalam pemasangan tulangan ini
sesuai dengan SK-SNI 03-2847-2002 yaitu 40 D (D = diameter
tulangan besi).
- Tulangan sengkang harus dipasang sesuai dengan gambar
kerja yang ada berdasarkan posisinya tumpuan dan lapangan
untuk kontruksi tersebut.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

b. Pekerjaan Bekisting
- Bekisting sloof dipasang sesuai dengan bentuk persegi
mengikuti gambar kerja yang ada. Dalam pembuatan bekisting
untuk masing-masing pondasi dilakukan berdasarkan jenis sloof
yang tertera pada gambar kerja.
- Dalam pemasangan bekisting ini kami akan memasang dengan
cukup kuat, kaku sehingga tidak terjadi perpindahan tempat
atau perubahan posisi.
- Pada permukaan bekisting harus rata dan halus, tidak boleh
ada lekukan, lubang-lubang atau lendutan.
- Sistem pemasangan bekisting ini akan kami konsultasikan
terlebih dahulu kepada konsultan pengawas dan direksi
lapangan sebelum dilakukan pengecoran beton.
- Bekisting yang akan kami buat merupakan bekisting yang
kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul adukan yang
keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton.
- Bekisting yang kami buat dapat dilepas dengan mudah setelah
beton mengeras, sehingga tidak merusak beton yang dapat
membuat cacat dan mempengaruhi mutu yang ada.
- Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk
pengecoran beton, akan diperiksa oleh pengawas, kami tidak
akan melakukan pengecoran sebelum disetujui oleh konsultan
pengawas. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam sebelum pengecoran
kontraktor harus memberitahukan pengawas bekisting sudah
siap diperiksa.
- Pada proyek ini kami bertanggung jawab penuh atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Pengawas
berhak melakukan penolakan bila ada bekisting yang
membahayakan atau yang tidak memadai dan kontraktor harus
segera membongkar bekisting itu dari pekerjaan serta
menggantinya.
- setelah melakukan pengecoran dan beton dianggap sudah
keras maka bekisting akan kami bongkar dengan tenaga statis,
tanpa goncangan, getaran atau dapat menyebabkan kerusakan
pada beton.
- Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah ditentukan dan setelah beton mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaan yang bekerja.

1.3 Pekerjaan Kolom 25x25


a. Pekerjaan Beton K-175
- Bahan yang digunakan dalam pembuatan kolom dengan mutu
beton K-175 ini akan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang
telah kami jelaskan di atas pada Struktur Beton pada Pejelasan
Umum Pekerjaan Beton point b baik point b.1 semen portland,
b.2 agregat sampai dengan b.3 air
- Sebelum pengecoran kolom beton K-175 ini juga, harus
membuat beton uji sebagai kontrol mutu dengan perbandingan
campuran dan juga terhadap kekentalan adukan yang telah
disepakati bersama baik dari kami sebagai kontraktor

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

pelaksana juga terhadap konsultan pengawas dan direksi


lapangan.
- Untuk melaksanakan pengecoran kolom tersebut maka kami
akan menyiapkan vibrator dan slang thiller dengan panjang
yang cukup yang bertujuan untuk pemadatan coran beton
sehingga mutu yang dihasilkan kuat serta tidak terdapat
rongga-rongga yang dapat mengurangi mutu beton tersebut.
b. Pekerjaan Pembesian
Pemasangan Tulangan
- Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam,
karatan dan lapisan yang dapat mengurangi daya ikat. Bila
pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali
dan dibersihkan.
- Pemasangan
a Pemasangan tulangan harus dipasang mengikuti gambar kerja
untuk masing-masing kolom.
b Tulangan yang dirakit berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh konsultan pengawas harus kuat sehingga tidak
terjadi perubahan jarak dan bentuk hasil rakitan tulangan
tersebut.
Dalam perakitan pembesian harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
o Jarak besi utama terhadap bekisting dengan beton decking
o Jarak dan jumlah tulangan untuk masing-masing type kolom
yang ada.
- Sambungan yang dijinkan dalam pemasangan tulangan ini
sesuai dengan SK-SNI 03-2847-2002 yaitu 40 D (D = diameter
tulangan besi).
- Tulangan sengkang harus dipasang sesuai dengan gambar
kerja yang ada berdasarkan posisinya tumpuan dan lapangan
untuk kontruksi tersebut.
b. Pekerjaan Bekisting
- Bekisting kolom dipasang sesuai dengan bentuk persegi
mengikuti gambar kerja yang ada. Dalam pembuatan bekisting
untuk masing-masing kolom dilakukan berdasarkan jenis kolom
yang tertera pada gambar kerja.
- Dalam pemasangan bekisting ini kami akan memasang dengan
cukup kuat, kaku sehingga tidak terjadi perpindahan tempat
atau perubahan posisi.
- Pada permukaan bekisting harus rata dan halus, tidak boleh
ada lekukan, lubang-lubang atau lendutan.
- Sistem pemasangan bekisting ini akan kami konsultasikan
terlebih dahulu kepada konsultan pengawas dan direksi
lapangan sebelum dilakukan pengecoran beton.
- Bekisting yang akan kami buat merupakan bekisting yang
kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul adukan yang
keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton.
- Bekisting yang kami buat dapat dilepas dengan mudah setelah
beton mengeras, sehingga tidak merusak beton yang dapat
membuat cacat dan mempengaruhi mutu yang ada.
- Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk
pengecoran beton, akan diperiksa oleh pengawas, kami tidak

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

akan melakukan pengecoran sebelum disetujui oleh konsultan


pengawas. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam sebelum pengecoran
kontraktor harus memberitahukan pengawas bekisting sudah
siap diperiksa.
- Pada proyek ini kami bertanggung jawab penuh atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Pengawas
berhak melakukan penolakan bila ada bekisting yang
membahayakan atau yang tidak memadai dan kontraktor harus
segera membongkar bekisting itu dari pekerjaan serta
menggantinya.
- setelah melakukan pengecoran dan beton dianggap sudah
keras maka bekisting akan kami bongkar dengan tenaga statis,
tanpa goncangan, getaran atau dapat menyebabkan kerusakan
pada beton.
- Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah ditentukan dan setelah beton mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaan yang bekerja.
1.4 Pekerjaan Ring Balok 20x20
a. Pekerjaan Beton K-175
- Bahan yang digunakan dalam pembuatan Balok dengan mutu
beton K-175 ini akan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang
telah kami jelaskan di atas pada Struktur Beton pada Pejelasan
Umum Pekerjaan Beton point b baik point b.1 semen portland,
b.2 agregat sampai dengan b.3 air
- Sebelum pengecoran balok beton K-175 ini juga, harus
membuat beton uji sebagai kontrol mutu dengan perbandingan
campuran dan juga terhadap kekentalan adukan yang telah
disepakati bersama baik dari kami sebagai kontraktor
pelaksana juga terhadap konsultan pengawas dan direksi
lapangan.
- Untuk melaksanakan pengecoran Balok tersebut maka kami
akan menyiapkan vibrator dan slang thiller dengan panjang
yang cukup yang bertujuan untuk pemadatan coran beton
sehingga mutu yang dihasilkan kuat serta tidak terdapat
rongga-rongga yang dapat mengurangi mutu beton tersebut.

b. Pekerjaan Pembesian
Pemasangan Tulangan
- Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam,
karatan dan lapisan yang dapat mengurangi daya ikat. Bila
pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali
dan dibersihkan.
- Pemasangan
a Pemasangan tulangan harus dipasang mengikuti gambar kerja
untuk masing-masing balok.
b Tulangan yang dirakit berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh konsultan pengawas harus kuat sehingga tidak
terjadi perubahan jarak dan bentuk hasil rakitan tulangan
tersebut.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

Dalam perakitan pembesian harus diperhatikan hal-hal sebagai


berikut:
o Jarak besi utama terhadap bekisting dengan beton decking
o Jarak dan jumlah tulangan untuk masing-masing type balok
yang ada.
- Sambungan yang dijinkan dalam pemasangan tulangan ini
sesuai dengan SK-SNI 03-2847-2002 yaitu 40 D (D = diameter
tulangan besi).
- Tulangan sengkang harus dipasang sesuai dengan gambar
kerja yang ada berdasarkan posisinya tumpuan dan lapangan
untuk kontruksi tersebut.
b. Pekerjaan Bekisting
- Bekisting balok dipasang sesuai dengan bentuk persegi
mengikuti gambar kerja yang ada. Dalam pembuatan bekisting
untuk masing-masing balok dilakukan berdasarkan jenis balok
yang tertera pada gambar kerja.
- Dalam pemasangan bekisting ini kami akan memasang dengan
cukup kuat, kaku sehingga tidak terjadi perpindahan tempat
atau perubahan posisi.
- Pada permukaan bekisting harus rata dan halus, tidak boleh
ada lekukan, lubang-lubang atau lendutan.
- Sistem pemasangan bekisting ini akan kami konsultasikan
terlebih dahulu kepada konsultan pengawas dan direksi
lapangan sebelum dilakukan pengecoran beton.
- Bekisting yang akan kami buat merupakan bekisting yang
kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul adukan yang
keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton.
- Bekisting yang kami buat dapat dilepas dengan mudah setelah
beton mengeras, sehingga tidak merusak beton yang dapat
membuat cacat dan mempengaruhi mutu yang ada.
- Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk
pengecoran beton, akan diperiksa oleh pengawas, kami tidak
akan melakukan pengecoran sebelum disetujui oleh konsultan
pengawas. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam sebelum pengecoran
kontraktor harus memberitahukan pengawas bekisting sudah
siap diperiksa.
- Pada proyek ini kami bertanggung jawab penuh atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Pengawas
berhak melakukan penolakan bila ada bekisting yang
membahayakan atau yang tidak memadai dan kontraktor harus
segera membongkar bekisting itu dari pekerjaan serta
menggantinya.
- setelah melakukan pengecoran dan beton dianggap sudah
keras maka bekisting akan kami bongkar dengan tenaga statis,
tanpa goncangan, getaran atau dapat menyebabkan kerusakan
pada beton.
- Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah ditentukan dan setelah beton mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaan yang bekerja.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

1.5 Pekerjaan Balok 10x10


a. Pekerjaan Beton K-175
- Bahan yang digunakan dalam pembuatan Balok dengan mutu
beton K-175 ini akan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang
telah kami jelaskan di atas pada Struktur Beton pada Pejelasan
Umum Pekerjaan Beton point b baik point b.1 semen portland,
b.2 agregat sampai dengan b.3 air
- Sebelum pengecoran balok beton K-175 ini juga, harus
membuat beton uji sebagai kontrol mutu dengan perbandingan
campuran dan juga terhadap kekentalan adukan yang telah
disepakati bersama baik dari kami sebagai kontraktor
pelaksana juga terhadap konsultan pengawas dan direksi
lapangan.
- Untuk melaksanakan pengecoran Balok tersebut maka kami
akan menyiapkan vibrator dan slang thiller dengan panjang
yang cukup yang bertujuan untuk pemadatan coran beton
sehingga mutu yang dihasilkan kuat serta tidak terdapat
rongga-rongga yang dapat mengurangi mutu beton tersebut.
b. Pekerjaan Pembesian
Pemasangan Tulangan
- Pembersihan
Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam,
karatan dan lapisan yang dapat mengurangi daya ikat. Bila
pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali
dan dibersihkan.
- Pemasangan
a Pemasangan tulangan harus dipasang mengikuti gambar kerja
untuk masing-masing balok.
b Tulangan yang dirakit berdasarkan gambar kerja yang telah
disetujui oleh konsultan pengawas harus kuat sehingga tidak
terjadi perubahan jarak dan bentuk hasil rakitan tulangan
tersebut.
Dalam perakitan pembesian harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
o Jarak besi utama terhadap bekisting dengan beton decking
o Jarak dan jumlah tulangan untuk masing-masing type balok
yang ada.
- Sambungan yang dijinkan dalam pemasangan tulangan ini
sesuai dengan SK-SNI 03-2847-2002 yaitu 40 D (D = diameter
tulangan besi).
- Tulangan sengkang harus dipasang sesuai dengan gambar
kerja yang ada berdasarkan posisinya tumpuan dan lapangan
untuk kontruksi tersebut.
b. Pekerjaan Bekisting
- Bekisting balok dipasang sesuai dengan bentuk persegi
mengikuti gambar kerja yang ada. Dalam pembuatan bekisting
untuk masing-masing balok dilakukan berdasarkan jenis balok
yang tertera pada gambar kerja.
- Dalam pemasangan bekisting ini kami akan memasang dengan
cukup kuat, kaku sehingga tidak terjadi perpindahan tempat
atau perubahan posisi.
- Pada permukaan bekisting harus rata dan halus, tidak boleh
ada lekukan, lubang-lubang atau lendutan.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

- Sistem pemasangan bekisting ini akan kami konsultasikan


terlebih dahulu kepada konsultan pengawas dan direksi
lapangan sebelum dilakukan pengecoran beton.
- Bekisting yang akan kami buat merupakan bekisting yang
kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul adukan yang
keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton.
- Bekisting yang kami buat dapat dilepas dengan mudah setelah
beton mengeras, sehingga tidak merusak beton yang dapat
membuat cacat dan mempengaruhi mutu yang ada.
- Bekisting yang sudah selesai dibuat dan sudah disiapkan untuk
pengecoran beton, akan diperiksa oleh pengawas, kami tidak
akan melakukan pengecoran sebelum disetujui oleh konsultan
pengawas. Untuk menghindari kelambatan dalam mendapatkan
persetujuan, sekurang-kurangnya 24 jam sebelum pengecoran
kontraktor harus memberitahukan pengawas bekisting sudah
siap diperiksa.
- Pada proyek ini kami bertanggung jawab penuh atas
perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting. Pengawas
berhak melakukan penolakan bila ada bekisting yang
membahayakan atau yang tidak memadai dan kontraktor harus
segera membongkar bekisting itu dari pekerjaan serta
menggantinya.
- setelah melakukan pengecoran dan beton dianggap sudah
keras maka bekisting akan kami bongkar dengan tenaga statis,
tanpa goncangan, getaran atau dapat menyebabkan kerusakan
pada beton.
- Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah ditentukan dan setelah beton mencapai
kekuatan yang cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaan yang bekerja.

2. Pekerjaan Arsitektur
2.1 Pekerjaan Pagar Besi Finishing Cat
- Pekerjaan pagar ini dapat dilakukan di workshop ataupun di lokasi pekerjaan.
- Bahan-bahan yang akan digunakan terlebih dahulu dilakukan permohonan
persetujuan penggunaan material baik kepada konsultan pengawas maupun
direksi lapangan sebelum dimulainya pekerjaan.
- Pekerjaan pintu pagar ini mengikuti gambar kerja yang telah disepakati
Bersama dan apabila terjadi perubahan bentuk dan model desain pagar tesebut
maka harus disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi lapangan.
- Pekerjaan pagar dalam hal ini digunakan dengan menggunakan sistem
sambungan las.
- Setelah pekerjaan pengelesan dilaksanakan pastikan kotoran-kotoran dari sisa
hasil pengelasan dibersihkan terlebih sebelum dilanjutkan dengan pekerjaan
pengecatan.
- Pekerjaan pagar dalam hal ini digunakan dengan menggunakan sistem
sambungan las.
- Bagian-bagian logam/besi yang tidak diperkenankan dimenie adalah logam/besi
yang terbenam tembok atau beton. Bagian-bagian tersebut cukup dibersihkan
sebelum dipasang.
- Bagian-bagian yang harus dicat adalah semua bagian logam/besi yang nampak
yang tidak tertutup oleh beton atau lainnya. Bagian-bagian yang sulit dicapai,
juga harus dicat sebelum pemasangan.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

- Proses pekerjaan pengecatan pada logam/besi meliputi :


a. Penggosokan dengan sikat kawat baja dan amplas, sehingga permukaan
yang akan dicat dalam keadaan bersih, kering, bebas dari karat, sisa-
sisa pekerjaan las, minyak dan debu-debu halus.
b. Pemberian dempul besi pada bagian-bagian yang tidak rata.
c. Pekerjaan menie besi dan penggosokam dari lapisan menie setengah
basah.
d. Pekerjaan menie ulang.
e. Pekerjaan cat besi minimal 2 kali (hingga rata betul)
f. Adapun Cat yang digunakan yaitu cat Nippon Paint Timbershade yang
memiliki kriteria sebagai berikut:
- Tahan terhadap cuaca
- Ramah Lingkungan
- Cat Acrilik waterbase tanpa timbal dan merkuri yang diformulasikan khusus
untuk permukaan galvanis
- Awet dan tahan lama
- Kering sentuh : 15 menit
- Kering keras : 1 jam

5. PEKERJAAN INTERIOR DAN FASAD BANGUNAN

1. PEKERJAAN INTERIOR
1.1. PEKERJAAN RANGKA DINDING MULTIPLEKS
1.1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan rangka multipleks sesuai yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
1.1.2. PERSYARATAN BAHAN
a. Rangka : Rangka vertikal dan horizontal memakai multipleks tebal 12mm
b. Penutup partisi : Digunakan Multipleks yang bermutu baik tebal = 6mm dan
9mm
c. Bahan penutup sambungan Multipleks : Compound, paper tape yang
berpori/berlubang dan bergaris tengah
1.1.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil),
termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out / penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Rangka Multipleks yang dipasang adalah gypsum board yang telah dipilih
dengan baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian
yang retak, gompal atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
c. Sebelum pemasangan Rangka Multipleks, dibuat tanda/marking terlebih
dahulu di atas bidang lantai sesuai gambar rencana dan diajukan untuk
diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.
d. Modul rangka vertikal besi hollow adalah setiap berjarak per as = 60 cm.
e. Sambungan Rangka diberi compound dengan sebelumnya diberi paper tape.
Setelah compound kering, diamplas sampai rata dan garis sambungan setiap
unit Multipleks hilang.
f. Setelah Rangka terpasang, bidang permukaan rangka harus rata, lurus dan
siku, dan antara unit-unit Multipleks tidak terlihat bergelombang dan
sambungan. Kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan
bidang miring atau melengkung sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

1.2. BAHAN FINISHING HIGH PRESSUE LAMINATE (HPL)


1.2.1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan panel kayu /plywood veneer dan
panel MDF pada rangka multipleks panel back-dropped sesuai yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/MK.
1.2.2. PERSYARATAN BAHAN
a. Bahan panel yang dipergunakan pada partisi adalah :
 Frame decoratif : bahan HPL, dipasang Sesuai spesifikasi teknis.
1.2.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Alas/backing/dasar untuk dipasangi panel, baik partisi maupun
plafon/ceiling, harus merupakan permukaan yang bersih dan rata.
b. Bahan plywood veneer harus dipilih motif yang rata-rata sama dan tidak ada
cacat serta bebas dari mata kayu.
c. Panel kayu/plywood adalah di-finish dengan melamic, sedangkan panel HPL
di-finish wall cover (lihat pasal wall cover).
d. Panel kayu/plywood setelah selesai di-finish, diberi perlindungan agar tidak
rusak/cacat oleh pekerjaan lainnya.
1.3. PEKERJAAN KACA CERMIN
1.3.1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup penggunaan bahan yang dimaksud untuk pelaksanaan sesuai
dengan rincian pekerjaan seperti yang tercantum pada gambar kerja untuk
konstruksi dan dengan tata cara penanganan pekerjaan seperti tersebut pada
persyaratan teknis pelaksanaan dokumen teknis
1.3.2. PERSYARATAN BAHAN
Bahan yang dipakai adalah :
 Kaca lembaran bening (Clear Float Glass)
 Kaca cermin.
 Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih, mempunyai
ketebalan yang sama dalam satu lembarnya, mempunyai sifat tembus
cahaya.
 Khusus untuk kaca lembaran bening (clear float glass) adalah kaca
yang dihasilkan dengan proses tarik, kemudian dipotong menjadi
lembaran dengan ukuran tertentu. Kedua permukaan rata licin dan
bening.
1.3.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Untuk cermin, sesuai dengan gambar rencana. Menggunakan bahan perekat
khusus (3 m double active achesive) dan dilaksanakan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman.
b. Hasil pemasangan kaca harus dalam alur rangkanya rapat, kuat / tidak
goyang dan dijamin kerapihannya.
c. Pertemuan atau sambungan setiap unit kaca, memakai silicone sealant
dengan warna ditentukan kemudian. Atau warna tsb. diajukan terlebih dulu
ke Konsultan Pengawas/MK, Perencana dan Pemberi Tugas.
d. Pada pemasangan dinding kaca tanpa kusen atau frameless, bagian tepi
menggunakan profil besi galvanized atau aluminium profil U ukuran lebih
besar dari tebal kaca tsb. Ditanam pada bagian konstruksi, dan jarak atau
gap yang terjadi antara metal profil U dengan kaca, diberi silicone sealant
warna putih atau bening.
e. Hasil pemasangan kaca (khususnya kaca bening/clear) yang sudah selesai
dan sudah diterima oleh Konsultan Pengawas/MK diberi tanda agar tidak
tertabrak oleh pekerja atau orang lain

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

RENCANA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


Pengawasan dan Pengendalian mutu
Pengawasan dan Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting,
sebab akan menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan apakah telah sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan. Tinjauan pengendalian dalam proyek yang harus
diperhatikan adalah: pengendalian mutu bahan dan peralatan, pengendalian tenaga kerja,
pengendalian waktu, teknis, biaya serta pengendalian kesehatan keselamatan kerja (K3).

1. Pengendalian Mutu Bahan


Kualitas bahan dalam pekerjaan sangat menentukan untuk bisa mencapai ketentuan dalam
spesifikasi yang telah direncanakan, sehingga pengendalian mutu bahan sangatlah penting
akan keberhasilan pembangunan dalam suatu proyek.Pelaksanaan harus sesuai dengan
spesifikasi teknis yang telah dipersyaratkan

QUALITY CONTROL PENGADAAN MATERIAL

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

2. Pengendalian Mutu Peralatan

Perawatan akan peralatan merupakan hal yang penting untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Peran mekanik akan sangat berguna untuk mencegah tertundanya pekerjaan
akibat dari kerusakan peralatan. Akan tetapi jika kerusakan sudah tidak dapat ditangani oleh
para mekanik, maka peralatan tersebut akan dikirim ke bengkel pusat.

Untuk menghindari penundaan waktu maka pelaksana harus mempunyai cadangan yang
dapat digunakan secara cepat seperti ketika pengecoran dilaksanakan, concrete pump yang
digunakan sebanyak 2 buah.

3. Pengendalian TENAGA KERJA

Tenaga kerja dalam suatu proyek merupakan hal yang mutlak. Penempatan tenaga kerja
yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang tercapainya efisiensi
dalam suatu pekerjaan proyek, oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian mutu tenaga
kerja. Pemilihan mandor untuk melaksanakan pekerjaan secara borongan haruslah tepat.
Maka tim pelaksana harus hati-hati dalam pemilihan mandor, sebab akan menentukan mutu
sekaligus ketepatan waktu selesai proyek.

Setiap tenaga kerja yang dibawa oleh para mandor haruslah sudah mempunyai pengalaman
yang sesuai dengan keahliannya, seperti pembesian, pembobokan, bekisting hingga
pengecoran.

4. Pengendalian WAKTU

Untuk menghindari adanya keterlambatan pelaksanaan maka perlunya pengendalian waktu


yang berdasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu
proyek akan berpengaruh pada cost. Maka untuk mempermudah pelaksaan
dilapangan, manager sebaiknya membuat schedule yang lebih sederhana akan tetapi tetap
mengacu pada time schedule yang dikeluarkan oleh engineering sebab tidak semua paham
akan pembacaan master schedule. Agar dapat berlangsung tepat waktu, maka time
schedule digunakan sebagai kontrol untuk mengatur tingkat prestasi pekerjaan dengan
lamanya pelaksanaannya. Sehingga pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan
kapan harus dimulai dapat terjadwal dengan baik, sehingga kemungkinan keterlambatan
dapat diperkecil.
Manfaat dari time schedule antara lain :
 Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan waktu dan
pelaksanaan tiap pekerjaan yang dilaksanakan.
 Sebagai koordinasi bagi pimpinan proyek terhadap semua pelaksanaan pekerjaan.
 Sebagai tolak ukur kemajuan pekerjaan di setiap harinya, sehingga progress report setiap
waktu dapat dilihat.
 Sebagai evaluasi tahap akhir dari setiap pelaksanaan pekerjaan.
Setiap item pekerjaan pada time schedule mempunyai prosentase bobot sendiri-sendiri
sedangkan Time schedule menyatakan pembagian waktu terperinci untuk setiap jenis
pekerjaan, mulai dari permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga kumulatif prosentase
bobot pekerjaan ini akan membentuk kurve S. Untuk kurva S terdiri dari kurva S rencana dan
kurva S realisasi. Fungsi kurva S adalah :
 Menentukan waktu penyelesaian tiap bagian pekerjaan proyek.
 Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek.
 Mengetahui progress pekerjaan yang dihasilkan dilapangan dengan perencanaan, sehingga
dapat menjadi bahan evaluasi.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

5. Pengendalian TEKNIS PEKERJAAN

Pada pelaksanaan dilapangan biasanya akan mengalami problem pada item pekerjaaan
tertentu. Pengendalian Teknis Pekerjaan menunjukkan tahap untuk pengawasan dan kontrol
terhadap kualitas pekerjaan. Hal ini memerlukan suatu menajemen kualitas agar hasil
pekerjaan dapat tercapai mutu sesuai rencana proyek. Jika permasalahan yang dihadapi
memerlukan perhitungan teknis maka pihak engineering akan membuat metode repair yang
kemudian akan diajukan terlebih dahulu kepada konsultan perencana . Namun
apabilaproblem yang dihadapi tidak memerlukan perhitungan teknis seperti melendutnya
bekisting, biasanya dari pihak pelaksana dan dibantu oleh konsultan pengawas akan segera
mencari pemecahannya.Dalam pengendalian mutu ini peran QC (Quality Control) akan
sangat berperan, QC akan mendampingi supervisor dalam pelaksanaan dilapangan.
Untuk pengendalian teknis memerlukan analisis permasalahan yang timbul dilapangan sesuai
yang diamati, begitu juga langkah yang akan diambil sebagai penyelesaian dari problem
yang ada.

Beberapa pengujian hasil pekerjaan di lapangan untuk memastikan hasil pelaksanaan


memenuhi persyaratan spesifikasi mutu yang di persyaratkan Uji Mutu/ Teknis/ Fungsi yaitu
:

2. PEKERJAAN FASAD BANGUNAN


Pemasangan Alumunium Composite Panel ( ACP )
a. Persiapan
- Persiapan Pengajuan bahan yang akan digunakan
- Penyiapan lahan pekerjaan
- Persiapan material pekerjaan seperti : Besi hollow untuk rangka, panel alumunium
komposit, baut Dynabolt, sekrup, sealent, dll.

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

- Persiapan alat kerja seperti : waterpass, meteran, benang, selang karet, bor,
gerinda potong, mesin las besi dll.
b. Pengukuran
- Pengukuran dilakukan untuk daerang yang akan dipasang panel alumunium
komposit.
c. Pelaksanaan
- Dibuat rangka / frame untuk alumunium komposit sesuai gambar kerja
- Melampirkan thread referensi pemasangan frame dan alumunium komposit panel
- Pasang bingkai pemasangan ke daerah baut penguat dynabolt
- Pasang bingkai alumunium pada frame pemasangan.
- Cek kerataan dan kerangka alumunium kesikuan di install.
- Ganti panel alumunium komposit dalam bingkai alumunium dengan skrup
penguatan.
- Cek kerataan dan instalasi kesikuan panel alumunium komposit
- Nat perapian antara panel alumunium komposit dengan sealant.
- Setelah pekerjaan selesai, bersih lembar pelindung biru pada panel alumunium
komposit

6. RENCANA MASA PEMELIHARAAN

Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan semua (100%) akan diajukan permohonan untuk
diadakan pemeriksaan terhadap pekerjaan, setelah dinyatakan pekerjaan yang dilakukan
bagus dan cukup akan dilakukan permohonan serah terima pertama (I). Setelah
diadakan serah terima pertama barulah masa pemeliharaan dapat dilaksanakan.
Selama masa pemeliharaan pekerjaan jika terdapat kerusakan pada bangunan maka
akan dipertanggung jawabkan.

Kegiatan dalam masa pemeliharaan proyek :

1. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas hasil
pelaksanaan konstruksi fisik. Di dalam masa pemeliharaan ini akan melakukan
perbaikan segala cacat atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa
konstruksi.
2. Hasil kerja yang masih kurang sempurna akan dilakukan perbaikan sampai memenuhi
spesifikasi untuk diterima oeh pihak owner.
3. Masa pemeliharaan konstruksi akan mengikuti aturan yang ada dalam kontrak
terhitung sejak serah terima pertama pekerjaan konstruksi.
4. Jika ada hasil pekerjaan yang kurang bagus, pada masa perawatan adalah saat bagi
kontraktor untuk memperbaikinya sehingga dapat memberikan produk dengan
kualitas terbaik.
5. Waktu bagi kontraktor untuk menyelesaikan administrasi kontrak seperti laporan
pelaksanaan, gambar asbuilt drawing, foto proyek, tagihan pembayaran dan
sejenisnya.
6. Pekerjaan bongkar fasilitas proyek seperti barak pekerja, direksi keet dan macam-
macam perlengkapan pembangunan lainya.

Demikian beberapa tentang masa pemeliharaan proyek.

Demikian Metode Pelaksanaan ini kami susun sebagai gambaran bahwa kami
mengerti dan bisa melaksanakan pekerjaan ini dan dokumen ini sebagai persyaratan
dalam penawaran. Terima Kasih

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

IV. SPESIFIKASI PROSES/KEGIATAN

A. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PELAKSANAAN K3
3. DINDING PENAHAN TANAH
4. PEKERJAAN LANDSCAPE
5. PAGAR KAWASAN
6. INTERIOR DAN FASAD BANGUNAN
7. PEKERJAAN AKHIR

B. LOKASI DAN VOLUME KEGIATAN


Lokasi kegiatan adalah :
Kecamatan Teluk Bintan

C. PENDANAAN KEGIATAN DAN WAKTU PELAKSANAAN


Sumber Dana Kegiatan di alokasikan melalui APBD Tahun Anggaran 2022 melalui Dinas
Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bintan.
Masa pelaksanaan pekerjaan selama 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender.

D. KEBUTUHAN PEMBIAYAAN
Kegiatan ini didanai oleh APBD TA.2022 pada Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang
dan Pertanahan Kabupaten Bintan sebesar Rp.4000.400.000,- (Empat Milyar Empat
Ratus Ribu Rupiah).

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)


Spesifikasi Teknis

V. SPESIFIKASI JABATAN KERJA/PERSONIL MANAJERIAL

Untuk melaksanakan tugas ini, maka penyedia harus menyediakan tenaga-tenaga ahli di
bidangnya masing-masing sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai
dengan waktu yang ditentukan.
 Personil Manajerial
1.) Pelaksana 1 Orang

a. Mempunyai SKT Pelaksana Lapangan Pekerjaan Gedung (TS.052) yang


masih berlaku.

b. Pengalaman Kerja 0 Tahun


2.) Petugas Ahli K3 1 Orang

a. Mempunyai Sertifikat Ahli Muda K3 yang masih berlaku.

b. Pengalaman Kerja 2 Tahun

Bandar Seri Bentan, Februari 2022

Dibuat Oleh;
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG
DAN PERTANAHAN KABUPATEN BINTAN

RAJA ARDHYAN SAPUTRA, ST


Nip. 19821210 201001 1 017

Pembangunan Kantor Kejaksanaan Negeri Bintan (Lanjutan)

Anda mungkin juga menyukai