Anda di halaman 1dari 4

DUGAAN TINDAK PIDANA

PEMALSUAN DATA, PENGGELAPAN DANA,PENIPUAN


OLEH

BALI
2021
Dugaan Tindak Pidana Penipuan,Pemalsuan Data dan Penggelapan Dana Calon Wisuda
Mahasiswa-I Universitas Mahendradatta, yang dilakukan oleh Dekan, Wakil Dekan serta
beberapa Dosen Universitas Mahendratta, dengan data keterangan jumlah Mahasiswa yang
melebihi kapasitas dalam Data Calon Wisuda Mahasiswa-i Universitas Mahendradatta, yang
didalam data keterangan di Kampus Universitas Mahendradatta dengan diDikti berbeda dan
Data Keuangan berbeda maka tersebut patut diduga sehingga memuat unsur Penipuan,
Pemalsuan Data, dan Penggelapan Dana sehingga mencemarkan nama baik Lembaga Universitas
Mahendradatta. Adapun kronologi dan Data yang diduga memuat unsur Penipuan, Pemalsuan
Data, dan Penggelapan Dana , sebagai berikut :

a. Data yang diduga memuat unsur Pemalsuan Data, Penggelapan Dana Dan Penipuan , Dan
Pencemaran Nama Baik yaitu :

b. Terkait dengan unggahan tersebut, bahwa patut diduga Wakil Rektor, Dekan, serta
beberapa Dosen Universitas Mahendratta melanggar pasal-pasal sebagai berikut :

- Pasal 263 ayat (1) dan ayat (2) KUHP

Ayat (1) menentukan : “Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat
menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang diperuntukkan sebagai
bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai
surat tersebut seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat
menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling lama enam
tahun.”.

Ayat (2) menentukan : “Diancam dengan pidana yang sama, barang siapa dengan sengaja
memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati, jika pemakaian surat itu dapat
menimbulkan kerugian”.

- Pasal  372 KUHP

Menyatakan : Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum mengaku sebagai milik
sendiri (zich toeeigenen) barang sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang
lain, tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan, diancam, karena penggelapan,
dengan pidana paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah.

- Pasal  378 KUHP

Menyatakan : “ Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat,
ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena
penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun.” .

- Pasal 310 KUHP

Ayat (1) Menentukan :”  Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik


seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui
umum, diancam karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah “ .
Ayat (2) Menyatakan : “ Kalau hal ini dilakukan dengan tulisan atau gambar yang disiarkan,
dipertunjukan pada umum atau ditempelkan, maka yang berbuat itu dihukum karena menista
dengan tulisan dengan hukuman penjara selama-lamanya satu tahun empat bulan atau denda
sebanyak-banyaknya Rp. 4.500,- “

c. Adapun analisis yang dapat disampaikan, berdasarkan pasal-pasal tersebut diatas, sebagai
berikut :
- Dalam hal ini adapun unsur-unsur Penggelapan Dana menurut Pasal 263 KUHP
antara lain :
1. Surat palsu/memuat sesuatu yang tidak benar
2. Menimbulkan sesuatu hak/perikatan/pembebasan hutang/sebagai bukti
3. Dapat menimbulkan kerugian
- Dalam hal ini adapun unsur-unsur Penggelapan Dana menurut Pasal 372 KUHP
antara lain :
1. Barangsiapa;

2. Dengan sengaja;

3.  Melawan hukum (wederrechttelijk) mengaku sebagai milik sendiri (zich toeeigenen) barang


sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain (enig goed dat geheel of ten
dele aan een ander toebehoort);

4.   Yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan (anders dan door misdrijf onder zich
hebben).

- Dalam hal ini adapun unsur-unsur Penipuan menurut Pasal 378 KUHP antara lain :

1 . Barang siapa.

2. Dengan maksud.

3. Untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum.

4. Dengan penggunaan nama palsu, martabat palsu, tipu muslihat, rangkaian kebohongan.

5. Menggerakkan atau membujuk orang lain untuk menyerahkan barang, memberi utang, atau
menghapus piutang.

- Dalam hal ini adapun unsur-unsur Pencemaran Nama Baik atau penghinaan
menurut Pasal 310 KUHP antara lain :
1. Dengan sengaja;
2. Menyerang kehormatan atau nama baik;
3. Menuduh melakukan suatu perbuatan;
4. Menyiarkan tuduhan supaya diketahui umum.

Apabila unsur-unsur penghinaan atau Pencemaran Nama Baik ini hanya diucapkan
(menista dengan secara tidak lisan), maka perbuatan itu tergolong dalam Pasal 310 ayat
(1) KUHP. Namun, apabila unsur-unsur tersebut dilakukan dengan surat atau gambar
yang disiarkan, dipertunjukkan atau ditempelkan (menista dengan surat atau
menyebarkan berita di sosmed), maka pelaku dapat dijerat atau terkena sanksi hukum
Pasal 310 ayat (2) KUHP.
Berdasarkan rumusan pasal di atas dapat dikemukakan bahwa pencemaran nama baik
yang dilakukan oleh dapat dituntut dengan Pasal 310 ayat (1) dan ayat (2) KUHP, apabila
perbuatan tersebut harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa, sehingga dalam
perbuatannya terselip tuduhan, serta memiliki tendensius menimbulkan presepsi dan
opini masyarakat seolah-olah orang yang dicemarkan itu telah melakukan perbuatan
tertentu, dengan maksud agar tuduhan itu tersiar (diketahui oleh orang banyak). Dalam
hal ini merasa dirugikan atas . Apabila dilakukan dengan tulisan atau gambar, maka
perbuatan tersebut digolongkan pencemaran tertulis dan dikenakan Pasal 310 ayat (2)
KUHP. Kejahatan pencemaran nama baik ini juga tidak perlu dilakukan di muka umum,
cukup apabila dapat dibuktikan bahwa terdakwa mempunyai maksud untuk menyiarkan
tuduhan tersebut. Pencemaran nama baik (menista) sebenarnya merupakan bagian dari
bentuk penghinaan yang diatur dalam Bab XVI KUHP.

Anda mungkin juga menyukai