Pencurian
Ida Bagus Anggapurana Pidada S.H, M.H
Universitas Mahendradatta, Denpasar Bali
Email: ajuzt.angga@gmail.com
A. PENDAHULUAN
Didalam kehidupan manusia sehari-hari ketika bermasyarakat, seringkali mendengar dan
melihat terjadinya suatu tindak pidana yang menyangkut harta benda. Tindak pidana yang berhubungan
dengan harta benda telah diatur dalam hukum yang berlaku di Indonesia yakni termasuk didalam Buku II
KUHP. Dalam KUHP kejahatan terhadap harta benda terdiri dari Tindak Pidana Pencurian BAB XXII),
Tindak Pidana Pemerasan dan Pengancaman (BAB XXIII), Tindak Pidana Penggelapan (BAB XXIV), Tindak
Pidana Penipuan (BAB XXV), Tindak Pidana Yang Merugikan Orang Yang Berpiutang dan Yang Berhak
(BAB XXVI), (Tindak Pidana Perusakan Barang (BAB XVII), Tindak Pidana Penadahan (BAB XXX). Tindak
Pidana Curang Dalam Perjanijian, Tindak Pidana Bangkrut (Pasal 396 s/d 403, 405, 520), Tindak Pidana
Terhadap Penerbitan dan Percetakan (Pasal 483 s/d 485), dan Pelanggaran Terhadap Tanah Hak Milik
(Pasal 548 / 551). ( HAK Moch. Anwar,1982)
Perbuatan kejahatan atas harta benda khususnya pencurian merupakan salah satu pidana yang
tertua, karena telah ada ejak zaman prasejarah umat manusia. Dari aspek filosofis pencurian merupakan
suatu perbuatan mengambil sesuatu yang bukan miliknya secara sembunyi-sembunyi untuk tujuan
memilki barang tersebut. Dari segi etimologi pencurian berasal dari kata “curi” yang berarti sembunyi-
sembunyi atau diam-diam atau tidak dengan jalan yang sah atau melakukan pencurian secara sembunyi-
sembunyi atau tidak dengan diketahui orang lain perbuatan yang dilakukannya itu.
Pencurian dalam bahasa arab disebut dengan Sariqah yang merupakan dari َ خَ زberarti
etimologis secara dan سشلب س- ٌسشق- سقkata mengambil ش خفٍخ ِ نغ
ٍ َ أ يبharta milik seseorang secara
sembunyi-sembunyi dan dengan tipu daya. Sementara itu, secara terminologis Sariqah adalah
mengambil harta orang lain dengan sembunyi-sembunyi dari tempat penyimpanannya.(M.Nurul Irfan
dkk, 2015) Dengan demikian perbuatan pencurian merupakan suatu perbuatan yang telah ada sejak
zaman dahulu di berbagai Negara dan tetap terjadi di setiap zaman.
Di Indonesia sendiri pencurian merupakan salah satu tindak pidana yang paling banyak terjadi
yang menyentuh setiap kawasan baik di kawasan perkotaan maupun di pedesaan. Berbagai bentuk
pencurian Delik pencurian menurut KUHP dibedakan atas 5 macam yatiu:
pencurian biasa (pasal 362 KUHP), pencurian dengan pemberatan/pencurian yang dikualifikasi (pasal
363 KUHP), pencurian ringan (pasal 364 , pencurian dnegan kekerasan (pasal 365 KUHP),
KUHP),pencurian dalam keluarga (pasal 367 KUHP). Setiap bentuk pencurian akan dijabarkan dalam BAB
ini.
Berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, delik pencurian diatur dalam pasal 362 – 367
KUHP, Buku II Titel XXII. Pencurian pada umumnya atau bisa juga disebut pencurian biasa telah termuat
dalam Pasal 362 berbunyi: barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian
dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau dendan paling banyak enam puluh rupiah. Yang
dimaksud dengan delik pencurian menurut pasal 362 KUHP ini adalah tindak pidana yagn mempunyai
unsure-unsur yakni mengambil adanya barang/benda yang diambil, barang tersebut seluruhnya atau
sebagian milik orang lain pengambilan tersebut bertujuan untuk memiliki dengan melanggar hukum.
Unsure-unsur pencurian tersebut di atas pada dasar dapat dibagi yaitu unsur subjektif dan unsur
obyektif. unsur objektif dari pencurian adalah perbuatan mengambil (wegnemen) dan bertujuan untuk
memiliki dengan melanggar hukum. Sedangkan unsur subjektif dari tindak pidana pencurian adalah
maksud dari si pelaku (oogmark), suatu benda (enig goed), sifat dari benda itu harus:seluruhnya
kepunyaan orang lain atau sebagian kepunyaan orang lain.
ke 1 : Pencurian ternak.
Ke 2 : Pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan, banjir, gempa bumi atau gempa laut, gunung
meletus, kapal karam, kapal terdampat, kecelakaan kereta api, huru-hara, pembrontakan atau
bahaya perang.
Ke 3 : Pencurian diwaktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada
rumahnya, yang dilakukan oleh orang yang adanya disitu tidak diketahui atau tidak dikehendaki
oleh orang yang berhak.
ke 4 : Pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu.
ke 5 : Pencurian yang untuk masuk ketempat melakukan kejahatan atau sampai pada barang yang
diambilnya, dilakukan dengan merusak, memotong atau memanjat atau dengan memakai anak
kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan palsu.
Ayat (2) menyatakan bahwa :Jika pencurian yang diterangkan dalam ke 3 disertai dengan salah
satu hal tersebut ke 4 dan ke 5, maka dikenakan pidana paling lama sembilan tahun. Tindak pidana
pencurian ini harus dibedakan dari tindak pidana pencurian yang lain, oleh karena ada hal-hal yang
bersifat khusus yang dipandang sebagai harus dinilai sebagai yang memberatkan kualitas dari pencurian.
1. Pencurian Ternak
Pencurian ternak dalam ayat (1) ke 1 adalah merupakan unsur yang bersifat objektif
tambahan dalam pasal ini, dimana dimasukkannya pencurian masalah ternak dalam KUHP tidak
dapat dilepaskan dari sejarah terbentuknya KUHP itu sendiri. Pada saat terbentuknya KUHP di
negara Belanda, ternak ini dianggap oleh bangsa Belanda memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan
dapat membantu pekerjaan manusia, sehingga dianggap sebagai hal yang memberatkan sanksi
pidananya. Pencurian ternak merupakan kejahatan yang berat karena nilai kerugian dari
perncurian suatu ternak tidak dapat dinilai dari harga pasaran ternak tersebut. Ternak merupakan
mahkluk hidup yang memiliki perasaan dan pemiliknya juga memiliki perasaan cinta kasih yang
tidak dapat dinilai hanya berdasarkan harga pasaran ternak tersebut.
Unsur-unsur yang harus terpenuhi agar Seseorang agar dapat didakwa atau dimasukan
kedalam rumusan Pasal 363 ayat (1) ke 1 KUHP ini, yakni harus dibuktikan bahwa sipelaku (a).
telah menghendaki atau bermaksud untuk melakukan perbuatan mengambil, (b). mengetahui
bahwa yang diambil itu adalah ternak, (c). mengetahui bahwa ternak itu sebagian atau seluruhnya
kepunyaan orang lain dan (d). bermaksud untuk menguasai ternak tersebut secara melawan
hukum
Pengertian malam hari itu dalam pasal 363 ayat (1) ke 3 adalah waktu diantara matahari
terbenam dan matahari terbit sebagaimana dirumuskan oleh Pasal 98 KUHP. Pencurian di malam
hari merupakan pencurian berat karena pencurian tersebut dapat menimbulkan rasa takut yang
jauh melebihi pencurian di siang hari.
Pencurian di pekarangan tertutup juga diatur dalam pasal 363 ayat (1) ke 3. Pengertian
rumah adalah suatu bangunan sebagai tempat tinggal tetap atau sementara bagi manusia dan
pekarangan tertutup adalah sebidang tanah yang memiliki batas-batas / tanda-tanda tertentu
untuk membedakan dengan sebidang tanah lainnya yang ada disekelilingnya. Dimana batas-
batas / tanda-tanda itu tidak perlu harus dibuat permanen, yang penting ada suatu tanda-tanda
tertentu yang dapat menunjukan batas luas dan lebar sebidang tanah tersebut. Juga pekarangan
tertutup ini disyaratkan harus terdapat sebuah rumah sebagai tempat tinggal / kediaman
seseorang, yang memiliki batas-batas tertentu dengan pekarangan orang lain yang ada
disekitarnya. (R. Sugandhi, 1980 : 379). Pencurian di pekarangan tertutup lebih berat
dibandingkan ketika pencurian tersebut dilakukan di tempat terbuka misalnya di lapangan bola
ataupun pekarangan yang tidak ada pembatasnya. Pekarangan yang tidak ada pembatasnya
menyebabkan kondisi benda yang ada dipekarangan tersebut lebih sulit diketahui orang lain
bahwa benda tersebut bukan milik pemilik pekarangan sehingga dianggap memudahkan
dilakukannya seseorang mengambil benda tersebut. Maka dari itu, disarankan dalam setiap
pekarangan harus dibuatkan tembok pembatasnya.
5. Pencurian Berkelompok
Pencurian perbuatan tertentu diatur didalam Pasal 363 ayat (1) ke 5 juga merupakan
suatu keadaan memberatkan, dimana hal ini mengenai cara-cara perbuatan / tindak pidana itu
dilakukan yang dapat menimbulkan suatu akibat lain. Dimana perbuatan yang dilakukan dapat
berupa pembongkaran, pengerusakan, memanjat ( Pasal 99 KUHP ), menggunakan kunci palsu
( Pasal 100 KUHP ) dan perintah palsu serta pakaian palsu. Pencurian ini dianggap pencurian berat
karena pelakunya memiliki niat penuh untuk mencuri berbeda dengan pencurian lain yang bisa
saja timbul karena ada kesempatan yang tiba-tiba muncul. Namun perbuatan ini telah jelas
terencana dan memiliki perbuatan pidana pendahuluan sebelumnya untuk memudahkan
terjadinya pencurian.
Pencurian ringan sebagaimana termuat dalam pasal 364 KUHP dijelaskan bahwa Perbuatan yang
diterangkan dan diterapkan dalam Pasal 362 dan Pasal 363 butir 4 dan butir 5, apabila tidak dilakukan
dalam sebuah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, jika harga barang tidak lebih dari Rp. 250,-
(Dua Puluh Lima Rupiah), diancam dengan pencurian ringan dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
bulan atau pidana denda paling banyak Rp. 250,- (Dua Ratus Lima Puluh Rupiah). Perbuatan ini adalah
merupakan pencurian ringan, oleh karena objek atau nilai benda / barang yang dicuri tidak lebih dari
Rp.250,- (Dua Puluh Lima Rupiah), demikian juga terhadap ancaman pidana penjara hanya 3 (tiga) bulan
dan pidana denda hanya Rp. 250,- (Dua Ratus Lima Puluh Rupiah).
Perma MA dengan Nomor 2/2012 mengenai Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan
Jumlah Denda dalam KUHP. Jika sebelumnya yang disebut tindak pencurian ringan yang nilainya kurang
dari Rp 250, kini diubah menjadi Rp 2,5 juta. (Dikalikan 1000) dengan demikian apabila suatu tindak
pidana tidak dilakukan dalam sebuah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, jika harga barang
tidak lebih dari 2.5 juta maka tidak dapat ditahan dan hanya dikenakan hukuman maksimal 3 bulan
penjara.
Pencurian dengan kekerasan diatur khusus dalam pasal 365 KUHP. Dimana rumusan Pasal 365
KUHP ayat (1) dijelaskan bahwa pencurian dengan kekerasan diancam dengan pidana penjara paling
lama sembilan tahun, pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan, terhadap orang, dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pencurian, atau
dalam hal tertangkap tangan, untuk memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau
untuk tetap menguasai barang yang dicuri.
Pencurian dengan kekerasan akan semakin berat apabila terdapat unsur-unsur lain yang
terpenuhi sebagaimana diatur dalam Pasal 365 ayat(2) yang menjelaskan pencurian dengan pidana
penjara paling lama dua belas tahun harus terpenuhi unsur-unsur sebagai berikut : Ke 1. : Jika perbuatan
dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya,
dijalan umum atau dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan. Ke 2.: Jika perbuatan dilakukan
oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu. Ke 3. : Jika masuknya ketempat melakukan kejahatan,
dengan merusak atau memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian
jabatan palsu. Ke 4. : Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat. Unsur pencurian dengan ancaman
paling lama dua belas tahun harus terpenuhinya keempat unsur ini, sehingga apabila salah satu tidak
terpenuhi maka ancaman hukumannya maksimal hanya 9 tahun saja.
Pasal 365 Ayat (3) menjelaskan Jika perbuatannya mengakibatkan mati, maka dikenakan pidana
penjara paling lama lima belas tahun. Pencurian dalam bentuk apapun apabila menimbulkan kematian
maka dapat dijatuhi hukuman penjara maksimal 15 tahun. Ancaman terberat dalam tindak pidana
pencurian yakni ancaman hukuman mati sebagaimana diatur dalam pasal 365 ayat (4) yang dijelaskan
bahwa pelaku dapat diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan mengakibatkan luka berat atau mati dan dilakukan
oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, pula disertai oleh satu hal yang diterangkan dalam no.1
dan 3. Dalam hal ini pidana mati dapat dijatuhkan apabila perbuatan pencurian berkelompok yang
disertai akibat kematian atau mengakibatkan luka berat dan perbuatannya dilakukan pada waktu malam
dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, dijalan umum atau dalam kereta
api atau trem yang sedang berjalan atau Jika masuknya ketempat melakukan kejahatan, dengan
merusak atau memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan
palsu.
Unsur-unsur yang terlihat didalam rumusan Pasal 365 KUHP itu adalah : a). Unsur Objektif, terlihat
dari kalimat : didahului, disertai, diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, dimana perbuatan
itu dilakukan terhadap seseorang. 26 b). Unsur Subjektif, terlihat dari kalimat : 1). dengan maksud untuk
mempersiapkan / mempermudah pencurian, 2). atau jika tertangkap tangan, memberi kesempatan bagi
diri sendiri atau peserta lainnya untuk melarikan diri, 3). dengan maksud untuk mempertahankan/tetap
menguasai barang yang dicuri tersebut.(H.A.K. Moch. Anwar, 1982 : 25)
Pencurian dalam keluarga atur dalam pasal 367 Ayat (1) : Jika pembuat atau pembantu dari alah
satu kejahatan dalam bab ini adalah suami (istri) dari orang yang terkena kejahatan, dan tidak terpisah
meja dan tempat tidur atau terpisah harta kekayaan, maka terhadap pembuat atau pembantu itu, tidak
mungkin diadakan tuntutan pidana. Sementara itu dalam pasal 367 Ayat (2) KUHP diatur bahwajika dia
adalah suami (istri) yang terpisah meja dan tempat tidur yang terpisah meja dan tempat tidur atau
terpisah harta kekayaan, atau jika dia adalah keluarga sedarah atau semenda, baik dalam garis lurus
maupun garis menyimpang derajat kedua, maka terhadap orang itu hanya mungkin diadakan penututan,
jika ada pengaduan yang terkena kejahatan. Ayat (3) : Jika menurut lembaga matriarkhal, kekuasaan
bapak dilakukan oleh orang lain daripada bapak kandungnya, maka aturan tersebut ayat diatas, berlaku
juga bagi orang itu
Berdasarkan pasal 367 maka tidak dapat dijatuhi hukuman pidana jika sipelaku adalah suami yang
masih terikat sepenuhnya dalam perkawinan yang syah dengan kehilangan atau sebaliknya. Sehingga
dari sudut dari teori hukum, perbuatan itu dipandang tidak bersifat melawan hukum dan perbuatan itu
dipandang ditiadakan. Alasan dari pasal 367 ayat 1 karena harta kekayaan suami – istri adalah milik
bersama yang bersifat khusus selama mereka terikat dalam suatu perkawinan yang syah dan
sepenuhnya. Oleh karena itu, apabila salah satu pihak melakukan perbuatan hukum (misalnya menjual),
itu artinya sama saja mereka menjual sendiri barang / bendanya.
Sementara itu apabila ddalam pasal 365 ayat 2 ketentuan dalam rumusan pasal ini merupakan
delik aduan relatif, jika sipelaku adalah :a). Suami/istri yang sudah terpisah meja dan ranjang 28 atau
terpisah harta kekayaan, b). Keluarga sedarah dalam garis lurus atau garis menyimpang 2 (dua) derajat,
c). Keluarga semenda dalam garis lurus atau menyimpang 2 (dua) derajat.
G. RANGKUMAN MATERI
Di Indonesia sendiri pencurian merupakan salah satu tindak pidana yang paling banyak terjadi
yang menyentuh setiap kawasan baik di kawasan perkotaan maupun di pedesaan. Berbagai bentuk
pencurian Delik pencurian menurut KUHP dibedakan atas 5 macam yatiu:
pencurian biasa (pasal 362 KUHP), pencurian dengan pemberatan/pencurian yang dikualifikasi (pasal
363 KUHP), pencurian ringan (pasal 364 , pencurian dnegan kekerasan (pasal 365 KUHP),
KUHP),pencurian dalam keluarga (pasal 367 KUHP).
barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain,
dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian dengan pidana
penjara paling lama lima tahun atau dendan paling banyak enam puluh rupiah. Yang dimaksud dengan
delik pencurian menurut pasal 362 KUHP ini adalah tindak pidana yagn mempunyai unsure-unsur yakni
mengambil adanya barang/benda yang diambil, barang tersebut seluruhnya atau sebagian milik orang
lain pengambilan tersebut bertujuan untuk memiliki dengan melanggar hukum. Unsure-unsur pencurian
tersebut di atas pada dasar dapat dibagi yaitu unsur subjektif dan unsur obyektif. unsur objektif dari
pencurian adalah perbuatan mengambil (wegnemen) dan bertujuan untuk memiliki dengan melanggar
hukum. Sedangkan unsur subjektif dari tindak pidana pencurian adalah maksud dari si pelaku (oogmark),
suatu benda (enig goed), sifat dari benda itu harus:seluruhnya kepunyaan orang lain atau sebagian
kepunyaan orang lain
H. LATIHAN SOAL
2. Jelaskan kondisi-kondisi apa saja yang membuat suatu perbuatan pencurian dapat diancam
dengan pidana maksimal 12 tahun penjara ?
3. Jelaskan mengapa pencurian suami-istri tidak dapat dipidana dan jelaskan unsur-unsur apa
yang harus terpenuhi di dalamnya ?
4. Jelaskan kondisi yang dapat membuat pencurian dapat dikenakan hukuman mati ?
5. Jelaskan menurut pendapatmu alasan yang mendukung bahwa mengambil benda tidak
bergerak tidak dapat disebut dengan tindakan mencuri ?
DAFTAR PUSTAKA
A.A Ngurah Wirasila, A.A Ngurah Yusa Darmadi, Sagung Putri M.E. Purwani (2017). Buku Ajar Tindak
Pidana Tertentu Dalam KUHP. Fakultas Hukum Universitas Udayana.
Anwar. H.A.K. Moch (1982). Hukum Pidana Bagian Khusus (KUHP-Buku II), Jilid I. Alumni. Bandung
Bawengan. Gerson W. (1983). Hukum Pidana Didalam Teori dan Praktek, Pradnya Paramita. Jakarta
Chazawi. Adami (2002). Pelajaran Hukum Pidana Bagian 2. PT Raja Grafindo Perkasa. Jakarta
Lamintang. P.A.F (1) (1997). Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia. PT Citra Aditya Bakti, Bandung
R. Soesilo (1991). Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta Komentar-Komentarnya Lengkap
Pasal Demi Pasal. Politeia. Bogor
Sugandhi. R (1981) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Dengan Penjelasannya, Usaha Nasional,
Surabaya – Indonesia
PROFIL PENULIS