Disusun oleh:
Pembimbing:
dr.Slamet Widodo,Sp.PD
UNIVERSITAS MALAHAYATI
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
“TERAPI HIPERTENSI DENGAN ARB”
Oleh:
Referat ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti
Kepaniteraan
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan referat yang berjudul “Terapi Hipertensi Dengan ARB”
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................................I
2.1.2 PATOFISIOLOGI................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27
BAB I
PENDAHULUAN
darah secara kronis. Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian paling
sering di dunia. Hampir satu miliar orang di dunia berisiko terkena kegagalan
jantung, serangan jantung, stroke, gagal ginjal dan kebutaan akibat hipertensi.
Hipertensi terjadi ketika volume darah meningkat dan / atau saluran darah
oksigen dan nutrisi kepada setiap sel di dalam tubuh. Tekanan darah diukur
dinyatakan dalam mmHg). Jika tekanan darah melebihi tingkat yang normal,
maka resiko kerusakan bisa terjadi pada organ organ vital di dalam tubuh seperti
jantung, ginjal, otak, dan mata. Hal ini meningkatkan resiko kejadian yang bisa
oleh berbagai faktor dan sering kali berbeda-beda pada tiap individu. Penanganan
komplikasi yang dapat dipicu oleh hipertensi dapat dicegah. Salah satu macam
hipertensi yang bekerja dengan cara menurunkan tekanan darah melalui sistem
makalah ini akan dipaparkan semua hal yang berkenaan dengan hipertensi dan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
Definisi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg . Level tekanan darah haruslah disetujui untuk
evaluasi dan terapi pasien dengan hipertensi. Mengingat risiko berbagai penyakit
adanya sistem klasifikasi yang esensial untuk dijadikan dasar diagnosis dan terapi
Pressure (JNC VII). Klasifikasi tekanan darah pada tabel dimaksudkan setiap
tekanan yang terukur (tekanan rata-rata) pada dua kali atau lebih pengukuran,
penyakit, namun perlu diingat bahwa keadaan tersebut berisiko tinggi untuk
Klasifikasi menurut JNC VII, tekanan darah dibagi dalam tiga klasifikasi
Klasifikasi ini berdasarkan pada nilai rata-rata dari dua atau lebih pengukuran
tekanan darah yang baik, yang pemeriksaannya dilakukan pada posisi duduk
risiko atau kerusakan organ target, namun JNC VII lebih menekankan bahwa
sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90
mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering
ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap
sampai usia 80tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60
tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. Pada
menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai
Orang Dewasa
2.1.1 Patofisiologi
dilakukan oleh aksi memompa dari jantung (cardiac output/CO) dan dukungan
tekanan darah ini dipengaruhi oleh interaksi dari berbagai faktor yang kompleks.
yang ditandai dengan peningkatan curah jantung dan atau ketahanan periferal.
dipengaruhi oleh stroke volume dan heart rate. CO yang meningkat akan
tekanan darah. RAA bisa aktif dimulai dari pengeluaran renin oleh sel
Angiotensin II inilah yang bermakna, yaitu berikatan dengan reseptor AT1 akan
darah akan meningkat sehingga akan menarik air pada ruang intertisial melalui
Lumen mengecil salah satu penyebabnya oleh plak yang bakal jadi thrombus.
Sejak lebih kurang 100 tahun yang lalu, dengan ditemukannya renin,
dengan melakukan unilateral clamp arteri renalis. Tahun 1940 ditemukan pressor
agent yang sebenarnya berperan dalam rangkaian renin, yang kemudian diberi
RAS, baik lokal maupun sistemik. RAS general akan berperan dalam regulasi
Aktivasi RAS sistemik ini akan menyebabkan pemulihan tekanan darah dan
dalam jangka waktu yang lebih panjang dan homeostasis kardiovaskuler lewat
aktivasi berlebihan dari sistim RAS atau karena peningkatan sensitivitas arteriole
mediator utama dari RAS berikatan dengan resep-tornya di jaringan reseptor ini
dikenal dengan reseptor AT. Ada beberapa tipe reseptor, tetapi yang terpenting
reseptornya, yaitu pada reseptor AT1 secara spesifik. Semua kelompok ARB
memiliki afinitas yang kuat ribuan bahkan puluhan ribu kali lebih kuat dibanding
maka angiotensin II tidak dapat bekerja pada reseptor AT1, yang secara langsung
retensi air dan Na dan penurunan aktivitas seluler yang merugikan (misalnya
rangsangan reseptor AT2 akan bekerja sinergistik dengan efek hambatan pada
reseptor AT1.
dipublikasikan dan dipasarkan. Beberapa obat ARB yang ada, antara lain:
Valsartan
seluruh ARB. Valsartan bekerja pada reseptor AT1 secara selektif, sehingga
adalah sebesar 25% dengan 95% terikat protein. Waktu paruh valsartan adalah 6
jam, dan kemudian diekskresikan 30% melalui ginjal dan 70% melalui bilier.
Valsartan terdapat dalam kemasan tablet 40 mg, 80 mg, 160 mg, dan
320 mg per hari. Nama dagang valsartan, antara lain diovan dan valtan. Pada
tahun 2005, diovan telah digunakan lebih dari 12 juta orang di Amerika Serikat
meskipun hal itu masih sebatas penelitian. Obat ini dapat menurun efektivitasnya
Telmisartan
42% hingga 100% dengan lebih dari 99,5% berikatan dengan protein. Waktu
melalui feses.
ARB lainnya, yaitu dengan mengikat reseptor AT1. Afinitas telmisartan terhadap
Reduksi tekanan darah terjadi akibat relaksasi otot polos pembuluh darah,
Losartan
dan kelainan ginjal lain pada pasien diabetes melitus tipe II, hipertensi, dan
merupakan ARB pertama yang dipasarkan secara luas dengan nama dagang
Cozaar (Merc & Co). Losartan memiliki rumus kimia C22H23ClN6O dengan
berat molekul 422,91 g/mol. Bioavailabilitas losartan adalah sebesar 25% hingga
35%. Metabolisme losartan terjadi di hepar dengan bantuan enzim sitokrom
p450 CYP2C9 dan CYP3A4. Waktu paruh telmisartan adalah 1,5 hingga 2 jam,
tetapi memiliki metabolit aktif asam 5-karboksilat yang dapat bekerja dalam 6
hingga 8 jam. Metabolit aktif ini juga memiliki efektivitas blocking reseptor
AT1 10 hingga 40 kali lebih kuat dibanding bahan induknya, losartan. Losartan
kemudian diekskresikan 13% - 25% melalui ginjal dan 50% - 60% melalui
bilier.
akibat harganya yang relatif lebih mahal dibanding diuretik atau beta bloker,
losartan ternyata dapat dijadikan sebagai terapi first-line untuk hipertensi dengan
risiko kardiovaskular event. Wiki osa2 Losartan juga terdapat dalam kombinasi
dengan diuretik tiazid dosis rendah dan dipasarkan dengan nama dagang
menekan reseptor TGF-β tipe I dan II pada ginjal diabetik, yang diasumsikan
Irbesartan
adalah 11-15 jam, dan kemudian diekskresikan 20% melalui ginjal dan
dengan diuretik tiazid dosis rendah, yang ditujukan untuk meningkatkan efek
Olmesartan
AT1 sehingga akan merelaksasi otot polos vaskular. Dengan blokade tersebut,
hepar dan tidak hilang dengan hemodialisis. Waktu paruh Olmisartan adalah 13
jam, dan kemudian diekskresikan 40% melalui ginjal dan 60% melalui bilier.
Olmesartan tersedia dalam bentuk tablet 5 mg, 20 mg, dan 40 mg. Dosis
normal yang dianjurkan untuk dewasa (termasuk lanjut usia dan kerusakan hepar
dan ginjal ringan) adalah 20 mg/hari dosis tunggal. Selanjutnya dosis dapat
ditingkatkan menjadi 40 mg per hari setelah 2 minggu, bila tekanan darah tetap
dinding intestinal untuk candesartan sileksil, dan dihepar untuk candesartan yang
dikatalisasi enzim sitokrom p450 CYP2C9. Waktu paruh candesartan adalah 5,1
sampai 10,5 jam, dan kemudian diekskresikan 33% melalui renal dan 67% melalui
feses.
pasien dengan gagal jantung kongestif. Indikasi ini merupakan hasil studi
Eprosartan
plus. Kerja obat ini pada sistem RAS akan menurunkan resistensi perifer. Obat ini
juga menghambat produksi norepinefrin simpatetik sehingga juga menurunkan
Secara umum dan melalui berbagai penelitian, ARB relatif aman dan jarang
antara lain pusing, sakit kepala, dan hiperkalemia. ARB juga dapat menimbulkan
hipotensi ortostatik, rash, diare, dispepsia, abnormalitas fungsi liver, kram otot,
nasal.
Meskipun salah satu alasan penggunaan ARB adalah untuk menghindari efek
batuk atau angioedem yang sering terjadi pada penggunaan ACEI, namun efek ini
juga dapat muncul pada ARB, meskipun sangat jarang. Selain itu, terdapat risko
kecil terjadinya reaksi silang pada pasien yang memiliki riwayat angioedem
dengan penggunaan ACEI, namun mekanisme reaksi ini masih belum jelas.
diabetik. Candesartan juga telah diuji coba secara klinis dalam mencegah dan
parameter penggunaan ARB, yaitu menurut efek inhibisi dalam 24 jam, tingkat
afinitasnya terhadap reseptor AT1 dibanding AT2, dan waktu paruh obat.
a. Efek inhibisi selama 24 jam merupakan ukuran penting terkait dengan jumlah
atau besar angiotensin II yang dihambat selama 24 jam. Berdasarkan FDA USA,
• Valsartan 80 mg 30%
• Telmisartan 80 mg 40%
• Olmesartan 20 mg 61 %
• Olmesartan 40 mg 74%
pertimbangan penting, karena kedua reseptor ini memiliki kerja yang saling
berlawanan. Semakin kuat afinitas ARB terhadap AT1 dibanding AT2, maka efek
c. Waktu paruh ARB juga penting dipertimbangkan sebagai dasar terapi. Waktu
• Valsartan 6 jam
• Losartan 6-9 jam
• Irbesartan 11-15 jam
• Olmesartan 13 jam
• Telmisartan 24 jam
kardiovaskular atau stroke (tetapi tidak untuk infark miokard). Manfaat ini
didapat di luar efek penurunan tekanan darah. Hasil studi LIFE menujukkan
bahwa ARB menjadi pilihan lebih baik dibandingkan beta bloker bagi pasien
Untuk kasus gagal jantung, ARB adalah antihipertensi terbaru yang paling
efektif. Hal ini dibuktikan oleh candesartan dan valsartan melalui dua studi
besar, yakni ValHeFT dan CHARM. Hasil kedua studi menunjukkan, angka
perawatan rumah sakit akibat gagal jantung berkurang, adanya
kenaikan kriteria NYHA dan perbaikan kualitas hidup. Studi lanjutan CHARM,
mampu mengurangi kematian karena berbagai sebab. Untuk pasien yang intoleran
kardiovakular.
sebagai alternatif ACE-inhibitor sebagai terapi lini pertama pasien dengan gagal
jantung ringan sedang dan mengurangi LVEF, khususnya pada pasien yang
darah baik sistolik maupun diastolik lebih baik dengan kombinasi valsartan +
21,7 mmHg dan diastolik 14,2 mmHg dibandingkan dengan valsartan 160 mg
saja.
Kombinasi lain adalah ARB + CCB. Dasar pemikiran kombinasi CCB +
ARB adalah untuk mendapatkan efek sinergis dari mekanisme kerja yang
pada kasus gagal jantung dapat ditutupi dengan kelebihan ARB, yaitu
adanya ARB yang menyebabkan venodilatasi maka tekanan vena dan arteri akan
kelompok lisinopril 10-20 mg + HCT 12,5 mg. Hasil serupa juga ditemukan
pada penderita hipertensi stage 2 dengan rata-rata tekanan darah 188/113 mmHg
dimana rata-rata tekanan darah pada akhir penelitian sebesar 145,4/86,4 mmHg
HCT.36 Selain menurunkan tekanan darah, kombinasi ARB dan CCB juga
amlodipine lebih rendah 38% daripada amlodipine saja. Selain itu, angka insiden
rekurensi atrial fibrilasi selama observasi 1 tahun hanya ditemukan 13% pada
pasien yang mengkonsumsi valsartan 160 mg + amlodipine 10 mg dibandingkan
KESIMPULAN
darah secara kronis. Hampir satu miliar orang di dunia berisiko terkena
kegagalan jantung, serangan jantung, stroke, gagal ginjal dan kebutaan akibat
hipertensi. Hipertensi terjadi ketika volume darah meningkat dan / atau saluran
reseptornya, yaitu pada reseptor AT1 secara spesifik. Golongan sartan atau ARB
yang intoleransi dengan terapi ACE inhibitor. Keunggulan ARB dibanding ACE
inhibitor adalah ARB tidak menghambat penguraian bradikinin dan kinin lain,
NIH. The Seven report of the joint national committee on prevention, detection,
2009.
Rusdi & Nurlaela Isnawati, 2009, Awas! Anda Bisa Mati Cepat Akibat Hipertensi
Wilson, L.M., & Price, A.P., 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses