PolitikHukum 1 Dikonversi
PolitikHukum 1 Dikonversi
net/publication/337241250
CITATIONS READS
0 24,858
1 author:
Cindypermata Sari
Universitas Sriwijaya
8 PUBLICATIONS 92 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Cindypermata Sari on 14 November 2019.
Abstrak
A. Pendahuluan
Sebagai Negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat) dan bukan atas dasar
kekuasaan (machstaat) Indonesia menuangkan cita-cita ataupun tujuan negara melalui
hukum sebagai sarananya dengan kata lain hukum adalah sarana yang digunakan
dalam mencapai tujuan negara yang sudah di cita-citakan. Politik dan hukum saling
berkaitan satu sama lain karena politik bersifat kepentingan yang seringkali
menimbulkan konflik harus diarahkan atau dikendalikan oleh hukum yang berlaku
agar dapat mewujudkan tujuan suatu negara.
Politik selalu berbicara kepentingan entah itu dalam hal satu tujuan maupun saling
bertolakbelakang, maka dari itulah politik harus dikaitkan dengan hukum karena
konflik yang ditimbulkan keras. Satjipto Rahardjo mengemukakan bahwa jika melihat
hubungan antara politik dan hukum, politik memiliki konsentrasi energi yang lebih
besar sehingga hukum selalu berada pada posisi yang lemah. Politik sangat menetukan
bekerjanya hukum. Maka dari itu politik dan hukum berkesinambungan karena hukum
merupakan produk politik, hukum sebagai salah satu alat politik, dimana penguasa
dapat mewujudkan kebijakannya, jika sudah menjadi hukum maka politik tunduk pada
hukum.
Berdasarkan latar belakang diatas maka tulisan ini akan membahas mengenai dua
hal utama, yaitu mengenai (1) hukum sebagai sarana atau alat dalam mewujudkan
tujuan negara (2) Peran Politik Hukum dalam Pembuatan Peraturan
Perundang-undangan.
B. Pembahasan
B.1 Hukum Sebagai Sarana atau Alat dalam Mewujudkan Tujuan Negara
Satjipto Rahardjo mendefinisikan politik hukum sebagai aktivitas memilih dan cara
yang hendak dipakai untuk mencapai suatu tujuan sosial dan hukum tertentu dalam
masyarakat. 1 Menurut Satjipto Rahardjo, terdapat beberapa pertanyaan mendasar
yang muncul dalam studi politik hukum, yaitu: (1) tujuan apa yang hendak dicapai
dengan sistem hukum yang ada; (2) cara-cara apa dan yang mana, yang dirasa paling
baik untuk bisa dipakai mencapai tujuan tersebut; (3) kapan waktunya hukum itu perlu
diubah dan melalui cara-cara bagaimana perubahan itu sebaiknya dilakukan; dan (4)
dapatkah dirumuskan suatu pola yang baku dan mapan, yang bisa membantu
memutuskan proses pemilihan tujuan serta cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut
secara baik.2
Padmo Wahjono dalam bukunya “Indonesia Negara Berdasarkan atas Hukum”
mendefinisikan politik hukum sebagai kebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk
maupun isi dari hukum yang akan dibentuk.3 Definisi ini masih bersifat abstrak dan
kemudian dilengkapi dengan sebuah artikelnya yang berjudul “Menyelisik Proses
Terbentuknya Perundang-undangan”, yang dikatakan bahwa politik hukum adalah
kebijakan penyelenggara negara tentang apa yang dijadikan kriteria untuk
menghukumkan sesuatu. Dalam hal ini kebijakan tersebut dapat berkaitan dengan
pembentukan hukum, penerapan hukum dan penegakannya sendiri.
1 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Cet. III, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991), hlm. 352.
2 Ibid, hlm 352-353
3 Padmo Wahyono, 1986, Indonesia Negara Berdasarkan atas hukum, Cet. II, Ghalia Indonesia, Jakarta., hlm: 160
Politik hukum merupakan legal policy atau garis (kebijakan) yang akan atau telah
dilaksanakan secara nasional oleh Pemerintah Indonesia yang meliputi:
1. pembangunan hukum yang berintikan pembuatan dan pembaruan terhadap
materi-materi hukum agar dapat sesuai dengan kebutuhan
2. Pelaksanaan ketentuan hukum yang telah ada termasuk penegasan fungsi lembaga
dan pembinaan para penegak hukum.
Dari pengertian tersebut terlihat politik hukum mencakup proses pembuatan dan
pelaksanaan hukum yang dapat menunjukkan sifat dan ke arah mana hukum akan
dibangun dan ditegakkan.4
Politik Hukum dapat dijabarkan sebagai kemauan atau kehendak negara terhadap
hukum. Artinya, untuk apa hukum itu diciptakan, apa tujuan penciptaannya dan
kemana arah yang hendak dituju. Politik Hukum adalah kebijakan pemerintah
mengenai hukum mana yang akan dipertahankan, hukum mana yang akan diganti,
hukum mana yang akan direvisi dan hukum mana yang akan dihilangkan. Dengan
demikian melalui politik hukum negara membuat suatu rancangan dan rencana
pembangunan hukum nasional di Indonesia. Pencapaian pembangunan hukum akan
mendorong pencapaian tujuan hukum yang selanjutnya mengarah pada terciptanya
tujuan negara. Tujuan hukum untuk menciptakan suatu keadilan, kemanfaatan,
ketertiban dan kepastian hukum tidaklah dengan mudah dapat dipenuhi apabila di
dalam setiap hukum yang ada terkandung tujuan negara. Pencapaian tujuan hukum
akan mengarah atau menuju pada pencapaian tujuan negara. Sebagai sarana
tercapainya tujuan negara, maka tujuan hukum harus tercapai terlebih dahulu sehingga
tujuan negara akan terwujud dengan baik.
4 Abdul Hakim Garuda Nusantara, “Politik Hukum Nasional”, makalah pada Kerja Latihan Bantuan Hukum, LBH,
Surabaya, September 1985.
abadi dan keadilan sosial.5
Melalui perspektif politik, hukum dipandang sebagai produk atau output dari
proses politik atau hasil pertimbangan dan perumusan kebijakan publik. Namun
disamping hukum sebagai produk pertimbangan politik, terdapat politik hukum yang
merupakan garis atau dasar kebijakan untuk menentukan hukum yang seharusnya
berlaku dalam negara. Di negara demokrasi, masukan (inputs) yang menjadi bahan
pertimbangan untuk penentuan hukum bersumber dari dan merupakan aspirasi
masyarakat yang disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang kemudian diproses
sehingga muncul sebagai outputs dalam bentuk peraturan hukum.
Politik hukum nasional sebagai pedoman dasar bagi segala bentuk dan proses
perumusan, pembentukan dan pengembangan hukum di tanah air. Bila politik hukum
nasional merupakan pedoman dasar bagi segala bentuk dan proses perumusan,
pembentukan dan pengembangan hukum di tanah air, dapat dipastikan politik hukum
nasional harus dirumuskan pada sebuah peraturan perundang-undangan yang bersifat
mendasar pula, bukan pada sebuah peraturan perundang-undangan yang bersifat
teknis.
Tujuan politik hukum nasional meliputi dua aspek yang saling berkaitan:
1. Sebagai suatu alat (tool) atau sarana dan langkah yang dapat digunakan oleh
pemerintah untuk menciptakan suatu sistem hukum nasional yang dikehendaki;
dan
2. Dengan sistem hukum nasional itu akan diwujudkan cita-cita bangsa Indonesia
yang lebih besar.
5
Lihat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Alinea Ke Empat.
6 Mahfud MD, 2010, Membangun Politik Hukum Menegakkan Konstitusi, Rajawali Pers, Jakarta, hlm: 22
moyang sejak berabad-abad yang lalu.7
Dalam upaya menjadikan hukum sebagai proses pencapaian cita-cita dan tujuan
negara, politik hukum nasional harus berpijak pada kerangka dasar sebagai berikut :
1) Politik hukum nasional harus selalu mengarah pada cita-cita bangsa, yakni
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
2) Politik hukum nasional harus ditujukan untuk mencapai tujuan negara yakni,
melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
3) Politik hukum nasional harus dipandu oleh nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
negara, yakni: berbasis moral agama, menghargai dan melindungi hak-hak asasi
manusia tanpa diskriminasi, mempersatukan seluruh unsur bangsa dengan semua
ikatan promordialnya, meletakkan kekuasaan di bawah kekuasaan rakyat,
membangun keadilan sosial.
4) Politik hukum nasional harus dipandu oleh keharusan untuk : melindungi semua
unsur bangsa demi integrasi atau keutuhan bangsa yang mencakup ideologi dan
teritori, mewujudkan keadilan sosial dalam ekonomi dan kemasyarakatan,
mewujudkan demokrasi (kedaulatan rakyat) dan nomokrasi (kedaulatan hukum),
menciptakan toleransi hidup beragama berdasarkan keadaban dan kemanusiaan.
5) Sistem hukum nasional yang harus dibangun adalah sistem hukum Pancasila,
yakni sistem hukum yang mengambil atau memadukan berbagai nilai
kepentingan, nilai sosial, dan konsep keadilan ke dalam satu ikatan hukum
prismatik dengan mengambil unsur-unsur baiknya.
Sistem hukum yang demikian, mempertemukan unsur-unsur baik dari tiga sistem
nilai dan meletakkannya dalam hubungan keseimbangan, yakni: keseimbangan antara
individualisme dan kolektifisme, keseimbangan antara rechtsstaat dan the rule of law,
keseimbangan anatara hukum sebagai alat untuk memajukan dan hukum sebagai
cermin nilai-nilai yang hidup di dalam masyarakat, keseimbangan antara negara agama
dan negara sekuler (theo-demokratis) atau religius nation state.8
Berdasarkan pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 yang sekarang telah berubah
menjadi pasal I Aturan Peralihan UUD 1945 amandemen telah mengisyaratkan kepada
pembentuk undang-undang di Indonesia agar dapat mewujudkan cita-cita hukum
nasional. Untuk dapat memenuhi cita-cita hukum diperlukan pembangunan hukum dan
pembinaan hukum. Dalam merumuskan dan menetapkan politik hukum yang telah dan
7 Ibid, hlm:23
8 Ibid, hlm:30-32
akan dilakukan, politik hukum menyerahkan otoritas legislasi kepada penyelenggara
negara, tetapi dengan tetap memperhatikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Arah dari itu semua adalah dalam rangka mencapai tujuan negara yang dicita-citakan.
William Zevenbergen mengutarakan bahwa politik hukum mencoba menjawab
pertanyaan, peraturan-peraturan hukum mana yang patut untuk dijadikan hukum. 9
Perundang-undangan itu sendiri merupakan bentuk dari politik hukum (legal policy).
Pengertian legal policy, mencakup proses pembuatan dan pelaksanaan hukum yang
dapat menunjukkan sifat dan kearah mana hukum akan dibangun. Politik hukum
memberikan landasan terhadap proses pembentukan hukum yang lebih sesuai, situasi
dan kondisi, kultur serta nilai yang berkembang di masyarakat dengan memperhatikan
kebutuhan masyarakat terhadap hukum itu sendiri.10
Dengan kata lain, politik hukum dapat dibedakan menjadi dua dimensi, yaitu
pertama, politik hukum yang menjadi alasan dasar dari diadakannya suatu peraturan
perundang-undangan. Kedua, tujuan atau alasan yang muncul dibalik pemberlakuan
suatu peraturan perundang-undangan.
Dalam kenyataannya negara kita mempunyai tujuan yang harus dicapai dan upaya
untuk mewujudkan tujuan itu dilakukan dengan menggunakan hukum sebagai alatnya
melalui pemberlakuan atau pencabutan hukum-hukum sesuai dengan tahapan-tahapan
perkembangan yang dihadapi oleh masyarakat dan negara kita.
9
William Zevenbergen dalam Abdul Latif dan Hasbi Ali, 2011, Politik Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, hlm: 19
10 Mahfud MD, 2009, Politik Hukum Di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, hlm: 9
Politik hukum nasional sebagai pedoman dasar bagi segala bentuk dan proses
perumusan, pembentukan dan pengembangan hukum di tanah air. Sistem hukum
nasional merupakan kesatuan hukum dan perundang-undangan yang terdiri dari
banyak komponen yang saling bergantung, yang dibangun untuk mencapai tujuan
negara dengan berpijak pada dasar dan cita-cita hukum negara yang terkandung di
dalam Pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945.