MANDAT
Memberikan perlindungan kepada saksi dan korban dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 diubah
proses peradilan pidana, dapat diberikan sejak tahap sebagian melalui Undang-Undang Nomor 31
penyelidikan dimulai (Pasal 8 ayat (1) UU Perlindungan
Tahun 2014
Saksi dan Korban
Memfasilitasi hak pemulihan bagi korban kejahatan * Perlindungan adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk
(bantuan medis, psikologis, rehabilitasi psiko-sosial, fasilitasi memberikan rasa aman kepada Saksi dan/atau Korban yang wajib dilaksanakan oleh
kompensasi dan restitusi) LPSK atau lembaga lainnya sesuai dengan ketentuan Undang – Undang (Perlindungan
Saksi dan Korban). Pasal 1 angka 8 UU Perlindungan Saksi dan Korban
Dalam menjalankan tugas memiliki wewenang
(Pasal 12 A UU 31/2014)
MEMINTA SALINAN ATAU FOTOKOPI SURAT MELAKUKAN
DAN/ATAU DOKUMEN TERKAIT YANG PENGAMANAN DAN MELAKUKAN
DIPERLUKAN DARI INSTANSI MANAPUN UNTUK PENGAWALAN. PENILAIAN
MEMERIKSA LAPORAN PEMOHON SESUAI GANTI RUGI
DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG- DALAM
UNDANGAN. PEMBERIAN
RESTITUSI DAN
KOMPENSASI.
03 MENGELOLA 09
RUMAH
AMAN. 07
06 08 10
02 04
MENELAAH MEMINTA
01 KETERANGAN,
SURAT,
INFORMASI
PERKEMBANGAN
05
DAN/ATAU KASUS DARI MEMINDAHKAN
DOKUMEN YANG PENEGAK ATAU MERELOKASI
MEMINTA KETERANGAN TERKAIT UNTUK MELAKUKAN
HUKUM. TERLINDUNG KE
SECARA LISAN MENDAPATKAN MENGUBAH IDENTITAS
TEMPAT YANG PENDAMPINGAN SAKSI
DAN/ATAU TERTULIS KEBENARAN TERLINDUNG SESUAI
LEBIH AMAN. DAN/ATAU KORBAN
DARI PEMOHON DAN ATAS DENGAN KETENTUAN
PIHAK LAIN YANG DALAM PROSES
PERMOHONAN. PERATURAN
TERKAIT DENGAN PERUNDANG- PERADILAN.
PERMOHONAN. UNDANGAN.
TINDAK PIDANA PRIORITAS LPSK
Tindak Pidana Prioritas
PENYIKSAAN
NARKOTIKA
Serta :
Saksi Pelaku Pelapor Orang yang dapat memberikan keterangan yang
Korban berhubungan dengan suatu perkara pidana meskipun ia
tidak dengar sendiri, tidak ia lihat sendiri dan tidak ia
Saksi Ahli alami sendiri, sepanjang keterangan orang tersebut
berhubungan dengan tindak pidana
Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan, penyidikan,
penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu tindak pidana yang ia dengar sendiri, ia
lihat sendiri, dan/atau ia alami sendiri (Pasal 1 angka 1)
Saksi pelaku adalah tersangka, terdakwa, atau terpidana yang bekerja sama dengan penegak hukum untuk
mengungkap suatu tindak pidana dalam kasusyang sama. (Pasal 1 angka 2)
Korban adalah orang yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian ekonomi yang
diakibatkan oleh suatu tindak pidana. (Pasal 1 angka 3)
Pelapor adalah orang yang memberikan laporan, informasi, atau keterangan kepada penegak hukum
mengenai tindak pidana yang akan, sedang, atau telah terjadi. (Pasal 1 angka 4)
HAK SAKSI DAN KORBAN (UU NO 31
TAHUN 2014, PASAL 5)
Perlindungan Fisik (Rumah Aman, Pengamanan Hak Atas Pembiayaan (Biaya Hidup Sementara dan
melekat, Pengawasan, Identitas Baru, Fasilitas Pergantian Biaya transport)
Kediaman)
Pemenuhan Hak Prosedural (Pendampingan, Perlindungan Hukum (Saksi, korban, saksi pelaku, dan/atau
Pemberian Keterangan tanpa tekanan, pelapor tidak dapat dituntut secara hukum atas kesaksian yang
Penerjemah, Bebas pertanyaan menjerat dan diberikan dan penanganan khusus bagi saksi pelaku)
Nasihat Hukum)
SYARAT PEMBERIAN PERLINDUNGAN
PASAL 28 AYAT (1), (2), DAN (3) UU 31/2014
SAKSI DAN/ATAU KORBAN PELAPOR DAN AHLI
SAKSI PELAKU
1. TINDAK PIDANA YANG AKAN DIUNGKAP MERUPAKAN 1. SIFAT PENTINGNYA KETERANGAN SAKSI 1. SIFAT PENTINGNYA KETERANGAN
TINDAK PIDANA TERTENTU (PRIORITAS LPSK) DAN/ATAU KORBAN PELAPOR DAN AHLI
Praktik LPSK selama ini, menemukan bentuk - bentuk ancaman yang dinilai dapat mengganggu pelapor/
saksi/korban pada proses peradilan, seperti :
PERSYARATAN FORMIL
(PERATURAN LPSK NOMOR 2 TAHUN 2020 TTG PERMOHONAN
PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN)
Persyaratan Formil:
a. Surat permohonan tertulis;
» Perlindungan LPSK terhadap anak saksi/ anak korban diberikan setelah mendapat izin dari
orang tua atau wali.
» Izin tersebut tidak diperlukan dalam hal :
a. orang tua / wali diduga sebagai pelaku tindak pidana terhadap anak yang
bersangkutan
b. orang tua atau wali patut diduga menghalang-halangi anak yang bersangkutan dalam
meberikan kesaksian.
c. orang tua atau wali tidak cakap menjalankan kewajiban sebagai orang tua atau wali.
d. anak tidak memiliki orang tua atau wali.
e. orang tua atau wali anak yang bersangkutan tidak diketahui keberadaaannya.
» Perlindungan tersebut diberikan berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri
setempat atas permintaan LPSK.
Pemohon LPSK Pada 2019 – 2022 Berdasarkan Tindak Pidana
No Tindak Pidana Tahun Tahun Tahun Tahun 2022
2019 2020 2021 (Jan-Juni)
1 Pelanggaran HAM yang Berat (PHB) 323 162 349 190
2 Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang 81 50 54 2354 (2289
(TPPU) TPPU)
DKI Jakarta (636), Jawa Tengah (365), Jawa Barat (304), Sulawesi Tengah (211), Bali (147), DIY (114), Sumatera Utara (98), Sulawesi Selatan (92), Jawa
Timur (91), NTT (54), Banten (38), Lampung (34), Aceh (29), Kep. Riau (29), Sumatera Barat (28), Papua (22), Bengkulu (19), Sumatera Selatan (19),
Kalimantan Barat (19), NTB (16), Papua Barat (16), Kalimantan Selatan (14), Riau (13), Kalimantan Utara (11), Sulawesi Tenggara (11), Sulawesi Utara (9),
Kalimantan Timur (8), Jambi (7), Kalimantan Tengah (7), Babel (6), Maluku Jutara (6)
PETA SEBARAN DOMISILI TERLINDUNG
LPSK 2022 (Jan – Juni)
TOTAL : 2510 ORANG
DI 32 PROVINSI
DKI Jakarta (190), Jawa Tengah (425), Jawa Barat (430), Sulawesi Tengah (205), Bali (118), DIY (110), Sumatera Utara (274), Sulawesi
Selatan (101), Jawa Timur (102), NTT (57), Banten (60), Lampung (80), Aceh (31), Kep. Riau (23), Sumatera Barat (25), Papua (15),
Bengkulu (8), Sumatera Selatan (23), Kalimantan Barat (14), NTB (31), Papua Barat (13), Kalimantan Selatan (15), Riau (19), Kalimantan
Utara (17), Sulawesi Tenggara (11), Sulawesi Utara (29), Kalimantan Timur (18), Jambi (7), Kalimantan Tengah (3), Babel (11), Maluku
Utara (12), Maluku (5) serta di luar negeri sebanyak 19
Penderitaan Korban Tindak Pidana
Materil
FISIK
Hilangnya Harta
- Disabilitas
Benda
- Luka syaraf dan organ dalam
- Luka bakar
- Tertularnya penyakit menular
seksual
- Kehamilan dan melahirkan Ekonomi & Sosial
Pelanggaran HAM yang Berat UU Nomor 26 tahun 2000 Ganti Kerugian yang diberikan kepada korban atau keluarganya oleh pelaku atau
PP Nomor 3 Tahun 2002 pihak ketiga, dapat berupa pengembalian harta milik, pembayaran ganti kerugian
Pasal 1 angka 5 untuk kehilangan atau penderitaan, atau penggantian biaya untuk tindakan tertentu
Merujuk Keputusan LPSK UU Nomor 31 tahun 2014 Ganti kerugian yang diberikan kepada Korban atau Keluarganya oleh pelaku atau
Pasal 1 angka 11 pihak Ketiga.
PP Nomor 7 Tahun 2018
Perdagangan Orang UU Nomor 21 Tahun 2007 Pembayaran ganti kerugian yang dibebankan kepada pelaku berdasarkan putusan
Pasal 1 angka 13 pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atas kerugian materiil dan/ atau
imateriil yang diderita korban atau ahli warisnya.
Perlindungan Anak UU Nomor 35 Tahun 2014 Pembayaran ganti kerugian yang dibebankan kepada pelaku berdasarkan putusan
PP Nomor 43 Tahun 2017 pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atas kerugian materiil/ imateriil yang
Pasal 1 angka 1 diderita korban atau ahli warisnya.
Terorisme UU Nomor 15 Tahun 2003 / Ganti kerugian yang diberikan oleh pelaku kepada korban atau ahli warisnya.
Perppu Terorisme Pasal 36 ayat
(3)
PP Nomor 7 tahun 2018
Pengajuan Permohonan Restitusi
Tindak Pidana Undang-Undang/ PP Pengajuan Keterangan
Pelanggaran HAM yang Berat PP No. 3 Tahun 2002 Berdasarkan perintah yang Dimuat dalam tuntutan
Pasal 4 tercantum dalam amar putusan
Pengadilan HAM
Merujuk Keputusan LPSK UU No. 31 tahun 2014 Pengajuan dapat dilakukan PP 7/2018 Pasal 31 ayat (4) teknis
Pasal 7 ayat (3) sebelum atau setelah putusan pelaksanaan permohonan restitusi setelah
pengadilan memperoleh kekuatan putusan berkekuatan hukum tetap akan
hukum tetap diatur dengan Peraturan Mahkamah
Agung
Perdagangan Orang UU No. 21 Tahun 2007 Pengajuan dilaksanakan sejak Mekanisme restitusi tidak menghilangkan
Penjelasan Pasal 48 Korban melaporkan kasus yang hak korban mengajukan gugatan atas
ayat (1) dialaminya kerugiannya
Perlindungan Anak PP No. 43 Tahun 2017 Pasal 5 ayat (2) diajukan melalui Pasal 5 ayat (3) : selain melalui tahap
Pasal 5 dan pasal 6 tahap penyidikan dan penyidikan dan penunututan dapat
penunututan. diajukan melalui LPSK
Pasal 6 diajukan setelah putusan Pasal 6 : diajukan melalui LPSK
pengadilan berkekuatan hukum
tetap.
Terorisme UU No. 5 Tahun 2018 Pengajuan sejak tahap penyidikan PP 35/2020
Pasal 36 A ayat (3) Tidak mengatur secara rinci terkait
restitusi korban terorisme
Perbandingan Komponen Ganti Kerugian dalam Permohonan Restitusi
TPPO Perlindungan Anak Perlindungan Saksi Pengadilan HAM Pemberantasan
(UU No. 21 Th. 2007) (UU N0. 35 Th. 2014, dan Korban (PP No. 3 Tahun 2002) Terorisme
PP No. 43 Th. 2017) (UU No.31 Th. 2014, (UU Nomor 5 tahun
PP No 7 Th. 2018) 2018, PP No. 7 Th.
2018)
Komponen Kerugian Komponen Kerugian Komponen Kerugian Komponen Komponen Kerugian
( Pasal 48 ayat (2)) (Pasal 3 PP) (Pasal 7A UU) : (Pasal 1 angka 5) : (Pasal 19) :
a. kehilangan kekayaan atau a. ganti kerugian atas a. ganti kerugian atas a. pengembalian harta a. ganti kerugian atas
penghasilan; kekayaan; kekayaan atau milik. kekayaan atau
b. penderitaan; b. ganti kerugian atas penghasilan; b. pembayaran ganti penghasilan;
c. biaya untuk tindakan perawatan penderitaan sebagai akibat b. ganti kerugian atas kerugian untuk b. ganti kerugian atas
medis dan/ atau psikologis; dan/ tindak pidana; dan/ atau yang ditimbulkan kehilangan atau yang ditimbulkan
atau c. penggantian biaya akibat penderitaan penderitaan. akibat penderitaan
d. kerugian lain yang diderita perawatan medis dan/ atau yang berkaitan c. penggantian biaya yang berkaitan
korban sebagai akibat psikologis. langsung sebagai untuk tindakan langsung sebagai
perdagangan orang. akibat tindak pidana tertentu akibat tindak pidana
Penjelasan kerugian lain : : dan/ atau : dan/ atau
i. kehilangan harta milik; c. penggantian biaya c. penggantian biaya
ii. biaya transportasi dasar; perawatan medis perawatan medis
iii. biaya pengacara atau biaya dan/ atau dan/ atau psikologis.
lain yang berhubungan psikologis.
dengan proses hukum; atau
iv. kehilangan penghasilan yang
dijanjikan pelaku.
Pengajuan Permohonan Restitusi
Sedikitnya Memuat
• Identitas korban
• Uraian tindak pidana
• Identitas pelaku tindak pidana
• Uraian kerugian yang nyata diderita korban
dan/atau keluarga
• Bentuk restitusi yang diminta
Dokumen Pendukung (Bukti dan Data Dukung)
4 LPSK menyampaikan penilaian restusi kepada penyidik, jaksa/ LPSK dapat menanyakan kepada tersangka / terdakwa 3
penuntut umum, dan/ atau majelis hakim mengenai kesanggupan untuk melakukan pemberian
restitusi kepada korban
5 LPSK dapat dipanggil sebagai ahli yang menerangkan LPSK berkoordinasi dengan jaksa/penunutut umum dan 6
mengenai penilaian restitusi dan hasil penilaiannya pada pengadilan dalam hal pelaksanaan pemberian restitusi
tahap penyidikan dan/ atau pada saat pemeriksaan di
persidangan
LPSK diharapkan dapat melakukan pendampingan kepada saksi dan/atau korban sejak awal pemeriksaan di proses
penyelidikan dan penyidikan
7
ALUR PROSES PERMOHONAN RESTITUSI
Penjelasan :
Dalam ketentuan ini penitipan dalam bentuk uang di pengadilan dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Ketentuan disamakan dengan
proses penanganan perkara perdata dalam konsinyasi.
0857-7001-0048
Humas LPSK RI
@InfoLPSK
lpsk_ri@lpsk.go.id
148
www.lpsk.go.id
021-29681551