2 JENIS PELANGGARAN
3 JENIS SANKSI
01
TIDAK MENCABUT
Undang- Undang Cipta Kerja
tidak mencabut Undang-
Undang Perikanan
02
MENCABUT sepanjang tidak diubah oleh
UUCK, ketentuan Pasal dalam
UU Perikanan masih tetap
UNDANG- TETAP BERLAKU berlaku, termasuk beberapa
UNDANG NOMOR ketentuan pidana
11 TAHUN 2020 TIDAK
TIDAK MENGUBAH
03
TTG CIPTA KERJA MENGUBAH
Tidak mengubah Hukum
HUKUM POSITIF Acara Pidana Perikanan:
penyidikan, penuntutan
dan persidangan
04
HUKUM POSITIF
Berlaku sebagai hukum
positif (sejak saat
diundangkan)
01 02 03
PP Nomor 5 Th. 2021
Tentang Penyelenggaraan PP Nomor 27 Th. 2021
Perizinan Berusaha PP Nomor 21 Th. 2021 Tentang Penyelenggaraan
Berbasis Resiko Tentang Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan
Penataan Ruang Perikanan
OPTION
EFFORT SANGAT
MEMBEBANI KEUANGAN
NEGARA
SEBAGAI SOLUSI BESAR
Efforts dan sumber daya yang
akibat tingginya biaya yang
terbuang dalam melaksanakan
01
dibutuhkan dalam pelaksanaan
sistem pemidanaan perikanan yang
07
sistem pemidanaan mulai dari
tahap pengawasan, penyidikan, seharusnya dapat dimanfaatkan
penuntutan, dan pemeriksaan di untuk pembangunan sektor
pengadilan perikanan
Penegakan Hukum
LATAR BELAKANG SANKSI Yang Bertumpu
Pada Sanksi
ADMINISTRATIF DALAM UU
02
Pidana Terbukti
06
KESULITAN MENJERAT
KORPORASI KONTRAPRODUKTIF
CIPTA KERJA Yang menjadi
tersangka/terdakwa/terpidana nelayan
Kurang Efektif UPAYA PEMBINAAN
Kontraproduktif terhadap upaya
kecil/pekerja. Kesulitan menjerat pembinaan dan pembangunan
korporasi/pengusaha/pemilik dunia usaha perikanan
03 05
PIDANA DENDA TIDAK
DIBAYAR
04 TIDAK ADA
KOMPENSASI
KERUSAKAN
Tidak ada kompensasi untuk
Banyak pidana denda PUTUSAN PIDANA
justru tidak dibayar TINGGI rehabilitasi kerusakan
dan/atau kerugian sumber
Disparitas putusan daya ikan dan
pidana sangat tinggi lingkungannya
01
PENGENDALIAN,
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN
sebagai instrumen pengendalian, pencegahan,
dan penanggulangan perbuatan yang dilarang
oleh ketentuan-ketentuan peraturan
perundang-undangan
02
PREVENTIF DAN
REPRESIF
bersifat preventif dan represif non-
yustisial untuk mengakhiri atau
menghentikan pelanggaran
05
BERSIFAT REPARATOIR
Amanat Pada
Penyusunan
PERATURAN MENTERI KP PP Nomor 21 Th. 2021 Tentang
Pasal 205 Penyelenggaraan Penataan
NOMOR 31 TAHUN 2021 Ruang
TENTANG
PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN
8
Tujuan
Untuk menjadi acuan bagi
Pengawas Perikanan, Polsus
PWP3K, Pelaku Usaha dan
Masyarakat dalam pengenaan
sanksi administratif bidang
Kelautan dan Perikanan
JENIS PELANGGARAN
Pelaksanaan
Pemanfaatan Perizinan
Ketentuan SPKP Impor
Ruang Laut Berusaha di
Komoditas
Sektor Kelautan
Perikanan dan
dan Perikanan
Komoditas
Pergaraman
PELANGGARAN
PERIZINAN BERUSAHA
DI SEKTOR KELAUTAN
DAN PERIKANAN
● Perizinan berusaha bidang pemanfaatan ruang laut
*) hanya untuk KIA dari negara yang sudah ada perjanjian bilateral dengan Indonesia.
CONTOH PELANGGARAN BIDANG PENANGKAPAN IKAN
POINT 1
a. melakukan penangkapan ikan menggunakan Alat Penangkapan Ikan (API)
dan/atau Alat Bantu Penangkapan Ikan (ABPI) yang tidak sesuai dengan jenis dan
spesifikasi pada izin;
b. ukuran kapal penangkap ikan tidak sesuai dengan Gross Tonnage (GT) pada izin;
c. melakukan penangkapan ikan tidak sesuai daerah penangkapan ikan pada izin;
d. Mengoperasikan lebih dari satu jenis alat penangkapan ikan;
e. Membawa ABPI dan/atau API yang mengganggu dan merusak keberlanjutan
sumber daya ikan; (mohon dibuat lebih jelas)
f. Melakukan alih muatan/transhipment tidak sesuai jenis perizinan berusaha; dan
g. Melakukan alih muatan/transhipment dengan kapal penangkap ikan/pengangkut
ikan yang bukan merupakan mitranya.
CONTOH PELANGGARAN PERIZINAN BIDANG PENANGKAPAN
IKAN POINT 2
BIDANG
1. Melakukan kegiatan yang menimbullkan pencemaran
KERUSAKAN DAN
2. Melakukan kegiatan yang menimbulkan kerusakan
PENCEMARAN
CONTOH PELANGGARAN TIDAK MENYAMPAIKAN LAPORAN
*) kecuali saat transmitter rusak, docking, kapal tidak beroperasi, kondisi kahar.
JENIS SANKSI
1. Peringatan tertulis
2. Paksaan pemerintah
3. Denda administratif
4. Pembekuan perizinan berusaha
5. Pencabutan perizinan berusaha
SANKSI ADMINISTRASI PELANGGARAN KETENTUAN
SPKP
03 Penyegelan
Tindakan lain yang bertujuan
untuk menghentikan pelanggaran
07 dan tindakan memulihkan
04 Penyegelan kelestarian SDA
TUJUAN PAKSAAN PEMERINTAH
Memaksa pelaku
usaha untuk
melakukan
pencegahan
kerusakan Kelestarian
sumber daya Mememerintahkan
dan/atau kerugian
ikan dan pelaku usaha
lingkungan untuk melakukan
pemulihan
kerusakan
dan/atau kerugian
PENGENAAN JENIS SANKSI
TIDAK BERTAHAP
ADMINISTRATIF KUMULATIF INTERNAL
Menggabungkan
Kewenangan pejabat
beberapa jenis sanksi
berwenang untuk
administrative pada satu
menentukan pilihan jenis
pelanggaran
sanksi
KUMULATIF EKSTERNAL
2 3
BERTAHAP
Penggabungan salah
Didahului sanksi yang satu jenis sanksi
paling ringan sampai JENIS administrative dengan
sanksi lainnya diluar SA
paling berat
PEGENAAN
1 4
PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF
DALAM UU CIPTA KERJA
• Tidak melaksanakan kewajibannya sampai dengan • Tidak melaksanakan kewajibannya sampai dengan
berakhirnya jangka waktu teguran/peringatan tertulis berakhirnya jangka waktu teguran/peringatan tertulis
• tidak membayar denda administratif yg dikenakan • tidak membayar denda administratif yg dikenakan
• Menolak pelaksanaan paksaan pemerintah • Menolak pelaksanaan paksaan pemerintah
• Penyedia mengajukan kembali permohonan setelah • dapat mengajukan kembali permohonan setelah
melaksanakan seluruh sanksi administratif dan melaksanakan seluruh sanksi administratif dan
memenuhi persyaratan memenuhi persyaratan
PENGENAAN SANKSI BILA TIDAK
MEMBAYAR DENDA ADMINISTRATIF
Sita Harta Kekayaan
Pencegahan Ke Luar Negeri
Dilakukan oleh
Dilakukan oleh kementerian yang Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota.
menangani bidang keimigrasian . Harya yang dilelang sebesar jumlah
Paling lama 6 bulan dan dapat denda administratif
diperpanjang
2 3 Paksa Badan
Pemblokiran Rekening Bank Dilakukan jika tidak ada niat
menyelesaikan denda minimal Rp 10
Dilakukan melalui penyedia jasa
keuangan maksimal 1 bulan dan JENIS juta. Dapat dilaksanakan maksimal 6
bulan dan dapat diperpanjang 1 kali
dapat diperpanjang 2 kali
PENGENAAN
1 4
KEWENANGAN PENGENAAN SANKSI
DIREKTUR JENDERAL
Perizinan Berusaha di Sektor Kelautan dan Perikanan
1. peringatan/teguran tertulis dalam
pelaksanaannya oleh kepala UPT
PSDKP;
2. paksaan pemerintah dilakukan kepala
UPT PSDKP dalam pelaksanaannya oleh
MENTERI PPNS di bidang kelautan dan perikanan,
Polsus PWP3K dan/atau Pengawas
Perikanan berdasarkan surat perintah
dari kepala UPT PSDKP;;
3. denda administratif dilakukan kepala UPT
PSDKP berdasarkan penetapan yang
ditandatangani oleh Direktur Jenderal
* Tembusan disampaikan
Berwenang untuk:
Ke Direktur Jenderal M
a. melakukan pemeriksaan
E terhadap seluruh dokumen, data,
M bahan keterangan serta
DIAJUKAN kepada B pertimbangan penjatuhan sanksi
E yang diajukan banding tersebut;
➢ Diajukan paling N b. menjatuhkan putusan:
lama 7 (tujuh) Gubernur atau 1. tidak menerima permohonan
T banding
hari, sejak tanggal Bupati/Walikota
(untuk sanksi administratif yg U 2. menolak permohonan banding;
penjatuhan sanksi dikenakan oleh Gubernur atau K 3. menguatkan keputusan/jenis
administratif; sanksi yang dijatuhkan; atau
Bupati/Walikota) 4. menerima permohonan banding
➢ Banding dengan mengubah jenis sanksi yang
administratif yang dijatuhkan.
* Tembusan
diajukan melebihi
tenggang waktu, disampaikan Ke Kepala ❖ Putusan wajib disampaikan paling lama
Dinas 14 hari sejak permohonan banding
tidak dapat diterima;
diterima ❖ Putusan banding administratif bersifat
final dan mengikat
Bagaimana Jika
Tetap Tidak Mau
Menjalankan Sanksi
Administratif? Pelanggar akan
Sanksi Yang
diproses lebih lanjut
Dikenakan
sesuai peraturan
perundang-
undangan.
39
Proses BAGAN ALIR PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF BIDANG
pidana KELAUTAN DAN PERIKANAN
HENRIKHAN Apabila pidana Ka.UPT
(LK+BAP) Sanksi pencegahan
pelanggaran/kerusakan lebih
lanjut
(Teguran + Paksaan tdk
melakukan kegiatan 14 hr) PASAL
10+12 (3) PMKP 31/2021
Ekspose Ka.UPT
(1x24 jam) Teguran,
Paksaan
Pemerin
PELIMPAHAN APH
tah
ST Tim Penetapan
Ekspose dan
Laporan PKSP Pemeriksa Pemeriksa
pengenaa pengenaan
Kepada DJPSDKP UPT/ an
n sanksi sanksi
Pusat
DJPSDKP
HASIL Denda,
PENGAWASAN Rekomenda
(LHP+BAP) si
Pembekuan
Ekspose /Pencabu
awal tan Izin
Ka.UPT
Sanksi pencegahan Lapo
pelanggaran/kerusakan lebih
lanjut DJPSDKP ran
(Teguran + Paksaan tdk
Analisis SPKP melakukan kegiatan 14 hr) PASAL
10+12 (3) PMKP 31/2021
Proses MKP
pidana Apabila pidana
Serah terima dari KP ke PPNS
Ekspose oleh pengawas untuk dugaan pelanggaran
LANJUT PROSES PIDANA
Henrikhan-adhock/ Periksa perikanan yang riksa dan pidana
diakhiri BA Serah terima
Serah terima dari KP ke Ka. Ka UPT menerbitkan SPT
UPT untuk dugaan pelanggaran Pemeriksaan pendahuluan
Proses Pemeriksaan adm
lanjutan yang Ka UPT menetapkan surat paksaan
Hasil pemeriksaan dituangkan Pengawas perikanan
dituangkan dalam BAP pemerintah berupa pemberhentian
ke dalam BA Pemeriksaan dan melakukan pemeriksaan
Lanjutan operasional (14 hari sejak serah
dilaporkan kepada kepala UPT penduhuluan
terima)
KM. BERKAT NAFIRI (GT. 92) dengan sengaja telah melakukan pelanggaran
menangkap ikan menggunakan alat tangkap purse seine pelagis kecil satu kapal
tidak sesuai Daerah Penangkapan (Izin di 715 menangkap di 714) dan tidak
sesuai Jalur Penangkapan (izin Pusat menangkap di bawah 12 mil (Jalur II),
mendapatkan hasil ikan campur jenis Layang dan Tongkol 10.000 kg
Pasal 27 A Ayat (1), Jo Pasal 12 Ayat (1) UU No 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja, jo Pasal 317 ayat (1) huruf g, Jo Pasal 317 Ayat
(2) ayat (2) jo Pasal 320 ayat (2), jo Pasal 320 Ayat (3) huruf g, PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perizinan
berusaha berbasis resiko, Jo Pasal 19 ayat (3) Permen KP No 31 Tahun 2021 Tentang Pengenaan Sanksi Administratif Di Bidang
Kelautan Dan Perikanan.
Pasal 27 A Ayat (1) UU No 11 Thn 2021: “ Setiap orang yang memiliki dan / atau mengoperasikan kapal penangkap ikan
berbendera Indonesia melakukan penangkapan ikan di WPPNRI dan / atau dilaut lepas yang tidak memenuhi perizinan berusaha
sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (1) dikenakan sanksi administrasi”.
Pasal 27 Ayat (1) UU No 11 Thn 2021,: “Setiap orang yang memiliki dan/ atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera
Indonesia yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia
dan/atau laut lepas wajib memenuhi Perizinan Berusaha dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat”
Pasal 1 Permen KP No 10 Tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha Dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko Sektor Kelautan Dan Perikanan Lampiran I Subsektor Penangkapan Ikan Dan Pengangkutan Ikan Standar Usaha
Penangkapan Pisces/Ikan Bersirip di Laut (KBLI 03111) kolom 5 persyaratan khusus usaha.
Menteri menetapkan standar kegiatan usaha dan produk pada penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Kelautan dan Perikanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 317 Ayat (1) huruf g PP No 5 Tahun 2021,: “Setiap Pelaku Usaha yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
Perizinan Berusaha di sektor kelautan dan perikanan berupa: g. memiliki dan/ atau mengoperasikan kapal penangkap ikan
berbendera Indonesia untuk melakukan penangkapan ikan di WPPNRI dan/atau di laut lepas yang tidak memenuhi Perizinan
Berusaha, dikenai sanksi administratif.”
Pasal 317 Ayat (2) PP No 5 Tahun 2021 “Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari atas: “ :
a. peringatan /teguran tertulis; b. paksaan pemerintah; c. denda administratif; d. pembekuan Perizinan Berusaha; e. pencabutan
Perizinan Berusaha.
PASAL YANG DILANGGAR KM. BERKAT
NAFIRI
Pasal 320 Ayat (2) PP No 5 Tahun 2021,:” Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenakan tanpa didahului
dengan sanksi administratif lainnya apabila: a. ditemukan bukti permulaan yang cukup bahwa Pelaku Usaha dengan sengaja
mengabaikan seluruh ketentuan persyaratan Perizinan Berusaha; atau b. pelanggaran yang dilakukan menimbulkan dampak
kerusakan dan/atau kerugian sumber daya kelautan dan perikanan dan/atau keselamatan dan/ atau kesehatan manusia”.
Pasal 320 Ayat (3) huruf g,: ”Besaran denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: g. pelanggaran terhadap
kegiatan penangkapan ikan di WPPNRI dan/atau di laut lepas yang tidak memenuhi persyaratan Perizinan Berusaha dikenakan denda
administratif sebesar 1000% (seribu persen) dikali produktivitas kapal dikali harga patokan ikan tertinggi dikali ukuran gross tonnage
kapal dikali jumlah hari operasi;”
Pasal 19 Ayat 3 Permen KP Nomor 31 Tahun 2021 Tentang Pengenaan Sanksi Administratif di Bidang Kelautan Dan Perikanan
Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenakan tanpa didahului dengan sanksi administratif lainnya apabila:
a. ditemukan bukti permulaan yang cukup bahwa Pelaku Usaha dengan sengaja mengabaikan seluruh ketentuan persyaratan
Perizinan Berusaha; atau
b. pelanggaran yang dilakukan menimbulkan dampak kerusakan dan/atau kerugian sumber daya kelautan dan perikanan dan/atau
keselamatan dan/ atau kesehatan manusia.
Pasal 1 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Tentang Standar Kegiatan Usaha Dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kelautan Dan Perikanan Lampiran I Subsektor Penangkapan Ikan Dan
Pengangkutan Ikan Standar Usaha Penangkapan Pisces/Ikan Bersirip di Laut (KBLI 03111) kolom 5 persyaratan khusus usaha.
Menteri menetapkan standar kegiatan usaha dan produk pada penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kelautan
dan Perikanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
PERKIRAAN PERHITUNGAN DENDA
ADMINISTRATIF terhadap KM. BERKAT NAFIRI
Pasal 320 ayat (3) huruf g Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan
perizinan berusaha berbasis resiko berbunyi :
”Pelanggaran terhadap kegiatan penangkapan ikan di WPPNRI dan/atau di laut lepas yang tidak memenuhi
persyaratan Perizinan Berusaha dikenakan denda administratif sebesar 1000% (seribu persen) dikali
produktivitas kapal dikali harga patokan ikan tertinggi dikali ukuran gross tonnage kapal dikali jumlah hari
operasi”;
Keterangan :
Nilai Produktivitas Alat Tangkap Pukat Cincin Pelagis Kecil dengan 1 Kapal = 1,30 (KEPMEN KP No 98 tahun 2021)
Harga Patokan Ikan Tertinggi = Layang Rp 12.000/kg, Tongkol Rp 12.500/kg (KEPMEN KP No 97 Tahun 2021)
Gross Tonage kapal = 92 GT (Surat Ukur Internasional KM. BERKAT NAFIRI)
Jumlah Hari Operasi = 9 Hari (SPB Terbit 03 Februari 2022, diperiksa tanggal 13 Februari 2022).
= 1000% x 1,30 x 12.000 x 92 x 40% x 10 = Rp 57.408.000 (LAYANG)
= 1000% x 1,30 x 12.500 x 92 x 60% x 10 = Rp 89.700.000 (TONGKOL)
DENDA ADMINISTRATIF YANG DIKENAKAN KEPADA PEMILIK KM. BERKAT NAFIRI YAITU :
Rp. 57.408.000 + Rp. 89.700.000 = Rp 147.108.000,-
Terbilang : “Seratus Empat Puluh Tujuh Juta Seratus Delapan Ribu Rupiah”
KRONOLOGIS KEJADIAN
1. KM. WINDI
Pada hari Selasa tanggal 1 Maret Tahun 2022, KP. ORCA 03 saat sedang melaksanakan patroli di Perairan Laut Jawa
WPP-NRI 712 (Surat Tugas Nomor : B.2149/PSDKP.1/KP.440/II/2022 tanggal 21 Februari 2022) telah melakukan
pemeriksaan terhadap KII dengan nama KM. WINDI pada posisi 04º 10.467’ LS - 106º 36.560’ BT Jam 16.05 WIB yang
patut diduga telah melakukan kegiatan penangkapan ikan tidak sesuai dengan Daerah Penangkapan Ikan yang tertera
dalam Perizinan Berusaha Subsektor Penangkapan Ikan Di WPPNRI, berdasarkan hasil pemeriksaan di temukan :
1.SIUP No : 02.20.01.0079.9373, masa berlaku hingga 30 November 2050;
2.Perizinan Berusaha Subsektor Penangkapan Ikan Di WPPNRI No : 33.22.0001.135.54714, masa berlaku hingga
9 Februari 2023, DPI ZEEI WPPNRI 711 30 mil keatas;
3.SKAT No : R.1833/PSDKP.2/PW.340/II/2022, masa berlaku hingga 16 Februari 2023;
4.SLO No : 0174/PKL.B/II/2022 tanggal 17 Februari 2022 dan SPB No : 40/PPP.TGL/SPB/II/2022 tanggal 17 Februari
2022;
5.Tanda Selar : TEGAL/GT. 103/No. 2017/Ft;
6.1 set alat tangkap Jaring Tarik Berkantong;
7.Ikan Hasil Tangkapan ± 7.000 Kg ikan campur (ikan dominan : ikan pasir-pasir / coklatan / Scolopsis sp.);
8.Nakhoda KM. WINDI : Sdr. SINANG dan pemilik : Sdr. WARSITO.
DUGAAN PELANGGARAN
1. KM. WINDI
Berdasarkan hasil pemeriksaan / permintaan keterangan terhadap Nakhoda dan KKM kapal
perikanan KM. WINDI serta didukung hasil tracking VMS dan GPS milik KM. WINDI maka dapat
disimpulkan bahwa unsur - unsur terjadinya pelanggaran Daerah Penangkapan Ikan oleh KM.
WINDI telah terpenuhi.
KM. WINDI telah melakukan pelanggaran daerah penangkapan ikan dan tidak memenuhi perizinan
berusaha subsektor penangkapan ikan di WPPNRI milik KM. WINDI Nomor :
33.22.0001.135.54714 tanggal 10 Februari 2022 dengan masa berlaku sampai dengan 09 Februari
2023, yaitu telah melakukan penangkapan ikan di WPP 712 Laut Jawa yang tidak sesuai dengan
dokumen perizinan berusaha subsektor penangkapan ikan di WPPNRI yang dimiliki KM. WINDI yaitu
daerah penangkapan ikan berada di ZEEI WPPNRI 711 (ZEEI Laut Cina Selatan) 30 mil keatas.
DUGAAN PASAL YANG DILANGGAR
❑ Pasal 27 A Ayat (1) Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja :
“Setiap orang yang memiliki dan / atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera Indonesia melakukan penangkapan ikan
di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Indoensia dan / atau dilaut lepas yang tidak memenuhi perizinan berusaha sebagaimana
dimaksud dalam pasal 27 ayat (1) dikenakan sanksi administratif”.
❑ Pasal 27 Ayat (1) Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja :
“Setiap orang yang memiliki dan atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera Indonesia yang digunakan untuk
melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia dan/atau laut lepas wajib memenuhi
Perizinan Berusaha dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya berdasarkan norma, standar,
prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat”.
❑ Pasal 317 ayat (1) huruf g Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perizinan
berusaha berbasis resiko :
“Setiap Pelaku Usaha yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Perizinan Berusaha di sektor kelautan dan perikanan
berupa: (g) Memiliki dan atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera Indonesia untuk melakukan penangkapan ikan di
WPPNRI dan/atau di laut lepas yang tidak memenuhi Perizinan Berusaha”.
❑ Pasal 320 ayat (3) huruf g Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perizinan
berusaha berbasis resiko :
“pelanggaran terhadap kegiatan penangkapan ikan di WPPNRI dan/atau di laut lepas yang tidak memenuhi persyaratan Perizinan
Berusaha dikenakan denda administratif sebesar 1000% (seribu persen) dikali produktivitas kapal dikali harga patokan ikan tertinggi
dikali ukuran gross tonnage kapal dikali jumlah hari operasi”.
PERKIRAAN PERHITUNGAN
DENDA ADMINISTRATIF
Pasal 320 ayat (3) huruf g Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perizinan
berusaha berbasis resiko :
“Pelanggaran terhadap kegiatan penangkapan ikan di WPPNRI dan/atau di laut lepas yang tidak memenuhi persyaratan
Perizinan Berusaha dikenakan denda administratif sebesar 1000% (seribu persen) dikali produktivitas kapal dikali harga patokan
ikan tertinggi dikali ukuran gross tonnage kapal dikali jumlah hari operasi”.
RUMUS DENDA
Rp = 1000% X Produktivitas Kapal X HPI tertinggi X GT X
HO
Keterangan
1. Nilai Produktivitas = 1.72 ( Lampiran I KEPMEN KP No 98 tahun 2021)
2. Harga Patokan Ikan Tertinggi = Pasir – pasir Rp 7.200/kg (KEPMEN KP No 97 Tahun 2021)
3. Gross Tonage kapal = 103 (Surat Ukur No 2017/Ft An. KM. WINDI)
4. Jumlah Hari Operasi = 12 Hari ( tgl SPB 17 februari 2022 tertangkap tgl 1 Maret 2022)
MODUS OPERANDI
KM. LIONEL MAKMUR 68 (GT. 30) dengan sengaja telah melakukan pelanggaran
perikanan yaitu menggunakan perizinan yang diterbitkan oleh Administratif
Propinsi Sulawesi Utara untuk melakukan penangkapan ikan menggunakan alat
tangkap handline di Perairan Halmahera diatas 12 mil laut tanpa dilengkapi
perizinan yang diterbitkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan,
mendapatkan hasil ikan jenis Tuna sejumlah ± 2.000 kg
PERKIRAAN PERHITUNGAN DENDA
ADMINISTRATIF terhadap KM. LIONEL MAKMUR 68
Pasal 320 ayat (3) huruf g Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang
penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis resiko berbunyi :
”Pelanggaran terhadap kegiatan penangkapan ikan di WPPNRI dan/atau di laut lepas yang tidak
memenuhi persyaratan Perizinan Berusaha dikenakan denda administratif sebesar 1000% (seribu
persen) dikali produktivitas kapal dikali harga patokan ikan tertinggi dikali ukuran gross tonnage kapal
dikali jumlah hari operasi”;
Keterangan :
Nilai Produktivitas Alat Tangkap Pancing Ulur (Hand Line) Tuna = 0.80 (Lampiran I KEPMEN KP No 98 tahun 2021)
Harga Patokan Ikan Tertinggi = Tuna sirip kuning Grade B Rp 33.000/kg (KEPMEN KP No 97 Tahun 2021)
Gross Tonage kapal = 29 GT (Surat Ukur KM. LIONEL MAKMUR 68)
Jumlah Hari Operasi = 22 Hari (SPB Terbit 19 Januari 2022, diperiksa tanggal 10 Februari 2022)
Terbilang : “Seratus Enam Puluh Delapan Juta Empat Ratus Tiga Puluh Dua Ribu Rupiah”
JENIS PELANGGARAN DAN DENDA DALAM PP No. 5/2021
PP 5 2021
NO PELANGGARAN DENDA DASAR HUKUM
ADMINISTRATIF
1 pemanfaatan ruang dari perairan yang tidak memiliki 5 % x total nilai PP No 5 Tahun 2021 tentang Perizinan
Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan dilaut; investasi Berusaha di Bidang Kelautan dan
(RPP PNBP KKP) Perikanan
2 pemanfaatan pulau-pulau kecil dan pemanfaatan 5 % x total nilai PP No 5 Tahun 2021 tentang Perizinan
perairan di sekitarnya dalam rangka Penanaman investasi Berusaha di Bidang Kelautan dan Perikanan
Modal Asing yang tidak memiliki Perizinan Berusaha;
3 pemanfaatan ruang perairan dan sumber daya 2,5% x total nilai PP No 5 Tahun 2021 tentang Perizinan
pesisir dan pulau-pulau kecil yang tidak memenuhi investasi Berusaha di Bidang Kelautan dan Perikanan
Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan di laut;
4 pemanfaatan ruang laut secara menetap di wilayah 2,5% x total nilai PP No 5 Tahun 2021 tentang Perizinan
perairan dan wilayah yurisdiksi yang tidak sesuai investasi Berusaha di Bidang Kelautan dan Perikanan
dengan Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan di
laut;
5 pemanfaatan ruang laut secara menetap yang tidak 5 % x total nilai PP No 5 Tahun 2021 tentang Perizinan
memiliki Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan di investasi Berusaha di Bidang Kelautan dan Perikanan
laut;
LANJUTAN....
SEKTOR PERIKANAN TANGKAP
NO PELANGGARAN DENDA ADMINISTRATIF DASAR HUKUM
6 usaha pengolahan ikan yang 25 % (dua puluh lima persen) dikali • PP No 5 Tahun 2021 tentang
tidak memenuhi dan menerapkan harga patokan ikan dikali jumlah Perizinan Berusaha di Bidang
persyaratan produksi Kelautan dan Perikanan;
kelayakan pengolahan ikan, sistem • PP No 27 Tahun 2021 tentang
jaminan mutu, Penyelenggaran Bidang KP
dan keamanan hasil perikanan
7 memiliki dan/atau mengoperasikan kapal 1000% (seribu persen) dikali PP No 5 Tahun 2021 tentang
penangkap ikan berbendera Indonesia produktivitas kapal dikali harga patokan Perizinan Berusaha di Bidang
untuk melakukan penangkapan ikan di ikan tertinggi dikali ukuran gross Kelautan dan Perikanan
WPPNRI dan/atau di laut lepas yang tidak tonnage kapal dikali jumlah hari operasi
memenuhi Perizinan Berusaha;
8 mengoperasikan kapal penangkap ikan Produktivitas kapal dikali harga patokan PP No 5 Tahun 2021 tentang
berbendera Indonesia di WPPNRI yang ikan tertinggi dikali ukuran gross Perizinan Berusaha di Bidang
tidak membawa dokumen Perizinan tonnage kapal dikali jumlah hari Kelautan dan Perikanan
Berusaha; operasi;
9 memiliki dan/atau mengoperasikan kapal paling banyak Rp20.000.000.000,00 PP No 5 Tahun 2021 tentang
penangkap ikan berbendera asing yang (dua puluh miliar rupiah) Perizinan Berusaha di Bidang
digunakan untuk melakukan penangkapan Kelautan dan Perikanan
ikan di ZEEI tanpa memiliki Perizinan
Berusaha dari Pemerintah Pusat;
LANJUTAN....
NO PELANGGARAN DENDA ADMINISTRATIF DASAR HUKUM
10 mengoperasikan kapal penangkap ikan produktivitas kapal PP No 5 Tahun 2021 tentang
berbendera asing untuk melakukan dikali harga patokan ikan tertinggi dikali Perizinan Berusaha di Bidang
penangkapan ikan di ZEEI tanpa membawa ukuran gross tonnage kapal dikali jumlah KP
dokumen Perizinan Berusaha hari operasi
11 membangun, mengimpor, atau memodifikasi 1O% (sepuluh persen) dari nilai kapal PP No 5 Tahun 2021 tentang
kapal perikanan tanpa persetujuan yang sedang atau telah dibangun Perizinan Berusaha di Bidang
KP
12 kegiatan importasi kapal perikanan tanpa 1O% (sepuluh persen) dari nilai kapal PP No 5 Tahun 2021 tentang
persetujuan menteri yang yang diimpor Perizinan Berusaha di Bidang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di KP
bidang kelautan dan perikanan
13 memodifikasi kapal perikanan tanpa 1O% (sepuluh persen) dari biaya PP No 5 Tahun 2021 tentang
persetujuan modifikasi Perizinan Berusaha di Bidang
kapal; KP
14 Tidak melakukan pendaftaran kapal 5 % (lima persen) dari harga PP No 5 Tahun 2021 tentang
pembangunan atau pembelian kapal Perizinan Berusaha di Bidang
KP
LANJUTAN....
PP 5 TAHUN 2021
NO PELANGGARAN DENDA DASAR HUKUM
ADMINISTRATIF
15 impor komoditas Perikanan dan impor 50% (lima puluh PP No 5 Tahun 2021
Komoditas Pergaraman yang tidak sesuai persen) dikali harga tentang Perizinan
dengan tempat pemasukan, jenis, volume dasar Berusaha di Bidang
dan waktu pemasukan, standar Mutu komoditas yang Kelautan dan Perikanan
wajib, dan/atau peruntukan Impor diimpor dikali jumlah
komoditas
yang diimpor
JENIS PELANGGARAN DAN DENDA SPKP (PP No. 27/2021)
NO PELANGGARAN SATUAN DENDA DASAR
ADMINISTRATIF HUKUM
1 Pelanggaran atas kewajiban PP No 27
Penyedia Sistem Pemantauan Kapal Tahun 2021
Perikanan tentang
a. Penyedia Sistem Pemantauan per pelanggaran Rp 100.000.000,- Penyelenggara
Kapal Perikanan menjual 2 (dua) (seratus juta rupiah) n Bidang KP
atau lebih transmitter dengan ID
yang sama kepada Pengguna
Sistem Pemantauan ang Kapal
Perikanan
b. Penyedia Sistem Pemantauan per pelanggaran Rp 100.000 per 6 jam
Kapal Perikanan tidak per pelanggan
menyampaikan data pemantauan
secara terus menerus kepada
Pusat Pengendali Sistem
Pemantauan Kapal Perikanan
LANJUTAN....
NO PELANGGARAN SATUAN DENDA ADMINISTRATIF
2 Pelanggaran atas
kewajiban Pengguna
Sistem Pemantauan Kapal
Perikanan
a. Pengguna SPKP Per pelanggaran Kapal dengan ukuran 30-60 GT
mematikan alat kapal per hari Rp. 200.000 per hari
transmitter SPKP
Per pelanggaran Kapal dengan ukuran >60-100 GT
kapal per hari Rp. 500.000 per hari
6. pelanggaran terhadap ketentuan perlindungan dan 50 x harga patokan Pasal 24 ayat (2) huruf i,
perizinan pemanfaatan jenis ikan yang dilindungi PP No. 5/2021
dan/atau jenis ikan yang tercantum dalam daftar
CITES.
7. pelanggaran terhadap ketentuan dan/atau 300% x Luas Area x
perizinan pemanfaatan kawasan konservasi. Rp. 18.680.000,00
8. Pelanggaran atas kegiatan yang mengakibatkan Luasan Pasal 43 PP No. 27/2021
R.Permen Pencegahan
pencemaran dan/ata kerusakan sumber daya ikan pencemaran/kerusakan Pencemaran dan Kerusakan
dan lingkungannya. x faktor E sdg proses finalisasi
9. Pelanggaran atas pemenuhan ketentuan perizinan 100% x Tarif Perizinan
berusaha di bidang pemanfaatan sumber daya/ Berusaha Ruang
jasa kelautan Laut/Pemanfaatan di
Laut
JENIS PELANGGARAN DAN DENDA BUDIDAYA
N PELANGGARAN TARIF DENDA DASAR
O HUKUM/JUSTIFIKASI
1. Pelanggaran atas kegiatan usaha pembudidayaan jenis Rp. 750.000,00/ekor Pasal 2 huruf h, Pasal 211 ayat (2)
ikan yang dilarang, merugikan dan/atau huruf f PP 5/2021
membahayakan sesuai dengan ketentuan peraturan Rancangan Permen terkait masing-
perundang-undangan. masing substansi sedang dalam
proses finalisasi
2. Pelanggaran atas kegiatan usaha pembudidayaan ikan
2,5% x modal kerja pada
yang tidak memenuhi komitmen perizinan berusaha.
laporan periode sebelumnya
Pelanggaran atas Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan
(Portunus spp.) di Wilayah Negara Republik Indonesia
5.000% x harga
1. Tidak Memiliki Dokumen Perizinan/Terdaftar per ekor
patokan ikan
2. Tidak Melakukan Kewajiban Pengembalian ke Habitat 5.000% x harga
per ekor
Alam (Restocking) patokan ikan
3. Jenis, Kondisi, Ukuran, atau Berat Komoditas Tidak 5.000% x harga
per ekor
Sesuai dengan Ketentuan patokan ikan
4. Alat Penangkapan Ikan atau Lokasi Penangkapan 5.000% x harga
per ekor
Tidak Sesuai Ketentuan patokan ikan
100% x harga
5. Melebihi Kuota Penangkapan yang Ditetapkan per ekor
patokan ikan