Anda di halaman 1dari 65

PERMEN KP TENTANG PENGENAAN

SANKSI ADMINISTRATIF BIDANG


KELAUTAN DAN PERIKANAN
Oleh:
M. Eko Rudianto
Pengawas Perikanan Ahli Utama

Semarang, 10 Juni 2022


OUTLINE

1 LATAR BELAKANG PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI

2 JENIS PELANGGARAN

3 JENIS SANKSI

4 KEWENANGAN PENGENAAN SANKSI

5 APA YANG PERLU DIPERSIAPKAN PEMERINTAH DAERAH


LATAR BELAKANG PENERAPAN
SANKSI ADMINISTRASI
Kedudukan Undang-Undang Cipta Kerja
Terhadap Undang-Undang Perikanan

01
TIDAK MENCABUT
Undang- Undang Cipta Kerja
tidak mencabut Undang-
Undang Perikanan

TIDAK TETAP BERLAKU

02
MENCABUT sepanjang tidak diubah oleh
UUCK, ketentuan Pasal dalam
UU Perikanan masih tetap
UNDANG- TETAP BERLAKU berlaku, termasuk beberapa
UNDANG NOMOR ketentuan pidana
11 TAHUN 2020 TIDAK
TIDAK MENGUBAH

03
TTG CIPTA KERJA MENGUBAH
Tidak mengubah Hukum
HUKUM POSITIF Acara Pidana Perikanan:
penyidikan, penuntutan
dan persidangan

04
HUKUM POSITIF
Berlaku sebagai hukum
positif (sejak saat
diundangkan)
01 02 03
PP Nomor 5 Th. 2021
Tentang Penyelenggaraan PP Nomor 27 Th. 2021
Perizinan Berusaha PP Nomor 21 Th. 2021 Tentang Penyelenggaraan
Berbasis Resiko Tentang Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan
Penataan Ruang Perikanan
OPTION

Substansi 1. Substansi Mengenai


Mengenai Tata Substansi Sistem Pemantauan
Cara Pengawasan Mengenai Kapal Perikanan; dan
Berbasis Risiko Pengawasan 2. Substansi Mengenai
Ruang Laut Standar Laik Operasi
Kapal Perikanan
Menerapkan prinsip ultimum
remedium (pengenaan pidana
sebagai upaya akhir)

EFFORT SANGAT
MEMBEBANI KEUANGAN
NEGARA
SEBAGAI SOLUSI BESAR
Efforts dan sumber daya yang
akibat tingginya biaya yang
terbuang dalam melaksanakan

01
dibutuhkan dalam pelaksanaan
sistem pemidanaan perikanan yang

07
sistem pemidanaan mulai dari
tahap pengawasan, penyidikan, seharusnya dapat dimanfaatkan
penuntutan, dan pemeriksaan di untuk pembangunan sektor
pengadilan perikanan
Penegakan Hukum
LATAR BELAKANG SANKSI Yang Bertumpu
Pada Sanksi
ADMINISTRATIF DALAM UU
02
Pidana Terbukti
06
KESULITAN MENJERAT
KORPORASI KONTRAPRODUKTIF
CIPTA KERJA Yang menjadi
tersangka/terdakwa/terpidana nelayan
Kurang Efektif UPAYA PEMBINAAN
Kontraproduktif terhadap upaya
kecil/pekerja. Kesulitan menjerat pembinaan dan pembangunan
korporasi/pengusaha/pemilik dunia usaha perikanan

03 05
PIDANA DENDA TIDAK
DIBAYAR
04 TIDAK ADA
KOMPENSASI
KERUSAKAN
Tidak ada kompensasi untuk
Banyak pidana denda PUTUSAN PIDANA
justru tidak dibayar TINGGI rehabilitasi kerusakan
dan/atau kerugian sumber
Disparitas putusan daya ikan dan
pidana sangat tinggi lingkungannya
01
PENGENDALIAN,
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN
sebagai instrumen pengendalian, pencegahan,
dan penanggulangan perbuatan yang dilarang
oleh ketentuan-ketentuan peraturan
perundang-undangan

02
PREVENTIF DAN
REPRESIF
bersifat preventif dan represif non-
yustisial untuk mengakhiri atau
menghentikan pelanggaran

Maksud Penerapan SANKSI


ADMINISTRATIF 03 2 (dua) INSTRUMEN
PENTING
didasarkan atas dua instrumen

Sanksi Administrasi penting, yaitu pengawasan dan


penerapan sanksi administratif

04 RELATIF LEBIH CEPAT

dilakukan tanpa harus melalui proses


pengadilan, sehingga penerapan
sanksi administrasi relatif lebih
cepat

05
BERSIFAT REPARATOIR

bersifat reparatoir, artinya


memulihkan keadaan semula
PP Nomor 5 Th. 2021 Tentang
Pasal 323
Penyelenggaraan Perizinan
ayat (2)
Berusaha Berbasis Resiko

Amanat Pada
Penyusunan
PERATURAN MENTERI KP PP Nomor 21 Th. 2021 Tentang
Pasal 205 Penyelenggaraan Penataan
NOMOR 31 TAHUN 2021 Ruang
TENTANG
PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN

Pasal 57 dan PP Nomor 27 Th. 2021


Pasal 294 Tentang Penyelenggaraan
ayat (3) Bidang Kelautan dan
Perikanan

8
Tujuan
Untuk menjadi acuan bagi
Pengawas Perikanan, Polsus
PWP3K, Pelaku Usaha dan
Masyarakat dalam pengenaan
sanksi administratif bidang
Kelautan dan Perikanan
JENIS PELANGGARAN

Pelaksanaan
Pemanfaatan Perizinan
Ketentuan SPKP Impor
Ruang Laut Berusaha di
Komoditas
Sektor Kelautan
Perikanan dan
dan Perikanan
Komoditas
Pergaraman
PELANGGARAN
PERIZINAN BERUSAHA
DI SEKTOR KELAUTAN
DAN PERIKANAN
● Perizinan berusaha bidang pemanfaatan ruang laut

● Perizinan berusaha bidang penangkapan ikan

● Perizinan Berusaha Bidang Pengolahan Ikan

● Pelaporan dan pengawasan

● Kegiatan yang merusak dan mencemari

● Pemanfaatan pesisir dan PPK

● Usaha pembenihan dan/atau pembesaran ikan


PELANGGARAN PERIZINAN BERUSAHA BIDANG
PENANGKAPAN IKAN
1. Memiliki dan mengoperasikan KII untuk menangkap ikan di WPP/Laut Lepas yang
tidak memenuhi perizinan berusaha (PB)
2. Mengoperasikan KII di WPPNRI tidak membawa dokumen PB
3. Memiliki dan mengoperasikan KIA untuk menangkap ikan di ZEE tanpa memiliki
PB dari pemerintah.*)
4. Mengoperasikan KIA untuk menangkap ikan di ZEEI tanpa membawa dokumen
PB.*)
5. Membangun, mengimpor, atau memodifikasi KI tanpa persetujuan.
6. Menggunakan ABK asing
7. Pelanggaran terhadap kewajiban pendaftaran kapal
8. Bongkar muat ikan di Pelabuhan perikanan diluar yang ditetapkan

*) hanya untuk KIA dari negara yang sudah ada perjanjian bilateral dengan Indonesia.
CONTOH PELANGGARAN BIDANG PENANGKAPAN IKAN
POINT 1
a. melakukan penangkapan ikan menggunakan Alat Penangkapan Ikan (API)
dan/atau Alat Bantu Penangkapan Ikan (ABPI) yang tidak sesuai dengan jenis dan
spesifikasi pada izin;
b. ukuran kapal penangkap ikan tidak sesuai dengan Gross Tonnage (GT) pada izin;
c. melakukan penangkapan ikan tidak sesuai daerah penangkapan ikan pada izin;
d. Mengoperasikan lebih dari satu jenis alat penangkapan ikan;
e. Membawa ABPI dan/atau API yang mengganggu dan merusak keberlanjutan
sumber daya ikan; (mohon dibuat lebih jelas)
f. Melakukan alih muatan/transhipment tidak sesuai jenis perizinan berusaha; dan
g. Melakukan alih muatan/transhipment dengan kapal penangkap ikan/pengangkut
ikan yang bukan merupakan mitranya.
CONTOH PELANGGARAN PERIZINAN BIDANG PENANGKAPAN
IKAN POINT 2

a. mengoperasikan kapal penangkap ikan tidak membawa SIPI asli;


b. mengoperasikan kapal penangkap ikan tidak membawa SLO asli;
c. mengoperasikan kapal penangkap ikan tidak membawa SPB asli;
dan/atau
d. mengoperasikan kapal penangkap ikan tidak membawa SKAT asli;
CONTOH PELANGGARAN BIDANG PENANGKAPAN IKAN
POINT 3
a. Harus ada perjanjian perikanan, pengaturan akses, dan/atau pengaturan
lainnya dengan Pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah negara
bendera kapal;
b. perjanjian perikanan sebagaimana dimaksud pada huruf a sudah
mencantumkan kewajiban pemerintah negara bendera kapal untuk
bertanggung jawab atas kepatuhan orang atau badan hukum negara bendera
kapal dalam mematuhi pelaksanaan perjanjian perikanan tersebut;
c. dapat menunjukan bukti pengurusan perizinan berusaha;
d. mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera asing tidak memiliki NIB,
Sertifikat Standar, SIUP, dan/atau SIPI;
e. mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera asing yang habis masa
berlaku perizinan berusahanya;
CONTOH PELANGGARAN BIDANG PENANGKAPAN IKAN
POINT 5

a. membangun kapal perikanan tanpa persetujuan Menteri;


b. membangun kapal perikanan tanpa persetujuan Gubernur;
c. mengimpor kapal perikanan tanpa persetujuan Menteri;
d. memodifikasi kapal perikanan tanpa persetujuan Menteri; atau
e. memodifikasi kapal perikanan tanpa persetujuan Gubernur
CONTOH PELANGGARAN BIDANG PENANGKAPAN IKAN
POINT 6

a. Identitas Nakhoda dan/atau Anak Buah Kapal tidak sama pada


izin;
b. Nakhoda dan/atau Anak Buah Kapal bukan
berkewarganegaraan Indonesia;
c. Jumlah ABK tidak sesuai pada izin.
CONTOH PELANGGARAN BIDANG PENANGKAPAN IKAN
POINT 7

a. Kapal perikanan sudah melakukan operasi penangkapan ikan


namun belum terdaftar (belum/tidak memiliki BKP);
b. kapal perikanan tidak memasang tanda kapal sesuai ketentuan
antara lain nama kapal, tanda selar, tanda pengenal kapal
perikanan, dan call sign;
c. kapal perikanan menggunakan tanda pengenal kapal perikanan
milik kapal lain;
CONTOH PELANGGARAN BIDANG PENANGKAPAN IKAN
POINT 8
a. bongkar muat ikan bukan pada Pelabuhan perikanan yang ditetapkan atau ditunjuk;
b. bongkar ikan bukan pada Pelabuhan perikanan yang ditetapkan atau ditunjuk;
c. muat ikan bukan pada Pelabuhan perikanan yang ditetapkan atau ditunjuk;
d. bongkar muat ikan bukan pada WPP yang ditetapkan atau ditunjuk;
e. Tidak melaporkan hasil tangkapan ikan kepada Pelabuhan pangkalan;
f. Tidak melaporkan hasil tangkapan ikan dengan mengisi Log Book Penangkapan Ikan kepada
Pelabuhan pangkalan/petugas;
g. Tidak memberitahukan rencana kedatangan kepada petugas (pengawas perikanan/ syahbandar);
h. Tidak melaporkan kegiatan bongkar muat ikan kepada petugas (pengawas perikanan/ syahbandar);
i. Tidak melaporkan kegiatan bongkar ikan kepada petugas (pengawas perikanan/ syahbandar);
j. Tidak melaporkan kegiatan muat ikan kepada petugas (pengawas perikanan/ syahbandar);
k. Tidak membayar PNBP berupa pungutan pengambilan/penangkapan dan pungutan perdagangan
sesuai ketentuan perundang-undangan;
PELANGGARAN PERIZINAN BERUSAHA
BIDANG PELAPORAN DAN KERUSAKAN

1. Tidak menyampaikan laporan yang memuat kepatuhan pelaku


BIDANG
usaha terhadap standar pelaksanaan dan perkembangan
PELAPORAN DAN
kegiatan usaha
PENGAWASAN
2. Menghalangi kegiatan pengawasan

BIDANG
1. Melakukan kegiatan yang menimbullkan pencemaran
KERUSAKAN DAN
2. Melakukan kegiatan yang menimbulkan kerusakan
PENCEMARAN
CONTOH PELANGGARAN TIDAK MENYAMPAIKAN LAPORAN

a. tidak menyampaikan laporan kepatuhan pelaku usaha dengan rincian


kewajiban sebagaimana diatur dalam lampiran II PP nomor 5 tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko terhadap
kegiatan
b. laporan realisasi terhadap alokasi usaha yang tercantum dalam Surat
Izin Usaha Perikanan;
1) tidak menyampaikan laporan sesuai dengan waktu yang sudah
ditetapkan;
2) menyampaikan laporan yang tidak sesuai dengan format dan
ketentuan didalam peraturan perundang-undangan;
3) informasi yang disampaikan dalam laporan tidak sesuai dengan hasil
pemeriksaan dilapangan;
CONTOH PELANGGARAN MENGHALANGI KEGIATAN
PENGAWASAN

a. menolak kehadiran pengawas perikanan;


b. tidak menyediakan data yang dibutuhkan dalam pengawasan;
c. Memberikan dan/atau menyampaikan data dan informasi yang
tidak sesuai (tidak valid/diragukan kebenarannya);
CONTOH PELANGGARAN MENIMBULKAN
KERUSAKAN/PENCEMARAN

a. membuang limbah domestik langsung di perairan;


b. membuang bahan dan/atau alat bekas pakai kegiatan
penangkapan ikan

c. Membuang oli/balas water

d. Merusak terumbu karang/padang lamun


PELANGGARAN
KETENTUAN SPKP
1. Tidak menyediakan transmitter SPKP dengan ID
yang unik

PENYEDIA 2. Tidak mengirim data posisi KI secara terus menerus


kepada pengelola.
SPKP
3. Tidak memberikan penangguhan masa berlaku
airtime fee bagi penggunan SPKP

1. Tidak mengaktifkan transmitter secara terus


menerus. *)
PENGGUNA
SPKP 2. Tidak membawa bukti kepemilikan SKAT pada saat
KI melakukan kegiatan perikanan.

*) kecuali saat transmitter rusak, docking, kapal tidak beroperasi, kondisi kahar.
JENIS SANKSI

Pemanfaatan Perizinan Pelaksanaan


Ketentuan SPKP
Ruang Laut Berusaha di Impor Komoditas
Sektor Kelautan Perikanan dan
dan Perikanan Komoditas
Pergaraman
SANKSI ADMINISTRASI PELANGGARAN PERIZINAN
BERUSAHA

1. Peringatan tertulis
2. Paksaan pemerintah
3. Denda administratif
4. Pembekuan perizinan berusaha
5. Pencabutan perizinan berusaha
SANKSI ADMINISTRASI PELANGGARAN KETENTUAN
SPKP

PENYEDIA SPKP: PENGGUNA SPKP:


1. Peringatan/teguran tertulis 1. Peringatan/teguran tertulis
2. Pembekuan surat persetujuan SPKP 2. Pembekuan SKAT
3. Pencabutan surat persetujuan SPKP 3. Pencabutan SKAT
4. Denda administrative 4. Denda administratif
JENIS-JENIS PAKSAAN PEMERINTAH

01 Penghentian sementara kegiatan 05 Pembongkaran bangunan

Penghentian sementara pelayanan Pengurangan atau pencabutan


02 umum 06 sementara kuota dan lokasi
penangkapan

03 Penyegelan
Tindakan lain yang bertujuan
untuk menghentikan pelanggaran
07 dan tindakan memulihkan
04 Penyegelan kelestarian SDA
TUJUAN PAKSAAN PEMERINTAH

Memaksa pelaku
usaha untuk
melakukan
pencegahan
kerusakan Kelestarian
sumber daya Mememerintahkan
dan/atau kerugian
ikan dan pelaku usaha
lingkungan untuk melakukan
pemulihan
kerusakan
dan/atau kerugian
PENGENAAN JENIS SANKSI
TIDAK BERTAHAP
ADMINISTRATIF KUMULATIF INTERNAL

Menggabungkan
Kewenangan pejabat
beberapa jenis sanksi
berwenang untuk
administrative pada satu
menentukan pilihan jenis
pelanggaran
sanksi

KUMULATIF EKSTERNAL
2 3
BERTAHAP
Penggabungan salah
Didahului sanksi yang satu jenis sanksi
paling ringan sampai JENIS administrative dengan
sanksi lainnya diluar SA
paling berat
PEGENAAN
1 4
PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF
DALAM UU CIPTA KERJA

Peringatan/ Teguran Tertulis Paksaan Pemerintah Denda Administratif

Diterapkan bila pertama Diterapkan berupa Diterapkan berupa


melakukan pelanggaran dan tindakan sementara untuk pembayaran sejumlah uang
belum menimbulkan kerusakan. menghentikan berdasarkan peraturan
(2/3 kali) pelanggaran perundang-undangan

Pembekuan Perizinan Pencabutan Perizinan


Berusaha Berusaha

Diterapkan guna memberikan kesempatan kepada


Diterapkan guna menghentikan pelanggaran
pelaku usaha untuk memperbaiki kesalahan atau
secara permanen terhadap pelau yang terbukti
melakukan tindakan untuk memulihkan keadaan
tidak memiliki komitmen pelestarian SDKP
seperti semula
PENERAPAN SANKSI ADMINISTRATIF
Lanjutan…………. DALAM UU CIPTA KERJA
Pembekuan Surat Persetujuan Penyedia SPKP Pembekuan SKAT
Dikenakan bila Pelaku usaha: Dikenakan bila Pelaku usaha:

• Tidak melaksanakan kewajibannya sampai dengan • Tidak melaksanakan kewajibannya sampai dengan
berakhirnya jangka waktu teguran/peringatan tertulis berakhirnya jangka waktu teguran/peringatan tertulis
• tidak membayar denda administratif yg dikenakan • tidak membayar denda administratif yg dikenakan
• Menolak pelaksanaan paksaan pemerintah • Menolak pelaksanaan paksaan pemerintah

Pencabutan Surat Persetujuan Penyedia Pencabutan SKAT


SPKP
• Dilakukan Pencabutan SPKP • Dilakukan Pencabutan SKAT

• Penyedia mengajukan kembali permohonan setelah • dapat mengajukan kembali permohonan setelah
melaksanakan seluruh sanksi administratif dan melaksanakan seluruh sanksi administratif dan
memenuhi persyaratan memenuhi persyaratan
PENGENAAN SANKSI BILA TIDAK
MEMBAYAR DENDA ADMINISTRATIF
Sita Harta Kekayaan
Pencegahan Ke Luar Negeri
Dilakukan oleh
Dilakukan oleh kementerian yang Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota.
menangani bidang keimigrasian . Harya yang dilelang sebesar jumlah
Paling lama 6 bulan dan dapat denda administratif
diperpanjang

2 3 Paksa Badan
Pemblokiran Rekening Bank Dilakukan jika tidak ada niat
menyelesaikan denda minimal Rp 10
Dilakukan melalui penyedia jasa
keuangan maksimal 1 bulan dan JENIS juta. Dapat dilaksanakan maksimal 6
bulan dan dapat diperpanjang 1 kali
dapat diperpanjang 2 kali
PENGENAAN
1 4
KEWENANGAN PENGENAAN SANKSI
DIREKTUR JENDERAL
Perizinan Berusaha di Sektor Kelautan dan Perikanan
1. peringatan/teguran tertulis dalam
pelaksanaannya oleh kepala UPT
PSDKP;
2. paksaan pemerintah dilakukan kepala
UPT PSDKP dalam pelaksanaannya oleh
MENTERI PPNS di bidang kelautan dan perikanan,
Polsus PWP3K dan/atau Pengawas
Perikanan berdasarkan surat perintah
dari kepala UPT PSDKP;;
3. denda administratif dilakukan kepala UPT
PSDKP berdasarkan penetapan yang
ditandatangani oleh Direktur Jenderal

a.) peringatan/ teguran tertulis Kepala Dinas Prov


b.)paksaan pemerintah; dan/atau
Yang berwenang
GUBERNUR c.) denda administratif;
1. peringatan/teguran tertulis dan denda
administratif dilakukan oleh Kepala
Dinas;
memberikan dapat didelegasikan kepada: 2. paksaan pemerintah dilakukan kepala
Dinas dalam pelaksanaannya oleh
a. peringatan/teguran PPNS di bidang kelautan dan perikanan,
Polsus PWP3K dan/atau Pengawas
tertulis Perikanan berdasarkan SPT dari kepala
b.paksaan pemerintah; Dinas.

c. denda administratif; BUPATI/ Kepala Dinas Kab/Kota


d. pembekuan; dan WALIKOTA 1. peringatan/teguran tertulis dan denda administratif
e. pencabutan dilakukan oleh Kepala Dinas;
2. paksaan pemerintah dilakukan kepala Dinas dalam
pelaksanaannya oleh PPNS di bidang kelautan dan
perikanan, Polsus PWP3K dan/atau Pengawas
Perikanan SPT dari kepala Dinas.
KEWENANGAN PENGENAAN SANKSI
Penyedia dan Pengguna SPKP

Yang BERWENANG DIREKTUR JENDERAL


MENDELEGASIKAN
memberikan MENTERI
a. peringatan/teguran tertulis;
b. pembekuan surat persetujuan
berdasarkan :
Penyedia SPKP;
c. pencabutan surat persetujuan 1.Hasil Analisa Pusat
Penyedia SPKP; Pemantauan Kapal
d. pembekuan SKAT; Perikanan; dan/atau
e. pencabutan SKAT; dan/atau 2. laporan hasil pengawasan
f. denda administratif; dari Pengawas Perikanan
g. penghentian sementara
kegiatan:
Menteri
(untuk sanksi administratif
yang dikenakan oleh Menteri)

* Tembusan disampaikan
Berwenang untuk:
Ke Direktur Jenderal M
a. melakukan pemeriksaan
E terhadap seluruh dokumen, data,
M bahan keterangan serta
DIAJUKAN kepada B pertimbangan penjatuhan sanksi
E yang diajukan banding tersebut;
➢ Diajukan paling N b. menjatuhkan putusan:
lama 7 (tujuh) Gubernur atau 1. tidak menerima permohonan
T banding
hari, sejak tanggal Bupati/Walikota
(untuk sanksi administratif yg U 2. menolak permohonan banding;
penjatuhan sanksi dikenakan oleh Gubernur atau K 3. menguatkan keputusan/jenis
administratif; sanksi yang dijatuhkan; atau
Bupati/Walikota) 4. menerima permohonan banding
➢ Banding dengan mengubah jenis sanksi yang
administratif yang dijatuhkan.
* Tembusan
diajukan melebihi
tenggang waktu, disampaikan Ke Kepala ❖ Putusan wajib disampaikan paling lama
Dinas 14 hari sejak permohonan banding
tidak dapat diterima;
diterima ❖ Putusan banding administratif bersifat
final dan mengikat
Bagaimana Jika
Tetap Tidak Mau
Menjalankan Sanksi
Administratif? Pelanggar akan
Sanksi Yang
diproses lebih lanjut
Dikenakan
sesuai peraturan
perundang-
undangan.

39
Proses BAGAN ALIR PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF BIDANG
pidana KELAUTAN DAN PERIKANAN
HENRIKHAN Apabila pidana Ka.UPT
(LK+BAP) Sanksi pencegahan
pelanggaran/kerusakan lebih
lanjut
(Teguran + Paksaan tdk
melakukan kegiatan 14 hr) PASAL
10+12 (3) PMKP 31/2021
Ekspose Ka.UPT
(1x24 jam) Teguran,
Paksaan
Pemerin
PELIMPAHAN APH
tah

ST Tim Penetapan
Ekspose dan
Laporan PKSP Pemeriksa Pemeriksa
pengenaa pengenaan
Kepada DJPSDKP UPT/ an
n sanksi sanksi
Pusat
DJPSDKP
HASIL Denda,
PENGAWASAN Rekomenda
(LHP+BAP) si
Pembekuan
Ekspose /Pencabu
awal tan Izin
Ka.UPT
Sanksi pencegahan Lapo
pelanggaran/kerusakan lebih
lanjut DJPSDKP ran
(Teguran + Paksaan tdk
Analisis SPKP melakukan kegiatan 14 hr) PASAL
10+12 (3) PMKP 31/2021

Proses MKP
pidana Apabila pidana
Serah terima dari KP ke PPNS
Ekspose oleh pengawas untuk dugaan pelanggaran
LANJUT PROSES PIDANA
Henrikhan-adhock/ Periksa perikanan yang riksa dan pidana
diakhiri BA Serah terima
Serah terima dari KP ke Ka. Ka UPT menerbitkan SPT
UPT untuk dugaan pelanggaran Pemeriksaan pendahuluan
Proses Pemeriksaan adm
lanjutan yang Ka UPT menetapkan surat paksaan
Hasil pemeriksaan dituangkan Pengawas perikanan
dituangkan dalam BAP pemerintah berupa pemberhentian
ke dalam BA Pemeriksaan dan melakukan pemeriksaan
Lanjutan operasional (14 hari sejak serah
dilaporkan kepada kepala UPT penduhuluan
terima)

BAP lanjutan dan


Rekomendasi pengenaan sanksi
rekomendasi Tim verifikasi pengenaan surat penetapan
adm berupa denda disampaikan
disampaikan oleh sanksi (Internal) pengenaan sanksi denda
Ka. UPT pada Dirjen
pengawas perikanan adm
kepada Kepala UPT
Rekomendasi pengenaan
sanksi Dirjen menyampaikan
pidana/penghentian/tegura rekomendasi pembekuan/
n dan/atau paksaan pencabutan izin kepada
kepada Ka. UPT MKP
Dirjen membentuk tim verifikasi
untuk rekomendasi penetapan
Ka. UPT menerbitkan surat besaran Pengawas perikanan
penetapan sanksi teguran denda/pembekuan/pencabutan mengawasi pemenuhan
dan/atau paksaan izin pelaksanaan denda adm
pemerintah
APA YANG HARUS DISIAPKAN PENGAWAS PERIKANAN
• MEMPELAJARI
PERATURAN DAN
JUKNIS2 TERKAIT
PENERAPAN SANKSI • PENINGKATAN
ADMINISTRASI
•MENGUSULKAN PENGETAHUAN PENGAWAS
3 DENGAN MEMPELAJARI
RENCANA KERJA
PENGAWASAN TAHUNAN ATURAN DAN CONTOH2 PSA
YANG SUDAH DIJATUHKAN.
2 4
• MENULISKAN DAN
MENYIMPAN LAPORAN
• INVENTARISIR OBJEK PENGAWASAN DENGAN
PENGAWASAN BAIK.
BERDASARKAN IZIN YG
1 5 • PENINGKATAN
DIKELUARKAN
KOORDINASI DENGAN
PENGAWASAS
PERIKANAN DAN
PENGAWAS INSTANSI
PENGAWAS PERIKANAN TERKAIT.
TERIMA KASIH
SIMULASI PERHITUNGAN DENDA ADM
KM. AISYAH JAYA dengan ukuran Terbukti tidak membawa
a. adhock,
92 GT melakukan penangkapan dokumen Perizinan
b. BAP
ikan di WPP 712 dengan Berusaha
c. Denda Adm
menggunakan purse sein. KM
AISYAH JAYA berlayar selama 10
hari

Besaran sanksi adm yg hrs dibayar KM. Aisyah


Jaya:

1. 1,7 x Rp. 27.000 x 92 x 10 hari =


42.228.000
Produktivitas kapal x TOTAL DENDA ADM YG HARUS DIBAYARKAN:

Total hasil tangkapan sebesar 50


ton dengan rincian:
harga patokan ikan
tertinggi x ukuran gross
Rp. 42.228.000
1. Albacore 10 ton – Rp. 8.800
2. Tuna 20 ton – Rp. 27.00
tonnage kapal x jumlah
3. Madidihang 20 ton – 18.400 hari operasi
MODUS OPERANDI

KM. BERKAT NAFIRI (GT. 92) dengan sengaja telah melakukan pelanggaran
menangkap ikan menggunakan alat tangkap purse seine pelagis kecil satu kapal
tidak sesuai Daerah Penangkapan (Izin di 715 menangkap di 714) dan tidak
sesuai Jalur Penangkapan (izin Pusat menangkap di bawah 12 mil (Jalur II),
mendapatkan hasil ikan campur jenis Layang dan Tongkol 10.000 kg

020 11’ 372” LS - 1250 50’ 114” BT


PASAL YANG DILANGGAR KM. BERKAT
NAFIRI

Pasal 27 A Ayat (1), Jo Pasal 12 Ayat (1) UU No 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja, jo Pasal 317 ayat (1) huruf g, Jo Pasal 317 Ayat
(2) ayat (2) jo Pasal 320 ayat (2), jo Pasal 320 Ayat (3) huruf g, PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perizinan
berusaha berbasis resiko, Jo Pasal 19 ayat (3) Permen KP No 31 Tahun 2021 Tentang Pengenaan Sanksi Administratif Di Bidang
Kelautan Dan Perikanan.
Pasal 27 A Ayat (1) UU No 11 Thn 2021: “ Setiap orang yang memiliki dan / atau mengoperasikan kapal penangkap ikan
berbendera Indonesia melakukan penangkapan ikan di WPPNRI dan / atau dilaut lepas yang tidak memenuhi perizinan berusaha
sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (1) dikenakan sanksi administrasi”.
Pasal 27 Ayat (1) UU No 11 Thn 2021,: “Setiap orang yang memiliki dan/ atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera
Indonesia yang digunakan untuk melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia
dan/atau laut lepas wajib memenuhi Perizinan Berusaha dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat”
Pasal 1 Permen KP No 10 Tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha Dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko Sektor Kelautan Dan Perikanan Lampiran I Subsektor Penangkapan Ikan Dan Pengangkutan Ikan Standar Usaha
Penangkapan Pisces/Ikan Bersirip di Laut (KBLI 03111) kolom 5 persyaratan khusus usaha.
Menteri menetapkan standar kegiatan usaha dan produk pada penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor
Kelautan dan Perikanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 317 Ayat (1) huruf g PP No 5 Tahun 2021,: “Setiap Pelaku Usaha yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
Perizinan Berusaha di sektor kelautan dan perikanan berupa: g. memiliki dan/ atau mengoperasikan kapal penangkap ikan
berbendera Indonesia untuk melakukan penangkapan ikan di WPPNRI dan/atau di laut lepas yang tidak memenuhi Perizinan
Berusaha, dikenai sanksi administratif.”
Pasal 317 Ayat (2) PP No 5 Tahun 2021 “Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari atas: “ :
a. peringatan /teguran tertulis; b. paksaan pemerintah; c. denda administratif; d. pembekuan Perizinan Berusaha; e. pencabutan
Perizinan Berusaha.
PASAL YANG DILANGGAR KM. BERKAT
NAFIRI
Pasal 320 Ayat (2) PP No 5 Tahun 2021,:” Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenakan tanpa didahului
dengan sanksi administratif lainnya apabila: a. ditemukan bukti permulaan yang cukup bahwa Pelaku Usaha dengan sengaja
mengabaikan seluruh ketentuan persyaratan Perizinan Berusaha; atau b. pelanggaran yang dilakukan menimbulkan dampak
kerusakan dan/atau kerugian sumber daya kelautan dan perikanan dan/atau keselamatan dan/ atau kesehatan manusia”.
Pasal 320 Ayat (3) huruf g,: ”Besaran denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: g. pelanggaran terhadap
kegiatan penangkapan ikan di WPPNRI dan/atau di laut lepas yang tidak memenuhi persyaratan Perizinan Berusaha dikenakan denda
administratif sebesar 1000% (seribu persen) dikali produktivitas kapal dikali harga patokan ikan tertinggi dikali ukuran gross tonnage
kapal dikali jumlah hari operasi;”

Pasal 19 Ayat 3 Permen KP Nomor 31 Tahun 2021 Tentang Pengenaan Sanksi Administratif di Bidang Kelautan Dan Perikanan
Denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikenakan tanpa didahului dengan sanksi administratif lainnya apabila:
a. ditemukan bukti permulaan yang cukup bahwa Pelaku Usaha dengan sengaja mengabaikan seluruh ketentuan persyaratan
Perizinan Berusaha; atau
b. pelanggaran yang dilakukan menimbulkan dampak kerusakan dan/atau kerugian sumber daya kelautan dan perikanan dan/atau
keselamatan dan/ atau kesehatan manusia.
Pasal 1 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Tentang Standar Kegiatan Usaha Dan Produk Pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kelautan Dan Perikanan Lampiran I Subsektor Penangkapan Ikan Dan
Pengangkutan Ikan Standar Usaha Penangkapan Pisces/Ikan Bersirip di Laut (KBLI 03111) kolom 5 persyaratan khusus usaha.
Menteri menetapkan standar kegiatan usaha dan produk pada penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kelautan
dan Perikanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
PERKIRAAN PERHITUNGAN DENDA
ADMINISTRATIF terhadap KM. BERKAT NAFIRI

Pasal 320 ayat (3) huruf g Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan
perizinan berusaha berbasis resiko berbunyi :
”Pelanggaran terhadap kegiatan penangkapan ikan di WPPNRI dan/atau di laut lepas yang tidak memenuhi
persyaratan Perizinan Berusaha dikenakan denda administratif sebesar 1000% (seribu persen) dikali
produktivitas kapal dikali harga patokan ikan tertinggi dikali ukuran gross tonnage kapal dikali jumlah hari
operasi”;

Keterangan :
Nilai Produktivitas Alat Tangkap Pukat Cincin Pelagis Kecil dengan 1 Kapal = 1,30 (KEPMEN KP No 98 tahun 2021)
Harga Patokan Ikan Tertinggi = Layang Rp 12.000/kg, Tongkol Rp 12.500/kg (KEPMEN KP No 97 Tahun 2021)
Gross Tonage kapal = 92 GT (Surat Ukur Internasional KM. BERKAT NAFIRI)
Jumlah Hari Operasi = 9 Hari (SPB Terbit 03 Februari 2022, diperiksa tanggal 13 Februari 2022).
= 1000% x 1,30 x 12.000 x 92 x 40% x 10 = Rp 57.408.000 (LAYANG)
= 1000% x 1,30 x 12.500 x 92 x 60% x 10 = Rp 89.700.000 (TONGKOL)

DENDA ADMINISTRATIF YANG DIKENAKAN KEPADA PEMILIK KM. BERKAT NAFIRI YAITU :
Rp. 57.408.000 + Rp. 89.700.000 = Rp 147.108.000,-

Terbilang : “Seratus Empat Puluh Tujuh Juta Seratus Delapan Ribu Rupiah”
KRONOLOGIS KEJADIAN

1. KM. WINDI
Pada hari Selasa tanggal 1 Maret Tahun 2022, KP. ORCA 03 saat sedang melaksanakan patroli di Perairan Laut Jawa
WPP-NRI 712 (Surat Tugas Nomor : B.2149/PSDKP.1/KP.440/II/2022 tanggal 21 Februari 2022) telah melakukan
pemeriksaan terhadap KII dengan nama KM. WINDI pada posisi 04º 10.467’ LS - 106º 36.560’ BT Jam 16.05 WIB yang
patut diduga telah melakukan kegiatan penangkapan ikan tidak sesuai dengan Daerah Penangkapan Ikan yang tertera
dalam Perizinan Berusaha Subsektor Penangkapan Ikan Di WPPNRI, berdasarkan hasil pemeriksaan di temukan :
1.SIUP No : 02.20.01.0079.9373, masa berlaku hingga 30 November 2050;
2.Perizinan Berusaha Subsektor Penangkapan Ikan Di WPPNRI No : 33.22.0001.135.54714, masa berlaku hingga
9 Februari 2023, DPI ZEEI WPPNRI 711 30 mil keatas;
3.SKAT No : R.1833/PSDKP.2/PW.340/II/2022, masa berlaku hingga 16 Februari 2023;
4.SLO No : 0174/PKL.B/II/2022 tanggal 17 Februari 2022 dan SPB No : 40/PPP.TGL/SPB/II/2022 tanggal 17 Februari
2022;
5.Tanda Selar : TEGAL/GT. 103/No. 2017/Ft;
6.1 set alat tangkap Jaring Tarik Berkantong;
7.Ikan Hasil Tangkapan ± 7.000 Kg ikan campur (ikan dominan : ikan pasir-pasir / coklatan / Scolopsis sp.);
8.Nakhoda KM. WINDI : Sdr. SINANG dan pemilik : Sdr. WARSITO.
DUGAAN PELANGGARAN

1. KM. WINDI
Berdasarkan hasil pemeriksaan / permintaan keterangan terhadap Nakhoda dan KKM kapal
perikanan KM. WINDI serta didukung hasil tracking VMS dan GPS milik KM. WINDI maka dapat
disimpulkan bahwa unsur - unsur terjadinya pelanggaran Daerah Penangkapan Ikan oleh KM.
WINDI telah terpenuhi.

KM. WINDI telah melakukan pelanggaran daerah penangkapan ikan dan tidak memenuhi perizinan
berusaha subsektor penangkapan ikan di WPPNRI milik KM. WINDI Nomor :
33.22.0001.135.54714 tanggal 10 Februari 2022 dengan masa berlaku sampai dengan 09 Februari
2023, yaitu telah melakukan penangkapan ikan di WPP 712 Laut Jawa yang tidak sesuai dengan
dokumen perizinan berusaha subsektor penangkapan ikan di WPPNRI yang dimiliki KM. WINDI yaitu
daerah penangkapan ikan berada di ZEEI WPPNRI 711 (ZEEI Laut Cina Selatan) 30 mil keatas.
DUGAAN PASAL YANG DILANGGAR
❑ Pasal 27 A Ayat (1) Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja :
“Setiap orang yang memiliki dan / atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera Indonesia melakukan penangkapan ikan
di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Indoensia dan / atau dilaut lepas yang tidak memenuhi perizinan berusaha sebagaimana
dimaksud dalam pasal 27 ayat (1) dikenakan sanksi administratif”.
❑ Pasal 27 Ayat (1) Undang Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja :
“Setiap orang yang memiliki dan atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera Indonesia yang digunakan untuk
melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia dan/atau laut lepas wajib memenuhi
Perizinan Berusaha dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya berdasarkan norma, standar,
prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat”.
❑ Pasal 317 ayat (1) huruf g Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perizinan
berusaha berbasis resiko :
“Setiap Pelaku Usaha yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Perizinan Berusaha di sektor kelautan dan perikanan
berupa: (g) Memiliki dan atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera Indonesia untuk melakukan penangkapan ikan di
WPPNRI dan/atau di laut lepas yang tidak memenuhi Perizinan Berusaha”.
❑ Pasal 320 ayat (3) huruf g Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perizinan
berusaha berbasis resiko :
“pelanggaran terhadap kegiatan penangkapan ikan di WPPNRI dan/atau di laut lepas yang tidak memenuhi persyaratan Perizinan
Berusaha dikenakan denda administratif sebesar 1000% (seribu persen) dikali produktivitas kapal dikali harga patokan ikan tertinggi
dikali ukuran gross tonnage kapal dikali jumlah hari operasi”.
PERKIRAAN PERHITUNGAN
DENDA ADMINISTRATIF

Pasal 320 ayat (3) huruf g Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan perizinan
berusaha berbasis resiko :
“Pelanggaran terhadap kegiatan penangkapan ikan di WPPNRI dan/atau di laut lepas yang tidak memenuhi persyaratan
Perizinan Berusaha dikenakan denda administratif sebesar 1000% (seribu persen) dikali produktivitas kapal dikali harga patokan
ikan tertinggi dikali ukuran gross tonnage kapal dikali jumlah hari operasi”.

RUMUS DENDA
Rp = 1000% X Produktivitas Kapal X HPI tertinggi X GT X
HO
Keterangan
1. Nilai Produktivitas = 1.72 ( Lampiran I KEPMEN KP No 98 tahun 2021)
2. Harga Patokan Ikan Tertinggi = Pasir – pasir Rp 7.200/kg (KEPMEN KP No 97 Tahun 2021)
3. Gross Tonage kapal = 103 (Surat Ukur No 2017/Ft An. KM. WINDI)
4. Jumlah Hari Operasi = 12 Hari ( tgl SPB 17 februari 2022 tertangkap tgl 1 Maret 2022)
MODUS OPERANDI

KM. LIONEL MAKMUR 68 (GT. 30) dengan sengaja telah melakukan pelanggaran
perikanan yaitu menggunakan perizinan yang diterbitkan oleh Administratif
Propinsi Sulawesi Utara untuk melakukan penangkapan ikan menggunakan alat
tangkap handline di Perairan Halmahera diatas 12 mil laut tanpa dilengkapi
perizinan yang diterbitkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan,
mendapatkan hasil ikan jenis Tuna sejumlah ± 2.000 kg
PERKIRAAN PERHITUNGAN DENDA
ADMINISTRATIF terhadap KM. LIONEL MAKMUR 68

Pasal 320 ayat (3) huruf g Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang
penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis resiko berbunyi :
”Pelanggaran terhadap kegiatan penangkapan ikan di WPPNRI dan/atau di laut lepas yang tidak
memenuhi persyaratan Perizinan Berusaha dikenakan denda administratif sebesar 1000% (seribu
persen) dikali produktivitas kapal dikali harga patokan ikan tertinggi dikali ukuran gross tonnage kapal
dikali jumlah hari operasi”;
Keterangan :
Nilai Produktivitas Alat Tangkap Pancing Ulur (Hand Line) Tuna = 0.80 (Lampiran I KEPMEN KP No 98 tahun 2021)
Harga Patokan Ikan Tertinggi = Tuna sirip kuning Grade B Rp 33.000/kg (KEPMEN KP No 97 Tahun 2021)
Gross Tonage kapal = 29 GT (Surat Ukur KM. LIONEL MAKMUR 68)
Jumlah Hari Operasi = 22 Hari (SPB Terbit 19 Januari 2022, diperiksa tanggal 10 Februari 2022)

DENDA ADMINISTRATIF YANG DIKENAKAN KEPADA PEMILIK KM. LIONEL MAKMUR 68 :


=1000% x 0.8 x 33.000 x 29 x 22 = Rp. 168.432.000,-

Terbilang : “Seratus Enam Puluh Delapan Juta Empat Ratus Tiga Puluh Dua Ribu Rupiah”
JENIS PELANGGARAN DAN DENDA DALAM PP No. 5/2021
PP 5 2021
NO PELANGGARAN DENDA DASAR HUKUM
ADMINISTRATIF
1 pemanfaatan ruang dari perairan yang tidak memiliki 5 % x total nilai PP No 5 Tahun 2021 tentang Perizinan
Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan dilaut; investasi Berusaha di Bidang Kelautan dan
(RPP PNBP KKP) Perikanan
2 pemanfaatan pulau-pulau kecil dan pemanfaatan 5 % x total nilai PP No 5 Tahun 2021 tentang Perizinan
perairan di sekitarnya dalam rangka Penanaman investasi Berusaha di Bidang Kelautan dan Perikanan
Modal Asing yang tidak memiliki Perizinan Berusaha;
3 pemanfaatan ruang perairan dan sumber daya 2,5% x total nilai PP No 5 Tahun 2021 tentang Perizinan
pesisir dan pulau-pulau kecil yang tidak memenuhi investasi Berusaha di Bidang Kelautan dan Perikanan
Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan di laut;
4 pemanfaatan ruang laut secara menetap di wilayah 2,5% x total nilai PP No 5 Tahun 2021 tentang Perizinan
perairan dan wilayah yurisdiksi yang tidak sesuai investasi Berusaha di Bidang Kelautan dan Perikanan
dengan Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan di
laut;
5 pemanfaatan ruang laut secara menetap yang tidak 5 % x total nilai PP No 5 Tahun 2021 tentang Perizinan
memiliki Perizinan Berusaha terkait pemanfaatan di investasi Berusaha di Bidang Kelautan dan Perikanan
laut;
LANJUTAN....
SEKTOR PERIKANAN TANGKAP
NO PELANGGARAN DENDA ADMINISTRATIF DASAR HUKUM
6 usaha pengolahan ikan yang 25 % (dua puluh lima persen) dikali • PP No 5 Tahun 2021 tentang
tidak memenuhi dan menerapkan harga patokan ikan dikali jumlah Perizinan Berusaha di Bidang
persyaratan produksi Kelautan dan Perikanan;
kelayakan pengolahan ikan, sistem • PP No 27 Tahun 2021 tentang
jaminan mutu, Penyelenggaran Bidang KP
dan keamanan hasil perikanan
7 memiliki dan/atau mengoperasikan kapal 1000% (seribu persen) dikali PP No 5 Tahun 2021 tentang
penangkap ikan berbendera Indonesia produktivitas kapal dikali harga patokan Perizinan Berusaha di Bidang
untuk melakukan penangkapan ikan di ikan tertinggi dikali ukuran gross Kelautan dan Perikanan
WPPNRI dan/atau di laut lepas yang tidak tonnage kapal dikali jumlah hari operasi
memenuhi Perizinan Berusaha;
8 mengoperasikan kapal penangkap ikan Produktivitas kapal dikali harga patokan PP No 5 Tahun 2021 tentang
berbendera Indonesia di WPPNRI yang ikan tertinggi dikali ukuran gross Perizinan Berusaha di Bidang
tidak membawa dokumen Perizinan tonnage kapal dikali jumlah hari Kelautan dan Perikanan
Berusaha; operasi;
9 memiliki dan/atau mengoperasikan kapal paling banyak Rp20.000.000.000,00 PP No 5 Tahun 2021 tentang
penangkap ikan berbendera asing yang (dua puluh miliar rupiah) Perizinan Berusaha di Bidang
digunakan untuk melakukan penangkapan Kelautan dan Perikanan
ikan di ZEEI tanpa memiliki Perizinan
Berusaha dari Pemerintah Pusat;
LANJUTAN....
NO PELANGGARAN DENDA ADMINISTRATIF DASAR HUKUM
10 mengoperasikan kapal penangkap ikan produktivitas kapal PP No 5 Tahun 2021 tentang
berbendera asing untuk melakukan dikali harga patokan ikan tertinggi dikali Perizinan Berusaha di Bidang
penangkapan ikan di ZEEI tanpa membawa ukuran gross tonnage kapal dikali jumlah KP
dokumen Perizinan Berusaha hari operasi
11 membangun, mengimpor, atau memodifikasi 1O% (sepuluh persen) dari nilai kapal PP No 5 Tahun 2021 tentang
kapal perikanan tanpa persetujuan yang sedang atau telah dibangun Perizinan Berusaha di Bidang
KP
12 kegiatan importasi kapal perikanan tanpa 1O% (sepuluh persen) dari nilai kapal PP No 5 Tahun 2021 tentang
persetujuan menteri yang yang diimpor Perizinan Berusaha di Bidang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di KP
bidang kelautan dan perikanan
13 memodifikasi kapal perikanan tanpa 1O% (sepuluh persen) dari biaya PP No 5 Tahun 2021 tentang
persetujuan modifikasi Perizinan Berusaha di Bidang
kapal; KP
14 Tidak melakukan pendaftaran kapal 5 % (lima persen) dari harga PP No 5 Tahun 2021 tentang
pembangunan atau pembelian kapal Perizinan Berusaha di Bidang
KP
LANJUTAN....

PP 5 TAHUN 2021
NO PELANGGARAN DENDA DASAR HUKUM
ADMINISTRATIF
15 impor komoditas Perikanan dan impor 50% (lima puluh PP No 5 Tahun 2021
Komoditas Pergaraman yang tidak sesuai persen) dikali harga tentang Perizinan
dengan tempat pemasukan, jenis, volume dasar Berusaha di Bidang
dan waktu pemasukan, standar Mutu komoditas yang Kelautan dan Perikanan
wajib, dan/atau peruntukan Impor diimpor dikali jumlah
komoditas
yang diimpor
JENIS PELANGGARAN DAN DENDA SPKP (PP No. 27/2021)
NO PELANGGARAN SATUAN DENDA DASAR
ADMINISTRATIF HUKUM
1 Pelanggaran atas kewajiban PP No 27
Penyedia Sistem Pemantauan Kapal Tahun 2021
Perikanan tentang
a. Penyedia Sistem Pemantauan per pelanggaran Rp 100.000.000,- Penyelenggara
Kapal Perikanan menjual 2 (dua) (seratus juta rupiah) n Bidang KP
atau lebih transmitter dengan ID
yang sama kepada Pengguna
Sistem Pemantauan ang Kapal
Perikanan
b. Penyedia Sistem Pemantauan per pelanggaran Rp 100.000 per 6 jam
Kapal Perikanan tidak per pelanggan
menyampaikan data pemantauan
secara terus menerus kepada
Pusat Pengendali Sistem
Pemantauan Kapal Perikanan
LANJUTAN....
NO PELANGGARAN SATUAN DENDA ADMINISTRATIF
2 Pelanggaran atas
kewajiban Pengguna
Sistem Pemantauan Kapal
Perikanan
a. Pengguna SPKP Per pelanggaran Kapal dengan ukuran 30-60 GT
mematikan alat kapal per hari Rp. 200.000 per hari
transmitter SPKP
Per pelanggaran Kapal dengan ukuran >60-100 GT
kapal per hari Rp. 500.000 per hari

Per pelanggaran Kapal dengan ukuran >100 GT


kapal per hari Rp. 1.000.000 per hari Per pelanggaran

b. Pengguna tidak per pelanggaran Rp 500.000,-


membawa bukti
kepemilikan SKAT
JENIS PELANGGARAN DAN DENDA PEMANFAATAN RUANG LAUT
PP 21 TAHUN 2021
NO PELANGGARAN DENDA ADMINISTRATIF DASAR HUKUM
1 penggunaan dokumen Persetujuan Kesesuaian Rp. 18.680.000,00/ha PP No 21 Tahun 2021
Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut atau konfirmasi tentang Penyelenggaraan
kesesuaian ruang laut yang tidak sah Penataan Ruang
2 tindakan tidak melaporkan pendirian dan/atau Rp. 5.000.000,00/hari PP No 21 Tahun 2021 tentang
penempatan bangunan dan instalasi di laut kepada Penyelenggaraan Penataan
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan Ruang
di bidang kelautan;
3 tindakan tidak menyampaikan laporan terulis secara Rp. 5.000.000,00/hari PP No 21 Tahun 2021 tentang
berkala setiap 1 (satu) tahun sekali kepada menteri Penyelenggaraan Penataan
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di Ruang
bidang kelautan
4 pelaksanaan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Rp. 18.680.000,00/ha PP No 21 Tahun 2021 tentang
Pemanfaatan Ruang Laut yang tidak sesuai dengan Penyelenggaraan Penataan
RTR, RZ, KAW, RZ KSNT Ruang
5 pelaksanaan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan 100% x Tarif Izin Persetujuan PP No 21 Tahun 2021 tentang
Pemanfaatan Ruang Laut yang mengganggu ruang Kesesuaian Penyelenggaraan Penataan
penghidupan dan akses nelayan kecil, nelayan Ruang
tradisional, dan pembudidaya ikan kecil
LANJUTAN....

NO PELANGGARAN TARIF DENDA DASAR HUKUM

6. pelanggaran terhadap ketentuan perlindungan dan 50 x harga patokan Pasal 24 ayat (2) huruf i,
perizinan pemanfaatan jenis ikan yang dilindungi PP No. 5/2021
dan/atau jenis ikan yang tercantum dalam daftar
CITES.
7. pelanggaran terhadap ketentuan dan/atau 300% x Luas Area x
perizinan pemanfaatan kawasan konservasi. Rp. 18.680.000,00
8. Pelanggaran atas kegiatan yang mengakibatkan Luasan Pasal 43 PP No. 27/2021
R.Permen Pencegahan
pencemaran dan/ata kerusakan sumber daya ikan pencemaran/kerusakan Pencemaran dan Kerusakan
dan lingkungannya. x faktor E sdg proses finalisasi
9. Pelanggaran atas pemenuhan ketentuan perizinan 100% x Tarif Perizinan
berusaha di bidang pemanfaatan sumber daya/ Berusaha Ruang
jasa kelautan Laut/Pemanfaatan di
Laut
JENIS PELANGGARAN DAN DENDA BUDIDAYA
N PELANGGARAN TARIF DENDA DASAR
O HUKUM/JUSTIFIKASI
1. Pelanggaran atas kegiatan usaha pembudidayaan jenis Rp. 750.000,00/ekor Pasal 2 huruf h, Pasal 211 ayat (2)
ikan yang dilarang, merugikan dan/atau huruf f PP 5/2021
membahayakan sesuai dengan ketentuan peraturan Rancangan Permen terkait masing-
perundang-undangan. masing substansi sedang dalam
proses finalisasi
2. Pelanggaran atas kegiatan usaha pembudidayaan ikan
2,5% x modal kerja pada
yang tidak memenuhi komitmen perizinan berusaha.
laporan periode sebelumnya

3. Pelanggaran atas kegiatan usaha pembenihan dan


pembesaran yang tidak memenuhi standar dalam
perizinan berusaha (tingkat resiko menengah rendah)
2,5% x modal kerja pada
1. Usaha mikro sampai dengan 1 milyar
laporan periode sebelumnya
5% x modal kerja pada
2. Usaha kecil diatas 1 milyar
laporan periode sebelumnya
4. Pelanggaran atas kegiatan usaha pembenihan dan 7,5% x modal kerja pada
pembesaran yang tidak memenuhi standar dalam
laporan periode sebelumnya
perizinan berusaha (tingkat resiko menengah tinggi)
JENIS PELANGGARAN DAN DENDA
TARIF
No DENDA ADMINISTRATIF SATUAN
(Rupiah)
Uang paksa (dwangsom) atas setiap hari keterlambatan pembayaran denda per hari per 2 % x denda
1
administratif di bidang kelautan dan perikanan pelanggaran administratif
Pelanggaran penangkapan ikan dan pembudidayaan ikan di wilayah
2 pengelolaan perikanan negara republik indonesia yang bukan tujuan
komersial.
1. Melakukan penangkapan ikan dan/atau pembudidayaan ikan di wilayah
pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia yang bukan tujuan komersial per
Rp. 15.000.000
dalam rangka kegiatan pendidikan dan/atau pelatihan tanpa persetujuan pelanggaran
pemerintah
2. Melakukan penangkapan ikan dan/atau pembudidayaan ikan di wilayah
pengelolaan perikanan negara republik indonesia yang bukan tujuan komersial per
dalam rangka penelitian atau kegiatan ilmiah lainnya tanpa persetujuan pelanggaran Rp. 20.000.000
pemerintah.
3. Melakukan penangkapan ikan dan/atau pembudidayaan ikan di wilayah
per
pengelolaan perikanan negara republik indonesia yang bukan tujuan komersial
pelanggaran Rp. 1.000.000
dalam rangka kesenangan dan wisata tanpa persetujuan pemerintah.
Denda Administratif Pelanggaran Pengelolaan Lobster, Kepiting dan Rajungan

Pelanggaran atas Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan
(Portunus spp.) di Wilayah Negara Republik Indonesia

5.000% x harga
1. Tidak Memiliki Dokumen Perizinan/Terdaftar per ekor
patokan ikan
2. Tidak Melakukan Kewajiban Pengembalian ke Habitat 5.000% x harga
per ekor
Alam (Restocking) patokan ikan
3. Jenis, Kondisi, Ukuran, atau Berat Komoditas Tidak 5.000% x harga
per ekor
Sesuai dengan Ketentuan patokan ikan
4. Alat Penangkapan Ikan atau Lokasi Penangkapan 5.000% x harga
per ekor
Tidak Sesuai Ketentuan patokan ikan
100% x harga
5. Melebihi Kuota Penangkapan yang Ditetapkan per ekor
patokan ikan

Anda mungkin juga menyukai