Anda di halaman 1dari 45

PERAN DAERAH

DALAM PENGAWASAN SUMBER DAYA


PERIKANAN BERBASIS RISIKO

Disampaikan oleh:
Drama Panca Putra
Direktur Pengawasan Pengelolaan
Sumber Daya Perikanan

DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN - 2021


SELAYANG PANDANG UUCK – UU CK vs UU PERIKANAN

MANDAT DAERAH DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN

REGULASI/ NSPK & KEWENANGAN PENGAWASAN

HUBUNGAN PUSAT-DAERAH DALAM PENGAWASAN

SIAPA YANG MELAKSANAKAN PENGAWASAN

SANKSI
(PELAKU USAHA, PELAKSANA PENGAWAS & PEJABAT)
PENGAWASAN PERIZINAN BERBASIS RISIKO

PENGUATAN KELEMBAGAAN
Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja

11 Klaster Pembahasan:
1. Penyederhanaan Perizinan
2. Persyaratan Investasi
3. Ketenagakerjaan 50 4 UU (74 Pasal) 3 UU (7 Pasal)
52 UU (782 Pasal)
4. Kemudahan,
Pemberdayaan, dan
Perlindungan UMK-M
5. Kemudahan Berusaha
6. Dukungan Riset & Inovasi
7. Administrasi
Pemerintahan 9 UU (28 Pasal) 1 UU (1 Pasal) 2 UU (14 Pasal)
8. Pengenaan Sanksi
9. Pengadaan Lahan
10. Investasi dan Proyek
Pemerintah
11. Kawasan Ekonomi
TOTAL 80 UU
2 UU (16 Pasal) 3 UU (43 Pasal) (1.245 Pasal)

3
Pengawasan Pasca UUCK

SEMAKIN Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

SEDERHANANYA Mewujudkan perizinan yang lebih mudah (lebih efektif dan sederhana), perbaikan
tata kelola sumber daya, perlindungan lingkungan yang lebih menyeluruh, serta
PERATURAN peningkatan lapangan kerja dan peluang usaha/investasi untuk sebesar-besarnya
kesejahteraan masyarakat dan peningkatan pendapatan negara

Pengawasan dilakukan secara transparan,


Pengawasan sumberdaya terstruktur dan dapat dipertanggungjawabkan
kelautan dan perikanan (akuntabel) serta secara online
dilakukan oleh Menteri KP, Pengenaan Sanksi Administratif
Gubernur, Bupati dan 3 Pengenaan sanksi dilakukan oleh Menteri KP,
Gubernur, Bupati dan Walikota berdasarkan
Walikota, adminitator KEK kewenangan (berdasarkan kewenangan
dan KPBPB berdasarkan penerbitan izin)
kewenangan masing-masing 2 4

Pengawasan sebagai upaya


untuk memastikan kepatuhan
Pelaksanaan Pengawasan
pelaku usaha dalam dilakukan oleh Pengawas
perizinan berusaha berbasis 1 5 Perikanan dan Polsus
resiko
WP3K
Kedudukan UUCK terhadap UU Perikanan
TIDAK MENCABUT

01 Undang- Undang Cipta Kerja


tidak mencabut Undang-
Undang Perikanan

TIDAK TETAP BERLAKU


MENCABUT sepanjang tidak diubah oleh UUCK,

02
ketentuan Pasal dalam UU
Perikanan masih tetap berlaku,
UNDANG-UNDANG TETAP termasuk beberapa ketentuan
NOMOR 11 TAHUN 2020 BERLAKU pidana
TENTANG TIDAK TIDAK MENGUBAH
CIPTA KERJA
03
MENGUBAH
Tidak mengubah Hukum Acara
Pidana Perikanan: penyidikan,
HUKUM POSITIF penuntutan dan persidangan

HUKUM POSITIF

04 Berlaku sebagai
hukum positif (sejak
saat diundangkan)
MANDAT DAERAH DALAM MELAKUKAN PENGAWASAN
SUMBER DAYA PERIKANAN
Mandat pengawasan pada UU Perikanan & UU Cipta Kerja

UU No. 11 Tahun 2020 merevisi UU No. UU Nomor 45


45 Tahun 2009 Tahun 2009
Pasal 7 Pasal 66

Ayat Dalam rangka mendukung kebijakan pengelolaan Ayat Pengawasan Perikanan dilakukan oleh
1 sumber daya ikan, pemerintah pusat menetapkan 1 Pengawas Perikanan
(21 butir):
a. Rencana pengelolaan perikanan; Pengawas Perikanan bertugas untuk
b. Potensi dan alokasi SDI di WPPNRI; mengawasi tertib pelaksanaan
Ayat
c. Jumlah tangkapan yang diperbolehkan di 2 ketentuan peraturan perundang-
WPPNRI; undangan
d. Dst..

Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau Pengawasan meliputi (10 Kegiatan):
Ayat Ayat
Kegiatan penangkapan ikan, pembudidayaan ikan,
2 kegiatan pengelolaan perikanan wajib mematuhi 3
pembenihan, pengolahan, distribusi keluar masuk
ketentuan sebagaimana pada ayat (1) ikan, dst…
Mandat Pengawasan pada Peraturan Pemerintah

Pengawasan terhadap perizinan berusaha di sektor


kelautan dan perikanan dilakukan oleh Menteri yang
Pasal 235 menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang
ayat (1) kelautan dan perikanan, gubernur, bupati/walikota,
PERATURAN administrator KEK dan Kepala badan pengusahaan
PEMERINTAH NOMOR 5 KPBPB sesuai kewenangan masing-masing berdasarkan
TAHUN 2021 ketentuan peraturan perundang-undangan
TENTANG
PENYELENGGARAAN PERIZINAN
BERUSAHA BERBASIS RISIKO

Pasal 235 Kewenangan Pengawasan oleh Menteri yang


Ayat (2) menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kelautan dan perikanan dilakukan oleh
Polsus WP3K dan Pengawas Perikanan
REGULASI/ NSPK PENGAWASAN SUMBER DAYA PERIKANAN
Peraturan Turunan UU-CK

UU No. 11 Tahun
2020
Tentang Cipta
Kerja

01 02 03 04
PP No. 5 Tahun PP No. 21 Tahun PP No. 27 Tahun PP No. 85 Tahun
2021 2021 2021 2021
Tentang Tentang Jenis dan Tarif
Tentang Tentang atas Jenis Penerimaan
Penyelenggaraan Penyelenggaraan Penyelenggaraan Negara Bukan Pajak
Perizinan Berusaha Penataan Ruang Bidang Kelautan yang Berlaku pada
Kementerian Kelautan
Berbasis Risiko dan Perikanan dan Perikanan

Permen KP No. 1 Permen KP No. 5 Permen KP No. 10 Permen KP No. 18 Permen KP No. 23 Permen KP No. 27 Permen KP No.31
Tahun 2021 Tahun 2021 Tahun 2021 Tahun 2021 Tahun 2021 Tahun 2021 Tahun 2021
Tentang Rekomendasi Tentang Usaha Pengolahan Tentang Standar Kegiatan Tentang Penempatan API Tentang Standar Laik Tentang Penangkapan Ikan Tentang Pengenaan Sanksi
Pemasukan Hasil Perikanan Ikan Usaha dan Produk pada dan ABPI di WPP NRI dan Operasi dan Sistem dan/atau Pembudidayaan Administratif di Bidang
dan Ikan Hidup selain Penyelenggaraan Perizinan Laut Lepas serta Penataan Pemantauan Kapal Ikan di Wilayah Kelautan dan Perikanan.
sebagai Bahan Baku dan Berusaha Berbasis Risiko Andon Penangkapan Ikan Perikanan Pengelolaan Perikanan
Bahan Penolong Industri Sektor Kelautan dan Negara Republik Indonesia
Perikanan yang Bukan Tujuan
Komersial
Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
PP No. 5 Tahun 2021 Pasal 3

TUJUAN PENGAWASAN TRANSPARAN : hasil pengawasan diketahui oleh pelaku usaha


dan dilaporkan/di upload k dalam sistem OSS

TERSTRUKTUR : pelaksanan pengawasan dilakukan oleh Pemerintah


Pusat, Pemerintah Daerah, Administrator Kawasan Ekonomi Khusus
Pengawasan adalah upaya (KEK), Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Dan
untuk memastikan Pelabuhan Bebas (KPBPB) sesuai dengan kewenangannya dan
pelaksanaan kegiatan usaha terintegrasi ke dalam system OSS dan
sesuai dengan standar
pelaksanaan kegiatan usaha DAPAT DIPERTANGGUNGIAWABKAN: pelaksanaan pengawasan
harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan terdapat sanksi
yang dilakukan melalui
untuk pelaksana pengawasan yang tidak sesuai dengan
pendekatan berbasis Risiko ketentuanà sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
dan kewajiban yang harus undangan (akuntabel - terstandar dan professional).
dipenuhi oleh Pelaku Usaha (perizinan>>efektif dan sederhana)

TERENCANA: pengawasan dilaksanakan dengan


berdasarkan atas perencanaan pengawasan
Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 8 Pelaksanaan analisis risiko
1. Peringatan/teguran tertulis
dilaksanakan oleh pemerintah
pusat melalui:
Pengidentifikasian
Kegiatan Usaha
TINGKAT RISIKO
RENDAH

KAT
KLASIFIKASI TING Penilaian tingkat bahaya
KEGIATAN 01 KO
RISI NGAH dan penilaian potensi
02
E
MEN terjadinya bahaya
NDAH
USAHA RE

Berdasarkan Pasal 10
PP No. 5/ 2021
03 Penetapan tingkat

04 TINGKAT
RISIKO
risiko dan peringkat
skala usaha
MENENGAH
TINGGI
TINGKAT
RISIKO
TINGGI
Penetapan jenis
perizinan berusaha
Siapa yang berwenang melakukan PENGAWASAN?

Sesuai dengan:
Pemerintah Pusat a. Tugas dan fungsi masing2
Menteri Kelautan dan Perikanan b. Kewenangan penerbitan izin
01
Pemerintah Daerah
02 Gubernur, Bupati/Walikota.
Sesuai dengan Kewenangan masing2

03 Administrator Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)


Administrator KEK.

04
Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan
*Pasal 213-217,225 Pelabuhan Bebas (KPBPB)
Badan Pengusahaan KPBPB .
Kewenangan Perizinan Pusat-Daerah

BIDANG PERIKANAN TANGKAP KETERANGAN


1) Kapal Perikanan dengan ukuran > 30 GT Berdasarkan PP5/2021
2) Penangkapan Ikan di wilayah > 12 Mil
Menteri
3) Kapal Penangkap/Pengangkut Ikan antar provinsi
4) Kapal Perikanan untuk ekspor
1) Kapal Perikanan dengan ukuran s.d 30 GT berdasarkan PP5/2021
2) Penangkapan di wilayah s.d 12 Mil
Gubernur 3) Kapal Perikanan yang digunakan di perairan darat
(Danau/waduk/sungai/dll) yang menjadi
tanggungjawab Provinsi
Kapal Perikanan yang digunakan di perairan darat Berdasarkan PP5/2021
Bupati/ Walikota (Danau/waduk/sungai/dll) yang menjadi tanggungjawab
Kab/Kota
Kewenangan Perizinan Pusat-Daerah

BIDANG PERIKANAN BUDIDAYA KETERANGAN


1) Pembudidayaan ikan berada pada wilayah laut diatas 12 Izin diterbitkan oleh
Mil diukur dari garis pantai kea rah laut lepas dan/atau BKPM
kearah perairan kepulauan; Berdasarkan PP5/2021
Menteri
2) Pembudidayaan ikan dengan yang menggunakan modal PP28/2017
asing;
3) Pembudidayaan ikan berada di wilayah lintas provinsi;
1) Pembudidayaan ikan di laut 0-12 mil; Izin diterbitkan oleh
2) Lokasi pembudidayaan ikan berada di wilayah lintas DPMPTSP Provinsi
Gubernur
Kab/Kota; berdasarkan PP5/2021
PP28/2017
1) Pembudidayaan ikan yang dilakukan di wilayah Izin diterbitkan oleh
pengelolaan perikanan perairan darat; DPMPTSP Kab/Kota
Bupati/ Walikota 2) Pembudidayaan ikan dengan kategori UMK (tingkat risiko Berdasarkan
rendah/MR) PP5/2021
PP28/2017
Kewenangan Perizinan Pusat-Daerah

BIDANG PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN KETERANGAN


1) Penerbitan perizinan berusaha untuk Penanaman Modal Izin diterbitkan oleh
Asing BKPM
Menteri
2) SKP Berdasarkan PP5/2021
3) PMMT/HACCP untuk ekspor
1) Penerbitan perizinan berusaha untuk Penanaman Modal Izin diterbitkan oleh
Dalam Negeri (PMDN) skala menengah Besar DPMPTSP Provinsi
Gubernur
2) SKP berdasarkan PP5/2021
3) PMMT/HACCP untuk ekspor
Izin diterbitkan oleh
1) Penerbitan perizinan berusaha untuk Penanaman Modal
DPMPTSP Kab/Kota
Bupati/ Walikota Dalam Negeri (PMDN) Usaha Mikro dan Kecil (UMK)
Berdasarkan
2) SKP
PP5/2021
Kewenangan Perizinan Pusat-Daerah
BIDANG DISTRIBUSI HASIL PERIKANAN KETERANGAN
1) Penerbitan perizinan berusaha untuk Penanaman Modal Asing SSU diterbitkan oleh
2) Penerbitan Rekomendasi Pemasukan Ikan dan Hasil Perikanan Kementerian Teknis Terkait
3) Penerbitan Rekomendasi Pemasukan Calon Induk, Induk, Benih Ikan, dan/atau Berdasarkan PP5/2021
Inti Mutiara
4) Penerbitan Persetujuan Impor (PI) Izin diterbitkan oleh
5) Penerbitan Surat Keterangan Teknis (SKT) Impor Bahan Baku Pakan Ikan/Pakan BKPM
Menteri Ikan Berdasarkan PP5/2021
6) Penerbitan Surat Keterangan Pemasukan Bahan Baku Obat Ikan, Obat Ikan,
dan/atau Sampel Obat Ikan
7) Penerbitan SIPJI (Surat Izin Pemanfaatan Jenis Ikan), SAJI (Surat Angkut Jenis Ikan)
dan Rekom
8) LHVPI dan SHTI
9) KI-D12
1) Surat Keterangan Asal Ikan Izin diterbitkan oleh
Gubernur 2) Penerbitan perizinan berusaha untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) DPMPTSP Provinsi
skala menengah Besar berdasarkan PP5/2021
Izin diterbitkan oleh
Bupati/ Penerbitan perizinan berusaha untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) DPMPTSP Kab/Kota
Walikota Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Berdasarkan
PP5/2021
HUBUNGAN PUSAT-DAERAH DALAM PENGAWASAN
Hubungan Pusat – Daerah dlm Pengawasan
A 01
1. menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam
rangka penyelenggaraan Urusan Pemerintahan - menyusun UU No. 11 Tahun 2020
Tentang Cipta Kerja
dan menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria
Pasal 16 ayat (1)
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko pada setiap sektor Revisi UU 23/2014
Pusat
Pusat 2. melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah
3. Pemerintah Pusat wajib melakukan pengawasan terhadap
02
ASN dan/atau profesi bersertifikat yang melaksanakan tugas UU No. 11 Tahun 2020
dan tanggung jawab pengawasan dan pembinaan Tentang Cipta Kerja
Pasal 179
Revisi UU No. 23/2014

03
1. Melaksanakan pelayanan perizinan berusaha
PP NO. 5 TAHUN 2021
berbasis risiko yang mengacu pada NSPK yang Tentang Penyelenggaraan
Daerah disusun pemerintah pusat Perizinan Berusaha
2. Melaksanakan tugas Pengawasan sesuai Berbasis Risiko
kewenangan masing-masing PASAL 21
PELAKSANA PENGAWASAN – PENGAWAS PERIKANAN
Siapa Pengawas Perikanan?

Pegawai Negeri Sipil yang a. dapat dididik untuk menjadi


mempunyai tugas mengawasi DEFINISI Penyidik Pengawai Negeri Sipil
tertib pelaksanaan ketentuan PENGAWAS TAMBAHAN Perikanan
peraturan perundang-undangan PERIKANAN b.dapat ditetapkan sebagai pejabat
di bidang perikanan. fungsional pengawas perikanan.

1. Pegawai Negeri Sipil, baik instansi pusat


dan instansi daerah;
Pengawas Perikanan diangkat dan 2. Pangkat paling rendah Pengatur Muda,
PENGANGKATAN / golongan ruang II/a
diberhentikan oleh Menteri PEMBERHENTIAN
PERSYARATAN 3. telah mengikuti pendidikan dan pelatihan
. Pengawas Perikanan yang dibuktikan
dengan sertifikat;
4. sehat jasmani dan rohani.
UU 45 Tahun 2009
Pasal 66

Pengawasan terhadap perizinan berusaha di seKtor kelautan dan perikanan dilakukan oleh Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan dibidang kelautan dan perikanan, gubernur, bupati/walikota, administrator KEK dan Kepala badan
pengusahaan KPBPB sesuai kewenangan masing-masing berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kewenangan
Pengawasan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan dilakukan oleh
pengawas perikanan (PP No. 5 Tahun 2021 Pasal 235)
Tugas & Kewenangan Pengawas Perikanan (PP5/2021)
TUGAS / KEWAJIBAN KEWENANGAN
Pengawasan Rutin melalui Laporan Pelaku Usaha:
1. Melakukan reviu terhadap laporan berkala yang diberikan memperoleh keterangan dan/atau
pelaku usaha 1 membuat catatan yang diperlukan
2. Menyusun laporan hasil reviu
3. Menyampaikan rekomendasi
2 memeriksa kepatuhan pemenuhan
Pengawasan rutin melalui inspeksi lapangan: kewajiban
1. menyampaikan pemberitahuan tertulis paling lambat 3
(tiga) Hari sebelum tanggal pemeriksaan menyusun salinan dari dokumen dan/ atau
2. menyerahkan surat tugas kepada Pelaku Usaha yang akan 3
mendokumentasikan secara elektronik
diperiksa
3. menjelaskan maksud dan tujuan kepada Pelaku Usaha
yang diperiksa melakukan pengambilan sampel dan
4 melakukan pengujian; dan/atau
4. melakukan pemeriksaan atas kesesuaian laporan berkala
dengan kondisi lapangan
5. membuat berita acara pemeriksaan dan menyampaikan memeriksa lokasi kegiatan usaha dan
kesimpulan
5 prasarana dan/atau sarana
6. menjaga kerahasiaan informasi Pelaku Usaha
7. menghentikan pelanggaran untuk mencegah terjadinya
dampak lebih besar.
Tugas & Kewenangan Pengawas Perikanan (UU Perikanan)
Pengawas Perikanan berwenang :
1. memasuki dan memeriksa tempat kegiatan usaha perikanan;
2. memeriksa kelengkapan dan keabsahan dokumen usaha perikanan;
Tugas 3. memeriksa kegiatan usaha perikanan;
Pengawas Perikanan 4. memeriksa sarana dan prasarana yang digunakan untuk kegiatan perikanan;
5. memverifikasi kelengkapan dan keabsahan SIPI dan SIKPI;
6. mendokumentasikan hasil pemeriksaan;
Pengawas Perikanan bertugas 7. mengambil contoh ikan dan/atau bahan yang diperlukan untuk keperluan
untuk mengawasi tertib pengujian laboratorium;
pelaksanaan ketentuan 8. memeriksa peralatan dan keaktifan sistem pemantauan kapal perikanan;
peraturan perundang- 9. menghentikan, memeriksa, membawa, menahan, dan menangkap kapal
undangan dan/atauorang yang diduga atau patut diduga melakukan tindak pidana
perikanan di wilayah pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia
sampai dengan diserahkannya kapal dan/atau orang tersebut di pelabuhan
tempat perkara tersebut dapat diproses lebih lanjut oleh penyidik;
UU No. 45 Th. 2009 10. menyampaikan rekomendasi kepada pemberi izin untuk memberikan sanksi
Pasal 66 ayat (2) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; melakukan
tindakan khusus terhadap kapal perikanan yang berusaha melarikan diri
dan/atau melawan dan/atau membahayakan keselamatan kapal pengawas
UU No. 45 Th. 2009 perikanan dan/atau awak kapal perikanan;
Pasal 66C 11. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab
SANKSI
(PELAKU USAHA, PELAKSANA PENGAWAS & PEJABAT)
Hak & Kewajiban Pelaku Usaha

Hak Kewajiban
● Mengakses sistem OSS ● Memiliki NIB
● Mengetahui jadwal inspeksi lapangan melalui OSS ● Membuat pernyataan kesanggupan pemenuhan
● Mendapatkan pemberitahuan tertulis paling lambat sertifikat standar usaha (Mikro dan Kecil)
3 (tiga) Hari sebelum tanggal pemeriksaan ● Memiliki sertifikat standar usaha (Menengah dan
● Mendapatkan informasi tujuan pengawasan, dan Besar)
daftar pertanyaan inspeksi lapangan ● melakukan pemenuhan standar usaha sesuai jangka
● Mendapatkan kesempatan memenuhi kewajiban waktu berdasarkan Permen KP No. 10/2021
perizinan berusaha sesuai jangka waktu ● Melaporkan data perkembangan kegiatan usaha
berdasarkan Permen KP No. 10/2021 secara berkala
● Mendapatkan kunjungan inspeksi lapangan sesuai ● Melaksanakan tanggung jawab sosial dan
dengan resiko dan tingkat kepatuhan lingkungan (corporate social responsibility)
● Jaminan keamanan atas kerahasiaan data dan ● Menerima kunjungan inspeksi lapangan
informasi ● Menyiapkan hal-hal yang akan ditanyakan pada saat
inspeksi lapangan
Ancaman Bagi yang tidak melaksanakan kewajiban

PELA
KU USAH
A
Setiap orang yang menghalangi kegiatan Pengawasan
dikenai sanksi administratif dan/atau pidana sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(PP No. 5/2021 Pasal 234)

Setiap pelaku usaha yang melakukan pelanggaran


terhadap ketentuan perizinan berusaha disektor
keluatan dan perikanan dikenai sanksi administrasi
(PP No. 5/2021 Pasal 317)
Ancaman Bagi yang tidak melaksanakan kewajiban
PELA
PENG KSANA
AWA
SAN

Pelaksana Pengawasan yang tidak menjalankan


Pengawasan sesuai dengan ketentuan Peraturan
Pemerintah ini diberikan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan Perundang-undangan
(PP No. 5/2021 Pasal 233)
Ancaman Bagi yang tidak melaksanakan kewajiban
PEJAB
PEME AT
RINTA UU No. 11/2020 Pasal 252 ayat (3)
H
Sanksi administratif dikenakan kepada kepala Daerah dan
anggota DPRD berupa tidak dibayarkan hak keuangan selama
3 (tiga) bulan yang diatur dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
UU No. 11/2020 Pasal 350 Revisi UU 23/2014 ayat (6):
Kepala daerah yang tidak memberikan pelayanan Perizinan
Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
penggunaan sistem Perizinan Berusaha terintegrasi secara
elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikenai
sanksi administratif.

PP 5/2021 Pasal 315 ayat (1):


Menteri, pimpinan lembaga, gubernur, bupati/wali kota,
Administrator KEK, dan kepala Badan Pengusahaan KPBPB
yang tidak menyelenggarakan Perizinan Berusaha Berbasis
Risiko melalui Sistem OSS dikenai sanksi administratif
Ancaman Bagi yang tidak melaksanakan kewajiban
UU No. 11 Tentang Cipta Kerja menyatakan bahwa:

UUCK Pasal 350 ayat (1): Kepala daerah wajib memberikan UUCK Pasal 350 Revisi UU 23/2014 Ayat (8)
pelayanan Perizinan Berusaha sesuai dengan ketentuan Teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (7)
peraturan perundang-undangan dan norma, standar, prosedur, dapat diberikan oleh menteri atau kepala lembaga yang
dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat membina dan mengawasi Perizinan Berusaha sektor
setelah berkoordinasi dengan Menteri.
UUCK Pasal 350 Revisi UU 23/2014 ayat (6): UUCK Pasal 350 Revisi UU 23/2014 Ayat (9)
Kepala daerah yang tidak memberikan pelayanan Perizinan Dalam hal teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada
Berusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (71 dan ayat (8) telah disampaikan 2 (dua) kali
penggunaan sistem Perizinan Berusaha terintegrasi secara berturut-turut dan tetap tidak dilaksanakan oleh kepala
elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dikenai sanksi daerah:
administratif. a) menteri atau kepala lembaga yang membina dan
mengawasi Perizinan Berusaha sektor mengambil
UUCK Pasal 350 Revisi UU 23/2014 Ayat (7) alih pemberian Perizinan Berusaha yang menjadi
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (6) kewenangan gubernur; atau
berupa teguran tertulis kepada gubernur oleh Menteri dan b) gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat mengambil
kepada bupati/wali kota oleh gubernur sebagai wakil alih pemberian Perizinan Berusaha yang menjadi
Pemerintah Pusat untuk pelanggaran yang bersifat administratif kewenangan bupati/wali kota
Ancaman Bagi yang tidak melaksanakan kewajiban
PP 5/2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko menyatakan bahwa:
PP 5/2021 Pasal 315 ayat (1):
PP 5/2021 Pasal 315 ayat (2):
Menteri, pimpinan lembaga, gubernur, bupati/wali
kota, Administrator KEK, dan kepala Badan Dalam hal sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pengusahaan KPBPB yang tidak menyelenggarakan berupa teguran tertulis telah disampaikan 2 (dua) kali berturut-
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko melalui Sistem OSS turut dan tetap tidak dilaksanakan:
dikenai sanksi administratif a. Lembaga OSS mengambil alih pemberian Perizinan Berusaha
yang menjadi kewenangan kementerian/lembaga,
Administrator KEK, atau kepala Badan Pengusahaan KPBPB;
PP 5/2021 Pasal 316 ayat (1) dan (2): b. Menteri atau "kepala lembaga yang membina dan mengawasi
1. Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, bupati/wali
kota, Administrator KEK, dan/atau kepala Badan
Perizinan Berusaha sektor mengambil alih pemberian Perizinan
Pengusahaan KPBPB mengenakan sanksi kepada Berusaha yang menjadi kewenangan gubernur; atau
pejabat yang tidak memberikan pelayanan c. Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat mengambil alih
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah pemberian Perizinan Berusaha yang menjadi kewenangan
ini. bupati/wali kota.
2. Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.
PENGAWASAN PERIZINAN BERUSAHA BERBASIS RISIKO
Jenis Pengawasan Perikanan

Laporan Pelaku Usaha


• Melakukan pemeriksaan kepatuhan waktu/ frekuensi pelaporan berdasarkan
RUTIN skala usaha (UMK/bukan) dan tingkat risiko (R/MR/MT/T);
• Melakukan pemeriksaan kesesuaian isi pelaporan dengan aturan dan
ketentuan yang berlaku (patuh /tidak patuh);
• Jika patuh, laporan verifikasi laporan pelaku usaha di upload ke OSS paling
lambat 3 hari setelah verifikasi selesai dilakukan;
• Jika tidak patuh maka dilakukan inspeksi lapangan atau pengenaan sanksi.

JENIS Inspeksi Lapangan


PENGAWASAN • Melakukan pemeriksaan administratif dan/atau fisik atas pemenuhan standar
kegiatan usaha dan/atau standar produk/jasa;
• Melakukan pengujian, jika diperlukan melibatkan pihak ketiga yang
kompeten;
• Dapat dilakukan secara virtual atau kunjungan fisik.

INSIDENTAL Dilaksanakan melalui inspeksi lapangan atau virtual, sewaktu-waktu tanpa


pemberitahuan terlebih dahulu kepada Pelaku Usaha & berdasarkan adanya
pengaduan masyarakat
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)

Pengolahan Budidaya Distribusi Hasil


Penangkapan Ikan
Hasil Perikanan Perikanan Perikanan

KBLI 14 27 30 9

NON
22 4 6 7
KBLI
TINGKAT • Rendah (R) • Rendah (R)
• Rendah (R) • Menengah Rendah • Menengah Rendah • Menengah Rendah
RISIKO • Menengah Rendah (MR) (MR) (MR) (MR)
tingkat risiko dapat
dilihat pada • Menengah Tinggi (MT) • Menengah Tinggi • Menengah Tinggi • Menengah Tinggi
lampiran II • Tinggi (T) (MT) (MT) (MT)
PP5/2021 • Tinggi (T) • Tinggi (T)
Cara membaca KBLI di PP No. 5 Th. 2021

Tingkat Risiko

Kode KBLI
Tingkat risiko & frekuensi Pengawasan

Legalitas usaha berdasarkan tingkat risiko


Berdasarkan PP No. 5/ 2021 Pasal 12-14 Frekuensi Pengawasan

Risiko rendah dan menengah rendah:


Rendah NIB legalitas
• 1 kali dalam 1 Tahun per Lokasi Usaha
Menengah
NIB+SSU
• tidak diperiksa pada tahun setelahnya
NIB Rendah jika patuh
identitas

Menengah NIB+ Risiko menengah tinggi dan tinggi:


tinggi pemenuhan SSU
• 2 kali dalam 1 tahun per lokasi usaha
NIB+ • diperiksa 1 kali pada tahun setelahnya
Tinggi
pemenuhan izin jika patuh

TINGKAT RISIKO PERIZINAN


BERUSAHA
Proses Bisnis Subsistem Pengawasan
Terstandar, Terpadu,
Terencana dan
Transparan antar K/L

Penegasan Kewenangan
Pengawasan antara
Pemerintah Pusat dan
Daerah
Perubahan
PERSIAPAN
Paradigma
Petugas pengawasan
menyampaikan surat
PENGAWASAN pemberitahuan tertulis paling

Pengawasan lambat 3 (tiga) Hari sebelum


tanggal pemeriksaan

atas Kepatuhan
Pelaku Usaha Pemetaan objek pengawasan
berdasarkan tingkat risiko dan
tingkat kepatuhannya

05
BERSIFAT
REPARATOIR

Pengawasan dilakukan
terhadap pemenuhan perizinan
berusaha (NIB dan/atau SSU)
dan digolongkan per KBLI
Metode Pengawasan :
Tidak dilakukan inspeksi Inspeksi Lapangan dan
lapangan apabila dinilai Analisis Laporan Pelaku
patuh berdasarkan Usaha
laporan (UMK)

Pengawasan Inspeksi
Pengawasan rutin dilakukan Lapangan dapat dilakukan
melalui pembinaan,
pendampingan, atau secara virtual
penyuluhan terkait kegiatan
usaha (UMK)

PELAKSANAAN Pelaksanaan pengawasan


Kemudahan bagi UMK PENGAWASAN dapat melibatkan pihak ke-3

Pembatasan jadwal
Adanya sanksi bila
inspeksi lapangan sesuai
menolak diperiksa
tingkat risiko

0 05
BERSIFAT
REPARATOIR
Risiko menengah tinggi dan
tinggià 2 kali dalam 1 tahun per
lokasi usaha (diperiksa 1 kali 5 Risiko rendah dan menengah
rendahà 1 kali dalam 1 Tahun per
pada tahun setelahnya jika Lokasi Usaha (tidak diperiksa pada
patuh) tahun setelahnya jika patuh)
Pelaporan dilakukan
secara online

Terintegrasi dengan OSS

Perubahan
TINDAK
Paradigma LANJUT
Pengawas Perikanan memberikan
rekomendasi atas pelanggaran

Pengawasan
berupa pembinaan atau pemberian
sanksi (administrasi/pidana)

atas Kepatuhan
Adanya hak masyarakat untuk
Pelaku Usaha keberatan atas adanya pelanggaran
dalam proses pengawasan (bisa
langsung ke Pusat atau melalui
OSS)

05
BERSIFAT
REPARATOIR

Pengenaan Sanksi Administrasi


(denda administratif), selain
sanksi pidana
Penerapan Sanksi Administrasi SUBSEKTOR PERIKANAN
1. Teguran/Peringatan
2. Paksaan Pemerintah
Terhadap: 3. Denda
1. Perizinan Berusaha 4. Pembekuan Izin
2. Pemanfaatan Ruang Laut 5. Pencabutan Izin
Sanksi
3. Kewajiban Penyedia dan Pengguna SPKP
Administratif
4. Impor Komoditas Perikanan dan Pergaraman SUBSEKTOR KELAUTAN
1. Peringatan/teguran tertulis
2. Paksaan Pemerintah
★ bertahap 3. Penghentian sementara kegiatan
Tata Cara ★ tidak bertahap 4. Denda administrative
Pengenaan ★ kumulatif internal 5. Pembekuan perizinan berusaha
★ kumulatif eksternal 6. Pencabutan perizinan berusaha
7. Penutupan lokasi
8. Pemulihan fungsi ruang laut

v Menteri
Kewenangan Ø Direktur Jenderal ü Pengawas Perikanan
v Gubernur
Ø Kepala Dinas ü Polsus PW3K
v Bupati/ Walikota

Ø Direktur Jenderal v Menteri


ü Pengawas Perikanan v Gubernur
Pelaporan ü Polsus PW3K Ø Kepala Dinas
v Bupati/ Walikota

40
Apakah Masyarakat dapat dilibatkan dalam pengawasan?

BISA….
Caranya?
1. Melakukan pemantauan terkait dengan
penyelenggaran kegiatan usaha

2. Menyampaikan pengaduan masyarakat

Saluran Pengaduan Masyarakat:


a. SMS gateway nomor 0858-8888-4171;
b. surel (email): pengaduanpsdkp@kkp.go.id; dan/atau
c. surat atau melaporkan secara langsung kepada Direktorat
Jenderal PSDKP, Unit Pelaksana Teknis PSDKP, atau dinas yang
membidangi perikanan di provinsi/ kabupaten/kota
PENGUATAN KELEMBAGAAN
Langkah-Langkah Penguatan Kelembagaan

1 PELATIHAN DASAR PENGAWAS PERIKANAN PROVINSI DAN DAERAH

PUSAT

2 DUKUNGAN ANGGARAN & SARPRAS DARI PUSAT (DAK)

PUSAT

3 PENDAMPINGAN DAN SUPERVISI PUSAT TERHADAP DAERAH

4 MENYIAPKAN BLUE PRINT PENGUATAN KELEMBAGAAN DISERTAI DENGAN ANALISA


KESIAPAN DAN PROYEKSI KEBERHASILAN TIAP PROVINSI DALAM PERALIHAN KEWENANGAN
Langkah-Langkah Penguatan Kelembagaan

MEMBENTUK/MENINGKATKAN
STATUS KELEMBAGAAN
PENGAWASAN
• PENYEDIAAN ANGGARAN
• PENYEDIAAN SDM PENGAWAS
PENGAWASAN
PERIKANAN BARU
• PENYUSUNAN KEBIJAKAN DAN 3
• PENINGKATAN KAPASITAS DAN
REGULASI DAERAH TERKAIT
KAPABILITAS PENGAWAS
FUNGSI PENGAWASAN
PERIKANAN
2 4

• PENINGKATAN SAPRAS
• MAPPING SUMBER DAYA PENGAWASAN
YANG ADA (SDM, SARPRAS • PENINGKATAN KOORDINASI
DLL) 1 5 DAN SOSIALISASI DENGAN
• INVENTARISIR OBJEK STAKEHOLDER TERKAIT
PENGAWASAN BERDASARKAN
IZIN YG DIKELUARKAN

PEMERINTAH DAERAH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai