Tugas Wawasan Kemaritiman Imran Saputra-Dikonversi
Tugas Wawasan Kemaritiman Imran Saputra-Dikonversi
Perikanan
•llegal, Unreported and Unregulated Fishing oleh kapal asing maupun kapal Indonesia
• Pencemaran akibat aktivitas pemanfaatan ruang laut yang tidak bertanggung jawab
• Banyak sekali orang yang keberlangsungan hidupnya sangat bergantung pada sektor kelautan
dan perikanan
• Laut memiliki peran yang besar untuk memitigasi dampak akibat perubahan iklim dan
bencana alam
• Indonesia memegang peran yang besar dalam pemenuhan target Marine Protected Areas
dunia
Omnibus Law memang sudah diterapkan di beberapa negara lain. Namun, di Indonesia sektor
yang disentuh sangat luas (sejumlah 79 UU dan 11 klaster).
1. Menghemat waktu
2. Menghemat biaya
4. Memudahkan harmonisasi
1. Multi & Diverse Subjects menyebabkan kelompok kritis dalam parlemen dan masyarakat sulit
dan terbatas untuk berkomentar
Penyebaran izin
2. Sistem perizinan menjadi Risk Based Approach dan hanya high risk yang wajib izin
3. Izin yang awalnya diurus di beberapa kementerian sektoral ditarik ke pemerintah pusat
(melalui OSS)
➢ UU Kelautan
o Pemanfaatan laut tanpa izin lokasi (Pasal 49 UU Kelautan, Pasal 20 ayat (1) RUU CK)
➢ UU Perikanan
o Penanganan dan pengolahan ikan yang tidak memenuhi dan tidak menerapkan
persyaratan kelayakan pengolahan ikan, sistem jaminan mutu, dan keamanan hasil
perikanan (Pasal 89 UU Perikanan, Pasal 28 angka 23 RUU CK
o Kapal berbendera Indonesia (Pasal 93ayat (1) UU Perikanan, Pasal 28 angka 25 ayat (1)
RUU CK) dan asing (Pasal 93 ayat (2) UU Perikanan, Pasal 28 angka 25 ayat (2) RUU CK)
menangkap tanpa izin
o Kapal berbendera Indonesia (Pasal 93 ayat (3) UU Perikanan, Pasal 28 angka 25 ayat (3)
RUU CK) dan asing (Pasal 93 ayat (4) UU Perikanan, Pasal 28 angka 25 ayat (3) RUU CK)
menangkap tanpa membawa izin
o Melakukan pengangkutan ikan tanpa izin (Pasal 94 UU Perikanan, Pasal 28 angka 26 ayat
(1) RUU CK)
o Membangun, mengimpor, dan memodifikasi kapal tanpa persetujuan (Pasal 95 UU
Perikanan, Pasal 28 angka 28 ayat (1) RUU CK)
o Tidak mendaftarkan kapal perikanannya (Pasal 96 UU Perikanan, Pasal 28 angka 29 RUU
CK)
o Sanksi untuk Nelayan Kecil (Pasal 100B UU Perikanan, Pasal 28 angka 32 ayat (1) RUU CK
1. Kriteria kegiatan dampak penting yang wajib Amdal menjadi tidak jelas