Anda di halaman 1dari 8

PEMBERIAN OBAT

MELALUI HIDUNG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmakologi


Dosen Pengampu Rini Komalawati S.Kep.,Ns.,M.Kes

KELOMPOK 7 :
Oxana Sabdya Permata Saqti (0152321741)

YAYASAN PEDIDIKAN KESEHATAN KETONGGO


AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI
Jl. Dr. Wahidin Telp. (0351) 74569,744895 Ngawi
Tahun Ajaran 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah yang di
limpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini yang
berjudul  “PEMBERIAN MELALUI HIDUNG”. Makalah ini disusun dan ditujukan untuk untuk
memenuhi tugas Farmakologi, tahun pelajaran 2022.

  Laporan ini penulis susun dengan menggunakan banyak literatur yang penulis gunakan
untuk menjadi dasar terwujudnya makalah ini. Di dalam pembuatan makalah, penulis
mendapatkan banyak petunjuk, bantuan, dukungan bimbingan serta pengarahan dari berbagai
pihak.

Tidak lupa pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penyusuna laporan ini, yaitu

1. Ibu Rini Komalawati S.Kep.,Ns.,M.Kes sebagai dosen mata kuliah Farmakologi yang
telah membantu kami mewujudkannya tugas makalah dengan baik.

2. Kedua orang tua kami yang telah membantu dan mendukung dalam menyelesaikan tugas
makalah ini.

3. Teman-teman semua yang telah memberikan dorongan serta masukan demi terselesainya
makalah ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada tugas-tugas makalah ini. Oleh
karena itu kami ingin pembaca untuk memberikan kritik dan saran pada tugas makalalı ini agar
nantinya bisa menjadi tugas yang baik dan bermanfaat bagi para pembaca.

Ngawi, 14 Maret 2022

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...............................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah....................................................................3
B. Rumusan Masalah..............................................................................8
C. Tujuan Penlisan..................................................................................8
D. Manfaat Penulisan...................................................................................8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Sifilis............................................................................................10

BAB III PEMBAHASAN

A. Gejala Penyakit Sifilis....................................................................................14

B. Cara Mengobati Penyakit Sifilis....................................................................21

C. Cara Pencegahan Penyakit Sifilis..................................................................26

D. Pendapat Mengenai Penyakit Sifilis..............................................................28

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................32
B. Saran..................................................................................................32

BAB V DAFTAR PUSTAKA ......................................................................33

LAMPIRAN.....................................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hidung mempunyai tugas menyaring udara dari segala macam debu yang masuk ke dalam
melalui hidung. Tanpa penyaringan ini mungkin debu ini dapat mencapai paru-paru. Bagian
depan dari rongga hidung terdapat rambut hidung yang berfungsi menahan butiran debu kasar,
sedangkan debu halus dan bakteri menempel pada mukosa hidung. Dalam rongga hidung udara
dihangatkan sehingga terjadi kelembaban tertentu.
Dengan penjelasan sepintas tersebut diatas dapat dengan mudah dipahami, bahwa segala
sesuatu yang masuk (khususnya obat) ke dalam hidung secara sengaja tidak boleh menghalangi
fungsi dari rambut getar sebagaimana dijelaskan di atas. Harga pH lapisan lendir sekitar 5,5-5,6
pada orang dewasa, sedangkan pada anak-anak 5-6,7 pada pH kurang dari 6,5 biasanya tidak
diketemukan bakteri dan bila lebih dari 6,5 mulai ada bakteri.
Sediaan untuk pengobatan hidung merupakan salah satu sediaan steril. Pertimbangan dalam
pembuatan steril adalah memperhatikan stabilitas bahan aktif dan bahan-bahan tambahan yang
akan membantu sediaan menjadi bentuk sediaan yang dikehendaki pada proses sterilisasi. 
Pada umumnya obat terlarut dalam air dan digunakan terhadap hidung tersumbat atau karena
infeksi,juga pada nyeri.Semua tetes hidung mengandung suatu zat pengawet untuk menghindari
pertumbuhan kuman dan jamur.Obat tetes hidung harus memenuhi persyaratan tertentu(isotonis)
agar jangan merusak selaput lendir dan lapisan bulu getarnya.
Tujuan penulisan makalah
1.     Untuk mengetahui pengertian tetes hidung.
2.     Untuk mengetahui tempat-tempat pemberian obat tetes hidung.
3.     Untuk mengetahui persiapan-persiapan yang harus dilakukan terkait pemberian obat.
4.     Untuk memahami cara kerja pemberian obat tetes hidung.
2.  Mengetahui hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam formulasi sediaan tetes hidung.
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Tetes Hidung


Hidung mempunyai tugas menyaring udara dari segala macam debu yang masuk ke dalam
melalui hidung.Tanpa penyaringan ini dedu dapat mencapai paru-paru.Bagian depan dari rongga
hidung terdapat rambut hidung yang berfungsi menahan butiran debu kasar,sedangkan debu
halus dan bakteri menempel pada mukosa hidung.Dalam rongga hidung udara dihangatkan
sehingga terjadi kehangatan tertentu. Sediaan hidung adalah cairan, semisolid atau sediaan padat
yang digunakan pada rongga hidung untuk memperoleh suatu efek sistemik atau lokal. Berisi
satu atau lebih bahan aktif.
Sediaan hidung sebisa mungkin tidak mengiritasi dan tidak memberi pengaruh yang
negative pada fungsi mukosa hidung dan cilianya. Sediaan hidung mengandung air pada
umumnya isotonik dan mungkin berisi excipients, sebagai contoh, untuk melakukan penyesuaian
sifat merekat untuk sediaan, untuk melakukan penyesuaian atau stabilisasi pH, untuk
meningkatkan kelarutan bahan aktif, atau kestabilan sediaan itu. Sediaan hidung disediakan di
(dalam) dosis ganda atau kontainer dosis tunggal, diberikan jika perlu, dengan suatu alat yang
dirancang untuk menghindari paparan dari kontaminan. Obat tetes hidung (OTH) adalah larutan
dalam air atau dalam pembawa minyak yang digunakan dengan cara meneteskannya atau
menyemprotkannya kedalam lubang hidung pada daerah nasopharingeal. Obat tetes hidung
adalah suatu obat yang digunakan untuk pilek, mengandung dekongestan topikal. Selain dalam
bentuk tetes hidung, dekongestan topikal juga dapat berbentuk obat semprot hidung.
Umumnya (OTH)  mengandung zat aktif:
1.     Antibiotika(contoh:Kloramfenikol,Neomisin Sulfat,Polimiksin B Sultat)
2.     Sulfonamida
3.     Vasokonstriktor
4.     Antiseptik/germiside(contoh:Hidrogen peroksida)
5.     Anestetika lokal(contoh:Lidokain HCl)
Tetes hidung harus steril karena hidung kaya akan jaringan epitel(kaya akan pembuluh
darah).Yang perlu diperhatikan bahwa rambut getar dalam rongga hidung sangat peka terhadap
beberapa macam obat,misalnya obat yang mengandung Efedrin HCl,konsentrasi tinggi yang
dapay ditahan adalah 3%.Lebih tinggi dari kadar tersebut akan menghambat kerja rambut
getar.Larutan adrenalin yang asam(adrenalin 1% pH3) juga akan menghambat kerja dari rambut
hidung. Larutan kokain HCl hanya dapat digunakan sampai konsentrasi paling tinggi 2,5 %.
Larutan protalgol mempunyai pengaruh yang nyata terhadap rambut getar hidung karena
mengendapklan protein (padahal lendir yang diekskresikan di daerah rambut getar sebagian
bersar terdiri dari protein).
Obat tetes hidung harus isoosmotik dengan sekret hidung atau dengan cairan tubuh lainnya yaitu
sama dengan larutan NaCl 0,9%
Hal ini perlu diperhatikan karena agar tidak mengganggu fungsi rambut getar,epitel.Sedikit
hipertonik masih diperkenankan. Sebagai bahan pengisotoni digunakan NaCl atau glukosa.
B.   Tempat-tempat pemberian obat
Obat hidung biasanya diberikan dengan empat cara:
- Yang biasanya adalah dengan meneteskan pada bagian tiap lubang hidung dengan
menggunakan pipet tetes.
- Dengan cara disemprotkan,alatnya ada yang jenis untuk mendapatkan hasil semprotan berupa
kabut(atomizer) ada juga yang agak halus(neulizer) lebih halus dari atomizer.
Cara menggunakan/kerja: setelah kedua lubang hidung dibersihkan dengan baik,kepala
ditegakkan dan bagian depan dari alat spray diletakkan dibawah lubang hidung.Lalu obat
disemprotkan,sambil menghirp secara mendalam.Bila perlu semprotan diulang dilubang hidung
lainnya.
- Dengan cara mencucikan dengan alat ”nasal douche”.
- Dapat cara dengan “inhere” diisap-isap.

C.   Persiapan alat
Pemberian obat tetes hidung seseorang dengan keradangan hidung(Rhinitis) atau nasofaring.
Persiapan alat dan bahan:
- Obat dalam tempatnya
- Pipet
- Spekulum hidung
- Pinset anatomi pada tempatnya
- Korentang dalam tempatnya
- Plester
- Kain kasa
- Kertas tisu
- Balutan
D.   Persiapan tempat atau lingkungan
Menutup sampiran untuk menjaga privasi pasien
E.    Persiapan pasien
- Identifikasi klien dengan tepat dan tanyakan namanya.
- Sediakan asisten bila perlu,untuk mencegah cidera pada bayi dan anak kecil.
- Atur posisi klien berbaring supinasi dengan kepala hiperekstensi diatas bantal (untuk
pengobatan sinus ethmoid dan sphenoid) atau posisi supinasi dengan kepala hiperektensi dan
miring kesamping (untuk pengobatan sinus maksilaris dan frontal).
- Memberitau klien dengan tindakan yang akan diambil
- Menjelaskan tujuan pemberian obat
- Menjelaskan langkah yang akan dilakukan

F.    Cara kerja
1.        Cuci tangan
2.        Pasang handskun
3.        Cek kembali pengobatan, waktu, jumlah dan dosis serta pada bagian mana obat harus
diberikan.
4.        Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
5.   Siapkan klien
6.   Bersihkan lubang hidung
7.   Gunakan sarung tangan bila dicurigai ada infeksi
8.   Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat pada bagian tengah     konka superior tulang etmoidalis
9.   Minta klien untuk tetap berada pada posisi ini selama 1 menit
     10. Kaji respon klien
a.Kaji pada karakter dan jumlah pengeluaran, adanya ketidaknyamanan dan lain sebagainya.
b. Lakukan segera setelah obat dimasukkan dan ulangi pada saat efek obat telah bekerja.
11. Rapikan alat dan buang peralatan yang sudah tidak dipakai.
12. Lepaskan handskun dan letakkna dibengkok.
13. Cuci tangan
14. Dokumentasikan semua tindakan,tanggal dan dosis pemberian obat.

G.   Hal-hal yang perlu diperhatikan


Tetes hidung harus steril dan untuk menjaga agar obat terhindar dari kontaminasi ,maka
penambahan perservatif  juga dilakukan misalnya dengan nipagin atau nipasol atau kombinasi
keduanya.Nipagin dipakai 0,04-0,01% sedangkan campurannya dapat dibuat dengan kombinasi
nipagin(0,026%) dan nipasol(0,014%).
Secara umum obat tetes hidung harus diperhatikan:
- Sebaiknya digunakan pelarut air.
- Jangan menggunakan obat yang cenderung akan mengerem fungsi rambut getar epitel.
- pH larutan sebaiknya diatur sekitar 5,5-6,5 dan agar Ph tersebut stabil hendaknya ditambah
dapar(bufer).
- Usahakan agar larutan isotoni.
- Supaya obar dapat tinggal lama dalam rongga hidung dapat diusahakan penambahan bahan
yang menaikan viskositasnya agar mendekati secret lendir hidung.
- Hendaknya dihindari larutan obat tetes hidung yang bereaksi alkali.
- Penting diketahui jangan sampai bayi diberi tetes hidung yang mengandung mentol,karena
dapat menyebabkan karam(kejang) pada jalan pernafasan.
- Harus tetap stabil dalam pemakaian pasien.
- Harus mengndung antibakteri untuk mereduksi pertumbuha bakteri selama dan pada saat obat
diteteskan.
- Viskositas
Penambahan metil cellulose sebanyak 0,5%  untuk mendapatkan viskositas larutan yang
seimbang dengan viskositas mukosa hidung.
- Isotonis
Iritasi mukosa hidung tidak akan terjadi jika larutan isotonis atau sedikit hipertonis. Namun,
larutan yang sangat encer atau sangat pekat akan menyebabkan iritasi mukosa hidung. Untuk
tonisitas, kita dapat menambahkan NaCl atau Dekstrosa.
- Isohidris
Keasaman (pH) sekresi hidung orang dewasa antara 5,5 – 6,5, sedangkan anak antara 5,0 – 6,7.
Rhintis akut menyebabkan pergeseran pH ke arah basa, sedangkan peradangan akut
menyebabkan pergeseran pH ke arah asam. Sebaiknya, kita menggunakan dapar phosphat pH
6,5.
                                                             
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Sediaan hidung adalah cairan, semisolid atau sediaan padat yang digunakan pada rongga
hidung untuk memperoleh suatu efek sistemik atau lokal.
2.      Dalam pembuatan sediaan obat tetes hidung, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
-          Viskositas
-          Isotonis
-          Isohidris
Saran
Hidung merupaka salah satu organ penting bagi tubuh manusia, oleh karena itu perawatan
hidung harus lebih diperhatikan. Apabila terjadi permasalahan pada hidung, perlu diketahui
pengobatan yang tepat untuk proses penyembuhan.

DAFTAR PUSTAKA
http://esafebriantonugroho.blogspot.com/2013/11/makalah-pemberian-obat.html
http://jatiarsoeko.blogspot.com/2012/01/pemberian-obat-pada-hidung.html
http://semaraputraadjoezt.wordpress.com/2012/08/03/teknik-pemberian-obat-luar-2/
Lukas, Stefanus. Formulasi Steril. Andi Ofset. Yogyakarta. 2011
Itjen POM.(1995).Farmakope Indonesia.Edisi IV.Depkes RI.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai