Anda di halaman 1dari 6

KOMUNIKASI PADA BAYI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Komunikasi Keperawatan


Dosen Pengampu : Pariyem,S.Kep.,Ns.,M.Kes

Anggota Kelompok 1 :
1. Setiya Porba Arga Nugraha (0152220665)
2. Yunita Nur Khasanah (0152321710)
3. Kayla Sabrina Natania (0152321711)
4. Yunia Novi Anggraini (0152321712)
5. Fatya Rahmaddina (0152321713)
6. Devi Karina Oktavia (0152321731)
7. Meirisa Titis Ainur Rokhima (0152321732)
8. Winda Fatma'arif (0152321733)
9. Alvira Yuniar Ferdyana (0152321734)
10. Revina Diah Ayu Rahmawati (0152321735)
11. Retno Widyaningtyas (0152321736)
12. Resty Nazalin Latifa Utami (0152321737)

YAYASAN PEDIDIKAN KESEHATAN KETONGGO


AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI
Jl. Dr. WahidinTelp. (0351) 74569,744895 Ngawi
TahunAjaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan hidayah yang di
limpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporanini yang
berjudul “KOMUNIKASI PADA BAYI”. Laporan ini disusun dan ditujukan untuk untuk
memenuhi tugas Komunikasi Keperawatan Akademi Keparawatan Pemerintah Kabupaten
Ngawi.
            Tidak lupa pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan ini, yaitu :
1. Pariyem,S.Kep.,Ns.,M.Kes sebagai dosen mata kuliah Promosi Kesehatan yang telah
membantu kami mewujudkannya tugas makalah dengan baik.
2. Kedua orang tua kami yang telah membantu dan mendukung dalam menyelesaikan
tugas makalah ini.
3. Teman-teman semua yang telah memberikan dorongan serta masukan demi
terselesainya makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada tugas-tugas makalah ini. Oleh
karena itu kami ingin pembaca untuk memberikan kritik dan saran pada tugas makalalı ini
agar nantinya bias menjadi tugas yang baik dan bermanfaat bagi para pembaca.

Ngawi, 6 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDALUHUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan

Manfaat
1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang pengertian komunikasi terapuetik
pada bayi, mengetahui tujuan komunikasi terapeutik pada bayi, mengetahui cara
komunikasi terapeutik pada bayi.
2. Menambah pengetahuan kepada perawat tentang adanya komunikasi
terapeutik pada bayi
3. Menjadikan perawat yang mahir dalam melakukan komunikasi terapeutik pada bayi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

Tahapan Perkembangan Bahasa Bayi Secara Umum


1. Reflexsive Vocalization
Saat bayi 0-3 minggu,seorang bayi akan mengeluarkan tangisan.Tangisan tersebut
biasanya masih berupa reflex.Maka,secara tidak langsung bayi menangis bukan
karena dia ingin menangis melaikan dia ingin melakukan hal tersebut tanpa disadari.
2. Babling
Saat usia bayi lebih dari 3 minggu,pada saat bayi merasa lapar atau tidak nyaman
maka dia akan mengeluarkan suara tangisan.Tetapi tangisan ini berbeda dengan
sebelumnya.Karena tangisan ini sudah dapat dibedakan sesuai dengan keinginan bayi
tersebut.
3. Laling
Pada saat bayi berusia 3 minggu sampai dengan 2 bulan mulai terdengar suara-suara
tetapi belum jelas.Seorang bayi sudah dapat mulai mendengar pada saat bayi tersebut
berusia 2 bulan sampai 6 bulan,sehigga bayi sudah dapat mengucapkan kata yang
diulang-ulang.
4. Echolalia
Di dalam tahap ini pada saat bayi berusia 10 bulan dia mulai meniru beberapa suara
yang telah didengarnya dari lingkungan sekitar.Bayi juga akan menggunakan ekpresi
wajah atau gerakan tangan ketika dia mengginginkan sesuatu.
5. True Speech
Pada saat bayi berusia 18 bulan biasanya dikatakan sebagai balita.Pada tahapan ini
bayi mulai dapat berbicara dengan benar.Akan tetapi dalam pengucapannya masih
belum sempurna seperti orang dewasa.Pada saat bayi berusia 18 bulan maka ia sudah
dapat merangkai beberapa kata sekaligus secara bersamaan.

Bentuk komunikasi Pra-Bicara


1. Menangis
2. Berceloteh
3. Isyarat
4. Ungkapan-ungkapan emosi

Peran Bicara dalam Komunikasi pada bayi


1. Merupakan ungkapan sayang pada bayi
2. Melatih bayi untuk mengucapkan kata-kata sederhana sehingga lambat laun bayi akan
menirunya
3. Mengajak bicara bayi akan merangsang kinerja syaraf otak dan pendengaran untuk
merangsang syaraf pada indera pengecapaan.
4. Membuat rasa nyaman pada bayi sehingga bayi tidak merasa diabaikan dan merasa
selalu diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai